Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI DENGAN HIPOTERMIA

DI RUANG PERINATOLOGI

OLEH :

SULKIFLI

(14.401.16.082)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2018
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Penyakit
A. Definisi
Hipotermi adalah keadaan ketika seseorang individu mengalami atau mengalami
berisiko penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5℃/rectal karena
peningkatan kerentanan terhadap factor esternal.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu
normal bayi dan neonates adalah 36,5℃ − 37℃ (suhu axila) adapun gejala hipotermi
apabila suhu <36℃ atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh bayi terasa
dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (32 - 36℃ ) disebut hipotermi
bila suhu <32℃.
B. Etiologi / penyebab
a) perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
b) bayi dipisahkan dari ibuya segera seteah lahir
c) tempat bayi melahirkan yang dingin ( putus rantai hangat)
d) beratlahir bayi yang kurang dan kehamilan premature
e) bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, syndrome dengan pernafasan,
hipoglikemi perdarahan intra ranial

Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :

a) Radiasi dari objek ke panas bayi


Contoh : menimbang bayi dingin tanpa alas
b) Evaporasi karena menguapnya cairan yang melekat pada kulit
Contoh : air ketuban bayi baru lahir tidak cepat dikeringkan
c) Konduksi panas tubuh dambil dari suatu permukaaan yang melekat di tubuh.
Contoh : pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti
d) Konveksi penguapan dari tubuh ke udara.
Contoh : angin disekitar tubuh bayi baru lahir
C. Manifestasi klinik / tanda dan gejala
hipotermia bayi baru lahir
a) Bayi tidak mau minum/ menetek
b) Bayi tampak lesu/ mengantuk
c) Tubuh bayi terba dingin
d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi, menurun dan kulit bayi mengeras

Tanda – tanda Hipotermi sedang :

a) Aktivitas berkurang, Letargis


b) Tangisan Lemah
c) Kulit berwarna tidak rata
d) Kemampuan menghisap lemah
e) Kaki teraba dingin
f) Jika hipotermi berlanjut akan timbul cedera dingin

Tanda – tanda hipotermi berat

a) aktivitas berkurang atau letargis


b) bibir dan kuku kebiruan
c) pernafasan lambat
d) bunyi jantung lambat
e) selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic
f) Fresiko keatian bayi

Tanda – tanda stadium lanjut hipotemia

a) muka, ujung kaki dan tangan brwarna terang


b) bagian tubuh lainnya pucat
c) kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan
tangan
D. Klasifikasi
a) Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1-2℃ sesudah lahir. Suhu tubuh
akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu
lingkungan diatur sebaik- baiknya. Hipotermi sepintas ini terdapat pada bayi
BBLR , hipoksia , dan resusitasi yang lama, rung tempat bersali yang dingin, bayi
tidak segera dibungkus setelah lahir , terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam
setelah lahir), dan pmberian morfin pada ibu yang sedag bersalin
b) Hipotermia akut terjadi bila bayi berada dilingkungan yang dingi selama 6-12 jam.
Terdapat pada bayi dengan BBLR diruang termpat bersalin yang dingin, incubator
yang tidak cukup panas, kelalalian dari dokter, bidan, dan perawat terhadap bayi yang
akan lahir, yaitu didiga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya.
Gejala ialah lemah, gelisah,, pernafasan dan buny jantung lambat, serta kedua kaki
dingin. Terapimya segera memasukkan bayi kedalam incubator yang shunya telah
diatur menurut kebutuhan bayi dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan
teliti.
c) Hipotermia sekunder, penurunan suhu r=tubuh yang tdak disebabkan oleh suhu
lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan
pernafasan dengan hipokisa atau hipoglikemia, perdarahan intra cranial tranfusi
tukar , penyakit jantung bawaan yang berat , dan bayi denan BBLR serta
hipoglikemia. Pengobatan dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen.
d) Cold injury, yaitu hipotermia yang aknita terlalu lama dalam ruangan dingin(
lebih dari 12 jam ). Gejalannya iallah lemah,tdak mau minum, badan dingin,
oliguria, suhu brkisar antara 29,5 - 35℃ , tak banyak bergerak, edema, serta
kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seoalh –olah bayi dalam keadaan sehat,
pengerasan jaringan subkutis. Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi
infeksi, hipoglikemi, dan pendaraha. Pengobatannya dengan memanaskan secara
perlahan- lahan , antibiotic, pemberian larutan glukosa 10%, dan kortikosteroid.
E. Patofisogi
Apabila terjadi paparan dingin, secara fisiologis tubuh akan memberikan respon
untuk menghasilkan suhu berupa :
a) Shivering thermoregulation/ST\
Merupakan mekanisme tubuh berupa menggigil atau emetar secara involunter
akibat dari kontraki otot untuk menghasilkan panas.
b) Non- shivering Thermoregulation /NST
Merupakan mekanisme yang dipengruhi oleh stimulasi system saraf simpatis
untuk menstimulasi proses metabolic dengan melakukan oksudasi terhadap
jaringan lemak coklat. Peningkatan metabolism jaringan lemak coklat akan
meningkatkan produksi panas dari dalam tubuh.
c) Vasokontriksi feriper
Mekanisme ini juga menstimulasi oleh system saraf simpatis, kemudian system
saraf feriper akan memicu otot sekitar arteriol kulit untuk berkontraksi sehingga
terjadi vasokontriksi. Keadaan ini efektif untuk mengurangi aliran darah ke
jarigan kulit dan mencegah hilangnya yang tidak berguna.
Pada bayi , respon fisiologis terhadap paparan dingin adalah proses
oksidasi dari lemak coklat atau jaringan adipose coklat. Pada BBL, NST (proses
oksidasijaringan lemak coklat) adalah jalur utama dari suatu peningkatan produksi
panas yang cepat, sebaai reaksi atas paparan yang dingin. Paparan dingin yang
berkepanjangan harus dihindari oleh karena dapat menimbulkan efek samping
serta gangguan- ganguan metabolic yang berat. Segera setelah lahir , tanpa
penanganan yang baik, suhu tubuh bayi rata – rata akan turu 0,1 – 0,3 ℃ setiap
,menitnyasedangkan LeBlanc (2002) menyebutkan bahwa suhu tubuh bayi akan
turun 2℃ dalam setengah jam pertsma kehidupan. WHO Consulatatif Group on
Thermal Control menyebutkan bahwa BBL yang tidak mendapatkan
penangananan yang tepat, suhunya akan turun 2- 4℃ dalam 10 – 2 0 menit
kemudian setelah kelahiran.
Pathway
Obat - obatan
Factor lingkungan ( Kekurangan yodium
radiasi,
evaporasi,konveksi, Disfungsi hipotalamus
konduksi Defisit hormone tiroid

Deficit hormone
Penurunan BMR epinefrin

HIPOTERMIA

Metabolisme lemak coklat


Metabolism meningkat
vasokontriksi

Biirubin Asam lemak Gangguan glukosa Akral dingin pucat

Pengguanaan 02 Curtis marmorata


jaondice Asam lemak

hipoglikemi
Produksi surfaktan Kerusakan integritas
Neonatal jaondice
kulit

Asidosis metabolik Distress pernafasan


hipoksemia

Resiko
Gangguan pertukaran Respiratori gruting
ketidakstabilan kadar Penurunan kerja otak
gas
gula darah
Gangguan pola nafas

Resiko perfusi
Retraksi subscostal
jaringan tidak efektif
F. Komplikasi
Hipotermia dapat menyebabkan komplikasi , seperti peningakatn konsumsi oksigen,
produksi asam laktat, apneu, penurunan kemampuan pembekuan darah dan yang
paling sering terlihat hipoglikemi. Pada bayi premature, stress dingin dapat
menyebabkan penurunan sekresi dan sintesis surfaktan. Membiarkan bayi dingin
meningkatkan mortalitas dan mordbiditas.
G. Penatalaksanaan
Segera hangatkan bayi, apabila terdapat alat yang canggih seperti incubator dan infant
warm gunakan sesuai ketentuan. Adapun prosedur pemakaian incubator adalah
sebagai berikut :
a) Sebelum bayi dimasukkan kedalam incubator, berihkan bayi dengan handuk dan
pakaian kain pakaian bayi
b) Hidupkan pemanas incubator dan biarkan sekitar 3 menit untuk memastikan
bahwa suhu didalamnya sesuai. Masukkan bayi kedalam incubator.
c) Jalankan software pada PCclient kemudian masukkan identitas bayi seperti nama,
nama ibu, jam/ tanggal ahir
d) 2 -3 jam sekali ada peringatan untuk member susu bayi. Jika peringatan ini
muncul, makan perawat akan langsung menuju inkubaor dan member susu.
e) Jika bayi menangis maka akan ada warning pada PC klien lalu perawat ke
inkubaor kemudian memeriksanya apakah lapar, BAB, mengompol, atau tidak
nyaman.
f) Setelah diketahui penyebabnya, perawat kemudian memencet tombol ke PC
kliennya. Sehingga kegiatan ini pun terekam. Pada PC server . dokter/pihak
manajwmwnnya hanya mengontrol data rekaman dari semua aktivitas bayi dalam
1 haridan dibandingkan dengan data eferensi perawatan bayi normal sehingga
hasil tersebut dapat dikategorikan bayi sehat atau tidak
g) Hipotermia sedang
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru bila ibu dan bayi
berada dalam satu slimut atau kain hangat yang distrika terlebih dahulu. Bila
selimut atau kain mulai mendingin segera ganti dengan selimut atau kain yang
hangat.
3) Ulangi sampai panas tubuh ibu mendingin , segera ganti dengan selimut atau
kain yang hangat. Mencgah bayi kehilangan panas dengan cara: member tutup
kepala atau topi bayi dan mengganti kain atau popok bayi yang basah dengan
yang kering dan hangat.
f) Hipotermia berat
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru bila ibu dan bayi
berada dalam satu slimut atau kain hangat yang distrika terlebih dahulu. Bila
selimut atau kain mulai mendingin segera ganti dengan selimut atau kain yang
hangat.
3) biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia. Karena itu ASI sedini
mungkin dapat lebih sering selama bayi menginginkan bila terlalu lemah
hingga tidak dapat atau tidak kuat menghisap ASI. Beri ASI menggunakan
OGT. Bila tidak tersedia alat OGT beri infuse dextrose 10% sebanyak 60 – 80
ml/kg/liter.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian ini bertujuan mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam
uterus kedalam ke kehidupan luar uterus yaitu dengan penilaian APGAR meliputi :

Tanda 0 1 2
Appearance Biru, pucat, tungkai Badan pucat, muda Semuanya merah
biru
Pulse Tidak teraba <100 >100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/ lumpuh Gerakan sedikit/ fleksi Aktif/ fleksi tungkai
tungkai baik/ reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis kuat
Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variable dinilai dengan angka 0, 1, dan 2,
nilai tertinggi adalah 10, selamjutnya ditentukan keadaan bayi : 7 – 10 menunjukkan
bayi baik (vigorous bayi), nilai 4 – 6 menunjukka depresi sedang dan membutuhkan
tindakan resusitasi, nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.

a) Pengkajian keadaan fisik


Data subjektif bayi baru lahir yang harus dari riwayat kesehatan bayi baru lahir
yang penting adalah :
1) Factor genetic
2) Factor maternal (ibu)
3) Factor antenatal
4) Factor perinatal
Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain :
1. Pemeriksaan umum
Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan
normal berkisar 33 -35 cm, LD: 30,5 – 33 cm, PB: 45 – 50 cm dan BB bayi 2500
– 4500 gram
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahirbervariasi dalam berespon terhadap
lingkungan
a) Suhu bayi
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5 – 37,5℃ pada pengukuran
di axilla
b) Nadi
Denyut nadi yang normal berkisar antara 120 – 140 kali permenit
c) Pernafasan
Pada bayi baru lahir tidak terartur kedalaman, kecepatan ,iramanya.
Pernafasannya bervariasi dari 30 – 60 kali permenit
d) Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur secara adekuat.
Rata – rata tekanan darah pada waktu lahir adalah 80/64 mmHg
1. Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to toe)
1. Kepala
Periksa adanya trauma keahiran misalnya : caput suksadaneum, selfahematoma,
pendarahan subaponeurotik/ fraktur tulang tengkorak
2. Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bnetuk dan posisinya pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang, perhatikan letak daun telinga, daun telinga yang letaknya
rendah ( low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu
3. Mata
Periksa adanya trauma seperti palphebra, perdarahan konjungtiva atau retina,
adanya secret pada mata, konjungtivaoleh kuman gonokokus fanoptalmia dan
menyebabkan kebutaan
4. Hidung dan mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemarahan dan lidahnya harus rata dan simetris, bibir
dipastikan tidak adanya sumbing dan langit – langit harus tertutup. Refelk hisap
bayi harus bagus, dan berespon terhdap rangsangan.
5. Leher
Ukuran lher normalnya pendek dan banyak lipatan tebal. Periksa adanya
pembesaran kelnejar tiroid dan vena jogularis. Adanya lipatan kulit yang
berlebihan dibagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21
6. Dada
Periksa kesemetrisan gerakan dada saat bernafas , apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotorik, paresis diafragma, pernafasan yang
normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan
7. Bahu, tangan , dan lengan
Periksa jumlah jari, perhatikan adanya plidaktil atau slidaktil. Telapak tangan
harus dapat terbuka, garis tangan yang janya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom seperti trisomi
8. Perut
Perut tampak harus bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat bernafas, kajiadanya pembengkakan, jika perut sangat cekung kemungkinan
terdapat hernia diafragmatika
9. Kelamin
Pada lekukan labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris,klitoris
normalnya menonjol. Pada bayi lai – laki normalnya rugae tampak pada scrotum
dan kedua testis turun kedalam skrotum
10. Ekstermitas atas dan bawah
Ekstermitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik dengan gerakan yang
simetris, reflek menggenggam normalnya ada, ekstermitas bagian bawah
normalnya pendek, bengkok dan fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis
normalnya ada
11. Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda – tanda
abnormalitas seperti spian bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas, medulla
spinalis atau koluma vertebrata.
12. Kulit
Verniks ( tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga kehngatan tubuh bayi )
,waran, pembengkakan atau bercak – bercak hitam, tanda – tanda lahir. Perhatikan
adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.
13. Reflex
Reflex berkedip, batuk, bersin, dan muntah, ada pada waktu lahir dan tetap tidak
berubah sampai dewasa beberapa reflek lain normalnya ada waktu lahir, yang
menunjukkan adanya imaturitas nurologis, tidak adanya reflex – reflex ini
menunjukkan masalah neurologis yang serius

A. Diagnosa Keperawatan
1. Hipotermia
a. Definisi
Suhu tubuh berada dibawa rentang normal tubuh.
b. Penyebab
1) Kerusakan hipotalamus
2) Konsumsi alcohol
3) Nerat badan ekstrem
4) Kekurangan lemak subkutan
5) Terpapar suhu lingkungan rendah
6) Malnutrisi
7) Pemakaian pakaian tipis
8) Penurunan laju metabolism
9) Tidak beraktivitas
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Kulit teraba dingin
2) Menggigil
3) Suhu tubuh dibawah nilai normal
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Akrosianosis
2) Bradikardi
3) Dasar kuku sianotik
4) Hipoglikemia
5) Hipoksia
6) Pengisian kapiler > 3 detik
7) Konsumsi oksigen meningkat
8) Ventilasi menurun
9) Piloereksi
10) Akikardi
11) Vasokontriksi ferifer
12) Kutis memorella

C. Interensi keperawatan
1. hipotermia
a. Tujuan/ kriteria evaluasi
1) Mepertahankan tanda – tanda vital dalam batas normal
2) Melaporkan suhu yang nyaman
3) Menguraikan tindakan adaptif untuk meminimalkan fluktuasi suhu tubuh
4) Melaporkan tanda dan gejala dari ala hipotermi
b. Intervnsi NIC
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
1) Kaji tanda dan gejala awal hipotermia (seperti menggigil, pucat, bagian dasar
kuku sianosis, pengisian ulang kapiler lambat, piloereksi, distrimia) .
2) Untuk orang dewasa, lakukan pemeriksaan suhu oral ( bukan timpanik atau
aksila) suhu oral lebih akurat
3) Regulasi suhu (NIC) : pantau dan laporkan tanda atau gejala hipotermia

Penyuluhan untuk pasien/ keluarga

Intruksikan pasien dan keluarga tentang tindakan untuk meminimalkan fluktuasi


suhu :

1) Mandi pada rang yang hangat, jauh dari aliran udara


2) Tingkatkan aktivitas
3) Batasi asupan alcohol
4) Perthankan nutrisi yang adekuat
5) Pelihara lingkungan yang stabil
6) Gunakan pakaian yang cukup
7) Intruksikan pasien dan keluarga untuk mengenali dan melaporkan tanda dan
gejala wal hipotermia seperti : apatis, dingin, abdomen keras yang terasa seperti
batu, disorientasi dan konfusi, mengantuk, hipertensi, hipoglikemi, kerusakan
kemampuan untuk berfikir, nadi dan pernafasan lambat, kulit keras dan dingin
saat disentuh, suhu kurang dari 35 ℃

Aktivitas kolaboratif

1) Laporkan ke dokter jika hidrasi adekuat tidak dapat dipertahankan


2) Lakukan prujukan ke lembaga sosial untuk layanan ( misalnya kipas angin,
pemanas) yang diperlukan dirumah
3) Regulasi suhu ( NIC) : berikan obat antipiretik, jika perlu

Aktivitas lain

1) Regulasi suhu (NIC) : sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien


Daftar Pustaka

Bibliography
dkk, K. S. (2008). Buku ajar neonatologi. Jakarta: IDAI.

Doenges, M. E. (2001). rencana perawatan maternal. Jakarta: EGC.

Markum, A. (2009). Buku ajar ilmu kesehatan anak. jakarta: EGC.

PPNI, t. p. (2016). Standar diagnosis keperawatan indonesia. Jakarta: dewan penguruspusat persatuan
perawat nasional indonesia.

wilkinson, J. M. (2016). Diagnosis NANDA-I, Intervnsi NIC, Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai