Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS MATERI UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : Nur Fadli Al Hakim


Kelas : PAI – 3-2-6
Judul Modul : Teori Belajar dan Pembelajaran
Judul Masalah : Tantangan Guru PAI dalam Pembelajaran Era Digital

No Komponen Deskripsi

A. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat (Tirtarahardja, Umar dan
S.L.La Sulo: 2005).
Pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan semua potensi setiap peserta
didik. Dalam mengembangkan potensi peserta didik, tidaklah
lepas dari peran guru. Maka dari itu guru dituntut untuk lebih
professional dalam melayani peserta didik sesuai dengan
kebutuhan sekarang. Selain itu tujuan Pendidikan juga membina
akhlaknya agar menjadi kepribadian yang baik, mengembangkan
kemampuan berpikir anak, mengembangkan bakat yang ada
dalam dirinya dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan Agama Islam mempunyai peran penting dalam
pembentukan pribadi peserta didik. Pembentukan pribadi yang
dimaksud adalah kepribadian muslim dan kemajuan masyarakat
serta budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam.
Dalam era digitalisasi dan mengahadapi generasi Alpha
Guru PAI benar benar kerja extra. Selain menanamkan nilai nilai
agama Islam, guru PAI juga harus bekerja keras dalam
membentuk karakter siswa yang berakhlaq mulia, beragama, dan
berbudi pekerti luhur.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan/tempat


Identifikasi kerja maka dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait dengan
1. Masalah (berbasis dengan tantangan guru PAI dalam pembelajaran era digital.
masalah yang 1. Membudidayanya perilaku ketidak jujuran anak kepada orang
ditemukan di tua dan guru
lapangan) 2. Kurangnya rasa hormat anak kepada orang tua dan guru
3. Maraknya anak melihat gambar atau video yang mengandung
unsur pornografi
4. Meningkatnya kenakalan remaja
5. Maraknya anak bermain game online
6. Menurunnya rasa tanggungjawab dan disiplin siswa
Beberapa fatktor yang menyebabkan beberapa masalah di atas
muncul ialah sebagai berikut :
1. Masalah Pola Asuh Orang Tua
Pendidikan pertama yang diperoleh seorang anak
ialah di lingkungan keluarga. Maka sangatlah penting bagi
orang tua untuk senantiasa memperhatikan perkembangan
buah hatinya. Baik dalam aspek fisiologisnya, emosinya,
maupun dalam pergaulannya. Tipe orang tua dapat dibagi
menjadi 4 yaitu;
a. Orang tua yang permisif atau serba membolehkan,
dengan ciri ciri
 Responsif tinggi, tuntutan rendah
 Berkomunikasi secara terbuka dan biasanya
membiarkan anak-anaknya memutuskan suatu hal
sendiri, tidak terlalu memberi arahan
 Tidak terlalu menetapkan sebuah aturan
b. Orang tua yang otoritatif atau berwibawa
Ciri-ciri:
 Responsif tinggi, tuntutan tinggi
 Menetapkan aturan yang jelas untuk anak-anak
 Sering berkomunikasi, mendengarkan dan
mempertimbangkan pikiran, perasaan, dan
pendapat anak
 Mengajarkan anak tentang konsekuensi
c. Orang tua yang lalai, dengan ciri ciri
 Responsif rendah, tuntutan rendah
 Acuh tak acuh terhadap anak dan bahkan
membiarkan anak berjuang sendiri
 Tidak banyak mebimbing dan memberikan perhatian
 Tidak memiliki hubungan dekat dengan anak
d. Orang tua yang otriter
 Tuntutan tinggi, responsive rendah
 Memberikan banyak aturan tanpa terlalu
mempertimbangkan perasaan anak
 Gaya komunikasi satu arah atau terkesan egois

2. Kurangnya kerja sama guru di satuan Pendidikan


Dalam membina peserta didiknya untuk
mengimplementasikan pemahaman mata Pelajaran
Agama Islam, tidak jarang beban dalam membina dan
menumbuhkan rasa beragama peserta didik itu hanya
diserahkan kepada buru Mapelnya saja. Padahala
semestinya itu menjadi tanggung jawab Bersama. Dalam
pembiasaan pembiasaan yang bernuansa agama seperti
solat duha Bersama, solat dzuhur berjama’ah, melafalkan
Asmaul Husna sebelum pembelajaran, dan hafalan juz 30
seharusnya menjadi tanggungjawab Bersama buka hanya
guru maple nya saja. Karena akan terasa sangat berat
Ketika tanggungjawab tersebut dibebankan kepada satu
orang sedangkan jumlah siswa banyak.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah tempat di mana peserta didik
bergaul. Dari lingkungan peserta didik mendapatkan teman
serta dapat melakukan hal hal yang ingin mereka coba.
Secara umum jika lingkungan sekitar positif maka peserta
didik cenderung akana positif, namun jika pengaruh
lingkungan negative maka peserta cenderung akan
negative pula walaupun itu bukan patokan yang menjadi
kepastian.
Penyebab Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan untuk menjawab apa
(dianalisis apa yang yang menjadi rumusan masalah di atas. Maka dapat saya analisis
bahwa yang menjadi akar masalah ialah :
menjadi akar
2. masalah yang “Rendahnya Implementasi Pendidikan Agama Islam peserta
menjadi pilihan didik dalam kehidupan sehari hari.”
masalah)
Dalam perkembangan IPTEK yang sejalana degan
perkembangan dunia Pendidikan khususnya di masa web 2.0 di
mana peran guru sudah bergeser menajdi fasilitator. Guru bukan lagi
pusat pembelajaran sehingga seakan akan guru dibatasi oleh aturan
yang mengikat baik dari huku maupun oleh kurikulum itu sendiri.
Sehingga waktu bagi guru PAI dalam menanamkan ra beragama
serta membina karakter siswa yang berakhlakul karimah menjadi
sangat kurang.
3. Solusi
a. Dikaitkan Dalam era digital sekarang ini, sangat berpengaruh
dengan terhadap dunia Pendidikan. Dari pengaruh positif sampai
pengaruh negative. Pengaruh negatif dapat terjadi Ketika segala
teori/dalil
teknologi yang menawarkan kemudahan tidak digunakan sebagai
yang relevan mestinya atau tanpa arahan khususnya bagi peserta didik.
Apalagi dalam perkembangan siswa dari remaja menu dewasa
adalah fase dimana mereka sangat suka mencoba hal hal baru.
Jika tidak diarahkan dan dibimbing secara intens maka bukan
suatu hal yang tidak mungkin jika mereka tidak memilki akhlak
yang bagus. Dalam islam sudah seharusya kita sebisa mungkin
mencontoh perilaku Nabi Muhammad Saw. Karea beliau adalah
uswatun khasanah bagi kita semua. Seperti dalam Qur’an surat Al
Ahzab ayat 21 yang berbunyi ;

Artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri


teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.

Dari ayat dapat diketahui bahwa Pendidikan Agama Islam


berusaha membuat peserta didik memilii karakter yang
berakhlakul karimah. Yang menjadi dasar pertama sebuah
Pendidikan Islam ialah akhlaq dan budi pekerti.

Dari akar masalah yang telah diidentfikasi maka ditemukan


beberapa solusi antara lain sebagai berikut :
1. Berkonsultasi kepada pimpinan/kepala sekolah kemudian
mengadakan rapat untuk membahas masalah tersebut.
2. Semua guru harus memberikan contoh yang baik kepada
siswa baik dalam berbicara maupun perilaku di sekolah dan di
lingkungan.
3. Mengadakan kultum rutin setelah pembiasaan solat duha
dengan tema yang berkaitan dengan akhlaq.
4. Guru berkoordinasi dengan wali murid guna memantau belajar
siswa.
5. Guru secara intens melakukan pengecekan melalui wali murid
dalam hal penggunaan HP yang dimiliki siswa.
6. Satu hari dalam seminggu sekolah membuat peraturan bahwa
siswa wajib menggunakan Bahasa Indonesia Ketika
berbiacara dengan guru. Agar mereka terlatih berkomuikasi
dengan guru bukan seperti berkomunikasi dengan teman
sebaya.

Anda mungkin juga menyukai