n mol terlarut
M
V liter laru tan
gr 1000
M x
Mr V (ml)
n mol terlarut
M
V liter laru tan k . . 10 mol
M
BM liter
m massa ( gram)
v volume (mL)
Pengenceran Larutan
V1 . M1 V2.M2
V 2 V 1 Vpelarut
Laju Reaksi
Reaksi ada yang berjalan cepat dan ada yang lambat.
A + B C
V = [Reaktan] V= [Produk]
t t
VA =- [A] VB =- [B] VC = + [C]
t t t
Hukum Laju Reaksi
Reaksi umum :
[B] v = [B]
t
konsentrasi
v = - [A]
t
[A]
waktu
Na + air Mg + air
V = k [A]0
[A]
Reaksi Orde 1
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi berbanding lurus dengan
besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi
juga akan meningkat besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga.
V = k [A]1
[A]
Reaksi Orde 2
Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi merupakan pangkat dua dari
peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju
reaksi akan meningkat sebesar (2)2 atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali
semula, maka laju reaksi akan menjadi (3)2 atau 9 kali semula.
V= k [A]2
[A]
MENENTUKAN ORDE REAKSI
Dari data (1) dan (3), diketahui konsentrasi [Q] dan [R] tetap,
1 x Waktu paruh
50%
2 x Waktu paruh
Waktu ( t )
HUBUNGAN t DENGAN SISA ISOTOP
Periode Waktu Sisa Isotop Rumus
paruh: t / t Nt
0 100% = 1 bagian ()0 bagian
1 50% = bagian ()1 bagian
2 25 % = bagian ()2 bagian
3 12,5% = 1/8 bagian ()3 bagian
4 6,25% = 1/16 bagian ()4 bagian
- -
n Maka sisa isotop ( Nt ) ()n bagian