Anda di halaman 1dari 48

Higher-Order Thinking Skills

(HOTS)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
FAKTA
MATEMATIKA

Soal Matematika UN memerlukan komputasi yang extensive,


namun tidak kaya konteks
MATEMATIKA

Pertanyaan bukan ‘employing’ matematika, tetapi keterampilan


berhitung
EKONOMI

Diketahui fungsi permintaan adalah Qd = 150 –


3P dan fungsi penawaran Qs = -60 + 4P.
Tingkat harga keseimbangan terjadi pada….
A. (60, 30)
B. (60, 20)
C. (60, 40)
D. (30, 60)
E. (30, 45)

Sumber soal US 2014


PJOK

Sumber soal US 2016


SOAL PAS SEJARAH

Sumber soal US 2016


AGAMA ISLAM

Sumber soal US 2016


PKN

Sumber soal US 2016


Permasalahan sehari-hari
1. Bank A menggunakan sistem anuitas untuk pencicilan hutang,
sedangkan Bank B menggunakan sistem bunga menurun. Manakah
yang lebih ringan bunganya?
2. Ada 2 desa yang berdekatan sedang dilanda konflik adat. Apa yang
harus dilakukan, jika Anda menjadi salah satu kepala desa tersebut?
3. Bagaimana cara mengetahui umur suatu pohon yang tidak diketahui
kapan ditanam, tanpa menebangnya terlebih dahulu?
4. Bagaimana cara memperlambat proses korosi pada badan kapal laut?
5. Bagaimana cara mengembangbiakkan mangga agar buahnya sejak
kecil terasa manis?
6. Jika Anda menjadi kepala sekolah, terobosan apa yang akan
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah Anda,
jika dana komite tidak ada?

@ Dit. PSMA
• Permasalahan sehari-hari, menuntut kemampuan
HOTS

Bu Indri bermaksud menambah modal usaha melalui


pinjaman bank. Bank A menggunakan sistem Anuitas,
sedangkan bank B menggunakan sistem bunga menurun.
Menurut Anda, pada bank mana sebaiknya Bu Indri
meminjam uang agar lebih menguntungkan?

• Pertanyaan yang tidak HOTS


1. Berapakah besar angsuran pada bulan ke-8, pada bank
A?
2. Hitunglah besar bunga yang harus dibayarkan pada
bulan ke-10 pada bank B!
Apa yang harus dilakukan?
Kerangka Pengembangan Kurikulum 2013
Konteks
Lingkungan
Kualitas Hidup
HAM
SDG
Keberagaman

ni ifit ora ir K si asi r


K omu eat lab pik tera er kte
Demokrasi

K Kr Ko Ber Li Numara
21st Century skills: NKRI

tis
K

pe kas as si ri
to know, to do,TERIMA
to be, KASIH

Seni Budaya &


Keterampilan
to live together

Matematik
Bahasa

PJOK
PPKn

IPS

i
IPA
PA-
BP

n si
te
4C

om
Mata Pelajaran

Kemampuan Belajar Literasi


Kecakapan Hidup Karakter Moral
dan Berinovasi Digital
• Berpikir Kritis dan • Literasi • Fleksibilitas dan Adaptabilitas • Cinta Tanah Air
Penyelesaian Informasi • Inisiatif dan Mandiri • Nilai2 Budi Pekerti
Masalah • Literasi • Interaksi Lintas Sosbud Luhur: Jujur, Adil,
• Kreativitas dan Media • Produktivitas dan Akuntabilitas Empati, Penyayang, Rasa
Inovasi • Literasi • Kepemimpinan dan Tanggung hormat, Kesederhanaan,
Teknologi Jawab Pengampun, Rendah Hati,
• Komunikasi dll.
• Kolaborasi
MENGAPA HARUS BERPIKIR KRITIS?
Zamroni dan Mahfudz (2009:23-29) pentingnya keterampilan berpikir kritis bagi siswa:
1. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat akan menye-babkan
informasi yang diterima siswa semakin banyak ragamnya, baik sumber maupun esensi
informasinya.  
2. siswa merupakan salah satu kekuatan yang berdaya tekan tinggi (people power), oleh
karena itu agar kekuatan itu dapat terarahkan ke arah yang semestinya (selain  komitmen
yang tinggi terhadap moral), maka mereka perlu dibekali dengan kemampuan berpikir
yang memadai (deduktif, induktif, reflektif, kritis dan kreatif) agar kelak mampu
berkiprah dalam mengembangkan bidang ilmu yang ditekuninya.
3. siswa adalah warga masyarakat yang kini maupun kelak akan menjalani kehidupan
semakin kompleks. Hal ini menuntut mereka memiliki keterampilan berpikir kritis dan
kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya secara kritis.
4. berpikir kritis adalah kunci menuju berkembangnya kreativitas, dimana kreativitas muncul
karena melihat fenomena-fenomena atau permasalahan yang kemudian akan menuntut
kita untuk berpikir kreatif.
5. banyak lapangan pekerjaan baik langsung maupun tidak,membutuhkan  keterampilan 
berpikir kritis, misalnya sebagai pengacara atau sebagai guru maka berpikir kritis adalah
kunci keberhasilannya.
6. setiap saat manusia selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan, mau ataupun tidak,
sengaja atau tidak, dicari ataupun tidak akan memerlukan keterampilan untuk berpikir
kritis.
MENGAPA HARUS BERPIKIR KRITIS?
• Berpikir kritis merupakan sebuah pola pikir yang
memungkinkan manusia menganalisa masalah
berdasarkan data yang relevan sehingga dapat mencari
kemungkinan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan yang terbaik
• Manfaat Berpikir Kritis
– Berpikir kritis mampu menyelesaikan masalah
– Berpikir kritis dapat membantu dalam pengambilan
keputusan
– Berpikir kritis dapat membedakan antara fakta dan
opini
– Berpikir kritis membantu kita untuk tetap tenang
sekalipun dalam masalah yang sulit.
PRINSIP KHUSUS PENILAIAN AUTENTIK
1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata
12. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
13. Terkait dengan dunia kerja.
14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
Apakah Higher-Order Thinking?

Higher-order thinking adalah Kemampuan


berpikir yang tidak sekadar mengingat
(recall), menyatakan kembali (restate),
atau merujuk tanpa melakukan pengolahan
(recite)
Apakah Higher-Order Thinking?
o Transfer satu konsep ke konsep
lainnya
o Memproses dan menerapkan informasi
o Mencari kaitan dari berbagai informasi
yang berbeda-beda
o Menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah
o Menelaah ide dan informasi secara
kritis
‘Difficulty’ is NOT same as higher-order
thinking.

Mengetahui arti dari kata yang jarang


digunakan mungkin sulit, tetapi ini bukanlah
Higher-Order Thinking kecuali melibatkan
proses bernalar (seperti mencari arti dari
konteks/stimulus).

@ Dit. PSMA
• Bloom taxonomy dipandang sebagai sebuah hierarki kegiatan-kegiatan
yang bersifat lower order dan higher order.
• (berdasarkan McCurry)
EVALUASI

SINTESIS

ANALISIS

APLIKASI
 

PEMAHAMAN 'higher order'


 

PENGETAHUAN

'lower order‘’
Proses Kognitif Bloom
(Anderson & Krathwohl, 2001)
Kategori/ proses kognitif Definisi
Mengingat (Remember) Mengambil pengetahuan yang relevan dari
ingatan jangka panjang.
Mengerti (Understand) Mengambil arti/makna dari instruksi yang
diberikan, termasuk komunikasi secara
oral/lisan, tulisan dan grafik.
Menerapkan (Apply) Mengikuti atau menggunakan prosedur di
situasi yang berbeda/tidak lazim.
Menganalisis (Analyse) Memisahkan bahan menjadi bagian-bagian dan
menentukan bagaimana tiap bagian tersebut
saling berhubungan satu sama lain dan
terhadap suatu struktur atau fungsi secara
keseluruhan.
Mengevaluasi (Evaluate) Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan
standar.
Mencipta (Create) Menyatukan elemen-elemen agar membentuk
sebuah kesatuan yang logis atau fungsional;
menyusun kembali elemen-elemen menjadi
sebuah pola atau struktur baru.
Dimensi proses kognitif
HOTS
• Mengkreasi ide/gagasan sendiri.
Mencipta • Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi,
mengembangkan, menulis, memformulasikan.
• Mengambil keputusan sendiri.
HOTS Evaluasi • Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih, mendukung.
• Menspesifikasi aspek-aspek/elemen.
Analisis • Kata kerja: membandingkan, memeriksa,
menguji, mengkritisi, menguji.
Sumber: Anderson&Krathwohl (2001)

@ Dit. PSMA
Standar Level Kemampuan

LEVEL 1:
Peserta didik memiliki kemampuan standar minimum dalam
menguasai pelajaran (Knowing)

LEVEL 2:
Peserta didik memiliki kemampuan aplikatif (Applying)

LEVEL 3:
Peserta didik memiliki kemampuan penalaran dan
logika (Reasoning).
LEVEL 1:
Memperlihatkan ingatan dan pemahaman dasar terhadap
materi pelajaran dan dapat membuat generalisasi yang
sederhana.

Memperlihatkan tingkatan dasar dalam pemecahan masalah


dalam pembelajaran, paling tidak dengan satu cara.

Memperlihatkan pemahaman dasar terhadap grafik-grafik,


label-label, dan materi visual lainnya.

Dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dasar dengan


menggunakan terminologi yang sederhana.
LEVEL 2:
Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap
materi pelajaran dan dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan
dan konsep-konsep dalam konteks tertentu.

Dapat menginterpretasi dan menganalisis informasi dan data.

Dapat memecahkan masalah-masalah rutin dalam pelajaran.

Dapat menginterpretasi grafik-grafik, tabel-tabel, dan materi


visual lainnya.

Dapat mengkomunikasikan dengan jelas dan terorganisir


penggunaan terminologi.
LEVEL 3:
Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap
materi pelajaran dan dapat menerapkan gagasan-gagasan dan
konsep-konsep dalam situasi yang familiar, maupun dengan cara
yang berbeda.
Dapat menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi gagasan-gagasan
dan informasi yang faktual.
Dapat menjelaskan hubungan konseptual dan informasi yang faktual
Dapat menginterpretasi dan menjelaskan gagasan-gagasan yang
kompleks dalam pelajaran.
Dapat mengekspresikan gagasan-gagasan nyata dan akurat dengan
menggunakan terminologi yang benar.
Dapat memecahkan masalah dengan berbagai cara dan melibatkan
banyak variabel.
Dapat mendemonstrasikan pemikiran-pemikiran yang original.
Karakterisasi Instrumen untuk mengukur HoTs

Taksonomi Bloom
METACOGNI
TIVE
Metakognitif
PROCEDURA KETERAMPILAN
L
Prosedural
BERPIKIR
TINGKAT TINGGI
THE KNOWLEDGW DIMENTION

CONCEPTUA
L
Konseptual

FACTUAL
Faktual
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

o BERPIKIR KRITIS

o BERPIKIR KREATIF
HOT
o PEMECAHAN MASALAH
o PEMBUATAN
KEPUTUSAN
RAMBU2 SOAL HOTS
 Bersifat divergen, memungkinkan munculnya
beberapa alternatif respons atau jawaban
 Tidak hanya mengukur kompetensi pengetahuan,
tetapi juga keterampilan proses, dan sikap
 Stem soal menggunakan stimulus berupa konteks
kehidupan nyata atau fenomena yang dekat dengan
kehidupan siswa
 Tidak hanya mengukur pengetahuan tentang IPA,
tetapi juga mengukur sikap dan bagaimana
menggunakan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan nyata
 Tidak cukup hanya berbentuk pilihan ganda
Contextual Assessment
 Asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari;
 Ruang lingkup stimulus/konteks: personal, sosial,
dan global, seperti:
 kesehatan
 Pendidikan
 Pekerjaan
 sumbar daya alam
 lingkungan hidup
 bencana alam
 pemanfaatan sains dan teknologi
Contextual Assessment
Ciri-ciri asesmen kontekstual:
 Siswa mengkonstruksi responnya sendiri, bukan
sekadar memilih jawaban yang tersedia.
 Tugas-tugas merupakan tantangan yang
dihadapkan dalam dunia nyata.
 Tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu
yang benar, tetapi memungkinkan banyak
jawaban benar atau semua jawaban benar.
Contextual Assessment
Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual

Asesmen Tradisional Asesmen Kontekstual


Peserta didik cenderung memilih Peserta didik mengekspresikan
respons yang diberikan. respons
Konteks dunia kelas (buatan) Konteks dunia nyata (realistis)
Umumnya mengukur aspek Mengukur performansi tugas
ingatan (recalling) (berpikir tingkat tinggi)
Terpisah dengan pembelajaran Terintegrasi dengan pembelajaran
Pembuktian tidak langsung, Pembuktian langsung melalui
cenderung teoretis. penerapan pengetahuan dan
keterampilan dengan konteks
nyata.
Higher-Order Thinking Skills

Mengevaluasi
Kemampuan menilai suatu benda atau informasi
berdasarkan suatu kriteria (menilai suatu ide, kreasi, cara,
atau metode).

Contoh
Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan
berguna, apakah suatu informasi/benda menarik/
menyenangkan bagi dirinya, adakah penyimpangan dari
kriteria suatu pekerjaan/keputusan/peraturan, memberikan
pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih
berdasarkan kriteria, menilai benar/salah/bagus/jelek dan
sebagainya suatu hasil kerja berdasarkan kriteria.
Higher-Order Thinking Skills

Mencipta
Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada
sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan
berbeda dari komponen yang digunakan untuk
membentuknya

Contoh
Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari berbagai
sumber yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan
yang tersedia, mengembangkan fungsi baru dari suatu
benda, mengembangkan berbagai bentuk kreativitas
lainnya.
Level Kognitif
NO. LEVEL KARAKTERISTIK SOAL
KOGNITIF
1. Pengetahuan dan Mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan
Pemahaman prosedural.
2. Aplikasi  Menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan
prosedural tertentu pada konsep lain dalam
mapel yang sama atau mapel lainnya;
 Menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan
prosedural tertentu untuk menyelesaikan
masalah kontekstual (situasi lain unfamiliar).
3. Penalaran Menggunakan penalaran dan logika untuk:
 Mengambil keputusan (evaluasi)
 Memprediksi & Refleksi
 Menyusun strategi baru untuk memecahkan
masalah

@ Dit. PSMA
Tabel berikut mengklasifikasi instruksi-instruksi
yang umum digunakan dalam soal/pertanyaan sesuai
kategori Bloom taxonomy.
Mengingat Pemahaman Aplikasi Analisa Evaluasi Kreasi
(Remember) (Understand) (Applicatio (Analysis) (Evaluate) (Create)
n)
•Uraikan •Berikan •Aplikasika •Analisa •Menilai •Buat
•Identifikasi contoh n •Kategorikan •Pilih •Bangun
•Urutkan Uraikan •Tunjukkan •Bandingkan •Kritik •Rancang
•Sebutkan • Tentukan •Gunakan •Evaluasi •Kembang
•Ingat •Jelaskan •Manfaatka •Simpulkan •Telaah kan
kembali Ekspresikan n •Bedakan •Peringkat •Hasilkan
•Kenali •Jelaskan •Ilustrasika •Temukan •Kaji ulang •Susun
•Catat dengan kata- n •Gambarkan •Cermati •Rakit
•Hubungkan kata sendiri •Operasika •Artikan •Bentuk
•Kumpulka
•Ulangi •Identifikasi n •Telaah n
•Garis •Temukan •Terapkan •Prediksi •Rumuskan
bawahi •Ulangi •Kelola
•Pilih •Modifikasi
•Sebutkan •Mengubah
•Terjemahkan •Sintesa
Contoh Level Kognitif PENALARAN

Materi Pokok:
Sistem pertidaksamaan linear dua variabel

Ahmad adalah siswa lulusan SMA yang ingin melanjutkan ke


Fakultas Pertanian IPB. Syarat untuk dapat diterima di
Fakultas Pertanian IPB harus lulus tes Matematika dengan
nilai tidak kurang dari 70 dan tes Biologi dengan nilai tidak
kurang dari 50, serta jumlah nilai Matematika dan Biologi
tidak boleh kurang dari 130.
Ternyata jumlah nilai Ahmad untuk dua kali nilai Matematika
dan tiga kali nilai Biologi sama dengan 300.
 
Apakah Ahmad diterima atau ditolak di Fakultas Pertanian
IPB? Jelaskan.

@ Dit. PSMA
Pedoman Penskoran
Penyelesaian Skor
Nilai tes Matematika = x (1) 4
Nilai tes Biologi = y
Didapat pertidaksamaan : x  70 dan y  50 ........... (1)
Syarat diterima :
x  y  130 ........... (2)

Kita misalkan juga seorang peserta tes mendapat nilai C, maka 1


didapat satu persamaan yaitu: C = 2x + 3y ................. (3)
Agar diterima, nilai peserta tes harus lebih besar dari C minimal.

g 1  x  70 1

g 2  y  50

g 3  x  y  130

@ Dit. PSMA
Pedoman Penskoran
Tentukan koordinat titik A dan B. Daerah penyelesaiannya adalah seperti yang diarsir 1
Koordinat titi A adalah perpotongan garis g1 dan g 3 maka koordinat A(70,60)
Koordinat titik B adalah perpotongan g 2 dan g 3 maka koordinat B(80,50)
C = 2x + 3y pada B(80,50) 1
C = 2(80) + 3(50)
C = 310
C = 2x + 3y pada A(70,60) = 2(70) + 3(60)
= 320
Karena nilai minimal C=2x+3y adalah 310, sedangkan jumlah nilai Ahmad 1
2x+3y=300. Kesimpulan Ahmad ditolak
Total skor 6

@ Dit. PSMA
Higher-Order Thinking Skills
Pertanyaan2 untuk merangsang inovasi

Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan


keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif:
– Adakah Cara lain? (What’s another way?),
– Bagaimana jika…? (What if …?),
– Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan
– Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?)
(Krulik & Rudnick, 1999).
HAL-HAL PENTING DALAM MENULIS SOAL HOTS
1. Pilih materi yang sesuai dengan indikator soal (disebut “stimulus”)
2. Periksa materi (stimulus)
• Apakah bermanfaat?
• Apakah merefleksikan kurikulum?
• Apakah menarik? Relevan? Cocok?
• Pertanyaan penting apa yang dapat diidentifikasi dari stimulus?
3. HOTS
• Menganalisis
• Mengevaluasi
• Mengkreasi
4. Soal pilihan ganda dapat muncul dari pertanyaan HOTS
5. Untuk mendapatkan soal PG yang baik:
• ekstensif (menjangkau secara luas)
• ketat (teliti, cermat dan rapi)
• dipanelkan
Menyusun Stimulus Soal HOTS
a. Pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar,
grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan
dalam sebuah kasus.
b. Stimulus hendaknya menuntut kemampuan
menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis,
menyimpulkan, atau menciptakan.
c. Pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik
(terkini) memotivasi peserta didik untuk membaca.
Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak
kontekstual.
d. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal),
berfungsi.
Langkah-langkah Menyusun Soal HOTS

1. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal


HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal.
3. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-
kisi soal. Butir-butir pertanyaan ditulis agar
sesuai dengan kaidah penulisan butir soal.
4. Membuat pedoman penskoran atau kunci
jawaban.
@ Dit. PSMA
Mata Pelajaran : ..............................................
Guru Mapel : ...............................................

KISI-KISI SOAL HOTS

Mata Pelajaran: ...................


Guru Mapel : ...................

Kelas/ Level Bentuk No.


No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Semester Kognitif Soal Soal

@ Dit. PSMA
Kisi-Kisi
Mata Pelajaran : PPKn
Peminatan : ---
Kelas/Semester : XII/1

Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal Bentuk Level No


Dasar Pokok Semester Soal Kognf Soal

3.1. Menganalisis Hak asasi 1. Peserta didik dapat Uraian Penalaran 1


berbagai manusia mengevaluasi HAM C5
kasus dalam yang diajikan dalam
pelamnggara Pancasila sebuah wacana
n HAM
secara 2. Peserta didik dapat Penalaran 2
argumentatif memprediksi C6
dan saling pelanggaran HAM
keterhubung yang diajikan dalam
an antara sebuah wacana
aspek ideal,
instrumental
dan praksis
sila-sila
Pancasila
Terima Kasih
Selamat Berkarya

Anda mungkin juga menyukai