Anda di halaman 1dari 67

Pendahuluan Kimia Analitik, Penggolongan

Kation dan Reaksi Identifikasi

KELOMPOK 7

ISHAR H031171006
SYAMSURIADI H031171010
FARDA NUR ILMI H031171320
INDAH SUCI RAMADHANI H031171514
ANDI NOVI SETIA BUDIANTI H31115506
PENDAHULUAN KIMIA ANALITIK
Kimia Analitik
Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis
dan pemisahan sampel. Analisis dapat bertujuan untuk
menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam suatu
sampel (kualitatif), dan juga menentukan berapa banyak
komponen yang ada dalam suatu sampel (kuantitatif). Tidak
semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat
dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses
pemisahan terlebih dulu dari unsur yang mengganggu. Karena itu
cara-cara atau prosedur pemisahan merupakan hal penting juga
yang dipelajari dalam bidang ini.
Penggolongan Kimia Analitik
• Analisis klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan
stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut
juga cara absolut karena penentuan suatu komponen di dalam
suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada
reaksi yang digunakan. Contoh analisis klasik yaitu volumetri dan
gravimetri. Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi
merupakan besaran yang diukur, sedangkan pada gravimetri,
massa dari zat-zat merupakan besaran yang diukur.
• Analisis instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk
keperluan analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik
dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan
yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi.
Sifat fisiko–kimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran
listrik dan panas, beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan
resonansi magnet inti melahirkan teknik analisis modern yang
lain. Dalam analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang
modern sehingga disebut juga dengan analisis modern.
Pengunaan Kimia Analitik
• Pengaruh komposisi kimia terhadap sifat fisik.
Efisiensi suatu katalis, sifat mekanis dan elastisitas suatu logam,
kinerja suatu bahan bakar sangat ditentukan oleh komposisi
bahan-bahan tersebut.
• Uji kualitas.
Analisis kimia sangat diperlukan untuk mengetahui kualitas udara
di sekitar kita, air minum yang kita gunakan, makanan yang
disajikan. Dibidang industri, analisis kimia digunakan secara
rutin untuk menentukan suatu bahan baku yang akan digunakan,
produk setengah jadi dan produk jadi. Hasilnya dibandingkan
dengan spesifikasi yang ditetapkan. Bidang ini disebut
pengawasan mutu atau quality controll.
• Penentuan konsentrasi bahan/senyawa yang bermanfaat
atau bernilai tinggi.
Analisis kimia digunakan pada penentuan kadar lemak dalam
krim, kadar protein dalam suatu makanan atau bahan pangan,
kadar uranium dalam suatu bijih tambang dll.

• Bidang kedokteran.
Untuk mendiagnosis suatu penyakit pada manusia diperlukan
suatu analisis kimia, sebagai contoh : tingkat konsentrasi bilirubin
dan enzim fosfatase alkali dalam darah menunjukkan adanya
gangguan fungsi liver. Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan
urin menunjukkan penyakit gula.
• Penelitian.
Sebagian besar penelitian menggunakan kimia analitik
untuk keperluan penelitiannya. Sebagai contoh pada
penelitian korosi logam, maka ditentukan berapa konsentrasi
logam yang terlarut ke dalam lingkungan air. Di bidang
pertanian, suatu lahan pertanian sebelum digunakan, maka
tingkat kesuburannya ditentukan dengan mengetahui tingkat
konsentrasi unsur yang ada di dalam tanah, misalnya
konsentrasi N, P, K dalam tanah
Tahapan dalam Analisis Kimia
A. Perencanaan Analisis
Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu memperhatikan dua hal
berikut ini ;

• Informasi analisis apa yang diperlukan :


Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan dan ketelitian hasil analisis
yang diperlukan dan tipe sampel yang akan dianalisis.

• Metode analisis yang harus digunakan :


Untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan dan ketelitian
tertentu memerlukan metode analisis tertentu. Selain itu untuk memilih metode
analisis, diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu
B. Pengambilan Sampel (Sampling)
Masalah utama dalam sampling adalah pengambilan
sampel secara representatif. Hal ini sering tidak tercapai
karena keadaan sampel secara keseluruhan tidak
homogen.
C. Persiapan Sampel untuk analisis.
Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel dan
pelarutan sampel.
Pengeringan sampel
Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.
Pengeringan sampel dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang
ada dalam sampel. Pengeringan sampel dilakukan menggunakan oven
dengan suhu 100 – 110°C sampai mencapai berat konstan.

Penimbangan atau pengukuran volume sampel


Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui
secara kuntitatif berat atau volume sampel.

Pelarutan sampel
Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapat melarutkan
sampel secara sempurna. Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan
menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam (asam encer, asam kuat,
asam campuran) serta peleburan.
D. Pemisahan Senyawa Pengganggu.
Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur
atau senyawa yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak
selektif, karena adanya unsur atau senyawa pengganggu.

Untuk itu unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari


sampel yang akan dianalisis. Metode yang paling mudah untuk
pemisahan unsur/senyawa pengganggu adalah pengendapan.

Metode yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi.

E. Pengukuran (Analisis) Unsur/Senyawa yang akan diketahui.


Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar
unsur/senyawa. Beberapa metode analisis disajikan.
E. Perhitungan, Pelaporan dan Evaluasi Hasil
Analisis
Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, maka
perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah
analit dalam sampel. Termasuk memperhitungkan
berapa berat sampel (untuk sampel padat) atau volume
sampel (untuk sampel cair) dan juga faktor
pengenceran.
Evaluasi terhadap hasil analisis dilakukan terhadap
tingkat ketepatan dan ketelitiannya.
Metode Dalam Analisis Kimia
• Gravimetri
Proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu.
• Volumetri
Zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat
lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari
buret dalam bentuk larutan
• Ekstraksi
Prinsipnya didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida, atau kloroform

• Kromatogarfi
Kromatografi merupakan teknik untuk menguraikan suatu
campuran. Dalam kromatografi, komponen-komponen
terdistribusi dalam dua fase. Salah satu fase adalah fase diam.

• Elektro analisis kimia


meliputi Polarografi, Potensiometri, Konduktometri.
Spektrofotometri : meliputi spektrofotometri sinar tampak
(visibel), sinar UV, sinar Infra merah (IR), serapan atom.
Penggolongan Kation dan Reaksi
Identifikasinya
Klasifikasi Kation (ion logam) Kedalam
Golongan –Golongan Analitis
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation
diklasifikasikan kedalam lima golongan berdasarkan
sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagenesia
Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel,
merkurium (I) (raksa) dan perak
Kation perak Ag+
• Dengan HCl encer membentuk endapan putih AgCl
Ag+ + Cl- → AgCl↓
Endapan larut dalam HCl pekat, NH4OH encer, KCN dan
Na2S2O3
AgCl↓ + Cl- → [Ag(Cl)2]- (ion dikloro agentat)
AgCl↓ + 2NH3- → [Ag(NH3)2]+ + Cl- (ion diamina argentat)
AgCl↓ + 2CN- → [Ag(CN)2]+ + Cl- (ion disiano argentat)
AgCl↓ + 2S2O32-- → [Ag(S2O3)2]3- + Cl- (ion ditiosulfato
argentat)
• Dengan larutan NH4OH
Tetesan pertama membentuk endapan putih AgOH, dengan
penambahan kembali akan terbentuk endapan coklat Ag2O
Ag+ + NH4OH → AgOH↓ + NH4+
2AgOH → Ag2O↓ + H2O

• Dengan hidroksida alkali


Endapan coklat Ag2O
Ag+ + OH- → Ag2O↓ + H2O
Endapan tidak larut dalam reagenesia berlebihan. Endapan
larut dalam amonia dan asam nitrat
Ag2O↓ + 4NH4OH → 2[Ag(NH3)2]OH + 3H2O
Ag2O↓ + 2H+ → 2Ag+ + H2O
Ion timbal (Pb)
• Asam klorida encer membentuk endapan putih PbCl2
Pb2+ + 2Cl- → PbCl2↓
Endapan larut dalam air panas (33,4g/L pada 100℃) dan dalam HCl pekat
PbCl2↓ + 2Cl- → [Pb(Cl4)]2- ion tetrakloro plumbo(II)
• Dengan NH4OH encer membentuk endapan putih Pb(OH)2
Pb2+ + 2NH4OH- → Pb(OH)2↓ + 2NH4
Endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan
• Dengan NaOH membentuk endapan putih Pb(OH)2
Pb2+ + 2OH- → Pb(OH)2↓
Endapan larut dalam reagensia berlebihan
Pb(OH)2↓ + 2OH- → [Pb(OH)4]2- ion tetrahidroksi plumbat (II)
Larutan kompleks bila ditambahkan H2O2 mengendap berwarna hitam PbO2
[Pb(OH)4]2- + 2H2O → PbO2↓ + 2OH- + 2H2O
• Dengan H2S membentuk endapan hitam PbS
Pb2+ + H2S → PbS↓ + 2H+
Endapan larut dalam asam nitrat dikeluarkan belerang (S)
3PbS↓ + 8HNO3 → 3Pb2+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O
Endapan dengan H2O2 berubah warna menjadi putih
PbS↓ + 4H2O2 → PbSO4↓ + 4H2O

• Dengan H2SO4 encer membentuk endapan putih PbSO4


Pb2+ + H2S → PbS↓ + 2H+
Endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam
amonium oksalat yang agak pekat dan dalam amonium tatrat
(NH4)2C4H4O6
PbSO4 + 4CH3COO- → [Pb(CH3COO)4]2- + SO42- ion tetra asetoplumbat
(II)
PbSO4 + 2C4H4O62- → [Pb(C4H4O6)2]2 + SO42- ion ditartrato plumbat (II)
Ion raksa Hg2+
• Dengan HCl membentuk endapan putih Hg2Cl2↓
Hg22+ + 2Cl-→ Hg2Cl2↓
Endapan tidak larut dalam asam encer tetapi larut dalam
aquaregia
3Hg2Cl2↓+2HNO3 +6HCl→ 6HgCl2 + 2NO↑ + 4H2O
• NH4OH
Endapan hitam merupakan campuran logam merkurium
dengan merkuro amido nitrat basa
2Hg22+ + NO- + 4NH4OH → 2Hg↓ + HgO.Hg(NH2)NO3 + NH4+ +
3H2O
• Dengan NaOH membentuk endapan hitam merkuro oksida
oksida Hg2O
Hg22+ + 2OH- → Hg2O↓ + H2O
Endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan, bila dididihkan
berubah menjadi abu-abu
Hg2O↓ → HgO↓ + Hg↓
• KI membentuk endapan Hg2I2
Hg22+ + 2I- → Hg2I2↓
Dengan reagensia berlebihan terbentuk tetraiodo merkurat (II)
yang larut dan endapan hitam merkurium (Hg)
Hg2I2↓ + 2I- → (HgI4)2- + Hg↓
Bila endapan dididihkan dengan air terbentuk endapan merkuri
iodida yang berwarna merah dan logam merkurium yang
berwarna hitam dan logam merkurium yang hitam
Reaksi Kation Golongan II
Kation golongan II kation yang tidak mengendap
dengan pereaksi golongan I (HCl encer)
Kation golongan II : Hg2+, Pb2+, Cu2+, Cd2+, Bi3+, As3+,
As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+ dan Sn4+
Ion Raksa (Hg)
• Gas H2S
Dalam suasana HCl encer mula-mula terbentuk endapan putih
Hg3S2Cl2 yang dengan H2S lebih lanjut terurai menjadi HgS
endapan hitam
3Hg2+ + 2H2S + 2HCl → Hg3S2Cl3↓ + 6H+
Hg3S2Cl3↓ + H2S → 3HgS↓ + 2HCl
Endapan tidak larut dalam HNO3 encer panas dan alkali
hidroksida serta amonium sulfida, tetapi larut dalam natrium
sulfida dan aquaregia
3HgS↓ + 2HNO3 + 6HCl → 3HgCl2 + 2NO + 3S↓ + 4HCl
HgS↓ + Na2S → Na2(HgS2)
• NaOH membentuk endapan kuning HgO
Hg2+ + 2OH- → HgO↓ + H2S
Endapan tidak larut dalam pereaksi berlebihan tetapi
larut dalam asam
HgO↓ + 2H+ → Hg2+ + H2O
• NH4OH membentuk endapan putih HgNH2NO3 dari
larutan garam nitrat dan HgNH2Cl dari garam klorida
Hg2+ + 2NH4OH + 2NO3- → HgNH2NO3↓ + NH4NO3 +
2H2O
Kation Tembaga (II) Cu2+
• H2S membentuk endapan hitam CuS
Cu2+ + H2S → CuS↓ + 2H+
Endapan tidak larut dalam asam sulfat sulfat encer panas, dalam hidroksida
alkil, NaS dan (NH4)2S tetapi larut dalam HNO3 encer panas dan KCN
CuS↓ + 8HNO3 → Cu2+ + 3S↓ + 6NO3- + 4H2O + 2NO
CuS↓ + 8KCN → 2(Cu(CN)4)3- + S22- + 8K+
• NaOH membentuk endapan biru
Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2↓
Endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan, bila dipanaskan kembali
menjadi oksida yang berwarna hitam
Cu(OH)2↓ + CuO↓ + H2O
• NH4OH membentuk endapan biru tembaga sulfat basa
Cu2+ + SO42- + NH4OH → Cu(OH)2.CuSO4↓ + 2NH4+
Endapan larut dalam reagensia berlebihan terbentuk kompleks
tetraamino kuprat (II) biru tua
Cu(OH)2.CuSO4↓ + NH4OH → 2(Cu(NH3)4)2+ + SO42- + 2OH- + 8H2O

• KI membentuk endapan putih tembaga iodida, larutannya


berwarna coklat tua karena terbentuk iod (ion tri iodida)
Cu2+ + 5I- → 2CuI↓ + I3-
Dengan menambahkan Na2S2O3 berlebihan kedalam larutan,
larutan menjadi tidak berwarna dan endapan putih terlihat jelas
Kation Cadmium (Cd2+)
• H2S membentuk endapan kuning kadmium sulfida
Cd2+ + H2S → CdS↓ + 2H+
Reaksi ini dapat berblik jika konsentrasi asam kuat dalam larutan
diatas 0,5M pengendapan akan tak sempurna. Asam pekat
melarutkan endapan oleh sebab yang sama. Endapan tak larut
dalam kalium sianida, ini membedakan ion kadmium dari
tembaga
• NaOH membentuk endapan putih Cd(OH)2
Endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut
dalam asam encer
Cd2+ + 2OH- ⟶Cd(OH)2↓
• NH4OH membentuk endapan putih Cd(OH)2
Cd2+ + 2OH- ⟶ Cd(OH)2↓
Endapan larut dalam reagensia berlebihan membentuk ion
tetra amina kadmiat (II)
Cd(OH)2↓ + 4NH4OH ⟶ (Cd(NH3)4)2+↓ + 2OH- + 4H2O
• KCN membentuk endapan putih Cd(CN)2
Cd2+ + 2CN- → Cd(CN)2↓
Endapan larut dalam reagensia berlebihan membentuk ion
kompleks tetrasiano kadmiat (II)
Cd(CN)2↓ + 2CN-→ (Cd(CN)4)2-
Kompleks yang terbentuk tidak stabil dan berubah warna
dialiri gas H2S mengendap CdS (berbeda dengan Cu)
(Cd(CN)4)2- + H2S → CdS + 4CN- + 2H+
Kation Bismut Bi3+
• Gas H2S membentuk endapan Bi2S3
2Bi3+ + 3H2S → Bi2S3↓ + 6H+
Endapan tidak larut dalam asam encer dingin, KOH dan (NH4)2S2 tetapi larut
dalam HCl pekat mendidih dan asam nitrat panas
Bi2S3↓ + 6HCl → 2Bi3+ + 3H2S + 6Cl-
Bi2S3↓ + 8HNO3 → 2Bi3+ + 3S + 2NO + 4H2O + 6NO3-
• NaOH membentuk endapan putih Bi(OH)3
Bi3+ + 3OH- → Bi(OH)3↓
Endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam
Bi(OH)3↓ + 3H+ → Bi3+ + 3H2O
Bila dididihkan, endapan kehilangan air dan menjadi putih kekuningan
Bi(OH)3↓ → BiO.OH + H2O
• NH4OH membentuk endapan putih garam basa Bi(OH)2NO3
Bi3+ + 3NO3- + 2NH4OH → Bi(OH)2NO3↓ + 2NH4+
Endapan tidak larut dalam reagensia berlebihan (berbeda
dengan Cu dan Cd)
• KI membentuk endapan hitam BiI3
Bi3+ + 3I- → BiI3↓
Endapan larut dalam reagensia berlebihan terbentuk kompleks
tetraiodo bismut (III) yang berwarna jingga
BiI3↓ + I- → (BiI4)-↓
Endapan dipanaskan dengan air terbentuk bismutil iodida yanng
berwarna jingga
BiI3↓ + H2O → BiOI↓ + 2HI
Kation Arsenit (As3+)
• H2S membentuk endapan kuning As2S3
2As3+ + 3H2S → As2S3↓ + 6H+
Pengendapan dilakukan dalam suasana asam. Endapan tidak
larut dalam HNO3 pekat panas, hidroksida alkali, amonia,
amonium sulfida dan amonium sulfida kering
As2S3↓ + 28NO3- + 4H2O → 6AsO43- + 8H+ + 9SO42- + 28NO
As2S3↓ + 6OH- → As2O33- + AsS33- + 3H2O
As2S3↓ + 3S2- → 2AsS33-

• I2 menghilangkan warna iod, arsenit menjadi arsenat


AsO33- + I2 + H2O → AsO43- + 2I- + 2H+
Kation arsenat As5+
• H2S
dalam suasana asam klorida 2N, terbentuk endapan kuning As2S5
2AsO43- + 5H2S + 6H+ → As2S5↓
Endapan larut dalam hidroksida alkali atau amonia, amonium sulfida, amonium
polisulfida dan natrium atau amonium karbonat
As2S5↓ + 6OH- → AsS43- + AsO3S3- + 3H2O
As2S5↓ + 3S2- → 2AsS43-
As2S5↓ + 6S2- → 2AsS43- + 3S32-
As2S5↓ + 3CO32- → AsS43- + AsO3S3- + 3CO2
• AgNO3 membentuk endapan merah kecoklatan
Ag3AsO4
AsO43- + 3Ag+ → Ag3AsO4↓
Endapan tidak larut dalam asam asetat tetapi larut
dalam asam mineral encer dan dalam amonia
Ag3AsO4 + 3H+ → H3AsO4 + 3Ag+
Ag3AsO4 + 6NH4OH → 3(Ag(NH3)2))+ + AsO43- + 6H2O
Kation Stibium (III) atau Antimonit (Sb3+)
• H2S membentuk endapan merah jingga Sb2I3
2Sb3+ + 3H2S → Sb2S3↓ + 6H+
Sb2S3↓ + 6HCl → 2SbCl3 + 3H2S
Sb2S3↓ + 4(NH4)2S2 → 2(NH4)2SbS4 + (NH4)2S3
2Sb2S3↓ + 4KOH → KSbO2 + 3KSbS2 + 2H2O
Endapan larut dalam HCl pekat panas, amonium polisulfida dan KOH amonium tio
antimonit diasamkan dengan HCl diendapkan antimon pentasulfida, yang terurai menjadi
Sb2S3
2(NH4)SbS4 + 6HCl → Sb2S5↓ + 6NH4Cl + 3H2S
Sb2S5↓ → Sb2S3↓ + 2S↓
Campuran kalium antimonat dan kalium tioantimonit diasamkan dengan HCl
menghasilkan Sb2S3
KSbO2 + 3KSbS2 + 4HCl →Sb2S3↓ + 4KCl + 2H2O
• NaOH atau NH4OH
Membentuk endapan putih antimonit oksida terhidrasi.
Endapan larut dalam alkali hidroksida 5
2Sb3+ + 6NaOH → Sb2O3↓ + 3H2O
Sb2O3↓ 2NaOH → 2NaSbO2 + H2O
Kation Stibium (V) atau Antimonit (Sb5+)
• H2S
2Sb5+ + 5H2S → Sb2S5↓ + 10H+
Sb2S5 ↓ + (NH4)2S2 → 2(NH4)3SbS4
Sb2S5↓ + 6KOH → K3SbO3 + K3SbS4 + 3H2O
Garam-garam amoniat dan monotio antimonat terurai
dalam asam, mengendap pentasulfida
K3SbS4 + 6H+ →Sb2S5↓ + 6K+
K3SbO3 + K3SbS4 + 6H+ →Sb2S5↓ + 4K+ + 3H2O

• Air membentuk endapan putih antimonit klorida SbOCl


Sb5+ + 4H2O → H3SbO4↓ + 5H+
Endapan larut dalam HCl, dengan air berlebihan
Kation timah (II) Sn2+
• H2S membentuk endapan coklat SnS dari larutan yang tidak terlalu asam
Sn2+ + 2H2S → SnS↓ + 2H+
Endapan larut dalam HCl pekat dan (NH4)2S2 tetapi tidak larut dalam (NH4)2S
dan KOH
SnS↓ + 2HCl → SnCl2 + H2S
SnS↓ + (NH4)2S → (NH4)2SnS3

• NaOH atau NH4OH membentuk Endapan putih Sn(OH)2 ,endapan larut


dengan NaOH berlebihan
Sn2+ + 2OH- → Sn(OH)2↓
Sn(OH)2↓ + 2OH- → (Sn(OH)4)2-
Dengan amonia, terbentuk endapan putih Sn(OH)2 , endapan tidak larut
dalam amonia berlebihan
Kation timah (IV) Sn4+
• H2S membentuk endapan kuning SnS2. endapan larut dalam HCl pekat, (NH4)2S2,
(NH4)2S dan KOH
Sn4+ + 2H2S → SnS2↓ + 4H+
SnS2 ↓ + 4HCl → SnCl4 + 2H2S
SnS2 ↓ + (NH4)2S → (NH4)2SnS3
SnS2 ↓ + (NH4)2S2 → (NH4)2SnS3 + (NH4)2S3
SnS2 ↓ + 4KOH → K2SnO3 + 2K2SnS3 + 3H2O

• NaOH atau NH4OH membentuk endapan putih Sn(OH)4 seperti gelatin. Endapan
larut dalam NaOH berlebihan
Sn4+ + 4OH- → Sn(OH)4↓
Sn(OH)4↓ + 2OH- → (Sn(OH)6)2-
Sedangkan dengan NH4OH diperoleh endapan yang sama tetapi tidak larut dalam
pereaksi berlebihan
REAKSI KATION GOL III
Kation golongan III merupakan kation yang
tidakmengendap dengan pereaksi golongan I (HCl
encer) dan II (H2S dalam suasana HCl encer) tetapi
mengendap dengan (NH4)2S (dalam suasana NH4OH)
dengan adanya NH4Cl.
Kation gol III: Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Co2+, Mn2+, Ni2+ dan
Zn2+
Kation Besi (II) Fe2+
• (NH4)2S membentuk endapan hitam FeS. Endapan larut dalam
asam, endapan berubah menjadi endapan coklat setelah kena
udara
Fe2+ + S2- → FeS↓
FeS↓ + 2H+ → Fe2+ + H2S
4FeS↓ + 9O2 → 2Fe2O(SO4)2↓
• NaOH membentuk endapan putih Fe(OH)2 bila tidak terkena
udara sama sekali. Pada kondisi biasa Fe(OH)2 berwarna hijau.
Bila terkena udara akan teroksidasi menjadi Fe(OH)3 coklat
kemerahan. Fe(OH)2 dengan H2O2 akan segera teroksidasi
menjadi Fe(OH)3
Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓
4Fe(OH)2↓ + 2H2O → 4Fe(OH)3↓
2Fe(OH)2↓ + 2H2O → 2Fe(OH)3↓
Kation Besi (III) Fe3+
• (NH4)2S membentuk endapan hitam FeS
2Fe3+ + 3S2- → FeS↓ + S↓
FeS dengan udara lembab perlahan-lahan berubah menjadi Fe(OH)
4FeS ↓ + 6H2O +3O2 → 4Fe(OH)3↓ + 4S↓
FeS larut dalam HCl
FeS↓ + 2H+ → Fe2+ + H2S
Dalam suasana basa mengendap Fe2S3 hitam
2Fe3+ + 3S2- → Fe2S3↓
Fe2S3 dengan HCl direduksi menjadi Fe2+
Fe2S3↓ + 4H+ → 2Fe2+ + H2S + S↓
Kation Aluminium (Al3+)
• (NH4)2S membentuk endapan putih Al(OH)3
2Al3+ + 3S2- + 6H2O → Al(OH)3↓ + 3H2S
Kation Krom (Cr3+)
• (NH4)2S membentuk endapan Cr(OH)3
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → Cr(OH)3↓ + 3H2S
Kation Krom (Cr6+)
• BaCl2 membentuk endapan kuning muda BaCrO4
2CrO42- + Ba2+ → BaCrO4↓
Endapan tidak larut dalam asam asetat tetapi larut dalam
asam mineral encer
BaCrO4↓ + 2H+ → Cr2O72- + Ba2+ + H2O
bila digunakan Cr2O72- menghasilkan endapan yang sama.
Tetapi pengendapannya hayalah parsial
Cr2O72- + 2Ba2+ + H2O → 2BaCrO4↓ + 2H+
Pengendapannya akan sempurna bila disatukan atau
ditambahkan NaOH atau natrium asetat
Kation Kobalt (Co2+)
• (NH4)2S membentuk endapan hitam CoS
Co2+ + S2- → CoS↓
Endapan tidak larut dalam HCl atau asam asetat HNO3
pekat panas dan aquaregia melarutkan endapan
sementara belerang putih tetap tertinggal
3CoS↓ + 2HNO3 + 6H+→ 3Co2+ + 2NO + 3S + 4H2O
CoS↓ + 2HNO3 + 6Cl- → Co2+ + NOCl + S + 2Cl- + 2H2O
Kation Nikel (II) Ni2+
• (NH4)2S membentuk endapan hitam NiS
Ni2+ + S2- → NiS↓
Endapan tidak larut dalam HCl encer dan dalam asam
asetat tetapi larut dalam HNO3 pekat panas dan dalam
aquaregia
3NiS↓ + 2HNO3 + 6H+→ 3Ni2+ + 2NO + 3S + 4H2O
NiS↓ + 2HNO3 + 6Cl- → Ni2+ + NOCl + S + 2Cl- + 2H2O
Kation Mangan (II) Mn2+
• (NH4)2S membentuk endapan merah jambu MnS
Mn2+ + S2- → MnS↓
Endapan larut dalam asam asetat dan asam mineral encer
MnS↓ + 2CH3COOH → Mn2+ + H2S +2CH3COO-
MnS↓ + 2H+ → Mn2+ + H2S
Endapan perlahan-lahan berubah warnanya menjadi coklat, jika
terkena udara. Karena teroksidasi menjadi mangan dioksida
(MnO2)
Jika endapan dididihkan dengan pereaksi berlebihan warnanya
berubah menjadi hijau kekuningan karena melepaskan air
kristalnya.
Kation Seng (II) Zn2+
• NH4)2S membentuk endapan putih ZnS dari larutan netral
atau basa
Zn2+ + S2- → ZnS↓
Endapan tidak larut dalam pereaksi berlebihan, dalam asam
asetat dan dalam larutan basa alkali. Endapan larut dalam
asam mineral encer
ZnS↓ + 2H+ → Zn2+ + H2S
Endapan ZnS berbentuk koloid, sukar disaring. Untuk
mendapatkan ZnS dalam bentuk yang mudah disaring
pengedapan dilangsungkan dalam larutan mendidih dengan
ditambahkan amonium klorida berlebihan.
REAKSI KATION GOLONGAN IV
Kation golongan IV merupakan kation yang tidak
mengendap dengan pereaksi golongan I, II DAN III
tetapi menghadap dengan (NH4)2CO3 dalam suasana
NH4OH dengan adanya NH4Cl
Kation golongan IV : Ca2+ , Ba2+ , Sr2+
a. Barium (II) : Ba2+
1. (NH4)2CO3
Ba2+ + CO3 → BaCO3↓
Endapan larut dalam asam asetat dan asam mineral encer
BaCO3 + 2CH3COOH → Ba2+ + 2CH3OO- + H2O + CO2↑
BaCO3 + 2H+ → Ba2+ + H2O + CO2↑
Endapan larut dalam garam amonium dari asam kuat (NH4+
sebagai asam kuat yang bereaksi dengan CO32- sebagai basa)
menghasilkan HCO3-
NH4+ + CO32- → ↑NH3 + HCO3-
Atau
NH4+ + BaCO3 → Ba2+ + NH3↑ + HCO3-
2. Amonium oksalat (NH4)2C2O4
Endapan Putih Ba(COO)2
Ba2+ + 2COO- → Ba(COO)2↓
Endapan sedikit larut dalam air, mudah larut dalam
asam asetat
encer dan asam mineral
Ba(COO)2 + 2CH3COOH → Ba2+ + 2CH3COO- +
(COOH)2
Ba(COO)2 + 2H+ → Ba2+ + (COOH)2
b. Strontium (II) : Sr2+
1. (NH4)2CO3
Endapan putih SrCO3
Sr2+ + CO32- → ↓ SrSO3
Endapan sedikit larut dalam garam NH4+, tetapi larut
dalam asam mineral encer
SrCO3 + SO42- → Sr2+ + H2O + CO2↑
2. Asam Sulfat H2SO4
Endapan putih SrSO4
SrCO3 + SO42- → SrSO4↓
Endapan sedikit larut dalam air (0,097 g/L)
Endapan tak larut dalam ammonium sulfat
panas, sedikit larut dalam HCl pekat mendidih,
larutan Na2CO3 pekat mendidih diubah
sempurna menjadi SrCO3
SrCO3 + CO32- → SrCO3↓ + SO42-
SrSO3 kurang larut dalam air (0,059 g/L)
c. Kalsium : Ca2+
1. (NH4)2CO3 Endapan amorf putih CaCO3
Ca2+ + CO32- → CaCO3↓
Dengan mendidihkan bentuk endapan berubah
menjadi Kristal
Endapan larut dalam air yang mengandung asam
karbonat
CaCO3 + H2O + CO2 → Ca2+ + 2HCO3-
Dengan mendidihkan, endapan CaCO3 terbentuk lagi.
Endapan larut dalam asam asetat dan asam mineral
encer.
CaCO3 + 2CH3COOH → Ca2+ + 2CH3COO- + H2O↑ + CO2
CaCO3 + 2H+ → Sr2+ + H2O + CO2↑
REAKSI KATION GOLONGAN V
Kation golongan v merupakan kation yang tidak
bereaksi dengan pereaksi golongan I, II, III dan IV dan
merupakan golongan yang tidak mempunyai pereaksi
golongan
Kation golongan V : Mg2+ , Na+ , K+ , NH4+ , Li+
a. Magnesium (II) : Mg2+
1. Larutan Amonia
Pengendapan parsial Mg(OH) Putih seperti gelatin
Mg2+ + 2NH4OH ↔ Mg(OH)2 + 2NH4+
Endapan larut sedikit dalam air, tetapi mudah larut
dalam garam ammonium. Konsentrasi ion ammonium
yang disebabkan oleh dissosiasi garam ammonium
bertambah, akibatnya konsentrasi ion hidroksil berkurang
sampai sedemikian rupa hingga hasil kali kelarutan
Mg(OH)2 tidak terlampaui, maka Mg(OH)2 tidak
mengendap.
2. Larutan Hidroksida Alkali
endapan putih Mg(OH)2
Mg2+ + 2OH - → Mg(OH)2↓
Endapan tidak larut dalam pereaksi berlebihan
tetapi larut dalam garam ammonium.
3. Larutan (NH4)2CO3 atau Na2CO3
Endapan putih garam basa bila larutan tidak
mengandung garam ammonium.
Mg2+ + CO32- + → MgCO3↓
Dengan adanya garam ammonium tidak terjadi
pengendapan karena ion terlarut bereaksi dengan
ion ammonium
CO32- + NH4+ ↔ HCO3- + NH3
4. Larutan Na2HPO4
Endapan kristalin putih ammonium magnesium fosfat
Mg(NH4)PO4.6H2O, Jika larutan mengandung NH4Cl dan
NH4OH
Mg2+ + NH4+ + HPO42- → Mg(NH4)PO4↓ + H+
Endapan larut sedikit dalam air, larut dalam asam asetat
dan dalam asam mineral.
Garam ini terhidrolisis dalam air hingga kelarutannya
bertambah.
Mg(NH4)PO4 + H2O ↔ Mg2+ + HPO42- + NH3↑ + H2O
untuk mencapai hidrolisis, larutan harus mengandung
amonia yang cukup dan pengendapan dilakukan dalam
keadaan dingin
MgHPO4 endapan jenuh kapas
Mg2+ + HPO42- → MgHPO4
b. Kalium (I) : K+
1. Larutan Natrium Heksanitritokobaltat (III)
Endapan kuning K3Na3[CO(NO2)6]
3K+ + Na3[CO(NO2)6] → K3Na3[CO(NO2)6]↓ + 3Na+
Endapan tidak larut dalam asam asetat. Dengan
pereaksi berelebihan terbentuk garam rangkap
K2Na[CO(NO2)6].
Endapan segera terbentuk dari larutan pekat, dan
lambat dalam larutan encer. Pengendapan
dipercepat dengan pemanasan.
Garam ammonium menghasilkan endapan yang
sama jadi tidak boleh ada.
2. Larutan Asam Tartrat atau natrium Hidrogen tartrat.
K+ + H2C4H4O6 ↔ KHC4 H4O6↓ + H+
k+ + Na2 C4H4O6 ↔ KHC4 H4O6↓ + Na+
Endapan larut dalam Asam kuat jadi pengendapan harus
dibufferkan dengan natrium asetat. Basa-basa Alkali
juga melakukan endapan.
Endapan tidak larut dalam etanol 50%
Garam ammonium menghasilkan endapan dengan warna
yang sama, jadi tidak boleh ada.
3. Larutan asam perklorat
Endapan kristalin putih KClO4
K+ + ClO4 → KClO4
Endapan larut sedikit dalam air tetapi tidak larut dalam etanol
mutlak. Larutan dalam etanol tidak boleh dipisahkan,
dapat menimbulkan ledakan. Reaksi ini tidak dipengaruhi
garam ammonium.
4. Larutan Heksakloroplatinat (IV) : H2(PtCl6).
Endapan kuning K2(PtCl6).
2k+ + H2(PtCl6) → K2(PtCl6)
Dalam larutan encer pengendapan berlangsung
perlahan-lahan jika didiamkan, tetapi dapat
dipercepat dengan mendinginkan dan
menggosok dinding dalam bejana dengan pengaduk.
Endapan larut sedikit dalam air, tetapi tidak larut
dalan etanol 75%. Garam ammonium menimbulkan
warna endapan yang sama, jadi tidak boleh ada.
Dalam larutan pekat pengendapan terjadi seketika.
c. Natrium (I) : Na+
1. Larutan Magnesium
Endapan kristalin putih magnesium NaMg(KO2)3(CH3COO)9.
5H2O
Na+ + Mg2+ + 3KO22+ + 9CH3COO- → NaMg(KO2)3(CH3COO)9↓
Pengendapan dilakukan dalam larutan pekat. Penambahan
alkohol membantu pengendapan.

2. H2(PtCl6), H2C4H4O6 dan Na3[CO(NOH2)6]


Tidak menghasilkan endapan.
d. Amonium : NH4+
1. Larutan NaOH
Dihasilkan gas ammonia ketika dipanaskan.
NH4+ + OH- → NH3↑ + H2O
Gas ammonia diidentifikasi :
a. Baunya
b. Terbentuknya uap putih dari NH4Cl Bila datang
pengaduk kaca yang dibasahi HCl pekat dipegangi
dalam uapnya
c. Mengubah lakmus merah
d. Mengubah kertas saring yang di basahi Hg(NO3)2
menjadi hitam.
2NH3 + Hg22- + NO3- → Hg(NH2)NO3↓ + Hg ↓ + NH4+
2. Pereaksi nessler (larutan basa dari tetraiodomerkurat )
(II).
Endapan kuning HgO. Hg(NH2)l
NH4+ + 2 [HgI4]2- + 4 OH- → HgO. Hg(NH2)I↓ + 7 I- + 3H2O
Uji ini sangat peka, dapat mendeteksi ammonia atau
NH4+ dalam air.
3. Larutan Na3[CO(NO2)6]
Endapan putih (Na4)3[CO(NO2)6]
3NH4+ + Na3[CO(NO2)6] → (Na4)3[CO(NO2)6]
4. Larutan H2(PtCl6)
Endapan kuning (NH4)2(PtCl6)
2 NH4+ + (PtCl6)2- → (NH4)2(PtCl6)
Endapan dipanaskan dengan NaOH menghasilkan NH3

Anda mungkin juga menyukai