PENDAHULUAN
Latar belakang
Perubahan kondisi terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh ibunya,
suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah
terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui
aktifitas metabolismenya. Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan
lemaknya. Semakin kecil tubuh neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan
tubuh dengan massanya.
Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu
lingkungan. Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus. Namun pada
pediatrik, pengaturan tersebut masih belum matang dan belum efisien. Oleh sebab
itu pada pediatrik ada lapisan yang penting yang dapat membantu untuk
mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas tubuh yaitu
rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit. Ketiga lapisan tersebut dapat
berfungsi dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada ketebalannya.
Sayangnya sebagian besar pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal pada
ketiga unsur tersebut sehingga terjadi hipotermia pada bayi baru lahir.
Rumusan masalah
2.1 Apa definisi dari hipotermia?
2.2 Bagaimana patofisiologi dari hipotermia?
2.3 Bagaimana etiologi dari hipotermia?
2.4 Bagaimana klasifikasi dari hipotermia?
2.5 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hipotermia?
2.6 Apa saja tanda gejala dari hipotermia?
2.7 Bagaimana penatalaksanaan hipotermia pada bayi baru lahir?
2.8 Apa saja komplikasi dari hipotermia?
Tujuan Penulisan
3.1 Mengetahui definisi dari hipotermia
3.2 Mengetahui patofisiologi dari hipotermia
3.3 Mengetahui etiologi dar ihipotermia
3.4 Mengetahui klasifikasi dari hipotermia
3.5 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hipotermia
3.6 Mengetahui tanda gejala hipotermia
3.7 Mengetahui penatalaksanaan hipotermia
3.8 Mengetahui komplikasi dari hipotermia
BAB II
HIPOTERMIA
Definisi Hipotermia
Hipotermia merupakan keadaan seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami penurunan suhu tubuh dibawah 35,5OC per rectal karena peningkatan
kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal. (Maryunani, 2013)
Hipotermia adalah suhu tubuh kurang dari 36,5 oC pada pengukuran suhu melalui
ketiak. Hipotermia merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan
terjadinya perubahan metabolism tubuh yang berakhir pada kegagalan jantung paru
dan kematian. (Azwar,A. 2008)
Hipotermia adalah bila panas tubuhnya turun sampai >36,5°C (Manuaba dkk,
2009).
Patofisiologi Hipotermia
Gangguan salah satu atau lebih unsur-unsur termoregulasi akan mengakibatkan
suhu tubuh berubah, menjadi tidak normal.
Apabila terjadi paparan dingin, secara fisiologis tubuh akan memberikan respon
untuk menghasilkan panas berupa :
Jaringan lemak coklat berisi suatu konsentrasi yang tinggi dari kandungan
trigliserida, merupakan jaringan yang kaya kapiler dan dengan rapat diinervasi oleh
syaraf simpatik yang berakhir pada pembuluh-pembuluh darah balik dan pada
masing-masing adiposit. Masing-masing sel mempunyai banyak mitokondria,
tetapi yang unik di sini adalah proteinnya terdiri dari protein tak berpasangan yang
mana akan membatasi enzim dalarn proses produksi panas. Dengan demikian,
akibat adanya aktifitas dan protein ini, maka apabila lemak dioksidasi akan terjadi
produksi panas, dan bukan energi yang kaya ikatan fosfat seperti pada jaringan
lainnya. Noradrenalin akan merangsang proses lipolisis dan aktivitas dari protein
tak berpasangan, sehingga dengan begitu akan menghasilkan panas.
(Kosim,2008:92-93)
Etiologi Hipotermia
Hipotermia dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang dingin
(suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah), atau bayi dalam
keadaan basah atau tidak berpakaian. (Yongki, 2012)
1. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah kelahiran karena
lingkungan eksternal lebih dingin dari pada lingkungan didalam uterus.
2. Suplai lemak subkutan yang terbatas area permukaan kulit yang besar
dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan
panas pada lingkungan.
3. Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
Penjelasannya sebagai berikut :
Dapat kehilangan panas tubuh nya melalui cara-cara berikut :
c. Denyut
jantung<100x/m
a. Bayi terpapar suhu
lingkungan yang rendah d. Malas minum
b. Waktu timbul kurang
dari 2 hari e. Letargi Hipotermia sedang
a. Bayi terpapar suhu a. Suhu tubuh 32°C Hipotermia berat
lingkungan yang rendah b. Tanda lain hipotermia
b. Waktu timbul kurang sedang
dari 2 hari
c. Kulit teraba keras
1. Perawatan yang kurang tepat setelah lahir, bayi dipisahkan dari ibunya segera
setelah lahir.
2. Bayi berat lahir rendah dan prematuria
Ini dikarenakan pusat pengaturan suhu tubuh bayi belum sempurna, permukaan
tubuh bayi relative luas, kemampuan produksi dan menyimpan panas
terbatas.(Azwar,A. 2008)
1. Hipotermia sedang
2. Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih dan hangat
3. Segera hangatkan tubuh dengan metode kanguru
4. Ulangi, sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi menjadi hangat
5. Cegah bayi kehilangan panas
6. Beri ASI sedini mungkin
7. Setelah tubuh bayi menjadi hangat nasehati ibu cara merawat bayi dirumah
8. Pencegahan hipotermia
9. Menyusui secara ekslusif
10.Pencegahan infeksi
11.Anjurkan ibu control bayinya setelah 2 hari
12.Minta ibu untuk mengamati tanda bahaya(mis. Gangguan nafas, kejang) dan
segera mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut
13.Periksa kdar glukosa darah, bila <45mg/ dL (2.6 mmol/L), tangani
hipoglikemia
14.Nilai tanda bahaya. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal
0.5˚C/jam, berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu
setiap jam
15.Bila suhu tidak naik atau terlalu pelan, kurang 0.5˚C/jam, cari tanda sepsis.
(Azwar,A. 2008)
1. Hipotermia berat
2. Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat
3. Segera hangatkan tubuh bayi dengan metoda kanguru bila perlu ibu dan bayi
berada dalam satu selimut/ kain hangat yang disertai terlebih dahulu
4. Bila selimut dingin segera ganti dengan yang hangat. Cegah bayi kehilangan
panas dengan
5. Memberi tutup kepala / topi bayi
6. Mengganti kain / pakaian / popok yang basah dengan yang kering dan hangat
7. Beri ASI sedini mungkin dan lebih sering selama bayi menginginkan.
8. Segera rujuk kerumah sakit terdekat (Dwienda dkk, 2014)
9. Hindari paparan panas yang berlebihan dan usahakan agar posisi bayi sering
diubah
10.Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dosis rumatan dan selang infus tetap
terpasang dibawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan
11.Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah kurang 45mg/Dl (2.6
mmol/L), tangani hipotermia.
12.Nilai tanda bahaya setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam
sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal.
13.Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai dengan yang disebutkan dalam
penanganan kemungkinan besar sepsis.
14.Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap:
15.Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan salah satu
alternatif cara pemberian minum
16.Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI
perah begitu suhu bayi mencapai 35˚C
17.Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0,5˚C/jam,
berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa
suhu bayi setiap 2 jam.
18.Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan
setiap jam
19.Setelah suhu tubuh bayi normal
20.Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
21.Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya setiap 3 jam
22.Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap
dalam batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain
yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan
dinasehati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap hangat selama dirumah.
Azwar,A. 2008)
Komplikasi Hipotermia
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hipotermia yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar.Jakarta: JNPK-KR
Depkes. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta:
Kemkes.
Dwienda R, Okta. Dkk.2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi /Balita danAnak Pra sekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta: Deepubish
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Kosim, Sholeh, dkk. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Manuaba, dkk. 2009. Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan.
Jakarta: EGC
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipotermia adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
penurunan suhu tubuh terus menerus di bawah 35,500C per rektal karena peningkatan kerentanan
terhadap faktor eksternal (Lynda Jual,26).
Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu normal bayi dan
neonatus adalah 36,5°C-37°C (suhu axila) Adapun gejala hipotermi, apabila suhu <36°C atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah
mengalami hipotermia sedang (suhu 32-36°C).disebut hipotermia berat bila suhu <32°C
B. Klasifikasi
Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:
a) Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1-2oC sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi
normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik- baiknya.
Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi yang lama,
ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat
dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu yang sedang
bersalin.
b) Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6--12 jam.
Terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak
cukup panas, kelalaian dari dokter, bidan, dan perawat terhadap bayi yang akan lahir, yaitu
diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya ialah lemah,
gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapinya ialah dengan
segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan
bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.
c) Hipoterroia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan
yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan
dengan hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung
bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan
mengobati penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan
sebagainya. Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapattranfusi tukar harus
dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu sekitar 32oC,
tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh menjadi normal
kembali.
d) Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari
12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, oliguria, suhu berkisar antara
29,5-35pC, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seolah-
olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis. Bayi seperti ini sering mengalami
komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatannya ialah dengan memanaskan
secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian larutan glukosa 10%, dankortikosteroid.
C. Etiologi
Penyebab Utama
Kurang pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi
secepat mungkin. Resiko untuk terjadinya hipotermia.
a) Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
b) Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir.
c) Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
d) Tempat melahirkan yang dingin (putus rantai hangat).
e) Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan pernafasan, hipoglikemia
perdarahan intra kranial.
D. Faktor Pencetus
Faktor pencetus terjadinya hipotermia :
a) Factor lingkungan.
Hiportermia dapat terjadi dengan agak cepat pada neonates, khusunnya mereka yang dilahirkan
dalam ruangan ber-AC atau mereka yang terpapar dengan suhu ruangan sebelum cairan ketuban
mongering. Bayi Imature atau sakit harus dipertahankan pada suatu lingkungan termonetral,
suatu factor kritis untuk kehidupannya. Bayi yang lebih besar, anak – anak , dan dewasa
semuanya dapat menjadi hipotermia jika terpapar factor angin sejuk suhu rendah atau rendaman
dengan kehilangan panas yang cepat.
b) Syok.
Suhu tubuh dapat menurun drastis selama keadaan syok.
c) Infeksi
Hipotermia lebih mungkin terjadi pada bayi dibandingkan anak-anak yang lebih tua.
d) Gangguan endokrin metabolic.
Suhu tubuh subnormal atau gangguan pengaturan suhu kadang- kadang terjadi pada gangguan ini
contohnya aciduria pada kelainan bawaan ini mengalami hipotermia sebagai bagian keadaan
metaboliknya yang sedikit.
f) Obat-obatan.
Sedasi berat akibat obat- obataan dapat menimbulkan suhu tubuh sub normal seperti alcohol,
narkotik, barbiturate, fenotiazin, atropine, over dosis asetaminofen.
E. Tanda dan gejala hipotermia bayi baru lahir
Gejala hipotermia bayi baru lahir
a) Bayi tidak mau minum/ menetek.
b) Bayi tampak lesu atau mengantuk.
c) Tubuh bayi teraba dingin.
d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi, menurun dan kulit tubuh bayi mengeras(sklerema)
Tanda- tanda hipotermiasedang :
a) Aktifitas berkurang, letargis.
b) Tangisan lemah.
c) Kulit berwarna tidak rata.
d) Kemampuan menghisap lemah.
e) Kaki teraba dingin.
f) Jika hipotermia berlanjut akan timbulcidera dingin
Tanda- tanda hipotermia berat.
a) Aktifitas berkurang, letargis,
b) Bibir dan kuku kebiruan.
c) Pernafasan lambat.
d) Bunyi jantung lambat.
e) Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic.
f) Resiko untuk kematian bayi
A. Penatalaksanaan Hipotermia.
Segera hangatkan bayi, apabila terdapat alat yang canggih seperti inkubaator dan Infant warm
yang gunakan sesuai ketentuan. Adapun prosedur pemakaian Inkubator adalah :
sebagai berikut.
1. Sebelum bayi dimasukan kedalam inkubator, bersihkan bayi dengan handuk dan pakaikan kain
pakaian bayi.
2. Hidupkan pemanas inkubator bayi dan biarkan sekitar
3 menit untuk memastikan bahwa suhu didalamnya sesuai.
3. Masukan bayi ke dalam inkubator.
4. Jalankan software pada PC client kemudian masukan identitas bayi seperti nama, nama Ibu,
Jam/Tgl lahir.
5. 2-3 jam sekali ada peringatan untuk memberi susu
bayi. Jika peringatan ini muncul, maka perawat akan langsung menuju inkubator dan
memberi susu.
6. Jika bayi menangis maka akan ada warning pada PC
client lalu perawat akan menghampiri inkubator
kemudian memeriksanya apakah lapar, BAB, mengompol, atau tidak nyaman.
7. Setelah diketahui penyebabnya, perawat kemudian
memencet tombol opsi untuk feedback ke PC clientnya. Sehingga kegiatan ini pun terekam.
8. Pada PC server, dokter/pihak manajemen hanya
mengontrol data rekaman dari semua aktifitas bayi
dalam 1 hari kemudian dibandingkan dengan data
eferensi perawatan bayi normal. Sehingga hasil
akhirnya bayi tersebut dapat dikategorikan bayi sehat atau tidak.
1. HipotermiaSedang
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering,bersih, dapat hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila ibu dan bayi beradadalam satu selimut
atau kain hangat yang disertrika terlebih dahulu. B ila selimut atau kain mulai
mendingin, s e g e r a ganti dengan selimut/ kain yang hangat.
3) Ulangi sampai panas tubuh ibu mendingin, segera ganti dengan selimut /kain yang hangat.
Mencegah bayi kehilangan panasdengancara :
2. Memberi tutup kepala/ topi bayi.
1. Mengganti kain/ popok bayi yang basah dengan yang kering dan hangat.
2. Hipotermi Berat
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering,b ersih, dan hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru, bila perlu ibu dan bayiberada
dalamsatuselimut atau kain hangat.
3) Bila selimut atau kain mulai mendingin. Segera ganti dengan selimut atau lainnya hangat
ulangisampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi .
Mencegah bayi kehilangan panasde nga ncara :
1. Memberi tutup kepala/ topi kepala.
2. Mengganti kain/ pakaian/ popok yang basah dengan yang kering atau hangat
4) Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia. Karena itu ASI sedini mungkindapat lebih
sering selama bayi menginginkan. B ila terlalu lemah hingga tidak dapat atau tidak kuat
menghisap ASI. BeriASIdengan menggunakan NGT. Bila tidak tersedia alat NGT. Beri infus
dextrose 10% sebanyak 60 ±80ml/kg/liter.
5) Segera rujuk di RS terdekat.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
Pemeriksaan Fisik.
1) Daya tahan tubuh rendah.
2) Bentuk tubuh.
3) Fungsi organ tubuh.
A. Pengaturan Suhu Tubuh belum stabil
a. Hipotermi : karena lemak sub kutan tipis, permuukaan tubuh luas, produksi panas berkurang.
b. Hipertermi : mekanisme produksi keringat belum stabil (jika terjadi karena adanya infeksi).
B. System pencernaan.
C. System pernafasan.
D. System Hematopoetik.
E. Ginjal.
F. System saraf pusat.
4) Tanda – Tanda fisik premature dan neurologis : Dubowitz Score.
B. Masalah Keperawatan
1. Hipotermi
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Resti kejang
5. Kurang pengetahuan (ibu)
C. Diagnosa Keperawatan.
1) Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
2) Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah sekunder akibat hipotermi
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat cidera termal
4) Resti kejang b.d kekurangan cadangan glikogen
5) Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara mempertahankan suhu tubuh bayi
D. Intervensi
Diagnosa
1. Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
DAFTAR PUSTAKA
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991
Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition,
Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994
Wong, Donna L., Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth
Edition,Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990