Anda di halaman 1dari 3

NAMA:MUHAMAD IQBAL

NIM: 043546135
TUGAS MATA KULIAH 3

1. Abstrak artikel berbahasa Indonesia dengan tema “Menangkap Hikmah Bencana Alam”.

Abstrak

Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana apabila dilihat dari sisi geologi,
hal ini dikarenakan Indonesia terletak di wilayah dengan banyaknya aktivitas tektonik.
Indonesia terus menghadapi resiko letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir dan
tsunami. Harus disadari bahwa bencana alam yang terjadi saat ini juga dipengaruhi dari
aktivitas manusia yang tidak mempedulikan lingkungan. Selain menimbulkan dampak
buruk, bencana alam sebenarnya juga memiliki manfaat bagi keberlangsungan hidup.
Sebagai warga negara Indonesia, rawan dan banyaknya akan bencana di negeri ini
seharusnya bisa dijadikan sebagai pelajaran dan dipetik hikmahnya. Membuang sampah
sembarangan, menebang hutan tanpa reboisasi, dan polusi yang semakin parah
merupakan contoh aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan bencana. Banyaknya
bencana yang terjadi akhir-akhir ini seharunya membuat manusia semakin sadar untuk
menjaga lingkungan dan sebagai makhluk sosial kita diajarkan untuk saling tolong
menolong. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari bencana alam, seperti tumbuhnya rasa
kepedulian terhadap lingkungan dan sesama, meningkatkan keimanan terhadap Allah,
sebagai sarana introspeksi diri, dan masih banyak lagi. Sebenarnya terdapat manfaat dari
bencana alam yang terjadi seperti gunung meletus yang dapat menyuburkan tanah, banjir
yang dapat mengisi kembali air tanah, dan gempa bumi yang dapat dipelajari sehingga
sangat bermanfaat untuk mempelajari keadaan lapisan-lapisan bawah permukaan.
Dengan demikian, bencana alam dapat mengakibatkan kerugian sekaligus manfaat bagi
makhluk hidup. Bencana alam yang juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia harus dapat
dijadikan pelajaran untuk umat manusia sehingga manusia dapat menjaga lingkungan
dengan baik dan memetik hikmah dari bencana alam yang terjadi.
Kata kunci : bencana alam, aktivitas manusia, hikmah

2. A. (2) Batik Indonesia dapat berkembang sampai pada suatu tingkatan yang tak ada
bandingannya baik dalam desain/motif maupun prosesnya.
(4) kata Motif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah corak atau pola.
(2) Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya motif-motif batik antara lain adalah letak
geografis, misalnya didaerah pesisir akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan
dengan laut, begitu pula dengan yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam
sekitarnya; sifat dan tata penghidupan daerah; kepercayaan dan adat di suatu daerah; serta
keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna.

B.Menurut saya karena ada beberapa ejaan dan tanda baca yang masih tidak sesuai dan tanda
baca yang seharusnya tidak ditempatnya
C. (2) Batik Indonesia dapat berkembang sampai pada suatu tingkatan yang tak ada bandingannya
baik dalam desain/motif maupun prosesnya. =bandingan nya
kata Motif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah corak atau pola.= motif
(2) Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya motif-motif batik antara lain adalah letak
geografis, misalnya didaerah pesisir akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan
dengan laut, begitu pula dengan yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam
sekitarnya; sifat dan tata penghidupan daerah; kepercayaan dan adat di suatu daerah; serta
keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna. = tidak perlu menggunakan ; cukup make tanda ,
saja pada kalimat tersebut

3. STRATEGI DAN MEDIA YANG DIGUNAKAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


TEMATIK DI SD SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMEROLEHAN BAHASA
PENDAHULUAN
Ketika seseorang dilahirkan pada hakikatnya telah terikat secara alamiah untuk mempelajari
bahasa dalam kurun waktu selama orang tersebut hidup. Subyanto dan Nababan (1992:124)
memaparkan bahwa bahasa merupakan berbagai bentuk komunikasi yang berasal dari pemikiran
dan persaaan seseorang yang kemudian dilambangkan untuk menyampaiakan ujaran atau pesan
yang memilki arti kepada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi yang menjadi bagian terpenting dalam interaski sosial setiap orang, tanpa adanya
bahasa interkasi sosial tidak akan pernah terjalin dan seseorang akan mengalami kesuliatan dalam
mengekspresikan diri dalam menyampaikan pesan atau ujaran terhadap orang lainseperti yang
diaparkan Devitt & Hanley dalam (Noermanzah, 2019:307). Subyanto dan Nababan (1992:76)
yang mengutip Chomsky mengemukakan bahwasanya setiap seseorang sejak lahir telah memiliki
seperangkat alat yang memungkinyanya mendapatkan suatu bahasa. Seperangkat alat yang
dimaksud dapa juga disebut dengan peralatan pemerolehan bahasa atau language Acquisition
Device (LAD). Adanya LAD seseoarang dapat memperoleh kemapuan alamia untuk berbahasa.
Kosakata pada suatu bahasa merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan, dari
kosakata dapat terbentuk bahasa yang berisi ujaran atau pesan dari seseorang. Kosakata atau
pemebadaharaan kata merupakan segala bagian penting dalam bahasa. Pemahaman terhadap
kosakata menjadi pengaruh terhadap keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang. Begitu
pula dengan bahasa yang digunakan dan dipelajari oleh seseorang memiliki banyak pengaruh dari
kosakata yang dimiliki hal tersebut diparakan oleh Owens dalam (Ariawan & Pratiwi, 2018:80).
Fungsi bahasa dapat terjadi apabila keterampilan dalam berbahasa mengalami peningkatan.
Ukuran keberhasilan keterampilan berbahasa seseorang dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas
kosakatanya(Pramunati, 2014:1). Pemahaman atau pengusaaan terhadap kosakata terdiri dari dua
macam seperti yang di paparkan oleh Haris dalam Nurgiyantoro (1995:209) yakni, (a)
Penguasaan reseptif yang dapat diaratikan sebagai pengusaan yang sifatnya pasif, pasif disini
artinya pemahaman hanya ada dalam proses berfikir. Kegiaatan yang sifatnya reseptif ini terdiri
dari membaca dan menyimak. Pengusaan ini biasa disebut dengan decoding, decoding sendiri
dapat diartikan sebagi proses pemberian makna terhadap suatu kata(vocabulary), intonasi (voice),
dan gerak tubuh (visual) yang diterima. (b) penguasaan produktif, keterampilan dalam pengusaan
ini terdiri dari berbicara dan menulis atau bisa disbut encoding, yakni proses yang berusaha
mengomunikasikan ide, pikiran, persaaan melalui bahasa yang berarti penguasaan secara lisan
maupun berbicara.
4. A. Terdapat banyak faktor yang berperanan pada masalah ini, seperti penggunaan
teknologi internet, kurangnya keterampilan menulis, dan kurangnya penghargaan
akademis. Usaha untuk mencegah plagiarisme memerlukan peranan dari universitas,
dosen, dan mahasiswa. Usaha ini ditujukan untuk menciptakan suasana dimana
plagiarisme adalah masalah yang penting, dan utama di universitas. Mahasiswa perlu
diinformasikan sejak awal tentang cara-cara mencegah plagiarism. Penerapan kejujuran
akademis membutuhkan kerja sama dari seluruh pihak yaitu universitas, dosen, dan
mahasiswa. Pada intinya, usaha tersebut bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan
yang kondusif di mana seluruh pihak terbiasa untuk menerapkan kejujuran akademis.
Pihak universitas memiliki peran besar untuk memulainya dengan menetapkan
peraturan tentang kejujuran akademis, membentuk sebuah divisi khusus yang mendidik
mahasiswa untuk memiliki kemampuan menulis secara akademis, dan menggunakan
perangkat lunak khusus untuk mendeteksi plagiarisme. Pihak dosen sebagai pengajar
perlu memberikan keteladanan terhadap kejujuran akademis. Sedangkan mahasiswa
sebagai pusat dari kegiatan akademis di universitas perlu ikut andil dalam
mengkampanyekan kejujuran akademis di kalangan mereka sendiri, membiasakan diri
untuk jujur, dan melatih diri sendiri untuk menulis secara akademis. Tindakan manusia
dalam kehidupannya merupakan ekspresi dari penerapan pengetahuannya, ekspresi
dari kepatuhannya terhadap norma. Oleh karena itu, kendatipun seseorang tahu
tentang apa yang disebut plagiarisme serta dampak negatifnya, bisa saja orang tersebut
melakukan plagiarisme karena hal ini menyangkut kualitas moral seseorang.
Keseimbangan tiga dimensi dalam manajemen plagiarisme yaitu pencegahan, deteksi,
dan sanksi sangat penting dilakukan.
B. https://docplayer.info/54885435-Ketidakjujuran-akademis-dan-plagiarisme-di-
perguruan-tinggi.html
https://mediaindonesia.com/opini/119663/ketidakjujuran-akademik

Anda mungkin juga menyukai