Anda di halaman 1dari 44

KINETIKA REAKSI

Meilan Demulawa, S.Pd, M.Sc


Kemolaran
Kemolaran atau Molaritas (M) = jumlah mol zat yang
terlarut dalam tiap liter
larutan (mol/ L).

n mol terlarut
M
V liter laru tan
gr 1000
M x
Mr V (ml)

Mengapa konsentrasi dinyatakan dalam molaritas/


kemolaran?, krn kita bisa menentukan jumlah mol zat
yang terlarut hanya dengan mengukur volume larutan.
Hubungan Kemolaran dengan Kadar Larutan

Kadar (persen massa) : massa zat terlarut dalam 100


gram larutan.
INGAT !
Molaritas (M) = mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Densitas/Rapat massa () = perbandingan massa
larutan terhadap volume
larutan.

n mol terlarut
M
V liter laru tan k . . 10 mol
M
BM liter
m massa ( gram)

v volume (mL)
Pengenceran Larutan

Pengenceran berarti memperkecil konsentrasi larutan


dengan cara menambah sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran : - volume dan kemolaran larutan berubah
- jumlah zat terlarut tidak berubah
n1 n 2

V1 . M1 V2.M2

V 2 V 1 Vpelarut
Laju Reaksi
Reaksi ada yang berjalan cepat dan ada yang lambat.

Seberapa cepat atau lambat suatu proses berlangsung


Besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu, misal dalm
detik, menit, jam, hari, bulan, tahun...
Laju berkurangnya pereaksi (-) atau laju bertambahnya
pembentukan produk (+)
Laju Reaksi

Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi zat


yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu.

Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin lama semakin


berkurang, sedangkan konsentrasi hasil reaksi semakin lama semakin
bertambah.

A + B C
V = [Reaktan] V= [Produk]
t t
VA =- [A] VB =- [B] VC = + [C]
t t t
Hukum Laju Reaksi

Laju reaksi Laju pengurangan konsentrasi reaktan terhadap waktu


Laju kenaikan konsentrasi produk terhadap waktu

Laju = - [NO2] = - [CO] = [NO] = [CO2]


t t t t

Reaksi umum :

1 [A] 1 [B] 1 [C] 1 [D]


Laju = - =- = =
a t b t c t d t
Grafik Laju Reaksi

[B] v = [B]
t
konsentrasi

v = - [A]
t
[A]

waktu

[ A ] = konsentrasi reaktan [ B ] = konsentrasi produk


Contoh Soal
Dalam suatu praktikum kimia, seorang siswa memasukkan 10
gram zat A (Mr A = 65) ke dalam tabung reaksi yang berisi 150
mL larutan HCl 3 M. Setelah reaksi berlangsung selama 2 menit,
zat A masih tersisa sebanyak 1,5 gram. Berapakah laju
pengurangan zat A?
Teori Tumbukan
1. Tumbukan sebagai syarat terjadinya suatu reaksi kimia

2. Energi aktivasi (Ea)


Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

1. Kereaktifan zat pereaksi


2. Konsentrasi
3. Luas permukaan
4. Suhu
5. Katalis
1. Kereaktifan Zat Pereaksi

Semakin reaktif suatu zat berarti semakin mudah


melepaskan elektron sehingga dapat terjadi reaksi.
Contoh:
Mereaksikan logam Natrium dengan logam Magnesium ke
dalam Gelas kimia yang berisi air

Na + air Mg + air

Logam Na lebih reaktif dari Mg


2. Konsentrasi

Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung


jumlah partikel semakin banyak sehingga partikel-partikel tersebut akan
tersusun lebih rapat dibandingkan larutan yang konsentrasinya lebih
rendah.
Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan terjadinya tumbukan
semakin banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih besar.
Makin besar konsentrasi zat, makin cepat laju reaksinya.
3. Luas Permukaan

Luas permukaan zat-zat pereaksi yang bersentuhan untuk menghasilkan


reaksi.
Suatu reaksi dapat saja melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Luas
permukaan zat ini akan berkaitan dengan bidang sentuh zat tersebut.
Luas permukaan zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil.
Semakin luas permukaan zat, semakin banyak peluang terjadinya
tumbukan efektif menghasilkan perubahan.
4. Suhu

Kenaikan suhu meningkatkan energi kinetik partikel zat zat sehingga


memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan laju reaksi makin cepat.
5. Katalis

Katalis adalah zat yang pada umumnya ditambahkan dalam ke dalam


suatu sistem reaksi untuk mempercepat reaksi.
Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi.
Katalis bekerja dengan cara turut terlibat dalam setiap tahap reaksi,
tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk kembali.
FUNGSI KATALIS

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya


(mempercepat reaksi)

Dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi


dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru.

Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu


yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

Hal.: 18 Isi dengan Judul Halaman Terkait


TUMBUKAN

Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas


Menurut teori kecepatan reaksi antara dua jenis molekul A
dan B sama dengan jumlah tumbukan yang terjadi persatuan
waktu antara kedua jenis molekul tersebut.
Jumlah tumbukan yang terjadi persatuan waktu sebanding
dengan konsentrasi A dan konsentrasi B.
Jadi semakin besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan
semakin besar pula jumlah tumbukan yang terjadi.

Hal.: 19 Isi dengan Judul Halaman Terkait


KELEMAHAN TEORI TUMBUKAN

Tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada


energi tertentu yang harus dilewati (disebut energi aktivasi =
energi pengaktifan) untuk dapat menghasilkan reaksi.
Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih
besar atau sama dengan energi pengaktifan (Ea).
Molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan
tumbukan yang tidak sama jumlahnya jika dibandingkan
dengan molekul yang sederhana struktur ruangnya.

Hal.: 20 Isi dengan Judul Halaman Terkait


TUMBUKAN MOLEKUL

Hal.: 21 Isi dengan Judul Halaman Terkait


TUMBUKAN MOLEKUL

Hal.: 22 Isi dengan Judul Halaman Terkait


Energi pengaktifan (Ea) merupakan energi keadaan awal
sampai dengan energi keadaan transisi.
Molekul-molekul pereaksi harus memiliki energi paling
sedikit sebesar energi pengaktifan (Ea) agar dapat mencapai
keadaan transisi (T*) dan kemudian menjadi hasil reaksi (C +
D).
Energi pengaktifan (= energi aktivasi) adalah jumlah energi
minimum yang dibutuhkan oleh molekul-molekul pereaksi
agar dapat melangsungkan reaksi.

Hal.: 23 Isi dengan Judul Halaman Terkait


Orde Reaksi

Orde reaksi : banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang


mempengaruhi kecepatan reaksi.
Orde persamaan laju reaksi hanya dapat ditentukan secara
eksperimen dan tidak dapat diturunkan dari koefisien
persamaan reaksi.
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat
dari konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju.
Orde total : jumlah orde semua komponen dalam persamaan
laju.
Reaksi Orde 0
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi tersebut tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun peningkatan konsentrasi
pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.

V = k [A]0

[A]
Reaksi Orde 1
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi berbanding lurus dengan
besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi
juga akan meningkat besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga.

V = k [A]1

[A]
Reaksi Orde 2
Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi merupakan pangkat dua dari
peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju
reaksi akan meningkat sebesar (2)2 atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali
semula, maka laju reaksi akan menjadi (3)2 atau 9 kali semula.

V= k [A]2

[A]
MENENTUKAN ORDE REAKSI

Reaksi 4HBr + O2 2H2O + 2Br2


berlangsung dalam tahapan sbb :

Tahap 1: HBr + O2 HOOBr (lambat)


Tahap 2: HBr + HOOBr 2HOBr (cepat)
Tahap 3: 2HBr + 2HBrO 2 H2O + 2Br2 (cepat)

Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1).


Persamaan laju reaksi: V = [HBr] [O2 ].
Orde reaksi total (lihat koefisien reaksi)
1 + 1 = 2.

Hal.: 28 Isi dengan Judul Halaman Terkait


CONTOH SOAL

Hal.: 29 Isi dengan Judul Halaman Terkait


JAWAB

Orde reaksi terhadap P, dicari dengan melihat konsentrasi


[Q] dan [R] yang tetap.

Dari data (1) dan (3), diketahui konsentrasi [Q] dan [R] tetap,

[P] dinaikkan dua kali.

Jadi reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat.


Maka : 2 m = 2 m = 1

Hal.: 30 Isi dengan Judul Halaman Terkait


Orde reaksi terhadap Q, dicari dengan melihat konsentrasi
[P] dan [R] yang tetap yakni sebagai berikut.
Data (4) dan (5) 1,5 kali lebih cepat
Data (1) dan (4) 2 kali lebih cepat
Data (1) dan (5) 3 kali lebih cepat

Ingat : orde reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang


paling lambat
1,5 n = 1,5
n = 1

Hal.: 31 Isi dengan Judul Halaman Terkait


Orde reaksi terhadap R, maka dilihat data (1) dan (2) dimana
konsentrasi [P] dan [Q] tetap.

Konsentrasi R dinaikkan 1,5 kali, ternyata reaksi berlangsung


sama cepat.
1,5 x = 1,5x
x=0

Maka persamaan laju reaksinya sbb:


V = k [P] [Q]

Hal.: 32 Isi dengan Judul Halaman Terkait


WAKTU PARUH ( t )

Waktu yang diperlukan untuk meluruhkan


separuh dari jumlah inti suatu isotop.

Waktu paruh bersifat spesifik untuk setiap isotop.


Contoh :
t C-14 = 5700 th
t Po-214 = 1,6 x 10-4 detik
t Bi-210 = 5 hari
t Pb-214 = 26,8 menit
Semakin besar (panjang) waktu paruhnya berarti proses
peluruhannya berlangsung lambat (Isotop kurang aktif)
Semakin pendek waktu paruhnya berarti peluruhannya
berlangsung cepat (Isotop sangat aktif)
HUBUNGAN t DENGAN SISA ISOTOP
100 %

1 x Waktu paruh
50%

2 x Waktu paruh

25% 3 x Waktu paruh


4 x Waktu paruh
12,5%
6,25%
0
20 40 60 80 100 120
t t t t

Waktu ( t )
HUBUNGAN t DENGAN SISA ISOTOP
Periode Waktu Sisa Isotop Rumus
paruh: t / t Nt
0 100% = 1 bagian ()0 bagian
1 50% = bagian ()1 bagian
2 25 % = bagian ()2 bagian
3 12,5% = 1/8 bagian ()3 bagian
4 6,25% = 1/16 bagian ()4 bagian
- -
n Maka sisa isotop ( Nt ) ()n bagian

Maka jumlah isotop yang tersisa; Nt = ( )n .No


Contoh soal:

1. Suatu isotop setelah disimpan selama 20 hari ternyata


masih tersisa = 1/16 bagian. Tentukanlah waktu paruh
isotop tersebut !
Jawab:
Diketahui : No = 1 bagian
Nt = 1/16 bagian
Nt
= ( )n
No
1/16 = ( )n
= ( )4 Maka n = 4
t
n= Maka t = 20 = 5 hari
t 4
Contoh soal:

2. Suatu isotop setelah disimpan selama 60 hari ternyata


masih tersisa = 12,5 %. Tentukanlah waktu paruh
isotop tersebut !
Jawab:
Diketahui : No = 100%
Nt = 12,5 %
Nt
= ( )n
No
12,5/100 = ( )n
1/8 = ( )3 Maka n = 3
t
n= Maka t = 60 = 20 hari
t 3
PENENTUAN USIA FOSIL

Pada mahluk hidup Pada mahluk yang


kadar C-14 yang ada sudah mati kadar C-14
dalam tubuh adalah yang ada dalam tubuh
konstan. Hal ini karena adalah berkurang. Hal
pada mahluk hidup ini karena pada mahluk
masih melakukan mati tidak melakukan
aktivitas kehidupannya aktivitas kehidupannya

Usia suatu fosil dapat ditentukan berdasarkan aktivitas


isotop C-14 yang terkandung dalam fosil ( sebagai Nt )
dibandingkan dengan aktivitas C-14 yang terkandung
dalam jasad masih hidup ( sebagai No )
Contoh soal:
3. Telah ditemukan fosil manusia purba di Desa Sangiran,
Setelah diidentifikasi aktivitas C-14 nya ternyata memiliki
aktivitas 5,1 dps. Jika pada tulang yang masih hidup
memiliki aktivitas C-14 =15,3 dps dan t C-14 =5700 th.
Tentukan usia fosil manusia purba tersebut.
Jawab:
Diketahui : No = 15,3 dps
Nt = 5,1 dps
Nt
= ( )n
No
5,1/15,3 = ( )n
= ( )n
log = log ( )n
log = n log Hitung n ?
WAKTU PARUH OBAT

Obat Adalah Zat atau substansi


yang diberikan kepada manusia
atau binatang dengan tujuan :
-Menentukan diagnosa
-Mengobati/menyembuhkan
-Mengurangi penderitaan
-Pencegahan penyakit
Nama Obat :
1. Kimia : as.asetil salisilat
2.Generik : aspirin, parasetamol
3.Pabrik/Dagang/paten : panadol
Farmakologi klinik :
Ilmu yang mempelajari efek obat
terhadap proses kehidupan.
Farmakognosi :
Ilmu yg mpelajari sumber2 obat.
Ex : tumbuh-tumbuhan, mineral,
hewan, sintetis.
AKSI OBAT : kemampuan obat

Waktu Paruh : Interval waktu yang


dibutuhkan utk proses eliminasi tubuh utk
mengurangi konsentrasi obat didalam tubuh
separuhnya.
Ex : waktu paruh 8 jam, awalnya 100 %.
Setelah 8 jam : 50 %
Setelah 16 jam : 25 %
Setelah 24 jam : 12,5 %
Setelah 32 jam : 6,25 %
Farmakokinetik : suatu proses yang
mencakup nasib obat dalam tubuh.
Mulai dari absorbsi ekskresi

Bioavailibilitas : kadar obat yg mencapai


sirkulasi darah.
Obat lambung usus 12 jari
Vena porta hepatika hepar
V. Cava inferior jantung
Seluruh TUBUH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai