Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
KRIKILAN – GLENMORE
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik, hidayah, serta
inayah-NYA keapada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas “KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA”
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami kelompok 1 mengalami berbagai
masalah. Namun berkat arahan dan dukungan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami kelompok 1 mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
perkuliahan, yaitu Ibu Lina Agustiana, S.Kep.Ns, M.Kes, yang telah membimbing kami dalam
proses penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami kelompok 1 meminta maaf jika
makalah kami masih banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
KELOMPOK 1
SEMESTER 4 (A)
Hari: Senin
Dosen Pengampu
ii
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Seperti yang kita ketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih
banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3 yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian,
pembinaan, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat
dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman. (Ali, 2001)
Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan
terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan biaya operasional
pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan
bertambah biaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan.
Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut
aspek financial dana, tetapi yang menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin
meninggal dunia. (Redjeki, 2016)
Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama.
Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar,
manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin
sampai merenggut nyawa. Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak
mengalami kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara
yang diterapkan pada jaman dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas
upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara system
kerjanya. (Notoadmodjo, 2009)
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kesehatan kerja ?
2. Bagaimana konsep organisasi kerja ?
3. Apa itu pengertian Kesehatan Kerja pada organisasi kerja ?
4. Apa saja objek Kesehatan Kerja ?
5. Apa saja fungsi Kesehatan Kerja ?
1
1.3. Tujuan Makalah
1. Memahami konsep kesehatan kerja
2. Memahami konsep organisasi kerja
3. Memahami apa Kesehatan Kerja pada organisasi kerja
4. Memahami apa saja objek Kesehatan Kerja
5. Memahami apa fungsi dari Kesehatan Kerja
1.4. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
a) Sehat Jasmani : merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, kulit
bersih, mata bersinar, rambut tersisisr rapi da berpakaian rapi dan seluruh fingsi
fisiologi tubuh berjalan normal
b) Sehat Mental : sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain
dalam pepatah kuno “jiwa yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat”
c) Sehat spiritual : spiritual merupakan komponen tambahan seperti siraman rohani
seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis
dan tidak monoton.
Sementara menurut Zaidin Ali (1999) Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan
antara status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual
yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif. Dan sehat
menurut Pender (1982) adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Indah, 2015)
Konsep Sehat menurut (Travis and Ryan, 1998), mengemukakan bahwa konsep
sehat terbagi menjadi enam konsep, yaitu :
a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan.
b. Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian potensial
tertinggi untuk sehat.
3
c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan,
ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusialakukan,
pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri (Indah, 2015)
4
b) Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada
meningkatnya efisiensi dan produktifitas.
Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk opersional, maka tujuan
utama kesehatan kerja adalah:
a) Sebagai alat untuk mencapai derajad kesehatan tenaga kerja yang setingginya
baik, buruh, petani, nelayan, pegawai negri atau pekerja bebas, dengan demikian
dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
Sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial
seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga
menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan
bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau
penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan
5
seoptimal mungkin.Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh
empat faktor yakni :
Ketua
Wakil Ketua
Wakil Wakil
Sekretaris
Sekretaris I Sekretaris II
Aggota
6
dan Kesehatan Kerja yang telah
disahkan oleh Ketua dalam hal pelaksanaannya.
d) WAKIL SEKRETARIS I & II : Sebagai wakil dari Sekretaris dalam
melaksanakan tugas-tugas teknik dan tugas non teknik dalam hal sekreatris
berhalangan.
e) ANGGOTA : Membantu pelaksanaan organisasi dalam implementasi dan
pelaksanaan dilapangan. Memberikan saran kepada organisasi dalam rapat
(Indah, 2015)
b. Tugas-tugas Kerja :
1) KETUA
a) Memimpin dalam pertemuan rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota
untuk
memimpin rapat pleno yang diselenggarakan.
b) Menentukan langkah, kebijakan untuk tercapainya pelaksanaan
program - program P2K3.
c) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan program - program K3 dan
pelaksanaanya di perusahaan kepada Management.
d) Memonitor & mengevaluasi pelaksanaan program-program K3
(Indah, 2015)
2) WAKIL KETUA
Melaksanakan tugas-tugas bila ketua berhalangan (Indah, 2015)
3) SEKRETARIS
a) Membuat undangan rapat dan notulennya.
b) Mengelola administrasi surat-surat P2K3
c) Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3
d) Memberikan bantuan/ saran-saran yang diperlukan oleh line-line
untuk suksesnya K3.
e) Membuat laporan ke Departemen-departemen terkait mengenai
adanya, Tindakan dan Kondisi yang tidak sesuai di tempat kerja.
(Indah, 2015)
4) WAKIL SEKRETARIS I & II
Melaksanakan tugas-tugas bila Sekretaris berhalangan. (Indah, 2015)
7
5) ANGGOTA
a) Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai
Bagian/ Groupnya masing-masing.
b) Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
(Indah, 2015)
c. Program Kerja
1. Identifikasi Masalah K3
a) Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan
penyakit akibat kerja disetiap Bagian/ Group dalam rangka
perlindungan tenaga kerja.
b) Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya
mengendalikan dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja dan upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja.
c) Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi
peraturan perundangan.
d) Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan
jaminan akan keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat
umum, khususnya dilingkungan tempat kerja.
(Indah, 2015)
2. Pendidikan dan Pelatihan
a) Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan
dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar perusahaan).
b) Pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3,Membuat
film-film tentang K3.,buletin,majalah tentang K3
c) Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan
mengundang tenaga ahli K3.
(Indah, 2015)
8
d. Sidang-Sidang Atau Pertemuan Komite K3
1) Bentuk Sidang:
a) Sidang rutin : Membicarakn masalah yang berhubungan dengan K3
termasuk masalah organisasi P2 K3
b) Sidang Khusus : Membicarakan masalah yang mendadak misalnya
dalam kasus kecelakaan kerja.
2) Materi Pembahasan Dalam Sidang/ Pertemuan :
a) Membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.
b) Menyusun rekomendasi cara mengatasi bahaya potensial yang diteliti.
c) Membahas hasil analisa kecelakaan dan membuat rekomendasi
tentang penanganannya.
d) Menyusun acara pendidikan/ pelatihan/ ceramah.
e) Mengadakan perbaikan program pencegahan kecelakaan yang
telah dijalankan.
f) Masalah lain yang dianggap perlu yang berhubungan dengan Safety.
(Indah, 2015)
9
1. Pelayanan Preventif.
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,
penyakitmenular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan
mesin atau tempatkerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun
lingkungan kerja yang memadai dantidak menyebabkan sakit atau mebahayakan
pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:
Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
Pemeriksaan berkala.
Pemeriksaan khusus.
2) Imunisasi.
3) Kesehatan lingkungan kerja.
4) Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan
5) Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6) Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman
(pengenalan,pengukuran dan evaluasi).
2. Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik
danmental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan
kepada tenaga kerjayang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan
kerja, mempertinggi efisiensi dandaya produktifitas tenaga kerjaKegiatannya
antara lain meliputi:
a. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
a) Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
b) Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
c) Perbaikan status gizi.
d) Konsultasi psikologi.
e) Olah raga dan rekreasi.
3. Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat
kerjadengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun
pengobatan umumnyaserta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit
10
menular dilingkungan pekerjaan.Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja
yang sudah memperlihatkan gangguankesehatan/gejala dini dengan mengobati
penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegahkomplikasi atau penularan
terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Pengobatan terhadap penyakit umum.
2) Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
4. Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan
parahyang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan
bekerja secarapermanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang
baisanya mampu dilakukansehari-hari.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya
yang masihada secara maksimal.
2) Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
3) Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga
kerja yangcacat akibat kerja (Suma’mur, 2011)
b. Penyelengaraan makanan di tempat kerja
Meningkatkan keadaan kesehatan dan gizi tenaga kerja, sehingga dapat
meningkatkan pula efisiensi dan produktivitas kerja. Yang dimaksud dengan
penyelenggaraan makanan adalah semua proses, mulai dari merencanakan
anggaran belanja sampai ke makanan di konsumsioleh tenaga kerja. (Ridley, 2007)
11
3. Program kesehatan kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.03/Men/1982,
pasal 2, tugas pokok Pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus
2) Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
3) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
5) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
6) Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja
7) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
8) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petuga
9) Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
10) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalam Kesehatannya
11) Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus.
(Notoatmodjo, 2008)
Lalu objek sasaran K3 yang dicanangkan Undang – Undang No.1 tahun 1970
yang dapat diartikan sebagai berikut :
a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya da-
lam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;
b. bahwa setiap orang tainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien;
12
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja;
e. bahwa pembinaan nama-nama itu periu diwujudkan dalarn Undang-undang yang,
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan tehnologi. (Sumakmur, 2009)
13
kesehatan kerja Melaksanakan kerja sama dengan rumah Maret HRD
tenaga kerja sakit terdekat sebagai rujukan penanganan 2016
kecelakaan kerja ataupun keadaan darurat di
tempat kerja
Menyediakan kantin tenaga kerja dan Mei HRD dan
bekerja sama dengan jasa catering penyedia 2016 Ahli K3
makanan sehat dengan harga yang Umum
terjangkau oleh tenaga kerja
Meningkatkan Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Juni HRD dan
pengetahuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai 2016 Ahli K3
tenaga kerja dengan kebutuhan, keahlian dan komptensi Umum
mengenai tenaga kerja secara rutin baik dilaksanakan
Keselamatan sendiri maupun pihak luar.
dan Kesehatan Menjalin kerjasama dengan dinas dinas Mei HRD dan
Kerja di tempat terkait yang memberi kewenangan khusus 2016 Ahli K3
kerja untuk pelatihan/pendidikan K3 di tempat Umum
kerja
Meningkatkan Melaksanakan audit internal Sistem Januari P2K3
dan memelihara Manajemen Kesehatan dan Keselamatan 2017
kinerja K3 Kerja minimal selama 6 bulan sekali ataupun
perusahaan jika ada kondisi yang memerlukan tindakan
audit Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja baik secara internal
maupun eksternal
14
2.4 Fungsi Kesehatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang
lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. (Notoadmodjo, 2009)
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain
yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.Praktek K3 (keselamatan
kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan
dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik
industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan
psikologi kesehatan kerja. (Notoadmodjo, 2009)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki beberapa aspek, yaitu :
1) Fungsi dari Kesehatan kerja
15
d. Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
Fungsi Kesehatan dan Keselamatan dalam ilmu Kesehatan kerja adalah upaya
perlindungan kesehatan para pekerja dengan cara promosi kesehatan, dan
meningkatkan daya tubuh dan kebugaran pekerja.
Sementara fungsi keselamatan adalah menciptakan sistem kerja yang aman atau
yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan
16
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.
Dalam sistem penerapan objeknya pun harus di manajemen kan dengan sempurna
agar tidak adanya kerugian bagi pegawai pekerja maupun perusahaan itu sendiri. Sehingga
dibentuklah satuan K3 dalam suatu perusahaan untuk menerapkan dan memanajemenkan
sistem K3 dalam suatu perusahaan.
Dilihat dari fungsinya K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua
organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang
terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.Praktek K3 (keselamatan
kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan
dan cuti sakit
3.2.Saran
1. Saran bagi perawat
17
3. Saran bagi instansi pendidikan
18
DAFTAR PUSTAKA
Indah, r. s. (2015). Kesehatan Dan Keselamatan Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sumakmur. (2009). Hygine Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV. Sagung Soto.
Travis, & Ryan. (2004). Wellness Workbook. Berkeley: Ten speed press.
19