Anda di halaman 1dari 86

KINETIKA KIMIA

OLEH :
FENI RAHAYU GUSTI, M.Farm, Apt
TOPIK

Laju Reaksi
Orde Reaksi
Energi Aktivasi
Persamaan Arhennius
Profil pH
Stabilitas
Apakah laju reaksi
itu..............?

Laju reaksi A B
Konsep Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju
perubahan konsentrasi pereaksi
+
atau zat hasil reaksi tiap satuan
Larutan HCl Larutan Na2S2O3 waktu.

[M ]
V 
t
• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per
NaCl + S + H2SO3 satuan waktu
• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per
satuan waktu
 konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol.
L-1)
 Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun tetapi yang
umum digunakan detik
 Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1.
dt-1 atau M.dt-1)

 Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan
makin sedikit, sedangkan produk makin banyak,sehingga :
 Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi
 atau laju bertambahnya produk.
KONSEP LAJU REAKSI

Laju reaksi kimia adalah perubahan konsentrasi


pereaksi atau produk dalam suatu satuan waktu.

Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai


laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau
laju bertambahnya konsentrasi suatu produk persatuan
waktu.

A B
d A dB
Laju reaksi   
dt dt
LAJU REAKSI

LAJU ATAU KECEPATAN SUATU REAKSI:


Terjadi penambahan (+) atau pengurangan (-)
dC

Konsentrasi C dalam selang waktu dt dt

CONTOH :
Pada pembentukan etil asetat dari
etil alkohol dan asam asetat

CH3COOH + C2H5OH  CH3C00C2H5 +H2O


Mengukur Laju Reaksi
 Mengamati perubahan warna terhadap waktu. Contoh : reaksi
HCl + Na2S2O3
 Mengamati pembentukan gas. Contoh : reaksi HCl + CaCl2
 Titrasi asam-basa
Contoh : Reaksi asam cuka + alkohol menghasilkan senyawa
berbau harum.
Perhatikan reaksi
berikut :
3A B
Persamaan di atas dapat diartikan tiga mol A
berkurang untuk setiap mol B yang terbentuk.
Atau laju berkurangnya A adalah tiga kali lebih
cepat dibanding terbentuknya B. Sehingga laju reaksi
tersebut :
Laju 1 d Areaksi
 d
 B 
3 dt dt
cC + dD
Secara umum, untuk reaksi : aA + bB
2A + B  3C + D

VA = Laju berkurangnya konsentrasi A


persatuan waktu.
VB = Laju berkurangnya konsentrasi B
persatuan waktu.
VC = Laju bertambahnya konsentrasi C
persatuan waktu.
VD = Laju bertambahnya konsentrasi D
persatuan waktu.
 Menurut hukum aksi masa, laju reaksi kimia sebanding
dengan hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang
masing-masing dipangkatkan dengan angka yang
menunjukkan jumlah molekul dari zat-zat yang ikut serta
dalam reaksi
aA + bB + … = Produk

1 d  A 1 d  B
Laju   
Laju reaksi adalah … a dt
 ....  k  A  B 
a b
b dt

K : konstanta laju  (laju berkurangnya masing-masing


Komponen reaksi dlm mol ekivalen masing-masing
Komponen yg ikut serta dlm reaksi)
Konsentrasi

Konsentrasi Produk
v = + ∆[ P ]
∆t

Konsentrasi Reaktan
v = -∆[ R]
Waktu (sekon)
∆t
LAJU REAKSI

  [P ]
[R ]

V   V  
t t

Dengan :
R = pereaksi (reaktan) ;
P = produk (hasilreaksi);
V = laju reaksi ;
t = waktu
∆[R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi
∆ [P] = perubahan konsentrasi molar produk
 Satuan laju reaksi dinyatakan dalam mol L -1 s -1 atau M s -1
Penentuan Laju Reaksi

 Dengan percobaan, yaitu mengukur banyaknya pereaksi yang


dihabiskan atau banyaknya produk yang dihasilan.
 Mengukur jumlah salah satu reaktan atau produknya
Laju reaksi untuk sistem Homogen

A + B → C + D

 P 
  laju pertambaha n konsentras i molar produk dalam satu  satuan waktu
t
 R 
  laju penguranga n konsentras i molar reak tan dalam satu  satuan waktu
t
mol / L M
satuan laju reaksi  
s s
Contoh Laju Reaksi

2 N2O5 (g) → 4 NO2 (g) + O2 (g)

 N 2O 5 
V N 2O 5  
t
  NO 2 
V NO 2  
t
 O 2 
V O2  
t

 Sesuai dengan perbandingan koefisien pereaksinya, maka

1 N 2O 5  1   NO 2   O 2 
V      
2 t 4 t t
1
V  x laju ma sin g  ma sin g komponen
koefisien reaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Konsentrasi Luas Permukaan

Faktor yang Mempengaruhi


Laju Reaksi

Katalis Suhu
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Laju Reaksi
1. Luas Permukaan
 untuk reaksi yang melibatkan zat padat.
 contoh : pelarutan caustic soda untuk menaikkan pH air pada
eksternal water treatment.
Dari grafik: t pertikel serbuk reaksinya lebih
cepat dari pertikel batangan.
Mengapa?
Krn, pada campuran pereaksi yang heterogen,
reaksi hanya terjadi pada bidang batas 
bidang sentuh
 Semakin luas bidang sentuh  semakin cepat reaksi berlangsung.
 Semakin halus/kecil ukuran partikel/kepingan zat padat  semakin
luas permukaannya  semakin cepat bereaksi.
Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Laju Reaksi

Ekasovia.Html
LUAS PERMUKAAN
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas
permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling
bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif
menghasilkan perubahan

Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat.


Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin
cepat.
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi

Ekasovia.Html
2. Konsentrasi Pereaksi

 Dari grafik: Reaksi dengan konsentrasi A berlangsung lebih cepat drpd reaksi dg
konsentrasi B
 Jumlah produk (vol. Gas) yang dihasilkan sama, namun laju reaksinya berbeda,
karena V reaksi f(t) shg laju reaksi A > laju reaksi B
“Semakin besar konsentrasi  semakin cepat reaksi berlangsung”
Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih
banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.

Ilustrasi
Mana yang lebih mungkin terjadi tabrakan, di jalan lenggang atau
dijalanan padat?

?
Konsentrasi
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat
ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan.

Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju
perubahan konsentrasi reaktan.

Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju


reaksi:
[reaktan]  V
[reaktan]  x  V  1 x n  1
no
3. Tekanan

 Untuk reaksi dalam fasa gas, sehingga laju reaksi dipengaruhi


tekanan.
P >  Volume <  Konsentrasi >  Laju reaksi >
4. Suhu

Lebih cepat larut mana, gula pasir + air panas atau gula pasir + air
dingin?

Mengapa?
Pada dasarnya setiap partikel selalu bergerak, dengan meningkatkan
suhu maka energi gerak (energi kinetik) molekul akan bertambah 
tumbukan sering terjadi.
Suhu
HCl (aq) + Na2S2O3 (aq)

Kenaikan suhu dapat mempercepat


laju reaksi karena dengan naiknya
suhu energi kinetik partikel zat-zat
meningkat sehingga
memungkinkan semakin banyaknya
tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan
Suhu

Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju


reaksi:
Hubungan ini ditetapkan dari suatu percobaan, misal
diperoleh data sebagai berikut:

Suhu (oC) Laju reaksi (M/detik)


10 0,3
20 0,6
30 1,2
40 2,4
t Vt
Suhu
Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju
reaksi:
Dari data diperoleh hubungan:
Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali semula,
maka secara matematis dapat dirumuskan

t t 0
Vt  V0 .2 10

Dimana :
Vt = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)
5. Katalis

Zat yg mempercepat laju reaksi, tetapi zat tsb tidak mengalami


perubahan kekal (tdk dikonsumsi & tdk dihabiskan)
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya
reaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang
lebih rendah.
 Katalis bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi
yaitu jumlah energi minimum yang diperlukan agar
tumbukkan menghasilkan reaksi.

Ea tanpa katalis

Ea dengan katalis
Energi Aktivasi

Tanpa Katalis

Reaktan
Dengan Katalis

Pengaruh Katalis

Produk

Tro, Nivaldo J.2011: 560


5. Katalis

Contoh katalis : enzim “tiap kenaikan 10oC, maka reaksi enzim menjadi
2x lipat. Tetapi peningkatan suhu yang tinggi dapat menyebabkan
atom-atom penyusun enzim bergetar sehingga ikatan hidrogen terputus
dan enzim terdenaturasi, rusaknya enzim, sehingga aktivitas enzim
menurun.

Contoh lain : reaksi peruraian larutan peroksida menjadi oksigen (gas)


dan air (cair), dimana reaksi ini berjalan lambat. Namun setelah
ditambahkan katalis FeCL3 reaksinya berjalan cepat.

Katalis sefase (homogen), berbeda fase (heterogen)


Katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Ada 2 jenis katalis
:
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan
pada akhir reaksi terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media
reaksi saja.

Bagaimana katalis bekerja akan dibahas pada teori tumbukan


Katalis dibedakan :

a. katalis homogen ( katalis yang sefase dengan zat yang


dikatalis)
Contoh : Larutan besi (III) klorida pada reaksi
peruraian H2O2
b. katalis heterogen (katalis yang tidak sefase dengan zat
yang dikatalis)
Contoh : Serbuk MnO2 pada peruraian Kalium klorat
 
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
REAKSI
 Rumus :
Ta  To
( )
Va  Vo .  V T

dimana
va = laju pada saat ta (akhir)
vo = laju pada saat to (awal)
∆v = pertambahan laju (percepatan)
∆T = koefisien kenaikan suhu
KESIMPULAN :
Luas permukaan
Luas permukaan semakin luas maka laju reaksi semakin
cepat.
• Kepingan zat padat yang lebih halus bereaksi lebih cepat.
• Kepingan zat padat yang lebih kasar bereaksi lebih lambat

Konsentrasi pereaksi
Konsentrasi pereaksi semakin besar maka laju reaksi semakin
cepat.
Tekanan
Tekanan ruang semakin besar  volume ruang semakin kecil
 Konsentrasi semakin besar, maka laju reaksi semakin
cepat.
Suhu
Pada suhu yang lebih tinggi reaksi akan berjalan lebih cepat
Katalis
 Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi

zat itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal.


SYARAT TERJADINYA REAKSI

Reaksi kimia dapat terjadi bila ada tumbukan antara


partikel reaktan yang satu dengan yang lain.

Tetapi tidak semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi.

Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah tumbukan


efektif .
TEORI TUMBUKAN
 Suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antara partikel pereaksi, t e t a p
i tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi, hanya tumbukan antar partikel
yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat.
 Jadi laju reaksi tergantung 3 hal :
 frekuensi tumbukan
 energi partikel pereaksi
 arah tumbukan
 Tumbukan efektif: tumbukan yang menghasilkan Rx.
 Energi pengaktifan: energi kinetik minimum yang harus dimiliki pereaksi sehingga
rx dapat berlangsung.
 Energi pengaktifan: barier antara pereaksi dan produk, jadi pereaksi harus didorong
 melewati energi penghalang  menjadi produk
TEORI TUMBUKAN

Reaksi kimia berlangsung sebagai hasil tumbukan


antar partikel pereaksi

Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah


tumbukan yang efektif
 arah yang tepat
 energi tumbukan > Ea
Tumbukan efektif memiliki kriteria energi dan posisi tumbukan.

Kriteria energi untuk tumbukan efektif adalah memiliki energi


cukup atau minimal sama dengan energi aktivasi (pengaktifan / Ea),
sedangkan kriteria posisi tumbukan memiliki posisi tumbukan yang
menguntungkan untuk terbentuknya suatu produk.
Energi aktivasi, Ea merupakan energi minimal yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya suatu reaksi (untuk membentuk
molekul / kompleks aktif).

Energi aktivasi ditafsirkan sebagai energi penghalang (barier)


antara pereaksi dan produk.

Tumbukan efektif = Tumbukan antar partikel pereaksi yang


memiliki energi aktivasi.
Energi aktivasi = energi minimum yang harus dimiliki pereaksi agar
tumbukannya dapat menghasilkan reaksi (Tumbukan antar partikel
pereaksi yang dapat membentuk komplek teraktivasi).

Komplek teraktivasi (intermediate species) = keadaan molekul-


molekul yang siap menjadi zat hasil reaksi.
Energi aktivasi tanpa katalis

Energi
Aktivasi dengan katalis

Produk
∆H = (+)

Reaktan

Reaksi endoterm
Energi aktivasi tanpa katalis

Energi Aktivasi dengan katalis

Reaktan ∆H = (-)

Produk

Reaksi eksoterm
TEORI TUMBUKAN
• Semakin besar konsentrasi, semakin besar pula frekwensi
tumbukan
• Semakin tinggi suhu, semakin banyak molekul yang
mencapai energi pengaktifan
• Katalis bekerja dengan menurunkan energi aktivasi, tetapi
tidak mengubah perubahan entalpi reaksi
• Katalis bersifat spesifik dan diperlukan dalam jumlah sedikit
• Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal, tetapi
terlibat dalam mekanisme reaksi
• diperlukan dalam jumlah sedikit
PENENTUAN LAJU REAKSI
Laju reaksi ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan
mengukur banyaknya pereaksi yang dihabiskan atau
banyaknya produk yang dihasilkan pada selang waktu
tertentu.

Contoh :
Laju reaksi antara Mg dengan HCl dapat ditentukan dengan
mengukur jumlah salah satu produknya, yaitu gas hydrogen

Mg (s) + HCl(aq)  MgCl2 (aq) + H2 (g)


Waktu (detik) Volume H2 (mL)
0 0
10 14
20 25
30 33
40 38
50 40
60 40
70 40
Volume H2

waktu (detik)
Keterangan:
•Pada 10 detik pertama dihasilkan 14 mL gas H2, jadi laju reaksi
pada 10 detik pertama adalah 1,4 mL hydrogen perdetik.

Pada detik ke 20 dihasilkan 11 mL (25-14). Jadi laju reaksi pada


detik ke 20 adalah 1,1 mL perdetik

•Kemiringan kurva berubah setiap saat. Kemiringan berkurang seiring


dengan berkurangnya laju reaksi.

•Kemiringan (gradient) terbesar terjadi pada 10 detik pertama dan makin


kecil pada detik-detik berikutnya.
•Volume total gas hydrogen yang dihasilkan adalah 40 mL,
yaitu dalam waktu 50 detik.

Laju reaksi rata-rata adalah 40 mL/50 detik = 0,8 mL gas


H2 perdetik

Laju Rerata = rerata laju untuk selang waktu tertentu.


Laju Sesaat = laju reaksi pada saat tertentu hal ini karena laju
reaksi berubah dari waktu ke waktu.

Pada umumnya laju reaksi makin kecil seiring dengan


bertambahnya waktu reaksi. Sehingga plot laju terhadap
waktu berbentuk garis lengkung.

Laju sesaat pada waktu t dapat ditentukan dari kemiringan


(gradien) tangen pada saat t tersebut.
Dekomposisi Reaksi N2O5
2N2O5(g) 2N2O4(g) + O2(g)

Laju produksi O2
berkurang

Hasil ekperimen

58
ORDE REAKSI
ORDE REAKSI

Pangkat konsentrasi pereaksi pada laju reaksi


Orde reaksi : total keseluruhan orde pada setiap pereaksinya, misal:

V  k  A B 
x y

orde reaksi  x  y

 Orde reaksi ditentukan melalui percobaan


 Tidak ada kaitannya dengan koefisien reaksi
 Menunjukkan pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksinya.
Konsentrasi
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan
laju reaksi ditetapkan melalui percobaan.

Sebagai patokan laju raksi ditulis sebagai laju


perubahan konsentrasi reaktan.

Bilangan pangkat yang menghubungkan laju reaksi dan


konsentrasi pereaksi disebut tingkat reaksi atau orde
reaksi.
PERSAMAAN LAJU REAKSI
• Hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan laju reaksi
dinyatakan dalam suatu persamaan yaitu persamaan laju
reaksi . 
• Bentuk persamaan laju reaksi
Untuk reaksi : m A + n B  p C + q D
• Persamaan laju :   V = k [A] x [B] y

dimana: k = konstanta laju reaksi;


x dan y = orde reaksi
Persamaan Laju Reaksi

 Untuk reaksi :
aA+bB →cC+dD
berlaku hukum Laju reaksi = k [A]m [B]n
 Dengan :
 k = tetapan laju, dipengaruhi suhu dan katalis (jika ada)
 m = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi A
 n = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi B
 [A], [B] = konsentrasi dalam molaritas
 Pangkat m dan n ditentukan dari data eksperimen

 Semakin besar harga ‘k’reaksi akan berlangsung lebih cepat


 Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya memperbesar harga k
Orde Reaksi
Reaksi orde 0, perubahan konsentrasi pereaksi tidak
mempengaruhi laju reaksi

Reaksi orde 1, perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali


menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.

Reaksi orde 2, perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali


menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali.
PERSAMAAN LAJU REAKSI
Makna orde reaksi
 Orde nol : Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu

pereaksi jika perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak


mempengaruhi laju reaksi.
PERSAMAAN LAJU REAKSI
Makna orde reaksi
 Orde satu : Reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu

pereaksi jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi


pereaksi tersebut .
PERSAMAAN LAJU REAKSI
Makna orde reaksi
 Orde dua : Reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu

pereaksi jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari


konsentrasi pereaksi tersebut
Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju
reaksi

Reaksi Orde 0

Laju reaksi
Reaksi Orde 1

Reaksi Orde 2

Konsentrasi
Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju
reaksi

Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Reaksi Orde 0

Laju reaksi
Reaksi Orde 1

Reaksi Orde 2

Konsentrasi
MENENTUKAN PERSAMAAN LAJU REAKSI

 Ditentukan dari percobaan, bukan dari stoikiometri reaksi, dimana


laju diukur pada awal reaksi dengan konsentrasi berbeda-beda.
Misal :
A + B  C + D
Untuk menentukan orde reaksi thd A maka konsentrasi B dibuat tetap,
sedangkan A diubah-ubah. Begitupula sebaliknya.
Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju
reaksi

Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Reaksi Orde 0

Laju reaksi
Reaksi Orde 1

Reaksi Orde 2

Konsentrasi

Lanjut
Orde Reaksi
 Menentukan orde reaksi merupakan salah satu cara memperkirakan sejauh mana
konsentrasi zat pereaksi mempengaruhi laju reaksi tertentu
 Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen
merupakan pangkat dari konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju reaksi
 Contoh : v = k [A]m [B]n
◦ m= orde reaksi terhadap zat A
◦ n = orde reaksi terhadap zat B
◦ Orde total = m + n
 Jika Jika perubahan konsentrasi adalah a, dan perubahan laju reaksi adalah b maka
berlaku :
ax= b
Menentukan Orde Reaksi Berdasarkan Percobaan
 Contoh :
Gas nitrogen monoksida dan gas brom bereaksi pada 0 0 C menurut persamaan reaksi 2NO (g) + Br2(g) →
2NOBr (g)

Laju reaksinya diikuti dengan mengukur pertambahan konsentrasi NOBr dan diperoleh data sebagai berikut:

Percobaan [NO] [Br2] Kecepatan awal


ke M M Pembentukan NOBr (M detik-1)
1 0,1 0,1 1,2 x 10-3
2 0,1 0,2 2,4 x 10-3
3 0,2 0,1 4,8 x 10-3
4 0,3 0,1 1,08 x 10-4
Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap gas NO
b. Orde reaksi terhadap gas Br2
Lanjutan
c. Orde reaksi total
d. Rumus laju reaksinya

Penyelesaian
a. v = k . [NO]x [Br2]y
Pada percobaan ke 1 dan 3, [Br2] tetap; 2x = 4 → x = 2
b. Pada percobaan ke 1 dan 2, [NO] tetap; 2y = 2 → y = 1
Orde reaksi terhadap gas Br2 = 1
c. Orde reaksi total = 2 + 1 = 3
d. Rumus laju reaksi 2NO (g) + Br2(g) → 2NOBr (g)
v = k . [NO]2 [Br2]
contoh
Persamaan laju reaksi tersebut diperoleh dari percobaan.

Misalnya untuk reaksi :


NO(g) + Cl2(g)  NOCl2(g)
Diperoleh data percobaan sebagai berikut :
Perc [NO] M [Cl2] M V M/s
1 0,1 0,1 4
2 0,1 0,2 16
3 0,2 0,1 8
4 0,3 0,3 ?
Lanjutan :
Persamaan umum laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah :

V = k.[NO]m.[Cl2]n

Orde NO = m Orde Cl2 = n


Lihat percobaan 1 dan 3 Lihat percobaan 1 dan 2
 [ NO ] m   V
 [ Cl 2 ] n   V
m
 [ NO ]3  V 3 n
    [ Cl 2 ] 2  V
 [ NO ]1  V 1    2

m  [ Cl 2 ] 1  V 1
 0 ,2  8 n
    0 ,2  16
 0 ,1  4   
 0 ,1  4
2 m  2
m  1
2 n  4
n  2
Maka persamaan laju reaksinya adalah :

V=k.[NO]1.[Cl2]2

Harga k diperoleh dengan memasukan salah satu data percobaan

V
k  2
Maka laju reaksi pada percobaan 4
[ NO ].[ Cl 2 ] adalah :
4
k  V= k.[NO].[Cl2]2
0 ,1 . 0 ,1 2 V= 4.103.0,3. 0,32
2 1
k  4 . 10 3
M s V= 108 Ms-1
PERSAMAAN
ARRHENIUS

k  Ae Ea / RT

Ea  1 
ln k  ln A 
R T
ln k2  ln A  Ea  1 
R  T2 

ln k1  ln A  Ea  1 
R  T1
ln k2  Ea  1  1 
 1 R  T1 
k
T2
PENGARUH KONSENTRASI DAN
TEMPERATUR
CONTOH SOAL
1. Dari hasil pengamatan reaksi antara NO dengan Br2 :

2NO(g) + Br2(g)
2NOBr(g)

Konsentrasi
menghasilkan data sebagai berikut : Kecepatan awal
Percobaan awal pembentukan
ke : Mol/dm3 NOBr mol/dm3.dt
NO Br2

1 0,10 0,10 12
2 0,10 0,20 24
3 0,10 0,30 36
4 0,20 0,10 48
5 0,30 0,10 108
Tentukan orde reaksi dan konstanta
reaksi !
Jawab
:
V = k [NO]x [Br2]y
Pada percobaan 1 s/d 3, konsentrasi NO konstan, sedangkan Br2
bervariasi. Jadi laju reaksi yang bervariasi akibat perubahan konsentrasi
Brom,
Br2 V
1 × 0,10 1 × 12
2 × 0,10 2 × 12
3 × 0,10 3 × 12

Jadi V ≈ [Br2]1 berarti reaksi orde 1 terhadap Brom

Pada percobaan 1, 4 dan 5 konsentrasi Brom tetap, konsentrasi NO


bervariasi, jadi variasi laju reaksi akibat dari variasi konsentrasi NO.

NO V
1 × 0,01 1 × 12
2 × 0,01 4 × 12 atau 22 × 12
3 × 0,10 9 × 12 atau 33 × 12

Jadi V ≈ berarti reaksi orde 2 terhadap


[NO]2 NO
V total = k [NO]2 [Br2]1
Orde reaksi = (2 +1) =
3
Dari percobaan 1 didapatkan data :
12 mol/dm3 dt = k (0,10 mol/dm3)2 ( 0,10 mol/
dm3)1
= k ( 0,0010 mol3/dm 9
k = 12 mol / dm 3
dt 12
0,0010 mol / dm3

= 1,2 .104 dm9 mol-2 dt1


S. uatu wadah berisi hidrogen iodida dengan konsentrasi sebesar 0,040 M,
Laju penguraian HI ditentukan sebesar 8,0 x 10-6 mol L-1 S-1. Berapakah laju reaksi pada temperatur
yang sama, bila konsentrasi HI dikurangi menjadi 0,010 M, diketahui orde reaksi sama dengan 2?

Jawab:
Reaksi : 2HI H 2 + I2
Persamaan lajun = k [HI]
2
8,0 × 10-6 mol L-1S-1 = k (0,04 M)2
Untuk laju pertama
Untuk laju laju 2 = k (0,010
kedua M) 2
dari persamaan di atas
diperoleh,
8,0 10 6 mol L1 S 1 Laju 2
k =
 0,040 M  2
 0,010 M  2


Laju 2 = 8,0  10 6 mol L1 S 1 0,010 M  = 5,0 x 10-7 mol
-1 -L S
2
0,040 M  1

2
3. Reaksi dekomposisi termal pada suhu 2980C adalah sbb :
H3CN = NCH3(g) C2H6(g)
+
N2(g)
t (menit) 10,0 21,0 35,0 ~
Data :
P (torr) 491,9 548,0 609,0 861,6

a. Buktikan bahwa reaksi mengikuti persamaan laju orde 1


b. Hitung harga tetapan laju pada suhu 320,60C, jika t1/2 = 9,5 menit
c. Berapakah harga Ea

Data diatas menunjukkan adanya t ~, yang berarti reaktan pada


saat itu habis  kondisi reaktan pada saat t = 0 adl P = 861,6 torr

Dibuat data baru antara t dengan reaktan

t (menit) 0 10,0 21,0 35,0

P (torr) 861,6 369,7 313,6 252,6

ln P reaktan 6,8 5,9 5,7 5,5


a. Pembuktian reaksi orde 1
Ln P
 dt
dP
kP
A
dP
 
A0 P
k.dtP – ln P0 ) = kt
- (ln
ln P = ln P0 - kt t

b. 5,7  5,9
slope   k  2110  0,0182
k  0,0182
k  0,032
T = 320,6oC = 593,6 K T = 298oC = 571 K
t1/2 = 9,5 menit
t1/2 = 0,693
k= 0,693 0,032  21,66 menit
9,5  0,073menit 1
menit
k  A.e Ea / RT
diturunkanterhadap
RT
Ea T
ln k
0,073  ln A 
593,6 Ea
 d ln k  571
0,032  2dT RT
0,073 Ea  1 1  1
ln 0,032   
 
 K R 593,6
0,825    6,67 x105 K
Ea571
R
1

 Ea  0,825.8,314 J mol1 K 1
1
 6,67 x10 K 5

 102,87 kJ mol1

Anda mungkin juga menyukai