Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HUKUM PERDATA
“BADAN HUKUM”
Dosen Pengampu: Abdul Ghofur, M.H

Disusun Oleh:
Fatmawati Nur Fadilah (211130193)
Muhamad Safki Firdaus (211130208)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN
BANTEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah yang maha kuasa, karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesehatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Hukum Perdata yang berjudul “Badan Hukum” ini
dengan tepat waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi pembaca dan pemakalah.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan juga jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan untuk makalah yang telah kami buat.

Serang, 20 September 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Badan Hukum
2. Badan Hukum Sebagai Subjek Hukum
3. Tanggung Jawab dan Perbuatan Badan Hukum
BAB II PENUTUP
- Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Hukum sebagai subjek hukum dalam pergaulan hukum di tengah-tengah
masyarakat, ternyata manusia bukan satu-satunya subjek hukum (pendukung hak dan
kewajiban), tetapi masih ada subjek hukum lain yang sering disebut “Badan Hukum”
(rechtsperson).
Sebagaimana halnya subjek hukum manusia, badan hukum ini pun dapat menyerupai
hak-hak dan kewajiban-kewajiban, serta dapat pula mengadakan hubungan-hubungan
hukum (rechts-betrekking/rechtsverhouding) baik antara badan hukum yang satu dengan
badan hukum yang lain maupun antar badan hukum dengan manusia (natuurlijkperson).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Badan Hukum
2. Badan Hukum Sebagai Subjek Hukum
3. Tanggung Jawab dan Perbuatan Badan Hukum

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam lagi apa itu badan
hukum, apa itu badan hukum sebagai subjek hukum dan bagaimana tanggung jawab dan
perbuatan badan hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Badan Hukum
Badan Hukum diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan yang didirikan dengan
akta yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan
kewajiban atau disebut dengan subjek hukum.
Berikut beberapa pengertian badan hukum menurut para ahli:
a. Menurut E. Utrecht, badan hukum (rechtsperson), yaitu badan yang menurut hukum
berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan bahwa badan
hukum adalah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa atau yang lebih tepat bukan
manusia.
b. Menurut Sri Soedewi Masjchoen, badan hukum adalah kumpulan orang-oran yang
bersama-sama bertujuan untuk mendirikan suatu badan, yaitu berwujud himpunan dan
harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu dan dikenal dengan Yayasan.
c. Menurut Salim HS, badan hulm adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai
tujuan (arah yang ingin dicapai) tertentu, harta, kekayaan, serta hak dan kewajiban.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa badan hukum merupakan
subjek hukum yang perwujudannya tidak tampak seperti manusia biasa, namun
mempunyai hak dan kewajiban seperti orang pribadi (natural person).

2. Badan Hukum Sebagai Subjek Hukum


Subjek hukum berasal dari bahasa Belanda yaitu rechtsubject atau dalam bahasa
Inggris law of subject. Subjek hukum ialah segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki
hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum. Yang termasuk dalam pengertian subjek
hukum ialah manusia (naturlijke person) dan badan hukum (rechtperson).
Badan hukum disebut sebagai subjek hukum karena memiliki hak-hak dan kewajiban-
kewajiban tertentu. Hak dan kewajiban itu timbul dari hubungan hukun yang dilakukan
oleh badan hukum. Badan hukum dapat turut serta dalam lalu lintas hukum, serta dapat
digugat dan mengugat dimuka pengadilan.
Badan hukum tidak lain adalah badan yang diciptakan oleh manusia dan tidak
berjiwa. Oleh sebab itu dalam melaksanakan perbuatan hukumnya, badan hukum diwakili
oleh pengurus atau anggotanya.
Badan hukum sebagai subjek hukum layaknya manusia, dapat melakukan perbuatan
hukum sepetri mengadakan perjanjian menggabungkan diri dengan perusahaan lain
(merger), melakukan jual-beli dan sebagainya. Dengan demikian badan hukum diakui
keberadaannya sebagai pendukung hak dan kewajiban (subjek hukum) karena turut serta
dalam lalu lintas hukum.
3. Tanggung Jawab dan Perbuatan Badan Hukum
Sebagaimana dikatakan, badan hukum adalah subjek hukum yang tidak berjiwa
seperti manusia, karena itu badan hukum tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan
hukum sendiri, melainkan harus diwakili oleh orang-orang manusia biasa. Namun orang-
orang ini bertindak bukan untik dirinya sendiri, tetapi untuk atas nama hukum. Orang-
orang yang bertindak untuk atau atas nama hukum ini disebut “organ” (alat perlengkapan
seperti pengrus, direksi dan sebagainya) dari badan hukum yang merupakan unsur penting
dari organisasi badan hukum itu.
Organ dari badan hukum itu melakukan apa saja yang boleh dilakukan serta apa saja
yang tidak boleh dilakukan, lazimnya semua ini ditentukan dalam anggaran dasar hukum
yang bersangkutan maupun dalam peraturan lainnya. Dengan demikian organ badan
hukum terseut tidak dapat berbuat sewenang-wenang, tetapi dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan internal yang berlaku dalam badan hhukum itu, baik yang termuat dalam
anggaran dasar maupun peraturan lainnya.
Tindakan badan hukum yang melewati batas atas yang ditentukan, tidak menjadi
tanggung jawab pribadi organ yang melampaui batas, kecuali tindakan itu
menguntungkan badan hukum, atau organ yang lebih tinggi kedudukannya kemudian
menyetujui tindakan itu.
Dan persetujuan organ kedudukannya lebih tinggi ini harus dalam batas-batas
kompetensinya. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam pasal 1656 BW/
KUHPer yang berbunyi “perbuatan yang dilakukan oleh pengurus yang tidak berkuasa
melakukan perbuatan itu hanya mengikat badan hukum bila ada manfaatnya bagi badan
hukum itu atau bila perbuatan itu kemudian diterima dengan sah”.
Jadi jelas dalam hal organ bertindak diluar wewenang, maka badan hukum tidak dapat
bertanggung jawabkan atas segala akibatnya, tetapi organlah yang bertanggung jawab
secara pribadi terhadap pihak ketiga yang dirugikan. Badan hukum yang semula diwakili
organ itu tidak terkait dan tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban oleh pihak ketiga.
Lain halnya kalua organ itu bertindak masih berada dalam batas-batas wewenang
yang diberikan kepadanya, meskipun demikian terjadi kesalahan yang dapat dikatakan
perbuatan melanggar hukum, badan hukum tetap tetap bertanggung jawab menurut pasal
1365 BW/KUHPer.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Subjek hukum berasal dari bahasa Belanda yaitu rechtsubject atau dalam bahasa
Inggris law of subject. Subjek hukum ialah segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki
hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum. Yang termasuk dalam pengertian subjek
hukum ialah manusia (naturlijke person) dan badan hukum (rechtperson).
Badan Hukum diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan yang didirikan dengan
akta yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan
kewajiban atau disebut dengan subjek hukum.
Badan Hukum merupakan subjek hukum yang perwujudannya tidak tampak seperti
manusia biasa, namun mempunyai hak dan kewajiban seperti orang pribadi (natural
person).
Sebagaimana dikatakan, badan hukum adalah subjek hukum yang tidak berjiwa
seperti manusia, karena itu badan hukum tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan
hukum sendiri, melainkan harus diwakili oleh orang-orang manusia biasa. Namun orang-
orang ini bertindak bukan untik dirinya sendiri, tetapi untuk atas nama hukum. Orang-
orang yang bertindak untuk atau atas nama hukum ini disebut “organ” (alat perlengkapan
seperti pengrus, direksi dan sebagainya) dari badan hukum yang merupakan unsur penting
dari organisasi badan hukum itu.
Organ dari badan hukum itu melakukan apa saja yang boleh dilakukan serta apa saja
yang tidak boleh dilakukan, lazimnya semua ini ditentukan dalam anggaran dasar hukum
yang bersangkutan maupun dalam peraturan lainnya. Dengan demikian organ badan
hukum terseut tidak dapat berbuat sewenang-wenang, tetapi dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan internal yang berlaku dalam badan hhukum itu, baik yang termuat dalam
anggaran dasar maupun peraturan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://equityjusticia.blogspot.com/2013/09/badan-hukum-sebagai-subjek-hukum.html?m=1
https://www.dosenpendidikan.co.id/badan-hukum/
https://pasalkuhp.blogspot.com/2016/12/kuh-perdata-pasal-1656-pasal-1657-pasal.html?m=1
https://www.pelajaran.co.id/pengertian-badan-hukum-ciri-bentuk-jenis-dan-teori-badan-
hukum-menurut-para-ahli/

Anda mungkin juga menyukai