Oleh :
Dr. HERAWATI, M.Si
4/20/2018 1
VOLUMETRTI atau TITRIMETRI
4/20/2018 2
LARUTAN STANDAR
(TITRANT)
SAMPEL
dan
INDIKATOR SYARAT TITRASI TERJADI
(PRINSIP REAKSI )
LARUTAN UJI
(TITRAT)
VA.NA = VB.NB
4/20/2018 HERAWATI 3
PRINSIP : A + B hasil reaksi
VA.NA = VB.NB
4/20/2018 4
LARUTAN STANDAR ATAU BAKU
(Suatu Larutan zat tertentu yang telah diketahui kadar/konsentrasinya)
4/20/2018 5
Syarat – syarat Zat Standar/Baku Primer
4/20/2018 6
Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam titrasi
1. Reaksi harus berlangsung cepat dan reversibel
2. Reaksi harus stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping
3. Pada titik ekivalensi titrasi, salah satu sifat sistem yang
bereaksi harus mengalami perubahan yang sekonyong-
konyong (mendadak)
4. Harus ada tanda/indikator untuk menunjukkan titik
ekivalensi titrasi (titik akhir titrasi secara teoritis)
5. Larutan baku yang direaksikan dengan analit dalam larutan
contoh harus mudah didapatkan dan stabil sehingga
konsentrasi tidak mudah berubah.
4/20/2018 7
Titik ekivalensi (T.E) : titik dimana jumlah ekivalen
zat-zat yang bereaksi sama
Titik akhir titrasi (T.A) : titik dimana terjadi
perubahan sifat sistem reaksi dan saat inilah titrasi
diakhiri
T.E ≠ T.A
Catatan : titik akhir titrasi tidak selalu berhimpit dengan titik ekivalensi
tetapi diusahakan sedekat mungkin.
T.E merupakan T.A teoritis
Kesalahan titrasi = selisih antara T.E dengan T.A
Tingkat kesalahan pada Titrimetri = 0,1 %
4/20/2018 8
Perubahan yang dapat terjadi pada saat
Titik Akhir Titrasi
4/20/2018 9
Perhitungan hasil titrasi (titrimetri) :
4/20/2018 10
PEMBAGIAN ANALISIS VOLUMETRI/TITRIMETRI
BERDASARKAN REAKSI KIMIA :
4/20/2018 11
TITRASI ASAM - BASA
• Tujuan titrasi asam-basa : untuk menentukan konsentrasi
asam atau basa
• Prinsip : penambahan larutan basa ke dalam larutan asam
atau sebaliknya secara terukur dan salah satu konsentrasinya
diketahui untuk menentukan konsentrasi asam atau basa.
• Larutan standar (Titran) : larutan asam kuat atau basa kuat
• Indikator yang digunakan : indikator pH (indikator asam-basa)
yaitu zat yang berubah warna apabila pH lingkungannya
berubah.
• Titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya warna larutan
sesuai dengan indikator pHnya
(V x N)titrant = (V x N)titrat = (V x N)analit
4/20/2018 12
Beberapa indikator asam-basa (indikator pH)
4/20/2018 13
KURVA TITRASI ASAM - BASA
pH
mL NaOH
4/20/2018 14
• Reaksi – reaksi dalam Titrasi Asam – Basa
(Asidimetri – Alkalimetri)
4/20/2018 15
PENERAPAN TITRASI - BASA
ANALISA BAHAN ANORGANIK :
• Penetapan Nitrogen secara Kjeldahl
4/20/2018 16
• Penetapan kesadahan air
• Penetapan belerang dalam bahan organik dan biologis (bahan
dibakar dalam arus oksigen, belerang dioksida yang terbentuk
ditampung dalam larutan encer hidrogen peroksida, asam
sulfat yang terjadi dititrasi dengan basa standar).
• Penetapan garam amonium
• Penetapan nitrat dan nitrit
• Penetapan campuran karbonat (cara Warder)
4/20/2018 17
“TITRASI REDOKS”
(Titrasi Berdasarkan Reaksi
Oksidasi – Reduksi)
4/20/2018 18
PENDAHULUAN
• Titrasi redoks melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi antara titrant dan titrat
(analit). Atau titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor
atau sebaliknya.
• Tujuan Titrasi ini untuk penentuan senyawa yang bersifat oksidator atau
reduktor.
• Aplikasi dalam bidang industri misalnya :
- penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganat
- penentuan sulfit dalam minuman anggur dengan menggunakan
iodine
- penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.
- penentuan besi(II) dengan serium(IV), dan sebagainya.
➢ Jenis-jenis titrasi redoks :
- Permanganometri - Dikrometri
- Iodometri - Cerimetri
- Iodimetri
4/20/2018 HERAWATI 19
• Prinsip Titrasi Redoks .
Reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan
penangkapan dan pelepasan elektron.
4/20/2018 HERAWATI 20
• Syarat Indikator redoks
a. Indikator harus bisa megalami reaksi reduksi atau oksidasi dengan
cepat (sifat oksidator dan reduktornya lemah)
b. Indikator harus dapat mengalami reaksi redoks reversibel dengan cepat,
sehingga bila terjadi penumpukan massa titrant atau analit, maka sistem
tidak akan mengalami reaksi oksidasi atau reduksi secara gradual.
4/20/2018 HERAWATI 21
PERMANGANOMETRI
• Tujuan : untuk menetapkan kadar analit (zat reduktor) dalam contoh/cuplikan/sampel
dengan titrant Oksidator
• Prinsip : analit (reduktor) dalam larutan contoh bereaksi dengan permanganat (oksidator)
dalam suasana asam, basa atau netral sampai titik ekivalensi yang ditandai dengan warna
violet muda yang stabil.
R(Reduktor) + MnO4- + H+ ROks + Mn2+ + H2O
(analit) titrant (oksidator)
4/20/2018 HERAWATI 22
PEMBUATAN LARUTAN KMnO4 0,1 N
4/20/2018 HERAWATI 23
STANDARDISASI LARUTAN KMnO4 0,1 N
➢ Prinsip : Asam oksalat dapat dipergunakan sebagai bahan baku primer untuk menetapkan
titar larutan KMnO4. Larutan asam oksalat yang tertentu normalitasnya dititar dengan
KMnO4. Penitaran dilakukan dalam suasana asam sulfat encer dan suhu diatur (60 – 70)oC.
Dalam penitaran ini tidak dipakai indikator, karena kelebihan larutan KMnO4 sedikit saja pada
titik akhir titrasi (T.A .T)sudah memberikan warna merah muda
Reaksi:
2 MnO4- + 5 H2C2O4 + 6 H+ 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O
• Cara Kerja:
Timbang dengan teliti 630 mg hablur asam oksalat, dimasukkan ke labu takar 100 mL
dilarutkan dengan air suling lalu ditepatkan sampai tanda tera. Kemudian pipet 25 mL larutan
asam oksalat tadi, tambahkan 25 mL asam sulfat 4 N ( dengan gelas ukur ), panaskan sampai
70oC, lalu dititar dengan larutan KMnO4 sampai timbul warna merah muda . Lakukan duplo.
Hitung normalitas KMnO4.
• Perhitungan:
N KMnO4 = (mg oksalat/BE. Oksalat) x 1/V.KMnO4 x 25/100
4/20/2018 HERAWATI 24
Penggunaan Titrasi Redoks
Penetapan Kadar Besi dalam Garam Besi
• Prinsip Reaksi:
MnO4- + 4 Fe2+ + 8 H+ Mn2+ + 4 Fe3+ + 4 H2O
• Cara Kerja:
Dipipet 25 mL larutan contoh, masukkan ke erlenmeyer, lalu ditambahkan 25
mL H2SO4 4 N, kemudian dititar dengan larutan KMnO4 0,1 N yang sudah
distandardisasi sampai titik akhir titrasi ditandai dengan warna violet muda.
Hitung % kadar besi dalam contoh !!!!
4/20/2018 HERAWATI 25
• Penggunaaan jenis titrasi permanganometri
1. Secara langsung : titrasi zat reduktor ( ion oksalat, arsenit, besi (II), bromide,
antimonit, hydrogen peroksida)
4/20/2018 HERAWATI 27
IODOMETRI
(TITRASI TIDAK LANGSUNG)
4/20/2018 28
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
PADA TITRASI SECARA IODOMETRI
4/20/2018 29
2. Reaksi iodometri dilakukan dalam suasana asam sedikit basa (pH < 8), jika
terlalu basa, maka akan terjadi reaksi
I2 + 2-OH IO- + I- + H2O
ion hipoiodit
3IO- 2I- + IO3-
ion iodat
sehingga volume tiosufat (titran) berkurang, kesalahan sampai 4% terjadi
pada pH sekitar 11,5
3. Larutan kanji yang sudah rusak akan memberi warna violet yang sulit hilang
warnanya, sehingga akan mengganggu penitaran.
4. Pemberian kanji terlalu awal, dapat menyebabkan iod menguraikan amilum
dan hasil peruraian mengganggu perubahan warna pada titik akhir.
5. Penambahan KI harus berlebih, karena I2 yang dihasilkan sukar larut dalam
air tetapi mudah larut dalam KI, jadi KI yang ditambahakan selain
mereduksi analit juga melarutkan I2 hasil reaksi.
4/20/2018 30
6. Larutan Tiosulfat (H2S2O3) dapat terdekomposisi: Suasana yang
sangat asam dapat menguraikan larutan tiosulfat menjadi
belerang.
S2O32- + 2H+ H2S2O3 + H2SO3 + S
Suasana basa (pH > 9) tiosulfat menjadi ion sulfat.
4/20/2018 31
PENERAPAN ANALISIS IODOMETRI
4/20/2018 32
ARGENTOMETRI
(TITRASI PENGENDAPAN)
4/20/2018 33
ARGENTOMETRI
• Tujuan : untuk menetapkan ion-ion halida (Cl-;
Br-; l-; Cl- ; dan anion-anion lainnya.
• Prinsip : volumetri berdasarkan
pembentukkan endapan yang sukar larut.
• Larutan standar/Titran : AgNO3; KSCN atau
NH4SCN
• Indikator : K2CrO4; Fluoresen; Fe3+
• Titik akhir titrasi : ditandai dengan
terbentuknya kekeruhan atau endapan.
(V x N)titrant = (V x N)titrat = (V x N)analit
4/20/2018 34
SYARAT-SYARAT AGAR
ARGENTOMETRI EFEKTIF
4/20/2018 36
KURVA TITRASI ARGRNTOMETRI
AgI
AgBr
pX AgCl
25 50 75
mL AgNO3
4/20/2018 37
JENIS TITRASI ARGENTOMETRI
4/20/2018 38
Prinsip Tahapan dalam Analisis Titrimetri: A + B Hasil reaksi
Penimbangan atau
Pemipetan
Contoh/Sampel 1. Pilih pelarut sampel
yang sesuai
2. Teknik melarutkan analit
3. Mengatur kondisi larutan,
misalnya pH, temperatur
Pelarutan 4. Pemilihan indikator yang sesuai
Sampel
4/20/2018 HERAWATI 39
• TITRASI
1. Pengetahuan jenis buret & peruntukkannya
2. Pencucian buret dengan air
3. Pembilasan buret (2x)
4. Memasukkan larutan memakai corong
5. Pengelapan bagian atas buret
6. Penepatan tanda tera
7. Gelembung di cerat
8. Alas putih
9. Penurunan cairan
10. Pengamatan titik akhir
11. Pembacaan skala
4/20/2018 HERAWATI 40
HAL – HAL YANG DIPERHATIKAN
PADA DASAR TEKNIK VOLUMETRI
• MENIMBANG
1. Kebersihan
2. Waterpass
3. On kan neraca
4. Zero point
5. Memasukkan wadah
6. Memasukkan zat
7. Kondisi neraca (jendela neraca)
8. Stabilitas neraca
9. Pembacaan penimbangan (pencatatan)
10. Zero point
11. Off neraca
12. Mengeluarkan
4/20/2018 HERAWATI 41
• MEMIPET
1. Disiplin
2. Kebersihan
3. Pencucian pipet dengan air
4. Pembilasan pipet (tidak naik turun)
5. Pembilasan pipet (2x)
6. Dilap sebelum ditera
7. Penepatan tanda tera (miniskus)
8. Posisi pipet vertikal membentuk sudut 45o
9. Ditunggu 15 hitungan
4/20/2018 HERAWATI 42
• MELARUTKAN ZAT
1. Pencucian labu takar & corong
2. Penggunaan pengaduk & corong
3. Membilas leher labu dengan aquades
4. Pelarutan awal
5. Leher labu dilap
6. Penetapan tanda tera
7. Pengenalan Kondisi kritis
8. Pengocokkan (12 kali)
4/20/2018 HERAWATI 43
“KOMPLEKSIOMETRI”
(TITRASI BERDASARKAN PEMBENTUKKAN SENYAWA
KOMPLEKS)
4/20/2018 44
SENYAWA KOMPLEKS
KATION ANION
Mn+ :Ligand
4/20/2018 45
KOMPLEKSIOMETRI
4/20/2018 46
JENIS TITRASI BERDASARKAN PENGOMPLEKSNYA
4/20/2018 47
KARAKTERISASI dan KEGUNAAN EDTA dalam TITRIMETRI
1. EDTA dalam ligan heksadentat yang mempunyai 6 buah atom donor pasangan
elektron; yaitu melalui kedua atom N dan keempat atom O dari OH. EDTA
merupakan garam Na-EDTA yang mudah larut dalam air.
2. EDTA dapat membentuk kompleks dengan ion logam dengan perbandingan
(1:1) artinya ; 1 molekul EDTA dengan 1 ion logam, sehingga reaksi berjalan
cepat dan 1 tahap.
3. Konstanta kestabilan kelat kompleksnya umumnya besar, sehingga reaksi
sempurna (kecuali dengan logam alkali)
4. Bahan baku primer untuk standardisasi EDTA mudah diperoleh (CaCO3).
5. Asam EDTA dalam larutan mempunyai 5 spesiasi :
H4Y H3Y- H2Y2- HY3- Y4-
4/20/2018 48
PENGARUH pH PADA TITRASI KOMPLEKSIOMETRI
• Pada pH rendah kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga jumlah terbesar EDTA
akan berbentuk H4Y
• Pada pH tinggi sebagian EDTA akan terdapat sebagai spesiasi Y4-
• Berapapun pH larutan EDTA dan spesiasi manapun yang dominan ataupun tidak
dominan, jumlah total mol kelima spesiasi EDTA tersebut akan selalu sama dengan
mol bentuk yang dilarutkan atau yang terbentk dalam reaksi :
Mn+ + H2Y2- (MY)n-4 + 2H+
Kesempurnaan reaksi tergantung pada pH titrat :
• Semakin tinggi pH semakin baik, tetapi ada batas tertentu. Pada pH yang lbh
rendah dari batas tersebut maka titrasi tidak layak.
• Titrat pada titrasi EDTA harus diberi buffer pH agar memenuhi pH tersebut. Buffer
juga diperlukan untuk menyerap ion-ion hidrogen yang dihasilkan dalam reaksi
titrasi. Jika ion hidrogen yang dihasilkan dalam reaksi makin banyak, maka
mengganggu jalannya reaksi.
• Supaya titrasi berjalan sempurna harus diperhatikan pH minimum. pH minimum
berbeda-beda untuk setiap kation yang dititrasi.
• Jika pH terlalu tinggi, ion logam terhidrolisa dan membentuk endapan logan
tersebut
4/20/2018 49
INDIKATOR LOGAM
M – In M – EDTA
Contoh indikator : erio-t (H3In), calmagite, murexide dan lain-lain
4/20/2018 50
Contoh: indikator logam yang banyak digunakan : Erio-T (H3In)
Jika pH kurang dari 6,3 atau lebih dari 11,5, indikator bebas dan kelatnya
hampir tidak berbeda warna atau bahkan sama.
4/20/2018 51
• Erio –T cocok untuk titrasi Mg2+ pada pH 10, tapi tidak cocok untuk Ca2+.
Karena untuk titrasi Ca2+, titik akhir timbul terlalu awal. Untuk
mengatasinya, pada larutan Ca2+ ditambahkan Mg2+ karena kelat MgIn-
lebih kuat daripada CaIn-. Maka indikator akan diikat oleh Mg2+ harus
diperhitungkan, dikurangkan dari hasil titrasi.
• Mg dapat juga diberikan dalam bentuk larutan Mg-EDTA ke dalam larutan
yang dititrasi. Dalam hal ini tidak perlu dicari berapa EDTA yang terpakai
oleh Mg karena tidak ada Mg yang terpakai sama sekali.
4/20/2018 52
TEKNIK TITRASI dengan EDTA
1. Titrasi Langsung
2. Titrasi Tidak Langsung
3. Titrasi Kembali
4. Titrasi Pergeseran
5. Titrasi Alkalimetri
4/20/2018 53
PENERAPAN TITRASI dengan EDTA
4/20/2018 54
Standardisasi EDTA dengan bahan baku primer
Kalsiumkarbonat (CaCO3)
4/20/2018 HERAWATI 55
Penetapan kesadahan jumlah dalam sampel air
• Tujuan : menetapkan kesadahan jumlah dalam sampel air secara kompleksiometri dengan
EDTA (H2Y2-) menggunakan indikator Erio-T (HIn-2)
• Reaksi :
Sebelum titrasi:
Ca2+ + HIn2- CaIn- + H+
(Indikator) biru merah
Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+ (lebih dominan)
biru merah
Karena CaIn- lebih lemah daripada MgIn- sehingga indikator diikat oleh MgIn- maka EDTA (H2Y2-) bereaksi
dengan Ca2+
Selama titrasi :
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
analit titrant
Saat titik akhir titrasi :
MgIn- + H2Y2- MgY2- + HIn2- + H+
Biru (pada Titik Akhir Titrasi)
4/20/2018 HERAWATI 56
soal
• Kalsium karbonat murni ditimbang 0,2428 g, dimasukkan ke labu takar
200 mL, dilarutkan dengan penambahan asam klorida secukupnya dan
diimpitkan dengan aquades sampai tanda tera dan dihomogenkan.
Kemudian larutan tersebut dipipet 50 mL dimasukkan ke erlenmeyer dan
ditambahkan 10 mL buffer pH 10 yang mengandung ion Mg, ditambahkan
indikator Erio-T, lalu dititar dengan EDTA ternyata membutuhkan 42,75
mL EDTA.
1. dibuat larutan 0,01M EDTA sebanyak 1 L (BM 372,2 g/mol), berapa
yang ditimbang EDTA tersebut??
2. Tuliskan reaksi yang terjadi secara stoikiometri lengkap!!!
3. Hitung molaritas larutan EDTA berdasarkan data kuantitatif yang ada!!
4. EDTA yang telah diketahui konsentrasinya pada soal (3), digunakan
sebagai titrant untuk titrasi 200 mL sampel air yang mengandung ion
kalsium dengan indikator erio-T dan buffer pH 10 yang mengandung ion
magnesium. Titik akhir titrasi membutuhkan 16,35 mL EDTA. Hitung kadar
ion kalsium sebagai kalsium karbonat dalam satuang (mg/L)!!!
4/20/2018 57
soal
• Sampel air 100 mL mengandung ion kalsisum dan magnesium dititar
dengan 15,25 mL EDTA 0,0106 M dalam suatu buffer amoniak pH 10.
sampel air lain 100 mL (mengandung ion kalsisum dan magnesium) dititar
dengan natrium hidroksida untuk mengendapkan ion magnesium
membentuk magnesiumhidroksida, dan kemudian dititar pada pH 13
dengan 10,45 mL EDTA yang sama. Hitung kadar masing-masing kalsium
dan magnesium sebagai kalsium karbonat dan magnesium karbonat dalam
satuan mg/L (ppm)
4/20/2018 58
Tahapan dalam Analisis Volumetri :
Penimbangan atau
Pemipetan
Contoh/Sampel 1. Pilih pelarut sampel
yang sesuai
2. Teknik melarutkan analit
3. Mengatur kondisi larutan,
misalnya pH, temperatur
Pelarutan 4. Pemilihan indikator yang sesuai
Sampel
4/20/2018 59
HAL – HAL YANG DIPERHATIKAN
PADA DASAR TEKNIK VOLUMETRI
• MENIMBANG
1. Kebersihan
2. Waterpass
3. On kan neraca
4. Zero point
5. Memasukkan wadah
6. Memasukkan zat
7. Kondisi neraca (jendela neraca)
8. Stabilitas neraca
9. Pembacaan penimbangan (pencatatan)
10. Zero point
11. Off neraca
12. Mengeluarkan
4/20/2018 60
• MELARUTKAN ZAT
1. Pencucian labu takar & corong
2. Penggunaan pengaduk & corong
3. Membilas leher labu dengan aquades
4. Pelarutan awal
5. Leher labu dilap
6. Penetapan tanda tera
7. Pengenalan Kondisi kritis
8. Pengocokkan (12 kali)
4/20/2018 61
• MEMIPET
1. Disiplin
2. Kebersihan
3. Pencucian pipet dengan air
4. Pembilasan pipet (tidak naik turun)
5. Pembilasan pipet (2x)
6. Dilap sebelum ditera
7. Penepatan tanda tera (miniskus)
8. Posisi pipet vertikal membentuk sudut 45o
9. Ditunggu 15 hitungan
4/20/2018 62
• TITRASI
1. Pengetahuan jenis buret & peruntukkannya
2. Pencucian buret dengan air
3. Pembilasan buret (2x)
4. Memasukkan larutan memakai corong
5. Pengelapan bagian atas buret
6. Penepatan tanda tera
7. Gelembung di cerat
8. Alas putih
9. Penurunan cairan
10. Pengamatan titik akhir
11. Pembacaan skala
4/20/2018 63
TERIMA KASIH
4/20/2018 64