Anda di halaman 1dari 6

FASILITAS, INSENTIF DAN

JAMINAN UNTUK
PENANAMAN MODAL

ALMIRAH SYIFA GAYATRI ( 213309010130 )


A. UMUM
Untuk menarik investasi, pemerintah umumnya menyediakan insentif yaitu seperti : Pemberian hibah ( grants ), fasiltas
pajak seperti pembebasan pajak ( tax holiday ) atau keringan/pengurangan pajak atau preferensi pajak lainnya ( tax
preferences ) subsidi langsung, hak atas tanah, kebijakan konsesi ( regulatory policy of concession ), penyelesaian sengketa
investasi secara khusus di jalur arbitrase, jaminan pemerintah untuk membeli produksi, jaminan pemerintah memberikan
pinjaman untuk proyek tertentu, hak prioritas untuk menggunakan fasilitas pemerintah seperti jalur kereta api dan
pelabuhan.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa penanaman modal sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan kemampuan teknologi nasional. Oleh karena itu adapun jenis fasilitas atau insentif atau jaminan
yang diberikan kepada penanaman modal berupa :
1. 1. Fasilitas perpajakan sebagaimana ciatur di dalam pasal 18 UU 25/ 2007
2. 2. Kemudahan pelayanan atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh hak atas tanah,
fasilitas pelayanan keimigrasian dan fasilitas perizinan impor.
3. 3. Hak untuk mengalihkan asset
4. 4. Hak transfer atau repatriasi sebagaimana diatur di dalam pasal 8 UU 25/2007
5. 5. Hak atas kompensasi dalam hal ada nasionalisasi
6. 6. Penyelesaian sengketa secara khusus ( khususnya untuk penanam modal asing ).
B. TEORI PRINSIP DALAM PEMBERIAN INSENTIF

Teori insentif ini sengaja diciptakan untuk menarik investasi karena ada asumsi umum bahwa investor tidak akan
tertarik untuk berinvestasi jika kondisi wilayah suatu Negara tidak memungkinkan investor untuk mendapatkan
keuntungan maksimal atau menyebabkan investasi tersebut tidak aman karena besar resiko yang harus dihadapin.
Untuk mengurangi resiko-resiko investasi tersebut, Pemerintah memberikan insentif jaminan dan keuntungan kepada
investor untuk mengubah persepsi investor atas wilyahnya agar investor memutuskan untuk berinvestasi di wilayah
tersebut.
Menurut United Nation Conferences On Trade and Development ( UNCTAD ) bahwa insentif bukan menjadi faktor
penentu dan hanya menjadi faktor sekunder untuk menarik modal asing karena faktor utama yang menarik modal asing
adalah potensi pasar, akses ke bahan baku, dan tersedianya tenaga kerja.
Faktor penetuan keputusan investasi ( khususnya FDI ) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
1. 1.Faktor Penentu Utama ( Fundamental Determinant ) = Faktor yang digunakan oleh investor dalam
mempertimbangkan suatu Negara sebagai tujuan investasi dengan memperhatikan keuntungan komparatif dan
keunggulan lain yang dimiliki Negara tersebut.
2. 2. Faktor Penentu Sekunder ( Secondary Determinant ) = Faktor yang digunakan oleh investor dalam
mempertimbangkan suatu Negara sebagai tujuan investasi dengan memperhatikan keuntungan kompetetif.
Bagi Negara yang memberikan insentif dalam rangka menarik modal asing harus mempertimbangkan untung dan
ruginya. Pemberian insentif kepada investor asing dapat mengurangi pemasukan uang ke kas Negara, sehingga akan
mengurangi pendapatan Negara, misalnya pengurangan atau pembebasan pajak.
Di Indonesia, berdasarkan Pasal 2 PP 45/2008 disebutkan bahwa pemberian
insentif dan kemudahan dilakukan berdasarkan prinsip :

01 KEPASTIAN HUKUM 02 KESETARAAN

Yaitu asas yang meletakkan hukum dan ketentuan Yaitu prinsip perlakuan yang sama terhadap penanam
peraturan perundang-undangan sebagai dasar pemerintah modal tanpa memihak dan menguntungkan satu
daerah dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam golongan, kelompok, atau skala usaha tertentu
pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman
modal

03 TRANSPARANSI 04 AKUNTABILITAS
Yaitu bentuk pertanggungjawaban atas pemberian insentif
Yaitu prinsip keterbukaan informasi dalam pemberian dan kemudahan penanaman modal.
insentif dan kemudahan kepada penanaman modal dan
masyarakat luas.

05 EFEKTIF DAN EFISIEN

Yaitu pertimbangan yang rasional dan ekonomis serta


jaminan yang berdampak pada peningkatan
produktivitas serta pelayanan publik
Banyak Negara penerima investasi saat ini menetapkan aturan dan mendirikan lembaga khusus untuk
memberikan izin investor asing masuk di Negaranya atau memberikan insentif/ fasilitas kepada investor
asing tersebut . Aturan yang dibuat untuk menjamin semua prosedur investasi telah dipenuhi investor asing,
atau yang mendukung alih teknologi tanpa banyak hambatan , hak asasi manusia dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Aturan tersebut dibuat oleh Negara penerima investasi dengan tujuan agar kegiatan
investasi yang dilakukan oleh investor asing tidak merugikan dan dapat mendukung tujuan ekonomi dari
Negara penerima investasi. Aturan yang dibuat oleh Negara penerima investasi merupakan pengakuan
adanya hak mengatur yang dimiliki oleh Negara penerima investasi ( the recognition of the right of
regulation ) atas kegiatan investasi di wilayahnya.

Dalam pasal 5 ayat 2 UU 25 Tahun 2007 bahwa : “Penanaman modal asing wajib dalam bentukperseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara republic Indonesia, kecuali
ditentukan lain oleh undang-undang”.
Dalam pasal tersebut kewajiban akan membawa konsekuensi bahwa :
a) Investor asing yang melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia wajib berbentuk PT.
b) PT yang didirikan tersebut berdasarkan hukum Indonesia.
c) PT tersebut berkedudukan di Indonesia.

Adanya kewajiban bagi investor asing untuk tunduk pada ketentuan perundang-undangan menjadi syarat awal
untuk dapat mengakses fasilitas yang diinginkan ( a Precondition to access ).
Plan

C. INSENTIF PAJAK

Investasi pajak adalah segala bentuk insentif untuk mengurangi atau menghapuskan beban pajak dengan tujuan
untuk menarik investor menanamkan modalnya pada proyek atau sektor usaha tertentu.
Fasilitas pajak menajdi insentif yang paling popular dalam menarik modal asing masuk ke suaru Negara,
bahkan menurut UNCTAD hampir 80 persen Negara menawarkan insentif ini. Beberapa alasan pemeberian
insentif pajak dipilih oleh suatu Negara didasarkan pada rasionalitas bahwa :
1. Insentif pajak lebih mudah disediahkan daripada memperbaiki defisiensi infrastruktur dan tenaga kerja
yang membutuhkan waktu lama.
2. Insentif pajak tidak membutuhkan pengeluaran uang Negara atau subsidi tunai kepada investor.
3. Insentif pajak secara lebih mudah daripada menyediahkan dana untuk investor, apalagi di beberapa
Negara pengeluaran dana pemerintah harus mendapatkan persetujuan parlemen.

Anda mungkin juga menyukai