Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kimia Fisika

PENENTUAN MASSA MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN


BOBOT JENIS

HERNAWATI

H031171509

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PENENTUAN MASSA MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN


BOBOT JENIS

Disusun dan dikerjakan oleh:

HERNAWATI

H031171509

Laporan praktikum telah diperiksa dan diketahui oleh:

Koordinator Praktikum Asisten

Dr. Paulina Taba, M. Phil Widya Auliya


NIP:19571115198810 2 001 H311 14 316
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah:

1. bagaimana cara menentukan bobot jenis zat mudah menguap?

2. bagaimana cara menentukan massa molekul zat mudah menguap dengan

menggunakan data bobot jenis zat dan persamaan gas ideal?

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari

metode penentukan massa molekul zat mudah menguap berdasarkan pengukuran

bobot jenisnya.

1.3.2 Tujuan Prcobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:

1. menentukan bobot jenis zat mudah menguap.

2. menentukan massa molekul zat mudah menguap dengan menggunakan

data bobot jenis zat dan persamaan gas ideal.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa mampu mengetahui metode

penentuan massa molekul zat mudah menguap berdasarkan pengukuran bobot

jenis. Salah satunya dengan metode penurunan titik beku.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap zat terdiri dari partikel-partikel sangat kecil (atom, molekul dan

ion). Partikel-partikel ini senantiasa bergerak dan memiliki energi kinetik.

Kecepatan gerak partikel-partikel ini bergantung pada suhu dan keadaan fisik zat

(gas, cair atau padat). Atom atau molekul pada gas terletak saling berjauhan.

Berbeda dengan gas, pada cairan, atom atau molekul sangat berdekatan, tapi tidak

saling bersinggungan. Gas terdiri atas molekul-molekul bergerak ke segala arah

dengan kecepatan yang sangat tinggi (Bisio dkk., 2015).

Molekul-molekul bertumbukan dengan molekul-molekul yang lain atau

dengan dinding bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana inilah yang

menyebabkan adanya tekanan.Volume molekul-molekul gas sangat kecil bila

dibandingkan dengan volume yang ditempati gas tersebut, sehingga banyak ruang

yang yang kosong antar molekulnya. Hal ini menyebabkan gas mempunyai rapat

massa yang lebih kecil jika dibandingkan dengan cairan atau padatan, dan bersifat

mudah ditekan (Bisio dkk., 2015).

Terdapat beberapa cairan yang mudah menguap dengan suhu didih kurang

dari 100 oC. Apabila ditempatkan dalam labu erlenmeyer tertutup dan berlubang

kecil, maka cairan akan menguap. Uap tersebut akan mendorong udara dari dalam

erlenmeyer akan keluar melalui lubang-lubang kecil yang dipanaskan melalui air

panas. Sehingga memberikan tekanan dari luar (Aziz dkk., 2009). Berdasarkan

teori tersebut maka dilakukan penentuan massa molekul pada zat yang mudah

menguap berdasarkan pengukuran massa jenis zat tersebut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Komponen independen netral terkecil materi disebut molekul. Molekul

monoatomik terdiri satu atom. Molekul poliatomik terdiri lebih banyak atom.

Jenis ikatan antar atom dalam molekul poliatomik disebut ikatan kovalen. Dalam

teorinya, Dalton menerima keberadaan molekul yang dibentuk oleh kombinasi

atom yang berbeda-beda, tetapi ia tidak menerima ide molekul diatomik untuk

unsur seperti oksigen, hidrogen atau nitrogen yang telah diteliti dengan intensif

waktu itu. Massa atom dari suatu atom adalah massa relatif pada

standar ini. Walaupun karbon telah dinyatakan sebagai standar, sebenarnya cara

ini dianggap sebagai standar hidrogen yang dimodifikasi (Saito, 1996).

Dalton mengenali bahwa penting untuk menentukan massa setiap atom

karena massanya bervariasi untuk setiap jenis atom. Atom sangat kecil sehingga

tidak mungkin menentukan massa satu atom. Massa atom adalah nilai relatif,

artinya suatu rasio tanpa dimensi. Walaupun beberapa massa atomnya berbeda

dengan nilai modern, sebagian besar nilai-nilai yang diusulkannya dalam rentang

kecocokan dengan nilai saat ini. Fakta bahwa volume gas berubah bila tekanannya

berubah. Boyle mengamati bahwa dengan mengenakan tekanan dengan sejumlah

volume tertentu merkuri, volume gas, yang terjebak dalam tabung gelas yang

tertutup di salah satu ujungnya, akan berkurang. Dalam percobaan ini, volume gas

diukur pada tekanan lebih besar dari 1 atm (Saito, 1996).

Massa molar relatif dari suatu molekul dapat dihitung dengan

menambahkan massa atom relatif dari semua atom-atom yang ada di dalamnya.

Dengan menambahkan massa atom dari karbon yaitu 12,011 dengan empat kali
massa atom hidrogen yaitu 4(1,008), maka massa molar dari CH4 (metana) yang

diperoleh yaitu 16,043. Metode perhitungan massa molar ini dapat diasumsikan

bahwa tidak ada perubahan dalam massa ketika atom karbon digabung dengan

empat atom hidrogen untuk membentuk metana (Castellan, 1983).

Gas adalah cairan yang tidak memiliki ketahanan terhadap perubahan

bentuk, dan akan berkembang tanpa batas untuk mengisi wadah apa pun yang ada

di dalamnya. Molekul atau atom yang membentuk gas hanya berinteraksi lemah

satu sama lain. Mereka bergerak cepat, dan bertabrakan secara acak dan secara

kacau satu sama lain. Fisik gas ideal sepenuhnya dijelaskan oleh empat parameter

yang dengan satuan SI masing-masing yaitu (Whittaker dkk., 2000):

1. jumlah zat yang terdiri n dalam mol

2. suhu gas T di Kelvin

3. tekanan gas p dalam Pascal

4. volume yang ditempati oleh gas V dalam m3.

Gas ideal adalah gas hipotetis (gas khayalan) yang model molekulernya

mengikuti asumsi tertentu. Pertama, gas terdiri dari partikel-partikel, yang

dinamakan molekul-molekul. Kedua, molekul-molekul bergerak secara acak dan

menuruti hukum-hukum gerak Newton. Ketiga, jumlah seluruh adalah besar. Arah

dan laju gerakan dari setiap molekul dapat berubah secara tiba-tiba karena

tumbukan dengan dinding atau molekul lain. Keempat, volume molekul-molekul

adalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang ditempati oleh gas

tersebut. Kelima, tidak ada gaya-gaya yang cukup besar yang beraksi pada

molekul-molekul kecuali selama tumbukan, maka jarak rata-rata di antara

molekul-molekul adalah besar. Keenam, tumbukan-tumbukan adalah elastik dan

tumbukan-tumbukan terjadi dalam waktu sangat singkat (Resmiyanto, 2014).


Hukum-hukum gas dan teori kinetik molekul mengasumsikan bahwa

molekul-molekul dalam keadaan gas tidak mnegalami gaya apa pun, baik gaya

tarik-menarik maupun gaya tolak-menolak antara satu dengan lainnya. Volume

molekul diabaikan karena begitu kecil dibandingkan dengan wadahya. Suatu gas

yang memenuhi itu dikatakan memperlihatkan keadaan ideal. Pada tekanan

atmosfer, molekul-molekul gas cukup berjauhan dan gaya tarik-menarik dapat

diabaikan. Pada tekanan tinggi, kerapatan gas meningkat molekul-molekul lebih

lebih berdekatan satu sama lain. Hukum gas ideal pada tekanan absolut P dari n

kilomol gas yang memiliki volume V berkaitan dengan temperatur absolut T

sebagai berikut (Chang, 2005).

PV = nRT (1)

Volume gas akan berubah dengan adanya perubahan suhu dan tekanan.

Karenanya, berat jenis gas juga akan berubah bila suhu dan tekanan berubah.

Semakin tinggi tekanan suatu jumlah tertentu gas pada suhu yang konstan akan

menyebabkan volume menjadi semakin kecil dan akibatnya berat jenis akan

semakin besar (Bisio dkk., 2015). Bobot jenis merupakan perbandingan massa

suatu zat dengan massa air pada suhu dan volume yang sama. Bobot jenis

menjelaskan banyaknya komponen yang terkandung dalam zat tersebut. Besar

kecilnya nilai bobot jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat pada suatu

komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Maka dari itu, apabila

semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar

pula nilai bobot jenisnya (AC dkk., 2015).

Gas ideal dapat mengalami beragam proses sesuai dengan keadaan

besaran-besarannya. Proses ini sering disebut sebagai proses termodinamika,

yakni proses dengan volume tetap (isokhorik), tekanan tetap (isobarik), suhu tetap
(isotermik) dan proses adiabatik. Sebenarnya, proses-proses ini merupakan

manifestasi dari ekspansi dan kompresi gas ideal. Hukum umum ekspansi dan

kompresi gas ideal menyatakan bahwa (Aziz dkk., 2009).

PVn = tetap (2)

Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika

terjadi kenaikan suhu. Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap aroma kopi

antara lain golongan aldehid, keton dan alkohol. Senyawa non volatil yang

berpengaruh terhadap mutu kopi antara lain kafein, asam klorogenat dan senyawa-

senyawa nutrisi. Pelarut yang digunakan misalnya etanol. Etanol merupakan

senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.

Etanol memilki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan metanol dan

lebih rendah dibandingkan dengan alkohol-alkohol lainnya. Hal ini dapat

diterangkan dengan adanya ikatan hidrogen di dalam molekul alkohol, sehingga

alkohol dengan bobot molekul rendah sangat larut dalam air (Aziz dkk., 2009).

Gaya Van Der Waals antara molekul-molekul hidrogen dalam alkohol

menjadi lebih efektif menarik molekul satu sama lain sehingga mengalahkan efek

pembentukan ikatan hidrogen. Etanol dapat larut terhadap air dan dengan

kebanyakan larutan organik, termasuk larutan non-polar seperti alifatik

hidrokarbon. Lebih lagi penggunaan etanol digunakan sebagai solvent untuk

melarutkan obat-obatan, penguat rasa, dan zat warna yang tidak mudah larut

dalam air. Bila bahan non-polar dilarutkan dalam etanol, dapat ditambahkan air

untuk membuat larutan yang kebanyakan air. Gugus OH dalam etanol membantu

melarutkan molekul polar dan ion-ion dan gugus alkilnya CH3CH-2 dapat

mengikat bahan non-polar. Dengan demikian etanol dapat melarutkan baik pada

non-polar maupun polar (Aziz dkk., 2009).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, etanol,

aseton, aluminium foil, kertas label, tissue roll dan Hair spray .

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, antara lain erlenmeyer 50

mL, gelas piala 500 mL, jarum, neraca analitik, karet gelang, desikator, hot plate,

gegep, termometer 105 0C, bulb, dan pipet volume 5 mL.

3.3 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari kamis, 27 September 2018 di

Laboratorium Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Departemen Kimia, Universitas Hasanuddin.

3.4 Prosedur Percobaan

Pertama-tama erlenmeyer dibersihkan dan dikeringkan dengan hair driyer

kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik. Selanjutnya erlenmeyer

ditutup dengan aluminium foil dan dikencangkan dengan karet gelang, kemudian

ditimbang. Tutup erlenmeyer dibuka, lalu diisi dengan cairan yang mudah

menguap (aseton) sebanyak 5 mL kemudian ditutup kembali dengan aluminium

foil dan dikencangkan dengan karet gelang serta dibuatkan lubang-lubang kecil

secara merata dengan jarum sebagai jalan keluarnya uap. Erlenmeyer tersebut

dimasukkan kedalam penangas air hingga zat cair yang ada didalamnya benar-
benar menguap sampai habis. Setelah semua cairan dalam erlenmeyer menguap,

suhu penangas air diukur, selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator untuk

didinginkan. Kemudian ditimbang dengan neraca analitik. Erlenmeyer tersebut

kemudian diisi dengan air sampai penuh, ditimbang. Percobaan diulang dengan

mengganti zat mudah menguap dengan etanol.

Anda mungkin juga menyukai