Anda di halaman 1dari 13

DINASTI UMAYYAH : PEMBENTUKAN, KEMAJUAN, DAN

KEMUNDURAN

Makalah

Dipersentasikan dalam seminar mata kuliyah Dinamika Peradaban Islam Prodi


Dirasah Islamiyah Konsentrasi Dakwah dan Komunikasi

Oleh :

Nurlaili Apriani (80100222031)

Dosen Pengampuh

Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, M.A

PROGRAM PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa dinasti umayyah merupakan masa pemerintahan islam yang dipimpin

oleh keturunan bani umayyah, sebuah kabilah yang di nisbatkan pada Umayyah bin

Abdi Manaf salah satu pembesar Mekkah pada masa pra-islam.1 Kedudukan Bani

Umayyah sangat mantap di Syam. Hal ini di karenakan, Umayyah pernah kalah

dalam pertarungan dengan Bani Hasyim. Pada zaman khalifah Usman bin Affan,

Yazid bin Abi Sufyan menjadi Gubernur di Syam kemudian dikuti oleh adiknya,

Muawiyyah bin Abi Sufyan menjadi Gubernur selama 20 tahun.

Bani Umayyah juga berpengaruh di Makkah karena merupakan golongan

bangsawan yang dihormati oleh masyarakat. Di zaman Jahiliyyah, Abd Syam,

Umayyah, Harb dan seterusnya Abi Sufyan diberi kepercayaan memimpin pasukan

ten-tara di Makkah secara turun temurun. Selain itu, mereka juga terkenal dalam

bidang perdagangan. Bani Umayyah mempunyai pengaruh yang sangat

besasebelum Islam dan juga selepas Islam. Mereka adalah di antara golongan yang

terakhir memeluk agama Islam. 2

Dinasti Umayyah merupakan salah satu Dinasti penting yang ikut mewarnai

sejarah peradaban Islam. Dinasti ini berjaya kurang dari satu abad tetapi, capaian

ekspansinya sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat

kekuasaan Islam dilakukan dalam waktu kurang dari setengah abad.3

1
Nashrur Rahman Zein, Konstribusi Dinasti Umayyah Bagi Perkembangan Peradaban
Islam (661-750), Journal Of History Culture And Civilization, Vol 3, No 1, (Tahun 2022), h. 47
2
Muhammad Nur, Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan,
Kemajuan, dan Kemunduran, Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol 3, No 1, (Tahun 2015), h. 112
3
Mar’atus Sholihah, Rekonstruksi Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam Era Dinasti
Umayyah Dalam Pendidikan Islam, Vol 10, No 1, (Tahun 2019), h. 82

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan Dinasti Umayyah

Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun

41H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/ 750 M.4 Nama

Dinasti Bani Umayah diambil dari Umayah bin Abd Al-Syam, kakek Abu Sufyan.

Umayah segenerasi dengan Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad Saw dan Ali

bin Abi Thalib. Dengan demikian, Ali bin Abi Thalib segenerasi pula dengan

Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Ali bin Abi Thalib berasal dari keturunan Bani Hasyim

sedangkan Mu’awiyah berasal dari keturunan Bani Umayah. Kedua keturunan ini

merupakan orang-orang yang berpengaruh dalam suku Quraisy. Cikal bakal

berdirinya dinasti Umayyah dimulai ketika masa khalifah Ali. Pada saat itu

Mu’awiyah yang menjabat sebagai gubernur di Damaskus yang juga masih kerabat

Utsman menuntut atas kematian Ustman. Dengan taktik dan kecerdikannya, ia

mempermainkan emosi umat islam. mu’awiyah tidak mau menghormati ali, dan

menyudutkannya pada sebuah dilema: menyerahkan para pembunuh Utsman, atau

menerima status sebagi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu,

sehingga ia harus diturunkan dari jabatan khalifah

Dari perselisihan tersebut terjadilah peperangan antara Ali dan Mu’awiyah.

Peperangan tersebut dikenal sebagai perang Siffin, karena terjadi di daerah bernama

Siffin. Dalam pertempuran itu hampir-hampir pasukan Muawiyyah dikalahkan

pasukan Ali, tapi berkat siasat penasehat Muawiyyah yaitu Amr bin 'Ash, agar

pasukannya mengangkat mushaf-mushaf Al Qur'an di ujung lembing mereka,

pertanda seruan untuk damai dan melakukan perdamaian (tahkim) dengan pihak Ali

4
Muhammad Nur, Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan,
Kemajuan, dan Kemunduran, Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol 3, No 1, (Tahun 2015), h. 113

3
dengan strategi politik yang sangat menguntungkan Mu’awiyah. Bukan saja perang

itu berakhir dengan Tahkim yang tidak menguntungkan Ali, tapi akibat itu pula

kubu Ali sendiri menjadi terpecah dua yaitu yang tetap setia kepada Ali disebut

Syiah dan yang keluar disebut Khawarij. Sejak peristiwa itu, Ali tidak lagi

menggerakkan pasukannya untuk menundukkan Muawiyyah tapi menggempur

habis orang-orang Khawarij, yang terakhir terjadi peristiwa Nahrawan pada 09

Shafar 38 H, dimana dari 1800 orang Khawarij hanya 8 orang yang selamat jiwanya

sehingga dari delapan orang itu menyebar ke Amman, Kannan, Yaman, Sajisman

dan ke Jazirah Arab. pada saat Ali terbunuh oleh seorang anggota Khawarij

kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama

beberapa bulan. Kemudian setelah itu digantikan oleh kepemimpinan politik, di

bawah Mu’awiyah ibn Sufyan.5

Masa ke-khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai

pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abi Sufyan, dimana sistem pemerintahan yang

sebelumnya pada masa khulafaul rasyidin menggunakan sistem syura (sistem yang

menjadikan musyawah sebagai dasar kebijakan) berubah menjadi sistem monarki

heridetis (kerajaan turun temurun), yaitu setelah al-Hasan bin 'Ali menyerahkan

jabatan kekhalifahan kepada Mu‟awiyah Ibn Abu Sufyan dalam rangka

mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu sedang dilanda fitnah akibat

terbunuhnya Utsman bin affan, perang jamal dan penghianatan dari orang-orang

khawarij dan syi'ah, perdamain inilah yang disebut dengan Ammul Jamaah (Tahun

Persatuan). Suksensi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika

Muawiyah bin Abu Sufyan mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia

terhadap anaknya, Muawiyah bin Abu Sufyan bermaksud mencontoh sistem

monarki Persia dan Bizantium.

5
Eli Zainuddin, Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah, Jurnal Intelegensia, Vol
03, No 2, (Tahun 2015), h. 29-30

4
Adapun urut-urutan Khalifah Daulah Bani Umayyah yang berkuasa adalah

sebagai berikut:

1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661- 681 M)

2. Yazid bin Muawiyah (681-683 M)

3. Muawiyah bin Yazid (683-684 M)

4. Marwan bin Al-Hakam (684-685 M)

5. Abdul Malik bin Marwan (685- 705 M)

6. Al-Walid bin Abdul Malik (705- 715 M

7. Sulaiman bin Abdul Malik (715- 717 M)

8. Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M)

9. Yazid bin Abdul Malik (720-724 M)

10. Hisyam bin Abdul Malik (724- 743 M)

11. Walid bin Yazid (743-744 M)

12. Yazid bin Walid (Yazid III) (744 M)

13. Ibrahim bin Malik (744 M)

14. Marwan bin Muhammad (745- 750 M).6

B. Kemajuan Dinasti Umayyah

Dalam kepemimpinannya, Dinasti Umayyah mencapai banyak

kegemilangan diantaranya:

1. Perluasan Wilayah

Pada kekuasaan Bani Umayyah Islam semakin melebarkan sayapnya

sehingga wilayah kekuasaan Islam mapu menjangkau wilayah Spanyol, seluruh

wilayah Jazirah Arab, Syiria, Palestina, Afrika Utara, sebagian daerah Anatolia,

Irak, Persia, Afganistan, India dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan

Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztari yang termasuk Soviet Rusia

6
Muhammad Nur, Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan,
Kemajuan, dan Kemunduran, Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol 3, No 1, (Tahun 2015), h.115

5
2. Bidang Politik (Tata Pemerintahan)

Dalam bidang ini, selain megangkat Majelis Penasihat Bani Umayyahjuga

membentuk beberapa sekretaris yang terdiri dari:

a) Katib Ar-Rasail, yang bertugas mengelolaadministrasi dan suratmenyurat

dengan para pembesar setempat.

b) Katib Al-Kharraj, bertugas mencatat pemasukan dan pengeluaran negara.

c) Katib Al-Jundi, bertugas mengatu rsemua hal yang berkaitan dengan

ketentaraan.

d) Katib Asy-Syurtah, bertugas menguruskeamanan dan ketertiban umum.

e) Katib Al-Qudat, betugas dalam system pengadilan dan hakim.

3. Bidang Kemiliteran

Membentuk organisai kemiliteran yang terdiri dari angkatan laut (Al-

Bahriyah) dan angkatan kepolisian (As-Syurtah).

4. Bidang Ekonomi

Perkembangan di bidang perdagangan dan ekonomi,serta pengelolaan

pendapatan negara yang diatur dengan baik membawa masyarakatnya pada tingkat

kemakmuran.Tercatat dalam setahun hasil penerimaan pajak di wilayah Syam saja

mencapai 1.730.000 dinar emas.

5. Bidang Kesehatan

Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya maka Dinasti Umayyah

mendirikan rumah sakit yang bukan brfungsi sebagai tempat pengobatan saja akan

tetapi juga menjadi tempat mendidik tenaga-tenaga keperawatan serta sebagai pusat

penelitian dalam bidang kedokteran.

6. Bidang Sosial Budaya

Keterbukaan interaksi sosial antara kaum Muslim dengan negeri

taklukannya menghasilkan perpaduan budaya baru, baik di bidang seni dan ilmu

6
pengetahuan. Seperti dalam bidang seni bangunan(arsitektur), menoreh pencapaian

gemilang seperti Dome of the Rock (Qubah Ash-Shakhra) di Yerusalem. Dalam seni

sastra mendapat perhatian yang meningkat sehingga melahirkan tokoh-tokoh besar

seperti Al-Akhtal, Farazdag, Jurair, dan lain-lain.

7. Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan), terdapat beberapa kemajuan yang

diraih pada masa Bani Umayyah dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan,

diantaranya sebagai berikut: a) Pengembangan bahasa Arab. b) Marbad sebagai

kota pusat kegiatan ilmu. c) Ilmu qira’at. d) Ilmu tafsir. e) Ilmu hadist. f) Ilmu Fiqh.

g) Ilmu Nahwu. h) Ilmu Jughrafi i) Tarikh. j). Usaha Penerjemahan.

Diantara ilmu pengetahuan lain selain ilmu keagamaan juga dikembangkan

seperti ilmu pengobatan, ilmu hisab dan sebagainya. Mereka mengkhususkan

menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Latin yang berkembang dari Yunani

diterjemahkan ke bahasa Arab. Adapun lembaga pendidikan yang digunakan pada

masa Bani Umayyah sudah mengalami perkembangan selain Masjid dan Kuttab

juga terdapat Majelis Sastra, perpustakaan, pendidikan Istana (diperuntukkan

khusus para pejabat), pendidikan Badi’ah (tempat belajat bahasa Arab fasih dan

murni), dan madrasah-madrasah. Dan pada masa Pemerintahan Walid bin Abdul

Malik didirikanlah Masjid terbesar yaitu Masjid Zaitunnah di Tunisia yang

dianggap sebagai Universitas tertua hingga sekarang.

8. Ilmuwan-ilmuwan Muslim.

Para ilmuan Muslim pada masa dinasti Umayyah banyak bermunculan

bukan hanya dengan karya mereka dalam keilmuan agama tetapi juga banyak karya

pemikiran mereka dalam keilmuan sains. Berikut beberapa ilmuwan diantanya:

Ilmuan dalam pengetahuan agama

7
a. Ilmu Fiqh seperti Imam Hanafi dengan kitabnya Al-Faraid, As-Syurut, Al-

Fiqhul Akbar. Dan Imam Malik dengan kitabnya yang sangat terkenal yaitu

Al-Muwatta’.

b. Bidang Tasawuf seperti Hasan Al-Basri dengan ajarannya Al-Khauf wal

Raja’. Rabi’ah Al-Adawiyah dengan konsep Mahabbbahnya.

c. Ilmu Hadits, para tabi’in yang ikut mengembangkan Hadits antara lain Abu

Qatadah, Muhammad Sirin, Asy-Sya’ibi, A-Nakhari, Abu Khair Marsyad,

Yazid bin Habib, Thawus bin kaisan al-Yamani, dan Ibn Munabbbin.

d. Ilmu Tafsir seperti Abdulla bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin

Jabir, Al-Asmi, dan Mujahid.

Adapun ilmuan dalam pengetahuan sains

a. Ilmu Kimia dan Fisika, Abu Al-Qasim Abbas bin Farnas mengembangan

Ilmu Kimia murni dan terapan yang merupakan dasar dari Ilmu Farmasi

yang berkiatan dengan Ilmu Kedokteran.

b. Ilmu Kedokteran, Abu Al-Qasim Az-Zahrawi dengan karyanya Al-Ta’rif li

Man ‘Ajaza ‘an Al-Ta’lif yang menjadi rujukan di universitas- universitas

terkemuka di Eropa. Beliau terkenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu

penyakit telinga, serta peloporilmu penyakit kulit.

c. Bidang Sejarah, Abu Marwan Abdul Malik bin Habib dengan karyanya

yang berjudul Al-Tarikh. Dan Abu Bakar Muhammad bin Umar atau

disebut dengan Ibn Quthiyah dengan bukunya yang berjudul Tarikh Iftitah

Al-Andalus.

d. Bahasa dan Sastra, Ali Al-Qali dengan karyanya Al-Amali dan Al-Nawadir.

Abu Bakar Muhammad bin Umar dengan bukunya yang berjudul Al-Af’al

dan fa’alta wa Af’alat. Abu Amr Ahmad bin Abd Rabbih dengan karya

prosanya Al-Aqd Al-Farid. Abu Amir Abdullah bin Syuhaid dengan

8
prosanya Ar-Risalah Al-Wabi’ wa Al-Zawabig, dan Kasyf al-Dakk wa Aear

Al-Syak, serta Hanut ‘Athar.

e. Penemuan dalam bidang Matematika, penemu angka nol yang memiliki

banyak karya besar dalam matetika, astronomi, geografi, kartografi, teori

aljabar, trigonometri dia adalah Al-Khawarizmi atau di Barat lebih dikenal

dengan Algorisme.

f. Penemuan dalam bidang Biologi, Ibn Al-Haitam yang menemukan berbagai

data penting mengenai cahaya, sehingga dengan hasil temuannyalah ilmuan

Barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler berhasil menciptakan mikroskop

dan teleskop. Percobaannya dalam kaca yang dibakar berhasil menemukan

teori lensa pembesar.Selain penemuan tersebut, ia juga berhasil menemukan

tentang teori optik dimana dalam temuan ini menjadi salah satu rujukan

penring dalam pemgembangan sains Barat.7

C. Kemunduran Dinasti Umayyah

Sepeninggal Umar bin Abdul-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan

oleh Yazid bin Abdul-Malik. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam

ketenteraman dan kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar

belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi

terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul-Malik cendrung kepada kemewahan dan

kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa

pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin Abdul Malik. Bahkan pada masa ini

muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi

pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim

yang didukung oleh golongan Mawali. Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abdul-

7
Fauzi dan Sitti Aminatul Jannah, Peradaban Islam Kejayaan, dan Kemunduran, Vol 6,
No 2, (Tahun 2021), h. 8-12

9
Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil, akan tetapi, karena gerakan

oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkannya.

Setelah sekian lama mengalami masa-masa kemunduran, akhirnya dinasti

Bani Umayyah benar-benar mengalami kehancuran atau keruntuhan. Keruntuhan

ini terjadi pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad setelah memerintah

kurang lebih 6 tahun.

Keruntuhan dinasti Bani Umayyah ditandai dengan kekalahan Marwan bin

Muhammad dalam pertempuran zab hulu melawa pasukan Abu Muslim al-

Khurasani pada tahun 748 M. pada peristiwa itu terjadi pembersihan etnis terhadap

anggota keluarga Bani Umayyah. Selain itu, pasukan Marwan bin Muhammad yang

ditawan dibunuh. Sementara yang tersisa dan masih hidup, terus dikejar dan

kemudian dibunuh. Bahkan Marwan bin Muhammad yang sempat melarikan diri

dapat ditangkap dan kemudian dibunuh oleh pasukan Abu Muslim al-Khurasani.

Pertikaian dan pembunuhan ini menimbulkan kekacauan sosial dan politik,

sehingga negara menjadi tidak aman dan masyarakat yang pernah merasa tersisih

bersatu dengan kelompok Abu Muslim dan Abul Abbas. Bergabungnya masyarakat

untuk mengalahkan kekuatan Bani Umayyah, menandai berakhirnya masa-masa

kejayaan Bani Umayyah, sehingga sekitar tahun 750 M Bani Umayyah tumbang.

Selain itu, Dinasti Bani Umayyah mengalami masa kemunduran, ditandai

dengan melemahnya sistem politik dan kekuasaan karena banyak persoalan yang

dihadapi para penguasa dinasti ini. Diantaranya adalah masalah politik, ekonomi,

dan sebagainya.

Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Murodi menjelaskan sebab-

sebab kemunduran dinasti Bani Umayyah adalah sebagai berikut:

1. Khalifah memiliki kekuasaan yang absolute. Khalifah tidak mengenal

kompromi. Menentang khalifah berarti mati. Contohnya adalah peristiwa

10
pembunuhan Husein dan para pengikutnya di Karbala. Peritiwa ini menyimpan

dendam dikalangan para penentang Bani Umayyah. Sehingga selama masa-

masa kekhalifahan Bani Umayyah terjadi pergolakan politik yang

menyebabkan situasi dan kondisi dalam negeri dan pemerintahan terganggu.

2. Gaya hidup mewah para khalifah. Kebiasaan pesta dan berfoya-foya dikalangan

istana, menjadi faktor penyebab rendahnya moralitas mereka, disamping

mengganggu keuangan Negara. Sifat-sifat inilah yang tidak disukai masyarakat,

sehingga lambat laun mereka melakukan gerakan pemberontakan untuk

menggulingkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah.

3. Tidak adanya ketentuan yang tegas mengenai sistem pengangkatan khalifah.

Hal ini berujung pada perebutan kekuasaan diantara para calon khalifah.

4. Banyaknya gerakan pemberontakan selama masa-masa pertengahan hingga

akhir pemerintahan Bani Umayyah. Usaha penumpasan para pemberontak

menghabiskan daya dan dana yang tidak sedikit, sehingga kekuatan Bani

Umayyah mengendur.

5. Pertentangan antara Arab Utara (Arab Mudhariyah) dan Arab Selatan (Arab

Himariyah) semakin meruncing, sehingga para penguasa Bani Umayyah

mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan serta

keutuhan Negara.

6. Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijaksanaan para penguasa

Bani Umayyah, karena tidak didasari dengan syari’at Islam.8

8
Muhammad Sapii Harahap, Sejarah Dinasti Umayyah Dan Pendidikan Islam, Jurnal
Waraqat, Vol 4, No 2, (Tahun 2019), h. 54-56

11
BAB III

KESIMPULAN

Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun

41H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/ 750 M. Cikal

bakal berdirinya dinasti Umayyah dimulai ketika masa khalifah Ali. Pada saat itu

Mu’awiyah yang menjabat sebagai gubernur di Damaskus yang juga masih kerabat

Utsman menuntut atas kematian Ustman. Dari situlah munculnya perselisihan

antara ali-bin abi thalib dengan muawiyah bin abu Sufyan yang kemudian berakhir

dengan terjadinya perang siffin dan tahkim.

Dalam kepemimpinannya, Dinasti Umayyah mencapai banyak mencapai

kemajuan diantaranya: perluasan wilayah, bidang politik, bidang kemiliteran,

bidang ekonomi, bidang Kesehatan, bidang sosial budaya, bidang Pendidikan dan

ilmu pengetahuan, dan berkembangnya ilmuwan-ilmuan muslim.

Adapun sebab-sebab kemunduran dinasti umayyah antara lain: khalifah

memiliki kekuasaan yang absolut, gaya hidup mewah para khalifah, tidak adanya

ketentuan yang tegas mengenai sistem pengangkatan khalifah, banyaknya Gerakan

pemberontakan, dan pertentangan antara arab utara dan arab selatan, dan banyaknya

tokoh agama yang kecewa dengan kebijaksanaan para penguasa bani umayyah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi dan Sitti Aminatul Jannah,. Peradaban Islam Kejayaan, dan Kemunduran. 6,
(2). 2021.
Harahap, Muhammad Sapii. Sejarah Dinasti Umayyah Dan Pendidikan Islam.
Jurnal Waraqat. 4, (2), 2019.
Nur, Muhammad. Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan,
Kemajuan, dan Kemunduran. Jurnal Khazanah Keagamaan. 3, (1), 2015.
Sholihah, Mar’atus. Rekonstruksi Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam Era
Dinasti Umayyah Dalam Pendidikan Islam. 10, (1), 2019.
Zainuddin, Eli. Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah. Jurnal
Intelegensia. 03 (2), 2015.
Zein, Nashrur Rahman. Konstribusi Dinasti Umayyah Bagi Perkembangan
Peradaban Islam (661-750), Journal Of History Culture And Civilization, 3,
(1), 2022.

13

Anda mungkin juga menyukai