DI SUSUN OLEH :
LAILA NURJANA
LINDA SUKMAWATI
HASNA
IRMA SURIANI
MEGA NURHALISA
HERNIATIN
HERNITA
MELIANA
FIRDANIA MIDO
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN PENDIDIKAN KONAWE
2020
KATA PENGANTAR
Syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ DETEKSI DINI
KOMPLIKASI MASA NIFAS “ Penulis menyadari akan banyak kekurangan
dalam menyusun karya tulis ini, akan tetapi meski demikian penulis berharap
makalah ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bantuan, arahan,
bimbingan dan nasehat dari semua pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikaan
karya tulis ini. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen pembimbing.
Semoga seluruh amal baik ibu/bapak mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
PENGERTIAN MASA NIFAS
1.1 Pengertian dan penanganan masa nifas
A Perdarahan masa nifas
1.2. Pengertian dan penanganan Infeksi masa nifas
A. Infeksi masa nifas
1.3 Penanganan sakit kepala, nyeri epigestrik, penglihatan kabur
A Sakit kepala
B. Nyerih epigestrik
C Penglihatan kabur
2.1 Penanganan pembengkakan di wajah atau eksremitas
2.2 Penanganan demam, muntah, rasa sakit, waktu berkemih
A. Demam
B Muntah
C Rasa sakit waktu berkemih
2.3 Penanganan payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit
3.1 Penanganan kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
3.2 Penanganan rasa sakit merah, lunak, dan pembengkakan di kaki
A Rasa sakit
B Kemerahan
C Nyeri tekan
D Pembengkakan pada kaki
3.3 Penanganan tentang merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri
bayinya dan
dirinya
BAB III PENUTUP
A Kesimpulan
B Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah
plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi
seluruh organ kandungan baru pulih kembali, seperti dalam keadaan sebelum
hamil dalam waktu 3 bulan setelah bersalin.
Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena
pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan
setelah terjadinya proses kehamilan dan bersalin.
Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pasca nifas, masa nifas
dini, dan masa nifas lanjut, yang masing-masing memiliki cirri khas tertentu.
Pasca nifas adalah masa setelah persalinan sampai 24 jam sesudahnya (0-24
jam setelah melahirkan). Masa nifas dini adalah masa permulaan nifas yaitu 1
hari sesudah melahirkan sampai 7 hari lamanya (1 minggu pertama). Masa
nifas lanjut adalah 1 minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu
setelah melahirkan.
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi
dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan social. Baik di Negara maju
maupun Negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak
tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang
sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan
kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan.
Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping
ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan pasilitas kesehatan dalm
menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan
promosi kesehatan dan deteksi dini sera penatalaksanaan yang adekuat
terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pascapersalinan.
Walaupun menderita nyeri dan tidak nyaman, kelahiran bayi biasanya
merupakan peristiwa yang menyenangkan karena dengan berakhirnya masa
kehamilan yang telah lama ditunggu-tunggu dan dimulainya suatu kehidupan
baru. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan
ibu. Kemungkinan timbul masalah atau penyulit
Cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 2009 adalah 71,54%,
sementara target cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 2015 adalah 90%.
Berdasarkan data dari profil kesehatan tahun 2009 cakupan kunjungan masa
nifas di Jawa Tengah yaitu 73, 38%.
2. Rumusan masalah ?
Bagaimana mendeteksi komplikasi pada masa nifas
Bagaiamana cara penanganan yang tepat pada komplikasi pada masa nifas
3. Tujuan
Tujuan umum
Agar mahasiswi mengetahui apa saja yang termasuk dalam deteksi dini
komplikasi masa nifas.
Tujuan khusus
PENGERTIAN MASA NIFAS
Puerperium
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari
Tanda-Tanda Perdarahan Setelah Melahirkan yang Tergolong Normal
Sesaat setelah bayi lahir, kontraksi pada rahim akan memicu lepasnya
plasenta. Pada kondisi yang normal, kontraksi akan terus terjadi hingga
perdarahan terhenti.
Beberapa hari usai persalinan, darah akan keluar secara bertahap. Ini
adalah salah satu hal yang dialami wanita setelah melahirkan. Beberapa tanda
perdarahan setelah melahirkan yang tergolong normal adalah:
Perdarahan dapat diawali dengan keluarnya darah yang cukup deras dan
berwarna merah terang. Kadang perdarahan disertai keluarnya gumpalan
darah.
Secara bertahap, darah akan berubah warna menjadi merah muda, cokelat,
dan akhirnya digantikan oleh cairan berwarna putih kekuningan.
Perdarahan normal ini disebut juga dengan perdarahan nifas, yang bisa
berlangsung 2-6 minggu usai melahirkan. Pada awal-awal masa nifas ini, Anda
mungkin membutuhkan pembalut khusus karena cukup derasnya perdarahan,
namun seiring waktu, Anda bisa menggunakan pembalut biasa.
Gejala Perdarahan Setelah Melahirkan yang Abnormal
Tatalaksana Umum
Tatalaksana Khusus
Sakit kepala yang terjadi satu minggu pertama masa nifas mungkin merupakan
efek sisa pemberian obat anestesi saat melahirkan. Namun, jika sakit kepala terasa
sangat mengganggu, disertai dengan penglihatan kabur, muntah, nyeri ulu hati,
ataupun bengkaknya pergelangan kaki, Anda perlu waspada. Kondisi tersebut bisa
menjadi tanda komplikasi seperti preeklampsia pascamelahirkan.
Gejala :
1) Tekanan darah naik atau turun
2) Lemah
3) Anemia
4) Napas pendek atau cepat
5) Nafsu makan turun
6) Kemampuan berkonsentrasi kurang
7) Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong
8) Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang
pun mengerti
9) Serangan cemas
10) Merasa takut
11) Berpikir obsesi
12) Hilangnya rasa takut
13) Control terhadap emosi hilang
14) Berpikir tentang kematian
Bagaimana cara mengatasi sakit kepala setelah melahirkan?
Penanganan:
1) Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga
2) Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi
1x/hari
3) Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolic
4) Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
5) Ukur keseimbangan cairan
6) Persiapan rujukan
7) Periksa Hb
8) Periksa protein urine
9) Observasi tanda-tanda vital
10) Lebih banyak istirahat
B. Nyeri epigastrium
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat
disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir pada
penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti jantung,
paru dan lain-lain.
Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-3
kehamilan. Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan preeklamsia, yakni
gejala di atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya kejang
hingga koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri epigastrium,
dan hiperrefleksia. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda
lain karena terjadi reimplantasi amnion ke dinding rahim pada trimester ke-3
kehamilan. Pada keadaan ibu yang tidak sehat atau asupan nutrisi yang kurang,
reimplantasi tidak terjadi secara optimal sehingga menyebabkan blokade
pembuluh darah setempat dan menimbulkan hipertensi. Diagnosis hipertensi dapat
dibuat jika kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang
biasanya ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik
naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan
tekanan darah ini dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada
keadaan istirahat. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan
dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan
serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia.
Edema juga terjadi karena proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air
kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan
kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1g/liter atau lebih dalam air kencing yang
dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan
jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi
dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup
serius.
Penanganan :
1. Informed consent
2. Mengobservasi TTV
3. Persiapan rujukan
4. Pemeriksaan darah rutin
5. Tes fungsi hati.
6. Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia),
7. Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan
infus 2 g per
jam.
8. Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v.
9. Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas
160/110 mmHg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis inisial
5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai atau
kombinasi nifedipin dan MgSO4.
C. Penglihatan kabur
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot) , berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda
yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.
Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di
korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah).
Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.
Pada preeklamsia tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada
satu atau beberapa arteri. Skotoma, diplopia, dan ambliopia pada penderita
preeklamsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia.
Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di
korteks serebri atau dalam retina. Perubahan pada metabolisme air dan elektrolit
menyebabkan terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke ruang
interstisial. Kejadian ini akan diikuti dengan kenaikan hematokrit, peningkatan
protein serum dan sering bertambahnya edema, menyebabkan volume darah
berkurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama.
Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian tubuh berkurang, dengan
akibat hipoksia. Elektrolit, kristaloid, dan protein dalam serum tidak menunjukkan
perubahan yang nyata pada preeklamsia. Konsentrasi kalium, natrium, kalsium,
dan klorida dalam serum biasanya dalam batas-batas normal. Gula darah,
bikarbonat dan pH pun normal. Kadar kreatinin dan ureum pada preeklamsia tidak
meningkat, kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total,
perbandingan albumin globulin dan tekanan osmotic plasma menurun pada
preeklamsia. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat dengan
nyata dan kadar tersebut lebih meningkat lagi pada preeklamsia.
Faktor resiko :
1. Primigravida
2. Wanita gemuk
3. Wanita dengan hipertensi esensial
4. Wanita dengan kehamilan kembar
5. Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion
6. Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya
7. Riwayat keluarga eklamsi
Peran Bidan :
1. Mendeteksi terjadinya eklamsi
2. Mencegah terjadinya eklamsi
3. Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter
4. Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi
Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang
terletak dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang
terlalu lama, yang menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga
membeku. Trombosis seperti ini terjadi akibat infeksi.
1. Cuaca panas
2. Berdiri terlalu lama
3. Kecapekan
4. Kebanyakan sodium, biasanya pada garam
5. Kebanyakan cafein
6. Kurang potassium
Penanganan
Penatalaksanaan
Pemilihan obat dan dosis akan sangat tergantung pada penyakit yang
mendasari, berat-ringannya penyakit dan urgensi dari penyakitnya. Efek diuretic
berbeda berdasarkan tempat kerjanya pada ginjal. Klasifikasi diuretic berdasarkan
tempat kerja :
Konsultasi ke dokter
Kompres dengan terapi panas
B. Muntah
Pasca melahirkan, jangan anggap remeh jika Anda merasa sakit perut
disertai rasa mual sampai muntah-muntah, apalagi disertai diare. Bisa jadi, ini
merupakan gejala infeksi di saluran pencernaan.
Penanganan nya…..
Bersihkan organ intim dengan air bersih setiap habis buang air dari arah
depan ke belakang
Gunakan pakaian dalam yang bersih, kering, berbahan lembut
Perbanyak minum air putih 8-12 gelas perhari
Berolahraga teratur
Hindari konsumsi kafein dan merokok
2.3 PENANGANAN PAYUDARA YANG BERUBAH MENJADI MERAH,
PANAS, DAN TERASA SAKIT
Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia akan mudah terkena infeksi.
Gejala :
Penatalaksanaan :
5. Kurangistirahat
Penanganan.
4) Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang
paling enak menurut ibu (mungkin bisa mempercepat mengembalikan
nafsu makannya).
5) Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering.
6) Upayakan keluarga/pasangan menyajikan hidangan dalam porsi kecil dan
penampilan menarik.
7) Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan
dari rumah sakit.
8) Fasilitasi dengan pemberian bimbingan dalam menyusun menu seimbang
sesuai dengan selera ibu.
Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan di kaki yang terjadi pada masa
nifas biasa disebut dengan DVT ( deep venous trombosis ). DVT adalah inflamasi
vena dengan pembentukan bekuan yang lebih sering terjadi pada vena femoralis
(tungkai) dan vena-vena pada uterus, ovarium, dan hipogastrik. Pembekuan ini
dapat menyebabkan inflamasi, alokal dan menyumbat vena kemudian pembekuan
terlepas menjadi embolus dan bergerak kedalam pembuluh jantung dan paru-paru
sehingga menyumbat pembuluh tersebut.
A. Rasa sakit
Rasa sakit yang disebut after pain (mules – mules) disebabkan kontraksi
rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan
pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat
diberikan obat pengurang rasa sakit.
B. Kemerahan
Kemerahan pada ibu nifas disebabkan karena pada ibu nifas terbentuk
thrombus (munculnya) vena – vena kecil yang mengalami pengembangan.
Selain itu, vena – vena juga akan mengalami dilatasi (pembukaan) sehingga
sering terjadinya pembengkakan tersebut, maka akan tampak kaki kemerah-
merahan serta lunak dan menimbulkan sedikit rasa sakit pada kaki, atau
disebabkan pada saat persalinan, kandung kemih tidak dikosongkan sehingga
cairan tersebut turun kebagian lateral / kaki.
C. Nyeri tekan
Selama masa nifas , dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena
manapun di pelvis yang mengalami dilatasi dan mungkin lebih sering
mengalaminya. Rasa sakit yang berlebihan pada masa nifas berkemungkinan
besar jika pada masa kehamilan ibu juga mengalaminya.
Penanganan
1. Terapi anti koanggulan menggunakan heparin
2. Istrahat yang cukup dengan kaki agak tinggi
3. Memberikan kehangatan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan
menghilangkan rasa
tidak nyaman
4. Hindari pemijatan tungkai pada daerah yang bengkak untuk mencegah
bekuan
5. Memberikan obat-obatan seperti asidium asetilosalisikum dan apabila ada
pedangan
diberi anti biotik
6. Setelah rasa nyeri hilang, penderita di anjurkan untuk mulai berjalan.
Pada minggu – minggu awal setelah persalinan, ibi post partum cenderung
akan mengalami perasaan – perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa
sedih, atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
Penyebab :
a. Kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan
wanita hamil dan melahirkan,yang berlanjut sampai ke masa nifas.
b. Kekecewaan emosional karena ada hal yang tidak diinginkan ibu tentang
bayinya.
c. Rasa nyeri pada awal masa nifas, hal ini dapat disebabkan kelanjutan dari
proses persalinan yang yang abnormal, dan tidak steril.
d. Kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, sehingga ibu
mengalami kelelahan dan tidak mampu melakukan aktivitas yang
semestinya ia lakukan.
e. Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah
meninggalkan rumah sakit, hal ini lebih sering terjadi pada primipara.
f. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi sebagai seorang wanita.
Penanganan :
a. Posisi tidur yang baik
b. Menganjurkan ibu untuk senam nifas akan mencegah pembengkan pada
kaki
c. Memberikan dukungan emosional kepada ibu serta keluarganya
d. Meyakinkan kepada ibu bahwa ini adalah masa dan proses yang fisiologi
yang harus ibu lewati.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan
keluarganya secara fisiologis, emosional, dan sosial. Macam-macam
komplikasi pada masa nifas antara lain Perdarahan pervagina; Infeksi pada
masa nifas; Sakit kepala, nyeriepigastrik, penglihatan kabur; Pembengkakan di
wajah dan ekstremitas; Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih; Payudara
yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit; Kehilangan nafsu makan
dalam waktu yang lama; Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di
kaki; Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri
sendiri.
B. SARAN
https://www.scribd.com/doc/118195438/Cara-Deteksi-Dini-Komplikasi-Pada-
Nifas-Dan-Penanganannya
https://www.academia.edu/35418136/DETEKSI_DINI_KOMPLIKASI_PADA_
NIFAS_DAN_PENANGANANNYA
https://delimapipitnov.wordpress.com/2013/10/25/rasa-sakit-merah-lunak-atau-
pembengkakan-pada-kaki/
https://www.alodokter.com/tanda-bahaya-masa-nifas-yang-patut-diwaspadai
https://www.ayahbunda.co.id/kelahiran-gizi-kesehatan/jika-mual-pasca-
melahirkan-