Anda di halaman 1dari 9

KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI DAN PENANGGULANGANNYA

Kelainan Congenital Berupa Gangguan dalam Organogenesis dan System


Reproduksi pada Janin yang Genetic Normal
A. VULVA
1. Himen imperforata
a) Pengertian
Himen imperforata ialah selaput darah yang tidak menunjukan
lubang (hiatus himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan
yang cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal
sebelum menarche. Sesudah itu molimina menstruasi dialami tiap bulan,
tetapi darah haid tidak keluar. Darah itu terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar.
Bila keadaan ini yang dinamakan hematokolpos dibiarkan, maka
uterus akan terisi juga dengan darah haid dan akan membesar
(hematometra); selanjutnya akan timbul pula pengisian tuba kiri dan kanan
(hematosalpinks) yang dapat diraba dari luar sebagai tumor kistik di kanan
dan kiri atas simfisis.

b) Penatalaksanaan
 Diagnosis tidak sukar, dan pengobatannya ialah mengadakan
himenektomi, dengan perlindungan antibioktika darah tua kental
kehitam-kehitaman keluar. Sebaiknya sesudah tindakan penderita
dibaringkan dalam letak fowler. Selama 2 – 3 hari darah tua kental
tetap akan mengalir disertai dengan pengecilan tumor-tumor tadi.
 Sekali-kali pada atresia himenalis ditemukan pada neonatus atau gadis
kecil vagina terisi oleh suatu cairan lender (hidrokolpos). Apabila timbul
tekanan-tekanan dan disertai dengan radang sekunder, hendaknya
himen dibuka dan dipasang drain. Selayaknya diberi pula antibiotika.
 Bila atresia himenalis ditemukan pada gadis kecil tanpa menimbulkan
gejala-gejala, maka keadaan diawasi saja sampai anak lebih besar dan
situasi anatomi menjadi lebih jelas. Dengan demikian dapat diketahui
apakah benar ada atresia himenalis atau apakah vagina sama sekali
tidak terbentuk (aplasia vaginae).
2. tresia labia minora
a) Pengertian
Kelainan Kongenital ini disebabkan oleh membran urogenitalis yang
tidak menghilang. Di bagian depan vulva di belakang klitoris ada lubang
untuk pengeluaran air kencing dan darah haid. Koitus walaupun sukar
masih dapat dilaksanakan, malahan dapat terjadi kehamilan. Pada partus
hanya diperlukan sayatan di garis tengah yang cukup panjang untuk
melahirkan janin.
b) Penatalaksanaan
Insisi perlekatan dan menjahit luka-luka yang timbul.

3. Hipertrofi labia minora


a) Pengertian
Ini dapat terjadi pada satu atau kedua labia minora. Pemberian
pengertian bahwa keadaan tersebut bukan suatu hal yang
mengkhawatirkan biasanya cukup.
b) Penatalaksanaan
Bila penderita tetap merasa terganggu karenanya, maka pengangkatan
jaringan yang berlebihan dapat dikerjakan

4. Duplikasi vulva
a) Pengertian
Duplikasi Vulva berarti memiliki dua vulva.Ini jarang sekali ditemukan. Bila
ada, biasanya ditemukan pula kelainan-kelainan lain yang lebih berat,
sehingga bayi itu tidak dapat hidup.
b) Penatalaksanaan.
Insisi Perlengketan dan menjahit luka – luka yang timbul.
5. Hipoplasi vulva
Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang juga kurang
berkembang pada keadaan hipoestrogenisme, infatilisme, dan lain-lain.
Biasanya ciri-ciri seks sekunder juga tidak berkembang. Pepatah perancis
mengatakan la vulve est le mirroir de l’ovair (vulva mencerminkan keadaan
ovarium)
6. Kelainan perineum
Dimana bayi tidak mempunyai lubang anus, atau anus bermuara
dalam sinus urogenitalis, dan terdapat satu lubang dari mana keluar air
kencing dan feases.
Pengobatan:
 Eksisi membran anal
 Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomia sementara setelah 3 bulan
dilakukan koreksi sekaligus

B. Vagina
1. Septum Vagina
a) Pengertian septum vagina
Septum Vagina adalah sekat sagital di vagina dapat ditemukan di
bagian atas vagina. Septum vagina dapat dalam bentuk septum yang
longitudinal atau vertikal. Septum longitudinal dapat terjadi sepanjang
vagina sehingga dapat menghalangi jalannya persalinan. Septum vagina
yang vertikal dapat menghalangi penurunan dan kesulitan menilai
pembukaan. Bila kepala sudah turun mencapai hodge III, septum vertikal
dapat digunting sehingga persalinan berlangsung dengan aman.
Sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas vagina.

Tidak jarang hal ini ditemukan dengan kelainan pada uterus, oleh karena
ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus mulleri. Pada
umumnya kelainan ini tidak menimbulkan keluhan pada yang
bersangkutan, dan baru ditemukan pada pemeriksaan ginekologik. Darah
haid juga keluar secara normal. Pada persalinan septum tersebut dapat
robek spontan atau perlu disayat dan diikat. Tindakan tersebut dilakukan
pula bila ada dispareuni.
Septum vagina akibat gangguan fusi atau kanalisasi kedua duktus
muleri Pada persalinan dapat robek atau perlu diguntung dan diikat bila
berdarah Aplasia dan atresia vagina Duktus muler berfusi tapi tidak
membentuk kanal.teraba sebagai jaringan yang tebal saja.tidak ada
vagina, pada lubang masuk seperti cekungan saja.
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan
hematokolpos, hematometra dan atresia vagina dapat menghalangi
konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai dalam kehamilan
dan persalinan adalah septum vagina terutama vertika longitudinal.
Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena
separoh vagina yang harus dilewati oleh janin biasanya cukup melebar
sewaktu kepala lahir. Akan tetapi septum yang tidak lengkap kadang-
kadang menghambat turunnya kepala. Struktur vagina yang kongenital
biasanya tidak menghalangi turunnya kepala, akan tetapi yang disebabkan
oleh perut akibat perlukaan dapat menyebabkan distosia.
b)  Etiologi
Septum vagina tidak jarang hal ini ditemukan dengan kelainan pada
uterus, oleh karena ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua
duktus mulleri.
c) Tindakan
Cara yang efektif untuk tindakan persalinan septum tersebut adalah
dengan robekan spontan atau di sayat dan diikat. Tindakan ini dilakukan
pula bila ada dispareuni.
d) Penatalaksanaan
Sikap bidan dalam menghadapi kelainan ini, adalah menegakkan
kemungkinan septum vagina, vertikal atau longitudinal pada waktu
melakukan pemeriksaan dalam dan selanjutnya merujuk penderita untuk
mendapat pertolongan persalinan sebagaimana mestinya.
2. Aplasia dan Atesia Vagina
Pada aplasia vaginae kedua duktus mulleri mengadakan fusi, akan
tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi, sehingga bila
diraba hanya ditemukan jaringan yang tebal saja. Pada aplasia vagina tidak
ada vagina, dan ditempatnya intruitus vaginae hanya terdapat cekungan yang
dangkal atau yang akan dalam. Disini therapynya adalah : Pembuatan vagina
baru. Vagina menghubungkan genetalia ekterna dengan genetalia
interna.Introitus vagina tertutup pada hymen atau selaput darah, suatu lipatan
selaput setempat. Pada seorang virgo selaput darahnya masih utuh,dan
lubang selaput darah umumnya hanya dapat dilalui oleh jari kelingking.Pada
koitus pertama hymen robek di beberapa tempat dan sisanya di namakan
katunkulae mittiformes.Besarnya lubang hymen tidak menentukan apakah
wanita tersebut masih virgo atau tidak.
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5cm.Sumbunya
berjalan kira kira sejajar dengan arah pinggir bawah simpisis ke
promontorium. Arah ini penting diketahui. Jika memasukkan jari kedalam
vagina pada pemeriksaan ginekologi.Pada pertumbuhan janin dalam uterus
2/3bagian atas vagina beralas dari duktus inuller (asal dari entroderm)
sedangkan 1/3 bagian bawahnya dari limparan limparan ektorderm.Hal ini
penting diketahui dalam menghadapi kelainan kelainan bawaan.
Pada aplasia vagina kedua duktus mulleri mengadakan fusi, akan
tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi,sehingga bila
diraba hanya ditemukan jaringan yang tebal saja.Pada umumnya bila di
jumpai aplasia vagina ,maka sering pula ditemukan uterus yang
rudimenter.Ovarium dapat pula menunjukkan hipoplasi atau menjadi polikistik.
Pada aplasia vagina tidak ada vagina, dan di tempatnya introitus vagina
hanya terdapat cekungan yang dangkal atau yang agak dalam .
Disini terapi terdiri atas pembuatan vagina baru beberapa metoda telah
dikembangkan untuk keperluan itu. Operasi ini sebaiknya pada saat wanita
yang bersanmgkutan akan menikah. Dengan demikian vagina baru dapat
digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan akan menyempit.
Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga
terbentuk suatu septum yang horizontal. Septum itu dapat ditemukan pada
bagian proksimal vagina,akan tetapi bias juga pada bagian bawah, diatas
hymen (atresia retrohymenalis).
Bila penutupan vagina itu menyeluruh, menstruasi timbul tetapi darah
haid tidak keluar Terjadilah hematokolpos yang dapat mengakibatkan
hematometra dan hematotalpinks.Penanganan hematokolpos sudah dibahas
dalam pembicaraan tentang atresia hymennalis.
a) Penatalaksanaan
Operasi pembuatan vagina baru ini sebaiknya pada saat wanita
yang bersangkutan akan menikah. Dengan demikian vagina baru dapat
digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan akan menyempit.
Pada attresia vaginae terdapat gangguan dalam kanalisasi :
sehingga terbentuk suatu septum yang horisontal. Septum itu dapat
ditemukan pada bagian proksimal vagina, akan tetapi bisa juga pada
bagian bawah, diatas himen. Bila penutupan vagina itu menyeluruh,
mensturasi timbul terapi vagina tidak menyeluruh, tidak akan timbul
kesulitan.
3. Kista Vagina
a) Pengertian kista vagina
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang
paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula
yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah,
ataupun bahan-bahan lainnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di
daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di
daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis,
dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain
pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
Kista di vagina bisa mempersempit lubang vagina yang akhirnya
akan menghambat persalinan. Bahkan jika bentuknya besar, bisa
menghalangi hubungan intim dan akibatnya malah tak bisa hamil.
Karenanya, jika ibu menemukan kista di vaginanya, harus segera
dioperasi agar bisa hamil. Bila setelah hamil dijumpai ada kista, harus
dilakukan operasi ketika usia kehamilan masih muda, sekitar 3-4 bulan.
Jika sudah telanjur, harus dilakukan operasi sesar.
Kista vagina biasanya kecil berasal dari duktus gartner atau duktus
mulerri .Letaknya lateral dalam vagina bagian proksimal, ditengah atau
distal dibawah orifisium uretra externum. Kista berisi cairan jernih dan
dindingnya ada yang sangat tipis, dan ada pula yang agak tebal. Wanita
tidak mengalami kesulitan waktu persetubuhan dan persalinan. Jarang
sekali kista ini sedemikian besarnya,sehingga menghambat turunnya
kepala dan perlu difungsi atau pecah akibat tekanan kepala.
b) Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya;
 Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
 Zat tambahan pada makanan
 Kurang olah raga
 Merokok dan konsumsi alcohol
 Terpapar denga polusi dan agen infeksius
 Sering stress
2. Faktor genetic.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu
kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu,
misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau
terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat
berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
c) Tindakan
Cara yang paling efektif untuk mengatasi kista yaitu:
1. Dengan mengangkat kista melalui operasi.
Namun, tindakan pengobatan tersebut hingga kini belum
memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan operasi pengangkatan
kista tidak menjamin kista tidak akan tumbuh kembali nantinya. Selama
seorang wanita masih memproduksi sel telur, maka potensi untuk
tumbuh kista akan tetap ada. Namun, dengan meningkatnya
pengetahuan serta kesadaran kaum wanita saat ini untuk
memeriksakan organ reproduksinya merupakan langkah awal yang
tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.
2. Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang
dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-
10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar
digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera
untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor,
sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.
C. Uterus dan tubafallopi
Tuba Fallopi, yang dikenal juga sebagai oviduk atau buluh rahim, adalah
dua buah saluran yang sangat halus dan tipis sebesar ujung pensil, yang
menghubungkan telur dengan rahim. Karena struktur tersebut, maka saluran ini
dapat dengan mudah menjadi tersumbat. Tuba fallopi panjangnya berkisar antara
7 hingga 14 cm. Ketika sebuah sel telur (ovum) berkembang dalam sebuah
indung telur (ovarium), ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang dikenal dengan
nama follikel ovarium.

a) Unicornuate uterus (uterus unicornis)


Unicornuate uterus (uterus unicornis) Yaitu rahim yang mempunyai 1
“tanduk”sehingga bentuknya seperti pisang.Sekitar 65%wanita memiliki
kelainan jenis rahim ini yang mempunyai semacam tanduk “kedua” yang lebih
kecil. Terkadang”tanduk”kecil ini berhubungan dengan rahim dan vagina
tetapi yang sering terjadi adalah terisolasi dan tidak berhubungan dengan
keduanya.
b) Septate uterus (uterus septus)
Septate uterus (uterus septus) Yaitu kelainan rahim yang sebagian
atau seluruh dindingnya terbelah (seolah olah mempunyai sekat) menjadi 2
bagian.Padahal ,bagian luarnya tampak normal saja lelainan ini dapat
didiagnosis dengan pemeriksaan dalam ,tetapi terkadang tidak diketahui
sampai wanita yang bersangkutan mengalami hambatan atau gangguan
kehamilan.Misalnya,sulit hamil atau sering mengalami keguguran berulang.
c) Bicornuate uterus (uterus bicornis)
Bicornuate uterus (uterus bicornis) Yaitu kelainan bentuk rahim seperti
bentuk hati mempunyai dinding dibagian dalamnya dan terbagi 2 dibagian
luarnya .Kelainan rahim ini yang paling banyak ditemukan dan dapat
mempengaruhi kemampuan reproduksi wanita.
d) Uterus didelphys (uterus duplex)
Uterus didelphys (uterus duplex) Yaitu kelainan rahim yang memiliki “2
leher rahim”sebagian besar kasus ini mempunyai dinding yang memisahkan
vagina menjadi 2 bagian.Wanita dengan kelainan ini tidak mengalami gejala
apapun.Namun disayangkan sampai saat ini penyebab dari berbagai jenis
kelainan rahim tersebut belum diketahui pasti

D. Ovarium
a) Pengertian ovarium
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat
merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft,
atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
abdomen dari epithelium ovarium.
Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan
dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada ovarium tidak
diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom,
pengaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan
metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus
b) Jenis-jenis kelainan ovarium
1. Salpingitis akut 
2. Menorrhagi dan Dysmenorrhoe
3. Adnexitis Kronisa
4. Tumor ovarium
c) Prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium
1. Anamnesis
 Gangguan perdarahan uterus
 Benjolan perut bagian bawah
 Nyeri perut bagian bawah
 Gangguan penekanan (ureter, vu, rectum)
 Infertilitas dan abrtus (habitualis)
 Pemeriksaanfisik
 Pada palpasi teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanta
dimedial) dan pada pemeriksaan bimanual (VT) serviks ikut bergerak
bila masa digerakkan
2. Pemeriksaan penunjang
 Sondase (untuk mengetahui besarnya uterus)
 Kuretase (untuk menyingkirkan karsinoma endometrium)
 Histeroskopi
 Ultrasonografi
 BNO – IVP pada mioma uteri yang besar /dengan perlekatan
3. Tanda dan gejala kelainan pada ovarium
 Sakit kepala dan sering merasa lelah
 Tidak nafsu makan dan sulit untuk makan
 Sering kali muntah dan buang air besar
 Kembung terus menerus
 Sering merasa terlalu kenyang
 Sering merasa nyeri pada perut
 Berat badan turun drastic
 Ukuran perut bertambah besar
 Perdarahan pada vagina.
d) Penanganan kelainan pada ovarium
Pada prinsipnya tumor ovarium memerlukan pembedahan tetapi ada
beberapa kista benigna yang umumnya tidak memerlukan pembedahan
seperti kista folikel de graaf kista korpus luteum dan kista endometrium.
1. Non operatif
 Radiokastrasi (radiasi pada ovarium, diharapkan terjadi menopause
precox sehingga produksi estrogen berhenti)
 GnTH (diberikan pra bedah untuk mengurangi perdarahan dan
mengecilkan volume tumor)
2. Operatif
Dapat dilakukan dengan laparatomi vaginal atau laparascopic
assisted vaginal trysterectomi, meliputi
 Miomektomi
 Histerektomi total + salpingooofarektomi unilateral

Anda mungkin juga menyukai