Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR (NEONATUS)

Disusun Oleh :

ULUL AZMI UMAROH


NIM : 17.033

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
KAMPUS V TRENGGALEK
Website : Http://www.poltekes-malang.ac.id
E-mail : direktorat@poltekes-malang.ac.id
Jl. Dr. Soetomo No.5 Trenggalek Telp (0355) 791293 Kode Pos 66321
TRENGGALEK
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPOTERMI

A. DEFINISI

Hipotermi merupakan keadaan suatu keadaan dimana tubuh bayi


mengalami penurunan suhu badan di bawah 36oC yang pada akhirnya
menyebabkan trauma dingin pada bayi baru lahir yang mengakibatkan
kesakitan bahkan kematian. (Maryunani, 2008)

Hipotermia merupakan keadaan seorang individu mengalami atau


beresiko mengalami penurunan suhu tubuh dibawah 35,5OC per rectal
karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal.
(Maryunani, 2013)

Hipotermi terbagi atas 3 macam, yaitu :

1. Hipotermi ringan (cold stres) yaitu suhu antara 36 – 36, 5 0 c


2. Hipotermi sedang yaitu suhu antara 32 – 36 0 c
3. Hipotermi berat yaitu suhu tubuh < 32 0 c

(Kosim Sholeh M, dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta,


hal. 89)

B. ETIOLOGI
Hipotermi dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan
yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah)
atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian.
(Kosim Sholeh M, dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta,
hal. 89)
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1. Jaringan lemak subkutan tipis.
2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar
3. BBL tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi
kedinginan.
4. Bayi dipisahkan dengan ibu segera mungkin setelah lahir
5. Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
6. Suhu tempat melahirkan yang dingin
7. Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan
pernapasan, hipoglikemia, perdarahan intra cranial
C. PATOFISIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS
Hipotermi pada bayi ditandai dengan:
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh,bayi menjadi kurang
aktif,tidak kuat menghisap asi,dan menangis lemah
2. Timbulnya sklerema atau kulit mengeras berwarna kemerahan
terutama dibagian punggung,tungkai dan tangan.
3. Muka bayi berwarna merah terang
4. tampak mengantuk
5. kulitnya pucat dan dingin
6. lemah, lesu ,menggigil.
7. kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian
dada
8. ujung jari tangan dan kaki kebiruan
9. Bayi tidak mau minum/menyusui
10. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
11. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh
bayi mengeras (sklerema)

E. MEKANISME HILANGNYA PANAS PADA BBL


Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu dengan :
1. Radiasi yaitu perpindahan suhu dari suatu objek panas ke objek yang
dingin, misalnya dari bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi suhu
lingkungan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas dapat berupa suhu
lingkungan yang dingin atau suhu inkubator yang dingin.

2. Konduksi yaitu perpindahan panas yang terjadi sebagai akibat perbedaan


suhu antara kedua objek. Kehilangan panas terjadi saat terjadi kontak
langsung antara kulit BBL dengan permukaan yang lebih dingin. Sumber
kehilangan panas terjadi pada BBL yang berada pada permukaan/alas yang
dingin, seperti pada waktu proses penimbangan.

3. Konveksi yaitu transfer panas yang terjadi secara sederhana dari selisih
suhu antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang dingin
dipermukaan tubuh bayi. Sumber kehilangan panas disini dapat berupa :
inkubator dengan jendela yang terbuka, atau pada waktu proses
transportasi BBL ke rumah sakit.
4. Evaporasi yaitu panas yang terbuang akibat penguapan, melalui
permukaan kulit dan traktus respiratorius. Sumber kehilangan panas dapat
berupa BBL yang basah setelah lahir, atau pada waktu dimandikan.

(Kosim Sholeh M, dkk, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta,


hal.89)

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Wawancara
a. Masalah yang berkaitan dengan ibu
 Penyakit seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa, kehamilan
kembar, malnutrisi dan diabetes melitus.
 Riwayat kelahiran prematur atau aborsi, penggunaan obat - obatan,
alkohol dan rokok.
b. Bayi pada saat kelahiran
 Berat badan biasanya < 2500 gr, kurus, lapisan lemak subkutan
sedikit atau tidak ada, kepala relatif lebih besar dibanding dada.
(lingkar kepala < 33 cm, lingkar dada < 30 cm), panjang badan 45
cm.
 Kardiovaskuler, denyut jantung rata-rata 120 - 160 per menit pada
bagian apikal, kebisingan jantung terdengar pada seper empat
bagian interkostal, aritmia, tekanan darah sistol 45 - 60 mmHg,
nada bervariasi antara 100 – 160 x / menit.
 Gastrointestinal ,penonjolan abdomen, pengeluaran mikonium
biasanya terjadi dalam waktu 12 jam, refleks menelan dan
menghisap yang lemah, peristaltik usus dapat terlihat.
 Mukoloskeletal, tulang kertilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna, lembut.
 Paru, jumlah pernafasan rata – rata antara 4060 per menit diselingi
periode apnea, pernafasan tidak teratur, flaring nasal, dengkuran,
terdengar suara gemeresik lipoprotein paru - paru.
 Ginjal, berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran, ketidakmampuan
untuk melarutkan eksresi kedalam urine.
 Reproduksi, bayi perempuan : klitoris yang menonjol dengan labia
mayora yanng belum berkembang; bayi laki – laki skrotum yang
belum berkembang sempurna dengan rugae yang kecil, testis tidak
turun kedalam skrotum

2. Pemeriksaan fisik terdiri dari :


 Auskultasi yaitu menggunakan pendengaran untuk mengidendifikasi
bunyi khas seperti napas dan bising usus.
 Inspeksi yaitu menggunakan pandangan untuk mengidentifikasi
penyimpangan dari normal, seperti tanda lahir.
 Palpasi yaitu menggunakan sentuhan untuk mengidentifikasi variasi
diantara halus dan lembut atau panas dan dingin.
 Perkusi yaitu mengetuk pada bagian tertentu tubuh untuk mengevaluasi
kondisi struktur yang lebih dalam atau respon yang diberikan.
(Persis Mary Hamilton, edisi 6, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas,
1995, hal. 235)
3. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan suhu tubuh hipotermi b/d terpapar lingkungan baru (suhu
lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah)
2. Tidak efektifnya termoregulasi b/d imaturitas kontrol dan pengaturan suhu
dan berkurangnya lemak subkutan didalam tubuh.
3. Gangguan pertukaran gas b/d hipotermi (cold stress)
4. Resiko terjadinya infeksi b/d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)
4. Intervensi
Dx 1: Perubahan suhu tubuh hipotermi b/d terpapar lingkungan baru (suhu
lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah)
1. Tempatkan bayi pada penghangat (inkubator), tempat tidur terbuka
dengan penyebar hangat, atau tempat tidur bayi terbuka dengan
pakaian tepat untuk bayi yang lebih besar atau lebih tua. Gunakan
bantalan pemanas dibawah bayi bila perlu.
R/ Mempertahankan lingkungan termonetral, membantu mencegah
stress dingin.
2. Gunakan lampu pemanas selama prosedur.
R/ Menurunkan kehilangan panas pada lingkungan yang lebih dingin
dari ruangan
3. Kurangi pemajanan pada aliran udara, hindari pembukaan pagar
inkubator yang tidak semestinya.
R/ Menurunkan kehilangan panas karena konveksi/konduksi.
Membatasi kehilangan panas melalui radiasi
4. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah.
R/ Menurunkan kehilangan melalui evaporasi
5. Pantau suhu bayi bila keluar dari lingkungan hangat. Berikan informasi
tentang termoregulasi kepada orangtua.
R/ Kontak diluar tempat tidur, khususnya dengan orangtua, mungkin
singkat saja, bila dimungkinkan, untuk mencegah stress dingin.

Dx 2: Tidak efektifnya termoregulasi b/d imaturitas kontrol dan pengaturan


suhu dan berkurangnya lemak subkutan didalam tubuh.
1. Monitor suhu bayi lakukan secara teratur
R/ mengevaluasi suhu tubuh bayi
2. Berikan selimut hangat pada bayi
R/ menjaga bayi supaya tetap hangat
3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah.
R/ Menurunkan kehilangan melalui evaporasi
4. Tempatkan bayi pada penghangat (inkubator), tempat tidur terbuka dengan
penyebar hangat, atau tempat tidur bayi terbuka dengan pakaian tepat
untuk bayi yang lebih besar atau lebih tua. Gunakan bantalan pemanas
dibawah bayi bila perlu.
R/ Mempertahankan lingkungan termonetral, membantu mencegah stress
dingin.

Dx 3: Gangguan pertukaran gas b/d hipotermi (cold stress)


1. Perhatikan adanya pernapasan cuping hidung, retraksi dada, pernapasan
mendengkur, krekels, atau ronchi
R/ rekels dapat terdengar sampai cairan direabsorpsi dari paru-paru.
Ronchi menandakan aspirasi sekresi oral
2. Tempatkan bayi pada posisi trendelenburg yang dimodifikasi pada sudut
10 derajat
R/ Memudahkan drainase mukus dari nasofaring dan trakea dengan
gravitasi
3. Perhatikan nadi apikal
R/ Frekuensi jantung kurang dari 100 x/menit menandakan asfiksia berat
dan kebutuhan terhadap resusitasi segera. Takikardia (frekuensi jantung
lebih dari 160 x/menit dapat menandakan asfiksia baru atau respon nomal
berkenaan dengan periode pertama reaktivitas
4. Berikan rangsang taktil dan sensori yang tepat
R/ Merangsang upaya pernapasan dan dapat meningkatkan inspirasi
oksigen

Dx 4: Resiko terjadinya infeksi b/d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).

1. Tingkatkan cara-cara mencuci tangan pad staf, orang tua, dan pekerja lain
per protokol. Gunakan antiseptik sebelum membantu dalam pembedahan
atau prosedur invasif
R/ Mencuci tangan adalah praktek yang paling penting untuk mencegah
kontaminasi silang serta mengontrol infeksi dalam ruang perawatan
2. Pantau staf dan pengunjung akan adanya lesi kulit, luka basah, infeksi
pernapasan akut, demam, gastroenteritis, herpes simpleks aktif (oral,
genitalia, atau poronisial), dan herpes zoster
R/ Penularan penyakit pada neonatus dari pekerja atau pengunjung dapat
terjadi secara langsung atau tidak langsung
3. Berikan jarak yang adekuat antara bayi atau antara unit inkubator atau unit
individu. Gunakan ruangan isolasi terpisah dan teknik isolasi sesuai
indikasi
R/ Memberikan jarak 4 – 6 kaki dengan bayi membantu mencegah
penyebaran droplet atau infeksi melalui udara
4. Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi
R/ Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotika bila ditemukan
infeksi
R/ Obat antibiotik dapat mengurangi penyebaran infeksi

Anda mungkin juga menyukai