Anda di halaman 1dari 5

c.

Pembelajaran 3
1. Tujuan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa agar
dapat menjelaskan tentang kedudukan hukum pemerintah dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara dalam hukum publik dan hukum privat.

2. Materi Pembelajaran: Kedudukan Hukum Pemerintah


2.1. Kedudukan Pemerintah Dalam Hukum Publik

Disebutkan lagi bahwa dalam perpektif hukum publik negara adalah organisasi
jabatan. Diantara jabatan-jabatan kenegaraan ini ada jabatan pemerintah. Di dalam hukum
mengenai badan hukum kita mengenal perbedaan antara badan hukum dan organ-
organnya. Parelitas perbedaan itu kurang lebih tampak ketika menyangkut hubungan hukum
yang berkaitan dengan harta kekayaan dari badan umum (yang digunakan oleh organ
pemerintahan).
Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik itu memiliki
kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum (perdata). Lembaga-
lembaga hukum publik tersebut merupakan badan hukum publik tersebut merupakan badan
hukum perdata dam melalui organ-organnya (badan atau jabatan TUN) menurut peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan dapat melakukan perbuatan/tindakan hukum
perdata.
Meskipun organ atau jabatan pemerintah dapat melakukan perbuatan hukum perdata,
memawakili badan hukum induknya, namun yang terpenting dalam konteks hukum
adminisyrasi negara adalah mengetahui organ atau jabatan pemerintah dalam melakukan
perbuatan hukum yang bersifat publik. Dalam hukum administrasi yang menempatkan organ
atau jabatan pemerintah sebagai salah satu objek kajian utama, mengenal karakteristik
jabatan pemerintahan mrrupakan sesuatu yang tak terelakkan.
Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan, ada beberapa ciri yang terdapat pada jabatan
atau organ pemerintahan yaitu :
1) Organ pemerintah menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab sendiri, yang
dalam pengertian modern, diletakkan sebagai pertanggung jawaban politik
dan kepegawaian atau tanggung jawab pemerintah sendiri di hadapan hakim. Organ
pemerintah adalah pemikul kewajiban tanggung jawab.

2) Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma hukum


administrasi, organ pemerintahan dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses
peradilan, yaitu alam hal ada keberatan, banding, atau perlawanan.

3) Disamping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil menjadi pihak
yang tidak puas, artinya sebagai pengugat.

4) Pada prinsipnya organ pemerintahan tidak memiliki harta kekayaan sendiri. Organ
pemerintahan merupakan bagian (alat) dari badan hukum menurut privat dengan harta
kekayaannya. Jabatan Bupati atau Walikota adalah organ-organ dari badan hukum
“Kabupaten”. Berdasarkan aturan hukum badan umum inilah yang dapat memiliki harta
kekayaan, bukan organ pemerintahannya.

Meskipun jabatan pemerintahan ini dilekati dengan hak dan kewajiban atau diberi
wewenang untuk melakukan tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak sendiri.
Jabatan dapat melakukan perbuataan hukum, yang dilakukan melalui perwakilan
(vertegenwoordinging) yaitu penjabat (ambtsdrager), yang bertindak atas jabatan itu.
Menurut E. Utrecht oleh diwakili penjabat, maka jabatan itu berjalan. Yang menjalankan hak
dan kewajiban yang didukung oleh jabatan ialah penjabat. Jabatan bertindak dengan
perantaraan penjabatnya. P. Nicolai dan kawan-kawan menyebutkan bahwa : “ kewenangan
yang diberikan kepada organ pemerintahan harus dijalankan oleh manusia. Tenaga dan
pikiran mereka yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi organ tersebut yaitu para penjabat”.
Berdasarkan ketentuan hukum, penjabat hanya menjalankan tugas dan wewenang,
karena penjabat tidak “memiliki” wewenang. Yang memiliki wewenang adalah jabatan.
Apa yang disebutkan P. Nicolai khusunya pada ciri yang keempat dapat menimbulkan salah
pengertian bagi sebagian orang, karena dlama praktik penyelenggaraan pemerintahan para
pejabat itu terlibat dan menggunakan harta kekayaan. Ada kesan kuat bahwa jabatan
pemerintah itu memiliki harta kekayaan dan digunakan untuk penyelenggarakan tugas-tugas
pemerintahan.
Jika berpegang pada teori tentang badan hukum, yang salah satu unsurnya memiliki
harta kekayaan yang terpisah sebagaimana akan terlihat dibawah , maka apa yang
dikemukakan oleh Nicolai tersebut sejalan dengan teori ilmu hukum. Dengan kata lain,
jabatan tidak memiliki harta kekayaan, yang memilik kekayaan adalah badan umum yang
menjadi induk dari jabatan tersebut.
Apa yang dikemukakan P. Nicolai sejalan dengan pendapat yang dikemukakan F.R.
Bothlingk, yakni “Dat een veroordeling tot schadevergoeding wordt uitgesproken niet tegen
het orgaam doch tegen het betreffende openbaar lichaam, want slecht het openbaar lichaam
kan betalen, is vermoegenssubject”. (pembebanan untuk membayar ganti kerugian itu tidak
diucapkan terhadap organ, tetapi kepada badan umum terkait, karena hanya badan umum
yang dapat membayar, [sebagai] subjek harta kekayaan).
Meskipun jabatan pemerintah ini dilekati dengan hak dan kewajiban atau diberi wewenang
untuk melakukan tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak sendiri. Jabatan
hanyalah fiksi. Perbuatan hukum jabatan dilakukan melalui perwakilan , yaitu pejabat
(ambtsdrager). Pejabat bertindak untuk dan atas nama jabatan.
Menurut E. Utrecht, oleh karena diwakili pejabat, maka jabatan itu berjalan. Dalam kaitan ini,
logemann mengatakan “Berdasarkan hukum tata negara, jabatanlah yang dibebani dengan
kewajiban, berwenang untuk melakuka perbuatan hukum. Hak dan kewajiban berjalan terus,
tidak peduli dengan pergantian pejabat”.
Di atas telah disebutkan bahwa jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap,
sementara pejabat dapat berganti-ganti. Pergantian pejabat tidak mempengaruhi
kewenangan yang melekat pada jabatan. F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek memberiakn
ilustrasi mengenai perbuatan hukum dari jabatan dan jabatan ini, “Kewenangan
pemerintahan (hak-hak dan kewajiban-kewajiban) itu melekat pada jabatan. Jika sebagai
contoh bupati/walikota memberikan keputusan tertentu, maka berdasarkan hukum
keputusan itu diberikkan oleh jabatan bupati/walikita, dan bukan oleh orang pada saat itu
diberi jabatan, yakni bupati/walikota”.
Antara jabatan dengan pejabat memiliki hubungan yang erat, namun di antara
keduanya memiliki kedudukan hukum yang berbeda atau terpisah dan diatur dengan hukum
yang berbeda. Jabatan dan pejabat diatur dan tunduk pada hukum yang berbeda. Jabatan
diatur oleh Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, sedangkan pejabat diatur
dan tunduk pada hukum kepegawaian.
Disamping itu, sesuai dengan ilustrasi yang diberikan Bothlingk tampak bahwa
pejabat menampilkan dirinya dalam dua kepribadian yaitu selaku pribadi dan selaku
personifikasi dari organ, yang berarti selain diatur dan tunduk pada hukum kepegawaian
juga tunduk pada hukum keperdataan, khusus dalam kapasitasnya selaku individu atau
pribadi (privepersoon). Dalam hukum administrasi negara, tindakan hukum Jabatan
pemerintahan dijalankan oleh pejabat pemerintah. Dengan demikian, kedudukan hukum
pemerintah

2.2. Kedudukan Pemerintah Dalam Hukum Privat

Pada dasarnya pemerintah disamping melaksanakan kegiatan dalam hukum pu


publik, sering terlibat dalam lapangan keperdataan. alam pergaulan hukum, pemerintah
sering tampil dengan twee pet’en, dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt)
yang tunuk pada hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechtspersoon) yang tunduk
pada hukum privat. Untuk mengetahui kapan administrasi Negara terlibat alam pergaulan
hukum publik dan kapan terlibat dalam hukum keperdataan, pertama-tama yang harus
dilakukan adalah melihat lembaga kedudukan hukum Negara ini, mau tidak mau harus
melibatkan pembagian dua jenis hukum tersebut.

Kedudukan Pemerintah atau Administrasi negara mempunyai kedudukan sebagai


wakil dari lembaga publik, dan sebagai wakil dari badan hukum privat. Kewenangan
Pemerintah Sesuai asas legalitas bahwa pemerintah diatur oleh peraturan perundang-
undangan dalam kewenangannya. Penerapan asas ini menunjang berlakunya kepastian
hukum dan kesamaan perlakuan. Dan artinya asas legalitas dimaksudkan untuk
memberikan jaminan kedudukan hukum warga negara terhadap pemerintah.

Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat Badan hukum (rechtspersoon) adalah


kumpulan orang yaitu semuayang didalam kehidupan masyarakat dengan beberapa
perkecualian sesuai dengan apa saja ketentuan undang-undang dapat bertindak, yang
sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak dan kewenangankewenangan, seperti
kumpulan orang (dalam suatu badan hukum), perseroan terbatas, perusahaan perkapalan,
perhimpunan (sukarela) dan sebagainya.

Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum yaitu
sebagai berikut:

1. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur).

2. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum.

3. Adanya harta kekayaan yang terpisah.


4. Mempunyai kepentingan sendiri.

5. Mempunyai pengurus.

6. Mempunyai tujuan tertentu.

7. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban.

8. Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan.

Jika berdasarkan hukum publik negara, provinsi dan kabupaten adalah organisasi
jabatan atau kumpulan dari organ-organ kenegaraan dan pemerintah, maka berdasarkan
hukum perdata negara, provinsi dan kabupaten adalah kumpulan dari badan-badan hukum
yang tindakan hukumnya dijalankan oleh pemerintah. Ketika pemerintah bertindak dalam
lapangan keperdataan dan tunduk pada peraturan hukum perdata, pemerintah bertindak
sebagai wakil dari badan hukum, bukan wakil dari jabatan.

Oleh karena itu, kedudukan pemerintah dalam pergaulan hukum privat, tidak memiliki
kedudukan yang istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam sengketa keperdataan dengan
kedudukan yang sama dengan seseorang atau badan hukum perdatadalam peradilan
umum. Sebagai wakil dari badan hukum (rechtspersoon). Keberadaan pemerintah yang
secara teroritis memiliki dua fungsi, yaitu sebagai wakil dari jabatan dan badan hukum, yang
masing-masing diatur dan tunduk pada hukum yang berbeda, hukum publik dan hukum
privat

Anda mungkin juga menyukai