Anda di halaman 1dari 19

E L O M P O K 3

K
FASILITAS PAJAK
PENGHASILAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. GITA AYU MAINA PUTRI (04)


2. RAYVIN CAHAYA WIRANATHA (05)
3. AMELZY ZHAIRA MAJID E (06)
4. LAM NABILLA HARTONO (16)
5. JESSICA ANGELA FAUSTINE (34)
6. FERDIANA LADYA REVA (35)

Insentif Pajak Dalam Rangka Menarik


Investasi

Insentif pajak adalah kebijakan pemerintah yang diberikan kepada investor atau
perusahaan untuk mendorong investasi dalam suatu negara. Insentif pajak sering
digunakan oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk menarik investasi
asing maupun domestik.

Tujuannya adalah untuk menarik investasi baru, mendorong pertumbuhan ekonomi,


menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan negara. Namun, pemberian
insentif pajak ini juga memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan. Salah satunya
adalah potensi kehilangan pendapatan negara akibat pengurangan beban pajak bagi
investor.

Bentuk Insentif Pajak yang


Sering Digunakan Oleh
Pemerintah

1. Pembebasan Pajak 3. Depresiasi Cepat

2. Tarif Pajak Rendah 4. Kredit Pajak


Wacana, Pro, dan Kontra Insentif
Investasi
Salah satu wacana yang hangat dibahas dalam ekonomi Indonesia adalah mengenai
insentif investasi. Insentif investasi adalah suatu bentuk fasilitas atau kemudahan yang
diberikanColeh
l i e npemerintah
t : A d e l i nkepada
e Palm e r s t ountuk
investor n | B rmendorong
a n d i n g Dmereka
e s i g n melakukan
investasi di suatu sektor atau daerah tertentu.

Insentif investasi memiliki pro dan kontra di kalangan masyarakat dan para ahli. Di satu
sisi, insentif investasi dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan daya saing
Indonesia dalam menarik modal asing maupun lokal, terutama di tengah persaingan
global yang semakin ketat. Namun di sisi lain, insentif investasi juga menimbulkan
beberapa masalah dan tantangan.
PRO dan KONTRA
Insentif Investasi

PRO KONTRA
1. Dapat menimbulkan distorsi atau
ketidakadilan dalam perekonomian
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2. Dapat mengurangi penerimaan negara dari
2. Menarik investor domestik asing
sektor pajak
3. Meningkatkan inovasi dan riset
3. Dapat menimbulkan moral hazard atau
perilaku oportunistik dari investor
FASILITAS PAJAK DALAM
UUPPH DAN UUPM
FASILITAS PAJAK
DALAM UUPPH
Peraturan mengenai fasilitas pajak UUPPh dimulai sejak tahun 1995 yang diawali
dengan pasal 31A UUPPh yang berisi mengenai
penyusutan dan amortisasi yang dipercepat
kompensasi kerugian lebih lama maksimal 10 tahun
pengurangan PPh pasal 26 atas deviden

kemudian diperbaharui dalam UU no 36 tahun 2008 yang berbunyi, insentif pajak


diberikan berupa
pengurangan penghasilan neto maksimal 30% dari jumlah realisasi penanaman
penyusutan dan amortisasi dipercepat
kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun namun tidak lebih dari 10 tahun
potongan pph dividen 10% kecuali tarif P3B lebih rendah.
FASILITAS PAJAK
DALAM UUPM
Pada bab X UUPM secara rinci telah diatur mengenai fasilitas penanaman modal yang
dapat diberikan kepada investor yang melakukan penanaman modal seperti berikut

bagi investor yang menanam modal dalam industri pionir dapat diberikan
pembebasan atau pengurangan PPh badan dalam jumlah dan waktu tertentu
yang diatur lebih lanjut dengan PMK
atas penanaman modal yang sedang berlangsung, jika investor ingin mengganti
mesin/barang modal dapat diberikan pembebasan keringan bea masuk
berdasarkan PMK
investor mendapatkan kemudahan perizinan untuk hak atas tanah, pelayanna
keimigrasian hingga perizinan impor
HUBUNGAN ANTARA UUPPH DAN
UUPM DALAM PEMBERIAN
FASILITAS PPh

Banyak yang beranggapan bahwa UU PPh dan UUPM merupakan suatu dualism
pengaturan fasilitas perpajakan. Namun nyatanya kedua jenis UU ini mengatur sesuai
dengan bidang nya masing masing dan tidak bersenggolan satu sama lain. Namun
harus diakui bahwa ranah yang paling tepat dan kompeten untuk mengatur fasilitas
pajak adalah UUPPh. Karena secara sistematis hukum perpajakan yang diatur dalam
berbagai peraturan perundang undangan harus dianggap sebagai suatu kesatuan
sistem yang integral dan saling terkait, sambil menunggu harmonisasi kedua UU untuk
tujuan merangsang investor dan memperbaiki serta meningkatkan daya saing iklim
investasi nasional kedua pengaturan fasilitas pajak dapat dianggap sebagai saling
melengkapi dan tetap berlaku.
Fasilitas Pajak Penghasilan Bagi Wajib
Pajak Yang Menanamkan Modal Pada
Bidang Tertentu atau Daerah Tertentu
1.Fasilitas PPh yang diberikan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri
Perseroan terbatas; atau
Koperasi, baik yang baru berdiri maupun yang telah ada, yang melakukan
penanaman modal baik untuk :
Penanaman modal baru, maupun
Perluasan dari usaha yang telah ada, pada bidang usaha tertentu
atau pada bidang tertentu dan daerah tertentu.
2. Bidang-bidang Usaha Tertentu adalah bidang usaha di sektor kegiatan
ekonomi yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional.
Daerah-daerah tertentu adalah daerah yang secara ekonomis mempunyai
potensi yang layak dikembangkan.
Fasilitas Pembebasan
atau Pengurangan PPh
Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) di Indonesia, terdapat
beberapa fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh yang dapat diberikan
kepada WP, yaitu :

1. Pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 21:


Fasilitas ini diberikan kepada penerima penghasilan yang memenuhi syarat
tertentu, seperti pegawai tetap, pensiunan, dan guru.

2. Pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 22:


Bagi pengusaha yang melakukan kegiatan impor atau kegiatan lain yang
terkait dengan barang, diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh
Pasal 22.
3. Pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 23:
PPh Pasal 23 adalah pajak yang dipungut oleh pihak yang membayar
penghasilan. Fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 23 dapat
diberikan dalam beberapa situasi, seperti transaksi tertentu yang dikecualikan,
penghasilan yang diperoleh dari daerah tertentu, atau sektor tertentu yang
mendapatkan insentif pajak.

4. Pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 25:


PPh Pasal 25 adalah pajak yang dipotong dan dipungut oleh pihak yang
membayar penghasilan kepada wajib pajak. Terdapat beberapa kondisi di mana
fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 25 dapat diberikan, seperti
transaksi tertentu, sektor tertentu yang mendapatkan insentif pajak, atau
penghasilan dari daerah tertentu.
5. Pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 26: PPh Pasal 26 adalah
pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak yang bukan merupakan wajib pajak dalam negeri.
Fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh Pasal 26 dapat diberikan
dalam beberapa situasi, seperti adanya perjanjian penghindaran pajak
ganda antara Indonesia dengan negara lain.
Saat Mulai Berproduksi
secara Komersial
Saat Mulai Berproduksi Komersial Menurut PER-45/PJ/2011 permohonan tertulis dilampiri dengan:
adalah saat pertama kali basil 1. Fotokopi akta pendirian.
produksi atau jasa dari Kegiatan 2. Fotokopi keputusan Menteri Keuangan Mengenai pemberian
Usaha Utama dijual atau fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan
diserahkan, atau digunakan sendiri badan.
untuk proses produksi lebih lanjut. 3. Laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit.
Saat mulai berproduksi secara 4. Surat kuasa khusus dalam hal permohonan disampaikan
komersial ditetapkan oleh Menteri oleh kuasa Wajib Pajak.
Keuangan berdasarkan hasil 5. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan transaksi
pemeriksaan lapangan yang penjualan hasil produksi sekurang-kurangnya terdiri dari
dilakukan oleh DJP. faktur penjualan, faktur pajak, dan bukti pengiriman barang.
Cakupan & Pencabutan
Fasilitas Pajak Penghasilan
Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) PMK No. 130 Tahun 2020 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak
Penghasilan Badan, terdapat 4 penyebab yang mendorong pemerintah mengeluarkan penetapan
pencabutan fasilitas pengurangan PPh badan, yaitu:
1. hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c, huruf e, huruf g, atau huruf i terpenuhi;
2. Wajib Pajak mengimpor, membeli, atau memperoleh barang modal bekas, dalam rangka realisasi
penanaman modal baru yang mendapatkan pengurangan Pajak Penghasilan badan;
3. Wajib Pajak memindahtangankan aset selama jangka waktu pemanfaatan pengurangan Pajak
Penghasilan badan, kecuali pemindahtanganan tersebut dilakukan untuk tujuan peningkatan efisiensi
dan tidak menyebabkan jumlah nilai realisasi penanaman modal kurang dari batas minimal nilai
penanaman modal yang menjadi dasar penentuan jangka waktu pengurangan Pajak Penghasilan
badan;
4. Wajib Pajak melakukan relokasi penanaman modal yang memperoleh pengurangan Pajak Penghasilan
badan ke luar negeri.
PPh ditanggung pemerintah atas
penghasilan dari proyek
pemerintah
kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah
Pabean
penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena
Pajak tertentu
impor Barang Kena Pajak
pemanfaatan BarangKena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah pabean; dan
pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
Fasilitas bagi KAPET
1. Fasilitas pengurangan penghasilan neto
2. Fasilitas kompensasi kerugian fiskal
3. Fasilitas PPh sebagaimana Pasal 26 atas dividen sebesar 10%,
atau tarif yang lebih rendah menurut persetujuan
penghindaran pajak berganda yang berlaku
4. Fasilitas PPh tambahan dan fasilitas PPN untuk pengusaha
yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penyelenggara
Kawasan Berikat (PKB) dan atau Pengusaha di Kawasan Berikat
(PDKB), Pengusaha harus mengikuti ketentuan yang berlaku
bagi kawasan berikat
Fasilitas Saat Pandemi
Insentif diberikan kepada :
• Pihak Tertentu atas impor atau perolehan Barang Kena Pajak, perolehan Jasa
Kena Pajak, dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean

• Industri Farmasi Produksi Vaksin dan/atau Obat atas perolehan bahan baku
vaksin dan/atau obat untuk penanganan COVID-19

• Wajib Pajak yang memperoleh vaksin dan/atau obat untuk penanganan


COVID-19 dari Industri Farmasi Produksi Vaksin dan/atau Obat.
E R I M A K A S I H
T !

Anda mungkin juga menyukai