Anda di halaman 1dari 4

Materi Fasilitas dalam Investasi/Penanaman Modal

Fasilitas di dalam KBBI adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan.
Fasilitas dalam penanaman modal ditentukan di dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
Pasal 18 hingga Pasal 24 bahwa investor baik itu domestik maupun asing yang menanamkan
modalnya di Indonesia diberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan.
Fasilitas dalam penanaman modal ini diberikan kepada investor yang tertera dalam pasal 18
ayat (2) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 yaitu;
1. Melakukan perluasan usaha atau
2. Melakukan penanaman modal baru.
Bagi Investor/Penanam Modal yang mendapat fasilitas sekurang-kurangnya harus memenuhi
salah satu dari kriteria dalam Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 berikut
ini;
a. menyerap banyak tenaga kerja;
b. termasuk skala prioritas tinggi;
c. termasuk pembangunan infrastruktur;
d. melakukan alih teknologi;
e. melakukan industri pionir;
f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang
dianggap perlu;
g. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;
i. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi;
j. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi
di dalam negeri.
Jika salah satu dari kriteria itu dipenuhi maka telah dianggap cukup untuk menerima fasilitas
dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada investor/penanam modal.
Fasilitas yang sebagaimana disebutkan diatas tidak berlaku bagi penanaman modal asing
yang tidak berbentuk perseoran terbatas (PT).
Negara Indonesia sendiri menerapkan sistem jalan tengah (middle part theory) dalam
memberikan fasilitas, hak dan perlindungan kepada para investor asing dengan membuat
aturan bahwa aturan pemberian fasilitas hanya berlaku untuk investor asing yang berbentuk
perseroan terbatas. (Pasal 20 UU 25/2007)

Fasilitas penanam modal ini diberikan dengan pertimbangan tingkat daya saing
perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus bersifat memajukan dan meningkatkan
dibandingka dengan negara lain.
Di Indonesia, menurut Pasal 18 ayat (4) UU 25/2007 bentuk fasilitas perpajakan yang
diberikan kepada penanaman modal dapat berupa:
1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat
tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu
tertentu. Fasilitas pajak penghasilan yang diberikan kepada penanam modal
diberlakukan berdasarkan kebijakan industri nasional yang ditetapkan oleh
pemerintah yang pengaturannya lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam
negeri.

Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal adalah melepaskan
kewajiban atau pengurangan beban dari investor untuk membayar bea masuk atas
barang modal yang dimasukkan ke dalam wilayah Republik Indonesia. Pasal 4 huruf
b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 telah ditentukan jenis-jenis barang yang
dibebaskan dari bea masuk impor. Jenis-jenis barang yang dibebaskan dari
pembebasan atau keringannan bea impor adalah barang modal, mesin; atau peralatan
untuk keperluan produksi yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.
Untuk mendapatkan pembebasan bea masuk, mesin, barang dan bahan yang akan
diimpor, harus memenuhi syarat:
1. Belum diproduksi di dalam negeri.
2. Jika sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan.
3. Jika sudah diproduksi di dalam negeri, namun jumlahnya belum mencukupi
kebutuhan industri
3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu.
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di
dalam negeri selama jangka waktu tertentu.
5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat. Fasilitas penyusutan atau amortisasi
merupakan kemudahan yang diberikan kepada investor, berupa pengurangan atau
penghapusan terhadap harta kekayaan yang dimiliki oleh investor, yang digunakan
dalam pelaksanaan penanaman modal.
6. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), khususnya untuk bidang usaha
tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu. PBB merupakan pajak
dikenakan atas bumi dan bangunan. Keringanan itu, berupa pengurangan sebesar 50%
atas pajak bumi dan bangunan (PBB) selama delapan tahun, sejak diperoleh izin
peruntuan atas hak atas tanah.
7. Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan. Fasilitas ini dapat
diberikan hanya kepada penanam modal baru yang merupakan industry pioner yaitu
aitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan
eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai
strategis bagi perekonomian nasional. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki keterkaitan yang luas dengan yang lainnya;
b. Memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi. Eksternalitas adalah jika
investasi terjadi lintas batas daerah atau dampaknya bisa mengenai daerah
tetangga lokasi investasi;
c. Memperkenalkan teknologi baru; serta
d. Memiliki niali strategis bagi perekonomian nasional (Pasal 18 ayat (5) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal).
8. Fasilitas Hak atas Tanah. Hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu
permukaan bumi, yang terbatas, bersimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar.5
Tanah sendiri adalah tempat kita dalam melakukan segala aktifitas kehidupan kita
sehingga perekonomian pun tidak dapat terlepas dari pemanfaatan tanah sebagai
tempat beraktifitas. kemudahan pelayanan dan perizinan hak atas tanah yang dapat
diberikan dan diperpanjang sekaligus dapat diperbaharui kembali.
9. Fasilitas Keimigrasian. Fasilitas imigrasi adalah kemudahan yang diberikan kepada
investor dalam kaitannya dengan hal ikhwal lalu lintas orang yang masuk atau ke luar
wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Negara
Republik Indonesia.
Bedasarkan Pasal 23 ayat (1) UU 25/2007, kemudahan pelayanan dan/ atau perizinan
fasilitas keimigrasian dapat diberikan kepada:
a. Penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam merealisasikan
penanaman modal;
b. Penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing yang bersifat sementara
dalam rangka perbaikan mesin, alat bantu produksi lainnya, dan pelayanan purna jual;
c. Calon penanam modal yang akan melakukan penjajakan penanaman modal.
Sedangkan bagi penanam modal asing diberikan fasilitas keimigrasian yang berupa;
a. Pemberian izin tinggal terbatas bagi penanaman modal asing selama dua tahun;
b. Pemberian alih status izin tinggal terbatas bagi penanam modal menjadi izin tinggal
tetap dapat dilakukan setelah tinggal di Indonesia selama dua tahun berturut-turut;
c. Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin
tinggal terbatas dan dengan masa berlaku satu tahun diberikan untuk jangka waktu
paling lama 12 bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan;
d. Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin
tinggal terbatas dan dengan masa berlaku dua tahun diberikan untuk jangka waktu
paling lama 24 bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan; dan
e. Pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin
tinggal tetap diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 bulan terhitung sejak izin
tinggal tetap diberikan.
10. Fasilitas Perizinan Impor. Fasilitas ini merupakan kemudahan yang diberikan
kepada investor untuk memasukkan barang ke Indonesia. Bedasarkan Pasal 24 UU
25/2007, kemudahan pelayanan dan/atau perizinan atau fasilitas perizinan impor dapat
diberikan untuk impor:
a. Barang yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur perdagangan barang;
b. Barang yang tidak memberikan dampak negatif terhadap keselama - tan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup, dan moral bangsa;
c. Barang dalam rangka relokasi pabrik dari luar negeri ke Indonesia; dan
d. Barang modal atau bahan baku untuk kebutuhan produksi sendiri.
Setiap fasilitas yang ditawarkan secara terbuka ini kepada setiap investor/penanam modal dan
harus disesuaikan menurut efektifitas dan kebutuhan dari penanam modal dalam usaha yang
dirintisnya. Hal tersebut juga disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai