BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hipotermi
2. Klasifikasi Hipotermia
a. Hipotermia spintas
b. Hipotermi akut
c. Hipotermi sekunder
d. Cold injuri
3. Etiologi Hipotermi
panas.
pituitaria.
14
kulit ke lingkungan.
terjadi secara :
a) Konduksi
b) Konveksi
rumah sakit.
c) Radiasi
d) Evaporasi
c. Kegagalan Termoregulasi
1) Asfiksia berat
2) Resusitasi ekstensif
4) Gawat nafas
5) Hipoglikemia
6) Sepsis
4. Patofisiologi Hipotermi
Kulit bayi
Terpapar dingin
Menggigil /
Stimulasi
Gemetar
Saraf simpatis
Panas di Hipotalamus
Distribusikan
Keseluruh tubuh
Memicu serabut
Simpatik Mengeluarkan
norepinefren
(Sukarni 2015)
18
menghasilkan panas.
8) Hilang kesadaran
9) Pernafasannya cepat
(Syaifuddin, 2010)
a) Aktifitas berkurang
b) Tangisan lemah
a) Aktifitas berkurang
c) Pernafasan lambat
Yulianti,2013)
6. Diagnosis Hipotermi
baik suhu tubuh atau kulit bayi. Pengukuran suhu ini sangat
7. Komplikasi Hipotermi
adalah :
c. BBLR
bayi, yaitu :
penyinaran lampu.
kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian
berkancing depan.
c. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat
tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi
hangat
memandikan bayi.
24
1) Pada bayi baru lahir sehat yaitu lahir cukup bulan, berat
yaitu bila suhu tubuh bayi stabil, bayi sudah lebih kuat dan
f. Pencegahan
yang hangat seperti pada dada atau perut ibunya atau segera
tersebut.
tubuh bayi tetap hangat. Hal ini sangat penting karena bayi –
yaitu :
28
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaan penunjang
spesifik.
tindakan selanjutnya
29
telah didiskusikan.
klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
lainnya.
30
dilakukan.
analisis
assessment
Proses kebidanan
5. Rencana Penatalaksa
Penatalak
tindakan asuhan naan
sanaan
kebidanan a. Konsul
Implemen b. Tes lab
Implementasi
tasi
c. Rujukan
d.
7. Evaluasi Evaluasi Pendidikan/
konseling
e. Follow up
32
merujuk
sekolah
Penanganan hipotermi :
antara keduanya
d) Selimuti ibu