Anda di halaman 1dari 34

NAMA : MISBACHUL MUNIR

NIM : 191440121

LAPORAN PENDHULUAN HIPOTERMI

A. Definisi Hipotermia
Beberapa definisi hipotermia dari beberapa sumber :
1.Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo (2001),bayi hipotermia adalah bayi
dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu normal pada neonatus adalah  36,5o-
37,5oC. Gejala awal pada hipotermi apabila suhu <36o C atau kedua kaki dan tangan  teraba
dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah  mengalami hipotermia
sedang (suhu 320-36o C). Disebut hipotermia berat bila suhu <32 o C diperlukan termometer
ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25o C.
2.Menurut Indarso F(2001),disamping sebagai suatu gejala,hipotermia merupakan awal
penyakit yang berakhir dengan kematian.
3.Menurut Sandra M.T (1997),hipotermiyaitu suatu kondisi dimana suhu
tubuh inti turun sampai dibawah 35o C.

B. Klasifikasi Hipotermia
1.Hipotermi spintas.
Yaitu penurunan suhu tubuh1-2◦c sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal
kembali setelah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu ruang di atur sebaik-baiknya. Hipotermi
sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi lama, ruangan tempat
bersalin yang dingin, bila bayi segera di bungkus setelah lahir terlalucepat di
mandikan(kurang dari 4 -6 jam sesudah lahir).
2.Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam, terdapat pada bayi
dengan BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin, incubator yang cukup panas. Terapinya
adalah: segeralah masukan bayi segera kedalam inkubataor yang suhunya sudah menurut
kebutuhan bayi dan dalam kaadaan telanjang supaya dapat di awasi secara teliti. Gejala bayi
lemah,gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat serta kedu kaki dingin.
3. Hipotermi sekunder
Penurunan suhu tubuh yang tidak di sebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin,
tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan nafas, penyakit jantung bawaan
yang berat,hipoksia dan hipoglikemi, BBLR. Pengobatan dengan mengobati penyebab
Misalnya: pemberian antibiotika,larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
4.Cold injuri
Yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu lama dalam ruang dingin(lebih dari 12
jam). Gejala: lemah, tidak mau minum, badan dingin, oligoria , suhu berkisar sekitar 29,5◦c-
35◦c, tidak banyak bergerak, oedema, serta kemerahan pada tangan, kaki dan muka, seolah-
olah dalam keadaan sehat, pengerasan jaringan sub kutis. Pengobatan : memanaskan secara
perlahan-lahan, antibiotika, pemberian larutan glukosa10% dan kastikastiroid.
·       Aktifitas berkurang
·       Suhu badan dibawah 36◦c
·       Lemah
·       Perabaan terhadap tubuhnya teraba dingin
·       Telapak kaki dingin (ini merupakan pertanda bahwa
hipoterminya sudah berlngsung lama)
·       Kaki, tangan dan badannya akan mengeras(sklerema)

C. Etiologi Hipotermi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1.Jaringan lemak subkutan tipis.
2.Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3.Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4. Bayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5.Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi   mengalami
hipotermia.
6.Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7.Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8. Tempat melahirkan yang dingin.
9.Bayi asfiksia,hipoksia,resusitasi yang lama,sepsis,sindrom denganpernapasan,hipoglikemia
perdarahan intra kranial.
Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992 :
1.Faktor lingkungan.
2.Syok.
3. Infeksi. 
4.Gangguan endokrin metabolik.
5.Kurang  gizi
6. Obat-obatan.
7.Aneka cuaca
Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu :
1.Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke objekyang  dingin. Misal BBL
diletakkan ditempat yang dingin.
2.Konduksi adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak  dengan
permukaan yang lebih dingin. Misal popok atau celana basah tidak  langsung diganti.
3.Konveksi adalah hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya. Misal BBL  diletakkan dekat
pintu atau jendela terbuka.
4. Evaporasi adalah hilangnya panas akibat penguapan dari air pada kulit bayi  misalnya cairan
amnion pada bayi

  D. Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral pengatur
panas di  hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib rown fat memacu
pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam
lemak.Blood gliserol  level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk
menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa
bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk
metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap
hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf
sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis
akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara laindepresi linier dari
metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yangterganggu adaptasi yang salah,
EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif,dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam
keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasiotak, aliran darah otak menurun, koma,
refleks okuli yang hilang, danpenurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada
bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan
salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan
kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin.

E.Tanda dan Gejala Hipotermi


a.Berikut beberapa gejala bayi terkena hipotermia,yaitu :
1.Suhu tubuh bayi turun dari normalnya.
2.Bayi tidak mau minum atau menetek.
3.Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.
4. Tubuh bayi teraba dingin.
5.Dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh mengeras(sklerema).
6.Kulit bayi berwarna merah muda dan terlihat sehat.
7.Lebih diam dari biasanya.
8. Hilang kesadaran.
9.Pernapasannya cepat.
10.Denyut nadinya melemah.
11.  Gangguan penglihatan.
12.  Pupil mata melebar (dilatasi) dan tidak bereaksi.
b. Berikut adalah tanda terjadinya hipotermia
Tanda-tanda hipotermia sedang :
a)      Aktifitas berkurang.
b)      Tangisan lemah.
c)      Kulit berwarna tidak rata (cutis malviorata).
d)     Kemampuan menghisap lemah.
e)      Kaki teraba dingin.
f)       Jika hipotermia berlanjut akan timbul cidera dingin.
c. Tanda-tanda hipotermia berat :
a)      Aktifitas berkurang,letargis.
b)      Bibir dan kuku kebiruan.
c)      Pernafasan lambat.
d)     Bunyi jantung lambat.
e)      Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis
metabolik.
f)       Risiko untuk kematian bayi.
d.Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia :
a)      Muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.
b)      Bagian tubuh lainnya pucat.
c)      Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada
punggung,kaki dan tangan(sklerema).
F. Komplikasi
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat          akan
menyebabkan beberapa gangguan yang akan menyertai yakni:
1.Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
2.Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya   tekanan darah
sistolik
3. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
4.  Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

 G.Penatalaksanaan Umum
1. Penanganan hipotermia secara umum untuk bayi
Pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa kehilangan suhu
tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang dingin. Bayi yang mengalami
hipotermi harus dihangatkan secara bertahap. Berikut beberapa cara penanganan hipotermia
untuk bayi :
a. Hangatkan bayi secara bertahap. Bawalah ia ke ruangan yang hangat.     Bungkuslah tubuhnya
dengan selimut tebal.
b. Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh           anda.
2.Penanganan hipotermia secara umum untuk balita
a.  Jika ia mampu melakukannya,minta anak berendam air hangat. Bila warna kulitnya telah
kembali normal,segera keringkan dan bungkus tubuhnya dengan handuk tebal atau selimut.
b. Kenakan pakaian tebal dan baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut yang cukup
banyak.Tutupi kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam ruangan cukup hangat.Temani
anak.
c. Berikan anak minuman hangat dan makanan penuh energi,misalnya cokelat. Jangan tinggalkan
anak sendirian,kecuali anda yakin warna kulit dan suhu tubuhnya telah kembali normal.
3.Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a.  Jangan menempelkan sumber panas langsung,seperti botol berisi air panas ke     kulit anak.
Anak harus menjadi hangat secara bertahap.
b. Jika anak hilang kesadaran,bukalah saluran udaranya dan periksa              pernapasannya. Jika
anak bernapas,baringkan ia pada posisi pemulihan,jika    tidak bernapas,mulailah bantuan
pernapasan dan kompresi dada. Telepon    Ambulans.

  H.   Prinsip Dasar Untuk Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir


1.  Mengeringkan bayi segera setelah lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui    jendela/pintu
yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas
tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal
hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena
kontrol suhunya masih belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermia
seringkali tidak terdeteksi oleh ibu atau keluarga bayi atau penolong persalinan. Untuk
mencengah terjadinya serangan dinginadalah sebagai berikut:
a.      Setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya
handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi harus dilakukan
dengan cepat.dimulai dari kepala kemudian seluruh tubuh bayi. Handuk yang basah harus
diganti dengan handuk lain yang kering dan hangat.
b.   Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau tutup kepala,kaos
tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan
kehangatan dari dekapan ibu.
c.   Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting
refleks dan bayi mendapat kalori.
d.  Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu merujuk.
e.  Memberikan penghangatan pada bayi  baru lahir secara mandiri.
f.  Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. 
g. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil.Untuk mencengah
terjadinya serangan dingin ibu atau keluarga dan penolong persalinan harus menunda
memandikan bayi. Beberapa kriteria dalam memandikan bayi;
a.   Pada bayi lahir sehat yaitu lahir cukup bulan,berat>2.500 gram,langsung menangis
kuat,memandikan bayi ditunda selama kurang lebih 24 jam setelah kelahiran. Pada saat
memandikan bayi gunakanlah air hangat.
b.  Pada bayi lahir dengan risiko (tidak termasuk kriteria di atas),keadaan umum bayi lemah atau
bayi dengan berat lahir < 2.000 gram sebaiknya bayi jangan dimandikan ditunda beberapa hari
sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh bayi stabil,bayi sudah lebih kuat dan
dapat menghisap ASI dengan baik.
  I.  Tindakan Pada Hipotermia Bayi Baru Lahir
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang
harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran
lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah
menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar
terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat,tubuh ibu dan bayi
harus berada di dalam 1 pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut sebagai metode
Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat  yang diseterika
terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali
sampai tubuh bayi hangat.
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap beri infus glukosa 10 % sebanyak
60-80 ml/kg per hari.

KASUS HIPOTERMI

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. N dengan
Bayi Baru Lahir Normal di Paviliun AL-Adawiyah Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara.
Asuhan Keperawatan ini dilakukan selama 3x24 jam yaitu mulai dari tanggal 06-08 Juni 2016
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian

1. Data Dasar

a Identitas Bayi

Nama bayi Ny. N lahir pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 22.00 wib dengan
jenis kelamin perempuan, Nama orang tua bayi ibu Ny. N dan ayah Tn.T. Alamat
JL. Vompi jenggot RT 11/ RW 07 Kelurahan Semper Kota Jakarta Utara. Provinsi
DKI Jakarta.
b Riwayat Kelahiran Yang Lalu

Kelahiran pertama pada tahun 2007 jenis kelamin perempuan, BB lahir 3300
gram, keadaan bayi normal, jenis persalinan seksio secaria, komplikasi selama
persalinan terjadi karna letak bayi sungsang.

c Riwayat Prenatal dan Intranatal

Status obsterti Ny. N G2 P2A0. Pemeriksaan antenatal selama hamil dilakukan


secara teratur tiap bulan dengan dokter di rumah sakit.

d Pengkajian Fisik

1) Keadaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,2oC, denyut nadi 122x/menit, RR 55x/menit,


BB lahir 2845 gram, PB 47 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 33 cm,
lingkar perut 30 cm, dan menangis kuat.
2) Sistem Integumen

Warna kulit kemerahan atau pink, hidrasi baik, tidak ada lesi, kuku ada,
verniks ada sedikit kulit, lanugo terdapat di bahu, nevi tidak ada pada tubuh,
dan terdapat milia pada hidung.

3) Kepala Leher.

Kepala bentuk bulat, kepala tidak ada moolding, tidak ada kaput suksedamun,
tidak ada hematom, sutura teraba tidak menyatu, ada ubun-ubun kecil, dan
posisi mata simetris, ukuran lingkar kepala 28cm.

4) Mata

Mata simetris, reflek mata baik, konjungtiva ananemis, skelra anikterik

5) Telinga

Telinga simetris, bentuk telinga normal, lubang telinga terbuka, dan


merespon terhadap suara.

6) Hidung

Hidung tidak ada pengeluaran, pernafasan tidak menggunakan cuping


hidung, dan tidak muntah.

7) Mulut

Posisi mulut simetris, gerakan bibir simetris, dan tidak ada kelainan pada
palatum, dan tidak muntah.
8) Muka

Bentuk muka normal, bulat, dan tidak ada kelainan pada wajah.

9) Leher

Pergerakan leher baik dari satu sisi ke sisi lain.

10) Dada

Bentuk dada siemtris, gerakan dada simetris, gerakan pernafasan teratur, RR


55x/menit, dan lingkar dada 33cm.
11) Abdomen

Abdomen tidak ada distensi, tidak ada benjolan, tali pusat tidak ada
perdarahan, tali pusat belum mengering, bising usus terdengar, dan lingkar
perut30cm.

12) Genetalia

Genetalia tidak ada kelainan, labia minor menonjol, tidak ada kelainan, BAK
pertama kali pada tanggal 7 juni 2016 pukul 07.00 wib

13) Punggung

Fleksibilitas tulang punggung baik, bentuk simetris, dan tidak ada kelainan
pada bentuk tulang punggung.

14) Ekstermitas

Jari tangan dan kaki baik, nadi brachial teraba, nadi femoral teraba,
pergerakan aktif, tidak ada tremor, dan posisi kaki normal.

a. Sistem neurologis

Refleks sucking positif, refleks rooting positif, refleks swallowing positif, refleks
moro positif, refleks babinski positif, menangis kuat, reflek tendon baik dengan cara
lutut bayi diketuk dengan jari telunjuk atau jari tengah, refleks menggegam baik
refleks tonus leher baik.

b. Nutrisi

Bayi Ny.N diberikan ASI pertama pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 23.00 wib,
air susu yang keluar masih sedikit.
c. Eliminasi

By Ny.N BAB pertama kali pada tanggal 07 juni 2016 pada pukul 07.00 WIB,
terdapat mekonium hitam kehijau-hijauan, dan BAK pertama pada pukul 07.00 WIB.

d. Tulang

Tulang tidak ada kelainan pada By. Ny.N, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 33 cm,
dan lingkar perut 30 cm

e. Data Lain yang Menunjang

Pada hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan hasil golongan darah B, rosus psitif.

f. Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan yaitu terapi injeksi vitamin K, 0,5 mg, dan hepatitis B 0,5 ml.

Terapi lain-lain diberikan tetes mata (kloramfenikal0,5 ml).

g. Resume

Bayi Ny.N lahir pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 22.00 wib di ruang operasi
dengan persalinan secara seksio sesaria, apgar score 9/10. Insiasi Menyusui Dini
( IMD) diberikan setelah lahir, diletakan di dada ibu dekat dengan payudara . Refleks
( rooting, sucking, dan swallowing positif), dan bayi menangis dengan kuat. Diruang
perawatan, bayi dilakukan perawatan tali pusat dan membungkusnya dengan kassa
steril, diberikan identitas pada kaki dan lengan, mencap telapak kaki, ditimbang BB,
dikur PB, lingkar kepala, lingkar perut, dan lingkar dada. Terapi yang telah
didapatkan yaitu injeksi vitamin K 0,5ml, diberikan dengan cara intramuskular,
diletakan di dalam inkubator untuk dihangatkan. BB lahir 2845 gram, PB 47 cm,
lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 33 cm, dan lingkar perut 30cm. Berdasarkan

o
pengkajian didapatkan bayi tidak cacat, nadi 122x/menit, suhu 36,2 C, ASI sudah
diberikan pertama kali pada tanggal 6 juni 2016 pukul 23.00 WIB.

2. Data Fokus

a. Data Subjektif

Ibu klien Ny. N mengatakan “ASI sudah keluar tapi yang keluar masih sedikit.
Biasanya memberikan ASI sampai 2 tahun. Kurang mengerti bagaimana cara
merawat tali pusat yang benar.

b. Data Objektif

BB lahir 2845 gram, pb 47 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 37cm, lingkar
0
perut 30 cm. Tanda-tanda vital yaitu suhu 36,2 C, nadi 122x/menit, RR 55x/menit,
apgar scor 9 menit pertama dan menit kelima 10. Tidak ada kaput suksesdium,
tidak ada hematoma, sutura teraba tidak menyatu, ada ubun-ubun besar dan
kecil,dan posisi simetris, rambut ada. Mata simetris, refleks mata baik,
konjungtiva ananemis, dan skelra anikterik. Telinga simetris, bentuk telinga
normal, lubang telinga terbuka, merespon terhadap suara. Pernafasan tidak
menggunakan cuping hidung dan ada bersin. Posisi mulut simetris, gerakan bibir
simetris, tidak ada kelainan pada palatum, dan tidak muntah. Bentuk muka
normal, bulat, tidak ada kelainan pada wajah. Pergerakan leher baik dari satu sisi
ke sisi lain. Warna kulit kemerahan atau pink, hidrasi baik, tidak ada lesi,kuku
ada, verniks ada sedikit pada lipatan kulit, lanugo terdapat di bahu, nevi tidak ada
pada tubuh, dan terdapat milia pada hidung. Dada simetris, gerakan dada
simetris, dan gerakan dada teratur. Tidak ada distensi, tidak ada benjolan, tali
pusat tidak ada perdarahan, tali pusat masih basah, bising usus terdengar. Tidak
ada kelainan, labia minor menonjol. BAB pertama kali pada tanggal 07 juni 2016
pada pukul 07.00 WIB, terdapat mekonium hitam kehijau-hijauan, dan BAK
pertama pada pukul 07.00 WIB.

Fleksibilitas tulang punggung baik, bentuk simetris, dan tidak ada kelainan pada
bentuk tulang punggung. Tulang tidak ada kelainan pada By. Ny.N, lingkar
kepala 28 cm, lingkar dada 33 cm, dan lingkar perut 30 cm. Jari tangan dan kaki
baik, nadi brachial teraba, nadi femoral teraba, pergerakan aktif, tidak ada tremor,
dan posisi kaki normal. Refleks sucking positif, refleks rooting positif, refleks
swallowing positif, refleks moro positif, refleks babinski positif, menangis kuat,
reflek tendon baik dengan cara lutut bayi diketuk dengan jari telunjuk atau jari
tengah, refleks menggegam baik refleks tonus leher baik. diberikan ASI pertama
pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 23.00 wib, air susu yang keluar masih
sedikit.

C. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh b.d adaptasi dengan lingkungan
eksternal ditandai dengan :

DS:-

DO
• Keadaan umum baik

• Suhu 36,20C

• Akral tangan dan kaki teraba dingin

• Bayi tampak menangis kuat.

b. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara merawat
tali pusat ditandai dengan :

DS : Ny.N mengatakan “kurang mengerti dengan cara merawat tali pusat yang
benar”.

DO:

• Tali pusat tampak terpasang dengan kassa.

• Tali pusat belum mengering.

• Kassa terlihat kotor.

• Tali pusat tidak terlihat tanda- tanda infeksi dan tidak ada kemerahan

• Suhu 36,20C

c. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Produksi ASI
sedikit ditandai dengan :

DS : Ny. N mengatakan “ASI yang keluar sudah ada tetapi yang kular masih sedikit “

DO :

• BB 2845 gram

• PB 47 cm
• Lingkar kepala 28 cm

• Lingkar dada 33 cm

• Lingkar perut 30 cm

D. Perencanaan Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh b.d adaptasi dengan lingkungan
eksternal.

Tujuan :

- Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada by Ny. N selama 3x24 jam


diharapkan perubahan suhu tidak terjadi

Kriteria hasil :

b. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.

c. Bebas dari tanda-tanda hipotermi

d. Membran mukosa lembab.

e. Hidrasi kulit baik.

f. Akral tangan dan kaki teraba hangat.


Rencana Tindakan:

a. Kaji tanda dari gejala awal hipotermi.

b. Observasi suhu tubuh.

c. Berikan kehangatan pada bayi dan bungkus dengan selimut.

d. Memandikan bayi dengaan air hangat.

e. Ganti popok pada bayi.


f. Tempatkan bayi dalam lingkungan.

2. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara merawat
tali pusat.

Tujuan :

- Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada by. Ny.N selama 3x24jam


diharapkan infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil :

a. Tali pusat mengering.

b. Kassa tali pusat mengering.

0 C
c. Suhu tubuh dalam batas normal (36,5 C – 37,5 C).

e. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan kemerahan.Ibu dapat


menjelaskan kembali cara merawat tali pusat yang benar.. Rencana
tindakan :

a. Kaji tanda-tanda infeksi.

b. Observasi suhu tubuh bayi.

c. Ajarkan kepada ibu tentang bagaimana cara perawatan tali pusat yang benar.

d. Lakukan perawatan tali pusat yang benar.

e. Jelaskan tujuan perawatan tali pusat yang benar.

f. Anjurkan kepada ibu untuk perawatan tali pusat yang benar.

g. Ganti kassa tali pusat 2x sehari sehabis mandi.

h. Gunakan asefik dan antiseftik dalam melakukan ganti kassa pada tali pusat.
i. Ganti kassa tali pusat jika terjadi kotor atau basah.

3. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Produksi
ASI sedikit.

Tujuan :

- Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada by. Ny.N selama 3x24jam


diharapkan resiko tinggi pemenuhan nutrisi tidak terjadi dengan
Kriteria hasil :

a. Refleks menyusui rooting, sucking, swallowing baik.

b. Mempertahankan menyusui.

c. Asi yang keluar banyak.


Rencana tindakan :
a. Kaji faktor keluhan serta pengetahuan ibu.

b. Monitor timbang berat badan bayi.

c. Lakukan perawatan payudara.

d. Anjurkan ibu dalam pemberian ASI eklusif selama 6bulan.

e. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam.

f. Jelaskan pada orang tua tentang tujuan pemberian ASI eklusif bagi bayi.
E. Pelaksanaan Keperawatan

Berdasarkan pada rencana tindakan keperawatan yang disususn, maka pelaksanaan


dilakukan oleh penulis dari mulai tanggal 06-08 juni 2016adalah sebagai berikut :

Hari /tanggal Jam No Tindakan Keperawatan Paraf


Dx

Senin, 06 22.10 1. 1. Mengobservasi suhu tubuh bayi


0
Juni 2016 36,2 C

DS:–
DO :
0
Suhu tubuh bayi Ny. N 36,2 C

22.30 1. 2. Melakukan IMD pada bayi.


DS:-
DO :
Bayi terlihat sedang dilakukan di
IMD selama 5 menit.

23.00 1. 3. Menempatkan bayi dalam


lingkungan yang hangat.
DS:-
DO :
Bayi tampak tidur dengan nyaman
dalam satu tempat tidur dengan
ibunya.
23.35 1. 4. Menilai apgar scor pada bayi
DS:-
DO :
Apgar scor bayi 9/10
5. Menempatkan bayi di lingkungan
yang hangat.
DS:-
DO :
Bayi Ny. N ditempatkan di
inkubator selama 6 jam di ruang
rawat gabung.

Selasa, 07 08.00 1. 6. Memandikan bayi dengan air


Juni 2016 hangat.
DS :-
DO :

 Bayi tampak tidak pucat

08.05 1.  Bayi tidak mengiggil, tidak


tremor.

 Ekstermitas tidak sianosis.

7. Mengkaji tanda dan gejala awal


hipotermi.
DS :-
DO :
o
08.15 2  Suhu tubuh 36,7 C

 Akral tubuh teraba dingin.

 Bayi tampak mengiggil


kedinginan saat
dimandikan.
8. Mengkaji tanda- tanda infeksi
DS :-
DO :
08.30 2
 Tali pusat belum kering.

10.30 2.

11.30 3
08.45 1.
h menjadi kehitam-
 Tem
hitaman.
pak
dibun  Tidak ada tanda –
gkus tanda infeksi.
deng
an  Daerah sekitar tali pusat
kassa juga tampak baik, tidak
. ada kemerahan pada
sekitar tali pusat.
0
 Suhu tubuh 36,7 C
 Kassa tampak bersih
 Terlihat kassa kotor
10. Menempatkan bayi
9. Melakukan
dalam lingkungan yang
perawatan
hangat DS:-
tali pusat.
DS :- DO :

DO :
 Bayi tampak tertidur di
dalam box dan terkadang
 Tali
berada di pelukan ibu.
pusat
sudah  Bayi tampak dibedong.
mulai
11. Mengobservasi suhu tubuh
menge
bayi. DS :–
ring,
warna DO :
nya
sudah Suhu tubuh bayi 36,7 C
0

mulai
beruba
12. Mnganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi buah-buahan
dan sayur-sayuran

DS :

 Ny. N mengatakan akan


teteap memberikan ASI
nya kepada bayinya dan
akan mengkonsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan.

DO :

 Ny.N sudah tampak


mengerti

Rabu, 08 08.00 1 13. Memandikan bayi dengan air


Juni 2016 hangat
DS:–
DO :

08.10 2  Bayi tampak tidak pucat

 Bayi tidak mengiggil, tidak


tremor.

 Ekstermitas tidak sianosis.


08.20 3 14. Melakukan perawatan tali pusat.
DS :–
DO :
 Tali pusat sudah mulai
mengering, warnanya sudah
mulai berubah menjadi
kehitam-hitaman.

 Tidak ada tanda – tanda


infeksi.

10.00 3

08.30 1
11.00 2

12.30 3
yi tampak tertidur di
 Daera
dalam box bayi.
h
sekita  Bayi tampak hangat
r tali dan tidak kedingina
pusat
16. Monitir BB bayi setiap
juga
hari DS :–
tampa
k DO :
baik,
tidak  BB bayi saat ini 2900 gram
ada
17. Memonitor suhu tubuh
kemer
bayi. DS :–
ahan
pada DO :
sekita
r tali
 Suhu tubuh By Ny.
pusat. 0
N 36,5 C
 Kassa tampak bersih

15. Memberikan
kehangatan
pada bayi dan
18. Menjelaskan pada ibu tujuan
bungkus bayi
tentang pemberian ASI
dengan
eklusif selama 6 bulan bagi
selimut. DS:
bayinya . DS :

 Ny. N mengatakan sudah
DO :
mengerti tentang apa yg

 Bayi tampak di
bedong.

 B
a
sudah dijelaskan oleh
perawat
DO :

 Ny. N dapat menjelaskan


kembali tentang pemberian
13.00 2 ASI eklusif selama 6 bulan
bagi bayinya.
19. Menjelaskan pada ibu tentang
perawatan tali pusat yang benar
DS :

 Ny. N mengatakan sudah


mengerti tentang apa yang
dijelaskan oleh perawat.
DO :

 Ny. N dapat menjelaskan


kembali tentang bagaimana
cara merawat tali pusat
yang benar.
20. Memantau pola bayi dalam
menyusui
DS :

 Ibu bayi mengatakan ASI


yang keluar sudah mulai
banyak daripada kemarin
tapi bayinya saat menyusui
kadang diam dan
menghisap lagi.
DO :
 Bayi tampak sedang
menyusuui
F. Evaluasi keperawatan

Hari / Tanggal Jam No DX Catatan perkembangan Paraf

Rabu, 08 Juni 14.00 1. S:–


2016 O:
a. Keadaan umum baik
0
b. Suhu tubuh bayi Ny.N 36,7 C

c. Bayi tampak nyaman


d. Bayi tampak dibedong.
e. Tidak ada adanya tanda- tanda
hipotermi.

A : masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

2. S :

- Ny. N mengatakan “ sudah tau

dalam perawatan tali pusat

yang benar
- Ny. N mengatakan tali pusat

bayinya sudah mulai

mengering.

O:

a. Tali pusat sudah mulai


mengering, warnanya sudah
mulai berubah menjadi kehitam-
hitaman.

b. Tidak ada tanda – tanda infeksi.

c. Daerah sekitar tali pusat juga


tampak baik, tidak ada kemerahan
pada sekitar tali
pusat.

d. Kassa tampak bersih

A: Masala

h sudah

teratasi P :

hentikan

intervensi

3. S:

- Ibu bayi
mengatakan ASI
yang keluar sudah
cukup banyak &
bayi sudah mulai
banyak minum.

- Tidak ada
masalah dalam
pemberian makan
karna sampai saat
ini bayi hanya
diberikan ASI
saja.
O:

- Keadaan umum : baik

- BB saat ini 2900 gram.

- Payudara Ny.N teraba kenyal.

- Puting susu exverted.

- ASI yang
keluar sudah
mulai banyak.

- Reflek
sucking,
rooting,
swallowi
ng baik.
A : Masalah sudah teratasi

P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai