A. Definisi hipotermia
Hipotermia pada bayi adalah kondisi dimana bayi mengalami atau berisiko
mengalami penurunan suhu terus-menerus di bawah 35,5oC. Gejala awal hipotermia
adalah suhu tubuh di bawah 36,5oC atau kedua kaki dan teraba dingin.
Jika suhu tubuh bayi adalah 36-36,4oC, bayi tersebut mengalami cold stress
(hipotermia ringan). Jika suhu tubuh bayi adalah 32-35,9oC, berarti bayi tersebut
mengalami hipotermia sedang. Sementara itu, jika suhu tubuh bayi berada dibawah 32 oC,
berarti bayi tersebut mengalami hipotermia berat.
B. Etiologi
Perinatal adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intera uterin ke kehidupan ekstra uterin selama 28
hari. Empat aspek transisi bayi baru lahir dimasa perinatal yang cepat berlangsung adalah
sistem pernapasan, sirkulasi, dan kemampuan menghasilkan sumber glukosa.
Penyebab terjadinya hipotermi ada BBL (bayi baru lahir) di masa perinatal:
a. Jaringan lemak subkutan tipis
b. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar
c. Bayi baru lahir tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi
kedinginan
d. Asfiksia yang hebat
e. Resusitasi yang ekstensif
f. Lambat sewaktu mengeringkan
g. Distress pernapasan
h. Sepsis
i. Pada bayi prematur atau bayi kecil memiliki cadangan glukosa yang sedikit
a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
b. Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
d. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar dia tidak kedinginan
e. Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti lingkungan
dingin, basah, atau bayi yang telanjang, cold linen, selama perjalanan, dan beberapa
keadaan seperti mandi, pengambilan sempel darah, pemberian infus, serta
pembedahan. Juga peningkatan aliran udara dan penguapan.
f. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan yang relatif luas, kurang
lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan memfleksikan
tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas yang lebih
besar pada BBLR.
g. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensi brown fat,
misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem syaraf pusat
sehubungan dengan anoksia, hemoragi intra kranial, hipoksia, hipoglikemia.
Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak di terapkan secara tepat, terutama pada masa
stabilisasi yaitu: 6-12 jam pertama setelah lahir.
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL
jumlah glukosa akan turun dalam waktu yang cepat. BBL yang tidak dapat mencerna
glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen
cukup yang disimpan dalam hati. Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan
dengan 3 cara:
c. Kegagalan Termoregulasi
Kegagalan termoregulasi secara umum disebabkan kegagalan hipotalamus dalam
menjalankan fungsinya dikarenakan berbagai penyebab. Keadaan hipoksia
intrauterin/saat persalinan/postpartum, defek neurologi dan paparan obat prenatal
(analgesik/ anestesi) dapat menekan respons neurologik bayi dalam
mempertahankan suhu tubuhnya. Bayi sepsis akan mengalami masalah dalam
pengaturan suhu dapat menjadi hipotermi hipertermi.
Muka, ujung kaki, dan ujung tangan berwarna merah terang, sedangkan bagian
tubuh lainnya pucat
Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki, tangan
(sklerema)
E. Diagnosis
Diagnosis hipotermi dapat ditegakkan dengan pengukuran suhu tubuh baik suhu
tubuh atau kulit bayi. Pengukuran suhu ini sangat bermanfaat sebagai salah satu petunjuk
penting untuk deteksi awal adanya suatu penyakit, dan pengukurannya dapat dilakukan
melalui aksila, rektal, atau kulit. Melalui aksila merupakan prosedur pengukuran suhu
tubuh bayi yang dianjurkan, oleh karena mudah, sederhana dan aman. Tetapi pengukuran
melalui rektal sangat dianjurkan untuk dilakukan pertama kali pada semua BBL, oleh
karena sekaligus sebagai tes skrining untuk kemungkinan adanya anus imperforatus.
Pengukuran suhu rektal tidak dilakukan sebagai prosedur pemeriksaan yang rutin kecuali
pada bayi-bayi sakit.
G. Management Hipotermia
Prinsip penatalaksanaan bayi dengan hipotermia adalah mengembalikan suhu
tubuh bayi menjadi di atas 36,5oC. Pemberian makanan (ASI) kepada bayi perlu terus
dilakukan untuk menyediakan kalori dan cairan. Pemberian ASI harus dilakukan
sesegera mungkin. Jika bayi terlalu lemah untuk menyusui, ASI dapat diberikan dengan
sendok atau cangkir. Berikan infus glukosa 60-80 mL/kg BB/hari.
Hipotermia Berat
- Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang telah dinyalakan
sebelumnya, bila mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat, bila
perlu.
- Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat,
pakai topi dan selimut dengan selimut hangat
- Hindari paparan panas yang berlebihan dan usahakan agar posisi bayi
sering diubah
- Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas lebih 60 atau kurang 40
kali/menit, tarikan dinding dada, merintih saat saat ekspirasi)
- Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan selang
infus tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan
cairan
- Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah kurang 45 mg/dL
(2,6 mmol/L), tangani hipoglikemia.
- Nilai tanda bahaya setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4
jam sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal.
- Ambil sempel darah dan beri antibiotika sesuai yang disebutkan dalam
penanganan kemungkinan besar sepsis.
- Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap:
o Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan
salah satu alternatif cara pemberian minum
o Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan
beri ASI perah begitu suhu bayi mencapai 35oC
- Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0,5 oC/jam,
berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan
memeriksa suhu bayi setiap 2 jam.
- Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu
ruangan setiap jam
- Setelah suhu bayi normal:
o Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
o Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya setiap 3 jam.
- Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi
tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat
dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap
hangat selama di rumah
Cara menghangatkan dan mempertahankan tubuh bayi
Selain itu, cara yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia adalah:
Ketika memandikan bayi baru lahir, jangan lakukan dalam keadaan bayi telanjang.
Bilas dan keringkan setiap area tubuh secara bertahap. Buka penutup untuk salah
satu daerah yang akan dibilas, kemudian keringkan dan tutup kembali. Setelah itu,
bilas dan keringkan area tubuh yang lain sedikit demi sedikit.
Hindari pajaran yang tidak perlu ketika memberikan apa yang diperlukan bayi
Ibu harus menjaga bayi agar tetap dekat dengan tubuhnya
Ukur suhu tubuh sesuai dengan tabel