Anda di halaman 1dari 77

PENGANTAR MATA KULIAH

PENGETAHUAN KEBENCANAAN
DAN LINGKUNGAN

MKS 106
Program Sarjana
Universitas Syiah Kuala
Pembelajaran dari tsunami 2004

HFA, UU 24/2007, FPT-PRB, Unsyiah


Efforts @Syiah Kuala University
Disaster Mandatory
TDMRC
Content Subject in DRM

Tsunami
Graduate Doctoral
UAR+ Program in DS
Program in DS

Knowledge Knowledge Knowledge


Internalization Transmission Creation
Establishment of TDMRC √ √ √
Graduate Programs in DS √ √ √
Mandatory subject/ √ √
course in disaster risk
management
Training/Outreach √ √
Disaster Corner √
PILIHAN AKSI (PADA MASA DARURAT)
DIPENGARUHI OLEH PENGETAHUAN
26 Desember 2004
Local wisdom, 1907 -
Song “NANDONG”
•Smong dumek-dumekmo >220.000 people killed
(Tsunami air mandi mu).
Tsunami is your bathing water

•Linon uwak-uwakmo (gempa


ayunanmu).
EQ is your swings
•Elai kedang-kedangmo (petir < 5 people killed
gendang-gendangmu).
Thunderstorm is your drums
•Kilek sulu-sulu mo (halilintar
lampu-lampu mu).
Flash of lighting is your lights
Kenapa pengetahuan
Smong tidak ditransmisikan
ke daratan?
Gempa 11 April 2012, Banda Aceh
Gempa 11 Maret 2011, Jepang

Picture provided by Katada Lab(Graduate School of Engineering, Gunma University)


A Miracle in Kamaishi City

(Kenzo Hiroki, 2013)


Perubahan Paradigma

Diperlukan Kapasitas Pengetahuan


Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
• Pasal 2
– Penanggulangan bencana berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
• Pasal 3
– (1) Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 berasaskan:
1) kemanusiaan;
2) keadilan;
3) kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
4) keseimbangan, keselarasan, dan keserasian;
5) ketertiban dan kepastian hukum;
6) kebersamaan;
7) kelestarian lingkungan hidup; dan
8) ilmu pengetahuan dan teknologi.
Musibah Vs Bencana
Konsepsi PRB
Konsekuensi dari ketidakmampuan mengelola
ancaman atau disaster risk (R) :

R = H x V/C , di mana
H = Hazard: ancaman, kejadian berpotensi bencana
V = Vulnerability: kerentanan
C = Capacity: kapasitas

Pengurangan Risiko Bencana (PRB):


Upaya mengurangi R, dgn memperkecil V dan memperbesar C
Peran PT
Kerja Multidisiplin
PENGETAHUAN YANG
BAGAIMANA?
Knowledge Ladder
People’s resilience towards disaster is strongly related to the knowledge
that triggered informed decision or actions
Cara Hidup
ATTITUDE
RESILIENC
Kapasita
c it E
s SKILL Ta ACTIONS + right choice

Paham KNOWLEDGE + motivation


KNOWLEDGE know-how
on
KNOWLEDGE + application c a ti
know-what Int
du
er
r E
na
st e
+ context
l iz
sa
Di
INFORMATION ati
n o

DATA + meaning
ic it
x pl
E Modified from (Klaus North, 2014)
Pengarusutamaan PLK
Tantangan PT dalam PRB
1. Perubahan paradigma (mindset)
2. Kreasi dan penguasaan pengetahuan
3. Internalisasi Pengetahuan (Know-what
know-how)
4. Pengetahuan personal  pengetahuan
kolektif
5. Keberlanjutan (sustaining knowledge)
Ilmu, Ikhtiar,
Tawakal
Kejadian Bencana di Indonesia
(1815-2015)

(DIBI, BNPB 2015)


Kejadian Bencana di Dunia
(1995-2015)

(Word Economic Forum, 2016)


Urgensi Penguatan Pengetahuan
• Aceh is very prone to various
hazards
– Floods, landslides,
earthquakes, tsunami,
storms, etc
• Tsunami occurred in other parts
of Indonesia: (Balai Penelitian Dinamika Pantai, BPPT)

..., 1969, 1979, 1997. But in 2004,


most people in Aceh didn’t
know about Tsunami
• Scientific records indicate that
Aceh had been stricken by
repeating tsunamis in ancient
times

22
Our Framework
People’s Resilience
In post-disaster, people should be strong enough to face the difficulties and be supportive to
“build back better” efforts, support each others.
During disaster, people should be able to think clearly, act based on informed decisions,
protect themselves and others
In pre-disaster, people should be willing to mainstream and integrate DRR issue in their
related activities

• DRR concept • Risk avoidance • Decision making


• Types of hazards • Evacuation • Religious Faith
• Mechanism of a procedures • Cooperation with
natural disaster • Survival skill others
• Past disasters • First aid • Caring others
DRR
• Function of • Other skills • Good citizenship
designated facilities H, V, C • Other values Knowledge
• Other information H, V, C
Know-What Know-How Action
Knowledge Skill Attitude
Lecture, books, Drills, excersice, Lecture, special
video, etc presentation activities, etc
Comprehensive Learning:
enable internalization, transfrom explicit  tacit
Towards Sustainable DRR Efforts
Cultural Regulatory Educational
Interventions Interventions Interventions
Interventions
Media

Sustainable DRR

Evaluation/Feedback
Pokok Bahasan 1:
Konsepsi dan sejarah bencana di
Indonesia
Pokok Bahasan 1:
Konsepsi dan sejarah bencana di Indonesia
Capaian Pembelajaran: MATERI
•Mampu menyebutkan •Definisi Bencana
definisi Bencana berdasarkan UU No. 24
berdasarkan UU No. 24 tahun 2007
tahun 2007 dan beberapa •Bahaya, kerentanan, dan
sumber lain yang terkait. risiko
•Mampu menjelaskan
hubungan antara bahaya,
kerentanan dan risiko
Pokok Bahasan 1:
Konsepsi dan sejarah bencana di Indonesia
Capaian Pembelajaran: MATERI
•Mampu menjelaskan •Penyebab-penyebab
penyebab-penyebab bencana
terjadinya bencana •Bencana alam, Bencana
•Mampu mendifinisikan non-alam, dan Bencana
dan mengklasifikasikan sosial
bencana alam, Bencana
non-alam, dan Bencana
sosial
Pokok Bahasan 1:
Konsepsi dan sejarah bencana di Indonesia
MATERI
Capaian Pembelajaran: •Gempa bumi

•Mampu menjelaskan •Letusan gunung api


•Tsunami
jenis-jenis bencana. •Tana longsor
•Banjir
•Mampu mendiskripsikan •Banjir bandang
•Kebakaran
secara ringkas bentuk, •Kebakaran hutan
•Angin puting beliung
karakteristik, penyebab, •Gelombang pasang
dan dampak dari masing- •Abrasi
•Kecelakaan transportasi
masing bencana. •Kecelakaan industri
•Kejadian luar biasa
•Konflik sosial/kerusuhan
•Aksi teror
•Sabotase
Pokok Bahasan 1:
Konsepsi dan sejarah bencana di Indonesia
Capaian Pembelajaran: MATERI
•Mampu menyebutkan jenis, •Sejarah kejadian bencana
penyebab, dan dampak besar di Indonesia pada masa
beberapa kejadian bencana lampau
besar yang pernah terjadi pada •Penelitian-penelitian bencana
masa lampau dan terbaru di purba
Indonesia
•Mampu menjelaskan secara
ringkas beberapa hasil
penelitian yang membuktikan
kejadian bencana di Indonesia
pada masa lampau.
Pokok Bahasan 2:
Paradigma dan Siklus
Penanggulangan Bencana
Pokok Bahasan 2: Paradigma dan
Siklus Penanggulangan Bencana
Capaian pembelajaran:
•Mahasiswa memahami momentum perubahan
paradigma penanggulangan bencana di
Indonesia dan dunia
•Mahasiswa mampu menganalisa siklus
penanggulangan bencana dan penerapannya di
Indonesia
MATERI 2: PARADIGMA DAN SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA

RINCIAN MATERI:
• Paradigma lama dan pendekatannya dalam penanggulangan bencana:
Manajemen krisis
• Paradigma lama dan pendekatannya dalam penanggulangan bencana:
Manajemen risiko
• Identifikasi perbedaan antara manajemen krisis dan manajemen risiko:
penekanan, operasional, waktu, informasi dan manajemen, dan aspek
sosial dan politik.
• Pengenalan elemen dalam siklus manajemen risiko bencana (tanggap
darurat, pemulihan, pembangunan, pencegahan, mitigasi kesiapsiagaan)
• Penjelasan dan contoh setiap elemen dalam siklus manajemen bencana
• Mengidentifikasi pada bagian mana dari siklus manajemen risiko
bencana bidang ilmu yang ybs dapat berperan
MATERI 2: PARADIGMA DAN SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA

Referensi:
• Diposaptono, S. dan Budiman, 2016.
Tsunami, Edisi II, PT Sarana Komunikasi
Utama, Bogor
• Anonymous, UNISDR Home Page,
http://unisdr.org
Materi 3: PRINSIP DASAR
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
MATERI 3: PRINSIP DASAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA (PRB)

Capaian pembelajaran:
• Memahami prinsip-prinsip dasar Pengurangan Risiko
Bencana (PRB)
• Memahami formulasi yang digunakan dalam analisis
PRB dan keterkaitan antar parameternya.
• Mampu mengidentifikasi dan menganalisa
hubungan antara parameter dalam formulasi analisis
risiko bencana dalam suatu studi kasus
MATERI 3: PRINSIP DASAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA (PRB)

RINCIAN MATERI:
• Menjabarkan isu dan tantangan dalam upaya
pengurangan risiko bencana
• Penekanan pentingnya manajemen risiko bencana
• Menjabarkan 7 target global PRB berdasarkan
Sendai Framework for Action
• Penjabaran dan pemberian contoh parameter risiko
bencana (ancaman, kerentanan dan kapasitas)
• Memberikan contoh kasus terkait dengan bencana
tertentu
MATERI 3: PRINSIP DASAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA (PRB)

Referensi:
• UNISDR, 2015. Sendai Framework for
Disaster Risk Reduction
• UNISDR, 2015. Sendai Framework for
Disaster Risk Reduction: For Children
• Anonymous, UNISDR Home Page,
http://unisdr.org
Pokok Bahasan 4:
Parameter Analisis dan pemetaan
Risiko Bencana
Pokok Bahasan 4:
Parameter Analisis dan pemetaan Risiko Bencana

Capaian Pembelajaran:
•memahami prinsip-prinsip dasar dan paradigm
•penanggulangan bencana di Indonesia,
•mampu memahami dasar teori analisis risiko
bencana,
•mampu menganalisis suatu kasus bencana dari
berbagai perspektif keilmuan (multidisiplin), dan
•memahami keterkaitan antara bencana dan
lingkungan.
Pokok Bahasan 4:
Parameter Analisis dan pemetaan Risiko Bencana
Materi Pembelajaran:

•Sumber data yang diperlukan untuk menganalisis risiko bencana


•Penilaian ancaman, termasuk didalamnya karakteristik fisik setiap
jenis ancaman
•Penilaian kerentanan dan kapasitas dengan memaparkan informasi
•Penilaian risiko ini menjelaskan bagaimana cara “menghitung” risiko
bencana secara kualitatif dengan menggunakan matriks ataupun
secara kuantitif, yang dapat dibuat dengan membuat peta sederhana
maupun matriks.
•Pembuatan profil daerah (contoh kasus-kecamatan), luas dan batas
wilayah, jumlah dan nama gampong, sarana dan prasarana yang
tersedia, tata guna lahan, jumlah penduduk berdasarkan umur, dan
jenis kelamin.
Pokok Bahasan 4:
Parameter Analisis dan pemetaan Risiko Bencana
Referensi:
•Anonim, Aceh Disaster Risk Mapping, 2011, TDMRC, UNSYIAH
•PERKA No. 12, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2012.
•Kajian Tentang Penanggulangan Bencana Alam Di Indonesia Laporan Akhir Jilid 4: Pedoman
Perumusan Rencana Penanggulangan Bencana Daerah Maret 2009 Japan International Cooperation
Agency (JICA).
•Mulyanto, HR, Parikesit, R.N.A, dan Utomo, H., 2012, Petunjuk Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir
Bandang, Direktorat Sungai dan Pantai, Dirjen Kem PU bekerjsama dengan JICA.
•Peraturan Menteri Dalam Negeri, Nomor 33, Tahun 2006, Pedoman Umum Mitigasi Bencana.
•Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2011, tentang Pedoman Mitigasi Bencana Gunungapi,
Gerakan Tanah, Gempabumi, dan Tsunami.
•Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Kedeputian Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, Agustus 2012, Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami InaTEWS, bekerjasama
dengan GIZ IS-PROTECTS (Project for Training, Education and Consulting for Tsunami Early Warning
Systems).
•Diposaptono, Rusandi, A., dan Sadtopo, E., 2012, Pedoman Mitigasi Tsunami Dengan Vegetasi
Pantai, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pokok Bahasan 5:
Pencegahan, mitigasi bencana,
tanggap darurat rehabilitasi, dan
rekonstruksi
Pokok Bahasan 5:
Pencegahan, mitigasi bencana, tanggap darurat
rehabilitasi, dan rekonstruksi
Capaian Pembelajaran:
•memahami prinsip-prinsip dasar dan paradigm
•penanggulangan bencana di Indonesia,
•mampu memahami dasar teori analisis risiko
bencana,
•mampu menganalisis suatu kasus bencana dari
berbagai perspektif keilmuan (multidisiplin), dan
•memahami keterkaitan antara bencana dan
lingkungan
Pokok Bahasan 5:
Pencegahan, mitigasi bencana, tanggap darurat
rehabilitasi, dan rekonstruksi
Materi Pembelajaran:
•Menjelaskan konsep mitigasi struktural berupa
hard structures maupun yang soft tructures.
Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi
kerentanan (vulnerability) terhadap bencana
dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan
bencana.
•Menjelaskan secara rinci, uapaya mitigasi non-
struktural. Mitigasi non struktural adalah upaya
mengurangi dampak bencana berupa pembuatan
kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan.
Pokok Bahasan 5:
Pencegahan, mitigasi bencana, tanggap darurat rehabilitasi,
dan rekonstruksi
• Anonim, Aceh Disaster Risk Mapping, 2011, TDMRC, UNSYIAH
• PERKA No. 12, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2012.
• Kajian Tentang Penanggulangan Bencana Alam Di Indonesia Laporan Akhir Jilid 4:
Pedoman Perumusan Rencana Penanggulangan Bencana Daerah Maret 2009
Japan International Cooperation Agency (JICA).
• Mulyanto, HR, Parikesit, R.N.A, dan Utomo, H., 2012, Petunjuk Tindakan dan
Sistem Mitigasi Banjir Bandang, Direktorat Sungai dan Pantai, Dirjen Kem PU
bekerjsama dengan JICA.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri, Nomor 33, Tahun 2006, Pedoman Umum
Mitigasi Bencana.
• Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2011, tentang Pedoman Mitigasi
Bencana Gunungapi, Gerakan Tanah, Gempabumi, dan Tsunami.
• Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Kedeputian Bidang Geofisika Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika, Agustus 2012, Pedoman Pelayanan Peringatan Dini
Tsunami InaTEWS, bekerjasama dengan GIZ IS-PROTECTS (Project for Training,
Education and Consulting for Tsunami Early Warning Systems).
• Diposaptono, Rusandi, A., dan Sadtopo, E., 2012, Pedoman Mitigasi Tsunami
Dengan Vegetasi Pantai, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Pokok bahasan 6 :
Proses pemulihan pasca bencana
Pokok Bahasan 6:
Pemulihan Pasca Bencana

Capaian Pembelajaran:
•Mampu memahami tentang proses pemulihan
pasca bencana dalam perspektif manajamen
bencana dengan paradigma baru/ Mitigasi
Bencana
•Mampu memahami kaitan antara pemulihan
pasca bencana dan ketangguhan terhadap
bencana
Pokok Bahasan 6:
Pemulihan Pasca Bencana

Materi Pembelajaran:
1. Pemulihan Pasca Bencana
– Definisi Pemulihan Pasca Bencana
– Konsep Dasar Pemulihan Pasca Bencana
– Peran Kelembagaan
– Tahapan Pemulihan
– Sektor-sektor Pemulihan
– Studi Kasus: Pemulihan Pasca Tsunami Aceh
2. Pemulihan dan Ketangguhan terhadap Bencana
Pokok Bahasan 6:
Pemulihan Pasca Bencana
• Peraturan Kepala (PERKA) BNPB No. 11 Tahun 2008
• Anonym. 2015. Guide to Developing Disaster Recovery Frameworks.
GFDRR – World Bank.
• Husin, T. and T. Alvisyahrin. 2014. Role of Community and Communal
Law of Aceh in the Great Sumatra Earthquake and Tsunami Recovery: A
Case Study in Lambada Lhok Village, Aceh Besar District, Aceh, Indonesia.
Journal of International Cooperation Studies. 21:63-79.
• Husin, T. and T. Alvisyahrin. 2016. The Legal Framework of Community
Based Land Administration in Tsunami Impacted Areas of Aceh: A Case
Study in Baitussalam Sub-District, Aceh Besar District, Indonesia In Asian
Law in Disasters: Toward a Human Centered Recovery. Y. Kaneko, K.
Matsuoka, and T. Toyoda (Eds.). Routledge, New York. 348 p.
• Alvisyahrin, T. 2013. Building Disaster Resilience in Post 2004 Tsunami
Indonesia: Lessons from Aceh. A Guest Lecture, Urban Risk Lab, MIT,
Cambridge, USA.
Pokok Bahasan 7:
Lembaga/Organisasi Lembaga dan
organisasi dalam manajemen bencana
Pokok Bahasan 7:
Lembaga/Organisasi dalam manajemen bencana

Capaian Pembelajaran:
•Mampu memahami jenis dan peran
lembaga/organisasi dan jenis panduan/ regulasi
kebencanaan pada tataran lokal, nasional, dan
internasional dalam perspektif manajemen
bencana dengan paradigma baru/Mitigasi
Bencana.
•Mampu memahami sistem manajemen
Bencana di Indonesia
Pokok Bahasan 7:
Lembaga/Organisasi dalam manajemen bencana

Materi Pembelajaran:
1.Lembaga/ organisasi dalam manajemen bencana
– Kompleksitas Manajemen Bencana dan Peran
Kelembagaan Sektoral dan Kemitraan Lembaga
– Jenis Lembaga/Organisasi Berdasarkan Peran Utama/
Sektoral (Kebijakan, Advokasi, Riset dan Pengembangan,
Pendidikan, Peringatan Dini, Donor/Finansial, Pelaksana)
– Jenis Lembaga/ Organisasi Berdasarkan Sistem Tata Kelola
(Pemerintah, NGO/CBO/CSO, Multi-Lateral, Regional, PBB,
Trans-Nasional, Korporasi, Akademia)
– Sistem Manajemen Bencana di Indonesia
Pokok Bahasan 7:
Lembaga/Organisasi dalam manajemen encana
• Anonym. 2010. Pelaku Kerangka Aksi Hyogo dan Pembelajaran
Kegiatan PRB di Indonesia. UNJSP
• Alvisyahrin, T. 2016. Institutional Set Up for Disaster Management
in Indonesia. International Training on Disaster Recovery and
Mitigation for Coastal Areas (Series 3). KemenSetneg – TDMRC
Unsyiah.
• Anonym. 1994. Yokohama Strategy and Plan of Action for a Safer
World. World Conference on Natural Disaster Reduction.
• Anonym. 2005. Kerangka Aksi Hyogo (HFA). UNISDR
• Anonym. 2015. Kerangka Sendai untuk PRB. UNISDR – BNPB
• UU RI No. 24 Tahun 2007
• Qanun Aceh No. 5 Tahun 2010
Pertemuan 8
UJIAN TENGAH SEMESTER
Pokok bahasan 9:
Kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana
Pokok Bahasan 10:
Pengenalan dan karakteristik
kerusakan lingkungan & isu
perubahan iklim
Pokok Bahasan 10:
Pengenalan dan karakteristik kerusakan lingkungan & isu perubahan
iklim

Capaian Pembelajaran:
Sesudah mengikuti kuliah ini mahasiswa
mampu:
a. menjelaskan faktor-faktor penyebab
kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, dan
b. mengidentifikasi karakteristik kerusakan
lingkungan dan keterkaitannya dengan
perubahan iklim.
Pokok Bahasan 10:
Pengenalan tentang kerusakan lingkungan & isu perubahan
iklim
Materi Pembelajaran:
1. Faktor-faktor penyebab kerusakan lingkungan dan
perubahan iklim:
a. pencemaran air, tanah, dan udara (PP No. 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara untuk Kualitas
Udara Ambien; Kepmen LH No. 48/1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan untuk Tingkat Kebisingan & PP No. 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air untuk Kualitas Air Permukaan),
b. kerusakan hutan dan lahan, dan
c. kerusakan pesisir dan laut.
Pokok Bahasan 10:
Pengenalan tentang kerusakan lingkungan & isu perubahan iklim

2. Karakteristik kerusakan lingkungan dan keterkait-


annya dengan perubahan iklim:
a. rendah (turunnya) kualitas air, tanah dan udara,
b. tinggi (meningkatnya) kerusakan hutan dan lahan,
c. tinggi (meningkatnya) kerusakan pesisir dan laut.
Pokok Bahasan 10:
Pengenalan tentang kerusakan lingkungan & isu perubahan iklim
3. Parameter pencemaran:
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor,
dan logam-logam berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia, yaitu BOD.
c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau,
kekeruhan, dan radioaktivitas.
d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi vegetasi/flora, fauna, dan
mikro-organisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos,
dan plankton.
Pokok Bahasan 10:
Pengenalan tentang kerusakan lingkungan & isu perubahan iklim

Referensi:
1. Flagan, R.C. and Seinfeld, J.H., 1990, Fundamental of Air
Pollution Control, 2nd Ed., Prentice-Hall, Englewood Cliffs,
N.J.
2. Wang, L.K., Pereira, N.C. and Hung, Y.-T., 2006, Advance Air
and Noise Pollution Control, Humana Press, Totowa, N.J.
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Permen LH RI No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
Pokok Bahasan 11:
REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
DENGAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN ISU
PERUBAHAN IKLIM
Pokok Bahasan 11:
REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT DENGAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN DAN ISU PERUBAHAN IKLIM

Capaian Pembelajaran:
Pada akhir perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1.Mengidentifikasi kesepakatan Global tentang perubahan
iklim
2.Mengidentifikasi Regulasi dan perundang-undangan terkait
pelestarian lingkungan dan perubahan iklim
3.Mengidentifikasi kelembagaan terkait dengan pengelolaan
lingkungan dan perubahan iklim
Pokok Bahasan 11:
REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT DENGAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN DAN ISU PERUBAHAN IKLIM

Materi Pembelajaran:
1.Kesepakatan Global tentang perubahan iklim
2.Regulasi dan perundang-undangan terkait
pelestarian lingkungan dan perubahan iklim
3.Kelembagaan terkait dengan pengelolaan
lingkungan dan perubahan iklim
Pokok Bahasan 11:
REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT DENGAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN DAN ISU PERUBAHAN IKLIM

KESEPAKATAN GLOBAL TENTANG


PERUBAHAN IKLIM
Pokok Bahasan 11:
Panduan/Regulasi Kebencanaan

Panduan / regulasi kebencanaan


– Komitmen Bangsa Bangsa dalam Penanggulangan
Bencana di Negara Masing Masing
– Strategi Yokohama 1994 (WCNDR – 1ST WCDRR)
– Kerangka Aksi Hyogo (HFA) 2005-2015 (2nd WCDRR)
– Kerangka Sendai Untuk PRB 2015-2030 (3rd WCDRR)
– UU Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana
– Qanun Aceh No 5 Tahun 2010 Tentang
Penanggulangan Bencana
– Peraturan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Terkait
Pokok Bahasan 11:
Panduan / regulasi kebencanaan

2. Panduan / regulasi kebencanaan


– Komitmen Bangsa Bangsa dalam Penanggulangan
Bencana di Negara Masing Masing
– Strategi Yokohama 1994 (WCNDR – 1ST WCDRR)
– Kerangka Aksi Hyogo (HFA) 2005-2015 (2nd WCDRR)
– Kerangka Sendai Untuk PRB 2015-2030 (3rd WCDRR)
– UU Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana
– Qanun Aceh No 5 Tahun 2010 Tentang
Penanggulangan Bencana
– Peraturan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Terkait
Pokok Bahasan 11:
REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT DENGAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN DAN ISU PERUBAHAN IKLIM
Referensi:
1.UNFCCC, 1992. United Nations Framework Convention on Climate Change
(UNFCCC). [online] Available at: 
https://unfccc.int/files/essential_background/background_publications_htmlpdf/
application/pdf/conveng.pdf 
2.UN Chronicle, 2016. Goal 13—Taking Urgent Action to Combat Climate
Change—SDGs and the Paris Climate Agreement. UN Chronicle, L1(4).
[online] Available at: http://unchronicle.un.org/article/goal-13-taking-urgent-
action-combat-climate-change-sdgs-and-paris-climate-agreement/
3.BAPPENAS (2014). Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim
(RAN-API). Available at: http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?
file=digital/153661-%5B_Konten_%5D-Konten%20D492.pdf
4.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2004 Tentang
Pengesahan Kyoto Protocol To The United Nations Framework C'onvention on
Climate Change
Pokok bahasan 12
Pengelolaan lingkungan dan tata ruang berbasis
kebencanaan
Pokok Bahasan 13:
MANAJEMEN RISIKO IKLIM
Pokok Bahasan 13:
MANAJEMEN RISIKO IKLIM

Capaian Pembelajaran:
Pada akhir perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1.Menjelaskan tentang istilah-istilah dalam perubahan iklim
2.Menjelaskan tentang kerangka konseptual Kajian Bahaya,
Kerentanan, Risiko dan Adaptasi
3.Menjelaskan tahapan proses Kajian Risiko dan Adaptasi
Perubahan Iklim (KRAPI)
4.Menjelaskan hubungan antara Pengurangan risiko bencana
dan keterkaitannya dengan perubahan iklim (Manajemen
Risiko Iklim)
Pokok Bahasan 13:
MANAJEMEN RISIKO IKLIM

Pokok Bahasan:
1.Istilah-istilah dalam perubahan iklim
2.Kerangka konseptual Kajian Bahaya, Kerentanan,
Risiko dan Adaptasi
3.Kajian Risiko dan Adaptasi Perubahan Iklim
(KRAPI)
4.Hubungan antara Pengurangan risiko bencana dan
keterkaitannya dengan perubahan iklim (Manajemen
Risiko Iklim)
Pokok Bahasan 13:
MANAJEMEN RISIKO IKLIM

FRAMEWORK KRAPI
Pokok Bahasan 13:
MANAJEMEN RISIKO IKLIM

ANALISIS KERENTANAN
V = (E x S) / AC

V = Vulnerability (kerentanan)
E = Eksposur
S = Sensitivitas
AC = Kapasitas Adaptasi
Pokok Bahasan 13:
MANAJEMEN RISIKO IKLIM

HUBUNGAN ANTARA API DAN PRB

API PRB
(Rencana Aksi
(Manajemen
Jangka Panjang
Risiko berdasarkan
untuk merespon
Kajian Risiko dan
dampak Perubahan
Data Historis)
Iklim)

Manajemen Risiko berhubungan dengan bencana hydro-meteorological


untuk merespon proyeksi iklim
Pokok Bahasan 13:
MANAJEMEN RISIKO IKLIM

Referensi:
1.UNFCCC, 1992. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
[online] Available
at: https://unfccc.int/files/essential_background/background_publications_htmlpdf/application/pd
f/conveng.pdf 
2.BAPPENAS (2014). Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API). Available
at: http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/153661-%5B_Konten_%5D-Konten
%20D492.pdf
3.UNISDR, 2015. Sendai framework for disaster risk reduction 2015– 2030. [online]. Available
at: http://www.unisdr.org/files/43291_sendaiframeworkfordrren.pdf [Accessed 25 March 2016].
4.UN Chronicle, 2016. Goal 13—Taking Urgent Action to Combat Climate Change—SDGs and
the Paris Climate Agreement. UN Chronicle, L1(4). [online] Available at:
http://unchronicle.un.org/article/goal-13-taking-urgent-action-combat-climate-change-sdgs-and-
paris-climate-agreement/
5.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 33/ 2016 tentang pedoman
penyusunan aksi adaptasi perubahan iklim
SEKIAN
TERIMAKASIH

PENGANTAR MATA KULIAH PENGETAHUAN


KEBENCANAAN DAN LINGKUNGAN
MKS 106

Anda mungkin juga menyukai