Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN

One Day Counseling (ODC)


Di SMA Islam Nusantara

Oleh:
1. Heikal Mahendra Natsir
2. Irfan Achmadi
3. M. Afifudin Akbar
4. Nabilah
5. Nurul Ramadani
6. R. Amalia Puspitasari
7. Relung Fajar

LSO PEER COUNSELING OASIS


DEMA FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017
LAPORAN KEGIATAN
ONE DAY COUNSELING

I. LATAR BELAKANG
One Day Counseling merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh
LSO Peer Counseling OASIS setiap tahunnya di setiap awal masa perekrutan
anggota baru. One day counseling ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori
yang telah diperoleh dari masa Training of Counselor (TOC) dan follow-up.

II. PROFIL SEKOLAH


SMA Islam Nusantara merupakan sebuah lembaga pendidikan yang
dulunya bernaung di bawah Yayasan Taman Pendidikan Islam Wahid Hasyim
yang memiliki lembaga pendidikan antara lain: TK Wahid Hasyim, SDI
Wahid Hasyim, SMP Wahid Hasyim, dan SMA Wahid Hasyim. Semua
lembaga tersebut langsung di bawah pengawasan Lembaga Pendidikan
Ma’arif NU Jakarta. Mulai tahun 2016 SMA Wahid Hasyim telah berubah
nama menjadi SMA Islam Nusantara yang bernaung di bawah yayasan
Universita Islam Malang (UNISMA).
Visi SMA Islam Nusantara adalah menjadi sekolah yang
mengembangkan karakter Islami berdasarakan Islam Ahlussunah Waljamaah,
yang membangun dan mengembangkan ipteks, imtaq, serta motivasi dan jiwa
entrepreneur peserta didik.
Sedangkan Misi dari SMA Islam Nusantara adalah:
1. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi sejalan dengan perkembangan sehingga peserta didik
mampu menggunakannya sesuai kaidah keilmuan melalui
pengolahan, penalaran, dan penyajian yang baik,
2. Mengembangkan pendidikan yang berorientasi pada
keterampilan hidup berbasis kewirausahaan dengan manajemen
yang partisipatif dan transparan,
3. Merancang dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dan
efisien berdasarkan kurikulum berbasis entrepreneur muslim,
4. Mengembangkan pembelajaran dan pembinaan secara intensif
Amaliah Islam Ahlussunah Waljamaah dan akhlakul karimah
serta pengkaderan generasi muda Nahdlatul Ulama,
5. Mengembangkan kecakapan hidup peserta didik terutama
keterampilan mengembangkan produk usaha, berbahasa asing,
dan IT, sebagai salah satu modal bersaing pada era informasi
dan globalisasi,
6. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
bakat dan minat peserta didik secara optimal untuk
mengembangkan karakter islami dan jiwa entrepreneur,
7. Membangun potensi warga sekolah dan menumbuhkembangkan
semangat berprestasi, kedisiplinan, kebersamaan, etos kerja,
semangat belajar, dan rasa percaya diri,
8. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif sehingga program
sekolah terlaksana dengan baik dan warga sekolah merasa
senang dan nyaman berada di sekolah.
SMA Islam Nusantara memiliki berbagai fasilitas yang menunjang
kegiatan belajar mengajar, antara lain: Musholla, laboratorium komputer,
laboratorium IPA, perpustakaan, ruang kelas dan berbagai fasilitas umum
lainnya.
III. EKSPLOR POTENSI DAN MASALAH
A. Deskripsi
Berbagai macam masalah ditemukan pada siswa selama kegiatan
one day counseling berlangsung. Beberapa siswa mengatakan bahwa
jumlah siswa yang sedikit membuat kejenuhan dalam hal pertemanan. Hal
itu diakibatkan karena mereka hanya berinteraksi/berteman dengan siswa
yang sama. Di sisi lain mereka mengatakan bahwa dengan jumlah siswa
yang sedikit juga memiliki efek positif, yaitu perhatian guru terhadap
siswa semakin intens. Kemudian beberapa dari mereka mengatakan bahwa
ada seorang guru yang memang tidak mereka sukai, di karenakan sering
marah-marah dan pernah menggunakan kata-kata yang menyinggung para
siswa.
Beberapa siswa juga merasa kebingungan dalam pemilihan jurusan
di perguruan tinggi. Bermula dari tuntutan orang tua dalam pemilihan
jurusan dan perguruan tinggi yang berbeda dengan bakat dan minat siswa
tersebut. Sehingga mereka bimbang akan jurusan dan perguruan tinggi
mana yang harus mereka ambil. Ada pula siswa yang ingin melanjutkan
pendidikan ke universitas namun tidak diperbolehkan orangtuanya karena
adanya permasalahan keuangan dalam keluarga.
Masalah juga timbul dari keluarga para siswa yaitu kurangnya
perhatian dan dukungan dari orang tua atau keluarganya. Salah seorang
siswa menjelaskan bahwa seusai bel pulang sekolah dia tidak langsung
kembali ke rumahnya, akan tetapi dia nongkrong di warung belakang
sekolah bersama teman-temannya. Ketika ditanya “jikalau di warung, apa
saja yang kalian lakukan?” mereka menjawab “ya hisap rokok, ngobrol
dll”. Orang tua kurang memberi perhatian kepada anaknya, hingga mereka
tidak tau apa yang di lakukan anaknya setelah jam sekolah. Selain itu,
bukan hanya faktor keluarga yang kurang memberikan perhatian kepada
anaknya, tetapi lingkungan juga yang dapat menjerumuskan siswa kepada
hal-hal yang kurang baik. Ada beberapa siswa yang suka bolos sekolah,
ketika ditanya “kalau kamu bolos, biasanya ke mana? Apa yang kamu
lakukan?” dia menjawab “ke pondok, ya main sama teman-teman, hisap
rokok, kadang juga tidur”. Jadi, lingkungan yang tidak sehat baik secara
fisiologis maupun psikologis akan membentuk diri seseorang menjadi
tidak sehat pula.
Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar dan
mengajar ketika berada di kelas. Kesulitan dalam belajar ini diakibatkan
oleh beberapa hal, seperti: kurang kondusifnya suasana dalam kelas, siswa
kurang fokus dalam memperhatikan pelajaran yang sedang diajarkan, dan
siswa tidak menemukan pengaplikasiaan dari ilmu yang didapat di kelas
dengan kehidupan yang nyata, yang membuat siswa jadi cenderung
menyepelekan beberapa mata pelajaran.
Pergaulan dengan teman-teman yang kurang produktif juga menjadi
masalah yang kerap membuat siswa-siswa menjadi suka membolos
sekolah. Terlebih orang tua dari siswa banyak yang kurang memotivasi
atau kurang mendukung siswa dalam belajar dan untuk pergi ke sekolah.

Tabel Problematika
Klasifikasi Masalah Faktor Pendorong
Masalah yang timbul dengan guru - Ada beberapa guru yang galak dan
mata pelajaran tertentu kurang ramah
- Beberapa kali guru menggunakan
kata-kata yang kurang berkenan di
hati siswa.
- Adanya pilih kasih yang dilakukan
guru terhadap siswa
Masalah yang timbul dari - Teman yang sedikit mengakibatkan
pertemanan kejenuhan.
- Pergaulan antar teman yang kurang
produktif sehingga mudah
terpengaruh.
- Sering terjadi pertengkaran antar
siswa
- Adanya pembullian dalam bentuk
verbal pada adik kelas
Masalah yang timbul dari lingkungan - Lingkungan yang tidak sehat akan
membentuk diri seseorang menjadi
tidak sehat pula, baik secara fisik
maupun psikis.
- Pergaulan dengan teman yang sering
mengajak pada hal-hal yang
kontraproduktif.

Masalah Keluarga - Kurangnya perhatian dari orang tua


- Paksaan dari orang tua terhadap
anaknya dalam jenjang pendidikan
selanjutnya.
Kesulitan keuangan
- Kurangnya motivasi dan dukungan
dari keluarga untuk sekolah
Kesulitan dalam proses belajar - Tidak dapat memahami pelajaran
mengajar yang diterangkan oleh guru.
- Suasana kelas yang kurang kondusif.
- Tidak dapat berkonsentrasi dan
fokus pada pelajaran yang sedang
diajarkan.
- Tidak menemukan pengaplikasian
ilmu yang didapat di kelas dengan
dunia nyata.
- Proses pembelajaran yang monoton
dan cenderung membosankan.

IV. PENDEKATAN
Konseling dilakukan secara berkelompok terdiri dari tiga siswa yang
terdiri dari siswa kelas X dan kelas XII dengan satu orang dari tim LSO Peer
Counseling OASIS. Teras kelas menjadi tempat untuk melaksanakan
konseling. Siswa pada awalnya sangat malu-malu untuk bercerita bahkan
terjadi keheningan untuk beberapa saat, namun setelah adanya pendekatan
yang lebih akrab, akhirnya mereka mulai rileks dan nyaman untuk berbicara.
Konseling dimulai dengan menanyakan kegiatan apa saja yang mereka jalani
sehari-hari kemudian secara bertahap mengarah pada permasalahan yang
kemungkinan mereka hadapi. Konseling berjalan sedikit kurang maksimal
karena ada beberapa dari siswa tidak bercerita dan terkesan sedikit cuek
dengan pertanyaan konselor. Akan tetapi, tim dari LSO Peer Counseling
OASIS berusaha memancing sedikit demi sedikit dengan pertanyaan yang
mengarah pada permasalahan siswa tersebut dan kegiatan one day counseling
pun berjalan dengan lancar dan tenang.
V. KESIMPULAN
Dari kegiatan one day counseling, kami menemukan beberapa
problematika yang dihadapi siswa yang dapat menghambat proses belajar
akademik, yaitu antara lain:
1. Permasalahan timbul baik dari lingkungan sekolah, guru dan teman,
maupun dari lingkungan keluarga.
2. Lingkungan yang kurang baik akan memberikan efek negatif
terhadap siswa.

VI. SARAN
Beberapa saran yang dapat kami berikan menyangkut problematika di
atas antara lain:
1. Bagi guru, diperlukan adanya penyuluhan tentang cara yang tepat untuk
menghadapi siswa. Sedangkan bagi siswa, dapat dilakukan penguatan
motivasi untuk belajar.
2. Perlu adanya sinkronisasi antara guru dan siswa agar kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik, dan hal ini tidak jauh dari peran
bimbingan dan konseling untuk menengahi masalah yang terjadi.
3. Perlu adanya sosialisasi terhadap para wali murid tentang pentingnya
perhatian orang tua terhadap anak, sehingga akan menjadi evaluasi bagi
para orang tua.
4. Perlu adanya bimbingan bagi siswa-siswa kelas XII dalam menentukan
kegiatan yang ia lakukan setelah lulus dari SMA.

Malang, 29 Oktober 2017

Ketua Kelompok,

Heikal Mahendra Natsir


NIM. 16410213
DOKUMENTASI

Pembukaan dan perkenalan anggota OASIS


Proses Konseling Kelompok
Proses Konseling Kelompok
Foto bersama tim OASIS dengan Siswa-siswi SMA Islam Nusantara

Anda mungkin juga menyukai