Anda di halaman 1dari 63

TATA

ATA CARA VERIFIKASI SURAT


PERINTAH MEMBAYAR (SPM) PADA
FRONT OFFICE

DISUSUN OLEH : EDY PURWANTO

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA ENDE


2011

@ HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG


UNDANG-UNDANG
TATA CARA VERIFIKASI SPM
PADA FRONT OFFICE
Sebelum anda membaca buku pedoman verifikasi SPM ini, ada baiknya anda memahami simbol
dan sistematika penulisan buku ini

SIMBOL
Jika anda menjumpai simbol “ !!!  “ itu artinya anda perlu memberikan perhatian khusus
pada bagian tersebut.

SISTEMATIKA PENULISAN

A. Pembayaran melalui Uang Persediaan (UP)


I. SPM Uang Persediaan (SPM-UP)
II. SPM Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP)
III. SPM Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP)
IV. SPM GU NIHIL
B. Pembayaran langsung (LS)
I. SPM LS Belanja Pegawai
a. SPM LS Belanja Pegawai (Gaji)
b. SPM LS Belanja Pegawai (Non Gaji)
II. SPM LS Non Belanja Pegawai
a. SPM LS Non Belanja Pegawai (Kontraktual)
b. SPM LS Perjalanan Dinas
c. SPM LS Honorarium
d. SPM LS Bantuan Sosial
e. SPM LS Pengembalian Pajak dan Bea Cukai

Proses verifikasi SPM pada modul ini, secara garis besar terbagi atas tiga bagian, yaitu :
1) Menguji kebenaran SPM
2) Menguji kelengkapan SPM
3) Menguji kebenaran lampiran SPM

Pada setiap bagian verifikasi SPM, selalu kami sertakan simbol ” !!!  ” yang menurut
hemat kami merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Disamping itu,
pada beberapa kata juga kami berikan penekanan berupa ”huruf tebal” dan ”garis
bawah”

SELAMAT MEMBACA
SEBELUM ANDA MELAKUKAN PROSES
PENERIMAAN DAN VERIFIKASI TERHADAP SURAT
PERINTAH MEMBAYAR (SPM) YANG DIAJUKAN
OLEH SATUAN KERJA, SILAKAN BACA DUA HAL
DIBAWAH INI :

!!!  Sebelum melakukan proses penerimaan SPM satuan kerja,


pastikan bahwa pengantar SPM adalah orang yang
terdaftar dan memiliki Kartu Identitas Satuan Kerja
(KIPS). Jangan menerima SPM jika pembawa SPM tidak
dapat menunjukkan KIPS atau foto KIPS tidak sesuai
dengan orang ybs.

!!!  Jika SPM satuan kerja dikirimkan melalui jasa pengiriman


surat, sebelum melakukan penerimaan SPM, lakukan
konfirmasi terlebih dahulu ke KPA satker ybs, untuk
memastikan bahwa SPM dimaksud berasal dari satuan
kerja ybs.
A. PEMBAYARAN MELALUI UANG PERSEDIAAN (UP)

I. SPM UANG PERSEDIAAN (SPM-UP)

SPM UP pada dasarnya hanya diberikan sekali dalam satu tahun anggaran, dan bersifat
revolving (dapat diisi kembali jika telah digunakan dan sepanjang dananya masih
tersedia dalam DIPA), kecuali jika satker ybs mengajukan tambahan besaran UP-nya (ke
Kanwil DJPB dengan perubahan setinggi-tingginya Rp500 jt dan Dirjen Perbendaharaan
untuk diatas Rp 500jt), dikarenakan UP maksimal yang dapat diberikan kepada satker
ybs masih belum cukup, maka kepada satker ybs dapat diberikan UP kembali setelah
diperhitungkan dengan UP yang telah diterima.

1). Menguji kebenaran SPM

a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM


b. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
c. Akun yang digunakan untuk SPM-UP, dibedakan berdasarkan sumber dananya :
• Untuk sumber dana RM  0000.0000.825111
• Untuk sumber dana PNBP  0000.0000.825113
• Untuk sumber dana BLN  9999.9999.825112
d. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (format SPM
UP terlampir)
e. Jumlah Uang Persediaan yang dapat diberikan harus sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
• 1/12 dari pagu DIPA*) maksimal Rp50 juta untuk pagu s/d Rp900 juta
• 1/18 dari pagu DIPA*) maksimal Rp100 juta untuk pagu diatas Rp50 juta
s/d Rp2,4 miliar
• 1/24 dari pagu DIPA*) maksimal Rp200 juta untuk pagu diatas Rp2,4
miliar s/d Rp6 miliar
• 1/30 dari pagu DIPA*) maksimal Rp500 juta untuk pagu diatas Rp6 miliar

 *) Yang dimaksud pagu DIPA adalah pagu belanja barang (52), belanja lain-
lain (58) dan belanja modal (53) terbatas untuk pengeluaran honor tim,
ATK, perjalanan dinas, biaya pengumuman lelang, pengurusan surat ijin,
yang diijinkan untuk diberikan UP

!!!  Kesalahan yang sering ditemukan adalah kesalahan kode akun


tidak sesuai dengan sumber dana dan jumlah UP yang diminta
melebihi dari ketentuan
2). Menguji kelengkapan
kelengkapan SPM :

a. SPM-UP (Hard copy dan ADK SPM-UP)  harus sama


b. SK Penunjukan dan Specimen Tanda Tangan Pejabat Pengelola Keuangan
(KPA, PPK, Pejabat Penandatangan SPM dan Bendahara pengeluaran
c. Surat Pernyataan dari Kuasa PA yang menyatakan bahwa Uang Persediaan
(UP) tersebut tidak untuk membiayai Pengeluaran-pengeluaran yang menurut
ketentuan harus dibayar dengan langsung (LS).
d. Fotocopy surat persetujuan pembukaan rekening bendahara
pengeluaran. Jika belum ada surat persetujuan pembukaan rekening
bendahara, maka satker ybs harus mengajukan terlebih dahulu persetujuannya
ke KPPN. Jika terjadi perubahan rekening bendahara pengeluaran, maka harus
dilampirkan surat keterangan dari bank dan KPA bahwa rekening yang lama
telah ditutup
e. Fotocopy Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Laporan Keuangan tahun
anggaran sebelumnya atau bulan sebelumnya (jika SPM UP diajukan setelah
bulan januari).

!!!  Jangan pernah menerima SPM satuan kerja jika SK penunjukan dan
spesimen tanda tangan pejabat pengelola keuangan belum pernah
diterima
II. SPM TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPM-TUP)

SPM TUP diberikan jika penggunaan UP belum mencapai 75%, sedangkan satker ybs
memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia, dan sifatnya untuk
membiayai kegiatan yang mendesak. SPM TUP harus dipertanggungjawabkan
paling lambat 1 bulan sejak SP2D diterbitkan. Jika pertanggungjawabannya melebihi
satu bulan, maka harus ada persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

1). Menguji kebenaran SPM

a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM


b. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
c. Menguji ketersediaan sisa dana yang ada, apakah masih mencukupi untuk
membiayai permintaan SPM TUP dimaksud
d. Menguji apakah satker yang mengajukan TUP, tidak mempunyai ”hutang” TUP
sebelumnya, yang masih belum atau kurang dipertanggungjawabkan
e. Akun yang digunakan untuk TUP dibedakan berdasarkan sumber dananya:
• Untuk sumber dana RM  0000.0000.825111
• Untuk sumber dana PNBP  0000.0000.825113
• Untuk sumber dana BLN  9999.9999.825112
f. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh format
SPM TUP terlampir)

2). Menguji kelengkapan SPM :

a. SPM-TUP (Hard copy dan ADK SPM-TUP)  harus sama


b. Rincian rencana penggunaan dana untuk kebutuhan mendesak dan riil, serta
rincian sisa dana MAK yang dimintakan TUP
c. Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir
d. Surat Pernyataan dari Kuasa PA yang menyatakan bahwa :
• Dana Tambahan UP tersebut untuk keperluan mendesak dan akan habis
digunakan dalam waktu satu bulan sejak tanggal diterbitkan SP2D
• Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan kepada Rekening Kas
Negara
• Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara
langsung
e. Surat persetujuan TUP dari kepala KPPN untuk permintaan TUP sampai
dengan Rp500 juta, dan untuk permintaan TUP diatas Rp500 juta, maka harus
ada Surat Dispensasi Persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

!!!  Banyak ditemukan kasus sisa dana yang tersedia ternyata tidak
mencukupi untuk pertanggungjawaban TUP (terutama sisa dana per
Akun). Misal sisa dana akun 521111 adalah Rp 2 juta, kemudian ada
permintaan TUP untuk akun 521111 sebesar Rp 3 juta, dan seringkali
baru ketahuan setelah SPM GU NIHIL TUP di ajukan. So, lakukan
pengecekan sisa dana atas permintaan TUP, secermat mungkin.

!!!  Seringkali ditemukan saldo rekening koran terakhir masih menunjukkan


saldo yang cukup untuk membiayai kegiatan yang dmintakan TUP-nya.
Misal TUP Rp50 juta, saldo masih Rp 15 juta. Dalam kasus seperti ini,
saldo pada rekening koran dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengurang dana TUP yang diberikan, sehingga
kepada satker ybs cukup diberikan TUP sebesar Rp35 juta (Rp 50 juta –
Rp15 juta)

!!!  Banyak ditemukan pada rincian rencana penggunaan dana TUP, bahwa
dana TUP yang diminta hanya akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran2 yang sifatnya rutin (bukan keperluan mendesak), yang
sebenarnya bisa dibiayai dari UP. Dalam kasus seperti ini, KPPN harus
selektif memberikan persetujuan, dan sebaiknya lebih memberi saran
untuk menggunakan Uang Persediaan yang ada, dengan menambah
intensitas pengajuan SPM GUP (dari sebulan sekali menjadi sebulan dua
atau tiga kali)

!!!  Jangan pernah memberikan TUP ”dua kali” jika TUP sebelumnya belum
pernah atau kurang dipertanggungjawabkan ke KPPN
III. SPM PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN (SPM-GUP)

SPM GUP digunakan untuk mengisi kembali Uang Persediaan yang telah digunakan oleh
satuan kerja. SPM GUP dapat diajukan jika UP telah digunakan minimal 75%.

1). Menguji kebenaran SPM GUP:

a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM


b. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
c. Jumlah SPM GUP yang diajukan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah UP
satker yang bersangkutan. Misal satker mempunyai UP Rp10 jt, maka SPM GUP
baru dapat diberikan jika penggunaannya minimal 75% X Rp10 jt = Rp 7,5 jt
d. Menguji ketersediaan sisa dana yang ada, apakah masih mencukupi untuk
membiayai permintaan SPM GUP dimaksud.
e. Pembebanan pada akun harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
beberapa akun yang sering dijumpai kesalahan dalam pembebanannya dapat
dilihat pada lampiran)
f. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh format
SPM GUP terlampir)

2). Menguji kelengkapan SPM GUP


GUP :

a. SPM-GUP (Hard copy dan ADK SPM-TUP)  harus sama


b. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB) yang ditandatangani
oleh pejabat pembuat komitmen dan bendahara pengeluaran
c. Fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) yang dilegalisir oleh KPA atau pejabat
yang ditunjuk, utk transaksi yg menurut ketentuan harus dipungut PPN dan PPh
 KPPN tidak berkewajiban untuk menguji besaran pajak yang dipungut oleh
bendahara pengeluaran
3). Menguji kebenaran lampiran SPM-
SPM-GUP :
a. SPTB
 Format dan tata cara pengisian SPTB harus sesuai dengan PER-11/PB/2011
 pembayaran satu kuitansi kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp20
juta, kecuali untuk pembayaran honor dan perjalanan dinas
 Pembebanan kode dan uraian akun pada SPTB harus sesuai dengan Bagan
Akun Standar (BAS)

!!!  Kesalahan yang sering ditemukan adalah format SPTB tidak sesuai
dengan ketentuan, cara pengisian kolom2 pada SPTB salah dan
kesalahan pembebanan pada akun

b. Fotokopi SSP
 pastikan bahwa setoran pajak yang dilampirkan, uangnya telah masuk ke
rekening Kas Negara dengan melakukan konfirmasi ke seksi bank/pos KPPN
(diberi stempel konfirmasi) atau dengan meminta fotocopy NTPN dari setoran
dimaksud. Ini untuk mencegah dan mendeteksi adanya kecurangan satuan
kerja dengan membuat surat setoran pajak (SSP) palsu tanpa pernah
menyetor uangnya ke kas Negara.
IV. SPM PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN NIHIL (SPM-GU NIHIL)

1). Menguji kebenaran SPM GUP Nihil:


a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
b. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
c. Menguji ketersediaan sisa dana yang ada, apakah masih mencukupi untuk
membiayai permintaan SPM GUP NIHIL dimaksud.
d. Pembebanan pada akun harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
beberapa akun yang sering dijumpai kesalahan dalam pembebanannya dapat
dilihat pada lampiran)
e. Jumlah SPM GU Nihil tidak boleh melebihi dari SPM UP/TUP yang diberikan.

Rumus :
SPM GUP NIHIL + SETORAN TUNAI PENGEMBALIAN UP/TUP (SSBP) = SPM UP/TUP

!!!  Kesalahan yang sering ditemukan adalah pertanggungjawaban


UP/TUP kurang atau melebihi dari yang seharusnya.

f. Akun pengembalian UP/TUP (potongan pada SPM) yang diajukan pada tahun
anggaran berjalan adalah sebagai berikut:
• Untuk sumber dana RM  815111
• Untuk sumber dana PNBP  815113
• Untuk sumber dana BLN  815112

!!!  Jika SPM GU Nihil diajukan melewati batas akhir tahun anggaran
berjalan, maka akun pengembalian UP (potongan pada SPM)
yang digunakan adalah 815114 (baik sumber dananya berasal
dari RM, PNBP maupun BLN)

g. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh format
SPM GUP Nihil terlampir)
h. Sesuai dengan Perdirjen No PER-11/PB/2011, maka pengajuan SPM GUP NIHIL
dapat diajukan secara bertahap (tidak harus sekaligus) sampai semua UP/TUP
telah dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku.

!!!  KHUSUS SPM GUP NIHIL ATAS TUP HARUS DIAJUKAN PALING
LAMA DALAM JANGKA SATU BULAN SEJAK TANGGAL SP2D TUP
DITERBITKAN. JIKA PERTANGGUNGJAWABANNYA MELEWATI
BATAS SATU BULAN, MAKA HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN
KANWIL DJPB TERLEBIH DAHULU.
!!!  JANGAN PERNAH MENERIMA PERTANGGUNGJAWABAN SPM GUP
NIHIL ATAS TUP YANG MELEWATI BATAS SATU BULAN, JIKA
BELUM ADA SURAT PERSETUJUAN DARI KANWIL DJPB.

2). Menguji kelengkapan SPM GUP Nihil:


Nihil:

a. SPM-GUP (Hard copy dan ADK SPM-TUP)  harus sama


b. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB) yang ditandatangani
oleh pejabat pembuat komitmen dan bendahara pengeluaran
c. Fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) yang dilegalisir oleh KPA atau pejabat
yang ditunjuk, utk transaksi yg menurut ketentuan harus dipungut PPN dan PPh
 KPPN tidak berkewajiban untuk menguji besaran pajak yang dipungut oleh
bendahara pengeluaran
d. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) pengembalian UP jika sisa UP disetor
langsung ke rekening kas negara, yang dilegalisir oleh KPA atau pejabat yang
ditunjuk  jika sudah disetor oleh bendahara pengeluaran.
Jika belum disetor, harus diingatkan kepada bendahara untuk segera menyetor
ke rek. Kas Negara.

3). Menguji kebenaran lampiran SPM-


SPM-GUP Nihil :
a. SPTB
 Format dan tata cara pengisian SPTB harus sesuai dengan PER-11/PB/2011
 pembayaran satu kuitansi kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp20
juta, kecuali untuk pembayaran honor dan perjalanan dinas
 Pembebanan kode dan uraian akun pada SPTB harus sesuai dengan Bagan
Akun Standar (BAS)

!!!  Kesalahan yang sering ditemukan adalah format SPTB tidak sesuai
dengan ketentuan, cara pengisian kolom2 pada SPTB salah dan
kesalahan pembebanan pada akun

b. SSBP (jika ada)


 SSBP harus dilegalisir oleh KPA atau pejabat yang ditunjuk dan harus
dikonfirmasi terlebih dahulu ke seksi bank/pos KPPN (harus ada cap
konfirmasi dari seksi bank/pos) untuk memastikan bahwa setoran dimaksud
telah masuk ke rekening kas negara.
A. PEMBAYARAN LANGSUNG (LS)

I. SPM LS BELANJA PEGAWAI

I (A). SPM LS Belanja Pegawai (Gaji)

Termasuk dalam kategori SPM LS Belanja Pegawai Gaji adalah : Gaji Induk, Gaji
Susulan, Gaji Terusan, Uang Duka Wafat/Tewas, dan Kekurangan Gaji/Tunjangan.

!!!  Untuk satuan kerja di luar TNI/POLRI, sebelum SPM diterima, harus
dilakukan rekonsiliasi data gaji terlebih dahulu dengan menggunakan
aplikasi GPP.

1). Menguji kebenaran SPM LS Belanja Pegawai Gaji:

a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM


b. Jika jumlah penerima pada SPM lebih dari satu (rek. para penerima) maka
pada ADK SPM harus direkam terlebih dahulu nama dan nomor rekening
masing-masing penerima (direkam by aplikasi SPM bukan ketik manual)
!!!  Banyak dijumpai data nama dan nomor rekening penerima belum
direkam. Sebelum melakukan proses penerimaan ADK SPM,
lakukan pengecekan terlebih dahulu data nama dan nomor
rekening penerima pada ADK SPM. Kembalikan SPM jika data
dimaksud belum ada, atau ada tetapi diketik secara manual

c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
!!!  Ada beberapa akun yang dapat dinilai ’keakuratannya’ dari
jumlah nominal (rupiahnya), seperti tunjangan struktural
(akun 511123) dan tunjangan fungsional (akun 511124)
nilainya harus dalam ribuan rupiah, untuk tunjangan beras
(akun 511126) nilainya harus sama dengan jumlah jiwa X nilai
tunjangan beras (sesuai SE Perdirjen Perbendaharaan)

e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)

2). Menguji kelengkapan SPM LS Belanja Pegawai Gaji:


Gaji:

a. SPM LS (Hard copy dan ADK SPM LS)  harus sama


b. Daftar gaji/rekapitulasi daftar gaji, yang ditandatangani oleh KPA atau
pejabat yang ditunjuk, bendahara pengeluaran dan Pejabat Pengelola
Administrasi Belanja Pegawai (Pembuat Daftar Gaji)
c. Surat-surat keputusan kepegawaian dalam hal terjadi perubahan dalam
gaji (Untuk Gaji Induk) seperti:
• Setiap perubahan pada penghasilan, harus dilampiri Surat Keputusan
Kepegawaian seperti SK Kenaikan Pangkat, SK Kenaikan Gaji Berkala, SK
Tunjangan Struktural/Fungsional dsb.
• Bagi pegawai yang baru diangkat dalam jabatan struktural, harus dilampiri
dengan SK pemberian tunjangan jabatan, SK Pelantikan dan Surat
Keterangan Menduduki Jabatan.
• Perubahan pada tunjangan keluarga, dilampiri dengan surat Nikah/Akte
Kelahiran dan KP4 yang baru, yang memuat susunan daftar anggota
terakhir yang dibayar pada daftar gaji
• Bagi pembayaran gaji pertama pegawai yang baru pindah, harus dilampiri
dengan SKPP (jika terjadi perubahan KPPN pembayar) dan Surat
Keterangan melaksanakan tugas (bagi pelaksana) dan Surat Keterangan
Menduduki Jabatan (bagi yang menduduki jabatan struktural)

d. Surat Setoran Pajak (SSP)


e. Daftar nama dan nomor rekening penerima, yang dicetak dari aplikasi
SPM (jika penerima lebih dari satu orang)
I (B). SPM LS Belanja Pegawai (Non Gaji)

Termasuk dalam kategori SPM LS Belanja Pegawai Non Gaji adalah : Uang Makan, Uang
Lembur, Tunjangan Profesi Guru/Dosen, Tunjangan Kehormatan Profesor, Belanja
Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNS, Belanja Tunjangan Khusus Guru/Dosen,
Uang kehormatan anggota KPU, uang lelah sekretariat KPU dll (BKPK 51....)

1). Menguji kebenaran SPM LS Belanja Pegawai Non Gaji:

a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM


b. Jika jumlah penerima pada SPM lebih dari satu (rek. para penerima) maka
pada ADK SPM harus direkam terlebih dahulu nama dan nomor rekening
masing-masing penerima (direkam by aplikasi SPM bukan ketik manual)

!!!  Banyak dijumpai data nama dan nomor rekening penerima belum
direkam. Sebelum melakukan proses penerimaan ADK SPM,
lakukan pengecekan terlebih dahulu data nama dan nomor
rekening penerima pada ADK SPM. Kembalikan SPM jika data
dimaksud belum ada, atau ada tetapi diketik secara manual

c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)

2). Menguji kelengkapan lamp.


lamp. SPM LS Belanja Pegawai Non Gaji:

a. SPM LS (Hard copy dan ADK SPM LS)  harus sama


b. Daftar pembayaran uang makan, uang lembur, tunjangan guru/dosen,
tunjangan kehormatan professor, Tunjangan Profesi Guru/Dosen, Tunjangan
Kehormatan Profesor, Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNS, Belanja
Tunjangan Khusus Guru/Dosen gaji, dll, yang ditandatangani oleh KPA atau
pejabat yang ditunjuk, bendahara pengeluaran atau Pejabat Administrasi
Belanja Pegawai (Pembuat Daftar Gaji)
c. Surat-surat keputusan tentang pemberian tunjangan.
d. Untuk pembayaran lembur, harus dilengkapi dengan Surat Perintah Kerja
(SPK) Lembur dan Daftar nama-nama pegawai yang melakukan lembur
beserta tugas-tugas pekerjaan yang dilemburkan, yang ditandatangani oleh
KPA
e. Surat pernyataan dari KPA atau pejabat yang ditunjuk yang memuat
pernyataan kebenaran penghitungan pembayaran, dan bersedia
mengembalikan ke kas Negara jika terjadi salah perhitungan
f. Surat Setoran Pajak (SSP)
g. Daftar nama dan nomor rekening penerima, yang dicetak dari aplikasi
SPM (jika penerima lebih dari satu orang)

3). Menguji kebenaran lampiran SPM LS Belanja Pegawai Non Gaji :

a. Daftar Pembayaran
 Penghitungan jumlah pembayaran beserta potongannya harus benar
 Bulan pembayaran yang tercantum pada daftar pembayaran, harus sesuai
dengan bulan pembayaran pada uraian SPM
 Daftar pembayaran harus ditandatangani oleh sekurang-kurangnya
bendahara pengeluaran dan KPA atau pejabat yang ditunjuk
 Untuk pembayaran tunjangan, nama penerima dan besarnya tunjangan
yang dibayarkan, harus sama dengan SK pemberian tunjangan

b. Surat Keputusan Pemberian Tunjangan


 SK Pemberian Tunjangan harus ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang seperti Pejabat eselon I, eselon II dst
 Jika SK dalam bentuk fotocopy, harus dilegalisir oleh KPA atau pejabat yang
ditunjuk

c. SPK Lembur
 SPK lembur ditandatangani oleh KPA dan diberikan tanggal sekurang-
kurangnya sama atau sebelum pelaksanaan lembur, misal pelaksanaan
lembur pada tanggal 5 April, maka SPK ditandatangi tanggal 5 April atau
sebelumnya
 SPK lembur harus juga memuat daftar nama-nama pegawai yang
melakukan lembur beserta uraian pekerjaan yang dilemburkan

d. SSP
 Jumlah nilai nominal PPN dan PPh pada SSP harus sama dengan jumlah
yang dipotong pada SPM. Penulisan pada SSP tidak boleh ada kesalahan,
ditindis, di coret atau di hapus (tipp-ex)
II. SPM LS NON BELANJA PEGAWAI

II (A). SPM LS KONTRAKTUAL KEPADA PIHAK III

SPM ini digunakan untuk pembayaran belanja barang atau belanja modal, yang
dikontrakkan kepada pihak III

1) Menguji
Menguji kebenaran SPM LS Non Bel Pegawai (kontraktual):
(kontraktual):
a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
b. Untuk pekerjaan kontraktual yang pembayarannya dilakukan secara bertahap
(termyn) maka DATA KONTRAK harus sudah direkam oleh satuan kerja
!!!  Banyak dijumpai data kontrak belum direkam. Sebelum
melakukan proses penerimaan ADK SPM, lakukan pengecekan
terlebih dahulu data kontrak pada ADK SPM. Kembalikan SPM
jika data kontrak belum direkam
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)

2) Menguji kelengkapan lamp.


lamp. SPM LS Non Bel Pegawai (kontraktual):
(kontraktual):
a. SPM LS (Hard copy dan ADK SPM LS)  harus sama
b. SPTB yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen
c. Ringkasan/Resume kontrak/SPK
d. Faktur Pajak dan SSP
e. Fotocopy NPWP terbaru
3) Menguji kebenaran lamp.
lamp. SPM LS Non Bel Pegawai (kontraktual):
(kontraktual):
a. SPTB
 Format SPTB harus sesuai dengan PER-11/PB/2011 dan harus diisi lengkap
 Informasi yang dimuat pada SPTB seperti tgl/no kontrak, BAP, BAST, dll
harus sama dengan yang tertulis pada uraian SPM

!!!  Sering dijumpai penulisan tgl/no kontrak, BAP, BAST tidak sama
antara SPTB dengan SPM

b. Ringkasan/Resume Kontrak
 Format harus sesuai dengan PER-66/PB/2005 dan harus diisi lengkap
 Kolom tanggal/no DIPA dan kode keg/subkeg/MAK harus sama dengan
yang tercantum pada SPM
 Tanggal kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja, jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan tanggal penyelesaian pekerjaan harus sinkron. Misal tanggal
kontrak 1 April, jangka waktu penyelesaian 10 hari, maka tanggal
penyelesaian pekerjaan adalah tanggal 10 April.

!!!  Sering ditemukan kesalahan pada perhitungan antara tanggal


kontrak, jangka waktu penyelesaian pekerjaan dan tanggal
penyelesaian pekerjaan
!!!  Jika tanggal serah terima pekerjaan (BAST) yang tertulis pada
uraian SPM, melewati tanggal penyelesaian pekerjaan, maka
pada potongan SPM harus ada denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
Misal tanggal penyelesaian pekerjaan pada resume kontrak
adalah 10 April, BAST tanggal 15 April, maka ada
keterlambatan 5 hari. Besarnya denda disesuaikan dengan
klausul pada kontrak/SPK. Bagi KPPN, yang penting ada denda
keterlambatan, sedangkan besaran dendanya menjadi
tanggung jawab satuan kerja.

c. Faktur Pajak dan SSP


 Faktur pajak ditandatangani oleh pihak rekanan dengan menggunakan
Faktur Pajak Standar
 Jumlah nilai nominal PPN dan PPh pada SSP harus sama dengan jumlah
yang dipotong pada SPM. Penulisan pada SSP tidak boleh ada kesalahan,
ditindis, di coret atau di hapus (tipp-ex)
d. NPWP
 Fotocopy nomor NPWP harus sama dengan nomor NPWP yang tercantum
pada SPM

!!!  Sering dijumpai kesalahan penulisan nomor NPWP pada


SPM. Kebenaran penulisan NPWP pada SPM sangat penting,
karena dapat mempengaruhi keakuratan data potongan SPM
(e-paypoint)
II (B). SPM LS PERJALANAN DINAS
Selain dengan pembayaran melalui UP, Perjalanan Dinas dapat juga dibayarkan
dengan cara pembayaran langsung ke pihak yang melakukan perjalanan dinas atau
melalui rekening bendahara

1) Menguji kebenaran SPM LS Perjalanan Dinas :


a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
b. Jika jumlah penerima pada SPM lebih dari satu (rek. para penerima) maka
pada ADK SPM harus direkam terlebih dahulu nama dan nomor rekening
masing-masing penerima (direkam by aplikasi SPM bukan ketik manual)
!!!  Banyak dijumpai data nama dan nomor rekening penerima belum
direkam. Sebelum melakukan proses penerimaan ADK SPM,
lakukan pengecekan terlebih dahulu data nama dan nomor
rekening penerima pada ADK SPM. Kembalikan SPM jika data
dimaksud belum ada, atau ada tetapi diketik secara manual
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)

2) Menguji kelengkapan lampiran SPM LS Perjalanan Dinas:


Dinas:
a. SPM LS (Hard copy dan ADK SPM LS)  harus sama
b. SPTB yang ditandatangani oleh PPK
c. Daftar Nominatif Perjalanan Dinas
d. Daftar nama dan nomor rekening penerima, yang dicetak dari aplikasi
SPM (jika penerima lebih dari satu orang)

3) Menguji kebenaran lampiran SPM LS Perjalanan


Perjalanan Dinas:
Dinas:
a. SPTB
 Format SPTB harus sesuai dengan PER-11/PB/2011 dan harus diisi
lengkap

b. Daftar Nominatif Perjalanan Dinas


 Daftar nominatif perjalanan dinas, yang ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang memerintahkan perjalanan dinas, dan sekurang-kurangnya
berisi tentang data pejabat yang melaksanakan perjalanan dinas (nama,
pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lamanya perjalanan
dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat/orang)
II (C). SPM LS HONORARIUM

Honorarium operasional satuan kerja, honorarium output kegiatan, jasa profesi


maupun honorarium yang terdapat pada belanja modal dapat dibayarkan melalui
mekanisme pembayaran langsung ke rekening bendahara pengeluaran atau ke rekening
masing-masing penerima

1) Menguji
Menguji kebenaran SPM LS Honorarium :
a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
b. Jika jumlah penerima pada SPM lebih dari satu (rek. para penerima) maka
pada ADK SPM harus direkam terlebih dahulu nama dan nomor rekening
masing-masing penerima (direkam by aplikasi SPM bukan ketik manual)

!!!  Banyak dijumpai data nama dan nomor rekening penerima belum
direkam. Sebelum melakukan proses penerimaan ADK SPM,
lakukan pengecekan terlebih dahulu data nama dan nomor
rekening penerima pada ADK SPM. Kembalikan SPM jika data
dimaksud belum ada, atau ada tetapi diketik secara manual

c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)

2) Menguji kelengkapan lampiran SPM LS Honorarium:


Honorarium:

a. SPM LS (Hard copy dan ADK SPM LS)  harus sama


b. SPTB yang ditandatangani oleh PPK
c. Surat Keputusan pemberian honorarium
d. Daftar pembayaran honorarium
e. SSP (jika ada potongan pajak)
f. Daftar nama dan nomor rekening penerima, yang dicetak dari aplikasi
SPM (jika penerima lebih dari satu orang)
3) Menguji kebenaran lampiran SPM LS Honorarium:
Honorarium:
d. SPTB
 Format SPTB harus sesuai dengan PER-11/PB/2011 dan harus diisi lengkap

e. Surat keputusan pemberian honorarium


 SK pemberian honorarium/lampirannya setidaknya mengandung informasi
nama pegawai penerima honor beserta besaran honor yang diterima per
bulan/per kegiatan, jangka waktu SK berlaku/ditetapkan, dan dibebankan
pada DIPA tgl/no berapa

f. Daftar pembayaran honorarium


 Daftar pembayaran honorarium harus ditandatangani oleh bendahara
pengeluaran dan KPA atau pejabat yang ditunjuk, memuat nama dan
besaran honorarium masing-masing penerima (harus sama dengan SK
pemberian honornya)

g. SSP (jika ada potongan pajak)


 Jumlah nilai nominal PPN dan PPh pada SSP harus sama dengan jumlah
yang dipotong pada SPM. Penulisan pada SSP tidak boleh ada kesalahan,
ditindis, di coret atau di hapus (tipp-ex)
II (D). SPM LS BANTUAN SOSIAL

Digunakan untuk pembayaran bantuan yang diberikan secara langsung (block grant)
kepada instansi pemerintah, lembaga masyarakat, kelompok masyarakat, maupun
perorangan. SPM Bantuan Sosial menggunakan akun 57XXXX.

!!!  Tata cara penyaluran bantuan sosial biasanya diatur dalam PERDIRJEN
tersendiri, namun jika tidak ada ketentuan yg mengatur tersendiri,
tata cara penyalurannya mengacu pada PER-66/PB/2005 jo. PER-
11/PB/2011

!!!  Pastikan bahwa tata cara pembayaran bantuan sosial telah sesuai
dengan ketentuan yang ada.

1) Menguji kebenaran SPM LS Bantuan Sosial:


a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
b. Jika jumlah penerima pada SPM lebih dari satu (rek. para penerima) maka pada
ADK SPM harus direkam terlebih dahulu nama dan nomor rekening masing-
masing penerima (direkam by aplikasi SPM, bukan ketik manual)
!!!  Banyak dijumpai data nama dan nomor rekening penerima belum
direkam. Sebelum melakukan proses penerimaan ADK SPM,
lakukan pengecekan terlebih dahulu data nama dan nomor
rekening penerima pada ADK SPM. Kembalikan SPM jika data
dimaksud belum ada, atau ada tetapi diketik secara manual
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)

2) Menguji kelengkapan lampiran SPM LS Bantuan Sosial:


a. SPM LS (Hard copy dan ADK SPM LS)  harus sama
b. SPTB yang ditandatangani oleh PPK
c. Ringkasan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (jika ada)
d. SK Pemberian Bantuan
e. Daftar nama dan nomor rekening penerima, yang dicetak dari aplikasi
SPM (jika penerima lebih dari satu orang)

1
3) Menguji kebenaran lampiran SPM LS Bantuan Sosial:
a. SPTB
 Format SPTB harus sesuai dengan PER-11/PB/2011 dan harus diisi
lengkap

b. Resume/ Ringkasan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (jika ada)


 Format harus sesuai dengan masing-masing PERDIRJEN yang mengatur tata
cara penyaluran bantuan sosial, jika tidak ada format tersendiri maka
mengacu format pada PER-66/PB/2005 dan harus diisi lengkap

c. SK Pemberian Bantuan
 SK pemberian bantuan harus mencantumkan secara tegas dan jelas nama
instansi/lembaga/kelompok/perorangan penerima bantuan beserta besaran
bantuan untuk masing-masing penerima

2
II (E). SPM LS PENGEMBALIAN PAJAK, DAN BEA CUKAI

Termasuk dalam jenis SPM ini adalah SPM Pengembalian Pajak (SPM-KP), SPM
Pengembalian Bea dan Cukai (SPM-KBC), SPM Pengembalian Pajak Bumi dan Bangunan
(SPM-KPBB) dan SPM Imbalan Bunga (SPM-IB).

!!!  Sesuai surat Dirjen Perbendaharaan tanggal 22 Maret 2011 nomor S-


3182/ PB/2011, penyampaian SPM-KP, SPM-KBC, SPM-KPBB dan SPM-IB
harus disampaikan secara langsung ke KPPN, oleh petugas yang telah
ditunjuk dengan menggunakan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS).

!!!  Kembalikan SPM-KP, SPM-KBC, SPM-KPBB dan SPM IB jika tidak diantar
langsung ke KPPN.

1) Menguji kebenaran SPM LS Pengembalian Pajak dan Bea Cukai:


Cukai:
a. Sebelum melakukan proses penerimaan, wajib dilakukan konfirmasi terlebih
dahulu ke Kantor Pajak atau Kantor Bea Cukai penerbit SPM dimaksud, untuk
memastikan bahwa SPM yang diajukan adalah asli.
b. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS

2) Menguji kelengkapan lamp.


lamp. SPM LS Pengemb.
Pengemb. Pajak dan Bea Cukai:
Cukai:
a. SPM LS (Hard copy dan ADK SPM LS)  harus sama
b. Surat Ketetapan Pengembalian Pajak, PBB , Bea Cukai atau Imbalan
Bunga

3
LAMPIRAN I
CONTOH-CONTOH
CONTOH SPM DAN BAGIAN
BAGIAN-
BAGIAN SPM YANG SERING DIJUMPAI
ADANYA KESALAHAN

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA ENDE


2011

@ HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG


UNDANG-UNDANG
LAMPIRAN II
AKUN-AKUN
AKUN YANG SERING SALAH
DALAM PENGGUNAANNYA

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA ENDE


2011

@ HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG


UNDANG-UNDANG
A. BELANJA PEGAWAI
Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun
511195 Belanja Tunjangan Operasi Digunakan untuk mencatat belanja tunjangan operasi
Pengamanan pada pulau- pengamanan bagi PNS yang bertugas dalam operasi
pulau terluar dan wilayah pengamanan pada pulau-pulau kecil terluar dan wilayah
perbatasan PNS TNI perbatasan sesuai dengan PP No. 49 Tahun 2010

511239 Belanja Tunjangan Operasi Digunakan untuk mencatat belanja tunjangan operasi
Pengamanan pada pulau- pengamanan bagi prajurit TNI yang bertugas dalam
pulau terluar dan wilayah operasi pengamanan pada pulau-pulau kecil terluar dan
perbatasan PNS TNI wilayah perbatasan sesuai dengan PP No. 49 Tahun
2010

512411 Belanja Pegawai Digunakan untuk pembayaran tunjangan


(Tunjangan khusus/kegiatan dan pembiayaan kepegawaian lainnya
Khusus/Kegiatan) di dalam negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Contoh : Pembayaran Uang Kehormatan dan Uang
Lelah bagi Anggota KPU dan Personil Sekretariat KPU

511152 Belanja Tunjangan Profesi Kemenag : Digunakan untuk tunjangan profesi guru
Guru PNS

511153 Belanja Tunjangan Profesi Kemenag : Digunakan untuk tunjangan profesi dosen
Dosen PNS
Kemendiknas : Digunakan untuk tunjangan profesi
dosen PNS

511154 Belanja Tunjangan Kemenag : digunakan untuk belanja tunjangan


Kehormatan Profesor kehormatan profesor PNS
Kemendiknas : digunakan untuk belanja tunjangan
kehormatan profesor PNS

511155 Belanja tunjangan Kemenag : digunakan untuk belanja tunjangan


tambahan penghasilan guru tambahan penghasilan guru PNS yang belum menerima
PNS tunjangan profesi guru

511156 Belanja Tunjangan Khusus Kemenag : digunakan untuk Belanja Tunjangan Khusus
Guru/Dosen Guru/Dosen PNS
Kemendiknas : digunakan untuk Belanja Tunjangan
Khusus Dosen PNS
B. BELANJA BARANG

Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun


521115 Honor Operasional Satuan Honor Tidak Tetap yang digunakan untuk kegiatan yang
Kerja terkait dengan operasional kegiatan satker
Contoh :
a. Honor Pejabat KPA, PPK, Pejabat Penguji SPP dan
Penanda Tangan SPM, honor bendahara
pengeluaran/PUM, termasuk honor staf pengelola
keuangan
b. Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa
c. Honor Pengelola PNBP
d. Termasuk honor TIM SAI (Pengelola SAK dan
SIMAK BMN)
Honor operasional satuan kerja merupakan honor yang
menunjang kegiatan operasional satker bersangkutan
dan pembayaran honornya dilakukan secara terus
menerus dari awal sampai dengan akhir tahun
anggaran

521119 Belanja Barang Operasional Pengeluaran untuk membiayai pengadaan barang yang
Lainnya tidak dapat ditampung dalam mata anggaran 521111,
521112, 521113, 521114 dalam rangka kegiatan
operasional
Belanja Barang Operasional Lainnya dapat digunakan
untuk belanja bantuan transport dalam kota, dalam
rangka kegiatan operasional kantor
Belanja Barang Operasional Lainnya dapat digunakan
untuk pemberian beasiswa kepada pegawai lingkup
Kementerian Negara/Lembaga atau di luar lingkup
satuan kerja

521213 Honor Output Kegiatan Honor Tidak Tetap yang dibayarkan kepada pegawai
yang melaksanakan kegiatan dan terkait dengan output
Contoh :
Honor untuk pelaksana kegiatan penelitian, honor untuk
tim pelaksana kegiatan (pengarah, penanggung jawab,
ketua, sekretaris, anggota dan staf sekretariat)
Honor output kegiatan dapat digunakan untuk biaya
honor yang timbul sehubungan dengan/dalam rangka
penyerahan barang kepada masyarakat
522115 Belanja Jasa Profesi Belanja untuk pembayaran jasa atau keahlian yang
dimiliki dan diberikan kepada pegawai PNS dan non
PNS sebagai narasumber, pembicara, praktisi, pakar
dalam kegiatan di luar Direktorat dan Es I pegawai
yang bersangkutan untuk kepentingan dinas
Belanja Jasa Profesi yang digunakan untuk pembayaran
honor narasumber PNS pada kegiatan yang diikuti
peserta dari luar instansi atau dari eselon satu lain

524119 Belanja Perjalanan Lainnya Pengeluaran untuk perjalanan lainnya dalam rangka
pendukung kegiatan K/L yang tidak tertampung di
dalam pos belanja perjalanan biasa dan tetap
Belanja perjalanan lainnya dapat digunakan untuk
transport dalam rangka perjalanan dinas apabila
perjalanan dinas dimaksud memenuhi kriteria dalam
PMK 45/PMK.05/2007 juncto PMK.07/PMK.05/2008
tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap.
Termasuk biaya pertemuan, seminar dan rapat
(swakelola), untuk uang harian dan transport kegiatan
rapat luar kota (full board)
C. BELANJA MODAL
Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun
536111 Belanja Modal Fisik Lainnya Pengeluaran untuk memperoleh aset tetap lainnya dan
aset lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam
belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan
Pengeluaran untuk memperoleh aset non fisik sampai
dengan siap digunakan
Belanja modal fisik lainnya dapat digunakan untuk
pengadaan software, pengembangan website,
pengadaan lisensi yang memberikan manfaat lebih dari
satu tahun baik secara swakelola maupun dikontrakkan
kepada pihak ketiga
Belanja modal fisik lainnya dapat digunakan untuk
pembangunan aset tetap renovasi yang akan
diserahkan kepada entitas lain dan masih dilingkungan
pemerintah pusat
D. BELANJA BANTUAN SOSIAL
Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun
572111 Belanja Bantuan Langsung Digunakan untuk pengeluaran Negara dalam bentuk
(Block Grant) Sekolah/ bantuan langsung (block grant) sekolah/lembaga guru
Lembaga Guru
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/
Lembaga Guru dapat digunakan untuk belanja
tunjangan profesi guru/dosen, tunjangan khusus
guru/dosen dan tunjangan kehormatan profesor.
Pada Kementerian Agama, digunakan untuk :
1. Tunjangan profesi guru/dosen non PNS
2. Tunjangan khusus guru/dosen non PNS
3. Tunjangan kehormatan profesor non PNS
4. Tunjangan fungsional guru non PNS

Pada Kementerian Diknas digunakan untuk :


1. Tunjangan profesi guru PNS dan Non PNS serta
tunjangan profesi dosen non PNS
2. Tunjangan khusus guru PNS, Guru Non PNS dan
Dosen non PNS
3. Tunjangan kehormatan profesor non PNS

572113 Belanja Bantuan Beasiswa Digunakan untuk pengeluaran negara dalam bentuk
bantuan beasiswa
Belanja Bantuan Beasiswa dapat digunakan untuk
pemberian beasiswa kepada penerima beasiswa diluar
lingkup Kementerian Negara/Lembaga atau di luar
lingkup satuan kerja
LAMPIRAN II
III
KUMPULAN PERATURAN BESERTA
RINGKASAN ISINYA YANG SERING
DIGUNAKAN FO

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA ENDE


2011

@ HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG


UNDANG-UNDANG

Anda mungkin juga menyukai