Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEDUDUKAN PEMERINTAN DALAM HUKUM PUBLIK

Dosen Pengampuh : Azwar Subandi, S.IP.,M.H.

Disusn Oleh:
Kelompok 3

Muhammad Dastin{2021B1D033}
Faijah Mardiah{2021B1D022}
Irna faradilah{

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha Esa. Atas rahmat dan hidayahnya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kedudukan
Pemerintahan Dalam Hukum Publik”dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Tata
Pemerintahan. Selain itu, makalah bertujuan menambah wawasan tentang
kedudukan pemerintahan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Azwar Subandi, S.IP.,M.H.


Selaku Dosen Mata Kulia Hukum Tata Pemerintahan. Ucapan terimah kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikannya
makalah ini.

Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesmpurnaan makalah ini.

Mataram,6 Oktober 2022

Penyusun,Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum, setiap


penyelenggaraan pemerintahan haruslah berdasarkan pada hukum yang berlaku.
Dalam negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam
penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Sementara
tujuan negara hukum itu sendiri adalah terciptanya kegiatan kenegaraan,
pemerintahan, dan kemasyarakatan yang bertumpu padakeadilan, kedamaian, dan
kemanfaatan. Eksistensi hukum publik diharapkan dapat mengetahui batas-batas
dan hakekat kekuasaan, tujuan, dan sifat daripada kewajibankewajiban, juga
bagaimana bentuk-bentuk sanksinya bilamana terjadi pelanggaran di dalam
pemerintahan. Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan .
Menurut E. Utrecht oleh diwakili penjabat, maka jabatan itu berjalan. Yang
menjalankan hak dan kewajiban yang didukung oleh jabatan ialah penjabat.
Jabatan bertindak dengan perantaraan penjabatnya. P. Nicolai dan kawan-kawan
menyebutkan bahwa : “kewenangan yang diberikan kepada organ pemerintahan
harus dijalankan oleh manusia. Tenaga dan pikiran mereka yang ditunjuk untuk
menjalankan fungsi organ tersebut yaitu para penjabat”. Berdasarkan ketentuan
hukum, penjabat hanya menjalankan tugasdan wewenang, karena penjabat tidak
“memiliki” wewenang. Yang memiliki wewenang adalah jabatan . Hukum publik
merupakan sederet aturan yang mengatur bagaimana hubungan warga negara
dengan negaranya yang menyangkut kepentingan umum. Hukum publik juga
dapat dikatakan sebagai suatu aturan yang mengatur masayarakat, sehingga
hukum publik juga dapat disebut dengan hukum negara. Kenyataan sehari-hari
menunjukkan bahwa pemerintah di samping melaksanakan kegiatan dalam bidang
hukum publik, juga sering terlibat dalam lapangan keperdataan. Untuk
mengetahui kapan administrasi Negara terlibat alam pergaulan hukum publik dan
kapan terlibat dalam hukum keperdataan, pertama-tama yang harus dilakukan
adalah melihat lembaga kedudukan hukum Negara ini, mau tidak mau harus
melibatkan pembagian dua jenis hukum tersebut

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa tujuan dari Negar Hukum?
2. Bagaimanah fungus organ Pejabat?
3. Apa pengertian dari Hukum Publik?

1.3 Tujuan
Adapulan tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tujuan dari Negara Hukum
2. Untuk mengetahui fungsi organ pejabat
3. Untuk mengetahui pengertian dari Hukum Publik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Publik Negara

Disebutkan lagi bahwa dalam perpektif hukum publik negara adalah


organisasi jabatan. Diantara jabatan-jabatan kenegaraan ini ada jabatan
pemerintah. Di dalam hukum mengenai badan hukum kita mengenal perbedaan
antara badan hukum dan organ-organnya. Parelitas perbedaan itu kurang lebih
tampak ketika menyangkut hubungan hukum yang berkaitan dengan harta
kekayaan dari badan umum (yang digunakan oleh organ pemerintahan).3
Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik itu memiliki
kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum (perdata).
Lembaga-lembaga hukum publik tersebut merupakan badan hukum publik
tersebut merupakan badan hukum perdata dam melalui organ-organnya (badan
atau jabatan TUN) menurut peraturan perundang-undangan yang bersangkutan
dapat melakukan perbuatan/tindakan hukum perdata.4 Meskipun organ atau
jabatan pemerintah dapat melakukan perbuatan hukum perdata, memawakili
badan hukum induknya, namun yang terpenting dalam konteks hukum
adminisyrasi negara adalah mengetahui organ atau jabatan pemerintah dalam
melakukan perbuatan hukum yang bersifat publik. Dalam hukum administrasi
yang menempatkan organ atau jabatan pemerintah sebagai salah satu objek kajian
utama, mengenal karakteristik jabatan pemerintahan mrrupakan sesuatu yang tak
terelakkan.

2.2 Menurut Para Ahli

1. P. Nicolai
Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan, ada beberapa ciri yang terdapat
pada jabatan atau organ pemerintahan yaitu :
 Organ pemerintah menjalankan wewenang atas nama dan
tanggung jawab sendiri, yang dalam pengertian modern,
diletakkan sebagai pertanggung jawaban politik dan kepegawaian
atau tanggung jawab pemerintah sendiri di hadapan hakim. Organ
pemerintah adalah pemikul kewajiban tanggung jawab.
 Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan
mempertahankan norma hukum administrasi, organ pemerintahan
dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam proses peradilan,
yaitu alam hal ada keberatan, banding, atau perlawanan.
 Disamping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat
tampil menjadi pihak yang tidak puas, artinya sebagai pengugat.
 Pada prinsipnya organ pemerintahan tidak memiliki harta
kekayaan sendiri. Organ pemerintahan merupakan bagian (alat)
dari badan hukum menurut privat dengan harta kekayaannya.
Jabatan Bupati atau Walikota adalah organ-organ dari badan
hukum “Kabupaten”. Berdasarkan aturan hukum badan umum
inilah yang dapat memiliki harta kekayaan, bukan organ
pemerintahannya.
2. E. Utrecht
Menurut E. Utrecht oleh diwakili penjabat, maka jabatan itu berjalan.
Yang menjalankan hak dan kewajiban yang didukung oleh jabatan ialah
penjabat. Jabatan bertindak dengan perantaraan penjabatnya. P. Nicolai
dan kawan-kawan menyebutkan bahwa : “ kewenangan yang diberikan
kepada organ pemerintahan harus dijalankan oleh manusia. Tenaga dan
pikiran mereka yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi organ tersebut
yaitu para penjabat”.6 Berdasarkan ketentuan hukum, penjabat hanya
menjalankan tugasdan wewenang, karena penjabat tidak “memiliki”
wewenang. Yang memiliki wewenang adalah jabatan. Apa yang
disebutkan P. Nicolai khusunya pada ciri yang keempat dapat
menimbulkan salah pengertian bagi sebagian orang, karena dlama praktik
penyelenggaraan pemerintahan para pejabat itu terlibat dan menggunakan
harta kekayaan. Ada kesan kuat bahwa jabatan pemerintah itu memiliki
harta kekayaan dan digunakan untuk penyelenggarakan tugas-tugas
pemerintahan. Jika berpegang pada teori tentang badan hukum, yang salah
satu unsurnya memiliki harta kekayaan yang terpisah sebagaimana akan
terlihat dibawah , maka apa yang dikemukakan oleh Nicolai tersebut
sejalan dengan teori ilmu hukum. Dengan kata lain, jabatan tidak memiliki
harta kekayaan, yang memilik kekayaan adalah badan umum yang menjadi
induk dari jabatan tersebut. Apa yang dikemukakan P. Nicolai sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan F.R. Bothlingk, yakni “Dat een
veroordeling tot schadevergoeding wordt uitgesproken niet tegen het
orgaam doch tegen het betreffende openbaar lichaam, want slecht het
openbaar lichaam kan betalen, is vermoegenssubject”. 7 (pembebanan
untuk membayar ganti kerugian itu tidak diucapkan terhadap organ, tetapi
kepada badan umum terkait, karena hanya badan umum yang dapat
membayar, [sebagai] subjek harta kekayaan). Meskipun jabatan
pemerintah ini dilekati dengan hak dan kewajiban atau diberi wewenang
untuk melakukan tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak
sendiri. Jabatan hanyalah fiksi. Perbuatan hukum jabatan dilakukan
melalui perwakilan , yaitu pejabat (ambtsdrager). Pejabat bertindak untuk
dan atas nama jabatan.
3. E. Utrecht
Menurut E. Utrecht, oleh karena diwakili pejabat, maka jabatan itu
berjalan. Dalam kaitan ini, logemann mengatakan “Berdasarkan hukum
tata negara, jabatanlah yang dibebani dengan kewajiban, berwenang untuk
melakuka perbuatan hukum. Hak dan kewajiban berjalan terus, tidak
peduli dengan pergantian pejabat”. Di atas telah disebutkan bahwa jabatan
adalah lingkungan pekerjaan tetap, sementara pejabat dapat berganti-ganti.
Pergantian pejabat tidak mempengaruhi kewenangan yang melekat pada
jabatan. F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek memberiakn ilustrasi
mengenai perbuatan hukum dari jabatan dan jabatan ini, “Kewenangan
pemerintahan (hak-hak dan kewajiban-kewajiban) itu melekat pada
jabatan. Jika sebagai contoh bupati/walikota memberikan keputusan
tertentu, maka berdasarkan hukum keputusan itu diberikkan oleh jabatan
bupati/walikita, dan bukan oleh orang pada saat itu diberi jabatan, yakni
bupati/walikota”.8 Antara jabatan dengan pejabat memiliki hubungan yang
erat, namun di antara keduanya meimiliki kedudukan hukum yang berbeda
atau terpisah dan diatur dengan hukum yang berbeda. Jabatan dan pejabat
diatur dan tunduk pada hukum yang berbeda. Jabatan diatur oleh Hukum
Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, sedangkan pejabat diatur
dan tunduk pada hukum kepegawaian. Disamping itu, sesuai dengan
ilustrasi yang diberikan Bothlingk tampak bahwa pejabat menampilkan
dirinya dalam dua kepribadian yaitu selaku pribadi dan selaku
personifikasi dari organ, yang berarti selain diatur dan tunduk pada hukum
kepegawaian juga tunduk pada hukum keperdataan, khusus dalam
kapasitasnya selaku individu atau pribadi (privepersoon). Dalam hukum
administrasi negara, tindakan hukum Jabatan pemerintahan dijalankan
oleh pejabat pemerintah. Dengan demikian, kedudukan hukum pemerintah
berdasarkan hukum publik adalah sebagai wakil dari jabatan
pemerintahan.
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas,penulis memiliki beberapah kesimpulan antara lain
sebagai berikut:
1. Terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan
yang bertumpu padakeadilan, kedamaian, dan kemanfaatan. Eksistensi
hukum publik diharapkan dapat mengetahui batas-batas dan hakekat
kekuasaan, tujuan, dan sifat daripada kewajibankewajiban
2. Kewenangan yang diberikan kepada organ pemerintahan harus
dijalankan oleh manusia. Tenaga dan pikiran mereka yang ditunjuk
untuk menjalankan fungsi organ tersebut.
3. Sederet aturan yang mengatur bagaimana hubungan warga negara
dengan negaranya yang menyangkut kepentingan umum.

3.2

Anda mungkin juga menyukai