NIM : 191440121
A. Definisi Hipotermia
Beberapa definisi hipotermia dari beberapa sumber :
1.Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo (2001),bayi hipotermia adalah bayi
dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu normal pada neonatus adalah 36,5o-
37,5oC. Gejala awal pada hipotermi apabila suhu <36o C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermia
sedang (suhu 320-36o C). Disebut hipotermia berat bila suhu <32 o C diperlukan termometer
ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25o C.
2.Menurut Indarso F(2001),disamping sebagai suatu gejala,hipotermia merupakan awal
penyakit yang berakhir dengan kematian.
3.Menurut Sandra M.T (1997),hipotermiyaitu suatu kondisi dimana suhu
tubuh inti turun sampai dibawah 35o C.
B. Klasifikasi Hipotermia
1.Hipotermi spintas.
Yaitu penurunan suhu tubuh1-2◦c sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal
kembali setelah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu ruang di atur sebaik-baiknya. Hipotermi
sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi lama, ruangan tempat
bersalin yang dingin, bila bayi segera di bungkus setelah lahir terlalucepat di
mandikan(kurang dari 4 -6 jam sesudah lahir).
2.Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam, terdapat pada bayi
dengan BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin, incubator yang cukup panas. Terapinya
adalah: segeralah masukan bayi segera kedalam inkubataor yang suhunya sudah menurut
kebutuhan bayi dan dalam kaadaan telanjang supaya dapat di awasi secara teliti. Gejala bayi
lemah,gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat serta kedu kaki dingin.
3. Hipotermi sekunder
Penurunan suhu tubuh yang tidak di sebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin,
tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan nafas, penyakit jantung bawaan
yang berat,hipoksia dan hipoglikemi, BBLR. Pengobatan dengan mengobati penyebab
Misalnya: pemberian antibiotika,larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
4.Cold injuri
Yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu lama dalam ruang dingin(lebih dari 12
jam). Gejala: lemah, tidak mau minum, badan dingin, oligoria , suhu berkisar sekitar 29,5◦c-
35◦c, tidak banyak bergerak, oedema, serta kemerahan pada tangan, kaki dan muka, seolah-
olah dalam keadaan sehat, pengerasan jaringan sub kutis. Pengobatan : memanaskan secara
perlahan-lahan, antibiotika, pemberian larutan glukosa10% dan kastikastiroid.
· Aktifitas berkurang
· Suhu badan dibawah 36◦c
· Lemah
· Perabaan terhadap tubuhnya teraba dingin
· Telapak kaki dingin (ini merupakan pertanda bahwa
hipoterminya sudah berlngsung lama)
· Kaki, tangan dan badannya akan mengeras(sklerema)
C. Etiologi Hipotermi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1.Jaringan lemak subkutan tipis.
2.Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3.Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4. Bayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5.Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi mengalami
hipotermia.
6.Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7.Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8. Tempat melahirkan yang dingin.
9.Bayi asfiksia,hipoksia,resusitasi yang lama,sepsis,sindrom denganpernapasan,hipoglikemia
perdarahan intra kranial.
Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992 :
1.Faktor lingkungan.
2.Syok.
3. Infeksi.
4.Gangguan endokrin metabolik.
5.Kurang gizi
6. Obat-obatan.
7.Aneka cuaca
Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu :
1.Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke objekyang dingin. Misal BBL
diletakkan ditempat yang dingin.
2.Konduksi adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin. Misal popok atau celana basah tidak langsung diganti.
3.Konveksi adalah hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya. Misal BBL diletakkan dekat
pintu atau jendela terbuka.
4. Evaporasi adalah hilangnya panas akibat penguapan dari air pada kulit bayi misalnya cairan
amnion pada bayi
D. Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral pengatur
panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib rown fat memacu
pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam
lemak.Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk
menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa
bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk
metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap
hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf
sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis
akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara laindepresi linier dari
metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yangterganggu adaptasi yang salah,
EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif,dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam
keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasiotak, aliran darah otak menurun, koma,
refleks okuli yang hilang, danpenurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada
bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan
salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan
kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin.
G.Penatalaksanaan Umum
1. Penanganan hipotermia secara umum untuk bayi
Pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa kehilangan suhu
tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang dingin. Bayi yang mengalami
hipotermi harus dihangatkan secara bertahap. Berikut beberapa cara penanganan hipotermia
untuk bayi :
a. Hangatkan bayi secara bertahap. Bawalah ia ke ruangan yang hangat. Bungkuslah tubuhnya
dengan selimut tebal.
b. Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh anda.
2.Penanganan hipotermia secara umum untuk balita
a. Jika ia mampu melakukannya,minta anak berendam air hangat. Bila warna kulitnya telah
kembali normal,segera keringkan dan bungkus tubuhnya dengan handuk tebal atau selimut.
b. Kenakan pakaian tebal dan baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut yang cukup
banyak.Tutupi kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam ruangan cukup hangat.Temani
anak.
c. Berikan anak minuman hangat dan makanan penuh energi,misalnya cokelat. Jangan tinggalkan
anak sendirian,kecuali anda yakin warna kulit dan suhu tubuhnya telah kembali normal.
3.Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Jangan menempelkan sumber panas langsung,seperti botol berisi air panas ke kulit anak.
Anak harus menjadi hangat secara bertahap.
b. Jika anak hilang kesadaran,bukalah saluran udaranya dan periksa pernapasannya. Jika
anak bernapas,baringkan ia pada posisi pemulihan,jika tidak bernapas,mulailah bantuan
pernapasan dan kompresi dada. Telepon Ambulans.
KASUS HIPOTERMI
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. N dengan
Bayi Baru Lahir Normal di Paviliun AL-Adawiyah Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara.
Asuhan Keperawatan ini dilakukan selama 3x24 jam yaitu mulai dari tanggal 06-08 Juni 2016
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian
1. Data Dasar
a Identitas Bayi
Nama bayi Ny. N lahir pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 22.00 wib dengan
jenis kelamin perempuan, Nama orang tua bayi ibu Ny. N dan ayah Tn.T. Alamat
JL. Vompi jenggot RT 11/ RW 07 Kelurahan Semper Kota Jakarta Utara. Provinsi
DKI Jakarta.
b Riwayat Kelahiran Yang Lalu
Kelahiran pertama pada tahun 2007 jenis kelamin perempuan, BB lahir 3300
gram, keadaan bayi normal, jenis persalinan seksio secaria, komplikasi selama
persalinan terjadi karna letak bayi sungsang.
d Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
Warna kulit kemerahan atau pink, hidrasi baik, tidak ada lesi, kuku ada,
verniks ada sedikit kulit, lanugo terdapat di bahu, nevi tidak ada pada tubuh,
dan terdapat milia pada hidung.
3) Kepala Leher.
Kepala bentuk bulat, kepala tidak ada moolding, tidak ada kaput suksedamun,
tidak ada hematom, sutura teraba tidak menyatu, ada ubun-ubun kecil, dan
posisi mata simetris, ukuran lingkar kepala 28cm.
4) Mata
5) Telinga
6) Hidung
7) Mulut
Posisi mulut simetris, gerakan bibir simetris, dan tidak ada kelainan pada
palatum, dan tidak muntah.
8) Muka
Bentuk muka normal, bulat, dan tidak ada kelainan pada wajah.
9) Leher
10) Dada
Abdomen tidak ada distensi, tidak ada benjolan, tali pusat tidak ada
perdarahan, tali pusat belum mengering, bising usus terdengar, dan lingkar
perut30cm.
12) Genetalia
Genetalia tidak ada kelainan, labia minor menonjol, tidak ada kelainan, BAK
pertama kali pada tanggal 7 juni 2016 pukul 07.00 wib
13) Punggung
Fleksibilitas tulang punggung baik, bentuk simetris, dan tidak ada kelainan
pada bentuk tulang punggung.
14) Ekstermitas
Jari tangan dan kaki baik, nadi brachial teraba, nadi femoral teraba,
pergerakan aktif, tidak ada tremor, dan posisi kaki normal.
a. Sistem neurologis
Refleks sucking positif, refleks rooting positif, refleks swallowing positif, refleks
moro positif, refleks babinski positif, menangis kuat, reflek tendon baik dengan cara
lutut bayi diketuk dengan jari telunjuk atau jari tengah, refleks menggegam baik
refleks tonus leher baik.
b. Nutrisi
Bayi Ny.N diberikan ASI pertama pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 23.00 wib,
air susu yang keluar masih sedikit.
c. Eliminasi
By Ny.N BAB pertama kali pada tanggal 07 juni 2016 pada pukul 07.00 WIB,
terdapat mekonium hitam kehijau-hijauan, dan BAK pertama pada pukul 07.00 WIB.
d. Tulang
Tulang tidak ada kelainan pada By. Ny.N, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 33 cm,
dan lingkar perut 30 cm
Pada hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan hasil golongan darah B, rosus psitif.
f. Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan yaitu terapi injeksi vitamin K, 0,5 mg, dan hepatitis B 0,5 ml.
g. Resume
Bayi Ny.N lahir pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 22.00 wib di ruang operasi
dengan persalinan secara seksio sesaria, apgar score 9/10. Insiasi Menyusui Dini
( IMD) diberikan setelah lahir, diletakan di dada ibu dekat dengan payudara . Refleks
( rooting, sucking, dan swallowing positif), dan bayi menangis dengan kuat. Diruang
perawatan, bayi dilakukan perawatan tali pusat dan membungkusnya dengan kassa
steril, diberikan identitas pada kaki dan lengan, mencap telapak kaki, ditimbang BB,
dikur PB, lingkar kepala, lingkar perut, dan lingkar dada. Terapi yang telah
didapatkan yaitu injeksi vitamin K 0,5ml, diberikan dengan cara intramuskular,
diletakan di dalam inkubator untuk dihangatkan. BB lahir 2845 gram, PB 47 cm,
lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 33 cm, dan lingkar perut 30cm. Berdasarkan
o
pengkajian didapatkan bayi tidak cacat, nadi 122x/menit, suhu 36,2 C, ASI sudah
diberikan pertama kali pada tanggal 6 juni 2016 pukul 23.00 WIB.
2. Data Fokus
a. Data Subjektif
Ibu klien Ny. N mengatakan “ASI sudah keluar tapi yang keluar masih sedikit.
Biasanya memberikan ASI sampai 2 tahun. Kurang mengerti bagaimana cara
merawat tali pusat yang benar.
b. Data Objektif
BB lahir 2845 gram, pb 47 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 37cm, lingkar
0
perut 30 cm. Tanda-tanda vital yaitu suhu 36,2 C, nadi 122x/menit, RR 55x/menit,
apgar scor 9 menit pertama dan menit kelima 10. Tidak ada kaput suksesdium,
tidak ada hematoma, sutura teraba tidak menyatu, ada ubun-ubun besar dan
kecil,dan posisi simetris, rambut ada. Mata simetris, refleks mata baik,
konjungtiva ananemis, dan skelra anikterik. Telinga simetris, bentuk telinga
normal, lubang telinga terbuka, merespon terhadap suara. Pernafasan tidak
menggunakan cuping hidung dan ada bersin. Posisi mulut simetris, gerakan bibir
simetris, tidak ada kelainan pada palatum, dan tidak muntah. Bentuk muka
normal, bulat, tidak ada kelainan pada wajah. Pergerakan leher baik dari satu sisi
ke sisi lain. Warna kulit kemerahan atau pink, hidrasi baik, tidak ada lesi,kuku
ada, verniks ada sedikit pada lipatan kulit, lanugo terdapat di bahu, nevi tidak ada
pada tubuh, dan terdapat milia pada hidung. Dada simetris, gerakan dada
simetris, dan gerakan dada teratur. Tidak ada distensi, tidak ada benjolan, tali
pusat tidak ada perdarahan, tali pusat masih basah, bising usus terdengar. Tidak
ada kelainan, labia minor menonjol. BAB pertama kali pada tanggal 07 juni 2016
pada pukul 07.00 WIB, terdapat mekonium hitam kehijau-hijauan, dan BAK
pertama pada pukul 07.00 WIB.
Fleksibilitas tulang punggung baik, bentuk simetris, dan tidak ada kelainan pada
bentuk tulang punggung. Tulang tidak ada kelainan pada By. Ny.N, lingkar
kepala 28 cm, lingkar dada 33 cm, dan lingkar perut 30 cm. Jari tangan dan kaki
baik, nadi brachial teraba, nadi femoral teraba, pergerakan aktif, tidak ada tremor,
dan posisi kaki normal. Refleks sucking positif, refleks rooting positif, refleks
swallowing positif, refleks moro positif, refleks babinski positif, menangis kuat,
reflek tendon baik dengan cara lutut bayi diketuk dengan jari telunjuk atau jari
tengah, refleks menggegam baik refleks tonus leher baik. diberikan ASI pertama
pada tanggal 06 juni 2016 pada pukul 23.00 wib, air susu yang keluar masih
sedikit.
C. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh b.d adaptasi dengan lingkungan
eksternal ditandai dengan :
DS:-
DO
• Keadaan umum baik
• Suhu 36,20C
b. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara merawat
tali pusat ditandai dengan :
DS : Ny.N mengatakan “kurang mengerti dengan cara merawat tali pusat yang
benar”.
DO:
• Tali pusat tidak terlihat tanda- tanda infeksi dan tidak ada kemerahan
• Suhu 36,20C
c. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Produksi ASI
sedikit ditandai dengan :
DS : Ny. N mengatakan “ASI yang keluar sudah ada tetapi yang kular masih sedikit “
DO :
• BB 2845 gram
• PB 47 cm
• Lingkar kepala 28 cm
• Lingkar dada 33 cm
• Lingkar perut 30 cm
D. Perencanaan Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh b.d adaptasi dengan lingkungan
eksternal.
Tujuan :
Kriteria hasil :
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara merawat
tali pusat.
Tujuan :
Kriteria hasil :
0 C
c. Suhu tubuh dalam batas normal (36,5 C – 37,5 C).
c. Ajarkan kepada ibu tentang bagaimana cara perawatan tali pusat yang benar.
h. Gunakan asefik dan antiseftik dalam melakukan ganti kassa pada tali pusat.
i. Ganti kassa tali pusat jika terjadi kotor atau basah.
3. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Produksi
ASI sedikit.
Tujuan :
b. Mempertahankan menyusui.
f. Jelaskan pada orang tua tentang tujuan pemberian ASI eklusif bagi bayi.
E. Pelaksanaan Keperawatan
DS:–
DO :
0
Suhu tubuh bayi Ny. N 36,2 C
10.30 2.
11.30 3
08.45 1.
h menjadi kehitam-
Tem
hitaman.
pak
dibun Tidak ada tanda –
gkus tanda infeksi.
deng
an Daerah sekitar tali pusat
kassa juga tampak baik, tidak
. ada kemerahan pada
sekitar tali pusat.
0
Suhu tubuh 36,7 C
Kassa tampak bersih
Terlihat kassa kotor
10. Menempatkan bayi
9. Melakukan
dalam lingkungan yang
perawatan
hangat DS:-
tali pusat.
DS :- DO :
DO :
Bayi tampak tertidur di
dalam box dan terkadang
Tali
berada di pelukan ibu.
pusat
sudah Bayi tampak dibedong.
mulai
11. Mengobservasi suhu tubuh
menge
bayi. DS :–
ring,
warna DO :
nya
sudah Suhu tubuh bayi 36,7 C
0
mulai
beruba
12. Mnganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi buah-buahan
dan sayur-sayuran
DS :
DO :
10.00 3
08.30 1
11.00 2
12.30 3
yi tampak tertidur di
Daera
dalam box bayi.
h
sekita Bayi tampak hangat
r tali dan tidak kedingina
pusat
16. Monitir BB bayi setiap
juga
hari DS :–
tampa
k DO :
baik,
tidak BB bayi saat ini 2900 gram
ada
17. Memonitor suhu tubuh
kemer
bayi. DS :–
ahan
pada DO :
sekita
r tali
Suhu tubuh By Ny.
pusat. 0
N 36,5 C
Kassa tampak bersih
15. Memberikan
kehangatan
pada bayi dan
18. Menjelaskan pada ibu tujuan
bungkus bayi
tentang pemberian ASI
dengan
eklusif selama 6 bulan bagi
selimut. DS:
bayinya . DS :
–
Ny. N mengatakan sudah
DO :
mengerti tentang apa yg
Bayi tampak di
bedong.
B
a
sudah dijelaskan oleh
perawat
DO :
A : masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2. S :
yang benar
- Ny. N mengatakan tali pusat
mengering.
O:
A: Masala
h sudah
teratasi P :
hentikan
intervensi
3. S:
- Ibu bayi
mengatakan ASI
yang keluar sudah
cukup banyak &
bayi sudah mulai
banyak minum.
- Tidak ada
masalah dalam
pemberian makan
karna sampai saat
ini bayi hanya
diberikan ASI
saja.
O:
- ASI yang
keluar sudah
mulai banyak.
- Reflek
sucking,
rooting,
swallowi
ng baik.
A : Masalah sudah teratasi
P : Hentikan intervensi