Anda di halaman 1dari 2

NAMA:MUHAMAD IQBAL

NIM: 043546135
TUGAS MATA KULIAH 3

1. Sebelum dialirkan ke pelanggan, air baku melalui serangkaian proses pengolahan di IPA (That
Dimanakah Air Baku untuk Air Bersih Jakarta Diolah?) hingga menjadi air bersih. Terdapat 5
tahap proses pengolahan sampal menjadi ar bersih Tahapan proses pengolahan tersebut adalah
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi Tahap pertama adalah koagulasi yaitu
proses pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air baku sehingga membentuk campuran
yang homogen dengan disertai pengadukan cepat Tipe koagulator terdiri dari tipe hidrolis dan
tipe mekanis Koagulan yang digunakan antara lain Aluminium Sulfat dan Polyaluminium
Chloride (PAC) Waktu pengadukan 30- 120 detik dengan nilai gradien kecepatan (G/detik) > 750
Tahap kedua adalah flokulasi yaitu proses pembentukan partikel fok yang besar dan padat dengan
cara pengadukan lambat agar dapat diendapkan Tipe flokulator Terdiri dari tipe hidrolis, mekanis,
dan clarifier Waktu, kontak berkisar 20-100 menit Nlai G/detik berkisat 100 5

Tahap ketiga adalah sedimentasi yaitu proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan cara pengendapan Tipe bak sedimentasi terdiri dari bak persegi (aliran
horizontal), bak persegi alıran vertikal (menggunakan pelattabung pengendap), bak bundar (aliran
vertikal-radial dan kontak padatan), serta tipe clarifier Kedalaman bak berkisar antara 3-6 meter
(bak persegi dan bak bundar) serta 0,5-1 meter (clarifier) Waktu retensi 1-3 jam (untuk tipe bak
persegi horizontal dan bak bundar), 0,07 jam (waktu retensi pada pelavtabung pengendap), dan 2
- 2,5 jam (tipe clarifier)

Tahap keempat adalah filtrast (saringan pasir cepat) yaitu proses pemisahan padatan dari air
melalui media penyaring seperti pasir dan antrasit Jenis saringan terdiri dari sanngar biasa
(gravitasi), saringan dengan pencucian
Air baku adalah adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Jenis jenis air minum yang ada di Indonesia adalah


1.Air kran
2.Air Mineral
3.Isotonik
4.Air Berkarbonasi
5.Alkali

2. Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan kesehatan air minum meliputi
persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik. Agar air minum yang dikonsumsi
masyarakat Indonesia tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka pemerintah melalui menteri
kesehatan menetapkan persyaratan kesehatan kualitas air minum dalam Keputusan Menkes No.
907 Tahun 2002.
Pasal 3 Menteri Kesehatan melakukan pembinaan teknis terhadap segala kegiatan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan persyaratan kualitas air minum. b. Pasal 4 (1) Pengawasan
kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui kegiatan: -.
Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber air baku, proses produksi,
jaringan distribusi, air minum isi ulang dan air minum dalam kemasan. -. Pemeriksaan kualitas air
dilakukan di tempat/di lapangan dan atau di laboratorium. -. Analisis hasil pemeriksaan
laboratorium dan pengamatan lapangan. -. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang
ditemui dari hasil kegiatan a, b, c yang ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum. -.
Tindak lanjut upaya penanggulangan/perbaikan dilakukan oleh pengelolah penyedia air minum. -.
Penyuluhan kepada masyarakat. (2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dilaporkan secara berkala oleh Kepala Dinas kepada Bupati/ Wali Kota. (3) Tata cara
penyelenggaraan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) tercantum pada
Lampiran II Keputusan ini. C. Pasal 5 (1).Dalam pelaksanaan pengawasan kualitas air minum,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menentukan parameter kualitas air yang akan diperiksa,
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah tangkapan air, instalasi pengolahan air dan jaringan
perpipaan. (2) Pemilihan parameter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
dilakukan pemeriksaan kondisi awal kualitas air minum dengan mengacu pada Lampiran II
Keputusan ini.

3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu bentuk pengembangan wilayah yang
menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan, dengan daerah bagian hulu dan hilir
mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi. Oleh karena itu perubahan penggunaan
lahan di daerah hulu akan memberikan dampak di daerah hilir dalam bentuk fluktuasi debit air,
kualitas air dan transport sedimen serta bahan-bahan terlarut di dalamnya. Dengan demikian
pengelolaan DAS merupakan aktifitas yang berdimensi biofisik (seperti, pengendalian erosi,
pencegahan dan penanggulangan lahan-lahan kritis, dan pengelolaan pertanian konservatif);
berdimensi kelembagaan (seperti, insentif dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang
ekonomi); dan berdimensi sosial yang lebih diarahkan pada kondisi sosial budaya setempat,
sehingga dalam perencanaan model pengembangan DAS terpadu harus mempertimbangkan
aktifitas/teknologi pengelolaan DAS sebagai satuan unit perencanaan pembangunan yang
berkelanjutan.
Operasionalisasi konsep DAS terpadu sebagai satuan unit perencanaan dalam pembangunan
selama ini masih terbatas pada upaya rehabilitasi dan konservasi tanah dan air, sedangkan
organisasi masih bersifat ad.hoc, dan kelembagaan yang utuh tentang pengelolaan DAS belum
terpola. Agar pengelolaan DAS dapat dilakukan secara optimal, maka perlu dilibatkan seluruh
pemangku kepentingan dan direncanakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dengan DAS sebagai suatu unit pengelolaan.

Anda mungkin juga menyukai