Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LENGKAP PENGANTAR ILMU PERTANIAN

TANAMAN JAGUNG PULUT PUTIH(zea mays L)

LAPORAN LENGKAP

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
LAPORAN LENGKAP PENGANTAR ILMU PERTANIAN
TANAMAN JAGUNG PULUT PUTIH(zea mays L)

LAPORAN LENGKAP

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah


Pengantar ilmu pertanian pada
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022-2023

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : laporan lengkap ilmu pertanian tanaman jagung pulut


Putih (zea mays L)

Nama/Stambuk : Fitra /E281 22 206


Prabu jabar muhammad /E281 22 210
Rasti R. Midong /E321 22 176
Andi Nur Safitri /E321 22 177
Fauzi hidayat /E321 22 199

Kelas : Golongan G (B01)


Kelompok : kelompok 1

Palu, Desember 2022

Mengetahui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggungjawab

Mustamin, S.P Armanto, S.P

Menyetujui,
Dosen Penanggungjawab Praktikum
Pengantar Ilmu Pertanian

Dr. Ir. Usman Made, M.P.


NIP. 19571116 198803 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

karena atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan lengkap praktikum matakuliah pengantar ilmu pertanian.

Laporan lengkap ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata

kuliah pengantar ilmu pertanian.

Atas tersusunnya laporan ini, maka penulis menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Usman Made, M.P, selaku Dosen Penanggung Jawab praktikum

matakuliah pengantar ilmu pertanian

2. Mustamin, S.P, selaku koordinator asisten praktikum matakuliah pengantar

ilmu pertanian

3. Armanto S.P, selaku asisten penanggung jawab praktikum matakuliah

pengantar ilmu pertanian

Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi terciptanya penyempurnaan penyusunan

laporan ini. Penulis sangat berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

dan khususnya bagi penulis sendiri.

Palu, Desember 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN ................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 3
2.2 Klasifikasi Dan Botani Tanaman ............................................... 5
2.3 Syarat Tumbuh ........................................................................... 5
2.4 Pengaruh Pemberian Pupuk Pada Tanaman ............................... 6

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu ................................................................... 7


3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 7
3.3 Langkah Kerja .......................................................................... 7
3.3.1 Pengolaan lahan.............................................................. 7
3.3.2 Pembuatan bedengan ...................................................... 8
3.3.3 Pembuatan jarak tanam .................................................. 8
3.3.4 penanaman ...................................................................... 8
3.3.5 pemupukan ..................................................................... 9
3.3.6 pengamatan..................................................................... 9
3.3.7 panen .............................................................................. 10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ........................................................................................... 10
4.1.1 Tinggi Tanaman ............................................................. 10
4.1.2 Jumlah Daun ................................................................... 11
4.1.3 Lebar Daun ..................................................................... 12
4.1.4 Panjang daun .................................................................. 12
4.1.5 Jumlah hasil panen ......................................................... 13

v
4.2 Pembahasan ............................................................................. 14
4.2.1 Tinggi Tanaman ............................................................. 14
4.2.2 Jumlah Daun ................................................................... 15
4.2.3 Lebar Daun ..................................................................... 16
4.2.4 panjang daun................................................................... 17
4.2.5 Jumlah hasil panen ......................................................... 17

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 19


5.2 Saran .......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENYUSUN
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Data pengamatan tinggi tanaman umur 2,4,6,8 MST ............................ 10
2. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 2,4,6,8 MST .................. 11
3. Data pengamatan lebar daun tanaman umur 2,4,6,8 MST ..................... 12
4. Data pengamatan panjang daun tanaman umur 2,4,6,8 MST ................ 12
5. Data pengamatan hasil panen ................................................................. 13

vii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
1. Dokumentasi pengolaan lahan .............................................................. 22
2. Dokumentasi Pembuatan bedengan ...................................................... 22
3. Dokumentasi pembuatan jarak tanam ................................................... 22
4. Dokumentasi Penanaman ...................................................................... 23
5. Dokumentasi Penyiraman ..................................................................... 23
6. Dokumentasi Pemupukan .................................................................... 23
7. Dokumentasi Pengamatan ..................................................................... 24
8. Dokumentasi Panen ............................................................................. 24

viii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Pada umumnya, jenis jagung yang disenangi masyarakat Sulawesi untuk di

konsumsi sebagai pangan pokok adalah jagung putih varietas lokal. Masyarakat

kurang menyukai jagung kuning karena selain faktor rasa, jagung juga mempunyai

tekstur lebih keras. Salah satu jenis jagung putih varietas lokal adalah jagung pulut

atau ketan (Genesiska dkk, 2021).

Jenis jagung biasa mengandung 74 – 76% amilopektin dan 24 – 26%

amilosa, sedangkan jenis jagung pulut hampir tidak beramilosa. Jagung pulut

merupakan jagung lokal yang memiliki potensi hasil rendah, yaitu kurang dari 2 ton

ha-1, tongkol berukuran kecil dengan diameter 10-11 mm dan sangat peka penyakit

bulai. Karena potensi hasil masih rendah perlu dilakukan optimalisasi untuk

meningkatkan hasil. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas jagung

khususnya jagung lokal dengan teknik persilangan (Genesiska dkk, 2021).

Menurut isnaini 2017, teknik persilangan yang digunakan adalah seleksi

berulang yaitu membuat persilangan antara famili terpilih (rekombinasi) dengan

cara persilangan bersari bebas. Jumlah silang uji sebanyak 10 varietas lokal dengan

2 ulangan. Tiap ulangan di tanam 10 silang uji berbaris sebanyak 20 baris sepanjang

5 meter (Setiap 1 baris terdiri atas 5 lubang tanam dan setiap lubang tanam ditanam

2 benih) dengan jarak tanam 20 cm x 50 cm), total jumlah tanaman pada penelitian

ini sebanyak 400 tanaman. Setiap baris diwakili 3 tanaman sampel, sehingga total

sampel sebanyak 120 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan dari 10 varietas

1
jagung pulut local yang disilang-uji secara keseluruhan dapat meningkatkan

karakter fenotipe. Tanaman sampel terpilih yaitu tanaman yang mempunyai

penampilan superior (penampilan fenotipe lebih bagus dari tetuanya dan hasil

bijinya lebih tinggi dari rata-rata hasil biji jagung pulut lokal tetuanya)

1.2 Tujuan praktikum

a. Untuk mengetahui tehknik budidaya tanaman pangan dan horticultural yang

baik dan benar. Dalam hal ini adalah pada tanaman jagung.

b. Untuk mengetahui pengaruh pupuk kimia terhadap pertumbuhan tanaman

jagung.

1.3 Manfaat praktikum

Praktikum ini di harapkan dapat menjadi bahan informasi dalam menunjang

perkembangan pertanian, khususnya dalam teknologi pemupukan sehingga dapat

meningkatkan produksi.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Pupuk NPK Mutiara merupakan salah satu pupuk majemuk yang

mengandung unsurhara makro dan mikro. Pupuk NPK ini berbentuk granular

(butiran) berwarna biru langit. Pupukini bersifat higroskopis, atau mudah larut,

sehingga mudah diserap oleh tanaman dan bersifat netral (tidak mengasamkan

tanah). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung pulut (Zea mays ceratina) hibrida F1 Victoria terhadap

aplikasi pupuk NPK Mutiara dan ZPT HANTU (Azhari, 2019).

Unsur kalium (K) juga sangat berperandalam pertumbuhan tanaman

misalnya untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun keorgan tanaman.

Namun tidak dengan jumlah yang banyak karena unsur kalsium di butuhkan

tanaman untuk pertumbuhan dalam jumlahyang sedikit dibandingkan nitrogen. Dan

perlakuan terendah terdapat pada perlakuanN3 (pemberian pupuk KCL 2,25

gram/tan), hal ini dia kibatkan oleh terlalu tingginya pemberian unsur kalsium yang

menyebabkan tidak seimbangnya hara N, P, dan K pada kebutuhan pertumbuhan

tanaman (Asmeri, 2021).

Serapan pada tanaman jagung ketan pada berbagai tingkatan dosis

Trichokompos dan pupuk NPK 16-16-16 berpengaruh nyata. Serapan P pada

perlakuan TN5 berbeda nyata dengan perlakuan TN0, TN1 dan TN2. Aplikasi

perlakuan TN5 memberikan hasil serapan P paling tinggi pada jagung ketan saat

vegetatif maksimum, yakni 7,76 g tan-1, meningkat 291,9% dari serapan P pada

3
perlakuan TN0 dan meningkat 230,2% dari serapan P pada perlakuan TN1 yang

secara berurutan TN0 dan TN1 memiliki serapan P 1,98 g tan1 dan 2,35 gtan-1.

(Nuraini, 2020)

Aplikasi Trichokompos 3 t ha-1 dan pupuk NPK 75% pada TN5 mampu

menyediakan unsur hara P dalam tanah sehingga serapannya pun menjadi optimum,

semakin tinggi kandungan unsur haradalam tanah akan berbanding lurus dengan

kadarhara pada jaringan tanaman yang tumbuh diatasnya karena tanaman akan lebih

mudah menyerap unsur hara dan memenuhi kebutuhannya apabila ketersediannya

dalam tanah juga tinggi, begitupun sebaliknya (Nuraini, 2020).

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok. Faktorial dengan dua

faktor yang diteliti, yaitu Faktor I: pemberian pupuk organik cair dengan empat

taraf yaitu kontrol (tanpa perlakuan),10 mL/L air,20 mL/L air, 30 mL/L air. Faktor

II: pemberian pupuk majemuk NPK DGW (M) dengan tiga taraf, yaitu: kontrol

(tanpa perlakuan), 2,5 g/tanaman, dan 5 g/tanaman. Jumlah kombinasi perlakuan

4×3 = 12 kombinasi yaitu: jumlah ulangan 3 ulangan, jumlah plot percobaan 36

plot, jarak antar tanaman 30 cm × 50 cm, luas petakan 2 m × 1 m, jarak antar plot

30 cm, jarak antarulangan 50 cm. Tahapan pemberian pupuk oganik cair terbagiatas

3 tahap yaitu tahapan pertama tanggal 11. (Lamakoma, 2019)

4
2.2 Klasifikasi dan botani tanaman

Klasifikikasi tanaman jagung pulut yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi:

Spermatophyta, Sub divisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo:

Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L. Nama latin:

Zea Mays Var. Ceratina (Paeru dan Dewi, 2017).

Jagung pulut atau jagung ketan merupakan jenis jagung khusus yang

mempunyai citarasa enak, lebih gurih, lebih pulen dan lembut. Rasa gurih berkaitan

dengan kandungan amilopektin yang sangat tinggi pada jagung pulut, berkisar

antara 90-99%. Sentuhan teknologi pada pengolahan pangan berbasis jagung pulut

menghasilkan aneka ragam produk olahan, termasuk beras jagung instan, bubur

jagung instan, dan lain-lain. Jagung pulut memiliki karakter fisikokimia yang

berbeda dengan jagung non pulut dan mengandung nutrisi yang memadai sehingga

berpeluang dikembangkan mendukung diversifikasi dan industri pangan. (Suarni,

2019).

2.3 Syarat tumbuh

Tanaman agung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat

LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan

tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus

merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu

mendapatkan cukup air.dan Suhu optimal antara 21-34 °C, pH. Tanah antara 5,6-

7,5 dengan ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Dengan ketinggian optimum antara

50-600 m dpl.

5
2.4 Pengaruh pemberian pupuk pada tanaman

Menurut Rina (2015), unsur hara N (nitrogen) dibutuhkan tanaman dalam

jumlah yang banyak,karena unsur tersebut penyusun 1-5% dari berat tubuh

tanaman, unsur N juga bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tinggi

tanaman, unsur ini diperoleh dari bahan organik, mineral tanah, maupun

penambahan pupuk.

(Pracillia, 2018), yang menyatakan bahwa dengan pemberian pupuk

majemuk NPK sangat banyak manfaatnya bagi tumbuhan. Pupuk NPK mampu

menyediakan kebutuhan tanaman akan ketiga unsur makro sekaligus, yaitu N, P

dan K. Selain menyediakan unsur NPK sekaligus, biasanya pupuk jenis NPK juga

dilengkapi dengan kandungan unsur lain, baik itu unsur makro maupun unsur

mikro, seperti pupuk Phonska, selain mengandung unsur makro primer N, P dan K

juga mengandung unsur makro sekunder S (Sulfur).

Anda mungkin juga menyukai