9. Globalisasi memiliki dua sisi yang paradoks. Di satu sisi ia positif, globalisasi memberi dan
membangkitkan harapan akan kesejahteraan ummat manusia yang lebih baik, dalam sisi
positifnya, globalisasi memberikan peluang besar bagi semua bangsa untuk berekspresi dan
berapresiasi dalam ruang global terhadap berbagai fenomena yang terjadi di berbagai belahan
dunia, baik di bidang social, politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, teknomlogi, dan
berbagai informasi lainnya. Namun pada sisi yang lain ia negatif, globalisasi tidak sepenuhnya
ramah bagi kemanusiaan, karena ada banyak hal negatif yang ditimbulkannya, seperti ketidak
siapan negara-negara dunia untuk bekerja sama sebagai komunitas yang hidup di bumi yang satu
dalam mengatasi ketidak adilan global, kemiskinan, kerusakan lingkungan, perdamaian dunia.
10. Agama lahir di dunia ini sebagai berkah semesta. Ia mengajarkan hubungan
manusia dengan penciptanya, hubungannya dengan semua mahluk serta hubungannya
dengan diri sendiri. Agama mengajarkan kedamaian dan cinta, baik ke dalam diri
maupun kepada semua mahluk. Ia membuat hidup manusia menjadi seimbang.
Sekarang ini, agama telah menjadi organisasi global dengan ruang lingkup
seluas dunia itu sendiri. Cabangnya ada di berbagai negara, baik agama yang diakui
maupun yang tidak. Agama sendiri adalah institusi global yang lahir dari pengalaman
mistik seseorang. Pengalaman mistik itu lalu berkembang menjadi ajaran, tata nilai
dan jalan hidup tertentu.
3 . Teori Perjanjian
Menurut teori ini, negara bisa ada karena perjanjian masyarakat. Semua warga
mengadakan perjanjian untuk mendirikan suatu organisasi yang melindungi dan
menjamin kelangsungan hidup bersama. So, nggak ada paksaan untuk bernegara
dalam teori ini. Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J.
Rousseau, dan Montesquieu.
Pada teori ini, negara dianggap terjadi karena faktor alamiah, sama seperti waktu
seseorang lahir atau meninggal. Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber
dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan
saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Penganut teori ini
adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
5. Teori Kedaulatan
12. Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan
tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.
politik adalah emua lembaga-lembaga negara yang tersbut di dalam konstitusi negara ( termasuk
fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan
kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan
tujuan-tujuan masyarakat/Negara.
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja
dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik
meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif.
Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan
menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial
dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengwasan langsung dari
legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif
maka sistem pemerintahannya adalah presidensial. Dalam sistem pemerintahan
negara republik, lebagalembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme
demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu
bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda
13. Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia, sesuai dengan
kodratnya.Menurut ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1988 bahwa hak asasi manusia
adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Rule of law merupakan suatu doktrin dalam hukum yang mulai muncul pada abad ke
19 bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dandemokrasi, kehadirannya boleh
disebut dengan reaksi dan koreksi terhadap negara absolut. Rule of law lahir
dengan semangat yang tinggi, bersama-sama dengandemokrasi, parlemen dan lain-
lain, kemudian mengambil alih dominasi dari golongan-
golongangereja, ningrat, prajurit dan kerajaan.
14. Banyak ayat-ayat dalam al-Qur'an mengisyaratkan mengenai Hak Asasi Manusia,
salah satunya dalam QS. An-Nahl ayat 90, yang berbunyi:Artinya: "Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."Dalam ayat
tersebut menganjurkan tiga hal dan melarang tiga hal:
Pertama, keadilan, yaitu merupakan keadilan dalam segala aspek kehidupan. Kata adil
pada ayat ini bersifat umum, yang mencakup keadilan dalam hukum, mu'amalah,
perkara wajib dan fardhu, keadilan terhadap anak laki-laki dan perempuan, keadilan
terhadap teman dan lawan,keadilan terhadap kaum kerabat dan orang lain, keadilan
terhadap istri, serta segala sesuatu yang kalimat adil bisa masuk di dalamnya.
Kedua, ihsan (berbuat baik) dalam segala situasi dan kondisi. Ihsan yang
diperintahkan Allah juga bersifat umum, yaitu mencakup ihsan kepada manusia,
tumbuhan, hewan, orang lemah dan fakir, bahkan kepada orang gembel sekalipun.
Ketiga, berbuat baik kepada kepada kaum kerabat dengan pemberian sedekah dan
infak.
Dalam ayat ini, yang dilarang oleh Allah juga tiga hal: pertama, yaitu perbuatan keji,
kedua kemungkaran, dan ketiga permusuhan. Adapun penjelasan dari tiga hal tersebut
yaitu; perbuatan keji adalah segala perbuatan buruk yang dapat mengarahkan kepada
kejelekan dan kekejian.
15. Cirinya yaitu Pemerintahan yang bersih selalu berpedoman pada UU 1945 dan
nilai-nilai Pancasila dan juga hukum. Dengan pengembangan sistem pemerintahan
yang baik, kegiatan pemerintahan menjadi transparan dan akuntabel, karena
pemerintahan mampu mengungkap feedback dan meningkatkan peran serta
masyarakat. Dalam konteks hukum, pemerintahan yang baik merupakan suatu asas
yang dikenal sebagai dasar-dasar umum pemerintahan yang baik yang merupakan
jembatan antara norma hukum dengan norma etika.