SIMBOL
Jika anda menjumpai simbol “ !!! “ itu artinya anda perlu memberikan perhatian khusus
pada bagian tersebut.
SISTEMATIKA PENULISAN
Proses verifikasi SPM pada modul ini, secara garis besar terbagi atas tiga bagian, yaitu :
1) Menguji kebenaran SPM
2) Menguji kelengkapan SPM
3) Menguji kebenaran lampiran SPM
Pada setiap bagian verifikasi SPM, selalu kami sertakan simbol ” !!! ” yang menurut
hemat kami merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Disamping itu,
pada beberapa kata juga kami berikan penekanan berupa ”huruf tebal” dan ”garis
bawah”
SELAMAT MEMBACA
SEBELUM ANDA MELAKUKAN PROSES
PENERIMAAN DAN VERIFIKASI TERHADAP SURAT
PERINTAH MEMBAYAR (SPM) YANG DIAJUKAN
OLEH SATUAN KERJA, SILAKAN BACA DUA HAL
DIBAWAH INI :
SPM UP pada dasarnya hanya diberikan sekali dalam satu tahun anggaran, dan bersifat
revolving (dapat diisi kembali jika telah digunakan dan sepanjang dananya masih
tersedia dalam DIPA), kecuali jika satker ybs mengajukan tambahan besaran UP-nya (ke
Kanwil DJPB dengan perubahan setinggi-tingginya Rp500 jt dan Dirjen Perbendaharaan
untuk diatas Rp 500jt), dikarenakan UP maksimal yang dapat diberikan kepada satker
ybs masih belum cukup, maka kepada satker ybs dapat diberikan UP kembali setelah
diperhitungkan dengan UP yang telah diterima.
*) Yang dimaksud pagu DIPA adalah pagu belanja barang (52), belanja lain-
lain (58) dan belanja modal (53) terbatas untuk pengeluaran honor tim,
ATK, perjalanan dinas, biaya pengumuman lelang, pengurusan surat ijin,
yang diijinkan untuk diberikan UP
!!! Jangan pernah menerima SPM satuan kerja jika SK penunjukan dan
spesimen tanda tangan pejabat pengelola keuangan belum pernah
diterima
II. SPM TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPM-TUP)
SPM TUP diberikan jika penggunaan UP belum mencapai 75%, sedangkan satker ybs
memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia, dan sifatnya untuk
membiayai kegiatan yang mendesak. SPM TUP harus dipertanggungjawabkan
paling lambat 1 bulan sejak SP2D diterbitkan. Jika pertanggungjawabannya melebihi
satu bulan, maka harus ada persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
!!! Banyak ditemukan kasus sisa dana yang tersedia ternyata tidak
mencukupi untuk pertanggungjawaban TUP (terutama sisa dana per
Akun). Misal sisa dana akun 521111 adalah Rp 2 juta, kemudian ada
permintaan TUP untuk akun 521111 sebesar Rp 3 juta, dan seringkali
baru ketahuan setelah SPM GU NIHIL TUP di ajukan. So, lakukan
pengecekan sisa dana atas permintaan TUP, secermat mungkin.
!!! Banyak ditemukan pada rincian rencana penggunaan dana TUP, bahwa
dana TUP yang diminta hanya akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran2 yang sifatnya rutin (bukan keperluan mendesak), yang
sebenarnya bisa dibiayai dari UP. Dalam kasus seperti ini, KPPN harus
selektif memberikan persetujuan, dan sebaiknya lebih memberi saran
untuk menggunakan Uang Persediaan yang ada, dengan menambah
intensitas pengajuan SPM GUP (dari sebulan sekali menjadi sebulan dua
atau tiga kali)
!!! Jangan pernah memberikan TUP ”dua kali” jika TUP sebelumnya belum
pernah atau kurang dipertanggungjawabkan ke KPPN
III. SPM PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN (SPM-GUP)
SPM GUP digunakan untuk mengisi kembali Uang Persediaan yang telah digunakan oleh
satuan kerja. SPM GUP dapat diajukan jika UP telah digunakan minimal 75%.
!!! Kesalahan yang sering ditemukan adalah format SPTB tidak sesuai
dengan ketentuan, cara pengisian kolom2 pada SPTB salah dan
kesalahan pembebanan pada akun
b. Fotokopi SSP
pastikan bahwa setoran pajak yang dilampirkan, uangnya telah masuk ke
rekening Kas Negara dengan melakukan konfirmasi ke seksi bank/pos KPPN
(diberi stempel konfirmasi) atau dengan meminta fotocopy NTPN dari setoran
dimaksud. Ini untuk mencegah dan mendeteksi adanya kecurangan satuan
kerja dengan membuat surat setoran pajak (SSP) palsu tanpa pernah
menyetor uangnya ke kas Negara.
IV. SPM PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN NIHIL (SPM-GU NIHIL)
Rumus :
SPM GUP NIHIL + SETORAN TUNAI PENGEMBALIAN UP/TUP (SSBP) = SPM UP/TUP
f. Akun pengembalian UP/TUP (potongan pada SPM) yang diajukan pada tahun
anggaran berjalan adalah sebagai berikut:
• Untuk sumber dana RM 815111
• Untuk sumber dana PNBP 815113
• Untuk sumber dana BLN 815112
!!! Jika SPM GU Nihil diajukan melewati batas akhir tahun anggaran
berjalan, maka akun pengembalian UP (potongan pada SPM)
yang digunakan adalah 815114 (baik sumber dananya berasal
dari RM, PNBP maupun BLN)
g. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh format
SPM GUP Nihil terlampir)
h. Sesuai dengan Perdirjen No PER-11/PB/2011, maka pengajuan SPM GUP NIHIL
dapat diajukan secara bertahap (tidak harus sekaligus) sampai semua UP/TUP
telah dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku.
!!! KHUSUS SPM GUP NIHIL ATAS TUP HARUS DIAJUKAN PALING
LAMA DALAM JANGKA SATU BULAN SEJAK TANGGAL SP2D TUP
DITERBITKAN. JIKA PERTANGGUNGJAWABANNYA MELEWATI
BATAS SATU BULAN, MAKA HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN
KANWIL DJPB TERLEBIH DAHULU.
!!! JANGAN PERNAH MENERIMA PERTANGGUNGJAWABAN SPM GUP
NIHIL ATAS TUP YANG MELEWATI BATAS SATU BULAN, JIKA
BELUM ADA SURAT PERSETUJUAN DARI KANWIL DJPB.
!!! Kesalahan yang sering ditemukan adalah format SPTB tidak sesuai
dengan ketentuan, cara pengisian kolom2 pada SPTB salah dan
kesalahan pembebanan pada akun
Termasuk dalam kategori SPM LS Belanja Pegawai Gaji adalah : Gaji Induk, Gaji
Susulan, Gaji Terusan, Uang Duka Wafat/Tewas, dan Kekurangan Gaji/Tunjangan.
!!! Untuk satuan kerja di luar TNI/POLRI, sebelum SPM diterima, harus
dilakukan rekonsiliasi data gaji terlebih dahulu dengan menggunakan
aplikasi GPP.
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
!!! Ada beberapa akun yang dapat dinilai ’keakuratannya’ dari
jumlah nominal (rupiahnya), seperti tunjangan struktural
(akun 511123) dan tunjangan fungsional (akun 511124)
nilainya harus dalam ribuan rupiah, untuk tunjangan beras
(akun 511126) nilainya harus sama dengan jumlah jiwa X nilai
tunjangan beras (sesuai SE Perdirjen Perbendaharaan)
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)
Termasuk dalam kategori SPM LS Belanja Pegawai Non Gaji adalah : Uang Makan, Uang
Lembur, Tunjangan Profesi Guru/Dosen, Tunjangan Kehormatan Profesor, Belanja
Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNS, Belanja Tunjangan Khusus Guru/Dosen,
Uang kehormatan anggota KPU, uang lelah sekretariat KPU dll (BKPK 51....)
!!! Banyak dijumpai data nama dan nomor rekening penerima belum
direkam. Sebelum melakukan proses penerimaan ADK SPM,
lakukan pengecekan terlebih dahulu data nama dan nomor
rekening penerima pada ADK SPM. Kembalikan SPM jika data
dimaksud belum ada, atau ada tetapi diketik secara manual
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)
a. Daftar Pembayaran
Penghitungan jumlah pembayaran beserta potongannya harus benar
Bulan pembayaran yang tercantum pada daftar pembayaran, harus sesuai
dengan bulan pembayaran pada uraian SPM
Daftar pembayaran harus ditandatangani oleh sekurang-kurangnya
bendahara pengeluaran dan KPA atau pejabat yang ditunjuk
Untuk pembayaran tunjangan, nama penerima dan besarnya tunjangan
yang dibayarkan, harus sama dengan SK pemberian tunjangan
c. SPK Lembur
SPK lembur ditandatangani oleh KPA dan diberikan tanggal sekurang-
kurangnya sama atau sebelum pelaksanaan lembur, misal pelaksanaan
lembur pada tanggal 5 April, maka SPK ditandatangi tanggal 5 April atau
sebelumnya
SPK lembur harus juga memuat daftar nama-nama pegawai yang
melakukan lembur beserta uraian pekerjaan yang dilemburkan
d. SSP
Jumlah nilai nominal PPN dan PPh pada SSP harus sama dengan jumlah
yang dipotong pada SPM. Penulisan pada SSP tidak boleh ada kesalahan,
ditindis, di coret atau di hapus (tipp-ex)
II. SPM LS NON BELANJA PEGAWAI
SPM ini digunakan untuk pembayaran belanja barang atau belanja modal, yang
dikontrakkan kepada pihak III
1) Menguji
Menguji kebenaran SPM LS Non Bel Pegawai (kontraktual):
(kontraktual):
a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
b. Untuk pekerjaan kontraktual yang pembayarannya dilakukan secara bertahap
(termyn) maka DATA KONTRAK harus sudah direkam oleh satuan kerja
!!! Banyak dijumpai data kontrak belum direkam. Sebelum
melakukan proses penerimaan ADK SPM, lakukan pengecekan
terlebih dahulu data kontrak pada ADK SPM. Kembalikan SPM
jika data kontrak belum direkam
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)
!!! Sering dijumpai penulisan tgl/no kontrak, BAP, BAST tidak sama
antara SPTB dengan SPM
b. Ringkasan/Resume Kontrak
Format harus sesuai dengan PER-66/PB/2005 dan harus diisi lengkap
Kolom tanggal/no DIPA dan kode keg/subkeg/MAK harus sama dengan
yang tercantum pada SPM
Tanggal kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja, jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan tanggal penyelesaian pekerjaan harus sinkron. Misal tanggal
kontrak 1 April, jangka waktu penyelesaian 10 hari, maka tanggal
penyelesaian pekerjaan adalah tanggal 10 April.
1) Menguji
Menguji kebenaran SPM LS Honorarium :
a. ADK SPM (softcopy) harus sama dengan Hardcopy SPM
b. Jika jumlah penerima pada SPM lebih dari satu (rek. para penerima) maka
pada ADK SPM harus direkam terlebih dahulu nama dan nomor rekening
masing-masing penerima (direkam by aplikasi SPM bukan ketik manual)
!!! Banyak dijumpai data nama dan nomor rekening penerima belum
direkam. Sebelum melakukan proses penerimaan ADK SPM,
lakukan pengecekan terlebih dahulu data nama dan nomor
rekening penerima pada ADK SPM. Kembalikan SPM jika data
dimaksud belum ada, atau ada tetapi diketik secara manual
c. Tanda Tangan pada SPM harus asli (tanda tangan dan cap basah) dan sesuai
dengan spesimen yang ada pada database KPPN
d. Pembebanan pada akun harus sesuai BAS
e. Penulisan pada SPM harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (contoh
format SPM terlampir)
Digunakan untuk pembayaran bantuan yang diberikan secara langsung (block grant)
kepada instansi pemerintah, lembaga masyarakat, kelompok masyarakat, maupun
perorangan. SPM Bantuan Sosial menggunakan akun 57XXXX.
!!! Tata cara penyaluran bantuan sosial biasanya diatur dalam PERDIRJEN
tersendiri, namun jika tidak ada ketentuan yg mengatur tersendiri,
tata cara penyalurannya mengacu pada PER-66/PB/2005 jo. PER-
11/PB/2011
!!! Pastikan bahwa tata cara pembayaran bantuan sosial telah sesuai
dengan ketentuan yang ada.
1
3) Menguji kebenaran lampiran SPM LS Bantuan Sosial:
a. SPTB
Format SPTB harus sesuai dengan PER-11/PB/2011 dan harus diisi
lengkap
c. SK Pemberian Bantuan
SK pemberian bantuan harus mencantumkan secara tegas dan jelas nama
instansi/lembaga/kelompok/perorangan penerima bantuan beserta besaran
bantuan untuk masing-masing penerima
2
II (E). SPM LS PENGEMBALIAN PAJAK, DAN BEA CUKAI
Termasuk dalam jenis SPM ini adalah SPM Pengembalian Pajak (SPM-KP), SPM
Pengembalian Bea dan Cukai (SPM-KBC), SPM Pengembalian Pajak Bumi dan Bangunan
(SPM-KPBB) dan SPM Imbalan Bunga (SPM-IB).
!!! Kembalikan SPM-KP, SPM-KBC, SPM-KPBB dan SPM IB jika tidak diantar
langsung ke KPPN.
3
LAMPIRAN I
CONTOH-CONTOH
CONTOH SPM DAN BAGIAN
BAGIAN-
BAGIAN SPM YANG SERING DIJUMPAI
ADANYA KESALAHAN
511239 Belanja Tunjangan Operasi Digunakan untuk mencatat belanja tunjangan operasi
Pengamanan pada pulau- pengamanan bagi prajurit TNI yang bertugas dalam
pulau terluar dan wilayah operasi pengamanan pada pulau-pulau kecil terluar dan
perbatasan PNS TNI wilayah perbatasan sesuai dengan PP No. 49 Tahun
2010
511152 Belanja Tunjangan Profesi Kemenag : Digunakan untuk tunjangan profesi guru
Guru PNS
511153 Belanja Tunjangan Profesi Kemenag : Digunakan untuk tunjangan profesi dosen
Dosen PNS
Kemendiknas : Digunakan untuk tunjangan profesi
dosen PNS
511156 Belanja Tunjangan Khusus Kemenag : digunakan untuk Belanja Tunjangan Khusus
Guru/Dosen Guru/Dosen PNS
Kemendiknas : digunakan untuk Belanja Tunjangan
Khusus Dosen PNS
B. BELANJA BARANG
521119 Belanja Barang Operasional Pengeluaran untuk membiayai pengadaan barang yang
Lainnya tidak dapat ditampung dalam mata anggaran 521111,
521112, 521113, 521114 dalam rangka kegiatan
operasional
Belanja Barang Operasional Lainnya dapat digunakan
untuk belanja bantuan transport dalam kota, dalam
rangka kegiatan operasional kantor
Belanja Barang Operasional Lainnya dapat digunakan
untuk pemberian beasiswa kepada pegawai lingkup
Kementerian Negara/Lembaga atau di luar lingkup
satuan kerja
521213 Honor Output Kegiatan Honor Tidak Tetap yang dibayarkan kepada pegawai
yang melaksanakan kegiatan dan terkait dengan output
Contoh :
Honor untuk pelaksana kegiatan penelitian, honor untuk
tim pelaksana kegiatan (pengarah, penanggung jawab,
ketua, sekretaris, anggota dan staf sekretariat)
Honor output kegiatan dapat digunakan untuk biaya
honor yang timbul sehubungan dengan/dalam rangka
penyerahan barang kepada masyarakat
522115 Belanja Jasa Profesi Belanja untuk pembayaran jasa atau keahlian yang
dimiliki dan diberikan kepada pegawai PNS dan non
PNS sebagai narasumber, pembicara, praktisi, pakar
dalam kegiatan di luar Direktorat dan Es I pegawai
yang bersangkutan untuk kepentingan dinas
Belanja Jasa Profesi yang digunakan untuk pembayaran
honor narasumber PNS pada kegiatan yang diikuti
peserta dari luar instansi atau dari eselon satu lain
524119 Belanja Perjalanan Lainnya Pengeluaran untuk perjalanan lainnya dalam rangka
pendukung kegiatan K/L yang tidak tertampung di
dalam pos belanja perjalanan biasa dan tetap
Belanja perjalanan lainnya dapat digunakan untuk
transport dalam rangka perjalanan dinas apabila
perjalanan dinas dimaksud memenuhi kriteria dalam
PMK 45/PMK.05/2007 juncto PMK.07/PMK.05/2008
tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap.
Termasuk biaya pertemuan, seminar dan rapat
(swakelola), untuk uang harian dan transport kegiatan
rapat luar kota (full board)
C. BELANJA MODAL
Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun
536111 Belanja Modal Fisik Lainnya Pengeluaran untuk memperoleh aset tetap lainnya dan
aset lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam
belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan
Pengeluaran untuk memperoleh aset non fisik sampai
dengan siap digunakan
Belanja modal fisik lainnya dapat digunakan untuk
pengadaan software, pengembangan website,
pengadaan lisensi yang memberikan manfaat lebih dari
satu tahun baik secara swakelola maupun dikontrakkan
kepada pihak ketiga
Belanja modal fisik lainnya dapat digunakan untuk
pembangunan aset tetap renovasi yang akan
diserahkan kepada entitas lain dan masih dilingkungan
pemerintah pusat
D. BELANJA BANTUAN SOSIAL
Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun
572111 Belanja Bantuan Langsung Digunakan untuk pengeluaran Negara dalam bentuk
(Block Grant) Sekolah/ bantuan langsung (block grant) sekolah/lembaga guru
Lembaga Guru
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/
Lembaga Guru dapat digunakan untuk belanja
tunjangan profesi guru/dosen, tunjangan khusus
guru/dosen dan tunjangan kehormatan profesor.
Pada Kementerian Agama, digunakan untuk :
1. Tunjangan profesi guru/dosen non PNS
2. Tunjangan khusus guru/dosen non PNS
3. Tunjangan kehormatan profesor non PNS
4. Tunjangan fungsional guru non PNS
572113 Belanja Bantuan Beasiswa Digunakan untuk pengeluaran negara dalam bentuk
bantuan beasiswa
Belanja Bantuan Beasiswa dapat digunakan untuk
pemberian beasiswa kepada penerima beasiswa diluar
lingkup Kementerian Negara/Lembaga atau di luar
lingkup satuan kerja
LAMPIRAN II
III
KUMPULAN PERATURAN BESERTA
RINGKASAN ISINYA YANG SERING
DIGUNAKAN FO