Anda di halaman 1dari 6

Instruksi KB 1

Assalamu'alaikum wr wb.
Bapak Ibu Peserta PPG, berdasarkan modul akhlak Islam KB 1, diskusikan apa batasan suatu
perbuatan bisa dikategorikan akhlak, berilah contoh-contohnya.

Akhlak merupakan salah satu pilar utama kehidupan masyarakat sepanjang sejarah. Kita juga
membaca dalam sejarah bahwa suatu bangsa menjadi kokoh apabila di topang dengan akhlak yang
kokoh, dan sebaliknya, suatu bangsa akan runtuh ketika akhlaknya rusak. Hal ini juga berlaku pada
umat islam yang pernah mengalami masa kejayaan, dan salah satu faktor yang mendukung kejayaan
islam pada waktu itu adalah akhlak mulia
Bagi kaum muslim, dalam kehidupan berakhlak mulia, ada contoh ideal yang harus selalu dijadikan
teladan kapan dan dimanapun. Ia adalah nabi Muhammad Saw, yang salah satu misi yang di
bawanya adalah untuk menyempurnakan akhlak.
Dengan demikian, suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai akhlak jika memenuhi dua kriteria
berikut:
1. Dilakukan berulang-ulang atau kontinu. Jika dilakukan sekali saja atau jarang-jarang maka itu tidak
bisa disebut akhlak. Misalnya, jika seseorang tiba-tiba memberi hadiah kepada orang lain karena
alasan tertentu maka norang tersebut tidak dapat dikatakan seorang dermawan dan berakhlak mulia.
2. Timbul dengan sendirinya, tanpa dipikir-pikir atau di timbang-timbang karena perbuatan itu telah
menjadi kebiasaan baginya. Jika suatu perbuatan dilakukan setelah dipikir-pikir dan ditimbang-
timbang, apalagi karena terpaksa, maka perbuatan tersebut bukanlah suatu akhlak.
Namun tolak ukur benar dan salah atau baik dan buruk seringkali bersifat relatif; adakalanya sesuatu
yang dianggap benar atau baik dalam suatu masyarakat justru dianggap salah atau buruk dalam
masyarakat yang lain.
Untuk menjamin kelangsungan hidupnya, manusia selalu berhubungan satu dengan yang lainnya.
Itulah sebabnya manusia membutuhkan pergaulan. Dengan adanya pergaulan, manusia bias saling
mempengaruhi, seperti dalam pemikiran, sifat, dan tingkah laku.

Contoh-contoh tersebut antara lain.


Keluarga/ Rumah
Keluarga merupakan salah satu sumber yang memberikan dasar-dasar ajaran bagi seseorang dan
merupakan factor terpenting dalam pembentukan mentalnya. Sebelum seorang anak bergaul dengan
luingkungan sekitarnya, terlebih dahulu ia menerima pengalaman-pengalaman dari keluarga di rumah
sebagai bekal dalam pergaulannya dengan lingkungan masyarakat sekitar.
Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar adalah lingkungan di luar rumah tempat individu bersosialisasi dengan tetangga,
pada khususnya, dan masyarakat, pada umumnya, sehingga memberikan pengaruh terhadap
kepribadian, mental, dan perilakunya. Seseorang yang tinggal di lingkungan yang baik dalam dirinya
tertanam sifat-sifat yang baik pula. Sebaliknya, individu yang tinggal di lingkungan yang buruk , akan
cenderung memiliki perilaku yang buruk pula, terutama pada anak-anak. Contoh yang paling nyata
adalah dalam penggunaan bahasa.
Lingkungan Sekolah/ Tempat Kerja
Lingkungan sekolah atau tempat kerja, di mana individu melakukan sebagian aktifitasnya di tempat
tersebut, berpotensi untuk memberikan pengaruh terhadap karakter dan perilakunya. Seseorang
yang bersekolah atau bekerja di sekolah atau tempat bekerja yang menerapkan disiplin yang ketat,
misalnya, cenderung memiliki perilaku disiplin dan patuh pada peraturan meskipun dia berada di
tempat yang lain.
Instruksi
Assalamu'alaikum wr wb.
berdasarkan modul KB 2, kembangkan diskusi dengan pertanyaan: apa saja akhlak baik yang perlu
dimiliki oleh para pembelajar pada era 4.0 memasuki era 5.0!

Esensi dr pendidikan itu adanya proses transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan dr generasi
tua kepada generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu, ketika kita
menyebut pendidikan Islam maka akan mencakup dua hal: mendidik siswa untuk berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam dan mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi
ajaran Islam subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam. diantaranya akhlak serta tingkah
laku yang sesuai dengan ajaran Islam, menggerakkan dan menyadarkan manusia untuk
senantiasa beramal saleh dalam rangka beribadah kepada Allah.
Perkembangan industri 4.0 menjadi tantangan bg dunia pendidikan, termasuk pendidikan Islam.
Para guru mau tidak mau harus dituntut untuk menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Ada
banyak kompleksitas tantangan revolusi industri 4.0 di bidang pendidikan Islam, termasuk
Pendidikan ahlak.
pendidikan nilai pd dasarnya lebih ditujukan untuk memperbaiki moral bangsa. Pendidikan nilai
mengajarkan generasi muda tentang value dan moral yang seharusnya dimiliki. Pendidikan nilai
ditujukan untuk mencegah antara lain meningkatnya kasus kejahatan, degradasi moral dan
penggunaan obat-obatan terlarang oleh generasi muda. Melalui pembelajaran berbasis nilai
diharapkan siswa dapat menentukan nilai baik dan buruk dalam kehidupan sehingga dapat
memilih nilai yang baik untuk peningkatan kualitas hidupnya di dalam masyarakat.
Mempertahankan nilai-nilai tersebut merupakan tantangan terberat dalam menghadapi revolusi
industri 4.0. Perkembagan jaman menuntut manusia lebih kreatif karena pada dasarnya jaman
tidak bisa dilawan. Revolusi industri 4.0. banyak menggunakan jasa mesin dibandingkan
manusia. Tetapi ada hal penting yang membedakan mesin dengan manusia yaitu dari segi nilai
kemanusiaan yang tidak dimiliki oleh mesin. Penanaman nilai inilah yang perlu diperkuat untuk
mengangkat harkat dan martabat dunia Pendidikan.
beberapa langkah untuk mewujudkan siswa yang berahlak, di antaranya:
1) mengenalkan siswa dengan nilai–nilai yang dimiliki bangsanya melalui pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan nilai di lingkungan terdekat anak, khususnya keluarga
2) Anak dididik dan dilatih dengan cara bekerja sambil belajar.
3) Kecerdasan berfikir anak dikembangkan dengan seluas-luasnya;
4) memupuk kepribadian anak dengan kepribadian Indonesia sehingga menjadi pribadi yang
dinamis, percaya diri, berani, bertanggung jawab dan mandiri;
5) pelajaran tidak hanya diberikan pada jam pelajaran saja, tetapi juga dalam setiap
kesempatan di luar jam sekolah
6) Memberikan pemahaman atau pengetahuan kepada seluruh pendidik untuk mampu
memanfaatkan ICT dalam pembelajaran, membimbing siswa dalam menggunakan ICT dan
mempermudah pelaksanaan pendidikan Islam.
7) Memberikan pendidikan kewarganegaraan yang bermakna bagi siswa, sebagai bagian dari
pendidikan nilai untuk mewujudkan manusia yang berkarakter
Era revolusi industri 5.0 telah mengubah cara berpikir tentang pendidikan. Perubahan yang dibuat
bukan hanya cara mengajar, tetapi jauh lebih penting adalah perubahan AHLAK.
Dalam kehidupan manusia tak semuanya berjalan sesuai kemauan. Ada saja hal-hal yang di
luar kuasa kita yang membutuhkan pikiran serta energi untuk memecahkan masalahnya.

Dalam dunia pergaulan kerja atau hubungan antara dua insan manusia, peran kita di sana
sudah sebaik-baiknya dilakukan dengan totalitas, namun tidak berbalas dengan respons yang
baik.

Apakah hal itu wajar? Tentu saja tidak. Pasti ada hal-hal lain yang tidak kamu ketahui yang
menyebabkan terjadinya insiden tersebut. Apalagi posisi kamu selalu disalahkan padahal
sudah melakukan aturan yang berlaku dan beradab yang baik.

Apakah mungkin ada yang tidak suka dengan keberadaanmu di lingkungannya? Bisa saja.
Atau ada yang "membunuh" karaktermu pelan-pelan bisa juga terjadi.

Namun, tak elok rasanya menerka-nerka. Seharusnya kamu mempunyai jiwa yang tidak
lemah untuk menghadapinya, coba dengan cara ini yuk!

1. Terima kenyataan bahwa itu benar adanya dan kamu selalu bersikap sabar
2. Tanyakan baik-baik, letak kesalahan kita di mana dan jika memang benar salah
legawa untuk minta maaf
3. Tenangkan diri dan jangan terbawa emosi, tetap berpegang kepada "yang waras
ngalah"
4. Berserah diri kepada Tuhan dan berdoa. Pasti ada solusi dari setiap masalah
5.  Apa pun yang terjadi, maafkanlah orang yang telah menuduhmu selalu salah. Jangan
ada dendam di hatimu

Saya kira saling bertanggungjawab, pendidikan karakter dapat mempengaruhi


akhlak mulia peserta didik apabila dilakukan secara integral di keluarga, kelas,
lingkungan sekolah, dan masyarakat.

Pertama di lingkungan keluarga, orang tua dalam hal ini memiliki peran untuk
menanamkan nilai karakter yang menjadi kebiasaan anak untuk berperilaku baik
sesuai norma agama maupun norma perilaku yang dapat menghargai dirinya dan
orang lain.

Kedua, pendidikan karakter berbasis kelas. Guru sebagai pendidik dan siswa
sebagai pembelajar di dalam kelas. Konteks pendidikan karakter adalah proses
relasional komunitas kelas dalam konteks pembelajaran. Relasi guru-pembelajar
bukan monolog, melainkan dialog dengan banyak arah sebab komunitas kelas terdiri
dari guru dan siswa yang sama-sama berinteraksi dengan materi. Memberikan
pemahaman dan pengertian akan keutamaan yang benar terjadi dalam konteks
pengajaran ini, termasuk di dalamnya pula adalah ranah noninstruksional, seperti
manajemen kelas, konsensus kelas, dan lain-lain, yang membantu terciptanya
suasana belajar yang nyaman.
Ketiga, pendidikan karakter berbasis kultur sekolah. Desain ini mencoba
membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik dengan
bantuan pranata sosial sekolah agar nilai
tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa. Untuk menanamkan nilai
kejujuran tidak cukup dengan memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik
melainkan juga moral ini mesti diperkuat dengan penciptaan kultur kejujuran melalui
pembuatan tata peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap
perilaku ketidakjujuran.

Keempat, pendidikan karakter berbasis komunitas. Dalam mendidik, komunitas


sekolah tidak berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti
keluarga, masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk
mengintegrasikan pembentukan karakter dalam konteks kehidupan mereka. Ketika
lembaga negara lemah dalam penegakan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak
pernah mendapatkan sanksi yang setimpal, negara telah mendidik masyarakatnya
untuk menjadi manusia yang tidak menghargai makna tatanan sosial bersama .

Instruksi KB 3
Assalamualaikum wr wb
Diskusi hari ini dilaksanakan melalui chat ini.
Berdasarkan kajian KB 3, uraikan bagaimana kiat mengajarkan akhlak Islam menghindari akhlak
tercela (dikaitkan dengan era milenial) agar efektif dan efisien?
Generasi Milenial Islam diera digital hendaknya bisa dan mampu mencerminkan diri sebagai generasi
khairu ummah ialah generasi yang kokoh secara spiritual dan luas secara keilmuan (Pendidikan) juga
professional dalam tindakan yang kemudian berperan dalam amar ma‟ruf, dan nahi mungkar serta
dilandasi dengan penuh rasa keikhlasan untuk menggapai ridho Allah Swt. Sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah SWT

َ‫ف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُ ْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ ۗ َولَ??وْ ٰا َمن‬ ِ ْ‫اس تَأْ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم خَ ي َْر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ َخ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬ ِ ‫اَ ْه ُل ْال ِك ٰت‬
“Adapun kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaikbaik umat (dalam hal iman dan amal) yang
dikeluarkan bagi manusia agar mengajak kepada kebaikan, mencegah
kemungkaran dan selalu beriman kepada Allah SWT.(Q.S.Ali „Imran [3]: 110).

1. Sifat dan Karakteristik Generasi Milenial Dalam Pendidikan Islam


Pada dasarnya sifat dan karakter generasi milenial dalam pendidikan islam ialah melandaskan
ajaran Tuhan yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur‟an dan ajaran Nabi Muhammad Saw yang
terdapat didalam al- Hadits (ucapan, perbuatan dan ketetapan), dan juga berdasarkan pendapat
akal pikiran yang sehat dan tidak bertentangan dengan isi ajaran Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Sikap
yang dinamis, inovatif, kreatif, dan berani keluar dari kebiasaan-kebiasaan lama yang muncul diera
generasi milenial dapat diterima oleh ajaran Islam. karakteristik generasi milenial dalam
pendidikan islam terkait dengan penggunaan waktu
2. Pendidikan Islam Terhadap Perbuatan Karakter Generasi Milenial
Pendidikan islam mempunyai tanggung jawab dalam memberikan bimbingan kepada manusia
terkhususnya pada generasi milenial dalam menghadapi kemajuan teknologi dan perkembangan
zaman dapat dilihat dari perhatian pendidikan islam terhadap pendidikan atau perbaikan karakter
(Akhlak). Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan yang sebenarnya dari seluruh
pendidikan.
dalam rangka membentuk Akhlak mulia, selain dapat menggunakan petunjuk Al- Qur‟an, Al-
Hadits khususnya kesuksesan Nabi Muhammad Saw, dan juga dapat mengambil inspirasi dari
yang dilakukan bangsa-bangsa lain didunia.
3. Pendidikan Islam Dalam Menyiapkan Generasi Unggul
Generasi milenial sebagaimana dikemukakan diatas, adalah generasi yang harus mampu bersaing
dan didalam persaingan tersebut ia harus mendapatkan yang Namanya pemenang. Oleh sebab itu,
generasi milenial adalah generasi unggul baik dari aspek hard skill, maupun soft skill (moral,
mental, intellectual, emosional dan spiritual). melaksanakan pendidikan harus meniru keunggulan
dan kesempurnaan dan Sifat-sifat Rosululloh Saw. Islam yang unggul dan integrated yang
demikian, patut dipraktekkan dalam rangka menghasilkan generasi milenial yang unggul dalam
setiap perkembangan zaman. Kondisi obyektif pendidikan islam saat ini lebih banyak yang kurang
siap dan kurang mampu dalam menghasilkan generasi milenial yang unggul yang dibutuhkan diera
milenials.

KB 4
berbasis pada bacaan modul 4, diskusikan apakah orang yang berziarah ke makam orang tuanya
dikategorikan syirk? kemukakan argumentasinya?

Tradisi ziarah kubur sudah melekat di benak kaum muslimin dan menjadi rutinitas setiap kamis sore
dan hari jumat, Apabila ditinggalkan tradisi ini, rasanya ada yang kurang. 
Rasulullah melarang adanya ziarah kubur bagi umatnya. Hal tersebut bukan tanpa alasan, Rasulullah
khawatir akan menjadi kesalahpahaman yang menjerumuskan kepada kemusyrikan. Sebab kala itu
kondisi keimanan umat Islam masih rentan dan masih didominasi dengan pola pikir masyarakat Arab
yang kental akan kepercayaan kepada selain Allah.
Seiring berjalannya waktu, larangan berziarah ke kubur akhirnya dihilangkan setelah Rasulullah
melihat alasannya yang tidak lagi kontekstual.
Rasulullah saw bersabda “Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang telah diberi izin
untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan
kamu kepada akhirat.”
‫"قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا علية وسلم‬: ‫حديث بريدة قال‬
‫فإنها تذكر اآلخرة"رواة الترمذي‬
Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda “Saya pernah melarang
berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam
ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada
akhirat.

\َ‫ص\ لَّ\ ى\ هَّللا ُ\ َ\ع\ َل\ ْي\ ِه\ َ\و\ َس\ لَّ\ َم\ ِب\ ُق\ ُب\ و\ ِ\ر\ ا\ ْل\ َم\ ِد\ ي\ َن\ ِة\ َف\ أَ\ ْق\ َب\ َل\ َع\ َل\ ْي\ ِه\ ْم\ ِب\ َ\و\ ْ\ج\ ِه\ ِه\ َف\ َق\ ا\ َل\ ا\ل\س\َّ\ اَل ُم\ َع\ َل\ ْي\ ُك\ ْم\ َي\ ا\ أَ\ ْ\ه\ ل‬
\َ \ِ ‫َق\ ا\ َل\ َم\ ر\َّ\ َ\ر\ ُس\ و\ ُل\ هَّللا‬
َ َ ‫أْل‬ َ َ ُ َ ُ ْ َ
\‫ا\ ْل\ قُ\ ُب\ و\ ِ\ر\ َي\ ْ\غ\ ِف\ ُر\ هَّللا ُ\ ل\ ن\ ا\ َ\و\ ل\ ك\ ْم\ أ\ ن\ ت\ ْم\ َ\س\ ل\ ف\ ن\ ا\ َ\و\ ن\ ْ\ح\ ُ\ن\ ِب\ ا\ \ ث\ ِر‬
ُ َ َ َ
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lewat di depan kuburan Madinah, lalu beliau menghadapkan
mukanya dan mengucapkan: ASSALAAMU 'ALAIKUM YA AHLAL QUBUR, YAGHFIRULLAHU LANA WA
WALAKU ANTUM SALAFUNA WA NAHNU BIL ATSARI (Semoga keselamatan tercurah kepada kalian,
wahai penghuni kubur. Semoga Allah mengampuni kami dan kalian. Kalian telah mendahului kami
dan kami akan menyusul kalian)”. (Abu Isa At Tirmidzi)
Berdasarkan hadis tersebut, Rasulullah pernah melarang umatnya berziarah ke kubur. Namun
kemudian beliau memerintahkan umatnya untuk berziarah ke kubur. Dibenarkannya berziarah ke
kubur tersebut harus dengan niat untuk mengingatkan kita akan kematian dan akhirat.
Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menuliskan bahwa disunahkan berziarah kubur,
“Barang siapa yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jum’at,
maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada
kedua orang tuanya...” demikian bunyi kutipan
Berziarah ke kubur memang disunahkan, bahkan berpahala setimpal dengan haji mabrur apabila
yang diziarahi adalah kubur keluarganya, dan bila orang tersebut rutin melakukan kebiasaan
tersebut hingga akhir hayatnya, maka kelak malaikatlah yang akan menziarahi makam orang
tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra;
Rasulullah saw bersabda “Barang siapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya,
atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan
barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya maka para malaikat akan selalu
menziarahi kuburannya.”
Meskipun demikian, ya tetep ada pengecualian bagi kaum muslimah, berziarah ke kubur dihukumi
makruh apabila mereka memiliki perasaan yang lemah. Sebab kelemahan hati kaum hawa tersebut
dapat mempermudah mereka merasa resah, gelisah dan susah sehingga akan menangis di kuburan.
Demikianlah hukum berziarah ke kubur bagi umat Islam, selain sunah tentunya juga
berpahala bagi kaum adam dan makruh bagi kaum hawa. Namun tidaklah tepat
mengutamakan ziarah kubur hanya di saat menjelang Ramadan saja.

Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, dilansir dari rumaysho.com menyebutkan bahwa


mengutamakan ziarah kubur hanya saat menjelang Ramadan adalah kekeliruan, sebab
menurutnya tidak ada dasar dari ajaran Islam yang tentang hal tersebut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Janganlah jadikan rumahmu seperti kubur, janganlah jadikan kubur sebagai
‘ied, sampaikanlah shalawat kepadaku karena shalawat kalian akan sampai padaku di mana
saja kalian berada.” (HR. Abu Daud no. 2042 dan Ahmad 2: 367.

Anda mungkin juga menyukai