Anda di halaman 1dari 9

Nama : ANGGI SUKMA WATI

NIM : 18410172

Kelas : Kode Etik Psikologi B

HIMPSI (HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA)

A. PENGERTIAN HIMPSI

HIMPSI merupakan organisasi profesi psikologi di Indonesia, didirikan di Jakarta


pada tanggal 11 Juli 1959 dengan nama Ikatan Sarjana Psikologi, disingkat ISPsi. Sejalan
dengan perubahan sistim pendidikan tinggi di Indonesia, melalui Kongres Luar Biasa pada
tahun 1998 di Jakarta, organisasi ini mengubah nama menjadi Himpunan Psikologi
Indonesia, disingkat HIMPSI.

Sebagai organisasi profesi, HIMPSI merupakan wadah berhimpunnya profesional


Psikologi (Sarjana Psikologi, Magister Psikologi, Doktor Psikologi dan Psikolog). Sejak
tahun 2003, lulusan program pendidikan profesi psikologi sudah setara dengan jenjang
Magister.

Visi HIMPSI, menjadi organisasi profesi psikologi yang diakui secara nasional
maupun internasional dan berperan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Misi utama HIMPSI adalah pengembangan keilmuan dan profesi psikologi di


Indonesia. Saat ini HIMPSI telah memiliki 25 wilayah di propinsi yang tersebar di seluruh
Indonesia dengan jumlah anggota lebih dari 11.500 orang.

Anggota HIMPSI yang memiliki minat dan praktik yang sama telah bergabung
dalam 13 buah organisasi Ikatan Minat / Asosiasi.
Jumlah perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan/fakultas psikologi
telah mencapai 93 fakultas, yang terdiri dari 18 fakultas PTN dan 75 fakultas PTS yang
tersebar di seluruh Indonesia.

B. SEJARAH HIMPSI

Organisasi profesi psikologi di Indonesia tahun ini memasuki usia 48 tahun.


Organisasi ini memang didirikan pada tanggal 11 Juli 1959 namun kongres I baru digelar
pada tahun 1979 di Yogyakarta. Kongres ini merupakan realisasi dari gagasan yang
dicetuskan oleh peserta rapat konsorsium psikologi. Cabang DIY menyiapkan kongres
dengan dukungan penuh dari Fakultas Psikologi UGM, Konsorsium Psikologi Depdiknas
(waktu itu Dp. P&K). pada penyelenggaraan kongres pertama jelas terlihat dukungan
semua pihak (psikolog yang menjadi pengurus, dari lingkungan pendidikan psikologi, yang
bekerja di pemerintah). Mereka sama-sama merasa psikolog dan menganggap pentingnya
menegakkan organisasi profesi psikologi. Saat didirikan organisasi profesi psikologi ini
bernama Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia, disingkat ISPSI.

C. TUJUAN HIMPSI

Tujuan Himpsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan dalam perencanaan
kegiatan yang dibahas dalam rapat kerja.

a. Mengupayakan diperolehnya pengaku-an sesuai dengan ketentuan


peraturanperundang-undangan.
b. Mewadahi kerja sama, komunikasi dan informasi antar anggota maupun organisasi
profesi lain pada tingkat nasional,regional dan internasional.
c. Memajukan dan mengembangkan psikologi baik sebagai ilmu pengetahuan
d. Maupun terapannya secara proesional. mewadahi pembinaan dan peningkatan
kompetensi profesional anggota
e. Memberi perlindungan kepada anggotadan pengguna jasa dalam menjalankan/
menerima kegiatan profesi dan keilmuan
f. Memberikan informasi kepada masya-rakat tentang standar layanan psikologi.
g. Melakukan pengawasan dan pembinaanguna menjaga kualitas kegiatan profesi dan
keilmuan
h. Menunjukan kepedulian sosial pada masyarakat dalam berbagai masalah.

D. ORGANISASI MINAT / ASOSIASI

HIMPSI menyikapi perkembangan psikologi dengan mendorong berdirinya


ikatan/asosiasi minat dan praktik spesialisasi psikologi yang berhimpun dalam Himpsi.
Saat ini ada sepuluh ikatan/ asosiasi, yaitu
1. Ikatan Psikologi Klinis Indonesia (IPK Indonesia)
2. Ikatan Psikologi Olahraga (IPO)
3. Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI)
4. Ikatan Psikologi Sosial (IPS)
5. Ikatan Psikoterapis Indonesia (IPI)
6. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO)
7. Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia (APPI)
8. Asosiasi Psikologi Islam (API)
9. Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI)
10. Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia (APKI)
11. Asosiasi Psikologi Kristiani (APK)
12. Asosiasi Psikologi Penerbangan Indonesia
13. Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR)
14. Asosiasi Psikologi Militer Indonesia (APMI)
15. Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I)
16. Asosiasi Psikometrika Indonesia (APSIMETRI)
17. Asosiasi Psikologi Indigenos dan Kultural (APIK)
18. Asosiasi Psikologi Kepolisian (APSIPOL)

Berkembangnya ikatan/asosiasi minat diharapkan dapat mendorong perkembangan


psikologi di Indonesia, baik sebagai ilmu maupun terapannya. Kerjasama antara perguruan
tinggi yang menyelenggarakan pendidikan psikologi dan Himpsi sebagai organisasi profesi
psikologi menjadi penting. Himpsi adalah organisasi yang mewadahi semua alumni
pendidikan psikologi, dari manapun aloma maternya sebab Himpsi bukanlah wadah alumni
perguruan tinggi tertentu. Keragaman anggota psikologi sangat perlu mendapat perhatian
dalam perkembangan organisasi selanjutnya. Semua alumni pendidikan psikologi, lulusan
dalam dan luar negeri, adalah satu, yaitu komunitas psikologi di Indonesia.

E. KATEGORI KEANGGOTAAN

a. Anggota Biasa

Terdiri dari Psikolog dan Ilmuwan Psikolog. Persyaratan menjadi Anggota Biasa
HIMPSI, yaitu :

a) Calon mendaftarkan diri ke sekretariat di wilayah tempat ia berdomisili.


b) Mengisi formulir keanggotaan yang disediakan Pengurus Wilayah/Pengurus
Cabang atau Pengurus Wilayah terdekat bagi propinsi yang belum ada
pengurusnya.
c) Bersedia memenuhi ketentuan yang berlaku di organisasi.
b. Anggota Luar Biasa

Pemerhati psikologi dan psikolog warga negara asing. Adapun persyaratannya,


sebagai berikut:

a) Anggota Luar Biasa Pemerhati Psikologi:

Calon diusulkan oleh Pengurus Asosiasi/Ikatan Minat Keilmuan dan/atau


Praktik Spesialisasi Psikologi untuk dibahas dan mendapat persetujuan dalam rapat
kerja. Apabila mendapat persetujuan, calon wajib mengisi formulir keanggotaan
yang disediakan Pengurus Wilayah/Pengurus Cabang atau Pengurus Wilayah
terdekat tempat ia berdomisili.

b) Anggota Luar Biasa Warga Negara Asing

Persyaratan Psikolog Warga Negara Asing (WNA) yang menjadi Anggota


Luar Biasa yaitu:

1) Memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang terakreditasi dan dilegalisir oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
2) Memiliki referensi dari 2 (dua) orang anggota Majelis Psikologi Indonesia atau
psikolog senior yang sekurang-kurangnya telah 10 (sepuluh) tahun menjadi
psikolog.
3) Memperoleh persetujuan HIMPSI terkait dengan kompetensi profesi psikologi.
4) Memiliki izin bekerja di Indonesia.
5) Mampu berbahasa Indonesia secara aktif.
6) Calon diusulkan oleh HIMPSI Wilayah atau Asosiasi/Ikatan Minat Keilmuan
dan/atau Praktik Spesialisasi Psikologi untuk mendapat persetujuan dalam
rapat kerja.
7) Apabila mendapat persetujuan, calon wajib mengisi formulir keanggotaan yang
disediakan Pengurus Wilayah/Pengurus Cabang tempat yang bersangkutan
berdomisili.

Fasilitas yang diperoleh:

1) Berkesempatan untuk turut serta mengikuti acara pertemuan informal berkala


2) Berkesempatan untuk turut serta dalam acara nasional dan internasional di dalam maupun
di luar negeri
3) Berkesempatan ikut serta dalam kegiatan yang diadakan oleh HIMPSI
F. SUSUNAN PENGURUS PUSAT HIMPSI PERIODE 2018-2022

Ketua Umum : Dr. Seger Handoyo, Psikolog


Ketua I : Dr. Arief Budiarto, DESS, Psikolog
Ketua II : Prof. Dr. Yusti Probowati, Psikolog
Ketua III : Dr. M.G. Adiyanti, Psikolog
Sekretaris Jenderal : Dr. Andik Matulessy, M.Si, Psikolog
Bendahara : Dr. Preysi Sherly Siby, SE, S.Psi, M.Si
Hubungan Masyarakat : Dra. Retno Indaryanti Kusuma, M.Kes., Psikolog
Kompartemen 1 - Pengembangan Wilayah dan Pengabdian kepada Masyarakat
Ketua : Nuraida Wahyu, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Anggota : Dr. Rr. Amanda Pasca Rini, S.Psi., M.Si., Psikolog

Kompartemen 2 - Pengembangan Asosiasi/Ikatan


Ketua : Dr. Henndy Ginting, M.Si., Psikolog
Anggota : Dr. Yudhi Satria R.A., S.E., S.Psi., M.Si., Psikolog

Kompartemen 3 - Pelatihan dan Pendidikan Berkelanjutan

Ketua : Dr. Endang Parahyanti, M.Psi., Psikolog


Anggota : Dr. Niken Titi Pratitis, S.Psi., M.Si., Psikolog
Dr. Ayu Dwi Nindyati, Psikolog
Kompartemen 4 - Pengembangan Profesi Psikologi dan Kode Etik

Ketua : Sri Tiatri, Ph.D., Psikolog


Anggota : Tri Hayuning Tyas, S.Psi., M.A, Psikolog
Kompartemen 5 - Sumbangan Pemikiran Psikologi Untuk Bangsa

Ketua : Prof. A. Soepratiknya, Ph.D., Psikolog


Anggota : Dr. Tjipto Susana, M.Si., Psikolog
Kompartemen 6 - Riset dan Publikasi
Ketua : Dr. Juneman Abraham, S.Psi., M.Si.
Anggota : Dr. Rahkman Ardi, M.Psych.

Kompartemen 7 - Hubungan Nasional dan Internasional

Ketua : Anrilla E.M. Ningdyah, Ph.D., Psikolog


Anggota : Dr. Rini Sugiarti, M.Si., Psikolog
G. AZAS dan TUJUAN
a. Pasal 2
Jasa/Praktik Psikologi dilaksanakan dengan azas nilai-nilai luhur Pancasila dan
didasarkan pada nilai agama, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan,
perlindungan dan keselamatan psikologis pengguna jasa/praktik psikologi.

b. Pasal 3
Pengaturan penyelenggaraan Jasa/Praktik Psikologi bertujuan untuk:

a) Pemberian kepastian hukum untuk keilmuan psikologi di Indonesia;

b) Pemberian perlindungan kepada profesional psikologi dan pengguna jasa/praktik


psikologi;

c) Pemberian kepastian hukum kepada profesional psikologi dan pengguna


jasa/praktik psikologi.

d) Peningkatan mutu pelayanan jasa/praktik psikologi yang diberikan oleh


profesional psikologi.

H. Layanan Psikologi Kepada dan/atau Melalui Organisasi

Psikolog dan/atau Ilumuwan Psikologi yang memberikan layanan psikologi kepada


organisasi/perusahaan memberikan informasi sepenuhnya tentang:

1. Sifat dan tujuan dari layanan psikologi yang diberikan


2. Penerima layanan psikologi
3. Individu yang menjalani layanan psikologi
4. Hubungan antara Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dengan organisasi dan
orang yang menjalani layanan psikologi
5. Batas-batas kerahasiaan yang harus dijaga
6. Orang yang memiliki akses informasi Apabila Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi dilarang oleh organisasi peminta layanan untuk memberikan hasil
informasi kepada orang yang menjalani layanan psikologi, maka hal tersebut harus
diinformasikan sejak awal proses pemberian layanan psikologi berlangsung.
I. PERTANGGUNG JAWABAN
Iklan dan Pernyataan publik yang dimaksud dalam pasal ini dapat berhubungan
dengan jasa, produk atau publikasi profesional Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi di
bidang psikologi, mencakup iklan yang dibayar atau tidak dibayar, brosur, barang cetakan,
daftar direktori, resume pribadi atau curriculum vitae, wawancara atau komentar yang
dimuat dalam media, pernyataan dalam buku, hasil seminar, lokakarya, pertemuan ilmiah,
kuliah, presentasi lisan di depan publik, dan materi-materi lain yang diterbitkan.

(1) Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi; dalam memberikan pernyataan kepada
masyarakat melalui berbagai jalur media baik lisan maupun tertulis mencerminkan
keilmuannya sehingga masyarakat dapat menerima dan memahami secara benar agar
terhindar dari kekeliruan penafsiran serta menyesatkan masyarakat pengguna jasa dan atau
praktik psikologi. Pernyataan tersebut harus disampaikan dengan ;

a) Bijaksana, jujur, teliti, hati-hati,


b) Lebih mendasarkan pada kepentingan umum daripada pribadi atau golongan,
c) Berpedoman pada dasar ilmiah dan disesuaikan dengan bidang
keahlian/kewenangan selama tidak bertentangan dengan kode etik psikologi.

(2) Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi dalam pernyataan yang dibuat harus
mencantumkan gelar atau identitas keahlian pada karya di bidang psikologi yang
dipublikasikan sesuai dengan gelar yang diperoleh dari institusi pendidikan yang
terakreditasi secara nasional atau mencantumkan sebutan psikolog sesuai sertifikat yang
diperoleh.

(3) Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi tidak membuat pernyataan palsu, menipu atau
curang mengenai

a. Gelar akademik / ijazah

b. Gelar profesi

c. Pelatihan, pengalaman atau kompetensi yang dimiliki

d. Izin Praktik dan Keahlian

e. Kerjasama institusional atau asosiasi

f. Jasa atau praktik psikologi yang diberikan

g. Dasar ilmiah dan klinis, atau hasil dan tingkat keberhasilan jasa layanan
h. Biaya

i) Orang-orang atau organisasi dengan siapa bekerjasama

j) Publikasi atau hasil penelitian


DAFTAR PUSTAKA

https://himpsi.or.id/
https://maprianuddin.wordpress.com/2013/06/03/sejarah-himpsiorganisasi-profesi-psikologi-di-
indonesia-tahun-ini/

Anda mungkin juga menyukai