Disusun oleh :
FAKULTAS DAKWAH
2023
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asosiasi
Asosiasi atau ikatan atau juga himpunan adalah suatu perkumpulan biasanya
asosiasi ini di dirikan oleh para profesional. Asosiasi minat sendiri di dalam ranah
psikologi di dirikan dengan tujuan untuk mewadahi psikolog, dan ilmuwan psikologi
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai psikologi dan ilmu terapannya di
berbagai bidang lain serta untuk mengembangkan kemampuan para psikolog maupun
ilmuwan psikologi dan untuk melayani masyarakat.
1
3. Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia
Ikatan minat ini bernaung di bawah HIMPSI dengan tujuannya untuk
menampung berbagai macam aktivitas baik akademik maupun profesional
guna menunjang tumbuhnya kualitas manusia di Indonesia.
4. Ikatan Psikoterapi Indonesia
Ikatan Psikoterapi Indonesia merupakan katan yang akan memberikan
berbagai jenis materi tentang psikoterapi yang bisa dilakukan secara mandiri.
Ikatan ini juga merupakan tempat yang mewadahi masalah-masalah yang
berkaitan dengan hubungan psikofisiologi seperti responsi somatik yang
memengaruhi kognisi dan emosi.
5. Ikatan Psikologi Olahraga
Ikatan ini secara khusus diarahkan untuk membantu para profesional maupun
para atlet bintang untuk mencapai banyak prestasi, membantu anak-anak dan
orang tua penderita cacat agar hidup mereka bisa lebih sehat secara psikologis,
dan untuk meneliti tentang faktor-faktor psikologis dalam kegiatan latihan
serta memanfaatkannya sebagai alat terapi.
6. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi
Asosiasi ini menyediakan tempat bagi mereka orang-orang yang berminat
meneliti, mengkaji bahkan menerapkan ilmu psikologi di dalam ranah
peraturan industri dan organisasi. Asosiasi yang juga bernaung di bawah
HIMPSI ini biasanya terdiri dari para HRD, Training Coach, dan juga OD.
7. Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia
Asosiasi ini menanungi dan mewadahi para psikolog dan ilmuwan psikologi di
seluruh Indonesia dalam menjalankan tugasnya untuk mengembangkan
pendidikan dan juga sebagai pembentuk sistem pendidikan yang baik.
8. Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia
Asosiasi yang membahasa tentang masalah-masalah seputar keadaan
psikologis siswa-siswi yang berhubungan dengan orang tua, lingkungan
sekolah dan juga masyarakat.
2
9. Asosiasi Psikologi Islam
Asosiasi dibawah HIMPSI ini sebagai tempat untuk mengembangkan
Psikologi Islam yang diharapkan nantinya akan memberikan banyak manfaat
positif bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
10. Asosiasi Psikologi Kristiani
Asosiasi yang bergerak di bidang perkembangan psikoterapis bagi para umat
kristiani protestan yang dalam usahannya untuk menyatukan keyakinan agama
serta sebagai pelatihan psikologi mereka untuk praktik profesional.
11. Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia
Sama seperti asosiasi yang yang berada dibawah naungan HIMPSI, asosiasi
ini bertujuan dan berupaya bersama-sama membahas tentang masalah
psikologi kesehatan juga tentang bagaimana asosiasi ini dapat maju dan
berkembang serta bisa berguna sebagaimana harusnya.
12. Asosiasi Psikologi Penerbangan Indonesia
Tempat untuk mengaplikasikan ilmu psikologi terapan ke dalam dunia
penerbangan di Indonesia.
13. Asosiasi Psikologi Forensik
Asosiasi Psikologi Forensik merupakan asosiasi yang mewadahi mereka para
peminat dan juga para ahli di bidang forensik yang nantinya penerapan
psikologinya digunakan di dalam peradilan di Indonesia.
14. Asosiasi Psikologi Militer Indonesia.
Asosiasi ini berupaya untuk mengembangkan alat ukur dalam psikologi yang
tujuanya untuk mengukur radikalisme yang lebih valud dan reliabe guna
kebutuhan militer di Indonesia.
15. Asosiasi Psikologi Positif Indonesia
Asosiasi ini berdiri dengan tujuan untuk membuat hidup manusia lebih baik,
kehidupan yang lebih bahagia, lebih bermakna dan kesejateraan atau
flourshing.
3
16. Asosiasi Psikometrika Indonesia
Asosiasi ini memfasilitasi kegiatan yang berkaitandengan pengunaan alat ukur
psikologi juga untuk menunjang agar pemahaman anggotanya mengenai alat
ukur.
17. Asosiasi Psikologi Indigenos dan Kultural
Tujuan dari asosiasi ini sendiri adalah untuk menwadahi pengaplikasian teori
psikologi barat ke teori psikologi timur, tentang perkembangan ilmu psikologi
dan juga tentang penelitian psikologi.
18. Asosiasi Psikologi Kepolisian
Asosiasi ini memilii tujuan agar polisi sebagai badan penegak hukum dapat
bekerja dengan aman, efektif, etis, dan sah.
4
5
C. Pasal IX Penelitian dan Publikasi
1. Pasal 45 Pedoman Umum
a) Penelitian adalah suatu rangkaian proses secara sistematis berdasar
pengetahuan yang bertujuan memperoleh fakta dan atau menguji teori dan
atau menguji intervensi yang menggunakan metode ilmiah dengan cara
mengumpulkan, mencatat dan menganalisis data.
b) Psikolog dan atau ilmuwan psikologi dalam melaksanakan penelitian
diawali dengan menyusun dan menuliskan rencana peelitian sedemikian
rupa dalam proposal dan protokol penelitian sehingga dapat dipahami oleh
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Psikolog atau ilmuwan psikologi
membuat desain penelitian, melaksanakan, melaporkan hasilnya yang
disusun sesuai dengan standar atau kompetensi ilmiah dan etika penelitian.
6
b) Tanggung Jawab
1) Psikolog atau ilmuwan psikologi bertanggungjwab atas
pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan
2) Psikolog atau ilmuwan psikologi memberi perlindungan
terhadap hak dan kesejahteraan partisipan penelitian atau
pihak-pihak lain terkait, termasuk kesejahteraan hewan yang
digunakan dalam penelitian.
7
c) Psikolog atau ilmuwan psikologi harus memberi kesempatan adanya
pilihan kegiatan lain kepada partisipan mahasiswa, peserta pendidikan,
anak buah atau bawahan, orang yang sedang menjalani pemeriksaaan
psikologi bila tidak ingin terlibat atau mengundurkan diri dari
keikutsertaan dalam penelitian yang menjadi bagian dari suatu proses
yang diwaibkan dan dapat dirpergunakan untuk memperoleh kredit
tambahan.
8
2) Jika partisipan penelitian tidak dapat membuat persetuuan
karena keterbatasan atau kondisi khusus, psikolog atau
ilmuwan psikologi melalukan upaya memberikan penjelasan
dan mendapatkan persetujuan dari pihak berweanang yang
mewakili partisipan atau melakukan upaya lain seperti diatur
oleh aturan yang berlaku.
3) Psikolog atau ilmuwan psikologi yang mengadakan penelitian
intervensi dan atau eksperimen, di awal penelitian menjelaskan
pada partisipan tentang perlakuan yang akan di laksanakan;
pelayanan yang tersedia bagi partisipan; alternatif penanganan
yang tersedia apabila individu menarik diri selama proses
penelitian; dan kompensasi atau biaya keuangan untuk
berpartisipasi; termasuk pengembalian uang dan hal-hal terkait
bila memang ada ketika menawarkan kesediaan partisipan
dalam penelitian.
4) Psikolog atau ilmuwan psikologi berusaha menghindari
penggunaan segala bentuk pemaksaan termasuk daya tarik yang
berlebihan agar partisipan ikut serta dalam penelitian. Psikolog
atau ilmuwan psikologi menjelaskan sifat dari penelitian
tersebut, berikut resiko, kewajiban dan keterbatasannya.
9
Bila pada suatu penelitian dibutuhkan perekaman tersembunyi,
psikolog atau ilmuwan psikologi melakukan perekaman dengan tetap
meminimalkan risiko yang diantisipasi dapat terjadi pada partisipan,
dan penjelasan mengenai kepentingan perekaman disampaikan dalam
debriefing.
c) Pengabaian informed consent
Psikolog atau ilmuwan psikologi tidak harus meminta persetujuan
partisipan penelitian, hanya ika penelitian melibatkan individu secara
anonim atau dengan kata lain tidak melibatkan inidbidu secara pribadi
dan diasumsikan tidak ada risiko ganggua pada kesejahteraan atau
keselamatan, serta bahaya-bahaya yang mungkin timbul pada
partisipan penelitian atau pihak-pihak terkait
10
b) Psikolog atau ilmuwan psikologi boleh melakukan penelitian dengan
pengelabuhan, teknik pengelabuhan hanya dibenarkan bila ada lasan
ilmiah, untuk tujuan pendidikan atau bila topik sangat penting untuk
diteliti demi pengembangan ilmu, sementara cara lain yang efektif
tidak tersedia. Bila pengelabuhan terpaksa dilakukan, psikolog atau
ilmuwan psikologi menjelaskan bentuk-bentuk pengelabuhan yang
merupakan bagian dari keseluruhan rancangan penelitian kepada
partisipan sesegera mungkin; sehingga memungkinkan partisipan
menarik data mereka, bila partisipan menarik diri atau tidak bersedia
lebih jauh.
11
8. Pasal 52 Penggunaan Hewan untuk Penelitian
Psikolog atau ilmuwan psikologi memperhatikan peraturan Negara dan standar
profesional apabila menggunakan hewan sebagai objek penelitian. Standar
profesional yang dimaksud diantaranya bekerjasama atau berkonsultasi
dengan ahli yang kompeten. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Psikolog atau ilmuwan psikologi yang melakukan penelitian dengan
hewan harus terlatih dan dapat memperlakukan hewan tersebut dengan
baik, mengikuti prosedur yang berlaku, bertanggung jawab untuk
memastikan kenyamanan, kesehatan dan perlakuan yang
berperikemanusiaan terhadap hewan tersebut. Psikolog atau ilmuwan
psikoloi yang sedang melakukan penelitian dengan hewan perlu
memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam penelitiannya
telah menerima petunjuk mengenai metode penelitian, perawatan dan
penanganan hewan yang digunakan, sebatas keperluan penelitian, dan
sesuai perannya. Prosedur yang jelas diperlukan sebagai panduan
untuk menangani seberapa jauh hewan ‘boleh’ disakiti dan terhindar
dari perlakuan semena-mena.
b) Psikolog atau ilmuwan psikologi dapat menggunakan prosedur yang
menyebabkan rasa sakit, stres dan penderitaan pada hewan, hanya jika
prosedur alternatif tidak memungkinkan dan tujuannya dibenarkan
secara ilmiah atau oleh nilai-nilai pendidikan dan terapan.
c) Apabila dalam penelitian diperlukan pembedahan, psikolog atau
ilmuwan psikologi menjalankan prosedur bedah dengan pembiusan
yang memadai dan mengikuti teknik-teknik untuk mencegah indeksi
dan meminimalkan rasa sakut selama, dan setelah pembedahan.
d) Apabila nyawa hewan perlu diakhiri, psikolog atau ilmuwan psikologi
melaksanakannya dengan segera, dengan usaha untuk meminimalkan
rasa sakit dan sesuai dengan prosedur yang dapat diterima.
12
9. Pasal 53 Pelaporan dan Publikasi Hasil Penelitian
Psikolog atau ilmuwan psikologi bersikap profesional, bijaksana, jujur dengan
memperhatikan keterbatasan kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan
yang berlaku dalam melakukan pelaporan atau publikasi hasil penelitian. Hal
tersebut dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan penafsiran serta
menyesatkan masyarakat pengguna jasa pelayanan psikologi. Hal-hal yang
harus diperhatikan adalah :
a) Psikolog atau ilmuwan psikologi tidak merekayasa data atau
melakukan langkah-langkah lain yang tidak bertanggungjawab(misal :
terkait pengelabuhan, plagiarisme dll).
b) Psikolog atau ilmuwan psikologi jika menemukan kesalahan yang
signifikan pada data yang dipublikasina, mereka mengambil langkah
untuk mengkoreksi kesalahan tersebut dalam sebuah pembetulan
(correction), penarikan kembali (rectraction), catatan kesalahan tulis
atau cetak (erratum) atau alat publikasi lain yang tepat.
c) Psikolog atau ilmuwan psikologi tidak menerbitkan atau
mempublikasikan dalam bentuk originl dari data yang pernah
dipublikasikan sebelumnya. Ketentuan ini tiak termasuk data yang
dipublikasi ulang jika disertai dengan penjelasan yang memadai.
13
c) Ketentuan pada ayat (b) tersebut tidak berlaku jika hak hukum individu
yang menyangkut kepemilikan data melarang penyerbaluasannya.
Untuk kepentingan ini, sejawat atau profesional lain yang memerlukan
data tersebut wajib mengajukan persetujuan tertulis sebelumnya.
d) Profesional atau seawat lain yang memerlukan data penelitian tersebut
wajib melindungi kerahasian partisipan penelitian dan memperhatikan
hak legal pemilik data.
e) Psikolog atau ilmuwan psikologi dapat meminta sejawat atau
profesional lain yang memerlukan data tersebut untuk ikut
bertangggung jawab atas biaya terkait dengan penyediaan informasi.
14
d) Kredit publikasi yang diperoleh psikolog atau ilmuwan psikologi harus
dapat dipertanggungjawabkan dan benar-benar mencerminkan
kotribusi ilmiah atau profesional yang telah dilakukan di mana mereka
ikut berprtisipai. Kepemilikan atas posisi struktual institutional,
misalnya kepala bagian atau pemimpin lembaga tidak dibenarkan
pencamtuman nama yang bersangkutan bila ia memang tidak
berkontribusi nyata dalam penelitian atau penulisan
e) Kontribusi minor dalam penelitian dan penulisan yang dibpublikasikan
harus diakui dengan benar, hingga pada catatan kaki dan kata
pengantar. Mahasiswa atau orang yang dibimbing tetap harus didaftar
sebagai penulis atau anggota tim penulis bila publikasi tersebut
merupakan karyanya. Artike yang secara subtansi disusun berdasarkan
skripsi tesis atau disertasi mahasiswa tetap harus mencantumkan nama
mahasiswa tersebut.
D. Contoh Kasus
Seorang psikolog bernama Philip G Zimbardo dan teman-temannya tertarik untuk
mengethui apakah kebrutalan yang dilaporkan di antara para penjaga di penjara-
penjara Amerika disebabkan oleh kepribadian para penjaga yang sadis atau lebih
berkaitan dengan lingkungan penjara (situasional). Lalu mereka melakukan sebuah
penelitian yang dimana dalam penelitian ini melibatkan 24 partisipan laki-laki, disini
mereka akan berperan sebagai penjaga penjara atau sipir dan sebagai tahanan.
Penelitian ini mereka lakukan untuk mengukur pengaruh permainan peran, pelabelan,
dan ekspetasi sosial terhadap perilaku seorang individu.Penelitian yang harusnya
berjalan selama dua minggu harus dihentikan dalam waktu enam hari dikarenakan
para penjaga mulai bertindak kasar juga lebih agresif sedangkan para tahanan mulai
menunjukkan tanda-tanda stres, emosi negatif, sering menangis, dan kecemasan akut.
Disisi lain Zimbardo sendiri sebagai kepala sipir mengabaikan perilaku kasar para
penjaga bahkan dia juga terkadang merasa lebih seperti pengawas penjara daripada
seorang psikolog yang sedang melakukan penelitian.
15
Pasal Terkait :
1. Pasal 46 ayat 2(b) : psikolog atau ilmuwan psikologi memberi perlindungan
terhadap hak dan kesejahteraan partisipan penelitian atau pihak-pihak lain
terkait, termasuk kesejahteraan hewan yang digunakan dalam penelitian
2. Pasal 48 ayat 1 : psikolog atau ilmuwan psikologi mengambil langkah-langkah
untuk melndungi perorangan atau kelompok yang akan menjadi partisipan
penelitian dari kosenkuensi yang tidak menyenangkan, baik dari keikutsertaan
tau penarikan diri atau pengunduruan diri dari keikutsertaan.
16
BAB II
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari materi pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis kami sebagai penulis
menyimpulkan bahwasannya sebagai seorang psikolog atau ilmuwan psikologi yang ingin
melakukan sebuah penelitian ada banyak aspek yang perlu diperhatikan mulai dari rancangan
tentang penelitian,batas kewenangan dan tanggung jawab yang harus dipahami psikolog atau
iluwan psikologi, izin dari berbagai pihak sebelum melakukan penelitian, tentang partisipan,
tentang pembuplikasian hasil penelitian sampai kepada kredit hak cipta karya. Semua itu
perlu diperhatikan dengan seksama oleh psikolog atau ilmuwan psikologi yang ingin
melakukan penelitian, tujuannya adalah untuk menjamin semua komponen yang ikut terlibat
bisa aman dan hasil dari penelitian itu nanti pun bisa menjadi informasi yang berguna bagi
seluruh umat manusia
17
DAFTAR PUSTAKA
Kode Etik Psikologi Indonesia. (2010). Jakarta, Pengurus Pusat Himpunan Psikologi
Indonesia
18