PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mutu suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh
akan sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan,
dalam arti valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai dengan
instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti mempunyai validitas dan
reliabilitas yang rendah, maka data yang diperoleh juga tidak valid atau tidak
yang keliru.
Agar data yang kita kumpulkan dalam penelitian menjadi valid, maka
itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
olehnya
pernyataan.
penelitian harus memperhatikan dua hal, yakni validitas dan reliabilitas. Hal
ini dikarenakan sesungguhnya data yang baik adalah data yang valid dan
reliable.
adalah alat yang valid untuk mengukur panjang, bukan untuk mengukur berat.
(dua) yaitu :
dikehendaki.
pengalaman.
bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (reliabel) tetapi
Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel,
internal.
reliabel.
responden yang sama. Jadi, cara ini merupakan gabungan pertama dan
Secara garis besar, instrumen penelitian terbagi menjadi dua bagian yaitu
pada latar yang alami (natural setting), lebih memperhatikan proses daripada
hasil semata, yang terpenting ialah berusaha memahami makna dari suatu
kejadian atau berbagai interaksi dalam situasi yang wajar. Oleh karena itu,
instrumen yang digunakan bukanlah kuesioner atau tes, melainkan peneliti itu
keyakinan bahwa hanya manusia yang mampu menggapai dan menilai makna
dari suatu peristiwa atau berbagai interaksi sosial. Menurut Lincoln dan Guba,
ada tujuh hal yang membuat manusia menjadi instrumen yang memiliki
oleh peneliti kualitatif dalam mengumpulkan data adalah sekedar alat bantu,
yang datanya berbasis pada angka yang kemudian diuji dengan menggunakan
perhitungan statistik. Dalam hal ini, instrumen penelitian kuantitatif yaitu tes,
penelitian
Dilihat dari aspek yang diukur, tes dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu tes non-psikologis dan tes psikologis. Jenis tes psikologis dibedakan
lagi menjadi dua macam yaitu tes psikologis yang mengukur aspek afektif
adalah tes bakat (aptitude test) dan tes kemahiran (proficiency test). Tes
melalui proses yang benar. Prosedur yang ditempuh dalam menyusun atau
sebagai berikut:
kepribadian yang diukur, bentuk tes, dan tipe soal yang digunakan,
jawaban dan cara peneliti memberikan skor. Jika peserta tes memiliki
tinggal memilih dari jawaban yang telah disediakan, maka tes itu
disebut tes subyektif (free answer test). Sebaliknya, jika peserta tes
tidak memiliki kebebasan dalam menjawab soal, bahkan hanya tinggal
memilih dari jawaban yang telah disediakan maka tes itu disebut tes
memberikan skor, tes juga dibedakan menjadi tes subyektif dan tes
terhadap jawaban yang diberikan oleh peserta tes. Setelah itu barulah
dilihat dari dua aspek; dari kebebasan peserta tes dalam menjawab
Perakitan butir soal ke dalam suatu tes didasarkan atas bentuk dan
tipe soal yang dibuat, bukan disusun menurut urutan materi pelajaran.
(1) validitas butir soal, (2) tingkat reliabilitas tes, (3) ketepatan
petunjuk dan kejelasan bahasa yang digunakan, dan (4) jumlah waktu
secara empirik validitas butir soal dan tingkat reliabilitas tes. Ukuran
selalu ada soal yang tidak memenuhi syarat dilihat dari kriteria tingkat
kesukaran dan daya beda soal. Oleh sebab itu, jumlah soal yang ditulis
untuk keperluan uji coba selalu harus lebih banyak dari jumlah yang
bagian paling awal dari tes, sedangkan yang sebagian lagi ditempatkan
9) Pencetakan teks
Yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini antara lain format,
jenis dan model huruf yang digunakan. Format tes berkenaan dengan
tata letak (lay out) dari soal-soal di dalam tes, sedangkan jenis dan
model huruf erat hubungannya dengan besar dan kejelasan huruf yang
antara inventori dengan tes (kemampuan) ialah dalam hal sifat jawaban
dialami, atau sesuatu yang diharapkan. Dengan kata lain, dalam menjawab
yang demikian itu menuntut tata cara penyusunan yang berbeda dengan
yang didasarkan atas sifat – sifat hal yang didefinisikan sehingga dapat
adalah:
dilakukan, dan
didefinisikan.
matrik.[21]
pelaksanaan uji coba tes. Bedanya dalam cara atau tekhnik yang
yang bersifat bergradasi. Seperti halnya tes, subjek uji coba inventori
uji coba ini berlaku rumus umum yang menyatakan bahwa semakin
sebaiknya jumlah subjek uji coba inventori tidak kurang dari 30.[23]
f. Analisi hasil uji coba. Dalam inventori, jawaban responden tidak dapat
dinilai benar atau salah, melainkan bergradasi. Oleh sebab itu, validitas
tekhnik analisis korelasi atau uji beda nilai rata – rata. Selanjutnya,
butir – butir pernyataan yang dinyatakan kurang atau tidak valid. Butir
penelitian.
C. Menyusun kuesioner
penjawab.
subjek penelitian.
Prosedur penyusunan kuesioner hampir sama dengan prosedur
uji coba bukanlah untuk menguji validitas butir pertanyaan secara statistik,
adalah:
kuesioner ada dua hal yang perlu diperhatikan secara seksama, yaitu
kuesioner.
Dilihat dari bentuknya , pertanyaan yang dapat digunakan dalam
jelas.
yang dimaksud dalam hal ini adalah dari pertanyaan yang mudah
lain.
tertutup.
yang perlu dilakukan yaitu mengadakan diskusi dengan orang lain yang
dianggap tahu dan mampu, misalnya sarjana lain atau pejabat, untuk
kuesioner yang telah disusun. Cara lain yang juga dapat ditempuh ialah
bersifat bebas, tanpa ada perasaan khawatir, curiga atau takut sama sekali,.
Ini perlu diingat terutama jika berhadapan dengan masyarakat desa, karena
masih banyak diantara mereka yang merasa tidak tentram kalau jawabannya
Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri dari butir-
butir soal, baik itu yang ada pada angket, observasi atau wawancara.
Contohnya adalah tes formatif, baik yang bersifat objektif (multiple choice)
khususnya bidang administrasi yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu,
para peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk
diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti
DAN NUMERIK
data dengan skala pengukuran kategorikal, Anda mengenal istilah jumlah atau
frekuensi tiap kategori (n), dan persentase tiap kategori (%), yang umumnya
dengan skala pengukuran numerik, Anda mengenal dua parameter yang lazim
yaitu: mean, median, dan modus. Untuk parameter ukuran penyebaran, Anda
umumnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik (histogram dan plots).
Syarat jenis uji ini adalah: (a) data berdistribusi normal; (b)
(paired) adalah:
rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling
Hitung < F-Tabel, dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama
Varians:
rumusSeparated Varians:
c. Uji Tanda Wilcoxon (Wilcoxon matched pairs)
Selanjutnya sama dengan uji tanda, data yang dapat dianalisis dengan
Hipotesis:
Pengujian:
d. Uji Mann-Whitney
Hipotesis:
Ho : mA = mb
H1 : mA < mB
Pengujian
Gabungkan sampel pertama (sejumlah n1) dan kedua (sejumlah
n2), dimana n1 jumlahnya lebih kecil dari n2. Urutkan data dan
20, nilai U ditentukan dari jumlah frekuensi nilai n1 dalam urutan nilai
U = (n1 x n2) - U¢ ,
U¢ = Harga U hasil perhitungan/pengamatan yang tidak terdapat
dalam tabel Untuk n2 > 21, urutkan data dan buat rangking, apabila
test) nonparametrik. Uji ini sering juga disebut dengan uji suai
Hipotesis:
b. Klomogorov Smirnov
apakah ada beda antara data sampel dengan data normal baku. Uji ini
dapat digunakan untuk menganalisis data berskala ordinal maupun
nominal.
Hipotesis
Ho : p1 = p2 = … = p5
Pengujian:
proporsi dari dua buah populasi, yang hanya memiliki dua kategori,
tiap kelompok sampel tidak harus sama. Uji ini dapat digunakan untuk
HO : P1 = P2
H1 : P1 > P2
Penguji:
Keterangan:
untuk uji satu arah. Untuk pengujian dua arah nilai p dikalikan 2. Jika