4.2 Reaksi
O
CH2 O C R1
O
+ H2 O
CH O C R2
O
CH2 O C R3
b. Reaksi Minyak dengan Etanol
O O
CH2 O C R1 CH2 O C R1
O O
CH O C R2 C2H5OH CH O C R2
O O
CH2 O C R3 CH2 O C R3
C2H5OH
O O
CH2 O C R1 CH2 O C R1
O O
CH O C R2 CH3(CH2)4CH3 CH O C R2
O O
CH2 O C R3 CH2 O C R3
CH3(CH2)4CH3
O O
CH2 O C R1 CH2 O C R1
O O
CH O C R2 CHCl3 CH O C R2
O O
CH2 O C R3 CH2 O C R3
CHCl3
4.3 Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh data bahwa pada pelarut akuades,
diameter noda pada kertas saring untuk sampel minyak kelapa dan minyak wijen
ditemukan noda yaitu 2 cm dan 3,4 cm, sedangkan pada minyak sawit dan mentega
secara berturut-turut adalah 2,2 cm dan 1,2 cm. Hal ini tidak sesuai dengan teori,
dimana seharusnya tidak ada noda yang timbul pada kertas saring, karena campuran
akuades dan sampel tidak mungkin bercampur karena akuades bersifat polar
sedangkan minyak dan lemak bersifat nonpolar, jadi seharusnya pelarut air tidak
dapat melarutkan minyak dan lemak seharusnya tidak ada noda yang timbul.
pada pelarut etanol diperoleh diameter noda 1,9 cm pada minyak kelapa 1,3 cm pada
minyak wijen, 3,2 cm pada minyak sawit dan 1,3 cm pada mentega. Hal ini sudah
sesuai dengan teori, dimana pada pelarutan ini, pelarut yaitu etanol dan terlarutnya
yaitu minyak atau lemak akan saling bercampur karena sama-sama bersifat nonpolar.
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan lemak terbesar sampai terkecil dari keempat
sampel adalah mentega, minyak wijen, minyak kelapa dan minyak sawit.
Pada pelarut kloroform juga menghasilkan noda pada minyak kelapa dengan
diameter 1,9 cm, minyak wijen dengan diameter 4 cm, minyak sawit dengan
diameter 3,7 cm dan mentega dengan diameter 2,6 cm. Sampel minyak mulai larut
etanol. Dari hasil percobaan yang dilakukan noda yang dihasilkan pada kloroform
lebih besar dari etanol pada sampel minyak sawit, mentega dan minyak wijen, hal ini
terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan pada saat penetesan larutan yang akan di
tersebut yaitu minyak kelapa dengan diameter nodanya adalah 2,8 cm, minyak wijen
dengan diameter nodanya adalah 1,8 cm, minyak sawit dengan diameter nodanya
adalah 3,5 cm, dan mentega dengan diameter 2,9 cm. Sampel minyak kelapa, minyak
wijen, minyak sawit dan mentega larut dengan sempurna pada n-heksana karena
bawah kloroform. Sehingga noda yang ditimbulkan seharusnya lebih besar dari pada
Dari semua campuran antara sampel minyak atau lemak dengan keempat
jenis pelarut, dapat dilihat bahwa minyak dan lemak tidak larut dalam air dan etanol,
sehingga membentuk dua fase dan larut pada n-heksana dan kloroform sehingga
membentu satu fase saja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu
minyak dan lemak ialah panjang pendeknya rantai asam lemak penyusunnya. Suatu
gliserida asam lemak rantai pendek dapat dengan mudah larut dalam air, sementara
itu gliserida asam lemak rantai panjang tidak dapat larut dalam air. Semakin panjang
rantai atom karbon penyusun lemak dan minyak, semakin tidak polar minyak dan
n-heksana pada campuran air dengan sampel minyak dan lemak pada percobaan
kelarutam minyak dan lemak. Larutan akuades dan minyak (minyak kelapa, minyak
wijen dan minyak sawit) yang telah ditambahkan dengan pelarut kloroform, serta
larutan akuades dan mentega yang telah ditambahkan etanol, dihasilkan dua lapisan.
Hal ini disebabkan karena lapisan akuades bersifat polar sehingga tidak bercampur
dengan pelarut organik yang kepolarannya lebih kecil. Oleh sebab itu, keduanya
mudah dipisahkan dengan cara dipipet. Setelah itu, lapisan air ditambahkan lagi
dengan pelarut organik dengan tujuan untuk mengikat minyak atau lemak yang
masih tersisa dalam lapisan air tadi. Setelah itu, lapisan organik pertama
dicampurkan dengan lapisan organik kedua. Campuran ini kemudian dikocok, dan
diteteskan pada kertas saring, dikeringkan dalam oven, dan setelah kering, diukur
minyak kelapa memiliki diameter sebesar 2,05 cm, minyak wijen 2,975 cm, minyak
sawit 2,25 cm, dan mentega 1,225 cm, hal ini tidak sesuai dengan teori yang
seharusnya air tidak memiliki diameter karena air mengalami penguapan saat proses
kelapa memiliki diameter noda sebesar 2,75 cm, kloroform ditambahkan dengan
minyak wijen juga memiliki diameter noda sebesar 3 cm, etanol ditambahkan dengan
minyak sawit memiliki diameter noda 1,05 cm sementara kloroform dengan mentega
merupakan pelarut yang sangat baik untuk minyak kelapa, minyak wijen dan minyak