Anda di halaman 1dari 145

PENDIDIKAN KARAKTER

UNTUK MEMBANGUN PERADABAN BANGSA

Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh
akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju.
Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini
tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia
raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang.

Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek


kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap
sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa
mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan.

Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel


Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam
kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja.
Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun
kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi
dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa
yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Banyak pilarkarakter yang harus kita tanamkan kepada anak – anak penerus
bangsa, diantaranya adalah kejujuran, yah kejujuran adalah hal yang paling
pertama harus kita tanamkan pada diri kita maupun anak – anak penerus bangsa
karena kejujuran adalah benteng dari semuanya, Demikian juga ada pilarkarakter
tentang keadilan, karena seperti yang dapat kita lihat banyak sekali ketidakadilan
khususnya di Negara ini. Selain itu harus ditanamkan juga pilarkarakter seperti
rasa hormat. Hormat kepada siapapun itu, contohnya adik kelas mempunyai rasa
hormat kepada kakak kelasnya, dan kakak kelasnya pun menyayangi adik – adik
kelasnya, begitu juga dengan teman seangkatan rasa saling menghargai harus ada
dalam diri setiap murid - murid agar terciptanya dunia pendidikan yang tidak
ramai akan tawuran.

Sekarang mulai banyak sekolah – sekolah di Indonesia yang mengajarkan


pendidikan karakter menjadi mata pelajaran khusus di sekolah tersebut. Mereka
diajarkan bagaimana cara bersifat terhadap orang tua, guru –guru ataupun
lingkungan tempat hidup.

Mudah – mudahan dengan diterapkannnya pendidikan karakter di sekolah semua


potensi kecerdasan anak –anak akan dilandisi oleh karakter – karakter yang dapat
membawa mereka menjadi orang – orang yang diharapkan sebagai penerus
bangsa. Bebas dari korupsi, ketidakadilan dan lainnya. Dan makin menjadi bangsa
yang berpegang teguh kepada karakter yang kuat dan beradab. Walaupun
mendidik karakter tidak semudah membalikan telapak tangan, oleh karena itu
ajarkanlah kepada anak bangsa pendidikan karakter sejak saat ini.
PENDIDIKAN KARAKTER

Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat.
Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk
membuat rentetan keputusan moral yang harus ditindak lanjuti dengan aksi nyata,
sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk
membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat
seseorang.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk
menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini
banyak dilihat, didengar, dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul
yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan
nilai - nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena
tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga
menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin
Luther King, yakni kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan
yang sebenarnya.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan
karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin
dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus
lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekkan. Mulailah dengan belajar taat dengan
peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan
pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di
sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan
oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di
sekolah.
Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan
semua kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan
sekolah, dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang
kelihatannya mulai terputus antara lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan
masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama
antara lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan
dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang
kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang
memperkuat proses pembentukan tersebut.
Di samping itu, tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat.
Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter seseorang.
Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan
penanaman nilai - nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut
Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya,
mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika
sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan
ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata - mata pembelajaran
pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai - nilai
etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Selain itu karakter yang harus dimiliki
siswa diantaranya yaitu kerja sama, disiplin, taat, dan tanggung jawab. Dan
yang terpenting adalah praktekkan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen
sekolah.
JAGA KEBERSIHAN

MULAI DARI LINGKUNGAN SEKITAR KITA

Kebersihan lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dan tak


terpisahkan dalam kehidupan manusia. Menjaga kebersihan lingkungan sama
artinya menciptakan lingkungan yang sehat, bebas dari kotoran, seperti debu,
sampahdan bau yang tidak sedap. Dengan lingkungan yang sehat, kita tidak akan
mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, malaria, muntaber
dan lainnya. Tidak hanya di bidang kesehatan, kebersihan lingkungan juga sangat
berpengaruh terhadap kenyamanan, keindahan dan keasrian lingkungan yang
nantinya bermuara pada kedamaian. Semua ini dapat kita raih dengan melakukan
perbuatan kecil dan sederhana, mulai dari menjaga kebersihan lingkungan di
sekitar kita.

Kebersihan lingkungan dimulai dari lingkungan rumah dan tempat kita bekerja.
Untuk kebersihan lingkungan di sekitar rumah, kita lakukan dengan
membersihkan halaman dan telajakan rumah. Mari biasakan diridengan pola
hidup bersih.Sampah yang dihasilkan rumah tangga selanjutnya kita pilah menjadi
tiga, sampah organik, sampah non organik dan sampah botol atau pecah belah.
Dengan pemilahan jenis sampah ini akan sangat bermanfaat, sampah organik bisa
kita jadikan kompos sehingga bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan
tanaman.Sampah non organik kita kumpulkan dan kita jual ke pengepul untuk
didaur ulang sehingga memberikan nilai lebih. Sementara itu untuk tempat kerja,
ciptakan suasana ruang kerja yang bersih, rapi dan indah sehingga kita nyaman
dalam melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Perlu juga diatur jadwal untuk
kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan kantor.

Hal yang tidak kalah penting adalah menanam tanaman. Tanaman mempunyai
banyak fungsi yaitu sebagai penyaring debu, penyimpan air tanah, penyejuk dan
pendingin alami. Selain itu tanaman juga dapat dijadikan sebagai taman yang akan
memberikan suasana asri dan indah lingkungan sekitar kita.Dengan adanya pohon
yang rindang, taman yang asri, otomatis kita akan menjadi nyaman dan betah di
rumah maupun di kantor dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

Nah, kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita
jaga lingkungan mulai dari kebersihan lingkungan di sekitar kita. Seperti kata
pepatah “ bersih pangkal sehat”. (Tim/Her)
MENJAGA KEBERSIHAN DI

LINGKUNGAN SEKOLAH

Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di


sekolah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya
seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat
penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan,
tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini
siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A
bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah
disediakan tempat sampah.

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan
sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat
mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat
menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.

Demi tercapainya lingkungan yang ASRI perlu diadakan tindakan-tindakan


yang bersifat mencegah dan mengatasi masalah yang ada. Tindakan-tindakan
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Guru selalu memberi contoh bila membuang sampah selalu di tempatnya.


2. Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang membuang sampah
sembarangan terutama pada saat siswa-siswi makan dan minum dalam
kelas, bungkusnya ditaruh dalam glodok bangku.
3. Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah sembarangan pada buku
saku/ buku pelanggaran.
4. Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda terhadap
siswa sebesar Rp 2.000 setiap melanggar 1 tata tertib sekolah.
Dengan tindakan-tindakan ini maka kebersihan sekaligus kedisiplinan akan
tercapai, terutama tindakan nomor 4 yang paling bagus, karena siswa mau
melakukan pelanggaran ini tidak berani dan mau melakukan pelanggaran itu juga
tidak berani, karena kalau melakukan pelanggaran tersebut akan didenda, pada
akhirnya kebersihan dan kedisiplinan, kepatuhan siswa terhadap tata tertibpun
akan terjaga, selain itu juga dapat mengharumkan nama baik sekolah, karena
diakui oleh masyarakat sekitar sekolah bahwa anak disekolah kita disiplin-disiplin
dan patuh terhadap peraturan.

Seringkali kita melihat murid-murid yang membuang sampah sembarangan.


Beberapa kali bapak ibu guru menasehati kepada murid-murid agar membuang
sampah pada tempatnya, akan tetapi apa kenyataannya? murid-murid tidak
mematuhinya.

Tentu kita sebagai warga sekolah tidak mau melihat sampah berserakan
dimana-mana. Sampah tadi juga dapat mencemari lingkungan sekolah baik di
dalam kelas maupun diluar kelas selain itu juga dapat menjadikan suasana belajar
kita tidak nyaman.

Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar kita,
perlu sekali dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk
menjaga kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan
tersebut antara lain:

1. siswa diharapkan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya sendiri untuk


menjaga kebersihan.
2. petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitar.
3. guru wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4. mencatat pada buku pelanggaran.
5. memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran
terutama membuang sampah sembarangan.

Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk


menjaga kebersihan. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari
itu kebersihan perlu dijaga.
Acapkali kita menjumpai slogan-slogan yang berhubungan dengan kebersihan
lingkungan. Slogan-slogan tersebut mengajak kita untuk hidup bersih dan sehat,
biasanya kita menjumpai slogan-slogan tersebut di berbagai tempat terutama di
sekolah diantaranya “bersih pangkal sehat”, “kebersihan adalah sebagian dari
iman”, “jagalah kebersihan”.

Akan tetapi slogan tersebut tidak kita pedulikan seperti hiasan belaka tanpa
kita laksanakan, contohnya masih banyak siswa yang membuang sampah
sembarangan, merobek-robek kertas di kelas, kalau buang air kecil tidak disiram
dan menimbulkan bau yang tidak sedap, selain itu juga masih ada lagi contoh-
contoh lain yang mencerminkan siswa tidak menjaga kebersihan.

Kita tidak maukan sekolah kita menjadi kotor,kumuh dan penuh dengan
sampah. Sampah-sampah tadi juga dapat mencemari lingkungan baik di dalam
kelas maupun di luar kelas, selain itu juga dapat menyebabkan suasana belajar kita
tidak nyaman akhirnya kita tidak konsentrasi dengan pelajaran yang diberikan
bapak/ibu guru.

Demi tercapainya lingkungan yang indah, sehat dan bersih kita sebaiknya
melakukan tindakan yang bersifat mengatasi masalah tersebut, tindakan yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. melarang siswa membuang sampah sembarangan.


2. guru selalu memberi contoh membuang sampah pada tempatnya
3. guru wajib menasehati siswa yang membuang sampah sembarangan.
4. mencatat pada buku pelanggaran
5. memberi sanksi tersendiri terhadap siswa yang membuang sampah
sembarangan.
6. petugas piket pada hari itu juga membersihkan kelas dan lingkungan
sekitar.

Ada beberapa hadist tentang kebersihan :

1. Membaca Hadist Tentang Kebersihan.


Agar kemampuan membaca siswa dapat meningkat dan lebih merata dalam
satu kelas, maka dalam kegiatan membaca hadits ini dilakukan dengan metode
tutor sebaya dengan tata cara sebagai berikut :

Hadits 1

Description: image

Artinya : “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah
saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia
Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai
kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah
tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”

Hadits 2

Description: image

Artinya : “Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah saw.


bersabda : Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat
memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah
memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah
pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR.
Muslim)”

Hadits 3

Description: image

Artinya : “Diriwayatkan Abu Hurairah r.a. dia berkata : Rasulullah saw bersabda :
Jika aku tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak
(menggosok gigi) setiap hendak shalat”. (HR Bukhari)

2. Memahami Isi/Kandungan hadits tentang kebersihan


Kebersihan membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Sebaliknya,
kotor dan jorok akan membawa banyak akibat buruk dalam kehidupan. Orang
yang dapat menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat (lingkungannya) akan
dapat merasakan hidup nyaman. Sebaliknya, kalau orang menganggap remeh
masalah kebersihan, maka akan merasa terganggu baik oleh penyakit maupun
akibat buruk lain seperti polusi udara, pencemaran air dan banjir. Bagaimana
arahan dari ajaran Islam tentang masalah kebersihan ? Rasulullah saw melalui
berbagai haditsnya mengajarkan agar umat Islam menjadi pelopor dalam hal
menjaga kebersihan. Baik kebersihan badan, pakaian, maupun lingkungan. Tiga
hadist di atas merupakan sebagian dari hadis-hadis Rasulullah saw yang
menyoroti masalah kebersihan. Berikut ini merupakan kandungan hadist - hadist
Rasulullah saw tersebut :

Hadits 1 :

1. Kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh


Allah SWT. Jika kita melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT, tentu
mendapatkan nilai di hadapan-Nya, yakni berpahala. Dengan kata lain, kotor,
jorok, sampah berserakan, lingkungan yang semrawut dan tidak indah itu tidak
disukai oleh Allah SWT. Sebagai hamba yang taat, tentu kita terdorong untuk
melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah SWT.

2. Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan tersebut dapat dimulai dari diri
kita sendiri, di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan sekolah.
Bentuknya juga sangat bermacam-macam, mulai dari membersihkan diri setiap
hari, membersihkan kelas, menata ruang kelas sehingga tampak indah dan
nyaman. Bila kita dapat mewujudkan kebersihan dan keindahan, maka kehidupan
kita pasti terasa lebih nyaman.

Hadits 2 :

1. Dalam hadist yang kedua dinyatakan bahwa kebersihan merupakan sebagian


dari iman. Maksudnya adalah, keimanan seseorang akan menjadi lengkap kalau
dia dapat menjaga kebersihan. Dengan kata lain, orang yang tidak dapat menjaga
kebersihan berarti keimanannya masih belum sempurna. Secara tidak langsung
hadist ini menandaskan bahwa kebersihan bagi umat Islam merupakan sesuatu
yang sangat penting untuk diterapkan.

2. Dalam hadist mengenai kebersihan ini juga dirangkai dengan pernyataan


Rasulullah sebagai berikut

• Kebersihan sebagian dari iman

• Berzikir dengan membaca “Alhamdulillah” itu memenuhi mizan (timbangan)


amal baik kelak di hari kiamat.

• Berzikit “Subhanallah walhamdulillah” pahalanya memenuhi kolong langit dan


bumi.

• Shalat itu cahaya bagi umat Islam

• Shadaqah itu pelita bagi umat Islam

• Sabar itu sinar bagi umat Islam

• Dan Al Quran merupakan pedoman hidup umat Islam.

Rangkaian hadits semacam ini secara tidak langsung juga sebagai isyarat bahwa
menjaga kebersihan adalah sangat penting dan utama sebagaimana keutamaan dari
zikir, shalat, shadaqah, dan sabar.

Hadits 3 :

1. Dalam hadist yang ketiga ini Rasulullah saw sebenarnya ingin mewajibkan
umat Islam untuk selalu menggosok gigi setiap hendak shalat, karena memang
menjaga kebersihan gigi merupakan hal yang sangat penting. Namun beliau
khawatir jangan-jangan hal ini akan memberatkan umat Islam.

2. Kesehatan gigi sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan. Cara


untuk menjaga dan memelihara kesehatan gigi adalah dengan menggosoknya.
Gigi yang kita miliki mempunyai fungsi yang sangat banyak, diantaranya untuk
melumatkan makanan dan menjaga penampilan. Orang yang tidak rajin
menggosok gigi akan berakibat giginya
SEMAKIN RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey


United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),
terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific,
Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para
guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.

Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena


lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali
memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan
bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah
menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan
kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang
nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan
memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada
dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.

Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum


yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya
didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan
masyarakat. Lebih parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan
yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan
kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak
pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang
tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan.
Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru
Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia
Pacifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang
negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan
membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di
dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14
negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas
lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya.

Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi


pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam
Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita
memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-
anak yang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara, 1977:14)

Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara singkat


pendidikan dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan manusia sejak lahir
hingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam dan
lingkungan masyarakatnya.

Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di dalam proses
pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia (yang
terlibat dalam pendidikan ini) adalah subyek dari pendidikan. Karena merupakan
subyek di dalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai
suatu hasil pendidikan yang baik. Jika memperhatikan bahwa manusia itu sebagai
subyek dan pendidikan meletakkan hakikat manusia pada hal yang terpenting,
maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi pribadi. Maksudnya adalah,
manusia sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk “ada” sebagai dirinya yaitu
manusia yang berpribadi, yang bertanggung jawab.

Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya perubahan pada subyek-
subyek pendidikan itu sendiri. Katakanlah dengan bahasa yang sederhana
demikian, ada perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Tetapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses pendidikan itu
tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan itu menyangkut aspek
perkembangan jasmani dan rohani juga.

Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya di dalam


relasinya yang tak terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya. Itu
berarti, pendidikan sebenarnya mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar
diri dan sadar lingkungan. Dari kesadarannya itu mampu memperbarui diri dan
lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak tercerabut dari akar
tradisinya.
KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Faktor keturunan dan gen pastinya memiliki peran besar dalam hal menentukan
ukuran tubuh dan kesehatan. Tetapi masih ada juga satu faktor utama lainnya,
yaitu lingkungan. Pemahaman tentang faktor-faktor lingkungan dapat membantu
individu dan masyarakat untuk berperan aktif dalam memastikan lingkungan
bersih dan sehat untuk perkembangan dan pertumbuhan tubuh.

Orang yang kekurangan gizi tentunya tidak menerima nutrisi yang cukup penting
bagi kesehatan yang baik. Kebanyakan orang-orang yang kelaparan, atau yang
jarang sekali makan secara teratur, lebih mungkin untuk menjadi kurus dan jauh
lebih pendek dari tinggi tubuh normal. Kondisi lingkungan yang kotor, tidak
hanya menjadi pemicu terjadinya hal ini, bahkan juga dapat menjadi biang
pertumbuhan berbagai macam penyakit.

Berikut ini adalah beberapa contoh faktor lingkungan bagi kehidupan individu
sehari-hari:

Kondisi kesehatan lingkungan berawal dari lingkungan rumah yang sehat.


Terdapat sebuah korelasi antara kondisi perumahan dan kesehatan yang buruk,
dapat berdampak negatif pertumbuhan serta perkembangan manusia. Rumah yang
dingin dan basah, tidak memiliki sirkulasi udara yang tepat, atau yang memiliki
tingkat resiko pencemaran debu, dapat memperburuk resiko seseorang untuk
terkena berbagai macam penyakit. Lingkungan seperti ini biasanya memiliki
tingkat polusi udara tinggi, sehingga dapat memicu gejala alergi serta menjadi
penyebab utama beberapa penyakit seperti konjungtivitis, eskim, bronkitis, juga
asma. Biasanya penyakit ini akan rentan timbul berulang-ulang.
kebersihan lingkungan

Sangat dibutuhkan perhatian lebih untuk mengatasi kebersihan di dalam rumah,


dimana tempat individu melakukan istirahat dari aktivitas rutin sehari-hari.
Lingkungan rumah yang kotor sangat mudah berpengaruh bagi kesehatan anak,
orang lanjut usia, atau orang dengan kekebalan tubuh lemah. Bahkan, individu
dengan sistem kekebalan tubuh kuat pun, dapat menurun juga tingkat
kesehatannya dengan tetap berada di lingkungan kotor. Anak-anak berusia antara
18 hingga 36 bulan yang tinggal dalam lingkungan tercemar dan kotor berada
pada resiko keracunan tinggi. Hal ini berlaku bagi penduduk desa, maupun
penduduk kota. Khususnya bagi mereka yang tinggal dekat dengan pabrik.
Limbah pabrik akan mudah tercemar melalui pencemaran udara serta air. Faktor
lingkungan kotor seperti inilah yang dapat memicu kerusakan pada saraf,
mengurangi tingkat IQ, meningkatkan agresi, hiperaktif, kehilangan konsentrasi
belajar, serta hal fatal lainnya seperti cacat fisik.

Polusi udara juga memiliki efek paling merugikan pada pertumbuhan manusia.
Pengaruh polusi terhadap pertumbuhan fisik dan mental, menjadi suatu hal yang
sangat penting. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa polusi udara juga dapat
mengurangi kesehatan secara signifikan, serta memperburuk para penderita
penyakit tertentu. Lingkungan sarat dengan industri, khususnya pabrik pengolah
suatu produk tertentu, menjadi salah satu penyebab utama terjadinya polusi udara
secara signifikan. Partikel kecil dari pencemaran polusi udara ini dapat masuk
melalui pernafasan manusia serta menembus ke dalam aliran darah serta jaringan
pernafasan. Hal ini akan berdampak buruk, khususnya pada sistem pernafasan.

Merokok telah lama dipublikasikan menjadi suatu larangan untuk di tempat


umum. Hal ini ditujukan untuk menciptakan lingkungan bersih polusi, tanpa
adanya pencemaran asap rokok. Bahaya merokok seringkali dihimbau oleh
banyak kalangan, khususnya kalangan pemerintah. Namun, masih banyak
masyarakat tidak menggubris himbauan tersebut. Anda mungkin menyadari
bahwa merokok merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara. Anda
juga bahkan juga menyadari, bahwa merokok dapat merukikan orang di sekitar
perokok serta perokok itu sendiri. Namun, terkadang banyak masyarakat dengan
secara sadar, tetap melakukan aktivitas merokok secara rutin bahkan di tempat
umum, sekalipun mereka sudah mengetahui ancaman dari bahaya merokok. Polusi
asap rokok tidak hanya membuat lingkungan tercemar melalui udara, tetapi juga
sangat berdampak bagi kesehatan. Umumnya resiko terkena serangan jantung,
sesak nafas, asma, dan sejenisnya dapat timbul karena pencemaran udara akibat
polusi asap rokok.

Faktor kebersihan lingkungan menjadi faktor paling utama bagi kesehatan tubuh,
serta perkembangan metabolisme tubuh sehat. Mulailah untuk bergotong royong
membersihkan lingkungan tempat tinggal Anda, membersihkan rumah selalu,
serta bertenggang rasa untuk tidak membuat polusi udara, atau pencemaran
lainnya. Budayakan hidup pada lingkungan bersih dan sehat.
SARJANA DAN INTELEKTUALITAS

Pendidikan merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan manusia, karena


melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang
utuh dan sebenarnya.

Pendidikan semestinya bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa


dan berimplikasi kuat pada proses empowerment (pemberdayaan). Hal ini perlu
ditegaskan kembali, karena tingkat mendidikan yang meningkat ternyata tidak
selalu inheren dengan tingkat pemberdayaan, dan karenanya tidak inheren pula
dengan tingkat kemandirian. Sebaliknya, kadang-kadang meningginya tingkat
pendidikan malah berimplikasi pada makin meningkatnya ketergantungan kepada
pihak-pihak lain.

Mencerdaskan kehidupan bangsa sebenarnya sudah menjadi tujuan utama bangsa


kita yang termaktub dalam pembukaan UUD 45. Upaya ini ditempuh melalui
pendidikan nasional.

Dalam upaya mencerdaskan bangsa pendidikan seharusnya dipandang sebagai alat


perjuangan pencerahan manusia. Sebagai alat perjuangan pencerahan manusia
maka minimal ada tiga aspek yang harus ada dalam sebuah proses pendidikan.
Pertama, Aspek iman, yang berorientasi pada proses pembentukan keyakinan
manusia akan penciptanya (spiritualitas). Kedua, Aspek kognisi, yang berorientasi
pada perubahan pola pikir (intelektualitas). Ketiga, Aspek affeksi, yang
berorientasi pada perubahan sikap mental dan perilaku (mentalitas).
Dengan dimilikinya minimal tiga aspek dalam wacana pendidikan kita, maka
seseorang yang berpendidikan dipandang sebagai seorang yang telah mengalami
peningkatan iman, ilmu dan mental. Proses ilmu adalah garis vertikal yang
mengarah ke atas, proses moral adalah garis akar ke dalam jiwa, sementara proses
mental adalah garis horisontal. Semakin meninggi ilmu akan semakin mendalam
garis moral, serta semakin melebar garis mental. Inilah yang disebut dialektika
antara ilmu, mental dan moral pada proses kepribadian seseorang.

Meningkatnya ilmu pengetahuan semestinya akan membuat yang bersangkutan


semakin lapang jiwanya, semakin luas bathinnya dan semakin arif
kepribadiannya. Namun ternyata tidak selalu demikian. Seseorang yang lebih
tinggi kapasitas pengetahuannya belum tentu lebih bijak dan arif perilakunya.
Pada kenyataannya sering kita temui seorang yang lebih tinggi kedudukannya
yang notabene lebih mapan kapasitas intelektualnya, lebih tinggi strata
keilmuannya menjadi lebih picik pikirannya, tidak lebih arif kebijaksanaannya
dan menjadi otoriter kekuasaannya. Kita selayaknya gelisah, untuk apa kita
himpun informasi dan ilmu sebanyak ini kalau ia malah meningkatkan akses kita
ke kemungkinan dosa, karena yang kita ketahui itu -karena sesuatu dan lain hal-
tidak bisa atau terpaksa tidak kita kerjakan.

Minimal ada dua permasalahan mendasar pendidikan kita, yaitu Pendidikan


Spiritual dan Pengangguran Terdidik. Pendidikan spiritual permasalahannya
adalah tidak seimbangnya antara porsi pendidikan spiritual dengan pendidikan
intelektual dan mental. Akibatnya bisa kita lihat dengan semakin mengakar
mendaunnya budaya korupsi, manipulasi, monopoli, oligopoli, kolusi dan segala
macam kejahatan birokrasi dinegeri ini. Jika dikorelasikan dengan tingkat
pendidikannya, pelaku kejahatan tersebut bukanlah orang-orang yang bodoh. Dari
kualitas kejahatannya tentu pelakunya bukan orang sembarangan, pastilah orang-
orang pintar, pandai dan minimal pernah mengenyam persekolahan modern.
Kenakalan remaja dan kenakalan orang tua yang semakin menjadi-jadi serta
kejahatan fisik maupun moral bahkan gabungan keduanya semakin merajalela,
merupakan bukti lemahnya kekuatan spiritual yang dimiliki sebagian masyarakat
kita. Lemahnya kekuatan spiritual ini menjadikan masyarakat kita mudah putus
asa dan cenderung menghalalkan segala cara demi kepentingan materi sesaat.
Mereka tidak berpandangan jauh ke depan, dimana masa depan bukan berarti
hanya masa dewasa dan masa tua tetapi menyangkut pula masa kematian dan
masa pasca kematian. Dan yang cukup memprihatinkan adalah pendidikan kita
belum mampu merubah sikap perilaku anak didik sesuai dengan target pendidikan
yaitu mempertinggi budi pekerti dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Pengganguran terdidik merupakan masalah berikutnya yang cukup serius.


Pengangguran ibarat hantu yang sangat menakutkan bagi masyarakat kita. Tidak
peduli bagi mereka yang tidak mengenyam pendidikan ataupun bagi masyarakat
yang mengenyam pendidikan tinggi. Masalah pengangguran selalu dikaitkan
dengan masalah pendidikan. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan akan semakin dewasa dan semakin mampu berfikir alternatif.
Sehingga sangat menjadi sorotan dan ironis jika sang penganggur itu adalah
sarjana (intelektual) dimana seharusnya ia sudah mampu berfikir alternatif.
Pendidikan yang semula diharapkan mampu mengangkat status sosial tetapi
malah menjadi beban dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan tak jarang para sarjana
mengalami kegamangan dalam masyarakat.

Jika dicermati lebih lanjut jumlah pengangguran semakin tahun semakin


meningkat, apalagi ditengah keterpurukan ekonomi seperti saat ini. Pola ini
menjadi menarik untuk dikaji, karena sarjana yang seharusnya mampu berfikir
alternatif untuk menjadikan dirinya mandiri ternyata tidak demikian adanya. Ini
menunjukkan sistem pendidikan kita belum mampu menjadi rahim yang
melahirkan lulusan berjiwa enterpreneurship. Akibatnya mereka cenderung untuk
mengandalkan lowongan pekerjaan dibandingkan dengan menciptakan lapangan
kerja. Dunia pendidikan kita terjebak pada kata “How to use”, sehingga
melahirkan produk sarjana konsumtif tidak kreatif. Lembaga-lembaga pendidikan
akhirnya berfungsi sebagai pabrik-pabrik penghasil tenaga kerja yang terampil
dan terlatih. Kondisi ini diperparah lagi dengan penerjemahan tujuan pendidikan
yang menyesatkan. Penerjemahan tujuan pendidikan secara tidak sadar selalu
dibawa pada aspek / orientasi lapangan kerja, memperoleh kursi dimana, gajinya
berapa, fasilitasnya apa, dan sebagainya. Dengan demikian ketika produk sarjana
ini dihadapkan pada realita kesempatan kerja yang sempit mereka tidak mampu
untuk berfikir alternatif memanfaatkan ilmu dan sumber daya yang ada menjadi
sesuatu yang produktif.

Simpul dari tulisan ini bahwa memang tidak ada jaminan bahwa berkembangnya
kepribadian seseorang menjadi sarjana akan paralel dengan perkembangan
kepribadian dan tingkat moralnya. Tidak ada jaminan bahwa membengkaknya
jumlah sarjana berarti semakin terawat dan eksis pula nilai kebenaran dalam
kehidupan masyarakat. Jadi untuk apa melakukan pengembaraan intelektual dan
pergulatan pemikiran menjadi sarjana jika membuat jarak semakin jauh dengan
Al-Khalik, Sang Pencipta ?. Ironisme yang memprihatinkan.

Menjawab ironisme tersebut diperlukan langkah sistematik dan konsisten dengan


melakukan reorientasi sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang akan
dikembangkan harus mampu mewadahi tiga dimensi dasar kehidupan manusia,
yaitu dimensi ruhiyah (moralitas/spiritualitas/agama), dimensi fikriyah
(intelektualitas) dan dimensi mental untuk dapat dimanage secara proporsional
dan seimbang. Semoga dimasa yang akan datang semakin banyak dihasilkan
sarjana-sarjana multidimensional, yaitu sarjana dengan kapasitas mental, moral
dan intelektual.
MENGAJAR DAN BELAJAR DENGAN HATI

Judul diatas mungkin bagi sebagian kalangan tampak berlebihan, atau mungkin
juga dinilai sepele. Namun, paling tidak...lima kata itulah berhasil mengubah
kehidupan keseharian saya sebagai dosen – yang semula merupakan hari-hari
yang menegangkan, menjadi hari-hari yang menyenangkan sekaligus
mengharukan. Mungkin catatan kecil ini dapat menjadi inspirasi bagi sebagian
rekan yang mengalami hal serupa.

Pada saat-saat awal belajar menjadi pengajar, saya berusaha menerapkan prinsip-
prinsip dan etika akademik yang pernah saya pelajari. Disiplin pribadi, ketepatan
dan semangat dalam pengerjaan setiap tugas, berani menghadapi tantangan
(seberat apapun), kesatria (tidak mundur sebelum perang ditempuh), jujur, terbuka
terhadap kritik, dan sikap-sikap lain yang mendukung keberhasilan siswa dalam
hidupnya.

Hingga sewindu pertama, strategi tersebut relatif masih ampuh; meskipun saya
dinilai sebagai dosen yang galak. Siswa yang terlambat hadir atau terlambat
mengumpulkan tugas, sudah pasti akan mendapatkan sanksi. Siswa yang ikut
asistensi tanpa memperlihatkan kemajuan sesuai dengan yang diminta, tidak lepas
dari teguran (tentu saja ditujukan untuk menyemangati yang bersangkutan). Paling
tidak, hingga saat itu prinsip-prinsip tersebut menurut saya berhasil mendorong
sebagian besar mahasiswa lulus dengan hasil yang baik (bahkan sangat baik).
Tentu saja, sebagian besar mahasiswa baru menyadari mereka lulus.

Sejak sekitar tahun 2000an, saya merasakan perubahan karakter mahasiswa secara
mendasar. Dalam rapat-rapat staf di prodi pun, muncul berbagai keluhan dari
hampir seluruh dosen. Sebagian besar menggarisbawahi kondisi mahasiswa yang
kurang disiplin, daya juang yang lemah, tidak tekun, tidak dapat mengelola diri
dan waktu, serta sikap lain yang diperlukan bagi siswa yang mandiri.

Sebagian besar prinsip yang saya yakini sejak kecil dan telah diterapkan selama
sekitar 10 tahun, mulai saat itu tampak tidak berlaku. Berbagai peristiwa datang
silih berganti yang justru menjadi bumerang. Saya terlihat menjadi berlebihan,
dinilai bersikap terlalu keras, cerewet, dan mencapaipuncaknya ketika saya
merasa tidak match lagi dengan situasi ini. 4 (empat) kali saya berpikir untuk
mengundurkan diri dari ITB...

Kegalauan hati selama lebih dari sewindu, pada suatu ketika berubah HANYA
dengan mengubah sebuah premis

Semula saya selalu berpikir; mahasiswa SEHARUSNYA sudah memiliki sikap ini
dan itu, saat ini saya melihat fakta APA ADANYA dan berusaha membawa
mereka pada sikap-sikap yang tetap saya yakini sebagai sebuah sikap yang perlu
ditanamkan (seperti telah dijelaskan dimuka). Saya menyadari, bahwa situasi
global dunia yang sudah berubah, sangat berpengaruh terhadap alam bawah sadar
mereka (juga kita). Dunia yang serba instan, serba cepat, serba di permukaan,
serta virtual, dan bahkan mungkin suatu ketika akan melewati batas-batas
ambangnya...

Saat itu, hati sya yang semula MEMPERTANYAKAN, baru sadar... dan berubah
menjadi perasaan iba dengan situasi yang dialami mahasiswa saat ini. Situasi dan
keseharian yang mereka jalani jauh lebih kompleks. Kehidupan keseharian yang
mereka hadapi juga pasti sudah membuat mereka bingung jika tanpa bimbingan.
Kita harus berempati terlebih dahulu terhadap kondisi mereka (yang mungkin
tidak terbayangkan sebelumnya) dan berusaha menjadi pendengar yang baik sert
memberikan ruang lebih banyak untuk kesabaran.

Pernahkah kita menduga, satu kritik pedas bisa membuat mahasiswa pindah prodi
bahkan mengundurkan diri dari ITB? Pernahkah terbyangkan, perasaan stress
karena ketika SMU selalu menjadi juara kelas dan setelah di ITB menjadi orang
yang “biasa” - membuat seorang siswa menggunduli rambutnya? Yang lebih
spektakuler adalah mahasiswa yang nekat hendak memotong nadinya karena tidak
athu lagi untuk tujuan apa dia berada di dunia ini.
Namun sebaliknya, kita mungkin tidak juga menyangka bahwa suatu pertemuan
singkat yang bermakna mampu membuat mahasiswa “lolos” dari jeratan putus
sekolah. Kita bahkan mungkin tidak menyadari bahwa sebuah sapaan lembut
membuat ketakutan mahasiswa lenyap saat sidang akhir yang menegangkan.
Sebuah pujian bagi mahasiswa yang sedang berada di titik nadir, mungkin akan
dikenang selama hidupnya. Sungguh indah dan betapa berartinya tindak tanduk
dan ucapan..........sekecil apapun.

Setelah ini diterapkan, hari-hari yang semula menegangkan, kini menjadi jauh
lebih dapat dinikmati. Saya justru banyak belajar dari mereka; bukan tentang
substansi ilmu Arsitektur-nya, melainkan ilmu tentang kehidupan masa kini yang
sudah jauh lebih kompleks...

Ketika pikiran dan hati kita MAU BERUBAH, informasi datang silih berganti;
termasuk hadirnya pengetahuan-pengetahuan tentang LCE, brain-based-learning,
juga film Laskar Pelangi yang menekankan pentingnya mengajar (dan belajar)
dengan hati. Karena (mungkin) memang inilah jalan kita untuk berhikmat kepada
semesta...

To Teach is To Hope

Mary Shaughnessy

To teach is to hope...

That one day a child will know

The meaning of confindence

And be able to touch other lives...

To teach is to pray...

That these newly brave souls will use their talents

To better the world,

instead of just themselves.


To teach is to feel...

That not all the hurts of those in our care

can be healed

But they can be soothed

by, Dhian D. (ITB lectures, awal februari 2010, tulisan ini mengingatkan diriku
ketika menjadi seorang guru, bahwa mengajar dgn hati dan semata2 krn-Nya,
subhanallah hasilnya begitu menakjubkan, trims buat ibu Dhian atas
pencerahannya smg bermanfaat utk para pengajar)
BELAJAR DARI JEPANG MEMBENTUK KOMUNITAS TERDIDIK

Tiada hari terlewatkan tanpa membaca surat kabar Indonesia melalui Internet. Di
sana-sini bermunculan berita mengenai rusaknya moral dan carut marutnya
kepribadian masyarakat Indonesia, layaknya sebuah bangsa yang tidak terdidik.
Dan kerusakan ini secara signifikan dan menyeluruh melanda berbagai golongan
masyarakat Indonesia, dari pejabat atas, menengah sampai rendah, dari anggota
DPR sampai menular ke masyarakat umum. Kemudian kalau kita menyimak
berita-berita Internasional, sudah menjadi hal yang lazim, bahwa Indonesia selalu
memenangi kontes-kontes internasional yang berhubungan dengan sifat buruk.
Dari masalah besarnya jumlah korupsi, pelanggaran HAM, pembajakan software,
sampai rendahnya masalah sumber daya manusia (SDM).

Pada tulisan ini, penulis mencoba menguraikan tentang bagaimana sebuah


komunitas terdidik (knowledged community) dan beradab itu sebenarnya bisa
terbentuk dari sesuatu hal yang sangat sederhana.

Dari mengamati perilaku kehidupan masyarakat Jepang, sebenarnya tergambar


bagaimana sebuah komunitas terdidik terlahir dari suatu sifat dan sikap yang
sederhana. Yang pertama mari kita lihat bagaimana orang Jepang mengedepankan
rasa “malu”. Fenomena “malu” yang telah mendarah daging dalam sikap dan
budaya masyarakat Jepang ternyata membawa implikasi yang sangat luas dalam
berbagai bidang kehidupan. Penulis cermati bahwa di Jepang sebenarnya banyak
hal baik lain terbentuk dari sikap malu ini, termasuk didalamnya masalah
penghormatan terhadap HAM, masalah law enforcement, masalah kebersihan
moral aparat, dsb.
Bagaimana masyarakat Jepang bersikap terhadap peraturan lalu lintas adalah suatu
contoh nyata. Orang Jepang lebih senang memilih memakai jalan memutar
daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di
tengah jalan raya. Bagaimana taatnya mereka untuk menunggu lampu traffic light
menjadi hijau, meskipun di jalan itu sudah tidak ada kendaraan yang lewat lagi.
Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap
keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk
nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-
stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap
lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah
menjadi kesepakatan umum.

Hal menarik berikutnya adalah bagaimana orang Jepang berprinsip sangat


“ekonomis” dalam masalah perbelanjaan rumah tangga. Sikap anti konsumerisme
berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Sekitar 8 tahun yang
lalu, masa awal-awal mulai kehidupan di Jepang, penulis sempat terheran-heran
dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar pukul
19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa
supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu
sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di
Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah
tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya
karena lebih murah 10 atau 20 yen. Juga bagaimana orang Jepang lebih memilih
naik densha (kereta listrik) swasta daripada densha milik negeri, karena untuk
daerah Tokyo dan sekitarnya ternyata densha swasta lebih murah daripada milik
negeri. Dan masih banyak lagi contoh yang sangat menakjubkan dan
membuktikan bahwa orang Jepang itu sangat ekonomis.

Secara perekonomian mereka bukan bangsa yang miskin karena boleh dikata
sekarang memiliki peringkat GDP yang sangat tinggi di dunia. Mereka juga bukan
bangsa yang tidak sibuk atau lebih punya waktu berhidup ekonomis, karena
mereka bekerja dengan sangat giat bahkan terkenal dengan bangsa yang gila kerja
(workaholic). Tetapi hebatnya mereka tetap memegang prinsip hidup ekonomis.
Ini sangat bertolak belakang dengan masyarakat negara-negara berkembang (baca:
Indonesia) yang bersifat sangat konsumtif. Terus terang kita memang sangat
malas untuk bersifat ekonomis. Baru dapat uang sedikit saja sudah siap-siap pergi
ke singapore untuk shopping, atau beli telepon genggam baru.

imigrasi.jpgSifat berikutnya adalah masalah “sopan santun dan menghormati


orang lain”. Masyarakat Jepang sangat terlatih refleksnya untuk mengatakan
gomennasai (maaf) dalam setiap kondisi yang tidak mengenakkan orang lain.
Kalau kita berjalan tergesa-gesa dan menabrak orang Jepang, sebelum kita sempat
mengatakan maaf, orang Jepang dengan cepat akan mengatakan maaf kepada kita.
Demikian juga apabila kita bertabrakan sepeda dengan mereka. Tidak peduli siapa
yang sebenarnya pada pihak yang salah, mereka akan secara refleks mengucapkan
gomennasai (maaf).

Kalau moral dan sifat-sifat sederhana dari orang Jepang, seperti malu, hidup
ekonomis, menghormati orang lain sudah sangat jauh melebihi kita, ditambah
dengan majunya perekonomian dan sistem kehidupan. Sekarang marilah kita
bertanya kepada diri kita, hal baik apa yang kira-kira bisa kita banggakan sebagai
bangsa Indonesia kepada mereka ?

Bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh dan tidak mengerti moral. Kita bisa
menyaksikan bahwa mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang belajar
Jepang, Jerman, Amerika dan di negara -negara lain, banyak sekali yang
berprestasi dan tidak kalah secara ilmu dan kepintaran. Demikian juga kalau kita
bandingkan bagaimana para pengamat dan komentator Indonesia menguraiakan
analisanya di televisi Indonesia. Selama hidup 8 tahun di Jepang penulis belum
pernah menemukan analisa pengamat dan komentator di televisi Jepang yang
lebih hebat analisanya daripada pengamat dan komentator Indonesia. Dan ini
menyeluruh, dari masalah ekonomi, politik, sistem pemerintahan bahkan sampai
masalah sepak bola.

Akan tetapi sangat disayangkan bahwa fakta menunjukkan, secara politik dan
sistem pemerintahan kita tidak lebih stabil daripada Jepang, secara ekonomi kita
jauh dibawah Jepang. Dalam masalah sepakbola juga dalam waktu singkat Jepang
sudah berprestasi menembus 16 besar pada piala dunia tahun 2002 ini, sementara
kita sendiri masih berputar-putar dengan permasalahan yang tidak mutu, dari
masalah wasit, pemain sampai kisruhnya suporter.

Mengambil pelajaran dari kasus yang telah diuraikan penulis diatas. Ternyata
kepintaran dan kepandaian otak kita adalah tidak cukup untuk membawa kita
menuju suatu komunitas yang terdidik. Justru sikap dan prinsip hidup yang
sebenarnya terlihat sederhana itulah akan secara silmultan membentuk suatu
bangsa menjadi bangsa besar dan berperadaban.

“Knowledge is power, and character is more, but lucky is everything”


KURANGNYA PEMBINAAN TERHADAP GURU SMA

Berbagai media melansir dalam setiap kesempatan dan hasil penelitian serta hasil
penilaian terhadap portoflio guru membuktikan bahwa pembinaan dan
pengembangan kompetensi guru SMA Negeri belum berjalan dengan baik.

Pemberitaan dalam berbagai media masa dan gambaran dari hasll penelitian, yang
didukung oleh hasil penilaian portofolio guru, menunjukkan bahwa program dan
kegiatan pembinaan serta pengembangan kompetensi guru SMA khususnya,
komponen kompetensi profesional baik di tingkat kota/kabupaten maupun secara
nasional, masih sangat minim.

Media Indonesia, 1/10/2005 mencatat bahwa guru telah gagal memenuhi indikator
pengembangan komponen pompetensi profesional sehingga terganjal kenaikan
pangkatnya. Dari pelaksanaan penilaian portofolio guru tahun 2007, penulis
sebagai salah seorang asesor wilayah Sumbar menemukan bukti yang
mempriharinkan itu.

Dari 64 dokumen yang dinilai, ternyata, sebanyak 77,4% guru tidak memenuhi
indikator sama sekali. Artinya, guru (i) jarang melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK),t(ii) jarang menulis karya tulis lmiah (KTI) hasil penelitian, KTI
konseptual, KTI populer, dan KTI untuk seminar, (iii) jarang menulis buku dan
modul/Diktat, (iv) jarang menyiapkan alat pembelajaran, (v) jarang menghasilkan
teknologi tepat guna atau TTG/karya seni, dan (vi) jarang mengikuti
pengembangan kurikulum. Harian Kompas, 10/10/2007 memberitakan bahwa,
secara nasional, hanya sebanyak 8.000 guru yang lulus sertifikasi dari 17.000
dokumen yang dinilai tahun 2007, sedangkan kuota nasional adalah sebanyak
20.000 (3.000 dokumen didiskualifikasi).
Penelitian yang penulis lakukan tahun lalu yang dkenal, menurut Panduan
Penelitian Dikti Edisi VII, sebagai penelitian Hibah Bersaing dengan biaya Proyek
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dikti Sesuai dengan
Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor 230/ SP2H/DP2M/III/2007, tgl.
29 Maret 2007, membuktikan hal yang senada.

Dengan memakai dasar kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru bahwa guru
harus profesional, tujuan utama penelitian adalah (i) mengidentifikasi dan
mengelompokkan guru SMA N Sumbar berdasarkan pemenuhan indikator
komponen kompetensi profesional guru, (ii) mengidentifikasi kemungkinan faktor
penyebab gagalnya pemenuhan indikator, dan (iii) menyusun dan
merekomendasikan Model Diklat.

Sasaran penelitian adalah guru SMA N Sumbar yang tersebar pada 7 kota dan 12
kabupaten. Lamanya penelitian adalah 3 tahun mulai tahun 2007. Pada tahun
pertama (2007), sasasaran penelitian yang disetujui adalah wakil 13 guru bidang
studi di 16 SMA N Kota Padang. Total sampel penelitian secara acak bertujuan
(purposive sampling) untuk tahun pertama adalah sebanyak 182 orang. Data
dijaring, setelah mendapat izin dari Diknas Provinsi Sumbar dan Diknas Kota
Padang, melalui kuesioner dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 (63%) kuesioner yang kembali,
sebanyak 68.75% guru hanya mampu membuat alat pembelajaran, 17.36% yang
dapat megikuti kegiatan pengembangan kurikulum, 3.47% saja yang membuat
diktat, hanya 2.8% melakukan PTK, 1.4% menulis KTI berdasarkan laporan
penelitian, KTI konseptual, KTI populer, karya seni, dan sisanya 0.69% guru yang
mampu menulis KTI untuk seminar, menulis buku, dan menghasilkan TTG.
CERDAS BAGI PENDIDIKAN ANAK

Masih ingat dengan novel yang berjudul Laskar Pelangi? novel best seller yang
ditulis oleh Andrea Hirata. sebuah kisah novel yang cukup menarik perhatian kita
saat ini... bukan hanya cerita, tetapi juga banyak pesan yang dibawa... Apalagi saat
diangkat dalam layar lebar disutradarai oleh Riri Riza, dan mendapat perhatian
cukup banyak dari kaum muda.

Salah satunya adalah pendidikan di Indonesia. Potret sebuah sekolah yang


sederhana, jauh dari kemewahan dan Ukiran prestasi yang bergengsi, tapi
pendidikan yang tercermin bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan saja,
melainkan sebuah perilaku dan etika, sehingga tumbuh sebuah kreatifitas yang
bukan karena fasilitas.

Saat ini sebagian orang tua memimpikan investasi manusia pada pendidikan untuk
masa depan anaknya. Biar jadi pengusaha, Dokter, atau semua yang secara sosial
terpandang dan mempunyai harkat dan martabat secara financial.

Ada yang lebih mendasar di tawarkan dalam laskar pelangi ini, yaitu Budi pekerti.

Negara ini mungkin lupa, atau terpesona akan pendidikan metoda luar (barat),
sehingga tidak diliriknya pendidikan yang telah di rintis pendahulu kita, Seperti
Ki Hadjar Dewantara, Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dalam karya mereka
terbentuklah Taman Siswa, Muhammadiyah. Beliau-beliau ini telah mencoba
merintis pendidikan yang mengajarkan akan budaya timur, sepert budi pekerti,
etika, sopan santun pada anak bangsa negeri ini.
Saat ini tidak jarang kita temui siswa yang pandai, tetapi tidak punya tata krama
dan etika, atau malah di tidak tahu sopan santun.

Meskipun hal ini bukan hanya tugas dari sekolah, untuk memberikan bekal bagi
anak kita, tetapi juga peran keluarga diperlukan dalam hal ini. Waluapun saat ini
jumlah keluarga yang menanamkan pendidikan Budi Pekerti sudah mulai "tidak
sempat", sehingga melimpahkan semua ke sekolah. Sedangkan sekolah juga di
tuntut tidak hanya mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga untuk
menjadikan sekolah sebagai sekolah favorit, yang diharapkan akan menunjang
keberlangsungan dan kesejahteraan Sekolah.

Bila kita sedikit saja melirik pendidikan di Jepang, dimana pendidikan tidak hanya
dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga tetap di
berikan pendidikan budi pekerti dan pengetahuan budaya mereka. Sehingga
mereka tetap mencintai dan juga mengerti asal mereka dengan budaya nenek
moyangnya.

Pendidikan tidak hanya mengedepankan kecerdasan Intelektual tetapi juga


Kecerdasan Moral, Spiritual dan Emosional.

Terkadang kita ataupun orang tua beragapan kecerdasan yang maksud adalah
kemampuan anak dalam berhitung, mengahafal, meniru, pandai dalam membuat
analisa yang dibuktikan pada prestasi di sekolah. Meskipun pemahaman ini tidak
salah, namun juga kurang lengkap. Cerdas yang dimaksud adalah kemampuan
anak dalam mengorganisir dengan baik aspek Intelektual, Emosional, Moral dan
Spiritual.
Kecerdasan Intelektual, merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk
melakukan perhitungan matematis, menganalisa, mengingat, dan beragumen.
Sehingga pada umumnya, sang anak akan berhasil menemukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan baik.

Kecerdasan Emosional, merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola dan


memanfaatkan perasaan dengan baik. Seperti memahami orang lain, kemandirian,
kerjasama, menyesuaikan diri dan berpikir positif. Tentunya hal ini dipengaruhi
juga oleh kepribadian yang sehat.

Kecerdasan Moral, merupakan kemampuan seseorang yang peka dan mampu


menentukan baik dan buruk. Seperti kejujuran, kerelaan menolong,
kesetiakawanan, kepedulianan, kesederhanaan dan adil.

Kecerdasan Spiritual, merupakan kemampuan seseorang untuk dapat


mengembangkan nilai-nilai yang mulya, seperti: kasih, kebenaran, ketaquan,
ketaatan, pelayanan, pengabdian dan pengorbanan. Jadi kecerdasan Spiritual
bukan saja ketaatan dalam menjalankan hukum-hukum agama, tetapi juga nilai
dan sikap hidup dalam agama yang tulus dan mulia.

Jadi pendidikan untuk anak bangsa ini, bukan hanya dikarenakan oleh Sekolah
saja, tetapi peran orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara. Cerdas yang
bagaimana yang akan kita bekali kepada generasi akan datang, akan juga
menentukan nasib keluarga, dan juga negara.
Anak Anda bukanlah anak Anda, Mereka adalah anak-anak kehidupan yang
merindukan diri sendiri. Meskipun mereka datang melalui Anda, dan meskipun
mereka bersama anda, mereka bukan milik anda.

Anda mungkin memberikan cinta, namun tidak pikiran anda, karena mereka
memiliki pikiran sendiri.

Tubuh mereka mungkin ada dirumah anda, namun tidak jiwa mereka, karena jiwa
mereka tinggal dalam rumah masa depan, yang tidak dapat anda kunjungi, bahkan
tidak dalam mimpi anda.

Anda boleh berusaha menjadi seperti mereka, namun jangan membuat mereka
seperti anda.

Anda adalah busur dari anak-anak anda, ditembakkan sebagai anak panah yang
hidup.

Relakan diri anda melengkung di tangan pemanah demi kegembiraan.


METODE PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING

Metode pembelajaran guided note taking merupakan metode pembelajaran


yang menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
.Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah segala bentuk
pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa
dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Suasana Belajar dengan Guided Note Taking


Metode pembelajaran Guided note taking atau catatan terbimbing adalah metode
pembelajaran yang menggunakan suatu bagan, skema (handout) sebagai media
yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika seorang guru sedang
menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah. Tujuan Metode pembelajaran
guided note taking adalah agar metode ceramah yang dikembangkan oleh guru
mendapat perhatian siswa, terutama pada kelas yang jumlah siswanya cukup
banyak (Agus Suprijono, 2009: 105)
Adapun langkah – langkah pembelajaran dengan metode Guided Note Taking
adalah sebagai berikut :
1. Memberi bahan ajar misalnya berupa handout kepada siswa
2. Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah.
3. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-
bagian yang kosong dalam handout tersebut, misalnya dengan
mengosongkan istilah atau definisi atau bisa dengan cara menghilangkan
beberapa kata kunci.
b. Keunggulan Metode Pembelajaran Guided Note Taking
1. Metode pembelajaran ini cocok untuk kelas besar dan kecil.
2. Metode pembelajaran ini dapat digunakan sebelum, selama berlangsung,
atau sesuai kegiatan pembelajaran.
3. Metode pembelajaran ini cukup berguna untuk materi pengantar.
4. Metode pembelajaran ini sangat cocok untuk materi-materi yang
mengandung fakta-fakta, sila-sila, rukun-rukun atau prinsip-prinsip dan
definisi-definisi.
5. Metode pembelajaran ini mudah digunakan ketika peserta didik harus
mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif.
6. Metode pembelajaran ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga
peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang
akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk
kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih
ringkas.
7. Metode pembelajaran ini dapat digunakan beberapa kali untuk merangkum
bab-bab yang berbeda.
8. Metode pembelajaran ini cocok untuk menggantikan ringkasan yang
bersifat naratif atau tulisan naratif yang panjang.
9. Metode pembelajaran ini dapat dimanfaatkan untuk menilai
kecenderungan seseorang terhadap suatu informasi tertentu
10. Metode pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, karena
memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handout dan
materi ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri
dengan menemukan (discovery) dan bekerja sendiri.
c. Kelemahan Metode Pembelajaran Guided Note Taking
1. Jika guided note taking digunakan sebagai metode pembelajaran pada
setiap materi pelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
ditentukan.
3. Kadang-kadang sulit dalam pelaksanaan karena guru harus
mempersiapkan handout atau perencanaan terlebih dahulu, dengan
memilah bagian atau materi mana yang harus dikosongkan dan
pertimbangan kesesuaian materi dengan kesiapan siswa untuk belajar
dengan metode pembelajaran tersebut.
4. Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan metode pembelajaran lama
sulit beradaptasi pada metode pembelajaran baru.
5. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari
standar yang telah ditetapkan.
6. Biaya untuk penggandaan hand-out bagi sebagian guru masih dirasakan
mahal dan kurang ekonomis.
Tertarik untuk mencoba metode pembelajaran guided note taking? Silakan berbagi
pengalaman melalui kolom komentar :-)

Suasana Kelas saat Penerapan Guided Note Taking


(Referensi: Zainal Mutaqien. 2009. Kelebihan dan Kelemahan Guided Note
Taking)
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar atau disekitar makhluk


hidup. Lingkungan merupakan tempat tinggal bagi semua makhluk hidup.
Melestarikan lingkungan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan tanggung jawab kita
semua. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan di
sekitarnya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Di sekolah, seluruh
warganya mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan dan juga siswa harus
menjaga kelestarian lingkungan sekolah agar dapat beraktifitas dengan nyaman.
Salah satu cara menjaga kelestarian lingkungan adalah menjaga kebersihannya.

Menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna karena dengan lingkungan


yang bersih tercipta kehidupan yang aman, sejuk dan sehat. Dengan menjaga
kebersihan lingkungan, maka kita dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan
lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan pun menjadi lebih sejuk dan bebas dari
polusi udara dan kita pun lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.
Sedangkan di sekolah, lingkungan yang bersih dapat mendorong semangat belajar
siswa, kebersihan lingkungan juga dapat menjadi keunggulan sekolah.

Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar, maka
diperlukan langkah-langkah kongkrit untuk melestarikan lingkungan, seperti :
membuat tata tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah, membuat
daftar piket kebersihkan kelas serta kebersihan lingkungan, mengembangkan
kecintaan dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah melalui berbagai
lomba peduli lingkungan, seperti lomba kebersihan antar kelas, atau aneka
kreativitas lain yang bersifat ramah lingkungan, menunjuk petugas untuk
mengadakan pengawasan dan penegakan kedisiplinan (polisi lingkungan),
mengadakan gerakan cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah dan
memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk kegiatan-kegiatan peduli
lingkungan.

Selain itu perlu dilakukan kegiatan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
seperti apotek hidup/TOGA di sekolah, melakukan kegiatan penghematan energi,
melakukan kegiatan 3R (reuse, reduce, recycle), melakukan kegiatan pemilahan
sampah, komposter, mengintegrasikan kegiatan lingkungan dalam pembelajaran
dan kegiatan ekstrakurikuler, dan mengadakan karya wisata atau studi banding
dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kebersihan dan kelestarian
lingkungan sekolah.

Dengan kegiatan-kegiatan ini diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk


menjaga kebersihan. Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian sekolah adalah
tanggung jawab bersama dari setiap warga sekolah. Selain guru dan siswa,
pemeliharaan dan perwujudan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri
tidak lepas dari peran orang tua, swasta, lembaga swadaya masyarakat mapupun
pemerintah. Akhirnya, diharapkan akan lahir siswa-siswa yang cerdas, bermutu,
berwawasan lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli
lingkungan baik di sekolah maupun masyarakat.
17 HAL YANG HARUS DIINGAT

1. Jika sudah terjadi masalah, tdk harus dihindari (bingung), tapi HARUS
DIHADAPI dengan tenang (dipikirkan jalan keluarnya) dan pasti selesai/ ada
jalan keluarnya.

2. Menghadapi semua hal, tdk boleh berpikir negatif, seperti: "saya pasti tdk
mampu", "saya tdk bisa", dan seterusnya. Tapi selalu berpikir positif, seperti:
"saya bisa, pasti ada jalan keluarnya" dan lain lain.

3. Sudah dan senang semuanya tergantung pikiran saja!! ( Pikiran adalah


pelopor!!). Jadi jaga pikiran kita baik - baik. Jangan pikir yang jelek/negatif.
Selalu berpikir yang positif (baik).

4. Segala kesulitan/kesusahan akan berakhir. sebesar apapun masalahnya akan


selesai juga dengan berjalannya waktu. Seperti pepatah mengatakan : TIDAK
ADA PESTA YANG TIDAK BERAKHIR.

5. Orang yg sukses 85% ditentukan dari sikap/prilaku, 15% baru ditentukan


ketrampilan. Jadi sikap kita dalam hidup ini sangat penting.

6. Segala sesuatu berubah (anicca). Kita tdk perlu susah. Misalnya : sekarang
susahnya, selanjutnya pasti berubah menjadi senang. sekarang ada orang yang tdk
senang pada kita, suatu saat nanti akan baik juga.

7. Hukum karma, berarti berbuat baik akan mendapat hasil baik dan sebaliknya,
seperti tanam padi, pasti panen padi. Ingat!! Usahakan setiap saat selalu berbuat
(tanam) kebaikan agar mendapatkan (panen) kebaikan. Jgn melakukan kejahatan.
Dan jgn berharap mendapat balasan dari perbuatan baik kita!!!

8. Kesehatan asalah paling nomor satu (berhaga). Jaga kesehatan kita dengan
olahraga, istirahat yang cukup dan jangan makan sembarangan.
9. Hidup ini penuh dengan masalah/persoalan/penderitaan. Jadi kita sdh tahu
TIDAK MUNGKIN SELALU LANCAR/TENANG. Siapkan mental, tabah, sabar
dan tenaga untuk menghadapinya. itulah kenyataan hidup yang harus dihadapi
oleh setiap manusia.

10. Masa depan seseorang sangat tergantung pada sikap dan buku buku yang
dibaca. Jadi membaca sangat penting dan menentukan masa depan seseorang.

11. Jangan membicarakan kejelekan orang lain, karena kita akan dinilai jelek oleh
orang yg mendengarkannya.

12. Pergaulan sangat penting dan merupakan salah satu kunci sukses. Boleh
bergaul dengan orang jahat maupun baik asal kita HARUS TAHU
DIRI/JANGAN TERPENGARUH LINGKUNGAN. Lebih baik lagi apabila kita
bisa menuntun yang jahat ke jalan yang benar.

13. Budi orang tua, tidak dapat dibayar dengan apapun juga. begitu juga dengan

budi orang2 yang telah membantu kita.

14. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi jangan minder
dengan kekurangan kita. dan jangan iri dengan kelebihan orang. HARGAILAH
DIRIMU APA ADANYA!!!\

15. JANGAN MEMPERTENTANGKAN (MEMPERDEBATKAN) hal hal kecil


yang tdk berguna

dengan siapapun juga.

16. Kunci sukses dlm hidup ini, selalu bersemangat, berusaha, disiplin, sabar,
bekerja keras, rajin berdoa/sembahyang, banyak berbuat baik serta tdk blh
berputus asa.

17. Jangan Menilai orang dari Harta(kekayaan), penampilan ataupun kondisi

fisik. Semua orang itu SAMA!!!


6 HAL YANG MEMBUAT KAMPUNG HALAMAN LEBIH NYAMAN, MESKI
KAMU PUN BETAH TINGGAL DI PERANTAUAN

Rumah tak hanya bangunan tempat berteduh. Tapi jauh lebih dalam lagi, rumah jadi
tempat kamu merasa nyaman dan beristirahat dari segala peluh. Dan bagimu, senyaman-
nyamannya rumah itu kampung halamanmu sendiri. Bukan, bukannya rumah yang kamu
tempati di perantauan saat ini rasanya tak nyaman sekali. Kamu bahkan sudah betah dan
ingin selamanya tinggal di perantauan. Namun entah kenapa, kampung halaman selalu
berhasil mencuri perhatianmu untuk lekas kembali.

Mungkin hal-hal di bawah ini akan membantumu mencari jawaban, jika ada seseorang
yang bertanya kenapa sih kampung halaman selalu buatmu ingin kembali?

1. Di sana terdapat sepetak rumah tempatmu tumbuh dan merasakan hangatnya kasih
sayang keluarga dengan utuh

Ingatkah bagaimana kamarmu waktu kecil dulu? Tempatmu dan adik-adikmu tidur
berhimpitan, karena hanya ada satu buah kamar di rumah. Atau ingatkah kamu
bagaimana ruang keluarga yang selalu ramai kala senja tiba? Meski bangunannya tak
seluas rumahmu yang sekarang, rumah masa kecilmu ini menjadi saksi dimana kamu
tumbuh dan merasakan hangatnya kasih sayang di dalamnya. Tempat dimana diam-diam
ibu menciummu puncak kepala kala kamu telah terlelap. Tempat kamu dan adik-adikmu
menyambut ayah sepulang bekerja dari luar kota.

2. Setiap sudut kampung halaman punya arti bagi masa kecilmu. Ah, mengingatnya saja
bikin kamu rindu

Saat kecil dulu, kamu pasti punya sudut favorit di kampung halaman. Tempat kamu dan
teman-teman kerap berkumpul dan merencanakan kenakalan khas anak kecil seperti yang
lainnya. Bisa tempat ronda di kompleks perumahan, lapangan olahraga di dekat rumah,
sampai rumah pohon di salah satu kebun tetangga. Cerita dan kenangan masa kecil yang
terjadi di kampung halamanmu itulah yang sampai saat ini masih terkenang dan tak akan
bisa tergantikan.

3. Masa transisimu menuju remaja juga terjadi di sana. Mungkin di sanalah tempatmu
merasakan ajaibnya cinta pertama
Di tanah itu, kamu juga mengalami banyak proses transisi. Salah satunya transisimu
menuju remaja. Keluarga dan lingkungan di sekitarmu tak pernah lelah mengajari
bagaimana bersikap lebih baik pada sesama. Di sana juga kamu merasakan apa yang
disebut sebagai cinta pertama. Ingatkah kamu betapa ajaibnya saat kamu merasakan
debar-debar aneh di dalam dada? Atau ingatkah kamu bagaimana kikuknya saat ada
teman ‘spesial’ yang main ke rumah untuk meminjam catatan PR sekolah? Ah, masa-
masa itu pasti kamu ingat dan bikin senyum-senyum sendiri sampai saat ini.

4. Makanan khas kampung halaman juga berperan buatmu nyaman di sana. Meski hanya
sederhana tapi rasanya selalu juara!

Kampung halaman memang tempat paling nyaman. Menjadi semakin nyaman saat kamu
menyantap makanan khas kampung halaman. Meski hanya berupa makanan sederhana
atau jajanan yang harganya masih murah saja, hatimu tetap saja tak hentinya merasa jatuh
cinta. Ada kalanya, kamu merindukan kampung halaman ini karena makanan khasnya.
Bahkan pernah suatu kali kamu pulang ke sini hanya untuk menyuntikkan semangat
dengan menyantap si sederhana tapi juara ini.

5. Di sana kamu bisa sepenuhnya menjadi diri sendiri. Tak perlu pasang topeng karena
jabatan yang kadang membebani

Saat di perantauan, personal branding adalah hal yang harus kamu lakukan. Hal itu tak
lain untuk menjaga nama baikmu karena jabatan yang selama ini kamu emban. Kadang
kamu merasa capek sendiri dengan hal ini. Sebab ada kalanya kamu ingin menjadi
manusia biasa, tanpa embel-embel jabatan yang kadang bikin lelah ini. Dan hanya di
kampung halaman kamu bisa menjadi diri sendiri. Di sana kamu bisa menanggalkan
topeng jabatan yang melelahkan. Orang-orang di sekitarmu juga mengenalmu dengan
pribadimu yang sesungguhnya. Bukan hanya kamu yang punya jabatan dan perlu
dihormati.

6. Dan yang terpenting, di kampung halaman ada ayah dan ibu yang senantiasa menunggu
kepulanganmu

Terlepas dari hal-hal yang bikin kamu nyaman parah, ada satu hal paling penting yang
buatmu semakin rindu rumah. Iya, ada bapak dan ibumu yang senantiasa menunggumu
pulang ke rumah. Meski kamu sudah bukan anak kecil lagi, bapak dan ibu tetap hangat
menyambut kepulanganmu layaknya saat kecil dulu. Dipeluk dan diciumnya kamu.
Dibuatkannya makanan kesukaanmu padahal kamu tak meminta sebelumnya. Kehangatan
rumah dengan bapak dan ibu di dalamnya inilah yang buatmu mati-matian menempatkan
kampung halaman sebagai cinta pertama. Tempat ternyaman di muka bumi yang pernah
kamu tinggali.

Hidup terus berjalan. Kamu juga tak bisa selamanya tinggal di kampung halaman. Ada
rezeki yang harus dicari dan keluarga kecil yang perlu diayomi di perantauan.
Tanggungjawab dan kewajibanmu juga kini berada di perantauan. Namun, hal itu tak bisa
menggeser posisi kampung halaman di hatimu. Kampung halaman dan segala
kenangannya, tetap menjadi hal yang buatmu nyaman dan ingin segera kembali.
MOTIVATOR TERBAIK ADALAH DIRIMU SENDIRI

Motivasi adalah sebuah dorongan semangat atau perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Artinya, dalam hidup ini kita akan selalu membutuhkan motivasi untuk
melakukan berbagai hal dalam mencapai tujuan-tujuan kita.

Motivasi terbagi bermacam-macam bentuknya, ada orang yang semangat dan


termotivasi karena uang, ada juga karena pujian, ada juga yang memang ingin
berbagi manfaat dan kebaikan. Bisa juga orang termotivasi karena ingin mengikuti
langkah pencapaian seseorang yang dia sukai misalnya ingin seperti Mark
Zuckerberg.

Biasanya, orang yang selalu termotivasi akan terus menerus berusaha melangkah
bahkan berlari untuk mengejar cita-citanya. Sayangnya ternyata motivasi
terkadang tidak hadir dalam diri kita. Akhirnya timbulah hal-hal negatif pada
kehidupan sehari-hari, seperti rasa malas, sedih, takut, merasa tidak sanggup dan
berbagai hal negatif lainnya. Sehingga kita membutuhkan Motivator dalam hidup
kita.

Selama ini kita mengenal berbagai motivator yang bisa menimbulkan semangat
motivasi dalam diri dengan berbagai semiar dan trainingnya. Pertanyaannya
berapa lama motivasinya akan timbul dalam diri kita? Apakah selamanya? Hanya
sesaat bukan. Nah, lalu siapakah Motivator terbaik yang akan selalu bisa
memotivasi kita setiap saat?
Kalau sedang galau, misalnya karena cinta, biasanya apa yang dilakukan? Tanpa
sadar, biasanya kita akan mencari motivasi dari berbagai motivator disekeliling
kita. Ada yang curhat dengan teman dan berharap mendapatkan solusi, ada juga
yang curhat di twitter dengan berharap ada yang memperhatikan. Ketika kita
bertemu dengan teman kita, kemudian curhat menceritakan perasaan galau dan
gundah gulana kita kepadanya. Kemudian teman kita biasanya akan tiba-tiba
bijaksana dan berkata, "Sudahlah, gue yakin lo pantes dapetin yang lebih baik".
Kemudian tiba-tiba timbul motivasi dan semangat untuk move on.

Ketika selesai curhat, biasanya ada perasaan lega. Tapi tentunya, teman kita tidak
bisa selamanya hadir disamping kita. Ketika dia pulang atau berpisah dengan kita.
Apakah motivasi itu tetap hidup? Ternyata mulai meredup dan menghilang,
akhirnya galau lagi. Karena ingin mendapat perasaan lega lagi, biasanya curhat
berlanjut di telpon. Selesai telponan, perasaan kembali lega. Satu menit dua menit,
sepuluh menit, perasaan galau kembali muncul. Akhirnya berbagai cara kita
lakukan untuk mendapat motivasi dari teman kita itu dan tetap tidak membuat hati
kita benar-benar tenang. Justru malah membuat kita addicted untuk terus curhat
melebar kemana-mana, tapi tidak benar-benar memberikan solusi.

Maka, kalau kita hanya mengandalkan motivasi dari luar, sedangkan diri kita
masih galau itu hanya akan mampu memotivasi kita beberapa saat saja. Namun
jika motivasi itu benar-benar kita munculkan dari dalam diri sendiri. Maka
kapanpun kita sedih, galau, gundah, kita bisa memotivasi diri kita kapanpun kita
mau. Karena Motivator Terbaik adalah Diri Kita Sendiri.
BAHAYA NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. Seperti


ungkapan ‘api kecil adalah kawan dan jika menjadi besar adalah lawan’. Ini
ungkapan yang sangat pas untuk menggambarkan tentang narkoba.

Dalam dunia medis, narkoba bisa menjadi obat-obat yang berkhasiat untuk
penyembuhan. Penggunaan narkoba dalam dunia medis adalah legal. Nah yang
menjadi penyalahgunaan adalah ketika seseorang yang mengkonsumsi narkoba
tanpa adanya pengawasan dari seorang ahli kesehatan atau dokter. Bila seseorang
menggunakan narkoba tanpa adanya pengawasan dari dokter akan sangat
membahayakan si pengguna karena umumnya narkoba mengandung zat-zat
beracun yang bisa menyebabkan pengguna narkoba akan selalu ketergantungan
atau kecanduan terhadap obat-obatan tersebut, merusak organ-organ tubuh,
mempengaruhi berkurangnya daya pikir seseorang atau membuat pikiran menjadi
tidak rasional dan kerusakan otak secara permanen. Akibat yang lebih mengerikan
lagi adalah berujung pada kematian.

Dilihat dari segi penggunaannya, narkoba dibedakan menjadi 2 golongan.


Yakni pengguna narkoba ‘jalanan’ (ilegal) dan penggunaan narkoba legal dalam
dunia medis yang disalahgunakan. Dari penggolongan jenisnya, narkoba di
bedakan menjadi 3 golongan besar yakni narkotika, psikotropika dan zat aditif
lainnya. Ketiga jenis narkoba tersbut juga sering disebut dengan napza.

Data dan fakta menunjukkan persentase tertinggi penguna narkoba adalah anak-
anak sekolah dan anak-anak remaja. Sedangkan lokasi tempat mereka
‘menikmati’ barang haram tersebut umumnya di kos-kosan, club-club malam,
diskotik dsbnya. Mereka dijadikan sasaran empuk oleh para pengedar untuk
mengeruk keuntungan dari penjualan barang haram tersebut. Tidak pada mereka
saja, kalau kita menonton berita di tv banyak contoh kasus artis-artis yang terlibat
dengan penggunaan narkoba. Bahkan ada yang tertangkap sampai 2 kali dalam
kasus yang sama. Ini menunjukkan cengkeraman narkoba yang sangat hebat pada
seseorang sehingga sulit untuk melepaskannya.
Mengingat maraknya peredaran narkoba di Indonesia yang sepertinya hukum di
Indonesia tidak membuat mereka (para pengedar atau bandar ) jera, selalu saja ada
penyeledupan narkoba ke wilayah Indonesia. Ini menjadi tugas dan kewajiban kita
sebagai orang tua untuk mengawasi dan lebih mewaspadai anak-anak kita di
dalam pergaulan. Awasi tingkah laku dan pola hidup anak-anak. Orangtua harus
peka terhadap perubahan sikap anak-anak yang memang kalau mereka terlibat
penggunaan narkoba akan terlihat dengan sangat jelas. Kita patut dan wajib
menjaga dan melindungi mereka dari serangan hal semacam itu. Begitu mereka
terjerumus, adalah masalah besar di kemudian hari.

Namun bagaimana dengan kita yang tidak mengerti atau awam terhadap hal
itu? Nah berikut di bawah ini ada buklet-buklet dalam bentuk file PDFyang dapat
didownload secara gratis yang sangat berguna untuk kita mengetahui dan
mengenali jenis-jenis narkoba, efek samping penggunaan narkoba baik jangka
pendek maupun jangka panjang serta kesaksian-kesaksian para pengguna narkoba.
BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda


dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda
tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,
semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran
dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan,
usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24
tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat
mengincar anak didik kita kapan saja.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.

Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif
lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang
mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut
sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas
lingkupnya.

Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang
untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau
berkesinambungan.

Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan


perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf,
2004: 34). Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.

Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan. Bahaya bagi pelajar

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para


pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.

Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan


perkenalannya dengan rokok.

Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar)


adalah sebagai berikut:

• Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,

• Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,

• Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,

• Sering menguap, mengantuk, dan malas,

• Tidak memedulikan kesehatan diri,

• Suka mencuri untuk membeli narkoba


BAHAYA NARKOBA BAGI KESEHATAN

Bahaya Narkoba sudah menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat.


Berbagai kampanye anti narkoba dan penanggulangan terhadap orang-orang yang
ingin sembuh dari ketergantungan narkoba semakin banyak didengung-
dengungkan. Sebab, penyalahgunaan narkoba bisa membahayakan bagi keluarga,
masyarakat, dan masa depan bangsa.

Bahaya penyalahgunaan narkoba bagi tubuh manusia

Secara umum semua jenis narkoba jika disalahgunakan akan memberikan empat
dampak sebagai berikut:

1. Depresan
Pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan diri.
2. Halusinogen
Pemakai akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada).
3. Stimulan
Mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga pemakai
merasa lebih bertenaga untuk sementara waktu. Karena organ tubuh terus
dipaksa bekerja di luar batas normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak
dan bisa mengakibatkan kematian.
4. Adiktif
Pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan berbagai cara
agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa
mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi kritis (sakaw).

Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Opioid:
o Depresi berat
o Apatis
o Rasa lelah berlebihan
o Malas bergerak
o Banyak tidur
o Gugup
o Gelisah
o Selalu merasa curiga
o Denyut jantung bertambah cepat
o Rasa gembira berlebihan
o Banyak bicara namun cadel
o Rasa harga diri meningkat
o Kejang-kejang
o Pupil mata mengecil
o Tekanan darah meningkat
o Berkeringat dingin
o Mual hingga muntah
o Luka pada sekat rongga hidung
o Kehilangan nafsu makan
o Turunnya berat badan
2. Kokain
o Denyut jantung bertambah cepat
o Gelisah
o Rasa gembira berlebihan
o Rasa harga diri meningkat
o Banyak bicara
o Kejang-kejang
o Pupil mata melebar
o Berkeringat dingin
o Mual hingga muntah
o Mudah berkelahi
o Mendarahan pada otak
o Penyumbatan pembuluh darah
o Pergerakan mata tidak terkendali
o Kekakuan otot leher
3. Ganja
o Mata sembab
o Kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
o Sering melamun
o Pendengaran terganggu
o Selalu tertawa
o Terkadang cepat marah
o Tidak bergairah
o Gelisah
o Dehidrasi
o Tulang gigi keropos
o Liver
o Saraf otak dan saraf mata rusak
o Skizofrenia
4. Ectasy
o Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
o Berkeringat
o Sulit tidur
o Kerusakan saraf otak
o Dehidrasi
o Gangguan liver
o Tulang dan gigi keropos
o Tidak nafsu makan
o Saraf mata rusak
5. Shabu-shabu:
o Enerjik
o Paranoid
o Sulit tidur
o Sulit berfikir
o Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga
merasa sesak nafas
o Banyak bicara
o Denyut jantung bertambah cepat
o Pendarahan otak
o Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada
kematian.
6. Benzodiazepin:
o Berjalan sempoyongan
o Wajah kemerahan
o Banyak bicara tapi cadel
o Mudah marah
o Konsentrasi terganggu
o Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Perilaku pemakai untuk mendapatkan narkoba

 Melakukan berbagai cara untuk mendapatkan narkoba secara terus-


menerus
 Pemakai yang sudah berada pada tahap kecanduan akan melakukan
berbagai cara untuk bisa mendapatkan narkoba kembali. Misalnya, pelajar
bisa menggunakan uang sekolahnya untuk membeli narkoba jika sudah
tidak mempunyai persediaan uang.
 Bahkan, mereka bisa mencuri uang dari orangtua, teman, atau tetangga.
Hal tersebut tentu akan mengganggu stabilitas sosial.
 Dengan kondisi tubuh yang rusak, mustahil bagi pemakai untuk belajar,
bekerja, berkarya, atau melakukan hal-hal positif lainnya.
PENTINGNYA MENJAGA LINGKUNGAN BAGI KELESTARIAN ALAM

Selamat datang, berikut ini artikel terbaru dari kami. Jangan lupa ya untuk
membaca artikel saya yang sebelumnya untuk mengetahui info dari kami. Dan
ikuti terus perkembangan blog Artikel Hanyar ini.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menulis tentang artikel Pentingnya Menjaga
Lingkungan Bagi Kelestarian Alam yang mungkin akan berguna untuk Anda.
Mari simak ya.

Pentingnya Menjaga Lingkungan

Pentingnya menjaga lingkungan wajib harus kita tanamkan sejak dini.


Penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri
dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, dan masalah mengenai
rusaknya lingkungan kita khususnya di Indonesia bukan merupakan masalah yang
baru lagi, yang seharusnya dibenahi sesegera mungkin. Bagaimana tidak, masalah
ini tidak luput dari peran pemerintah dan masyarakat yang harus berdampingan
menjaga lingkungan kita ini.

Lingkungan yang merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang ada di
muka bumi, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan harus kita jaga
kelestariannya. Lingkungan sangat penting bagi kelangsungan hidup bagi
makhluk hidup. Karena apabila lingkungan tidak ada maka manusia, hewan, dan
tumbuhan tidak dapat bertahan hidup. Namun, sekarang lingkungan mengalami
kerusakan. Itu semua akibat ulah dari manusia yang tidak bertanggung jawab.
Contohnya saja seperti menebang pohon secara liar yang tidak diselingi dengan
penanaman pohon kembali sehingga hutan menjadi gundul dan tanah tidak dapat
menyerap air bahkan pohon tidak dapat menghirup karbondioksida diudara,
penambangan batu bara secara terus-menerus yang dapat menyebabkan tanah
yang dikeruk semakin habis dan akan rusak, penggunaan kendaraan bermotor dan
pendirian industri yang menyebabkan asap pabrik pada rumah kaca sehingga
tingginya emisi gas buang diudara yang mengakibatkan polusi udara dan
pemanasan suhu dibumi, serta membuang sampah sembarangan yang berdampak
buruk pada kehidupan makhluk hidup. Ulah manusia tersebut dapat berakibat
fatal, mereka berani mengatasnamakan bisnis dan mengesampingkan lingkungan
tanpa memikirkan anak cucu mereka kelak. Mungkin berbuat itu sangat mudah
tapi kalau mengembalikannya seperti semula sangat sulit.

Hampir setiap tahun di Indonesia tidak luput adanya berbagai bencana seperti
tanah longsor, gempa bumi, tsunami, banjir, gunung meletus, kebakaran huta, dll.
Bahkan Indonesia menjadi langganan banjir, terutama didaerah Jakarta. Banjir
terbesar yang terjadi di Jakarta yaitu pada tahun 2007 dan 2013. Hal ini akibat
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Sebenarnya kita harus
peduli terhadap lingkungan, hal terkecil yang dapat kita lakukan yaitu memusuhi
sampah, melakukan kegiatan-kegiatan seperti go green, car free day dihari tertentu
agar kita semua dapat mencintai alam. Dari hal tersebut sedikit demi sedikit kita
telah mencegah tejadinya banjir.

Oleh sebab itu, agar bencana alam tidak terulang terus-menerus, kita sebagai
manusia yang hidup dimuka bumi yang telah diberikan kekayaan alam yang
melimpah, seharusnya kita berterima kasih kepada Tuhan dengan cara menjaga
dan melestarikan lingkungan ini. Mulai dari sekarang marilah kita membenahi
lingkungan kita.
KISAH DAN MOTIVASI PENGUSAHA MUDA YANG SUKSES

Apakah anda pernah mendengar seorang buruh di Pbrik Kayu atau tukang penjaga
warnet menjadi pengusaha muda yang sukses...,ya... terkadang kita hanya
memandang sebelah mata orang-orang seperti itu.

tapi apa anda percaya jika orangyang di sebut di atas memiliki usaha clothingan
yang sukses, itulah yang terjadi pada Ahmad Anggoro seorang pemuda 22 tahun,
yang menjadi pengusaha muda yang sukses.

Ya... Ahmad Anggoro Pria asal Kediri kelahiran 9 september 1991 ini telah
memiliki usaha clothing dengan omset 100 juta /bulan. tidaklah mudah
mendapatkan itu semua dia memulai bisnisnya dari nol. pemuda asal Kediri ini
bukanlah orang kaya, Bapak`a hanyalah petani tebu dan ibu`a pedagang di pasar.

Anak sulung dari 3 bersaudara ini tidak pernak membayangkan akan memiliki
bisnis yang sukses seperti ini karena dia tidak memiliki keterampilan yang hebat,
Ahmad hanyalah lulusan SMK swasta di Kediri.

Setelah lulus SMK dia nekat merantau ke Jakarta dengan bermodalkan


keterampilan menggambar ,Ijazah SMK dan ongkos yang terbatas ia berharap
menjadi orang sukses tapi menjadi orang sukses di Jakarta tidaklah mudah, itulah
yang di rasakan Ahmad saat pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta. Dia
bingung pekerjaan apa yang harus dia cari karna dia hanya lulusan SMK.

Sesampainya di Jakarta ia mencari kontrakan kecil di daerah Jakarta Timur


singkat cerita Ahmad pun mendapatkan pekerjaan sebagai buruh di pabrik kayu
dengan penghasilan pas-pasan tapi Ahmad tetap mensyukurinya, setelah 2 bulan
bekerja di pabrik kayu Ahmad pun keluar dan beralih pekerjaan sebagai penjaga
warnet yang gajinya hanya 700rb /bulan. Ahmad pun mulai berpikir
Apakah dengan gaji 700rb/bulan dia cukup untuk membayar kontrakan dan biaya
hidup sehari-hari sementara kebutuhan hidup di jakarta sangatlah mahal

Akhirnya dia mencoba untuk terjun ke dunia bisnis. Ahmad pun memilih bisnis di
bidang clothing karena ia melihat makin banyaknya remaja yang suka membeli
pakaian dengan harga mahal ahmad pun melihat bahwa ini peluang bisnis yang
menjanjikan dan ia mulai mempelajari cara membuat kaos.

Bermodalkan keterampilan menggambar dan uang 2 juta rupiah yang ia tabung


dari hasil kerjan`a selama 1 tahun ia pun membeli kaos lusinan dan mendisain
gambar untuk kaos buatannya, setelah itu Ahmad mencari tukang sablon, dan
membuat label sendiri karna memiliki label sendiri sangatlah menguntungkan
ketimbang menjual label orang lain.

Seteah kaosnya jadi Ahmad mulai memasarkan kaos buatan`a kepada teman-
teman`a lelalui Jejaring sosial dan melalui brosur tetapi bisnis Ahmad tidak
berjalan mulus, di tahun pertamanya tepatnya 2010 ia rugi besar uang`a di curi
oleh teman`a sendiri dan produk`a kurang laku di pasaran karena kalah dengan
produk-produk tertkenal yang telah ada. Ahmad hampir putus asa dan menyerah
dengan usaha bisnis`a tsb.

Tapi Ahmad tidaklah patah semangat ia mencoba dan terus mencoba membuat
kaos dengan inovasi dan model yang moderen, ia juga terus mengasah
keterampilan mendisain kaos. Alhasil di tahun 2011 prodak`a pun mulai di kenal
orang karena kualitas dan model`a yang beragam ia pun mulai meraup keuntungan
yang lumayan besar. Ia membandrol kaos buatan`a seharga 100rb , dengan modal
1 kaos 30/40rb Ahmad dapat mengambil keuntungan sekitar 60 s/d 70 rb per kaos
dan per bulan`a ia dapat menjual 50 s/d 70 potong kaos.

Semakin lama usaha`a pun semakin berkembang sampai-sampai Ahmad bisa


memililiki store sendiri dan mampu membeli alat sablon Printing untuk
meningkatkan kualitas prodak`a. Ahmad pun mulai membuat produk lain,
sekarang ia tidak hanya memproduksi kaos tetapi ia juga memproduksi
Tas,Topi,Celana,Sweter,Jaket,Dompet dll.
Ahmad sangat bersyukur kepada Allah SWT, yang telah memngubah jalan
hidup`a menjadi orang sukses. Tidak lupa juga ia bertrimakasih kepada ke dua
orang tua`a yang senantiasa mendoakannya agar menjadi orang yang sukses

Di usia`a yang ke 22 tahun Ahmad Anggoro sudah memiliki 50 0rang pekerja,


rumah pribadi, mobil pribadi serta memberangkatkan ke dua orangtua`a untuk
pergi haji, sungguh pemuda yang sukses.

Sekarang di tahun 2013 produk yang ia beri nama ENTER CLOTHdapat bersaing
dengan Branded terkenal seperti CROOZ APPAREL,VOID,SUICIDE
ANTHEM,MOORAGE,BLOODS dll.

Itulah sepenggal kisah Ahmad Anggoro dari orang biasa menjadi orang yang luar
biasa, maka dari itu jika ingin menjadi pembisnis/pengusaha yang sukses buang
jauh-jauh kata putus asa karena di balik badai yang menghadang pasti ada sinar
yang dapat mengubah keputus asa`an menjadi semangat yang berkobar.

Mungkin kisah sukses Ahmad Anggoro dapat menjadi cerminan hidup bagi kita
semua.
BAGAIMANA CARANYA MENJAGA LINGKUNGAN TETAP BERSIH

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,


sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses
penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti
bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.

Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan


berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara
mengelap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai,
mencuci peralatan masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok),
membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah.

Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan,


dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.

Jika kebersihan lingkungan tidak terjaga, maka lingkungan kita akan menjadi
kotor. Seperti sampah yang sering sekali di buang di jalanan dan bukan di tong
sampah. Sampah yang kita buang akan membuat lingkungan menjadi kotor dan
banyak penyakit yang akan datang.

Banyak pengaruh dari sampah yang di buang tidak ke tong sampah yaitu:

- akan mengakibatkan kebanjira,

- sampah-sampah akan menyumbatkan saluran parit yang juga akan membuat


banjir,

- akan menimbulkan bau busuk yang akan menimbulkan ketidaknyamanan pada


warga sekitar.

Cara-cara untuk menjaga kebersihan lingkungan:

1. Sampah sebaiknya di buang ke tong sampah.

2. Membersihkan selokan dari sampah-sampah.


3. Melakukan kegiatan kerja bakti.

4. Menyediakan tong sampah yang terbagi atas sampah organik dan non organik.

5. Tanam tanaman agar udara tetap segar dan bersih.

6. Kurangi pencemaran udara di lingkungan kita.


Ketika Doaku Tak Kunjung Dikabulkan

Dalam salah satu rubrik di www.konsultasisyariah.com, ada satu pertanyaan yang


menarik. Meskipun ketertarikan itu sifatnya relatif, setidaknya, kita bisa
menjadikannya sebagai bahan kajian untuk catatan akhir pekan. Barangkali, Anda
juga pernah mengalami permasalahan yang sama.

Teks pertanyaanya, “Assalamu’alaikum Ustadz. Saya mau bertanya,,,kalau mau


tanya ketika ada pengajian, saya malu ustadz, makanya saya tanya di forum-
forum dunia maya. Pertanyaan : Kenapa do’a saya tidak langsung dikabulkan
oleh Allah, sementara saya juga sudah semaksimal mungkin bertakwa kepada-
Nya? Do’a saya yaitu minta agar mendapatkan harta kekayaan melimpah.”

Saya yakin, setiap orang menginginkan kehidupan bahagia. Hanya saja,


standardnya berbeda-beda. Namun, umumnya, kekayaan biasanya menjadi
standard baku utama. Karena itu, banyak orang yang mencantumkannya dalam
doa mereka.

Ada beberapa hal yang bisa kita jadikan catatan penting terkait kasus yang
disampaikan penanya.

Pertama, banyak orang yang mempertanyakan, “Bukankah Allah telah berjanji


bahwa Dia akan mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan hamba-Nya? Mengapa
masih banyak orang yang berdoa kepada-Nya, dan tak kunjung dikabulkan?”

Pertanyaan di atas merupakan bukti keimanan kita kepada firman Allah,

“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, ketika dia berdoa kepada-
Ku ….” (Q.S. Al-Baqarah:186)

Atau firman-Nya,

“Rabb kalian (Allah) berfirman, ‘Mintalah kepada-Ku, niscaya aku memberi


ijabah kepada kalian. Sesungguhnya, orang-orang yang bersikap sombong dalam
beribadah (maksudnya: tidak mau berdoa) kepadaku, mereka akan masuk neraka
Jahanam dalam keadaan hina.'” (Q.S. Ghafir:60)

Satu prinsip penting yang harus kita pegang, bahwa semua firman Allah adalah
benar, janji Allah benar, dan Dia tidak akan menyelisihi janji-Nya. Kita harus
yakini ini, apa pun keadaannya. Selanjutnya, terkait janji Allah pada ayat di atas
dan realita yang kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, para ulama telah
memberikan jawaban:

Pada ayat di atas, Allah berjanji kepada orang yang berdoa dengan ijabah atau
istijabah, bukan dengan i’tha. Perlu dibedakan antara istijabah (‫ )استجابة‬atau ijabah
(‫ )إجابة‬dengan i’tha (‫)إعطاء‬. Padanan kata “ijabah” atau “istijabah” yang lebih tepat
dalam bahasa kita bukan ‘memberi’ atau ‘mewujudkan sesuai dengan sesuatu
yang diinginkan’, namun lebih umum dari itu. Kata “merespon” merupakan
padanan yang lebih tepat untuk menerjemahkan dua kata tersebut. Yang kita
pahami dari kata “merespon”, tidak selalu dalam bentuk memberikan seseuatu
yang diinginkan. Sebatas memberikan perhatian yang baik, sudah bisa dinamakan
“merespon”.
Terkait makna di atas, terkadang, Allah telah memberikan ijabah untuk doa kita,
namun kita tahu bentuknya karena “respon baik” terhadap doa bentuknya
bermacam-macam. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, dari Abu Said
radhiallahu ‘anhu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah seorang muslim yang berdoa, dan doanya tidak berisi perbuatan dosa
atau memutus silaturahim, kecuali Allah akan memberikan salah satu di antara
tiga balasan: (1) Allah kabulkan doanya, (2) Allah hindarkan dirinya dari musibah
yang senilai dengan isi doanya, dan (3) Allah simpan dalam bentuk pahala
untuknya di akhirat.” (H.R. Ahmad, Turmudzi, dan Hakim; dinilai sahih oleh
Musthafa Al-Adawi)

Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud “doa” di atas adalah ‘ibadah’.
Allah berjanji untuk mengabulkan ibadah hamba-Nya dengan memberikan pahala
dari setiap ibadah yang diterima.

Sesungguhnya, janji yang Allah berikan adalah janji bersyarat. Artinya, hanya
doa-doa yang memenuhi syarat yang akan dikabulkan oleh Allah. Selain itu, bisa
jadi, Allah tidak mengabulkannya.

Kedua, umumnya orang berkeyakinan bahwa sesuatu yang dia minta adalah hal
terbaik untuknya.

Padahal, belum tentu hal itu baik untuknya, dalam pengetahuan Allah ta’ala.
Karena itulah, terkadang, Allah menahan doa kita, karena hal itu lebih baik bagi
kita, daripada Allah memberikan sesuatu yang kita inginkan. Allah berfirman,

“Bisa jadi, kalian membenci sesuatu, padahal itu baik bagi kalian. Terkadang
pula, kalian mencintai sesuatu, padahal itu buruk bagi kalian. Allah mengetahui
dan kalian tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah:216)

Bagian ini penting untuk dipahami, agar kita tidak berburuk sangka kepada Allah,
ketika merasa doa kita tidak kunjung dikabulkan. Kita harus selalu yakin bahwa
Allah lebih tahu hal terbaik untuk kita karena Dialah yang menciptakan manusia
dan Dia adalah Dzat yang Mahasempurna ilmu-Nya. Sebagaimana layaknya
produsen sebuah produk, umumnya, dia lebih tahu bentuk perlakuan terbaik untuk
produknya dibandingkan pengguna.

Percayalah, Allah Mahasayang dengan hamba-Nya. Hanya saja, tidak semua


bentuk kasih sayang Allah bisa kita ketahui. Tidak semua kasih sayang-Nya, Dia
wujudkan dalam bentuk rezeki. Tidak pula dalam bentuk doa yang dikabulkan.
Bersabarlah … barangkali, belum saatnya kesempatan itu Anda dapatkan.

Ketiga, jangan putus asa dalam berdoa.


Umumnya, manusia tidak sabar dengan keinginannya. Semua berharap, sebisa
mungkin, keinginannya bisa terwujud secara instan. Atau minimal, tidak
menunggu waktu yang lama. Prinsip semacam ini memberikan dampak buruk
ketika kita berdoa kemudian tidak kunjung dikabulkan. Biasanya, muncul rasa
bosan dan putus asa. Padahal, perlu Anda tahu, putus asa merupakan salah satu
sebab doa Anda tidak dikabulkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Doa kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya
telah lama berdoa, tetapi tidak kunjung dikabulkan.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim, beliau bersabda,

“Tidak hentinya doa seorang hamba akan dikabulkan, selama bukan doa yang
mengandung maksiat atau memutus silaturahim, dan doa yang tidak tergesa-gesa.”
Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksung tergesa-gesa
dalam berdoa?’ Beliau menjawab, ‘Orang itu mengatakan, ‘Saya telah berdoa …,
saya telah berdoa…, namun saya merasa belum pernah dikabulkan.’ Kemudian,
dia putus asa dan meninggalkan doanya.” (H.R. Muslim)

Keempat, jangan terlalu berharap untuk mendapatkan dunia dengan ibadah yang
kita lakukan.

Meskipun kita yakin bahwa di antara balasan yang Allah berikan bagi orang yang
beribadah terkadang diwujudkan di dunia. Akan tetapi, jangan jadikan ini sebagai
tujuan utama Anda untuk melakukan ketaatan. Jika tidak, Anda bisa tertuduh
sebagai orang yang tendensius dalam beribadah. Allah berfirman,

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah di pinggiran. Ketika ia
memperoleh kebaikan (harta), dia semakin yakin dengan ibadahnya, dan jika ia
ditimpa bencana, berbaliklah ia ke belakang (murtad). Rugilah ia di dunia dan di
akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang jelas. ” (Q.S. Al-Hajj:11)

Tentunya, kita tidak ingin termasuk orang yang Allah sindir dalam ayat di atas.
Orang yang malakukan ketaatan karena tendensi dunia dan dunia. Sungguh,
sangat disayangkan, ketika ibadah yang kita lakukan hanya dibayar dengan
balasan sekilas di dunia. Karena itu, ingatlah balasan yang lebih berharga di
akhirat.

Semoga Allah memberikan keadaan terbaik bagi kehidupan kita. Amin.


BAHAYA MINUMAN KERAS BAGI KESEHATAN

Minuman keras yang disingkat dengan miras merupakan minuman yang


mengandung alkohol. Dengan kenikmatannya yang banyak menimbulkan
kesenangan semu, minuman ini berhasil menjadi gaya hidup di dunia termasuk di
Indonesia. Tak jarang, minuman beralkohol biasa disajikan dalam perayaan
tertentu atau pesta yang meriah. Walaupun termasuk minuman mewah, sayangnya
minuman keras ini bisa membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.

Golongan Minuman Keras

Pada umumnya minuman keras diklasifikasikan menjadi 3 golongan. Golongan


itu antara lain:

Golongan A yakni minuman keras dengan kadar alkohol 1% hingga 5% seperti


minuman bir dan green sand.

Golongan B yakni minuman keras dengan kadar alkohol 5% hingga 20%


seperti minuman martini dan wine atau anggur.

Golongan C yakni minuman keras dengan kadar alkohol 20% hingga 50%
seperti whisky dan brandy.

Bisnis minuman keras merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Seperti


halnya rokok dan narkoba, konsumen yang kian meningkat membuat pekerja yang
terlibat didalamnya mencetak keuntungan yang sangat besar. Walaupun
konsumennya banyak, namun tentu saja konsumen tersebut merasakan gejala-
gejala awal yang membahayakan dan tidak mengenakkan.

Efek Minuman Keras Jangka Pendek

Gejala bahaya yang ditimbulkan pada awalnya oleh minuman keras antara lain:

Mulut Terasa Kering

Jantung Berdegup Lebih Kencang

Menimbulkan Rasa Mual


Kesulitan Bernafas

Sering buang air kecil

Gejala-gejala diatas bisa dirasakan dalam beberapa menit. Namun, efek yang
diberikan bisa berbeda-beda tergantung dari kadar alkohol dari minuman keras
yang diminum. Setelah mabuk, nantinya akan timbul perasaan yang membuat
peminumnya seolah-olah merasa hebat sampai rasa malupun akan hilang dengan
sendirinya. Pikiran mereka terasa plong dan rileks.

bahaya minuman kerasJika hal ini telah dialami, maka peminum yang hampir
setengah sadar membutuhkan teman untuk menceritakan hal-hal yang terjadi pada
diri mereka. Bahkan banyak dari peminum yang sampai menceritakan hal-hal
yang bersifat rahasia kepada temannya. Selain itu, meminum minuman keras
mengakibatkan fungsi motorik tidak berjalan secara normal seperti bicara cadel
dan sempoyongan. Ketidaksadaran ini secara berangsur akan hilang dalam kurun
waktu 4 hingga 6 jam. Setelah itu, peminum akan merasa sangat tertekan dan
lelah.

Senikmat apapun yang dirasakan oleh peminum, tentu tak lepas dari masalah
kesehatan yang akan dihadapinya. Peminum minuman keras atau pemabuk bisa
terancam masalah kesehatan yang serius jika mengkonsumsi minuman keras
apalagi jika dikonsumsi secara rutin. Bahaya minuman keras sangat mematikan,
adapun masalah kesehatan yang dialami oleh peminum minuman keras yang rutin
seperti:

1. Minuman keras menyebabkan lever membengkak

Penelitian menunjukkan bahwa 10% hingga 20% penyakit lever bisa terjadi
dikarenakan mengkonsumsi alkohol. Yah, mengkonsumsi terlalu banyak alkohol
dalam minuman keras, hal tersebut bisa membahayakan lever. Sebab, alkohol bisa
memicu lever untuk bekerja lebih ekstra untuk menyaring cairan tersebut.
Sehingga, lever mengalami pembengkakan karena mengandung banyak air
didalamnya.

2. Minuman keras menyebabkan kerusakan Otak

Kerusakan otak yang bisa diakibatkan dari meminum minuman keras adalah
menurunnya fungsi otak hingga resiko depresi dan frustasi kian meningkat. Jika
hal ini terjadi, kesehatan mental bisa terganggu hingga menyebabkan perubahan
pola tingkah laku.

3. Minuman keras dapat menyebabkan Penurunan Fungsi Indra

Meminum minuman keras juga dapat menimbulkan fungsi indra menjadi


menurun. Salah satunya adalah kerusakan mata yang bisa saja terjadi. Akibatnya
mata bisa mengalami kebutaan secara permanen.

4. Mempercepat Monopouse

Salah satu hal yang membuat organ reproduksi tidak berjalan maksimal adalah
karena bisa mengkonsumsi alkohol. Oleh karena itu, monopouse pada wanita akan
terjadi lebih cepat karena konsumsi minuman keras yang berlebihan.

5. Mengalami Nyeri Saat Haid

Bagi wanita juga sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman keras.
Hal ini karena kadar lkohol yang ada pada minuman tersebut, dapat membuat para
wanita merasa kesakitan atau nyeri saat haid datang.

6. Cacat Pada Janin

Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi minuman berarkohol dalam


jumlah tertentu bisa menyebabkan kecacatan pada bayi. Walaupun ada beberapa
penelitian yang belum bisa membuktikan kecacatan pada janin jika
mengkonsumsi minuman keras, namun para ahli kesehatan tetap menyarankan
wanita hamil untuk tidak mengkonsumsinya, apalagi jika sedang dalam masa
kehamilan 3 bulan pertama. Hal ini dilakukan untuk mencegah kelahiran bayi
secara prematur atau keguguran.

7. Osteoporosis

Penyakit osteoporosis merupakan hal yang tidak diinginkan sebab bisa


menimbulkan cacar permanen bahkan kematian karena patah tulang. Dengan
mengkonsumsi minuman keras, seseorang ternyata akan lebih mudah terkena
osteoporosis. Hal ini terjadi karena minuman alkohol bisa menguras cadangan
kalsium yang dimiliki oleh tubuh.
8. Terkena Kanker Hati

Minuman keras juga dapat memicu terjadinya kanker hati. Hal ini bisa terjadi
akibat penurunan fungsi hati yang ditimbulkan oleh minuman keras jika diminum.

9. Kerusakan Sistem Pencernaan

Peminum minuman keras dalam jangka panjang akan sangat beresiko terkena
peradangan kronis terhadap saluran pencernaannya. Lambung bisa mengalami
kelainan, termasuk usus yang sel-selnya bisa berubah menjadi sel-sel ganas.

10. Berefek Negatif Terhadap Hormon

Untuk para pria, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat membuat mereka
kekurangan testosteron. Pdahal, testosteron sangat diperlukan untuk kelangsungan
kinerja osteoblas.

Selain masalah kesehatan diatas, meminum minuman keras juga bisa


mengakibatkan hal-hal negatif lainnya. Adapun hal negatif lain yang bisa
diakibatkan oleh minuman keras antara lain:

11. Over Dosis

Jika minuman keras diminum bersamaan dengan obat-obatan yang berbahaya,


maka efek yang terjadi bisa berkali-kali lipat. Bahkan, bisa terjadi over dosis
dengan tingkat yang parah.
BAHAYA MEROKOK

Rokok merupakan tembakau yang dibalut berbentuk silinder berukuran


panjang antara 70 mm hingga 120 mm dengan diameter 10 mm. Rokok dibakar
pada satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup melalui
mulut seseorang pada ujung yang tidak dibakar.

Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai negara dibelahan dunia.


Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah pria sedangkan 12 persen
adalah wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka
ragam, dikalangan anak-anak dan remaja adalah faktor terpengaruh teman.
Sedangkan kalangan orang tua adalah faktor stres dan karena kecanduan adalah
faktor penyebab keinginan untuk merokok.

Bahaya rokok terhadap kesehatan kita adalah menyebabkan kanker pundi kencing,
kanker perut, kanser usus, kanker rahim, kanker mulut , kanser esofagus, kanker
tekak, kanser pankrias, kanker payudara, kanker paru-paru, penyakit saluran
pernafasan kronik strok, pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan
osteoporosis, penyakit jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi
yang cacat, keguguran bayi, bronkitis, penyakit ulser peptik, emfisima, otot
lemah, penyakit gusi, kerusakan mata dan lain-lain. Penyakit tersebut diatas
adalah bahaya rokok bagi perokok aktif.

Perokok aktif adalah orang yang merokok secara langsung menghisap rokok,
sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak secara langsung menghisap
rokok, tetapi menghisap asap rokok yang dikeluarkan dari mulut orang yang
sedang merokok. Bahaya asap rokok bagi perokok pasif adalah meningkatkan
risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung, masalah pernafasan termasuk
radang paru-paru dan bronchitis, sakit atau pedih mata, bersin dan batuk-batuk,
sakit kerongkong, sakit kepala.

Zat yang terkandung dalam asap rokok adalah dua kali lebih banyak, nikotin lima
kali lebih banyak, karbon monoksida tiga kali lebih banyak, tar lima puluh kali
lebih zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Bahaya asap rokok terhadap ibu
hamil dan janin dalam kandungannya adalah keguguran janin atau bayi, kematian
janin dalam kandungan, pendarahan dari uri (abruption placenta), berat badan
berkurang hingga 30%.

Bahaya asap rokok terhadap bayi adalah masalah dan penyakit pernafasan,
mengganggu terhadap perkembangan kecerdasan, jangkitan telinga, leukeamia
kanker otak, 22% cepat lelah, sindrom kematian secara mendadak.

Kesan merokok terdapat beberapa segi sebagai berikut :

Dari segi kesehatan

Rokok mendatangkan kesan buruk terhadap kesehatan tubuh badan yang


disebabkan oleh bahan kimia yang berbahaya dalam asap rokok. Kesan tersebut
dapat dibagikan menjadi dua, yaitu kesan jangka panjang dan kesan jangka
pendek. Asap rokok yang dihirup oleh perokok atau mereka yang berada di
sekelilingnya akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkong ke
paru-paru.

Kandungan asap rokok akan menyebabkan kerusakan disepanjang perjalanan di


ruang didalam tubuh. Antara lain ialah mengurangi fungsi otak yang disebabkan
oleh gas karbon dioksida dan pengurangan oksigen dari asap rokok tersebut.
Selain itu, menghisap rokok dapat mengganggu daya pendengaran dan
penglihatan karena mengurangi kadar pengaliran darah ke seluruh tubuh. Perokok
selalu mempunyai nafas yang berbau dan mudah mendapat penyakit mulut dan
gusi serta gigi menjadi kuning.

Mereka yang merokok juga akan menghadapi kesukaran untuk bernafas dan
mudah merasa letih apabila melakukan sesuatu pekerjaan terutamanya
berolahraga.Ini merupakan kesan jangka panjang rokok. Merokok dapat
membahayakan kesehatan diri karena bahan-bahan kimia yang terkandung
didalam rokok yang dapat mengurangi fungsi sekaligus merusak organ didalam
tubuh kita. Sebagai contoh, nikotin yang ada didalam rokok dapat menyebabkan
kecanduan sekiranya menghisap rokok secara berulang kali. Selain itu, tembakau
dapat mengakibatkan penyakit jantung dan darah.

Terdapat kurang lebih 63 bahan kimia yang terdapat didalam rokok yang akan
menyebabkan kanker paru-paru, mulut, usus, tekak dan payudara. Penghisap
rokok akan menghidap penyakit strok, penyakit mulut dan gusi, osteoporosis,
mandul dan penyakit paru-paru seperti asthmadan bronkitis ( jangkitan pada paru-
paru).

Hampir 1/4 penyakit jantung disebabkan oleh merokok. Di Indonesia, penyakit


jantung merupakan penyebab utama kematian sementara strok adalah pembunuh
yang kedua. Secara umum diketahui merokok dapat merusak fungsi beberapa
enzim dihati. Merokok juga tidak hanya membahayakan kesehatan diri sendiri
namun juga membahayakan kesehatan orang-orang sekeliling perokok.

Mereka yang menghirup asap rokok tanpa merokok disebut sebagai perokok pasif.
Contohnya, anak-anak akan mudah mengidap penyakit paru-paru dan jantung
seperti,asma, mengganggu pertumbuhan paru-paru, kecacatan pendengaran,
mempunyai IQ rendah, keguguran dan mati dalam kandungan. Ibu mengandung
juga akan mengalami implikasi yang buruk terhadap bayi dalam kandungan
seperti melahirkan bayi yang prematur dan bayi kurang berat badan.

Dari segi alam sekitar

Selain membahayakan kesehatan diri sendiri, merokok juga dapat mencemari


lingkungan. Asap rokok dapat menyebabkan pencemaran udara. Jadi, tidak hanya
mereka yang merokok yang mendapat penyakit namun orang yang sekelilingnya
juga tidak mendapatkan udara yang bersih dan segar.

Puntung rokok yang dibuang sembarangan dapat mencemari alam sekitar seperti
mengakibatkan selokan tersumbat yang dapat menyebabkan pembiakan nyamuk.
Hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lain seperti demam
berdarah. Selain itu, alam sekitar akan kelihatan kotor dan akan menyebabkan
datangnya masalah pencemaran air dan lain- lain.

Sebagai contoh, apabila sistem pengairan terganggu, bencana alam dapat datang
seperti banjir. Merokok juga dapat menyebabkan kebakaran. Hal ini dapat dilihat
apabila mereka yang merokok kurang mempunyai rasa tanggungjawab untuk
membuang puntung rokok yang masih menyala ditempat-tempat yang rawan
kebakaran.

Kebakaran juga menyebabkan peningkatan kandungan karbondioksida dan


karbonmonoksida meningkat dan makhluk dibumi akan merasa kekurangan
oksigen untuk bernafas dan dapat juga menaikkan suhu bumi sekaligus
mengakibatkan perbagai bencana alam akibat perbuatan manusia itu sendiri.

Dari segi sosial


Merokok secara tidak langsung akan menyebabkan penyakit didalam tubuh. Hal
ini disebabkan rokok mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Ini
sekaligus,akan meningkatkan masalah sosial dalam masyarakat. Merokok sering
bermula pada saat masa remaja.

Penelitian yang dilakukan oleh Global Youth Survey adalah 1/5 pelajar yang
berumur 13 tahun hingga15 tahun adalah perokok aktif. Hal ini karena remaja
merupakan suatu fase dimana mereka sedang mencari identitas diri. Oleh karena
itu, meraka sangat mudah terpengaruh dengan hal yang membuat mereka
penasaran.

Para remaja juga mempunyai sikap ingin tahu dan ingin mencoba. Selain itu,
orangtua yang merokok juga akan ditiru oleh anak-anak.Dan orangtua merupakan
contoh yang paling dekat dan merekalah yang bertanggungjawab menndidik anak-
anak. Anak-anak akan mudah mengikuti apa yang dilakukan oleh para orangtua
mereka.

Dari segi ekonomi

Di samping itu, merokok merugikan ekonomi keluarga. Uang yang seharusnya


digunakan untuk membeli kebutuhan keluarga tetapi digunakan untuk membeli
rokok. Seharusnya uang yang dipergunakan untuk keperluan yang lebih
bermanfaat seperti untuk pendidikan anak, kebutuhan konsumsi, dan lain- lain.
Dengan ini dapat dilihat seseorang yang merokok merupakan salah satu hal yang
mubazir.

Salah satu kajian telah dilakukan oleh seorang sarjana barat, C. Everentt Koop,
golongan perokok kebanyakan meninggal pada usia muda berbanding dengan
golongan yang tidak merokok. Hal ini amat membimbangkan terutamanya pihak
kerajaan yang terpaksa menanggung resiko kekurangan tenaga kerja dalam
berbagai sektor apabila pekerja yang merokok meninggal pada usia yang muda
walaupun meninggal itu sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Merokok juga akan menyebabkan seseorang itu hilang fokus dalam melakukan
pekerjaan terutama bagi mereka yang kecanduan dan akan mengurangi prestasi
kerja seseorang. Secara tidak langsung pula, akan serta melemahkan taraf
ekonomi negara.
PERGAULAN REMAJA YANG BAIK

Kita semua sudah mengetahui saat ini banyak sekali pergaulan yang tidak
sehat di lingkungan sekitar kita ini terutama pergaulan anak remaja ataupun anak-
anak yang baru masuk masa pubertas.Bagaimana kita dapat mengupayakan agar
para remaja memiliki pergaulan yang baik yang sehat sehinggga kualitas hidupnya
akan meningkat sebagai pondasi untuk tumbuh menjadi dewasa sehingga tidak
mudah terjerumus ke dalam pergaulan kurang baik atau kurang sehat. Dalam hal
ini Peran orang-orang disekitarnya juga akan mempengaruhi pergaulan remaja,
dirumah peran dari orang tua membantu membentuk karakter anak supaya
menjadi lebih baik , di sekolah guru juga membantu pembentukan karakter
siswa.Lingkungan adalah salah satu penyebab pergaulan remaja itu baik atau
menyimpang,karena remaja itu banyak menghabiskan waktu mereka bermain
setelah pulang sekolah jadi otomatis mereka lebih banyak berinterkasi sosial
dengan lingkungan umum.

Remaja yang merasa bahagia akan bergaul dengan baik juga,adanya wujud
perhatian dan kasih sayang sangatlah penting karena kurangnya perhatian dan
kasih sayang maka remaja akan bisa terjerumus dalam pergaulan tidak
sehat,perhatian dan kasih sayang itu tentunya berasal dari orang tua dahulu
ataupun keluarga dekat dan selanjutnya berasal dari teman-teman
sepermainannya.

Cara bisa dilakukan agar remaja mempunyai pergaulan yang sehat dan Baik:

1.Adanya bimbingan agama sedini mungkin sehingga anak mempunyai kontrol


perilaku yang kuat dalam pergaulan apabila melakukan kesalahan agar merasa
takutnya kepada Tuhan.

2.Memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup baik dari keluarga maupun
lingkungan sekitarnya.
3.Memberikan suatu pengawasan, teman temannya siapa tempat bermainnya
dimana. Termasuk pengawasan dalam penggunaan media yang saat ini
berkembang sangat pesat.

4.Cobalah untuk mengenali bakat dan minat sehingga bisa menyalurkannya


dengan positif dalam pergaulan yang baik.

Cara agar menciptakan pergaulan yang sehat pada remaja itu ada beberapa cara.
Diantaranya adalah :

1.Adanya kesadaran beragama bagi remaja – Bagi anak remaja sangat diperlukan
adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama.
Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang
melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama.
Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumus
dalam pergaulan yang tidak sehat.

2.Memiliki rasa setia kawan -Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang
baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang
dapat membuat kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram.

3.Memilih teman -Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar
kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, tapi
teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita tetap
berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat dengan dia.
SORONG, KOTA MINYAK YANG KENTAL BELANDA

Saat tiba di Sorong, Dhanang Dhave melihat pawai yang didominasi bendera

Belanda, merah putih biru. Ternyata masyarakat setempat sedang merayakan

kemenangan Belanda atas Spanyol di salah satu laga Piala Dunia 2014.

Mengapa kawasan Indonesia timur begitu lekat dengan Belanda, berbeda dengan

masyarakat di kawasan lainnya, misalnya Jawa, yang anti-Belanda?

Fakta sejarah menyebutkan, kota Sorong adalah salah satu kota di pulau Papua

yang merasa berhutang budi kepada Belanda yang sudah membangun Sorong

menjadi kota pelabuhan, perdagangan dan pertahanan. Pulau Doom sebagai

ibukota waktu itu dijadikan basis kekuatan, tempat perakitan senjata dan gudang

bom.
UNIKNYA SUPORTER INDONESIA

Setiap ada pertandingan pasti akan ada ribuan bahkan ratusan ribu pendukung

yang hadir memadati gedung olahraga tempat dilangsungkannya sebuah

pertandingan. Apalagi pertandingan sepak bola yang sering berakhir ricuh dan

diwarnai dengan ulah suporter yang bikin kita geleng-geleng kepala.

Lain dengan cerita suporter Indonesia dalam pertandingan bulutangkis. Terkesan

unik, lucu, dan aneh-aneh. Namun para suporter tetap menunjukkan sikap

kedewasaan mereka ketika atlit kesayangan mereka mengalami kekalahan.

Komentator pertandingan bulutangkis yang selalu mengomentari pertandingan

bulutangkis di bwfyoutube.com, selalu kehabisan kata untuk mengungkapkan aksi

lucu para suporter Indonesia.


TUJUH HASIL PERTANIAN INDONESIA KUALITAS TERBAIK DUNIA

Indonesia adalah negeri yang kaya. Tak hanya kaya budaya, tetapi kita juga

dikenal dengan sumber daya alamnya. Dari Sabang sampai Merauke, di tiap

daerah terdapat setidaknya satu hasil pertanian yang bisa diunggulkan.

Namun tahukah kamu kalau Kayu manis, teh, kopi, kakao, sirsak, jambu merah,

dan manggis adalah tujuh hasil pertanian Indonesia yang telah mendunia? Melalui

artikelnya, Ilyani Sudrajat menjabarkan tentang kehebatan tujuh hasil panen

produk pertanian kita.


MASSIMO LUONGO PEMAIN BERDARAH INDONESIA DI

PIALA DUNIA

Pemain bola yang menjadi punggawa Australia di Piala Dunia ini memiliki darah

Sumbawa. Awal karir sepakbola Massimo dimulai saat menamatkan

pendidikannya di Waverley Collage dimana kala itu dia berhasil membawa nama

sekolahnya menjadi juara turnamen antarsekolah.

Meski membela Australia, Massimo tetap memiliki rasa bangga akan darah

leluhurnya di Indonesia. “Ada emosi yang mengikat (dengan Indonesia). Saya

memiliki kakek-nenek, bibi, paman dan sepupu di sana. Saya belum pernah ke

sana namun saya menginginkannya.”dan menambahkan“Kakek saya seorang

Sultan, jadi mereka merupakan keluarga kerajaan sebelum ada pemerintahan,”

cerita Massimo Luongo.


INDONESIA SEKARANG SETARA DENGAN INGGRIS, INI FAKTA!

Karena apa? Karena Presiden SBY secara khusus telah diminta oleh PBB untuk

menjadi koordinator penyusun rancangan pembangunan dunia setelah tahun 2015.

Apresiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap kinerja Presiden Indonesia ke 6

kita telah membuktikan bahwa posisi politik Indonesia sudah bisa disetarakan

oleh negara maju lainnya.

Bersama dengan SBY, ada pula Perdana Menteri Inggris David Cameron dan

Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf. Hebat bukan?


GFP, Kekuatan Militer Indonesia Terkuat di Asia Tenggara bahkan

No 15 di Dunia

Selain diakui kehebatannya di bidang pertanian dan memiliki posisi strategis di

politik dunia, Indonesia juga tercatatat sebagai negara dengan kekuatan militer

terkuat di Asia Tenggara dan masuk jajaran 15 besar di dunia!

Seperti yang dilansir oleh Lembaga Analisis Militer, Global Firepower (GLP),

Indonesia memiliki index power 0,76 dan lebih unggul dari negara tetangganya

Australia.
POTRET PARIWISATA INDONESIA

Meski serentet memiliki keunggulan, Indonesia juga masih perlu banyak

perbaikan, khususnya di bidang pariwisata. Inilah catatan yang disampaikan oleh

Marlistya Citraningrum lewat artikelnya.

Dengan kekayaan dan keindahan alam yang berlimpah, wisatawan domestik

masih saja berpikir untuk menghabiskan liburannya di luar negeri. Hal ini

dikarenakan banyak hal, gengsi, akomodasi, hingga sulitnya akses menjadikan

potensi pariwisata Indonesia masih berjuang keras agar mendapatkan tempat di

hati pelancong.
NOKEN WARISAN BUDAYA TAKBENDA

Papua dikenal bukan hanya karena kekayaan alam, suku, dan budaya tetapi juga

dikenal dari kerajinan tangannya. Noken menjadi salah satu bukti hal tersebut.

Itulah yang diceritakan oleh Steven Watipo di Kompasiana.

Selain indah, Noken juga menyimpan banyak makna filosofis bagi rakyat Papua.

Sebagai lambang kesuburan, keselarasan dengan alam, serta symbol yang

menggambarkan ikatan antara anak dan ibu Papua.


KERENNYA MAKANAN INDONESIA

Jika selama ini orang Indonesia selalu mengalami kesulitan beradaptasi dalam hal

makanan, dan selalu membawa kecap atau saus sambal jika harus berkunjung ke

luar negeri maka hal berbeda terjadi dengan orang luar negeri yang berkunjung ke

Indonesia. Mereka bisa dengan mudah beradaptasi dengan makanan Indonesia.

Asril Alifi melalui artikel kulinernya menceritakan bahwa teman-temannya yang

berasal dari luar negeri sangat menyukai masakan Indonesia. Selain takjub dengan

rasa, kawan-kawan Alifi juga mengungkapkan rasa kagum dengan cara orang

Indonesia menyajikan makanan mereka. Hal ini juga tergambar dari bagaimana

antusiasnya mahasiswa Jepang yang mengambil gambar tumpeng sebelum

tumpeng disantap.
SATE INDONESIA HANGATKAN MELBOURNE

Indonesian Street Festival hangatkan suasana Melbourne, Australia. Ahmad Syam

melaporkan bagaimana berlangsungnya suasana festival jajanan Indonesia

langsung dari Melbourne. Saat itu, meski suhu udara berkisar 7- 13 derajat

celcius, warga kota tetap berbondong-bondong mendatangi festival. Hal ini

dikarenakan harum berbagai rempah dari sate dan sup khas Indonesia memenuhi

Victoria Street kala itu.

Jadi, walaupun angin musim gugur berhembus dingin, warga kota tetap

berbondong-bondong memadati tiap stand yang ada.


BAHASA INDONESIA 10 BESAR DUNIA

Melalui artikelnya, Solehuddin Dori mengatakan bahwa orang Indonesia patut

berbangga karena bahasa Indonesia masuk dalam kategori 10 besar dunia, yang

paling banyak digunakan. Dan kita patut sependapat.

Bahasa Indonesia menempati urutan kesembilan sebagai bahasa yang paling

banyak digunakan di muka bumi ini. Bahasa Indonesia termasuk bahasa Melayu

digunakan di Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam. Jika dihitung-hitung

jumlah penggunanya, bisa mencapai lebih dari 200 juta orang.


PrESTASI INDONESIA DALAM BIDANG EKONOMI DI MATA DUNIA

Tahukah kamu bahwa dalam periode 2004-2014, Indonesia berhasil masuk ke

dalam jajaran 15 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan

menempati urutan ke dua setelah Tiongkok?

Di tengah krisis global, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh dengan rata-rata di

atas 6%, ini merupakan salah satu prestasi yang membanggakan karena selisih

pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Tiongkok terbilang tipi mengingat

pertumbuhan Negeri Tirai Bambu itu tumbuh di angka 7,7%.


DINAMIKA BATIK TULIS LASEM DALAM BINGKAI SEJARAH

Batik telah menjadi warisan dunia. UNESCO, 2 Oktober 2009, mengakui batik

sebagai warisan budaya dari Indonesia. Sebagai salah satu jenis batik yang dikenal

dengan sebutan batik pesisiran, batik Lasem telah mengukirkan sejarahnya sendiri

di tanah Indonesia.

Exsan Aki Setyonugroho, melalui Kompasiana menceritakan pengalamannya

mewawancarai pengusaha batik berdarah Tionghoa, Sigit Witjaksono atau Nyo

Tjoen Hian. Melalui Sigit Witjaksono, Exsan menggali sejarah yang telah

diarungi batik tulis Lasem dan akhirnya mengetahui bahwa banyak motif yang

digunakan di batik Lasem telah dipengaruhi oleh budaya Tiongkok yang datang

dari ekspansi Laksamana Ceng Ho dan saudagar asal negeri panda.


REOG PONOROGO, SEBUAH CERITA YANG TERLEPAS DARI HIRUK

PIKUK POLITIK (MASA KINI)

Seni tari Reog adalah seni kebanggaan tanah Jawa dan Indonesia, dari beberapa

jenis macam Reog, Reog Ponorogo asal Jawa Timur lah yang paling terkenal.

Namun, tahukah kamu bahwa tari Reog Ponorogo di awali dengan ksiah puteri

yang ingin mencari jodohnya?

Melalui artikelnya, Coolis Noer menceritakan kembali kisah tentang Dewi Sangga

Langit yang mencari calon suami dan Raja Singabarong yang dicambuk hingga

akhirnya berubah menjadi makhluk yang menyerupai singa.


DARI TENTARA NAZI JERMAN HINGGA CORETAN PRAMOEDYA

Oei Hiem Hwie adalah tangan kanan tokoh sastra besar Indonesia, Pramoedya

Ananta Toer. Lelaki kelahiran Malang, 24 November 1935 ini memiliki banyak

benda sastra bersejarah. Dari buku Mein Kampf edisi asli dengan tanda tangan

Adolf Hittler hingga catatan tangan sastrawan Pramoedya Ananta Toer, semua

disimpannya dengan rapih.

Sosoknya dikenal tidak hanya sebagai saksi sejarah, tapi juga sebagai penyelamat

sejarah. Junanto Herdiawan yang memiliki kesempatan untuk bertemu langsung

dengan Oei Hiem Hwei menuliskan sekilas tentang kisah hidup pria berumur 76

tahun itu dan membagikannya lewat Kompasiana.


KADO HARI ANAK, BERBURU MAINAN TRADISIONAL DI JOGJA

Congklak/dhakon, gasing, dan benthik, adalah beberapa dari banyak mainan

tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Dalam rangka

merayakan hari anak yang jatuh pada tanggal 23 Juli kemarin, Arif L Hakim

mengunjungi pasar Bringharjo Jogjakarta dan berburu mainan tradisional di sana.

Selain menghabiskan waktu untuk berburu mainan anak, Arif juga mengunjungi

Taman Budaya Yogyakarta yang menyimpan koleksi mainan anak-anak di

Museum Anak Kolong Tangga. Museum ini adalah museum mainan anak pertama

di Indonesia.
KETIKA JEPANG INGINKAN RICKY ELSON PUTRA PETIR

INDONESIA KEMBALI

Ricky Elson, pencipta dan pengembang mobil listrik nasional, penemu 14 teori

tentang motor listrik, pernah mengepalai Divisi penelitian dan pengembangan

teknologi permanen magnet motor dan generator NIDEC Coorporation, Kyoto,

Minamiku-kuzetonoshiro cho388, Jepang dan sempat menjadi pengemban tugas

proyek pengembangan mobil listrik nasional.

Ia adalah salah satu contoh dari sekian banyak anak Indonesia bertalenta yang

mengabdikan diri pada negara. Ricky rela meninggalkan Jepang dengan segala

falisitas dan pendapatan yang diterimanya di sana untuk hidup sederhana sebagai

pembimbing di desa kecil ciheras. Kisah hidupnya yang inspiratif ditulis oleh

Kemal Mustafa di Kompasiana. Dan artikel tentang Ricky Elson menutup deretan

17 artikel Paling Indonesia.


TIPS MENGHADAPI SISWA “NAKAL”

Sebagai insan yang berada di sebuah lembaga pendidikan, apalagi Sekolah


Menegah Kejuruan yang notabene siswanya adalah laki-laki menghadapi siswa
“nakal” adalah hal yang biasa. Mulai dari siswa yang sering terlambat atau bolos
sekolah, tidak mengerjakan tugas/ PR, ribut di kelas, jajan saat jam pelajaran,
tidak sholat, dan masih banyak contoh “kenakalan” lain yang kerap dilakukan
siswa. Hal-hal tersebut memang benar-benar menguji kesabaran kita. Dibutuhkan
kesabaran dan keuletan tingkat tinggi.

Sebenarnya apakah benar ada anak diberi label “nakal”? Penulis sendiri tidak
setuju bila ada siswa yang dilabeli “nakal”. Apalagi tidak sedikit guru yang
memberi label “nakal” apabila ia merasa tidak sanggup mengendalikan siswanya.
Di sisilain ukuran “nakal” tiap guru berbeda-beda. Sebagian guru akan
menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak mengerjakan PR, guru lain
berpendapat siswa yang sering bolos/ tidak masuk sekolah adalah siswa yang
“nakal”, sebagian lainnya menganggap siswa yang ribut saat pembelajaran adalah
siswa yang “nakal”.

Menurut saya tidak ada yang namanya siswa “nakal”, yang ada adalah;

Siswa yang krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan siswa terjadi karena siswa gagal mencapai masa integrasi kedua.

Siswa yang memiliki kontrol diri yang lemah. Siswa yang tidak bisa
mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang
tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka
yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.

Siswa yang kurang kasih sayang orang tua. Orang tua yang terlalu sibuk dengan
pekerjaan menyebabkan kurang perhatian kepada anaknya. Tidak mengenalkan
dan mengajarkan norma-norma agama kepada anaknya. Akibatnya dia akan sering
bolos atau terlambat sekolah. Saat di sekolah ia akan berulah macam-macam
untuk mendapat perhatian dari orang lain, termasuk kepada gurunya.

Siswa yang kedua orang tuanya tidak harmois atau bahkan bercerai. Suasana di
rumah yang tidak nyaman akan menyebabkan anak tidak fokus saat pelajaran.
Kedua orang tua yang seharusnya melidungi dan memberi contoh yang baik justru
menjadi akar permasalahan anaknya.

Siswa yang menjadi “korban” dari saudara atau teman sepermainannya. Tipe
anak seperti ini akan melakukan hal yang sama pada anak lainnya karena ia adalah
‘korban’ dan berusaha untuk membalas dendam.

Siswa yang mendapat tekanan dari orang tua. Tekanan ini bisa berupa tuntutan
orang tua yang terlalu tinggi akan prstasi anaknya di sekolah atau peraturan di
rumah yang terlalu ketat/ mengekang. Akibatnya bisa bermacam, siswa bisa
pendiam tapi juga bisa “nakal” karena merasa ingin bebas.

Siswa yang mengalami kekerasan dalam lingkungan keluarga. Hal ini


disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya masalah ekonomi. Siswa yang
mengalami kekerasan di rumah, maka saat di sekolah ia akan menunjukkan sikap
memberontak kepada gurunya atau bahkan melakukan kekersaan seperti apa yang
ia alami.

Siswa yang salah bergaul. Lingkungan memang sangat memberikan pengaruh


yang sangat besar terhadap perkembangan sikap siswa. Pergaulan yang kurang
tepat atau menyimpang salah bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.
Itulah beberapa sebab mengapa siswa berperilaku “nakal” saat di sekolah. Saat
kita tahu latar belakang masalah perikau murid kita, tentunya kita akan merasa iba
dan kasihan. Oleh karena itu mari kita sebagai pendidik mulai untuk
menghentikan label negatif kepada siswa.

Beberapa tips di bawah ini bisa kita coba untuk mengatasi perilaku siswa yang
“nakal”, adalah:

Berdo’a untuk anak terebut. Ucapkan namanya setiap kita berdo’a. Berharaplah
apa yang kita minta akan dikabulkan Allah dan saat kita menghadapinya Allah
mengkaruniakan kesabaran pada diri kita. Yakinlah dia akan berubah, karena
keyakinan itu adalah doa. Dia pasti berubah, entah itu besok, lusa, atau kapanpun.

Carilah info yang lengkap tentang siswa yang dianggap “nakal”. Tujuannya
adalah agar kita lebih paham tentang latar belakanngya. Harapanya kita akan lebih
bisa bersabar dan pengertian dalam menangani perilakunya.

Hentikan ucapan atau label “nakal” pada siswa tersebut. Kita tahu ucapan
adalah do’a. jika kita mengucapakan kata nakal, secara tidak langsung kita
berdo’a agar dia menjadi nakal. Katakanlah yang baik-baik untuknya, walau
bagaimana pun perilaku dan perkataannya.

Panggilah dia ke runag BK atau masjid. Ajaklah dia berbicara empat mata dan
dari hati ke hati. Tanyakanlah kepada siswa tersebut tentang harapannya,
permasalahannya, atau sebab dia berbuat “nakal”. Dengan hal ini kita jadi lebih
tahu tentang dirinya dan permasalahan yang sedang ia hadapi. Pada akhirnya,
berilah ia solusi, motivasi dan arahan.

Latilah dia dengan rasa tanggung jawab. Hal ini bisa dilakukan dengan kita
memberikan dia kepercayaan. Contoh: menjadi muadzin, mengumpulkan kas
kelas, membantu kita merekap buku tabungan, atau dengan melibatkan dia dalam
kegiatan OSIS dan ROIS (meskipun dia bukan penggurus OSIS dan ROIS). Hal
ini akan membuat dia merasa dibutuhkan dan diperhatikan. Tujuan akhirnya
adalah agar dia tahu mana hak dan kewajibannya/ tanggung jawabnya sebagai
siswa.

Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. Maka, tergurlah dengan pelan-pelan


dan jangan dibentak atau dimarahi. Karena siswa tipe seperti ini tidak akan
berubah bila dimarahi. Mereka butuh didekati, diperhatikan, dan diajak berdiskusi,
serta berilah mereka motivasi agar bisa berubah menjadi lebih baik. Katakan pada
mereka “saya yakin kamu bisa lebih baik lagi dari kamu yang sekarang”. “saya
akan merasa bangga bila kamu bisa lebih baik dari kamu yang sekarang”.

Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. janganlah diberikan hukuman fisik,


seperti push up, set up, atau jalan jongkok. karena, hal ini justru akan
menimbulkan rasa dendam dan jiwa melawan/ membangkang pada siswa. Tapi
berikanlah dia hukuman seperti sholat dhuaha atau membaca Al-Qur'an.

Buatlah perjanjian bila siswa tersebut berbuat “nakal”. Rekamlah dengan HP


dan suruhlah dia mengucapkan janji agar tidak mengulangi perbuatannya. Bila dia
mengulangi lagi, panggillah siswa tersebut dan putarlah rekamannya.

Berilah dia pilihan. Berbuat baik konsekuensinya baik atau berbuat “buruk”
konsekuensinya buruk.

Bila siswa tersebut berbuat baik. Maka, pujilah dia. Pujian kita akan mebuat dia
merasa bahwa usahanya dihargai dan diperhatikan oleh orang lain.

Itulah sedikit tips dari penulis. Semoga dapat memberikan manfaat. Prinsipnya
adalah tidak ada siswa yang “nakal”. Yang ada adalah siswa kurang perhatian dan
salah bergaul. Percayalah mereka bisa berubah. Perubahan itu akan bisa terjadi
bila dimulai dengan strategi dengan menggunakan pendekatan hati. Bisa melalui
tangan kita, atau mungkin tangan orang lain. Semoga bermanfaat dan selamat
mencoba.
GURU REVOLUSIONER

Setiap orang pasti sepakat kalu seorang guru harus menjadi teladan bagi siswa dan
masyarakat. Bukahkah guru itu digugu lan ditiru. Namun, apakah guru cukup
menjadi teladan? Menurut penulis tidak. Mengapa? Karena guru juga harus sejati
dan revolusioner. Artinya, yang perlu disoroti di sini juga semangat guru dalam
mengemban tugas mulianya.

Secara implist, bisa disimpulkan ada “guru sejati” dan “guru aspal”. Guru sejati
adalah meraka yang menjalankan tugasnya dengan penuh semagat keikhlasan dan
semangat revolusioner mendidik anak bangsa. Sedangkan guru aspal adalah
mereka yang berorientasi pada “rupiah” belaka, mengajar tanpa mendidik,
memenuhi presensi tanpa menjadi motivator sejati bagi siswa di sekolah.

era global seperti ini memang menuntut guru untuk menjadi pragmatis. Artinya,
guru butuh kesejahteraan dan kemakmuran. Dan hal itu salah satunya diperoleh
dari tugasnya sebagai guru di lembaga pendidikan. Di sisi lain munculnya
kebijakan sertifikasi semakin menjadikan guru salah niat dalam mengajar. Padahal
kebijakan tersebut seharusnya menjadikan guru lebih kreatif, inivatif, dan
profesional dalam mengemban misi mencerdaskan anak bangsa, bukan sekedar
mengejar rupiah. Oleh karena itu, hal ini harus segera diluruskan.

Lalu bagai mana caranya? Caranya adalah dimulai dari mencegah munculnya
guru aspal. Karena apa artinya rupiah, jika guru tidak biasa menjalankan tugas
sucinya. Maka sebagai insan pendidikan, hal itu harus disikapi guru dengan arif.
Salah satunya adalah dengan mencegah munculnya guru aspal dengan beberapa
solusi dan trobosan yang efektif. Setidaknya ada beberapa cara, antara lain:
Pertama, memperketat penerimaan guru, baik sekolah berstatus swasta maupun
negeri, PNS atau GTT. Mengapa demikian? Karena, selama ini masih banyak
orang masuk sekolah dan menjadi guru hanya “berbasis KKN”. Artinya, asalkan
punya kenalan pihak sekolah/dinas, asalkan punya uang ratusan juta rupiah, maka
akses masuk jadi guru juga mudah.

Kedua, mempertegas aturan dan kiteria atau syarat menjadi guru. Selama ini,
penerimaan guru tidak ketat dan kriterianya tidak jelas. Kita ketahui bahwa
setidaknya seorang guru harus memiliki empat kompetensi pendidikan, yaitu
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Ketiga, guru harus linier, sesuai jurusannya. Artinya, jika guru itu lulusan
Pendidikan Agama Islam, maka yang diajar gura mata pelajran agama Islam pula.
Masih sering kita jumpai fakta di lapangan, guru mengajar tidak sesuai dengan
bidangnya. Misalnya, lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia mengajar materi
bahasa Inggris, lulusan Pendidikan Biologi mengajar materi Ekonomi, dan
sebagainya.

Yang jelas dan utama adalah guru harus memenuhi kualifikasi akademik dan
kriteria plus-plus. Artinya, selama ini banyak guru yang pandai secara akademik,
namun tidak mampu menjadi pendidik yang mampu memberikan motivasi dan
semangat bagi siswanya. Inilah yang disebut dengan “kemampuan puls-plus”
yang jarang dimiliki oleh guru. Bahkan banyak guru killer yang ditakuti siswanya,
guru yang selalu memakai metode CBSA (Catat Buku Sampai Abis), guru yang
mengajar ala kadarnya, banhkan guru yang centil/gatal kepada sisiwinya, dan
masih banyak contoh lainnya. Inilah yang perlu dibenahi, jangan sampai guru
aspal merusak pendidikan di negara ini.
Apakah cukup dengan itu, guru menjadi penentu pendidkan di negara ini? Tentu
tidak, yang tak kalah urgen adalah perlunya guru revolusioner yang mengajar
penuh dengan motivasi tinggi dengan semangat memajukan pendidikan Indonesia.
Menurut Dian Marta Wijayanti, guru revolusioner memiliki beberapa ciri.

Pertama, dia selalu mengajar penuh rasa ikhlas tanpa pamrih. Artinya, dia tetap
butuh kesejahteraan, tetapi bukan itu tujuannya. Mengapa? Karena menjadi guru
bukanlah tujuan, karena posisi guru hanyalah alat untuk berbuat baik lebih banyak
lagi dalam rangka memajukan pendidikan Indonesia yang masih jauh dari
harapan.

Kedua, memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi. Artinya, bagai mana mungkin
siswa akan bersikp disiplin kalau gurunya tidak.

Ketiga, selalu menjadi dambaan siswa dan memberikan motivasi kepada siswa
agar semangat dalam mencari ilmu, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Keempat, mampu mengajarkan kepada siswa, bahwa hidup tidak sekedar menjadi
manusia berilmu, akan tetapi juga beriman dan beramal.

Kelima, selalu mengajarkan kepada siswa bahwa hidup bukan sekedar “mejadi
apa” (to be), tapi yang lebih penting adalah “berbuat apa” (to do).

Inilah yang harus ditanamkan kepada siswa. Dengan demikian, wajah pendidikan
kita akan semakin berseri-seri, jika para gurunya sejati dan revolusioner, bukan
aspal.

Maka dari itu jadilah guru sejati dan revolusioner, bukan aspal. Bagaimana
menurut Anda?
HAKIKAT HIDUP

Berbicara masalah hakekat hidup sebenarnya membutuhkan rincian yang sangat


panjang dan terinci. Namun secara ringkas, hakikat hidup bisa terungkap dari
pernyataan Ali bin Abi Thalib. Menurutnya, awal kehidupan adalah tangisan,
pertengahannya adalah ujian dan ujungnya adalah kefanaan. Ketika anda lahir
anda menangis, dan tangisan itu akan menjadi warna kehidupan. Saat anda sedih
dan juga bahagia terkadang ditandai dengan tangisan.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan


suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan
kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. 57:20)

Dalam perjalanan hidup ini tidak ada orang yang tidak mendapat ujian walaupun
kadarnya berbeda-beda namun ujian itu pasti ada. Semua yang ada dalam
genggaman kita pada dasarnya hanya asesoris dan hiasan termasuk gelar
akademis, kekayaan, harta dan keduaniaan lainnya. Kalau sudah selesailah semua,
giliran pintu kematian yang akan dirasakan seluruh umat manusia.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kami lah kamu dikembalikan. (QS.21:35)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.
28:77)

Ada sesuatu yang kita akam dimiliki secara abadi sampai di akherat. dan juga
yang hanya didunai ini. Maka jadikan dunia ini sebagai sarana dan mencari bekal
untuk masuk ke alam selanjutnya. Karena alam yang akan dilalui manusia
hanyalah one way, satu tiket. Alias tidak bisa balik lagi. Waspadalah, berhati-hati,
bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan beramal ketika didunia ini.
UNTUK KREATIF BUTUH PENGORBANAN

Banyak orang mengira, jiwa kreatif itu terlahir dari alam. Artinya, seseorang itu
menjadi kreatif atau tidak sudah ditetapkan sejak dalam kandungan. Benarkah
begitu? Sebagaimana orang punya bakat menyanyi lalu jadi penyanyi atau orang
yang sudah berbakat melukis lalu ia jadi pelukis?

Kenyataannya, kreativitas, profesi, dan juga bakat tidaklah bisa dipandang secara
absolut. Semua orang sejak ia di dalam kandungan sudah memiliki berbagai
potensi. Lagi-lagi, lingkungan, orang-orang terdekat, dan momentum mengambil
alih pemicu untuk tumbuh dan mekarnya beragam potensi itu. Berbicara tentang
kreativitas, maka saya menyimpulkan, itu pun sudah dimiliki oleh manusia sejak
lahir, siapapun orang tuanya. Namun membuat daya kreatif mereka terasah dan
bersinar cemerlang membutuhkan sentuhan pengorbanan orang tuanya.

Mengapa saya sebut sebagai pengorbanan? Ya, karena orang tua harus
mengalihkan sudut pandang dirinya pada sudut pandang anak-anaknya, berempati
dengan pemikiran-pemikiran polos mereka, dan memberi mereka kesempatan
untuk menyentuh wilayah-wilayah kehidupan yang lebih luas. Bukan hanya
memberi mereka balok kayu berwarna-warni, puzzle beraneka motif, sepeda roda
tiga yang mewah, atau aneka mainan khusus anak-anak yang bertebaran di toko;
anak-anak juga membutuhkan ijin dari orang tuanya untuk mengucek adonan
terigu, mengupas kulit wortel, memeras jeruk, membuat kegiatan sendiri dari
dinginnya air yang dituang ke dalam wadah beraneka bentuk, dilengkapi potongan
pipa bekas, sedotan jus, dan benda-benda lain yang yada di rumah.

Jika kita bertanya pada mereka apakah itu, jawabannya mungkin sangat
mengejutkan: "Ini adalah pompa air Mama. Ini pipanya dan ini pompanya. Pipa
ini ditahan oleh dua buah gelas supaya tidak jatuh. Tadi waktu Ade coba dengan
satu gelas, pipanya jatuh Mama".
Eksperimen mereka kadang-kadang sangat cermat, dan mereka menemukan
prinsip-prinsip kerja sebuah benda lewat kegiatan tidak terstruktur semacam itu.
Pastinya, satu hal yang mereka butuhkan untuk melakukan semuanya, yaitu
pengorbanan orang tua untuk melihat celana mereka basah, lantai di halaman
depan berantakan, dan jejak-jejak kaki kecil mereka yang basah bercampur debu
tak terelakkan harus membekas di ruangan tamu atau dapur kita yang bersih.

Saya bisa merasakan, bagaimana susahnya merelakan anak-anak bermain dengan


cara mereka sendiri dengan bahan-bahan bermain hasil imajinasi mereka sendiri,
yang sebenarnya sangat mudah dan murah. Masalahnya, kita tidak rela
mengijinkan mereka menyentuhnya karena kita tak mau repot dan tak mau
melihat ruangan berantakan. Tapi, setelah sekian lama saya memperhatikan
perkembangan mereka, cara mereka berpikir, dan antusiasme mereka yang luar
biasa saat mereka bermain dengan cara itu, saya sadar, sesungguhnya anak-anak
sudah belajar banyak justru lewat kegiatan yang tak terbukukan, tidak
terjadwalkan, dan tidak terkurikulumkan secara hitam putih.

Kreativitas tumbuh dari banyak mencoba dan rasa aman serta merdeka dari
larangan yang berlebihan. Saya kira itulah pengorbanan terbesar buat orang tua
manapun, untuk membuat anak-anak mereka mampu berpikir dan bertindak
kreatif dalam menyelesaikan masalah kehidupan.
PENDIDIKAN YANG BERMORAL

Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah
emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran
bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus
(masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002
akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat
demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang
diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu
apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat
atau pesanan sang pejabat.

Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua
maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan
perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita
tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi
tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD
sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang
- menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi
sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim
pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita?

Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini
morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik,
ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang
mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri.
Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi.
Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.
PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL

Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi
penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup
dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus
yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun
memakan waktu lama.

Pertama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin


mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya
demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan Nasib
Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah
alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas
unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa
yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu
bangsa. Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai
sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.

Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya


pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang
bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti
luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan
kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat
saat ini. Pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di legislative,
ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak
tanggung-tanggung, mereka bergelar dari S1 sampai Prof. Dr. Contoh lainnya,
dalam bidang politik lebih parah lagi, ada partai kembar , anggota dewan terlibat
narkoba, bertengkar ketika sidang, gontok-gontokan dalam tubuh partai karena
memperebutkan posisi tertentu (Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat
kalau dalam diri partai saja belum kompak).
Dan masih ingatkah ketika terjadi jual beli kata-kata umpatan ("bangsat") dalam
sidang kasus Bulog yang dilakukan oleh orang-orang yang mengerti hukum dan
berpendidikan tinggi. Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk
membawa bangsa ini kedepan? Apakah mereka tidak sadar tindak-tanduk mereka
akan ditiru oleh generasi muda saat ini dimasa yang akan datang? Dalam dunia
pendidikan sendiri terjadi penyimpangan-penyimpang yang sangat parah seperti
penjualan gelar akademik dari S1 sampai S3 bahkan professor (dan anehnya
pelakunya adalah orang yang mengerti tentang pendidikan), kelas jauh,
guru/dosen yang curang dengan sering datang terlambat untuk mengajar,
mengubah nilai supaya bisa masuk sekolah favorit, menjiplak skripsi atau tesis,
nyuap untuk jadi pegawai negeri atau nyuap untuk naik pangkat sehingga ada
kenaikan pangkat ala Naga Bonar.

Di pendidikan tingkat menengah sampai dasar, sama parahnya, setiap awal tahun
ajaran baru. Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya (untungsnya,
NEM sudah tidak dipakai lagi, entah apalagi cara mereka), kalau perlu didongkrak
supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah, cara
yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah
yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya
kalangan berduit) secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka
bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan. (makanya tidak aneh sekarang
ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat). Dan banyak lagi
yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.

Kembali ke pendidikan nasional yang bermoral (yang saya maksud adalah


pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral.
Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan,
kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak plin-plan, jujur, santun,
berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung
kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan
pendidikannya.Tetapi sebaliknya, mereka bisa membangun bangsa ini dengan
kekayaan yang kita miliki dan dihargai didunia internasional. Kalau perlu bangsa
ini tidak lagi mengandalkan utang untuk pembangunan. Sehingga negara lain
tidak seenaknya mendikte Bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan.

Dengan kata lain, proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik
harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Dimana ketika
berlangsung proses tranformasi ilmu pengetahuan di SD sampai PT sang pendidik
harus memiliki moralitas yang bisa dijadikan panutan oleh peserta didik. Seorang
pendidik harus jujur, bertakwa, berahklak mulia, tidak curang, tidak memaksakan
kehendak, berperilaku santun, displin, tidak arogan, ada rasa malu, tidak plin plan,
berlaku adil dan ramah di dalam kelas, keluarga dan masyarakat. Kalau pendidik
mulai dari guru SD sampai PT memiliki sifat-sifat seperti diatas. Negara kita
belum tentu morat-marit seperti ini.

Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada


perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas.
Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan
fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau
pendidik (guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan
belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut
akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan Dan akibat
yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti
sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak berpretensi menyudutkan guru atau dosen
dan birokrat pendidikan serta pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya
proses pendidikan di Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku
menyimpang dan tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin
kalau menginginkan generasi seperti diatas.

Selain itu, anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu akan mengubah dengan
cepat kondisi pendidikan kita saat ini. Malah anggaran yang tinggi akan
menimbulkan KKN yang lebih lagi jika tidak ada kontrol yang ketat dan moralitas
yang tinggi dari penguna anggaran tersebut. Dengan anggaran sekitar 6% saja
KKN sudah merajalela, apalagi 20-25%.
Ketiga, Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada
beberapa guru saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk
mencatat dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak
orang kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Yang
saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga timbul
pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain. Apakah hanya
yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat perlakuan seperti
itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan kaya?Dan mengapa
saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti teman saya? Bisakah saya jadi orang
pintar dengan cara yang demikian?

Dengan contoh yang saya rasakan ini (dan banyak contoh lain yang sebenarnya
ingin saya ungkapkan), saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan
nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta
didik. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana
berlaku tidak adil dan membuat perbedaan. Jadi, pembukaan kelas unggulan atau
kelas akselerasi hanya akan membuat kesenjangan sosial diantara peserta didik,
orang tua dan masyarakat. Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang
unggul, tetapi ada juga yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang tidak masuk
kelas unggulan belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya
tidak unggul. Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik, tapi
para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas
tersebut.

Kalau mau membuat perbedaan, buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan


peserta didik yang mandiri, bermoral. dewasa dan bertanggungjawab. Jangan
hanya mengadopsi sistem bangsa lain yang belum tentu cocok dengan karakter
bangsa kita. Karena itu, pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau
kembali kalau perlu hilangkan saja.
Contoh lain lagi , seorang dosen marah-marah karena beberapa mahasiswa tidak
membawa kamus. Padahal Dia sendiri tidak pernah membawa kamus ke kelas.
Dan seorang siswa yang pernah belajar dengan saya datang dengan menangis
memberitahu bahwa nilai Bahasa Inggrisnya 6 yang seharusnya 9. Karena dia
sering protes pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut.
Inikan! contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum
mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan Perbedaan.

PEJABAT HARUS SEGERA BERBENAH DIRI DAN MENGUBAH


PERILAKU

Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan
serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka
semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif
harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan
serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada
generasi muda mulai saat ini.

Karena mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit
pejabat yang bergelar Prof. Dr. (bukan gelar yang dibeli obral). Mereka harus
membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama
ini. Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme,
jangan cari alasan untuk menghindar. Tunjukan bahwa mereka orang yang
berpendidikan , bermoral dan taat hukum. Jangan bohong dan curang. Apabila
tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung mereka (pejabat) sudah
memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa pendidikan tinggi bukan
jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku
santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan
bangsa bukan pribadi atau kelompok. Jadi jangan salahkan jika generasi mudah
saat ini meniru apa yang mereka (pejabat) telah lakukan . Karena mereka telah
merasakan, melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa
ini.

Selanjutnya, semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab
dan konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Karena rakyat menaruh
kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan. Namun
perilaku pejabat kita, lain dulu lain sekarang. Sebelum diangkat jadi pejabat
mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu. Pokoknya semuanya
mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat, lain lagi perbuatannya.
Contoh sederhana, kita sering melihat di TV ruangan rapat anggota DPR (DPRD)
banyak yang kosong atau ada yang tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal
mereka sudah digaji, bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau
ke kantor hanya untuk tidur atau tidak datang sama sekali. Atau ada pengumuman
di Koran, radio atau TV tidak ada kenaikan BBM, TDL atau tariff air minum.
Tapi beberapa minggu atau bulan berikutnya, tiba-tiba naik dengan alasan
tertentu. Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan
mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat. Karena
pejabat itu sendiri tidak konsisten. Padahal pejabat tersebut seorang yang bergelar
S2 atau bahkan Prof. Dr. Inikah orang-orang yang dihasilkan oleh pendidikan
nasional kita selama ini?

Harapan

Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri,
bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat
dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang
bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk
berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun,
bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa
bukan pribadi atau kelompok.
Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal
harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level tertinggi
hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus segera menghentikan
segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi
atau kelompok sesaat dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga
generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk
membangun bangsa ini kedepan.
UMPAN BALIK YANG EFEKTIF BAGI SISWA

Umpan balik merupakan sebuah proses di kelas yang telah menjadi daya tarik
tersendiri bagi para peneliti praktik pembelajaran sejak tahun 1970-an hingga
sekarang ini. Secara konsisten, para peneliti telah menemukan bukti-bukti bahwa
ketika guru mampu menggunakan prosedur umpan balik yang efektif ternyata
dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya. Bahkan, hasil studi yang dilakukan
Bellon, Bellon, dan Blank menunjukkan bahwa dibandingkan dengan berbagai
perilaku mengajar lainnya, pemberian umpan balik akademik ternyata lebih
berkorelasi dengan prestasi belajar siswa. Dengan tanpa memandang kelas, status
sosial ekonomi, ras, atau keadaan sekolah korelasi ini cenderung konsisten. Ketika
umpan balik dan prosedur korektif digunakan secara tepat ternyata sebagian besar
siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya hingga di atas 20% .

Umpan balik yang efektif merupakan bagian integral dari sebuah dialog
instruksional antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa
dengan dirinya sendiri, dan bukanlah sebuah praktik yang terpisahkan.

Terkait dengan umpan balik yang efektif ini, Black dan Wiliam mencatat tiga
komponen penting yaitu:

(1) Recognition of the desired goal.

Umpan balik diberikan sebagai respons atas kinerja siswa. Kinerja siswa adalah
kesanggupan siswa untuk dapat menunjukkan penguasaannya atas berbagai tujuan
pembelajarannya. Guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai secara jelas dan dapat mengkomunikasikannya pada awal
pembelajaran, baik tentang wilayah materi, indikator kurikuler maupun
penguasaan tujuan.
Salah satu metode yang cukup efektif untuk memastikan bahwa siswa memahami
tujuan pembelajarannya yaitu dengan cara melibatkan mereka dalam menetapkan
“kriteria keberhasilan” yang bisa dilihat atau didengar. Misalnya, guru dapat
memperlihatkan beberapa contoh produk sebagai tujuan pembelajaran yang patut
ditiru oleh para siswa, menunjukkan kalimat-kalimat yang benar dengan ditulis
menggunakan huruf kapital, kesimpulan yang diambil dari data, penyajian tabel
atau grafik dan sejenisnya.

Apabila para siswa telah dapat memahami tentang kriteria keberhasilan


pembelajarannya, mereka akan terbantu untuk mengarahkan belajarnya dan
mereka akan lebih mampu untuk melaksanakan proses pembelajarannnya

Selain memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran, guru juga
perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami indikator dari
tingkat penguasaan tujuan pembelajarannya, baik secara lisan, tertulis maupun
dalam bentuk lainnya.

(2) Evidence about present position

Istilah ”bukti” di sini menunjuk kepada informasi atau fakta tentang kinerja yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran, khusunya tentang sejauhmana tujuan
pembelajaran telah tercapai dan sejauhmana tujuan pembelajaran itu belum
tercapai.

Grant Wiggin mengemukakan bahwa umpan balik bukanlah tentang pemberian


pujian atau celaan, persetujuan atau ketidaksetujuan, tetapi sebagai usaha untuk
memberikan nilai atau makna. Umpan balik pada dasarnya bersifat netral yang
menggambarkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Selain itu,
bahwa umpan balik juga harus bersifat obyektif, deskriptif dan disampaikan pada
waktu yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam benak
siswa.

Salah satu cara pemberian umpan balik yang cukup bermakna yaitu dengan
membandingkan produk siswa dengan kriteria keberhasilan telah telah
dikomunikasikan sebelumnya. Contoh sederhana pemberian umpan balik yaitu
dengan membuat sebuah format tentang “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam
daftar tersebut, guru dapat memberikan tanda + (plus) untuk menunjukkan tentang
kriteria yang telah berhasil dipenuhi siswa dan memberikan catatan tertentu untuk
yang belum dipenuhinya.

(3) Some understanding of a way to close the gap between the two.

Umpan balik yang efektif yaitu harus dapat memberikan bimbingan kepada setiap
siswa tentang bagaimana melakukan perbaikan. Black dan Wiliam menegaskan
bahwa setiap siswa harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan
perbaikan. Guru tidak hanya memberikan umpan balik yang mencerminkan
tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga
harus dapat memberikan strategi dan tips tentang cara yang lebih efektif untuk
mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang
diterimanya.

Wiggins meyakini bahwa melalui siklus umpan balik ini dapat menghasilkan
keunggulan kinerja siswa. Oleh karena itu, siswa harus senantiasa memiliki akses
rutin terhadap kriteria dan standar-standar tugas yang harus dituntaskannya;
mereka juga harus memperoleh umpan balik dalam upaya menyelesaikan tugas-
tugasnya, mereka harus memiliki kesempatan untuk memanfaatkan umpan balik
untuk memperbaiki kerjanya serta mengevaluasi kembali terhadap standar
PEMBELAJARAN AGAMA DENGAN METODE CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING

Sering kali para guru agama mengeluhkan kurangnya jam agama dalam
menyelesaikan materi kurikulum yang ditentukan. Yang terjadi kemudian adalah
pembelajaran agama berusaha untuk menyuguhkan materi pembelajaran agar
tuntas materinya sehingga tampak suguhan kognitif jauh lebih banyak mewarnai
KBM agama. Mereka kemudian menginginkan penambahan jam pembelajaran
agar lebih leluasa menyampaikan materi.

Sebenarnya seberapa banyak pun jam pembelajaran agama ditambah tidak akan
menyelesaikan persoalan yang ada jika tidak dilakukan revitalisasi pembelajaran
agama. Pembelajaran agama memerlukan suatu terobosan pendekatan
pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang mempu menumbuhkan
kebermaknaan dan menyenangkan. Bukan yang selama ini dilekatkan atribut pada
pembelajaran agama : menjenuhkan dan tidak inovatif.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah sistem belajar yang
didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajara, peserta didik, akan mau dan
mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari
pelajaran tersebut. Dalam buku Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna karya Elaine B. Jhonson
yang diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan, disebutkan bahwa CTL adalah sebuah
sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan
makna. CTL adalah suatu sistem pelajaran yang cocok dengan otak yang
menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks
dari kehidupan sehari-hari siswa. (2006: 58)

Para guru agama perlu memahami filosofi CTL ini dan menerapkannya dalam
KBM di kelas agar agama tidak menjadi pelajaran menghafal dan dogmatis tanpa
bersentuhan dengan konteks kehidupan siswa dan kebermaknaannya. Dalam
pelajaran agama, anak memperoleh pengetahuan bahwa Allah SWT mewajibkan
hamba-hamba-Nya untuk menjadikan kehidupannya sebagai ibadah kepada Allah
SWT. Inilah tujuan penciptaan kehadiran manusia di dunia. Apakah tujuan ini
dimaknai secara benar oleh siswa? Atau sekadar menghafal ayat bahwa hal itu
ditemui dalam Al Quran Surat Adzariyat : 56?.

Para guru agama dalam penerapan CTL diharuskan menghadirkan konteks


pembelajaran, bukan sekadar isi pelajaran. Isi pelajaran merupakan sesuatu yang
akan diperlajari berupa pengetahuan yang hampir tanpa batas dan semua guru
agama mengetahui akan hal ini. Isi agar bermakna harus dipelajari dalam konteks.
Adapun konteks dalam pemahaman CTL meliputi :
1. Lingkungan yaitu dunia luar yang dikomunikasikan melalui pancaindera
2. Kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di suatu tempat dan waktu
3. Asumsi-asumsi bawah sadar yang diserap selama siswa tumbuh, dari keyakinan
yang dipegang kuat siswa yang diperoleh melalui nilai-nilai yang diterimanya
Pembelajaran isi agama agar relevan hendaknya memperhatikan keselarasan
konteksnya. Ketika guru menyampaikan materi tentang beriman kepada Allah
SWT, guru hendaknya mengajak siswa pada peristiwa kehidupan yang dapat
diungkap oleh siswa, kejadian-kejadian yang menimpa manusia yang tidak
beriman, dan kesadaran terhadap firman Allah yang ditulis dalam kitab suci-Nya.
Jadi, guru tidak secara dogmatis menyampaikan ayat-ayat yang memerintahkan
untuk beriman kepada Allah SWT. Adanya kesadaran setiap siswa untuk selalu
beriman kepada Allah SWT hendaknya muncul dari siswa melalui serangkaian
pengalaman belajarnya di kelas atau di luar kelas. Dengan begitu Insya Allah akan
muncul kesadaran bahwa Allah mengawasinya, Allah akan meminta
pertanggungjawaban setiap perbuatannya, dan seterusnya.

Agar guru selalu memelihara KBM-nya dalam genggaman CTL, guru perlu
memastikan 8 prinsip CTL hadir dalam setiap KBM-nya, sebagaimana diungkap
Elaine (2006: 65-66):
1. membuat ketrkaitan-keterkaitan yang bermakna
2. melakukan pekerjaan yang berarti
3. melakukan pembelajaran yang diatur sendiri
4. bekerja sama
5. berpikir kritis dan kreatif
6. membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
7. mencapai standar yang tinggi
8. menggunakan penilaian yang autentik

Jika hal tersebut dilakukan, pembelajaran akan menjadi mengalir dan bermakna.
Nilai-nilai agama akan menjadi kebutuhan bukan kewajiban atau pemaksaan.

Dalam hal penyiasatan materi yang sedemikian banyak dengan jatah waktu yang 2
jam sepekan, guru dapat secara kreatif memanfaatkan sarana-sarana kegiatan
sekolah termasuk kegiatan mata pelajaran lainnya sebagaimana terlihat dalam
tabel 1. Dalam tabel 1 ditampilkan satu

contoh kompetensi dasar mata ajar agama kelas X jenjang SMA sebagai berikut :
Contoh Pengaitan Pelajaran Agama dengan Kegiatan Lain

Salah satu hal penting pula yang dapat dimanfaatkan guru sebagai bentuk
penerapan nilai-nilai pembelajaran agama yang dapat membentuk watak siswa
adalah penggunaan wadah organisasi kerohanian yang ada di sekolah seperti
rohani Islam. Penggunaan bukan sekadar konvensional yang selama ini berjalan
yakni ada kegiatan keagamaan dalam bentuk syiar-syiar semata. Yang diperlukan
adalah adanya pemikiran untuk selalu mengaktifkan kegiatan secara rutin
pembinaan akhlak dan ibadah siswa baik atas nama kerohanian di sekolah maupun
sekolah itu sendiri. Ini adalah penerapan CTL yakni siswa dilibatkan dalam agen
perubah baik untuk dirinya maupun untuk kawan-kawannya.

Guru agama melakukan pengontrolan terhadap pencapaian aktivitas pembinaan


secara rutin tersebut karena Allah SWT tidak akan mengubah suatu kaum, jika
kaum tersebut tidak mau mengubah diri mereka sendiri. Pengontrolan untuk
mengecek sejauhmana kompetensi dasar pendidikan agama tercapai dan sejauh
mana watak peserta didik mengalami perbaikan atau kemajuan.

Ikhtiar
Sekali lagi, tanggung jawab pembentukan watak bukan semata urusan
pembelajaran agama di sekolah. Ia merupakan tanggung jawab bersama. Guru
agama dapat menjadi motor penggeraknya. Sekolah menjadi laboratorium
persemaian tumbuhnya watak secara egaliter, dan siswa sebagai pelakunya.
Semua digerakkan secara bermakna dan mengasyikkan. Semua aktivitas tersebut
merupakan bentuk ikhtiar bersama. Semoga dengan begitu, pembelajaran agama
tampil sebagai pembelajaran yang mampu berkontribusi kuat dalam melahirkan
peserta didik yang berwatak sesuai dengan amanah UU SPN.
GURU IDAMAN

Ki Hajar Dewantoro yang lahir pada 2 Mei 1899dan tiap tanggal 2 Mei kita
memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), telah mengambarkan
tentang sosok guru idaman nan ideal. Saya yakin kata-kata beliau tidak asing lagi
di telingga kita. Menurut beliau seorang guru harus:

1. Ing Ngarso Sung Tulodho

Kunci sukses pendidikan yang pertama dan utama adalah Akhlaq. Guru benar–
benar harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq. Anak didik kebanyakan lebih
percaya dengan gurunya daripada orangtuanya, karena guru dianggap tahu segala-
galanya. Untuk itu segala tingkah laku, sopan santun guru akan menjadi panutan
muridnya. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

2. Ing Madyo Mangun Karso

Kunci sukses kedua adalah Minat dan Semangat Belajar. Guru harus benar–benar
menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak sehingga setiap anak
mampu berpikir kritis dan belajar mandiri.

Jadi sebetulnya guru tidak perlu banyak mengajar, justru lebih perlu banyak
menggagas tentang beragam bintang prestasi di langit yang perlu setiap siswa
gapai.

Seorang bijak berpendapat bahwa tugas guru itu ibaratnya bercerita tentang
enaknya ilmu dan membangkitkan selera anak untuk melahap ilmu tersebut.
Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok
belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya. Ini bukan tidak mungkin, karena
otak anak dalam golden-age sedang otak gurunya sudah mulai telmi, waktu
belajar anak lebih luas, sementara waktu belajar guru lebih terbatas, sumber
belajar saat ini lebih banyak daripada sumber belajar ketika guru kuliah.

3. Tut Wuri Handayani

Kunci sukses ketiga adalah Pengasuhan dan Pengayoman. Guru harus benar–
benar pengganti orang tua yang menerapkan Asah, Asih, Asuh, namun sekali lagi
bukan dalam arti mengajar tapi mendidik.
TIPS MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

Ujian Nasional (UN), sejak dari pertama diberlakukan sampai sekarang belum
lepas dari kontroversi. Ada pihak yang mendukung terhadap pelaksanaan UN, tapi
juga tidak sedikit pihak yang menyayangkan atas diberlakukannya UN dan
meghendaki UN sebaiknya ditiadakan. Tetapi walau demikian adanya pemerintah
tetap pada keputusan untuk melaksanakan UN sebagai salah satu standar
kelulusan.

Walapun demikian adanya, kita sebagai pendidik, orang tua ataupun siswa tidak
perlu berpolemik terhadap hal tersebut, toh UN tetap akan dilaksanakan dan kita
akan menghadapinya. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mempersiapkan
matang-matang untuk menghadapinya. Dengan harapan hasil yang akan kita capai
sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan baik
itu orang tua, sekolah, ataupun siswa itu sendiri:

Bagi Siswa, usaha yang bisa dilakukan agar berhasil dalam menghadapi Ujian
Nasional (UN) adalah:

1.Selalu berdo’a dan memohon dido’akan. Karena ini adalah kewajiban kita untuk
selalu memohon kepada Tuhan untuk segala keberhasilan dan kebaikan kita.

2.Biasakan shalat 5 waktu berjama’ah, shalat tahajud, shalat dhuha, serta amalan-
amalan lainnya bagi muslim. Bagi yang non muslim sesuai dengan keyakinan dan
ajarannya masing-masing.

3.Mohon doa restu dari orang tua.

4.Hadapilah ujian dengan tenang.

5.Bersikaplah proaktif.
6.Perbanyaklah baca dan latihan soal.

7.Belajar kelompok.

8.Menyusun rencana-rencana belajar mingguan, harian dan jam untuk rencana sesi
belajar yang akan dilakukan.

9.Mengurangi waktu bermain dan memperbanyak waktu belajar.

Bagi Orang Tua, yang bisa dilakukan oleh orang tua:

1.Selalu berdo’a. Karena ini adalah kewajiban kita untuk selalu memohon kepada
Tuhan untuk segala keberhasilan dan kebaikan kita.

2.Membiasakan shalat 5 waktu, shalat tahajud, shalat duha, puasa sunnah, serta
amalan-amalan lainnya bagi muslim. Bagi yang non muslim sesuai dengan
keyakinan dan ajarannya masing-masing.

3.Membuat kondisi belajar di rumah yang menyenangkan.

4.Kurangi beban/tugas anak, beri kesempatan belajar yang lebih banyak.

5.Kurangi waktu bermain anak yang kurang bermanfaat, seperti: main Play
station, ber-Facebook-ria, keluar rumah dengan motor.

6.Berikan motivasi dan semangat belajar kepada anak.

7.Jangan selalu dimarahi. Perlakukan anak sebagai orang dewasa, ajak diskusi.

8.Beri waktu istirahat yang cukup.

9.Kendalikan dari kegiatan di luar sekolah.

Bagi Sekolah, yang bisa dilakukan oleh sekolah:

1.Melaksanakan ujian try out.

2.Melaksanakan Les.
3.Pemadatan jam pembelajaran materi UN.

4.Konseling siswa denagn konselor dan guru BK.

5.Bimbingan Emotional Spiritual Qustion (ESQ).

6.Pembiasaan shalat dhuha dan jama’ah dhuhur di sekolah.


TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA

Pada pembahasan jiwa (anima) diketahui bahwa manusia memiliki kesempurnaan


dibanding makluk yang lain. Manusia dalam hidup mengalami perubahan-
perubahan baik fisik maupun kejiwaan (fisiologis dan psikologis). Banyak faktor
yang menetukan perkembangan manusia, yang mengakibatkan munculnya
berbagai teori tentang perkembangan manusia. Teori-teori tersebut adalah sebagai
berikut:

1.Teori Nativisme

Pelopor teori ini adalah Athur Schopenhauer. Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan manusia dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan
manusia sejak dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa manusia memiliki sifat-
sifat tertentu sejak dilahirkan yang mempengaruhi dan menentukan keadaan
individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan dan pendidikan diabaikan dan
dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia.

Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat manusia tidak bisa diubah
karena telah ditentukan oleh sifat –sifat turunannya. Bila dari keturunan baik
maka akan baik dan bila dari keturunan jahat maka akan menjadi jahat. Jadi sifat
manusia bersifat permanen tidak bisa diubah. Teori ini memandang pendidikan
sebagai suatu yang pesimistis serta mendeskreditkan golongan manusia yang
“kebetulan” memiliki keturunan yang tidak baik.

2.Teori empirisme

Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini memandang bahwa perkembangan


individu dipengaruhi dan ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh
selama perkembangan mulai dari lahir hingga dewasa. Teori ini memandang
bahwa pengalaman adalah termasuk pendidikan dan pergaulan. Penjelasan teori
ini adalah manusia pada dasarnya merupakan kertas putih yang belum ada warna
dan tulisannya akan menjadi apa nantinya manusia itu bergantung pada apa yang
akan dituliskan.

Pandangan teori ini lebih optimistik terhadap pendidikan, bahkan pendidikan


adalh termasuk faktor penting untuk menenukan perkembangan manusia. Teori ini
dipolopori oleh Jhon Locke.

3.Teori Konvergensi

Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa
pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam mempengaruhi dan
menentukan perkembangan individu. Asumsi teori ini berdasar eksperimen dari
William Stern terhadap dua anak kembar. Anak kembar memiliki sifat keturunan
yang sama, namun setelah dipisahkan dalam lingkungan yang berbeda anak
kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari sinilah maka teori ini
menyimpulkan bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah faktor mayor
yang menentukan perkembangan individu tapi turut juga disokong oleh faktor
lingkungan.

Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang
meliputi faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna
hitam. Selain faktor kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis
yang disebut dengan temperamen. Temperamen berbeda dengan karakter atau
watak. Karakter atau watak adalah keseluruhan ari sifat manusia yang namapak
dalam perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan dan
bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka
temperamen bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor
endogen lainnya yang ada pada diri manusia adalah faktor bakat (aptitude).
Aptitude adalah potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke
satu arah.

Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor
eksogen yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam
sekitar, pendidikan dan sebagainya yang populer disebut sebagai milieu.
Perbedaan antara lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada keaktifan
proses yang dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak memaksa bergantung
pada individu apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau
tidak. Sedangkan pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh
kesadaran.
Dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar, seperti yang sudah
saya bahas dalam tulisan terdahulu, bahwa kelangsungan dan keberhasilan proses
belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan
juga oleh faktor-faktor nonintelektual lain yang tidak kalah penting dalam
menentukan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang
siswa untuk memotivasi dirinya. Mengutip pendapat Daniel Goleman (2004: 44),
kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan
80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah
kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan
memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur
suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi
mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan
melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar;
seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan
berhasil dengan maksimal.

Motivasi memegang peranan yang amat penting dalam belajar, Maslow (1945)
dengan teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkhis dan berbagai
kebutuhan, di ranah kebutuhan pertama merupakan dasar untuk timbul kebutuhan
berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah terpuaskan, barulah manusia mulai ada
keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang selanjutnya. Pada kondisi tertentu
akan timbul kebutuhan yang tumpang tindih, contohnya adalah orang ingin makan
bukan karena lapar tetapi karena ada kebutuhan lain yang mendorongnya. Jika
suatu kebutuhan telah terpenuhi atau perpuaskan, itu tidak berarti bahwa
kebutuhan tesebut tidak akan muncul lagi untuk selamanya, tetapi kepuasan itu
hanya untuk sementara waktu saja. Manusia yang dikuasai oleh kebutuhan yang
tidak terpuaskan akan termotivasi untuk melakukan kegiatan guna memuaskan
kebutuhan tersebut (Maslow, 1954).
MOTIVASI DALAM BELAJAR

Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yang lapar tidak akan
termotivasi secara penuh dalam belajar. Setelah kebutuhan yang bersifat fisik
terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan tingkat berikutnya adalah rasa aman.
Sebagai contoh adalah seorang siswa yang merasa terancam atau dikucilkan baik
oleh siswa lain mapun gurunya, maka ia tidak akan termotivasi dengan baik dalam
belajar. Ada kebutuhan yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa
dipentingkan dan dihargai. Seseorang siswa yang telah terpenuhi kebutuhan harga
dirinya, maka dia akan percaya diri, merasa berharga, marasa kuat, merasa
mampu/bisa, merasa berguna dalam didupnya. Kebutuhan yang paling utama atau
tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa
bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk
mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu, mengerti untuk
memuaskan aspek-aspek kognitif yang paling mendasar.

Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan oleh para
sisiwanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, karena setiap siswa memiliki
kebutuhan untuk berprestasi yang berbeda satu sama lainnya. Tidak sedikit siswa
yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah, mereka cenderung takut gagal
dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Meskipun banyak juga siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi yang
tinggi. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses
benar-benar berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam
diri sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.

Siswa yang datang ke sekolah memiliki berbagai pemahaman tentang dirinya


sendiri secara keseluruhan dan pemahaman tentang kemampuan mereka sendiri
khususnya. Mereka mempunyai gambaran tertentu tentang dirinya sebagai
manusia dan tentang kemampuan dalam menghadapi lingkungan. Ini merupakan
cap atau label yang dimiliki siswa tentang dirinya dan kemungkinannya tidak
dapat dilihat oleh guru namun sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
Gambaran itu mulai terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, yaitu keluarga
dan teman sebaya maupun orang dewasa lainnya, dan hal ini mempengaruhi
prestasi belajarnya di sekolah.

Berdasarkan pandangan di atas dapat diambil pengertian bahwa siswa datang ke


sekolah dengan gambaran tentang dirinya yang sudah terbentuk. Meskipun
demikian adanya, guru tetap dapat mempengaruhi mapun membentuk gambarang
siswa tentang dirinya itu, dengan tujuan agar tercapai gambarang tentang masing-
masing siswa yang lebih positif. Apabila seorang guru suka mengkritik, mencela,
atau bahkan merendahkan kemampuan siswa, maka siswa akn cenderung menilai
diri mereka sebagai seorang yang tidak mampu berprestasi dalam belajar. Hal ini
berlaku terutama bagi anak-anak TK atau SD yang masih sangat muda. Akibatnya
minat belajar menjadi turun. Sebaliknya jika guru memberikan penhargaan,
bersikap mendukung dalam menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan
siswa-siswa akan menilai dirinya sebagai orang yang mampu berprestasi.
Penghargaan untuk berprestasi merupakan dorongan untuk memotivasi siswa
untuk belajar. Dorongan intelektual adalah keinginan untuk mencapai suatu
prestasi yang hebat, sedangkan dorongan untuk mencapai kesuksesan termasuk
kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk berprestasi.

Mengutip pendapat Mc. Donald (Tabrani, 1992: 100), “motivation is energy


change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal
reaction.” Motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari
perumusan yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga unsur yang saling
berkaitan, yaitu: 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi,
2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal), 3) motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan suatu
tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula
motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan
seseorang. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi motivasi adalah:

1. Mendorong manusia untuk bertindak/berbuat. Motivasi berfungsi sebagai


pengerak atau motor yang memberikan energi/kekuatan kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu.

2. Menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan tujuan atau cita-cita.


Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang harus
ditempuh.

3. Menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang


harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. (Ngalim Purwanto, 2002: 71)

Jenis-jenis motivasi

1. Motivasi intrinsik, yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan
untuk mendapat keterampilan tertentu, memperolah informasi dan pengertian,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima
oleh orang lain.

2. Motivasi ekstrinsik, yang timbul akibat adanya pengaruh dari luar individu.
Sperti hadiah, pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian orang mau melakukan sesuatu. (Tabrani, 1992: 120)
Lalu bagaimanakan cara untuk meningkatkan motivasi siswa agar mereka
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, khususnya bagi mereka yang memiliki
Motivasi rendah dalam berprestasi. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan
oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar


hendaknya seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) yang akan dicapai siswa. Tidak cukup sampai di situ saja, tapi guru juga
bisa memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna
bagi masa depan seseorang, baik dengan norma agama maupun sosial. Makin jelas
tujuan, maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Hadiah. Berikan hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal ini akan sangat
memacu siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang
telah berprestasi. Hadiah di sini tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa
menimbulkan rasa senag pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya.
Kecuali pada setiap akhir semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih
istimewa (seperti buku bacaan) bagi siswa ranking 1-3.

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya


untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan


atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal
yang paling kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang
bagus…”, “wah itu kamu bisa…”.
5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat
proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman
di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun
membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu
kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas
akan menganggu psikis siswa.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah


dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka
yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa
lebih jeli terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru
bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai
orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk mendidik anak mereka.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Ajarkan kepada siswa cara belajar
yang baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara kelompok. Dengan
cara ini siswa diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulan-ulang pelajaran
ataupun menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung.

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. Ini
bisa dilakukan seperti pada nomor 6.

9. Menggunakan metode yang bervariasi. Guru hendaknya memilih metode


belajar yang tepat dan berfariasi, yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang
tidak membuat siswa merasa jenuh, dan yang tak kalah penting adalah bisa
menampung semua kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual
Teaching & Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya.
Karena siswa memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda satu sama lainnya.
Ada siswa yang hanya butuh 5 menit untuk memahami suatu materi, tapi ada
siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa mencerna materi. Itu contoh
mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai oleh seorang guru,
maka ia akan semakin berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Baik
itu media visual maupun audio visual.
Hari senin tanggal 23 kemarin hati saya terasa miris ketika melihat berita di
sebuah stasiun televisi swasta, di mana dua kelompok remaja yang masih
mengenakan seragam putih-biru terlibat baku-hantam di sebuah jalan ibu kota
Jakarta. Ya, itulah anak-anak pelajar SLTP kita yang sedang saling serang satu
sama lainnya, alias tawuran.

Kejadian itu langsung mengingatkan saya pada 1 tahun yang lalu, dimana
masyarakat kita digegerkan dengan tindakan-tindakan menyimpang yang
dilakukan oleh remaja kita, di Bandung dengan genk Motornya, di Pati dengan
genk Neronya, serta di tempat-tempat lainnya yang tidak sempat terekspos oleh
media. Itulah salah satu sisi kehidupan remaja di negara tercinta kita ini, yang
konon akan menjadi generasi penerus bangsa.

Bagi masyarakat kita, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal


mungkin sudah merupakan berita harian. Seperti yang kita ketahui bersama untuk
saat ini beberapa televisi (baik nasional maupun lokal) bahkan membuat program-
program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksi kekerasan.

Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, di


kompleks-kompleks perumahan, bahkan di pedesaan. Aksi tersebut dapat berupa
kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju,
dll). Pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar/masal
merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderung
dianggap biasa. Pelaku-pelaku tindakan aksi ini bahkan sudah mulai dilakukan
oleh siswa-siswa di tingkat SLTP/SMP. Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi
kita semua

Aksi-aksi kekerasan yang sering dilakukan remaja sebenarnya adalah prilaku


agresi dari diri individu atau kelompok. Agresi sendiri menurut Scheneiders
(1955) merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap kegagalan individu yang
ditampakkan dalam bentuk pengrusakan terhadap orang atau benda dengan unsur
kesengajaan yang diekspresikan dengan kata-kata (verbal) dan perilaku non
verbal.

Agresif menurut Murry (dalam Halll dan Lindzey,1993) didefinisiakan sebagi


suatui cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang,
membunuh, atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah
tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang
lain.

Perilaku agresif menurut David O. Sars (1985) adalah setiap perilkau yang
bertujuan menyakiti orang lain, dapat juga ditujukan kepada perasaan ingin
menyakiti orang lain dalam diri seseorang.

Sedangkan menurut Abidin (2005) agresif mempunyai beberapa karakteristik.


Karakteristik yang pertama, agresif merupakan tingkah laku yang bersifat
membahayakan, menyakitkan, dan melukai orang lain. Karakteristik yang kedua,
agresif merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dengan maksud
untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain atau dengan kata lain
dilakukan dengan sengaja. Karakteristik yang ketiga, agresi tidak hanya dilakukan
untuk melukai korban secara fisik, tetapi juga secara psikis (psikologis), misalnya
melalui kegiatan yang menghina atu menyalahkan.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan maka dapat kita tarik kesimpulan
bahwa prilaku agresif adalah sebuah tindakan kekerasan baik secara verbal
maupun secara fisik yang disengaja dilakukan oleh individu atau kelompok
terhadap orang lain atau objek-objek lain dengan tujuan untuk melaukai secara
fisik maupun psikis.
PERILAKU AGRESIF REMAJA

Pertanyaannya kemudian adalah faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi pemicu
perilaku agresi tersebut? Mengapa kasus-kasus sepele dalam kehidupan sosial
masyarakat sehari-hari dapat tiba-tiba berubah menjadi bencana besar yang
berakibat hilangnya nyawa manusia? Mengapa Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa saja
penyebab perilaku agresi.

Menurut Davidoff perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Faktor Biologis

Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresif yaitu:

a. Gen tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang


mengatur perilaku agresi. Dari penelitian yang dilakukan terhadap binatang, mulai
dari yang sulit sampai yang paling mudah dipancing amarahnya, faktor keturunan
tampaknya membuat hewan jantan yang berasal dari berbagai jenis lebih mudah
marah dibandingkan betinanya.

b. Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau
menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Pada hewan sederhana
marah dapat dihambat atau ditingkatkan dengan merangsang sistem limbik
(daerah yang menimbulkan kenikmatan pada manusia) sehingga muncul
hubungan timbal balik antara kenikmatan dan kekejaman. Prescott (Davidoff,
1991) menyatakan bahwa orang yang berorientasi pada kenikmatan akan sedikit
melakukan agresi sedangkan orang yang tidak pernah mengalami kesenangan,
kegembiraan atau santai cenderung untuk melakukan kekejaman dan
penghancuran (agresi). Prescott yakin bahwa keinginan yang kuat untuk
menghancurkan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menikmati sesuatu hal
yang disebabkan cedera otak karena kurang rangsangan sewaktu bayi.

c. Kimia darah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan
faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Dalam suatu
eksperimen ilmuwan menyuntikan hormon testosteropada tikus dan beberapa
hewan lain (testosteron merupakan hormon androgen utama yang memberikan ciri
kelamin jantan) maka tikus-tikus tersebut berkelahi semakin sering dan lebih kuat.
Sewaktu testosteron dikurangi hewan tersebut menjadi lembut. Kenyataan
menunjukkan bahwa anak banteng jantan yang sudah dikebiri (dipotong alat
kelaminnya) akan menjadi jinak. Sedangkan pada wanita yang sedang mengalami
masa haid, kadar hormon kewanitaan yaitu estrogendan progresteronmenurun
jumlahnya akibatnya banyak wanita melaporkan bahwa perasaan mereka mudah
tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan. Selain itu banyak wanita yang
melakukan pelanggaran hukum (melakukan tindakan agresi) pada saat
berlangsungnya siklus haid ini.

2. Faktor lingkungan

Yang mempengaruhi perilaku agresif remaja yaitu:

a. Kemiskinan

Remaja yang besar dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka
secara alami mengalami penguatan. Hal yang sangat menyedihkan adalah dengan
berlarut-larut terjadinya krisis ekonimi dan moneter menyebabkan pembengklakan
kemskinan yang semakin tidak terkendali. Hal ini berarti potensi meledaknya
tingkat agresi semakin besar. Ya walau harus kita akui bahwa faktor kemiskinan
ini tidak selalu menjadikan seseorang berperilaku agresif, dengan bukti banyak
orang di pedesaan yang walau hidup dalam keadaan kemiskinan tapi tidak
membuatnnya berprilaku agresif, karena dia telah menerima keadaan dirinya apa
adanya.

b. Anoniomitas

Terlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat
impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidak lagi saling
mengenal. Lebih jauh lagi, setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak
mempunyai identiras diri). Jika seseorang merasa anonim ia cenderung
berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak terikkat dengan norma
masyarakat da kurang bersimpati dengan orang lain.

c. Suhu udara yang panas

Bila diperhatikan dengan seksama tawuran yang terjadi di Jakarta seringkali


terjadi pada siang hari di terik panas matahari, tapi bila musim hujan relatif tidak
ada peristiwa tersebut. Begitu juga dengan aksi-aksi demonstrasi yang berujung
pada bentrokan dengan petugas keamanan yang biasa terjadi pada cuaca yang
terik dan panas tapi bila hari diguyur hujan aksi tersebut juga menjadi sepi.

Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa suhu suatu lingkungan yang tinggi
memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas.
Pada tahun 1968 US Riot Comision pernah melaporkan bahwa dalam musim
panas, rangkaian kerusuhan dan agresivitas massa lebih banyak terjadi di Amerika
Serikat dibandingkan dengan musim-musim lainnya (Fisher et al, dalam Sarlito,
Psikologi Lingkungan,1992
3. Kesenjangan generasi

Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang
tuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal
dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi antara orang tua dan anak
diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak.

4. Amarah

Marah merupakan emosi yang memiliki cirri-ciri aktifitas system saraf


parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang
biasanya disebabkan akarena adanya kesalahan yang muingkin nyata-nyata salah
atau mungkin tidak (Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, 1991). Pada saat amrah
ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu
dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal tersebut disalurkan maka
terjadilah perilaku agresif.

5. Peran belajar model kekerasan

Model pahlawan-pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan setelah


mereka melakukan tindak kekerasan. Hal bisa menjadikan penonton akan semakin
mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan
dapat dijadikan suatu sistem nilai bagi dirinya. Dengan menyaksikan adegan
kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model kekerasan dan hali ini
menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresif.

6. Frustasi

Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh ssesuatu hal dalam mencapai suatu
tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi
merupakan salah satu cara merespon terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal
adalah akibat dari frustasi yang behubungan dengan banyaknya waktu
menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera
tepenuhi tetapi sulit sekali tercap[ai. Akibatnya mereka menjadi mudah marah dan
berprilaku agresi.

7. Proses pendisiplinan yang keliru

Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama


dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai
pengaruh yang buruk bagi remaja (Sukadji, Keluarga dan Keberhasilan
Pendidikan, 1988). Pendidikan disiplin seperti akan membuat remaja menjadi
seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, membenci orang yang memberi
hukuman, kehilangan spontanitas serta kehilangan inisiatif dan pada akhirnya
melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.

Sejak manusia dilahirkan ke dunia ini ia akan melewati beberapa priode


kehidupan hingga saat dia sampai ke liang lahad. Masa kanak-kanak, remaja,
dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu
proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan
yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-
ciri tersendiri, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian
pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling
rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran
bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak
seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling
menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, dengan mengetahui faktor
penyebab seperti yang dipaparkan di atas diharapkan dapat diambil manfaat bagi
para orangtua, pendidik dan terutama para remaja sendiri dalam berperilaku dan
mendidik generasi berikutnya agar lebih baik sehingga aksi-aksi kekerasan baik
dalam bentuk agresi verbal maupun agresi fisik dapat diminimalkan atau bahkan
dihilangkan.

Khalil Gibran mengatakan bahwa anak adalah ibarat anak panah. Pertanyaannya,
sudahkah anak panah ini memperoleh kebebasan untuk mengarahkan kemana
yang ia tuju? Ataukah demi gengsi, atau apalah yang lain anak panah itu akan
dibawa dan ditancapkan pada sasaran? Remaja adalah sebuah generasi dari suatu
peradaban. Karenanya mempunyai peran strategis dalam perencanaan
pembangunan dan bahkan pada arah serta pelaku pembangunan itu sendiri.
Namun demikian perlakuan yang salah pada remaja baik yang nakal maupun yang
tidak oleh para orangtua dan pengambil kebijakan justru akan berakibat semakin
buruk pada peradaban bangsa itu.

Pertanyaan terakhir adalah sudahkan kita mengambil langkah-langkah yang tepat


guna mengarahkan perbuatannya kepada hal yang lebih positif?

Anda mungkin juga menyukai