Anda di halaman 1dari 46

Dra. Rum Hastuti, M.

Si
Khabibi MSi

Revisi 2012
Dasar kajian

suatu materi
Kajian
Kimia penentuan
Analitik unsur penyusun / zat lain
yg terkandung dlm zat

 1.Identifikasi zat
 2.Elusidasi struktur
 3.Analisis kuantitatif penyusun
Materi Kimia Analitik II
I. Analisa kuantitativ konvensional :

*Analisis volumetri : asidi – alkali metri


kompleksometri
oksidasi-reduksi **
pengendapan
gasometri
*Analisis gravimetri : konvensional & modern (elektro
gravimetri)

II.Analisis kuantitativ modern

Pengantar Spektro
Pengantar Kolorimetri
Pengantar Potensiometri **
Dasar analisa volumetri

Analisa volumetri
bagian dari analisa kuantitativ berdasar pengukuran volume
dari suatu larutan yang diketahui [ ] nya dengan pasti

titran
A

Cara kerja analisa volumetri

TITRASI / TITRIMETRI

titrat B
 Titran  larutan penitrasi yang telah diketahui [ ] nya
 dengan pasti.
Titrat ≈ Analat  Bahan yg akan ditentukan / dicari
dengan cara titrasi
 Titrimetri  pe(+)an Titran melalui buret,
 pe(+)an vol titran terbaca dengan tepat

 Volume atau berat titrat dapat diukur dengan teliti, bila konsentrasi
titran diketahui   mol titrat dapat dihitung.

∑ Titrat ekivalen dengan ∑ Titran  ∑ Mol titrat dapat


diketahui pula berdasar persamaan reaksi dan koefisiennya
Dasar reaksi kimia dalam titrasi

aA + bB  C
titran  A = zat penitrasi

titrat  B = zat yang dititrasi

C = hasil reaksi

Tetapi tidak semua reaksi kimia dapat dipakai sebagai dasar suatu
titrasi.

????
1. * Reaksi berjalan cepat,sederhana

2. (reaksi ion An-org umumnya memenuhi,/ (+) katalis, ---- )

3. * Sempurna, stokhiometri, tidak ada reaksi samping

4. * Salah satu sifat pada sistem yang bereaksi harus mengalami


perubahan secara tiba-tiba pada pe (+) sejumlah equivalen zat
penitrasi.

5. * Ada perubahan sbg penunjuk akhir titrasi  indikator


Reaksi-reaksi dasar Analisis

Reaksi titrimetri Indikasi TAT


. Perubahan warna
 Sederhana, . Beda potensial (E)
 Stoikiometri, Titrasi.Potensiometri
 Cepat, katalis,--- . Perubahan λ
 Perubahan dpt Titrasi.Konduktometri
diamati  TE . Arus yg lewat sel titrasi
Titrasi.Amperometri
. Perubahan Abs
indikator TAT Titrasi.Spektrofotometri.
 Titrat dan Titran saling
menghabiskan dalam reaksi tidak
titran ada kelebihan satu sama lainnya

A
 reaksi telah ekivalen
Reaksi
ekivalen  Pereaksi telah ekivalen, tidak
selalu berarti pereaksi dan zat
yang direaksikan telah sama
banyak, baik Vol, ∑ gr atau Mol
nya.
titrat B
 ∑ mol yang bereaksi ditentukan oleh
 persamaan reaksi.

 Contoh reaksi dalam Titrasi :

 2.HCl + 1.Na2B4O7 + 5.H2O  2.NaCl + 4H3BO3

 5.Fe2+ + 1.MnO4- + 8.H+ 5.Fe3+ + Mn2+ + 4.H2O

 1.CH3COOH + 1.NaOH 1.CH3COONa + 1.H2O


 * ∑ eK Titran dan Titrat selalu sama. ?
 Karena berat ekivalen didefinisikan sedemikian rupa sehingga
tercapai kesamaan jumlah ekivalen

Berarti koefisien reaksi berperan dlm penentuan BE.


 * BE tergantung dari reaksi yang benar-benar berlangsung
selama Titrasi.
 * Hub ∑ EK dan ∑ Mol tidak selalu tetap.
 *BE suatu zat bukanlah besaran yang selalu tetap.

 Nilai N Larutan mungkin berubah menurut reaksi yang terjadi


dengan memperhatikan :
 * Macam Titrasi * Kondisi Titrasi
 Konsentrasi dapat dinyatakan dalam :
 Mol / Liter  Molaritas
 Ekivalen / Liter  Normalitas
 Dalam hitungan titrasi, konsentrasi titrat dan titran sering dinyatakan dalam :
 N = Kenormalan = Normalitas
N = ∑ Ekivalen / L

 Akhir titrasi idealnya  ekivalen titrasi


 T. AT  T. E

 * ∑ Mol titran & titrat belum tentu

 Pada keadaan TE sama tergantung koefisien reaksi.


 * ∑ eqivalen titran = ∑ eqivalen titrat



Cara menyatakan konsentarsi larutan

∑ zat ∑ ∑ zat nama Perhitungan


terlarut larutan pelarut [C]
gram 100 gr % brt berat z terlarut (g)/berat lrt(g) x 100%
gram - 100 gr - berat z terlarut (g)/berat z pelarut x 100%
gram liter - - berat z terlarut (g)/vol larutan (L)
mgram liter - ppm berat z terlarut (mg)/vol larutan (L)
mL 100 mL - % vol vol z terlarut (mL)/vol larutan (mL) x100%
mol liter - (M) mol z terlarut/vol larutan (L)
mol - kg (m) Mol z terlarut/berat z pelarut (Kg)
mol - mol (X) Mol z terlarut/ mol z pelarut + mol z terlarut
mol liter - (N) eqivalen z terlarut/vol larutan (L)
Bahan diskusi :
96% berat
Larutan H2SO4 :
rapat massa 1,96 g/mL

Ubah ukuran konsentrasi larutan H2SO4

1) 1.L larutan H2SO4  berat 1,96 x 1000 =1960 gr


berat H2SO4 dalam larutan = 96 /100 x 1960 = 1882 gr
berat air dalam larutan = 1960 – 1882 = 78 gr

(2) % brt  100/78 x 1882 g = 2413 gr H2SO4 / 100 gr pelarut

(3) 1882 gr H2SO4 / liter larutan

(4) ppm  1882 x 103 ppm


(5) Tidak dapat dihitung karena rapat massa H2SO4 murni
tidak diketahui, dan kemungkinan akan terjadi kontraksi
volume pada larutan

(6) 1882 gr H2SO4 = 1882/ 98 mol = 19,2 mol


Molaritas  (M) = 19,2 M
zat terlarut ditinjau dalam bentuk ion.
Formalitas  F(SO4=) = 19,2 ; F(H+) = 2 x 19,2 = 38,4

(7) Molalitas mol z terlarut/ berat z pelarut (Kg)


(1000 / 78) x 19,2 = 246,2

(8) Fraksi mol = 19,2 / (19,2 + 78/18) = 0,82

(9) Normalitas (N) 1 eq H2SO4 = ½ mol (titrasi asam-basa)


normalitas = 38,4 N
ACIDS BASES

NaOH / 1 = 40,00 gr
HCl/1 = 36,17 gr
These weight are all
Equivalent to Ba (OH)2/2 = 85,6 gr
H2SO4/2 = 49,01 gr

NH3/1 = 17,03 gr
CH3COOH/1 = 60,05 gr
1.008 gr of H+
SO3/2 = 40,30 gr Na2CO3/2 = 53,0 gr

NaCl/1 = 58,45 gr AgNO3/1 = 169,9 gr


SALT
Ba(NO3)2/2 = 130,7 gr Na2SO4/2 = 71,03 gr

Na3PO4/3 = 54,66 gr Fe2(SO4)3/6 = 40,00 gr

Gram-equivalent weight of some


Acids, bases, and salts
Contoh
Titrasi Asidi Alkalimetri H3PO4 dengan Titrasi NaOH
Hub BE dengan berat Mol juga dipengaruhi
indikator yang digunakan

NaOH
 1H3PO4 + 2NaOH  Na2HPO4 + 2H2O
A PP
 BE = ½ BM Lrt 1 M  2 N
Tidak berwarna  merah

Metil Jingga

1H3PO4 + 1NaOH  NaH2PO4 + H2O

H3PO4  BE = BM Lrt 1 M  1 N
berwarna  tidak berwarna
 *) 1.Na2CO3 + 1.HCl  NaHCO3 + HCl
Indk. PP

 BE = BM Lrt 1 M  1 N

**) 1.Na2CO3 + 2.HCl  2NaCl + H2CO3


Indk. Metil Jingga

 BE = ½ BM Lrt 1 M  2 N

 BM
?.BE = ---------
n Valensi
Titrasi Asam Pospat 0,1 M dengan NaOH 0,1 M.
TAT tercapai pada pH = 9,72
Ditunjukkan perubahan warna Titrat semula ≠ berwarna
 kemerah-merahan. Ini bertepatan dengan berakhirnya reaksi :
 1.H3PO4 + 2.NaOH  Na2HPO4 + 2H2O
Setiap 1 Mol asam dipakai habis 2 Mol NaOH. Jika Asam yang
dititrasi 50 mL  diperlukan Basa 100 mL
BE NaOH  BM  Lrt. 0,1 M  0,1 N
Berapa konsentrasi H3PO4 bila dinyatakan dalam N
[V x N]bs 100 x 0,1
Nas = -------------------- = ---------------- = 0,2
Vas 50

Konsentrasi H3PO4 = 0,2 N

TE Titrasi  ∑ EKtitran =  EKtitrat

[ V x N ]as = [ V x N ]bs
Bila titrasi dicapai pada pH = 4,62

Reaksi yang terjadi

1.NaOH + 1.H3PO4  NaH2PO4 + H2O

Setiap molekul asam memerlukan / baru menetralkan satu Mol


basa, berarti untuk 50 mL asam 0,1 M juga diperlukan 50 mL
basa 0,1 M

Jadi hungan BE dengan BM Tgt dari reaksi yang terjadi

•Bila Titrasi di atas menggunakan indikator MM  TAT


ditentukan dari perubahan warna Lrt. Merah  Jingga
1. TAT dapat ditentukan :
Perubahan terpenting mendasari penentuan
TAT dengan perhitungan dan perubahan pH.

Reaksi yang terjadi :


1. As dengan Bs (reaksi netralisasi)
 agar kuantitatif  As/Bs harus kuat
 a * As dgn garam [ reaksi pembentukan
 As lemah ]
agar kuantitatif  As kuat, dan garam
terbentuk dari As lemah sekali
 Reaksi :
HCL + NaCO3  NaHCO3 + NaCl
2HCL + Na2CO3  H2O + CO2 + 2NaCl
HCL + NH4BO2  HBO2 + NH4Cl

b* Bs dgn garam, (pembentukan basa lemah)

agar kuantitatif  Bs harus kuat, dan garam


 dari basa lemah
Hub eq – mol ( titrasi netralisasi)
eq asam monoprotik = ∑ mol asam  1N = 1 mol/L
eq asam diprotik  1N = 1/2 mol /L
eq asam triprotik  1N = 1/3 mol /L
Eq basa  setara dg asam berdasar gugus OH yg dpt
digantikan oleh atom /gugus lain.
eq basa mono  1N = 1 mol /L
eq basa di/tri  1N = 1/2 mol/L , 1/3 mol /L
2. 2. Titrasi Presipitasi / Titrasi pengendapan
3. pembentukan semakin << kelarutan
4. semakin sempurna
Ag+ + Cl-  AgCl

3In2+ + 2K4Fe(CN)6  K2In3[Fe(CN)6]2 + 6K+

Titrasi Presipitasi dengan larutan baku Ag  “Argentometri”.

Equivalen suatu garam dalam reaksi pengendapan


 ∑ mol garam dibagi total valensi ion-ion yang bereaksi
Equivalen AgNO3 dalam titrasi, ion Cl- = 1 mol
3. 3. Titrasi Kompleksometri
Titrasi berdasar pembentukan kompleks
[Ion kompleks, / garam kompleks yang
sukar mengion]
Ag+ + 2CN-  Ag(CN)2-

Hg++ + 2Cl-  HgCl2

Dalam kompleksometri dikenal “Titrasi Kelatometri” yang


menyangkut
penggunaan “EDTA”.

Equivalen suatu zat  massa zat yg bereaksi dg 1


mol kation univalen M+, 1/2 mol M++ , 1/3 mol M+++
untuk kation eq = mol / n (valensi)
4. 4. Titrasi Berdasar Reaksi Redoks
Yaitu reaksi dengan pemindahaan elektron  terjadi
perubahan tingkat oksidasi.

5.[COOH]2 + 2.KMnO4 + 3.H2SO4  10.CO2 + 8.H2O +

1.K2SO4 + 2.MnSO4

 1.Ce4+ + 1.Fe2+  1.Ce3+ + 1.Fe3+

 1.I2 + 2.Na2S2O3  2.NaI + 1.Na3SO4


Equivalen suatu agen pengoksid atau pereduksi 
Banyaknya zat (massa) yang bereaksi dg atau mengandung
1,0078 gr H atau 8 gr Oksigen (1/2 mol oksigen).
∑ oksigen tersedia ditentukan dg menuliskan pers hipotetik

Contoh : 2KMnO4  K2O + MnO + 5 O


cara ke 1
•Dari pers reaksi terlihat dalam suasana asam 2.KMnO4 menghasilkan 5
atom O yang ditangkap agen pereduksi, 1eq KMnO4 = 1/5 mol

Cara ke 2, dengan melihat e- yang dilepas / ditangkap oleh


Zat dalam reaksi dan perubahan bilok unsur utama agen
pereduksi atau pengoksidasi
1 eq zat  ∑ mol zat yg dimaksud yg dapat menerima (oksidator) atau
melepas (reduktor) 1 elektron
1 eq KMnO4 = 1/5 mol
KMnO4 pada suasana asam menangkap 5 e-
 1 eq KMnO4 = 1/5 mol

Metoda 3  memperhatikan perubahan bilok

1 eq zat  banyaknya mol zat yang dimaksud yang dapat


Mengalami perubahan satu satuan bilangan oks.

Contoh:
Reduksi K2Cr2O7  2Cr+++
Bilok Cr berubah 6 satuan  1 eq K2CrO7 = 1/6 mol

Konsep perubahan mol  equivalen , sangat membantu


mempermudah dan mempercepat penghitungan
Dalam analisa volumetri.
TITRASI redoks: IODO – IODIMETRI
BIKROMATOMETRI
PERMANGNOMETRI
CERIMETRI
TAT dapat ditentukan :
 Dengan adanya :
 Indikator yang ditambahkan akan teramati
 * Perubahan warna larutan Titran
* Dari berwarna  (≠) tidak Berwarna
* (≠) Berwarna  Berwarna
 * Kekeruhan :  larutan jernih  keruh
larutan keruh  jernih
 TAT ≠ TE  merupakan suatu kesalahan
 Kesalahan Titrasi tidak boleh > 0,1 %
Kurve Titrasi, TE & TAT

Dasar titrasi reaksi kimia dalam titrasi

a A + b B ----- C

Kesetimbangan yang terjadi

[C] [A]a [B]b


K = ----------------- atau K’ = -------------------
[A]a [B]b [C]
contoh

Titrasi asam / basa  Asidi Alkali

H3O+ + OH-  2H2O Kw = [H3O+] [OH-]

[H2O] [A-]
HA + OH-  H2O + A- K = ------------------ =
[HA] [OH-]

[H2O] [A-] [H+] 1


----------------- x -------------- = ----- x Ka
[H+ ] [OH-] [HA] Kw
Titrasi pengendapan
Kp = [Ag+] [Cl-]
Ag+ + 2 Cl-  AgCl Hasil Kali Kelarutan

[Ag(CN)2]-
Kp.komp = -----------------
Titrasi kompleksometri
(Ag+) (CN-)2

Ag+ + 2CN-  [Ag(CN)2]- (Ag+) (CN-) 2


Kinst = --------------------
[Ag(CN)2]-
Titrasi redoks

Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+


okssidasi

reduksi

(Fe3+) (Ce3+)
Kredoks = ----------------------
(Fe2+) (Ce4+)
Dari harga K ke 4 macam reaksi dalam titrasi,
 dapat dihitung [ion],maupun [molekul]
pada setiap saat selama titrasi berlangsung.

Bila hasil perhitungan [ C ] dialurkan pada sumbu Y ,


Sedang jumlah mL titran yang di (+) kan pada sumbu X
 Akan diperoleh grafik 3.1

[C+]

mL
Kurva titrasi

Grafik 3.1 akan lebih jelas bila perubahan [ C ]


dinyatakan dalam –log [ C ] = p X

Grafik 3.2 yang di dapatkan dinyatakan


sebagai Kurva Titrasi

-log[C]
pH
pX
* TE =
∑titran yg di (+) kan
ekivalen dengan ∑titrat

mL

TE = Titik akhir teoritis titrasi


Suatu titrasi dalam praktek dapat dilakukan ,
bila TE dapat terlihat.

Saat terjadinya perubahan yang dapat dilihat dinamakan


Titik akhir titrasi / TAT

Keadaan sangat ideal, TE berimpit dengan TAT


Pergeseran TE dan TAT  kesalahan titrasi

Suatu titrasi akan berjalan lebih baik bila:

a.Perubahan Y per volume titran yg di (+) pada TE


bertambah besar
b.Perubahan Y yang diperlukan untuk perubahan
warna indikator bertambah kecil
c.Daerah perubahan warna indikator
lebih dekat pada TE
p.X
pH C
-log [C] B
TAT. Semakin curam
A
kemiringan kurve,
Semakin kecil
kesalahan Titrasi.

mL titran

Kurva titrasi : TAT dan trayek perubahan indikator


pX

* TE / TAT
Daerah TE 
0.1 mL seb dan 0,1 mL ssd TE

mL titran
Seb TE Ssd TE
Indikator 2

pH
pX * TE.2
-log [C]
Indikator 1

* TE.1

mL

Bentuk kurve titrasi senyawa poliprotik


1. 1. Sangat Murni  100% (0,01 – 0,02% Pengotor)
2. dg rumus mol yg pasti
3. tidak menyerap
2. H2O / CO2 dari

udara

1. 3. Stabil
2. 4. Mempunyai BE tinggi untuk mengurangi
3. kesalahan penimbangan
4. 5. Bereaksi menurut syarat reaksi titrasi
 Larutan Standard Primer
Bahan yg konsentrasi larutanya dpt langsung ditentukan dari berat
bahan sangat murni yang dilarutkan dalan pelarut dengan vol
tertentu

 Larutan Standard Sekunder


 perlu standardisasi dalam penentuan konsentrasinya
 Standarisasi dengan larutan standar primer
Preparasi larutan standar

Lrtn pekat Zat murni


[a] [?]
pengenceran

Larutan standar

rumus pengenceran ?
V1 x N1 = V2 x N2
V1 = vol larutan pekat
V2 = vol larutan hasil pengenceran
N1 = normalitas larutan pekat
N2 = normalitas larutan hasil pengenceran
Zat murni
[?]
Perlu data kerapatan & kadar zat murni

Larutan standar
Krptn L.gr/mL 1 mL cairan memiliki berat L gr
Cairan
Kadar K% berat 100 gr cairan mengandung K gr
Zat murni.
Setiap 1 mL cairan mengandung zat murni = (L/100).K gr

x mL cairan terkandung zat murni = x . L.K / 100 gr


= x . L.K.10 mgr
= x . L.K.10 / Mr = mmol
Bila zat bervalensi n
x mL cairan setara = 10.x .L.K.n / Mr = mgrek
Untuk membuat larutan dengan normalitas N 

Larutan harus terkandung N greq zat terlarut / 1 liter lrtan

Setiap V mL larutan N  terkandung V.N mgreq

10.x.K.L.n N.V.Mr
V.N = -----------------  x = --------------- mL
Mr 10.n.K.L

Bila reagen/zat yang tersedia tidak murni  perlu standar


disasi dengan larutan standar primer.
Netralisasi : Na karbonat, Na tetraborat, K hidrogen iodat,
asam benzoat)
Pengendapan : perak nitrat, NaCl, KCl,
Redoks : K dikromat, K bromat, K iodat, Na oksalat.
Diskusi :
Anda diminta melakukan preparasi larutan standar iodin
data yg diperlukan : informasi sifat kimia dan fisik zat stand
agar dalam aplikasi penentuan Cu++ dalam sampel akurat.
Larutan standar sebanyak 100 mL, 1 N

Diskusikan & buat resume tentang :


sifat zat, bagaimana mempersiapkan larutan,
menangani, menyimpan agar pada Analisis rutin
larutan tetap bisa digunakan sewaktu waktu.

Latihan:
1)Hitung berapa gram H2SO4 diperlukan untuk mendapatkan
1 equivalen H2SO4
2) Hitung berapa eq dari *)286,002 gr Na2CO3 10 H2O
*) 98,078 gr H2SO4

Anda mungkin juga menyukai