Dosen pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Anak Dengan BBLR”.
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan
Anak Dengan BBLR. Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa lain dapat
memahami asuhan keperawatan anak dengan BBLR dengan baik.
Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada:
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari masih
banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan saran atau
kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna begi pembaca maupun kami.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.4 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis asuhan keperawatan anak yang mengalami Berat
Badan Lahir Rendah
B. Tujuan Khusus
1. Memahami konsep penyakit Berat Badan Lahir Rendah
2. Memahami konsep asuhan keperawatan Berat Badan Lahir Rendah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Menurut (Jaya, 2016) etiologi pada berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut:
1. Persalinan kurang bulan/prematur (UK 28 – 36 minggu) pada umumnya
disebabkan tidak mempunyai uterus menahan janin, gangguan selama hamil
lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya, semakin mudah umur kehamilan,
fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prorositnya semakin kurang
baik, kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit/komplikasi akibat kurang
matanynya organ karena masa gertasi kurang.
2. Bayi baru lahir untuk masa kehamilan ini disebabkan karena ada hambatan
pertumbuhan saat dalam kehamilan (janintumbuh lambat) sitardasi sirkulasi dan
efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin, kematangan
fungsi oragan tergantung pada usia kehamilan walalpun berat lahirnya kecil
3. Faktor ibu
a. Paritas
b. Infertiltas
c. Abortus spontan sebelumnya
d. Bahan teratogenik (alkohol, radiasi, obat)
e. Penyakit kronis
f. Keadaan penyebab infusifiensi plasenta (penyakit jantung, ginjal, paru,
hipertensi dan lain – lain)
4. Faktor plasenta
a. Penyakit vaskuler
5
b. Kehamilan ganda
c. Malformasi
d. Tumor
e. Plasenta previa
5. Faktor janin
a. Kelainan kromosom
b. Malformasi
c. Infeksi kongenital (misal: rubella)
d. Kehamilan ganda
e. Ketuban pecah dini
6
5) Kepala mengarah ke satu sisi
6) Kulit tipis dan tranparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering
tampak peristaltic usus
7) Tulang rawan dan daun telinga imatur
8) Putting susu belum terbentuk dengan baik
9) Pergerakan kurang dan lemah
10) Reflek menghisap dan menelan belum sempurna
11) Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur
12) Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha
abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus
13) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
(pada wanita) dan testis belum turun (pada laki-laki)
b. Tanda-tanda pada Bayi Dismatur
1) Preterm sama dengan bayi premature
2) Term dan post term :
a) Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis
b) Vernik caseosa sedikit/ kurang atau tidak ada
c) Jaringan lemak di bawah kulit sedikit
d) Pergerakan gesit, aktif dan kuat
e) Tali pusat kuning kehijauan
f) Mekonium kering
g) Luas permukaan tubuh relative lebih besar dibanding BB.
D. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya
bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya
lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke
bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
7
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan
yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi
yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat
dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko
gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi :
a. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.
Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan
seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
b. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan
BBLC.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara
reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu.
Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada
bayi preterm. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi
preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi
amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
8
dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan
untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan
kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan
secara oral. Potensial untuk kehilangan panas akibat permukaan tubuh dibanding
dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini
akan meningkatkan kebutuhan akan kalori
9
10
E. Klasifikasi
Klasifikasi BBLR menurut (Jaya, 2016) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan BB lahir:
a. BBLR : BB<2500 gr
b. BBLR : BB 1000 – 1500 gr
c. BBLASR : BB < 1000 gr
2. Berdasarkan umur kehamilan :
a. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau
disebut Neonatus kurang bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK).
b. Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismaturi dapat terjadi dalam pretern, term, dan post
term. Dismatur ini dapat juga Neonatus kurang bulan-Kecil untuk Kehamilan
(NKB-KMK),
c. Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih
Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK).
F. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan didalam kandungan
terganggu
11
2. Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh
rendah
3. Riwayat penyakit sekarang
Lahirspontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minggu, berat badan
kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pudi 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3
menunjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6 kegawatan sedang, 7 sampai 10
menit
4. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memiliki riwayat kelahiran prematur, kehamilan ganda, hidrmanion
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilanseperti DM, TB paru, tumor
kandungan, kista, hipertensi
6. ADL
a. Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu.
b. Pola istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermi
c. Pola personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
d. Pola aktivitas: gerakan kaki dan tangan lemas
e. Pola eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium, produksi
urin rendah
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
a) Kesadaran
Composmentis ataupun bisa sampai latargis
b) Tanda-tanda vital
Peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat
apabila disertai napas, denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan
peningkatan suhu tubuh
b. Head to Toe
1) Sistem sirkulasi/kardiovaskular:
Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120sampai 160x/menit, bunyi
jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisian
capilary refil (kurang dari 2-3detik).
12
2) Sistem pernapasan: bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot
eksesoris, cuping hidung, interkostal, frekuensi dan keteraturan pernapasan
rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, whezing
atau ronchi
3) Sistem gasytointestinal: distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit
mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau),
BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau, reflek menelan
dan mengisap lemah
4) Sistem genitourinaria: abnormalitas genetelia, hipospadia, urin (jumlah,
warna, berat jenis, dan PH)
5) Sistem neurologis dan musculoskeletal: gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, menggenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi,
ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago
telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak
6) Sistem integumen
Keadaan kulit(warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus),
tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
8. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Jaya, 2016) yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalu perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat / diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas.
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
9. Penatalaksanaan
Menurut (Jaya, 2016) penatalaksanaan BBLR adalah sebagai berikut:
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
b. Pelestarian suhu tubuh
13
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan daalm mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal
dipertahankan antara 35,50C – 370C. Bayi berat rendah harus diasuh dalam
suatu suhu lingkaran dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan
usaha metabiloc yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat daalm suatu
tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatn harus diatas 250C, bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan rendah, dirawat daalm inkubator. Prosedur perawatan
sapat dilakukan melalui “jendela” dan “lengan baju”. Sebelum memasukkan
bayi kedalam inkubator, inkubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai 29,4
0
C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2 0C untuk bayi yang lebih kecil.
Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernapasan
yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap
pernafasan lebih mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30-35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2
yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada
jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat badan rendah, mempunyai sistem immunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahan
terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun
khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter (sonde), terutama pada bayi yang reflek hisap
dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan
lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
14
Umur / hari Jumlah ml / kg BB
1 50-65
2 100
3 125
4 150
5 160
6 175
7 200
14 225
21 175
28 150
15
1) Sianosis
2) Diaforesis
3) Gelisah
4) Nafas cuping hidung
5) Pola nafas abnormal (cepat/lambat, reguler/ireguler, dalam/dangkal)
6) Warna kulit abnormal (mis. Pucat, kebiruan)
7) Kesadaran menurun
Kondisi klinis terkait
1) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
2) Gagal jantung kongestif
3) Asma
4) Pneumonia
5) Tuberkulosis paru
6) Penyakit membran lain
7) Asfiksia
8) Persisten pulmonary hypertension of newbom (PPHN)
9) Prematuritas
10) Infeksi saluran pernafasan
b. Hipotermia
Definisi: Suhu tubuh berada dibawah rentang norml tubuh
Penyebab
1) Kerusakan hipotalamus
2) Konsumsi alkohol
3) Berat badan ekstrem
4) Kekurangan lemak subkutan
5) Terpapar suhu lingkungan rendah
6) Malnutrisi
7) Pemakaian pakaian tipis
8) Penurunan laju metabolisme
9) Tidak beraktifitas
10) Transfer panas (mis. Konduksi, Konveksi, evaporasi, Radiasi)
11) Trauma
12) Proses penuaan
13) Efek agen farmakologis
16
14) Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: -
Objektif
1) Kulit teraba dingin
2) Menggigil
3) Suhu tubuh dibawah nilai normal
Gejala dan tanda minor
Subjektif: -
Objektif
1) Akrosianosis
2) Bradikardi
3) Dasar kuku sianotik
4) Hipoglikemi
5) Hipoksia
6) Pengisian kapiler >3detik
7) Konsumsi oksigen meningkat
8) Ventilasi menurun
9) Piloereksi
10) Takikardi
11) Vasokontrisi perifer
12) Kutis memorata
Kondisi terkait klinis
1) Hipotiroidisme
2) Anoreksia nervesa
3) Cedera batang otak
4) Prematuritas
5) Berat badan lahir rendah (BBLR)
6) Tenggelam
c. Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
17
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Faktor ekonomi (mis. Fiansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk makan)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif:-
Objektif
1) Berat badan menurun minimal 10 % dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda minor
subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Cleft palate
7) Amyotropic lateral sclerosis
8) Kerusakan neuromuskular
9) Luka bakar
10) Kanker
11) Infeksi
18
12) AIDS
13) Penyakit crohn’s
14) Enterokolitis
15) Fibrosis kistik
d. Intervensi
19
dengan tidak Turgor kulit Kolaborasi dalam pemeriksaan
adekuatnya elastik elektrolit darah
persediaan zat Tidak ada edema
besi, kalsium, Produksi urin 1-2
metabolisme yang cc/kgbb/jam
tinggi dan intake Elektrolit darah
yang kurang dalam batas
adekuat normal
Suhu 36,5 0C -
37,2 0C
Akral hangat
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram
(sampai dengan 2.499 gram). BBLR yaitu keadaan yang disebabkan oleh masa
kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang kurang dari berat semestinya
menurut masa kehamilannya
3.2 Saran
A. Bagi penulis
Dapat memahami mengenai tentang konsep penyakit Berat Badan Lahir Rendah
pada anak serta asuhan keperawatan Berat Badan Lahir Rendah pada anak dan dapat
meningkatkan kesehatan bagi anak
B. Bagi pembaca
Diharapkan kepada pembaca untuk meningkatkan kualitas kesehatan hidup anak
21
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, V. A. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra
Sekolah. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Kemenkes RI. (2012). Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional. Jakarta: Kemenkes RI.
Maryanti, D. S. (2012). Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: Trans Info Media.
Maryunani, A. &. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatus. Jakarta: TIM.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
22