Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KESEHATAN KERJA PADA ORGANISASI KERJA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

1. Ach. Nuril Firdaus S (14.401.16.001)


2. Ahmed Alvian Ruliani (14.401.16.002)
3. Anindita Amalia Rizky (14.401.16.004)
4. Anindya Putri Fadillah (14.401.16.005)
5. Aprilia Giantari Riski M (14.401.16.006)
6. Ardita Cahyani (14.401.16.007)
7. Arroyan Mi’adz (14.401.16.008)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

KRIKILAN – GLENMORE

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik, hidayah, serta
inayah-NYA keapada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas “KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA”

Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami kelompok 1 mengalami berbagai
masalah. Namun berkat arahan dan dukungan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, kami kelompok 1 mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
perkuliahan, yaitu Ibu Lina Agustiana, S.Kep.Ns, M.Kes, yang telah membimbing kami dalam
proses penyusunan makalah ini.

Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami kelompok 1 meminta maaf jika
makalah kami masih banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan terima kasih.

Krikilan, 28 Maret 2018

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Oleh:

KELOMPOK 1

SEMESTER 4 (A)

1. Ahmad Nuril Firdaus S. (14.401.16.001)


2. Ahmed Alfian Rulliani (14.401.16.002)
3. Anindita Amalia Rizky (14.401.16.004)
4. Anindya Putri Fadillah (14.401.16.005)
5. Aprilia Giantari Riski M. (14.401.16.006)
6. Ardita Cahyani (14.401.16.007)
7. Arroyan Mi’adz (14.401.16.008)

Telah disahkan pada :

Hari: Senin

Tanggal: 2 April 2018

Dosen Pengampu

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(Lina Agustiana P S.Kep., Ns., M.Kes)

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang ................................................................................................... 1


1.2.Rumusan masalah ............................................................................................. 1
1.3.Tujuan ............................................................................................................... 2
1.4.Manfaat ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kesehatan Kerja .................................................................................. 3


2.2. Konsep Organisasi Kerja ................................................................................. 4
2.3. Objek Kesehatan Kerja .................................................................................... 9
2.4. Fungsi Kesehatan Kerja ................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 17


3.2. Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Seperti yang kita ketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih
banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3 yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian,
pembinaan, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat
dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman. (Ali, 2001)
Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan
terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan biaya operasional
pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan
bertambah biaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan.
Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut
aspek financial dana, tetapi yang menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin
meninggal dunia. (Redjeki, 2016)
Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama.
Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar,
manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin
sampai merenggut nyawa. Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak
mengalami kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara
yang diterapkan pada jaman dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas
upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara system
kerjanya. (Notoadmodjo, 2009)

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kesehatan kerja ?
2. Bagaimana konsep organisasi kerja ?
3. Apa itu pengertian Kesehatan Kerja pada organisasi kerja ?
4. Apa saja objek Kesehatan Kerja ?
5. Apa saja fungsi Kesehatan Kerja ?

1
1.3. Tujuan Makalah
1. Memahami konsep kesehatan kerja
2. Memahami konsep organisasi kerja
3. Memahami apa Kesehatan Kerja pada organisasi kerja
4. Memahami apa saja objek Kesehatan Kerja
5. Memahami apa fungsi dari Kesehatan Kerja

1.4. Manfaat

1. Manfaat bagi perawat

Untuk menambah wawasan pengetahuan perawat tentang pentinya kesehatan


kerja pada organisasi kerja dan diharapakan dapat mengaplikasikan dalam dunia kerja.
2. Manfaat bagi mahasiswa

Agar memahami, menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan belajar


mahasiswa pada materi kesehatan kerja pada organisasi kerja pada mata kuliah
kesehatan dan keselamatan kerja ini.

3. Manfaat bagi instansi pendidikan

Sebagai tamabahan referensi dan bahan pustaka bagi Akademi Kesehatan


Rustida mengenai Kesehatan Kerja pada Organisasi Kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kesehatan Kerja


1. Definisi

Sehat menurut UU No.23/1992 tentang kesehatan adalah keadaan sejahtera


dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut Pepkin’s sehat adalah suatu keadaan
keseimbangan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan
penyesuaian sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar. (Indah, 2015)

Kriteria orang sehat dalam teori kerja menurut WHO adalah :

a) Sehat Jasmani : merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, kulit
bersih, mata bersinar, rambut tersisisr rapi da berpakaian rapi dan seluruh fingsi
fisiologi tubuh berjalan normal
b) Sehat Mental : sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain
dalam pepatah kuno “jiwa yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat”
c) Sehat spiritual : spiritual merupakan komponen tambahan seperti siraman rohani
seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis
dan tidak monoton.
Sementara menurut Zaidin Ali (1999) Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan
antara status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual
yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif. Dan sehat
menurut Pender (1982) adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Indah, 2015)
Konsep Sehat menurut (Travis and Ryan, 1998), mengemukakan bahwa konsep
sehat terbagi menjadi enam konsep, yaitu :
a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan.
b. Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian potensial
tertinggi untuk sehat.

3
c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan,
ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusialakukan,
pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri (Indah, 2015)

Berdasarkan pendapat di atas , dapat disimpulkan bahwa pengertian sehat


senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang
tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan
kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru
dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar
mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh
karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal
mungkin. (Indah, 2015)

2.2 Konsep Organisasi kerja


1. Pengertian Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat
melakukan pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja
dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau
jabatannya. (Redjeki, 2016)
Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat kesehatan kerja
mencakup dua hal, yakni:
a) Pertama : sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya.

4
b) Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada
meningkatnya efisiensi dan produktifitas.

Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk opersional, maka tujuan
utama kesehatan kerja adalah:

1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan


akibat kerja.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
3) Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
4) Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja.
5) Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran yang
ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
6) Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
(Redjeki, 2016)

Hakikat dari kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

a) Sebagai alat untuk mencapai derajad kesehatan tenaga kerja yang setingginya
baik, buruh, petani, nelayan, pegawai negri atau pekerja bebas, dengan demikian
dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.

b) Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berdasarkan kepada


meningginya efesiensi dan daya
c) produktivitas faktor manusia dalam produksi. (Indah, 2015)

Sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial
seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga
menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan
bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau
penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan

5
seoptimal mungkin.Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh
empat faktor yakni :

1) Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik,


logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2) Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3) Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi, dan
4) Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
(Indah, 2015)
2. Struktur Organisasi K3
Organisasi kesehatan kerja adalah Suatu organisasi yang berada di dalam suatu
perusahaan yang mengurusi segala bentuk permasalahan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja para karyawan di perusahaan yang bersangkutan. (Indah, 2015)
a. Pengurus Organisasi K3

Ketua

Wakil Ketua

Wakil Wakil
Sekretaris
Sekretaris I Sekretaris II

Aggota

a) KETUA : Berwenang menetapkan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja.
b) WAKIL KETUA I : Sebagai Wakil Ketua bertanggung jawab dalam
menjalankan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kerja yang
sudah ditetapkan dalam membantu Ketua bila berhalangan
c) SEKRETARIS : Berwenang dan bertanggung jawab untuk
merekomendasikan ke Penanggung jawab yang menyangkut Keselamatan

6
dan Kesehatan Kerja yang telah
disahkan oleh Ketua dalam hal pelaksanaannya.
d) WAKIL SEKRETARIS I & II : Sebagai wakil dari Sekretaris dalam
melaksanakan tugas-tugas teknik dan tugas non teknik dalam hal sekreatris
berhalangan.
e) ANGGOTA : Membantu pelaksanaan organisasi dalam implementasi dan
pelaksanaan dilapangan. Memberikan saran kepada organisasi dalam rapat
(Indah, 2015)

b. Tugas-tugas Kerja :
1) KETUA
a) Memimpin dalam pertemuan rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota
untuk
memimpin rapat pleno yang diselenggarakan.
b) Menentukan langkah, kebijakan untuk tercapainya pelaksanaan
program - program P2K3.
c) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan program - program K3 dan
pelaksanaanya di perusahaan kepada Management.
d) Memonitor & mengevaluasi pelaksanaan program-program K3
(Indah, 2015)
2) WAKIL KETUA
Melaksanakan tugas-tugas bila ketua berhalangan (Indah, 2015)
3) SEKRETARIS
a) Membuat undangan rapat dan notulennya.
b) Mengelola administrasi surat-surat P2K3
c) Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3
d) Memberikan bantuan/ saran-saran yang diperlukan oleh line-line
untuk suksesnya K3.
e) Membuat laporan ke Departemen-departemen terkait mengenai
adanya, Tindakan dan Kondisi yang tidak sesuai di tempat kerja.
(Indah, 2015)
4) WAKIL SEKRETARIS I & II
Melaksanakan tugas-tugas bila Sekretaris berhalangan. (Indah, 2015)

7
5) ANGGOTA
a) Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai
Bagian/ Groupnya masing-masing.
b) Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
(Indah, 2015)

c. Program Kerja
1. Identifikasi Masalah K3
a) Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan
penyakit akibat kerja disetiap Bagian/ Group dalam rangka
perlindungan tenaga kerja.
b) Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya
mengendalikan dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja dan upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja.
c) Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi
peraturan perundangan.
d) Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan
jaminan akan keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat
umum, khususnya dilingkungan tempat kerja.
(Indah, 2015)
2. Pendidikan dan Pelatihan
a) Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan
dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar perusahaan).
b) Pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3,Membuat
film-film tentang K3.,buletin,majalah tentang K3
c) Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan
mengundang tenaga ahli K3.
(Indah, 2015)

8
d. Sidang-Sidang Atau Pertemuan Komite K3
1) Bentuk Sidang:
a) Sidang rutin : Membicarakn masalah yang berhubungan dengan K3
termasuk masalah organisasi P2 K3
b) Sidang Khusus : Membicarakan masalah yang mendadak misalnya
dalam kasus kecelakaan kerja.
2) Materi Pembahasan Dalam Sidang/ Pertemuan :
a) Membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan.
b) Menyusun rekomendasi cara mengatasi bahaya potensial yang diteliti.
c) Membahas hasil analisa kecelakaan dan membuat rekomendasi
tentang penanganannya.
d) Menyusun acara pendidikan/ pelatihan/ ceramah.
e) Mengadakan perbaikan program pencegahan kecelakaan yang
telah dijalankan.
f) Masalah lain yang dianggap perlu yang berhubungan dengan Safety.
(Indah, 2015)

2.3 Objek Kesehatan Kerja


Ruang lingkup atau bisa dikatakan dengan Objek sasaran yang biasa digunakan
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 ( Kesehatan Keselamatan Kerja ), Sasaran dari
objek Kesehatan dan Keselamatan kerja itu sendiri dapat diartikan dengan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsusr manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif (Notoadmodjo, 2009).

1. Kelembagaan kesehatan kerja :


a. Pelayanan kesehatan kerja
Sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, dalam perusahaan
juga memiliki program pelayanan dalam kesahatan krayawannya. Program ini
dilaksanakan denganpendekatan menyeluruh (komprehensif) yaitu meliputi
pelayanan preventif, promotif,kuratif dan rehabilitatif.

9
1. Pelayanan Preventif.
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,
penyakitmenular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan
mesin atau tempatkerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun
lingkungan kerja yang memadai dantidak menyebabkan sakit atau mebahayakan
pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:
 Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
 Pemeriksaan berkala.
 Pemeriksaan khusus.
2) Imunisasi.
3) Kesehatan lingkungan kerja.
4) Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan
5) Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6) Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman
(pengenalan,pengukuran dan evaluasi).
2. Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik
danmental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan
kepada tenaga kerjayang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan
kerja, mempertinggi efisiensi dandaya produktifitas tenaga kerjaKegiatannya
antara lain meliputi:
a. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
a) Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
b) Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
c) Perbaikan status gizi.
d) Konsultasi psikologi.
e) Olah raga dan rekreasi.
3. Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat
kerjadengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun
pengobatan umumnyaserta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit

10
menular dilingkungan pekerjaan.Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja
yang sudah memperlihatkan gangguankesehatan/gejala dini dengan mengobati
penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegahkomplikasi atau penularan
terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Pengobatan terhadap penyakit umum.
2) Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
4. Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan
parahyang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan
bekerja secarapermanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang
baisanya mampu dilakukansehari-hari.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1) Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya
yang masihada secara maksimal.
2) Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
3) Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga
kerja yangcacat akibat kerja (Suma’mur, 2011)
b. Penyelengaraan makanan di tempat kerja
Meningkatkan keadaan kesehatan dan gizi tenaga kerja, sehingga dapat
meningkatkan pula efisiensi dan produktivitas kerja. Yang dimaksud dengan
penyelenggaraan makanan adalah semua proses, mulai dari merencanakan
anggaran belanja sampai ke makanan di konsumsioleh tenaga kerja. (Ridley, 2007)

2. Personil kesehatan kerja


Personil kesehatan kerja menurut (Ridley, 2007) terdiri atas:
1) Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
2) Dokter perusahaan
3) Paramedis perusahaan
4) Petugas p3k di tempat kerja
5) Petugas penyelenggara makana di tempat kerja

11
3. Program kesehatan kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.03/Men/1982,
pasal 2, tugas pokok Pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus
2) Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
3) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
5) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
6) Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja
7) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
8) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petuga
9) Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
10) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalam Kesehatannya
11) Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus.
(Notoatmodjo, 2008)

4. Objek Sasaran K3 Menurut Undang Undang

Lalu objek sasaran K3 yang dicanangkan Undang – Undang No.1 tahun 1970
yang dapat diartikan sebagai berikut :

a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya da-
lam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;

b. bahwa setiap orang tainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien;

12
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja;
e. bahwa pembinaan nama-nama itu periu diwujudkan dalarn Undang-undang yang,
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan tehnologi. (Sumakmur, 2009)

5. Objek sasaran dengan adanya sistem K3


Bagi tenaga kerja maupun perusahaan pasti memiliki sasaran untuk menerapkan
sistem K3 ini pada perusahaan atau dirinya sendiri , sasaran tersebut ialah :
a. Bagi Tenaga Kerja
Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja dalam lingkungan
perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat memahami
arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam keseharian kerjanya untuk
kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut agar
mampu meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja. (Sumakmur, 2009)

6. Contoh Penerapan Sistem Manajemen Sasaran K3 :


Sasaran Program Jadwal Wewenang
Tidak ada Merektrut ahli K3 Umum untuk Februari HRD
kecelekaan kerja merencanakan sistem Manajemen 2016
yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
menghilangkan Penerapannya serta melakukan identifikasi
waktu tenaga bahaya dan rencana pengendalian
kerja melebihi terhadapnya
2x24 jam dana Membentuk Panitia Pembina Keselamatan Maret Pimpinan
tau terhentinya dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai 2016 Perusahaan
proses melebihi perundang undangan yang berlaku untuk
shift berikutnya mendukung berjalannya penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan Juni HRD
sesuai identifikasi bahaya dan perencanaan 2016
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Meningkatkan Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan Maret HRD dan
derajat dan BPJS Ketenagakerjaan Pemerintah 2016 Ahli K3
Umum

13
kesehatan kerja Melaksanakan kerja sama dengan rumah Maret HRD
tenaga kerja sakit terdekat sebagai rujukan penanganan 2016
kecelakaan kerja ataupun keadaan darurat di
tempat kerja
Menyediakan kantin tenaga kerja dan Mei HRD dan
bekerja sama dengan jasa catering penyedia 2016 Ahli K3
makanan sehat dengan harga yang Umum
terjangkau oleh tenaga kerja
Meningkatkan Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Juni HRD dan
pengetahuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai 2016 Ahli K3
tenaga kerja dengan kebutuhan, keahlian dan komptensi Umum
mengenai tenaga kerja secara rutin baik dilaksanakan
Keselamatan sendiri maupun pihak luar.
dan Kesehatan Menjalin kerjasama dengan dinas dinas Mei HRD dan
Kerja di tempat terkait yang memberi kewenangan khusus 2016 Ahli K3
kerja untuk pelatihan/pendidikan K3 di tempat Umum
kerja
Meningkatkan Melaksanakan audit internal Sistem Januari P2K3
dan memelihara Manajemen Kesehatan dan Keselamatan 2017
kinerja K3 Kerja minimal selama 6 bulan sekali ataupun
perusahaan jika ada kondisi yang memerlukan tindakan
audit Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja baik secara internal
maupun eksternal

Tabel 1. Contoh Penerapan Sistem Sasaran Manajemen K3

14
2.4 Fungsi Kesehatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang
lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. (Notoadmodjo, 2009)
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain
yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.Praktek K3 (keselamatan
kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan
dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik
industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan
psikologi kesehatan kerja. (Notoadmodjo, 2009)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki beberapa aspek, yaitu :
1) Fungsi dari Kesehatan kerja

a. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan di


tempat kerja
b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek kerja
termasuk desain tempat kerja
c. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja dan
APD
d. Memantau kesehatan para pekerja
e. Terlibat dalam proses rehabilitasi pekerja yang mengalami sakit/kecelakaan kerja
f. Mengelola P3K dan tindakan darurat. (Notoadmodjo, 2009)

2) Fungsi dari Keselamatan kerja:


a. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek yang dapat
membahayakan keselamatan para pekerja.
b. Membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
c. Menerapkan, mendokumentasikan dan menginformasikan rekan lainnya dalam hal
pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya

15
d. Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya

Fungsi Kesehatan dan Keselamatan dalam ilmu K3:

Fungsi Kesehatan dan Keselamatan dalam ilmu Kesehatan kerja adalah upaya
perlindungan kesehatan para pekerja dengan cara promosi kesehatan, dan
meningkatkan daya tubuh dan kebugaran pekerja.

Sementara fungsi keselamatan adalah menciptakan sistem kerja yang aman atau
yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan

Berdasarkan Pengertian K3 diatas, kita dapat menarik kesimpulan


mengenal fungsi K3. Fungsi K3 ini antara lain sebagai berikut :

1. Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam


melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktifitas nasional.
2. Setiap orang yang berbeda ditempat kerja perlu terjamin keselamatannya
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.
4. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari
perusahaan. (Travis & Ryan, 2004)

16
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.

Dalam sistem penerapan objeknya pun harus di manajemen kan dengan sempurna
agar tidak adanya kerugian bagi pegawai pekerja maupun perusahaan itu sendiri. Sehingga
dibentuklah satuan K3 dalam suatu perusahaan untuk menerapkan dan memanajemenkan
sistem K3 dalam suatu perusahaan.

Dilihat dari fungsinya K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua
organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang
terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.Praktek K3 (keselamatan
kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan
dan cuti sakit

3.2.Saran
1. Saran bagi perawat

Sebaiknya perawat menerapkan kesehatan kerja pada saat ia bekerja dimanapun

2. Saran bagi mahasiswa

Agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan kerja sehingga


mahasiswa dapat menjadi perawat yang lebih baik lagi.

17
3. Saran bagi instansi pendidikan

Sebaiknya Akademi kesehatan Rustida dapat membimbing mahasiswanya agar


menjadi perawat yang mengetahui batapa pentingnya kesehatan kerja pada organisasi
kerja

18
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2001). Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.

Indah, r. s. (2015). Kesehatan Dan Keselamatan Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Kurniawidjaja, M. (2010). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.

Notoadmodjo, S. (2009). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba medika.

Pender. (2002). Health Promotion in Nursing Pratice. Jakarta: EGC.

Redjeki, S. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Sumakmur. (2009). Hygine Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV. Sagung Soto.

Travis, & Ryan. (2004). Wellness Workbook. Berkeley: Ten speed press.

19

Anda mungkin juga menyukai