Anda di halaman 1dari 30

HIPOTERMIA

M AQIL
NADILA APRILIANI
RANTI NUR AZIZAH
DEFINISI
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya, biasanya
disebabkan oleh paparan terhadap suhu dingin yang terlalu lama. Kondisi ini didefinisikan
sebagai suatu kondisi di mana suhu tubuh (internal) adalah < 35C sebagai akibat paparan
suhu dingin atau ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dengan tidak
adanya suhu lingkungan yang rendah (Smeltzer dkk., 2010).
ETIOLOGI
Penyebab utama hipotermia adalah paparan suhu dingin. Hipotermia dapat
terjadi ketika keseimbangan antara produksi panas tubuh terganggu dan tubuh
mengalami kehilangan panas dalam waktu berkepanjangan. Hipotermia yang
tidak disengaja biasanya terjadi setelah paparan suhu dingin tanpa cukup udara
hangat atau pakaian kering untuk perlindungan. Hipotermia biasanya dialami
oleh orang yang mendaki gunung, karena udara di pegunungan cenderung lebih
dingin dibanding dataran rendah. Namun demikian, lingkungan dengan udara
yang tidak terlalu dingin juga dapat menyebabkan hipotermia, tergan- tung pada
usia seseorang, massa tubuh, lemak tubuh, kese- hatan secara keseluruhan, dan
lamanya waktu terkena suhu dingin. Misalnya, lansia dan bayi yang bisa terkena
hipotermia meskipun udara tidak terlalu dingin. Kondisi medis tertentu seperti
diabetes dan kondisi tiroid, trauma berat, atau menggunakan obat-obatan atau
alkohol dapat meningkatkan resiko hipotermia.
PATOFISIOLOGI
Yang termasuk mekanisme kehilangan panas dari tubuh antara lain :
 Panas radiasi.
Sebagian besar kehilangan panas disebabkan oleh panas yang terpancar dari
permukaan tubuh yang tidak terlindung
 Kontak langsung.
Jika bersentuhan langsung dengan sesuatu yang sangat dingin seperti air dingin,
tubuh dapat kehilangan panas.
 Angin.
Angin menghilangkan panas tubuh dengan membawa lapisan tipis udara hangat di
permukaan kulit. Faktor angina dingin menjadi factor paling dominan penyebab
tubuh kehilangan panas.
FAKTOR RESIKO
 Lanjut usia, bayi, dan anak-anak tanpa pemanasan, pakaian, atau makanan
yang memadai.
 Orang dengan penyakit mental.
 Orang-orang yang berada di luar ruangan untuk waktu yang lama.
 Orang-orang dalam cuaca dingin yang terganggu olen alkohol atau obatat-
obatan.
MANIFESTASI KLINIS
Hipotermia menyebabkan perubahan fisiologis di semua sistem organ. Terjadi penurunan progresif
dengan apati, penilaian buruk, ataksia, disartria, kantuk, edema paru, kelainan asam-basa, koagulopati,
dan koma. Selain itu, detak jantung dan tekanan darah mungkin sangat lemah sehingga denyut nadi
perifer menjadi tidak terdeteksi.
Pada bayi, yang termasuk gejala hipotermia adalah kulit yang terasa dingin ketika diraba, kulit
memerah, dan lemah. Sementara itu, gejala hipotermia untuk orang dewasa antara lain :
 Menggigil, yang dapat berhenti saat hipotermia berlangsung (menggigil sebenarnya adalah pertanda
baik bahwa sistem pengaturan panas seseorang masih aktif).
 Napas pendek dan melambat.
 Konfusi dan kehilangan kesadaran.
 Kelelahan atau keletihan.
 Kehilangan koordinasi, tangan meraba-raba, langkah- langkah terhuyung-huyung.
 Denyut nadi lemah dan lambat.
 Pada hipotermia berat, seseorang mungkin tidak sadar tanpa tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi
yang jelas.
PATHWAY
KOMPLIKASI
Orang yang terkena hipotermia karena paparan cuaca dingin atau air
dingin juga rentan terhadap cedera terkait dingin lainnya, termasuk
pembekuan jaringan tubuh (radang dingin) serta pembusukan dan kematian
jaringan akibat gangguan aliran darah (gangren). Selain itu, ada pula
hipotermia perioperatif yang terjadi pascaoperasi.
Komplikasi umum dan serius ini akibat anestesi dan pembedahan dan
berhubungan dengan banyak hasil perioperatif yang negatif. Ini
memperpanjang durasi kerja anestesi inhalasi dan intravena serta durasi
ketidaknyamanan termal dan berhubungan dengan pemulihan
pascaanestesi tertunda.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hipotermia meliputi pelepasan pakaian basah, monitoring, menjaga
suhu tubuh hangat, dan prosedur pendukung.
 Langkah pertama adalah lepaskan semua pakaian basah klien, topi, sarung tangan, sepatu,
dan kaos kaki.
 Lindungi klien dari udara dingin, angin, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian
hangat dan kering serta selimut.
 Pindahkan klien ke tempat yang lebih hangat dan mulailah menghangatkan klien dengan
pakaian ekstra.
 Gunakan selimut hangat. Benda bermanfaat lainnya untuk membantu menghangatkan
tubuh klien adalah selimut elektrik untuk area tubuh dan bantal pemanas di ketiak, leher,
dan pangkal paha.
 Periksa suhu tubuh klien dengan termometer.
 Berikan cairan hangat, tetapi hindari pemberian alkohol dan kafein karena mempercepat
kehilangan panas. Jangan berikan cairan kepada klien apabila ia dalam keadaan tidak sadar.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Pemeriksaan Fisik
1. Daya tahan tubuh rendah
2. Bentuk tubuh.
3. Fungsi organ tubuh.
a. Pengaturan Suhu Tubuh belum stabil
- Hipotermi : karena lemak sub kutan tipis, pemuukaan tubuh luas, produksi panas
berkurang.
- Hipertemi : mekanisme produksi keringat belum stabil (jika terjadi karena adanya infeksi).
b. System pencernaan.
c. System pernafasan.
d. System Hematopoetik.
e. Ginjal.
4. System saraf pusat.
5. Tanda-tanda fisik premature dan neurologis : Dubowitz Score.
MASALAH KEPERAWATAN
 Hipotermi
 Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
 Nutrisi kurang dari kebutuhan
 Resti kejang
 Kurang pengetahuan (ibu)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat
usia
 Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah
sekunder akibat hipotermi
 Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder
akibat cidera termal
 Resiko kejang b.d kekurangan cadangan glikogen
 Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara
mempertahankan suhu tubuh bayi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
a. Kaji faktor penunjang
b. Kurangi atau hilangkan sumber penyebab kehilangan panas
- Evaporasi, Dalam kamar bersalin, keringkan dengan cepat bagian kulit dan rambut dengan handuk
hangat dan tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat. Pada saat memandikan berikan lingkungan yang
hangat, Mandikan dan keringkan bayi di dalam ruangan untuk mengurangi evaporasi.
- Konveksi, Kurangi aliran udara di dalam ruangan kamar bersalin. Hindari aliran udara pada bayi
(pendingin ruangan, kipas, jendela)
- Konduksi, Hangatkan semua peralatan yang digunakan dalam perawatan (stetoskop, alat timbangan,
tangan perawat, pakaian, linen tempat tidur, tempat tidur bayi) Radiasi, tempatkan bayi disamping ibu di dalam
ruang bersalin. Kurangi benda di dalam ruangan yang dapat mengabsorbsi panas (logam). Tempatkan tempat
tidur bayi isollete sejauh mungkin dari dinding (luar) atau jendela jika memungkinkan. Hangatkan inkubator.
c. Pantau suhu tubuh bayi baru lahir.
Pengkajian suhu aksila:,Lakukan pemeriksaan setiap 30 menit sampai kondisi bayi stabil, kemudian lakukan
setiap 4-8 jam Jika suhu kurang dari 36,3 C.
1) Bungkus bayi dengan menggunakan 2 selimut.
2) Pasang topi rajutan.
3) Kaji sumber lingkungan yang menyebabkan kehilangan panas.
4) Jika keadaan hipotermia tetap berlangsung 1 jam laporkan pada dokter.
LANJUTAN…
5) Kaji adanya komplikasi stress dingin hipoksia, asidosis respiratorik, hipoglikemi,
ketidakseimbanga cairan dan elektrolit, penurunan berat badan.

2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah sekunder akibat hipotermi.
Intervensi:
 Anjurkan agar bayi diberi baju hangat.
 Berikanterpi O2 sesuai kebutuhan.
 Hindari faKtor pencetus hipotermi.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat cidera termal.
Intervensi :
 Kaji tanda-tanda bayi kekurangan nutrisi.
 Berikan terapi cairan IV D 10%
 Kolaborasi dengan tim Gizi untuk pemberian diit
 Anjurkan agar ibu sering memberikan asi
LANJUTAN….
4. Resiko kejang b.d kekurangan cadangan glikogen.
Intervensi :
 Tempat tidur harus empuk
 Pantau selalu jika ada tanda-tanda kearah kejang

5. Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara mempertahankan
suhu tubuh bayi.
Intervensi :
 Berikan health-edukation pada keluarga tentang hal-hal yang mencctuskan
hipotermi.
 Libatkan keluarga dalam tindakan keperawatan yang di berikan.
TINJAUAN KASUS
Ny. U , usia 1 hari , agama islam , perempuan . Pasien masuk tanggal 16
oktober 2014 jam 15.00 . Pada saat pengkajian bayi menangis lemah , reflek
hisap belum ada , berat bayi sangat rendah yaitu 1060 gram . Bayi lahir
pada tanggal 16 oktober 2014 secara spontan di usia kehamilan 30 minggu ,
berat bayi saat lahir 1060 gram . setelah lahir bayi tidak langsung menangis
dengan nilai apgar score yaitu 4-5-6 (asfiksia sedang). Ibu bayi selalu
memeriksa dibidan 2 bulan sekali . Selama kehamilan ditemukan riwayat
penyakit kehamilan TORCH. G : 3 P : 1 A : 2. Pemeriksaan tanda tanda vital
didapatkan nadi 132x/menit suhu 36,2o , respirasi 40x/menit . keadaan
umum lemas Pemeriksaan antrometri Panjang Badan 34 cm Berat Lahir1060
gram Lingkar Dada 26 cm Lingkar Kepala 23 cm , Bayi terpasang O2 nasal
kanul 0,5 liter/menit , Infuse umbilical 5%. Dan diberikan therapi PO Ferlin
drop 1x0.3cc, Susu formula BBLR 8x30cc/hari melalaui selang OGT,
Termoregulasi incubator suhu 34°C.
Buat asuhan keperawatan pada kasus tersebut ?
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN DILAKUKAN PADA TANGGAL 17 OKTOBER 2014 JAM 08.00 WIB.

1. IDENTITAS DATA

a. Nama : By. Ny. U


b. Alamat : Jembangan Kec. Sukolilo Kab. Pati
c. Tanggal Lahir/ Umur : 16 Oktober 2014/ 1 Hari
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. No. Register : 302468
g. Tanggal Masuk/ Jam : 16 Oktober 2014 jam 15.00
h. Diagnosa Medis : Neonatus Preterm, BBLSR, Asfiksia Berat,
Neonatus Infeksius
Nama Penanggung Jawab
a. Nama Ayah : Tn. W
b. Pendidikan : SMA
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Nama Ibu : Ny. U
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Keluhan Utama
Bayi menangis lemah, reflek hisap belum ada, berat bayi lahir sangat rendah yaitu 1060 gram.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Bayi lahir pada tanggal 16 oktober 2014 di RSUD Kota Semarang secara spontan diusia kehamilan 30
minggu dengan berat bayi lahir yaitu 1060 gram. Selain itu setelah lahir bayi tidak langsung menangis dengan
nilai apgar score yaitu 4-5-6 (asfiksia sedang), oleh karena itu bayi sekarang dipindah keruang Perinatologi
untuk mendapat tindakan lebih lanjut.

4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


a. Pre Natal
Ibu klien mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya di bidan tiap 2 bulan sekali. Selama
kehamilan ditemukan riwayat penyakit kehamilan TORCH. G : 3 P : 1 A : 2. 
b. Intra Natal
Bayi lahir secara spontan di usia kehamilan 30 minggu, ditandai dengan ketuban pecah sebelum
persalinan, lama persalinan 1 jam dan bayi lahir pada jam 14.45 WIB. Panjang lahir 34 cm dan berat lahir 1060
gram.
c. Post Natal
Setelah kelahiran bayi sempat tidak menangis dan langsung dipasang kanul O2 dengan resusitasi selama
3 menit dengan nilai apgar score 4-5-6, keadaan lemah, nafas tidak teratur.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Genogram

Keterangan

= Laki - laki = Pasien

= Perempuan = Tinggal serumah

 
6. Riwayat Sosial
a. Yang Merawat
Saat ini klien diwarat diruang perinatologi dan dirawat oleh perawat dan sesekali ibu klien menjenguk saat jam
kunjung rumah sakit.
b. Hubungan dengan Keluarga
Ibu klien bisa mengunjungi, melihat, dan menyentuh bayinya saat berkunjung mskipun bayi dalam incubator,
sedangkan ayahnya tidak boleh melihat bayinya karena sudah aturan dari pihak rumah sakit. 

7. Pola Sehari-hari
 Nutrisi dan Metabolisme

Saat ini pasien mendapat diit susu formula khusus BBLR 3 jam sekali sekitar 30 cc melalui selang OGT.
 Eliminasi Urine dan Feses

Klien BAB ± 3-5x sehari dengan konsistensi warna hitam, lembek cair, bau khas feses bayi. BAK menggunakan pempers
dan diganti setian 6 jam sekali dan terisi ± 100 cc.
• Istirahat dan Tidur

Klien terlihat sering tidur dan bangun jika lapar dan merasa kotor setelah BAB dan BAK, rata-rata tidur per hari yaitu 20-
22 jam.
 Peran dan Hubungan

Keluarga mengatakan anak akan diasuh oleh orang tuanya sendiri, dan selama ini ibu bayi menengok keruang
perinatology.
 Toleransi Stress dan Koping

Klien menangis saat merasa lapar, tidak nyaman, dan saat kotor
8. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Lemas, kurang aktif, menangis lemah, perawatan dalam inkubator
 Tanda-tanda Vital
 Nadi : 132 x per menit
 Pernafasan : 40 x per menit
 Suhu : 36,2°C
 Antropometri
 Panjang Badan : 34 cm
 Berat Lahir : 1060 gram
 Lingkar Dada : 26 cm
 Lingkar Kepala : 23 cm

 Kepala : Fontanel anterior lunak, wajah simetris, rambut hitam


 Mata : Simetris antara kanan dan kiri, sclera tidak ikterik

 Hidung : Terpasang C-PAP Ventilator 2 lt/menit


 Mulut : Reflek hisap belum ada, terpasang selang OGT, mukosa kering
 Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada luka
 Dada : Tidak ada luka, warna kecoklatan
 Jantung
 Inspeksi : Tampak ictus cordis
 Palpasi : Ictus cordis teraba dengan getaran
 Perkusi : Tak terkaji
 Auskultasi : BJ I & II regular, tidak terdengar gallop
 Paru
 Inspeksi : Gerakan pernafasan kanan-kiri simetris, RR : 40 x per menit
 Palpasi : Rabaan gerak pernafasan simetris
 Perkusi : Redup/ Dullness
 Auskultasi : Ronchi
 Abdomen

 Inspeksi : Pusar insersi ditengah, buncit, terpasang infus umbilical


 Auskultasi : Peristaltik usus 18 x per memit
 Palpasi : Lunak, tidak ada pembesaran hati/limfa
 Perkusi : Tympani
 Punggung : Bentuk tulang belakang semi fleksi
 Genetalia : Jenis kelamin perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora
 Ekstremitas

 Atas : Lengkap, tidak ada kelainan


 Bawah : Lengkap, tidak ada kelainan, kaki kanan terpasang SPO2
 Kulit : Warna kulit cokelat gelap, tidak ikterik, turgor kulit cukup
9. Terapi
 PO Ferlin drop 1x0.3cc
 O2 nasal kanul 0.5 liter/menit
 Susu formula BBLR 8x30cc/hari melalui selang OGT
 Termoregulasi incubator suhu 34°C
 Infuse umbilical 5%
10. DATA PENUNJANG
LABORATORIUM TANGGAL 16-10-2014

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hematologi

Hemoglobin 15.9 g/Dl 12.0-16.0

Hematokrit 49.50 % 37-47

Jumlah Eritrosit 4.14 /Ul 4.2-5.4

Jumlah Lekosit 24.7 /Ul 4.8-10.8

Jumlah Trombosit 249 10^3/ul 150-400

Kimia Klinik

Natrium 137.0 mmol/L 134.0-147.0

Kalium 5.30 mmol/L 3.50-5.20

Calsium 1.20 mmol/L 1.12-1.32


B. ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1 DS : - DO : Resiko hipotermi Jaringan lemak
- Akral sedikit dingin subkotis tipis
- Lahir premature 30 minggu
- BBLRS 1060 gram
- Suhu tubuh 36,2°C
- Perawatan dalam inkubator
2 DS : - DO : Resiko Infeksi Prematuritas dan system imun
- Keadaan umum lemah yang tidak adekuat
- Lahir premature 30 minggu
- BB 1060 gram
- Suhu tubuh 36,2°C

- Lekosit 24.7/uL

3 DS : - DO : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang Prematuritas, ketidakmampuan


- Terpasang selang OGT dari kebutuhan tubuh mengabsorbsi
- Reflek hisap lemah nutrisi
- BB 1060 gram
- Terpasang infus umbilical D5%

4 DS : - DO : Ketidakefektifan jalan nafas Penumpukan cairan di rongga paru


- Terpasang ventilator
2lt/menit
- RR 40x/menit
- Perkusi paru dullness
- Auskultsi paru ronkhi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF

1 17/10/2014 Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan cairan


dirongga paru

2 17/10/2014 Resiko hipotermi berhubungan dengan jaringan subkotis tipis

3 17/10/2014 Ketidakefektifan nutrisi : kurang darin kebutuhan tubuh berhubungan


dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi

4 17/10/2014 Resiko infeksi berhubungan dengan Prematuritas dan system imun yang
tidak adekuat
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TT
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
1 Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan - Observasi TTV, - Sebagai acuan
berhubungan dengan keperawatan cuping hidung, penatalaksa naan
penumpukan cairan dirongga selama 3x24 jam jalan nafas retraksi dada tindakan
paru, penurunan ekspansi paru adekuat, dengan kriteria hasil : - Berikan terapi - Mensuplai
- Pernafasan adekuat 16-30 O2 O2 dalam
x/menit 2lt/menit tubuh
- Perkusi paru sonor - Posisikan klien - Memberikan rasa nyaman
- Auskultasi vesikuler semi fowler klien
- Tidak ada penumpukan - Jaga kepatenan - Jalan nafas tidak ada
cairan di paru jalan nafas : sumbatan
suction

2 Resiko hipotermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan -Pantau suhu setiap 3 - Sebagai acuan
dengan jaringan keperawatan selama 3x24 jam jam penatalaksa naan
subkotis tipis hipotermi tubuh stabil , tindakan
sekali
dengan kriteria hasil :
- Suhu tubuh normal 36- - Mengikuti program yang
37,5°C dianjurkan
- Akral hangat -Atur suhu
- Bayi tidak menggigil incubator sesuai
indikasi -Hindarkan bayi
kontak langsung
dengan sumber
dingin/panas -Ganti - Menjaga kenyamanan
popok bila basah klien
3 Ketidakefektifan nutrisi : Setelah dilakukan - Monitor BB klien - mengetahui
kurang dari kebutuhan tindakan perkembang
keperawatan an nutrisi bayi
tubuh berhubungan dengan
selama 3x24 kebutuhan
prematuritas,
nutrisi terpenuhi , - Pasang - membantu

  ketidakmampuan dengan kriteria hasil : selang OGT suplai nutrisi untuk  


mengabsorbsi - BB seimbang 2500-3500 tubuh
nutrisi gram - indikasi bayi
- Reflek hisap kuat - Kaji kemampuan mampu menyerap
- Intake ASI adekuat reflek hisap nutrisi
- mengatur
- Monitor asupan keseimbang
intake dan output an cairan
cairan pada klien
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk - asupan nutrisi bayi
pemberian bisa tercukupi
nutrisi
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan - Pantau tanda - Sebagai acuan
berhubungan dengan tindakan gejala infeksi penatalaksa
Prematuritas dan keperawatan selama : naan
system imun yang 3x24 tidak terjadi suhu, tindakan
infeksi, dengan lekosit,
tidak adekuat
kriteria hasil : penurunan
- Tidak ada tanda BB - Memberi
tanda kenyamanan
- Batasi jumlah
infeksi pengunjung pada klien
- Jumlah lekosit
dalam batas
normal 5000- - Gunakan - Agar tidak
10000 teknik aseptic terjadinya
selama infeksi pada
berinteraksi klien
dengan klien
- Bersihkan
incubator - Menjaga
secara incubator
berkala tetap terjaga
kebersihann
- Berikan anti ya
biotik sesuai - Mencegah
penyebaran
advis dokter infeksi
KESIMPULAN
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya, biasanya
disebabkan oleh paparan terhadap suhu dingin yang terlalu lama. Kondisi ini
didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana suhu tubuh (internal) adalah < 35C sebagai
akibat paparan suhu dingin atau ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu
tubuh dengan tidak adanya suhu lingkungan yang rendah.
Penyebab utama hipotermia adalah paparan suhu dingin. Hipotermia dapat terjadi
ketika keseimbangan antara produksi panas tubuh terganggu dan tubuh mengalami
kehilangan panas dalam waktu berkepanjangan.

Anda mungkin juga menyukai