Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR TUGAS KELOMPOK

Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard pada Tahap


Evaluasi Asuhan Keperawatan

Tugas Mata Kuliah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Dosen Pembimbing :

Muh Zul Azhri Rustam, S.KM.,M.Kes

Fasilitator:

Meiana Harfika, S.KM., M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2018


MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard pada Tahap


Evaluasi Asuhan Keperawatan

NAMA KELOMPOK 2:

1. Aida Berlian 1510002


2. Cahyani Tri Fajawati 1510007
3. Dedy Permana Putra 1510008
4. Difta Nadila 1510010
5. Essa Nevya Putri 1510013
6. Ike Faradilah 1510022
7. Irwan Bahari R 1510025
8. Makhda Anjani 1510030
9. Martha Ayu Agustin 1510031
10. Novelda Febriyanti 1510037
11. Riska Eldyani A.P 1510046
12. Tyas Solit Naomiyah 1510053
13. Yohana Novitasari S 1510058

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2018

2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berkenaan dengan judul Upaya
Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard pada Tahap Evaluasi Asuhan
Keperawatan.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada
mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada kami dalam
menyusun makalah ini baik dari segi moril dan materil. Ucapan terimakasih
tersebut ditujukan kepada:
1. Pak Muh. Zul Azhri Rustam S.KM.,M.Kes. selaku Penanggung
Jawab Dosen Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Ibu Meiana Harfika selaku fasilitator mata kuliah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3. Rekan-Rekan mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES
Hang Tuah Surabaya.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya
konstruktif dari semua pihak.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi yang membaca dan bagi
pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Surabaya, 15 Oktober 2018


Penulis

3
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................................ii
Kata Pengantar ...................................................................................................iii
Daftar Isi ..............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................................2
1.4 Manfaat ...........................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Evaluasi ........................................................................................3
2.2 Jenis Evaluasi .................................................................................................3
2.3 Metode Evaluasi .............................................................................................3
2.4 Evaluasi Bahaya dan Risiko ...........................................................................4
2.5 Tujuan Evaluasi Bahaya Dan Risiko ..............................................................4
2.6 Penilaian Hasil Evaluasi Bahaya Kerja ..........................................................4
2.7 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard pada
Tahap Evaluasi Asuhan Keperawatan ...........................................................5
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Kasus dan Pembahasan ...................................................................................6
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................9
4.2 Saran ...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

4
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan. tujuan dari Kesehatan dan
Keselamatan Kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit
dikarenakan pekerjaan. Selain itu, Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga
berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan
secara efektif (UU No. 1 Tahun 1970).
Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja
menderita penyakit akibat kerja, kematian 2.2 juta dan kerugian finansial
sebesar 1.25 triliun USD. Sedangkan di Indonesia menurut data PT. Jamsostek
(Persero) dalam periode 2002-2005 terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan
kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi lebih dari Rp. 550
milyar. Konpensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dan 7.5 juta
pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan
kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun,
dimana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha.(DK3N,2007).
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja akan mewujudkan
perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat
kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja
dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas
perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia
Untuk mewujudkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja perlu
dilaksanakan proses asuhan keperawatan terutama pada tahap evaluasi dimana
menilai apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan

1
tercapai atau perlu pendekatan lain. Selain itu, salah satu kunci
keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek
maupun obyek perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya
risiko yang diperoleh.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap
evaluasi asuhan keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
konsep dasar mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap
evaluasi asuhan keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Menjelaskan upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada
tahap evaluasi asuhan keperawatan.
1.4 Manfaat
Mengetahui upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada
tahap evaluasi asuhan keperawatan.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Dalam melakukan tindakan keperawatan, perlu dilakukan
evaluasi keperawatan. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari
rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
2.2 Jenis Evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif
(dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses
dan evaluasi akhir).
Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Evaluasi sumatif
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.
2. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan
yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya,
mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali,
agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
2.3 Metode Evaluasi
1. Observasi langsung adalah mengamati secara langsung perubahan
yang terjadi dalam keluarga.
2. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap,
apakah telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat.
3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan
yang dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
keperawatan (intervensi).
4. Latihan stimulasi, berguna dalam menentukan perkembangan
keseanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.
2.4 Evaluasi Bahaya dan Risiko

3
Evaluasi risiko dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses analisis risiko
untuk memutuskan tindakan selanjutnya (PengendalianRisiko).
Tindak lanjut dapat berupa:
1. Apakah risiko yang ada memerlukan pengendalian
2. Tindakan apa saja yang harus dilakukan
3. Prioritas risiko yang akan dikendalikan
4. Nilai risiko yang diperoleh dari hasil analisis dibandingkan dengan
criteria yang ditetapkan tentang batasan risiko yang bisa ditolerir.
2.5 Tujuan Evaluasi Bahaya dan Risiko
1. Untuk mengetahui level dan prioritas bahaya dan risiko di tempat
kerja
2. Mengetahui tindakan pengendalian/program K3 yang diperlukan
Dalam melakukan evaluasi terhadap bahaya dan risiko diperlukan
criteria untuk menentukan prioritas tingkat risiko yang bisa diterima
merupakan salah satu criteria yang umum digunakan dalam
mengevaluasi bahaya dan risiko.
2.6 Penilaian Hasil Evaluasi Bahaya Kerja
Penilaian hasil evaluasi bahaya kerja merupakan hasil rangkuman
peninjauan semua factor yang mengakibatkan bahaya kerja pada manusia.
Penilaian ini akan memberikan fakta dan kemungkinan yang relevan
sehingga, memudahakan penetapan langkah berikutnya dalam pengendalian
risiko bahaya kerja.
Dengan mempertimbangan criteria risiko masing-masing bahaya kerja,
dapat ditetapkan prioritas risiko bahya kerja sebagai berikut:
1. Risiko ringan: kemungkinannya kecil untuk terjadi serta akibat
yang ditimbulkannya ringan maka bahaya kerja ini dapat diabaikan.
2. Risiko sedang: kemungkinannya kecil untuk terjadi akan tetapi
akibat yang ditimbulkannya cukup berat, atau sebaliknya, maka perlu
pelaksanaan manajemen risiko khusus.
3. Risiko berat: sangat mungkin terjadi dan akan berakibat sangat
buruk, maka harus dilaksanakan penganggulangan sesegara mungkin.

Contoh Kasus Yang Berkesinambungan Dalam Upaya Mencegah Dan


Meminimalkan Hazard Dan Risiko Dalam Asuhan Keperawatan.
1) Pengkajian : Sebagian perawat saat akan melakukan
tindakan tidak melakukan cuci tangan dengan benar atau tidak sesuai
dengan SOP.

4
2) Perencanaan : Akan dilakukan penyuluhan tentang
pentingnya dan cara cuci tangan yang benar.
3) Implementasi : Terpasangnya poster SOP cuci tangan
disetiap washtaffle
4) Evaluasi : Para perawat sudah mulai melakukan
tindakan cuci tangan sesuai SOP

5
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard pada
Tahap Evaluasi Asuhan Keperawatan
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di rumah sakit adalah salah
satu fungsi manajemen K3 rumah sakit yang berupa suatu langkah yang
diambil untuk mengetahui dan menilai sampai sejauh mana proses kegiatan
K3 rumah sakit itu berjalan dan mempertanyakan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 rumah sakit dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi meliputi :
1. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem
pelaporan RS (SPRS).
2. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara
umum dan tidak terlalu mendalam.Inspeksi K3 di rumah sakit dilakukan
secara berkala, terutama oleh petugas K3 rumah sakit sehingga kejadian
PAK dan KAK dapat dicegah sedini mungkin. Kegiatan lain adalah
pengujian baik terhadap lingkungan maupun pemeriksaan terhadap pekerja
berisiko seperti biological monitoring (pemantauan secara biologis)
3. Melaksanakan audit K3
Audit K3 meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan
pengendalian. Tujuan audit K3 :
a. Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan
keselamatan.
b. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan.
c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu.

Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi,
penilaian risiko direkomendasikan kepada manajemen puncak.

6
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara
berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian dan keefektivan dalam
pencapaian kebijakan dan tujuan K3

3.2 Contoh Kasus


“Ribuan Perawat di Indonesia Tertular Hepatitis B”
Jakarta, HanTer - Data Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan, menunjukkan sebanyak 7.000 tenaga
kesehatan (Nakes) terinfeksi hepatitis B. Sebanyak 4.900 di antaranya
disebabkan karena tertusuk jarum suntik, dan hanya 2.200 yang terinfeksi
dari populasi. Hal ini menunjukkan jika tenaga kesehatan menjadi profesi
yang paling rawan tertular hepatitis B. Penularan virus hepatitis B terjadi
dalam insiden ‘kecelakaan’. Kecelakaan berupa tertusuk jarum terjadi saat
Nakes mencoba menutup jarum suntik terutama saat selesai melakukan
tindakan seperti setelah selesai melakukan pemberian obat atau
pengambilan sampel darah. Dengan metode penutupan yang salah dan
kurang hati-hati, banyak Nakes yang akhirnya tertusuk jarum.
Gusti Listyani melakukan observasi tentang Kajian Resiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas Mekarmukti Kecamatan
Cikarang utara Kabupaten Bekasi pada tahun 2014. Berdasarkan hasil
observasi awal pada bulan Februari 2014, ditemukan perilaku yang tidak
aman di Puskesmas Mekarmukti yang dilakukan oleh petugas kesehatan
pada saat bekerja, seperti tidak menggunakan sarung tangan pada saat
menyuntikan obat ke pasien, tidak mencuci tangan baik sebelum dan
sesudah melakukan tindakan, tidak membuang bekas jarum infuse ke
tempat sampah khusus, dan tidak menggunakan sarung tangan pada saat
meraci obat puyer. Kondisi tersebut sangat beresiko menimbulkan bahaya
bagi keselamatan dan kesehatan pada petugas kesehatan
3.2.1 Hazard
Berdasarkan kasus diatas, termasuk dalam kriteria Risiko Berat,
yaitu potensial bahaya yang sangat mungkin terjadi dan akan
berakibat sangat buruk, sehingga harus dilaksanakan
penanggulangan segera mungkin.
3.2.2 Upaya Evaluasi yang Dilakukan
A. Evaluasi sumatif

7
S : perawat mengatakan terkena jarum suntik dengan keadaan
jarum suntik sudah pernah terpakai.
O : perawat tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan saat akan melakukan tindakan ke pasien dan tidak mencuci
tangan baik sebelum dan sesudah melakukan tindakan, tidak
membuang bekas jarum infuse ke tempat sampah khusus, dan
tidak menggunakan sarung tangan pada saat meraci obat puyer
A : lakukan intervensi
P : peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja perawat dengan
menambah kesadaran diri pentingnya APD, dan melakukan sesuai
prosedur
B. Evaluasi Formatif
1. Apakah risiko yang ada memerlukan
pengendalian
Resiko pada perawat tertular hepatitis B akibat tidak
melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP
2. Tindakan apa saja yang harus dilakukan
Peningkatan pengetahuan perawat untuk melakukan tindakan
sesuai SOP agar tidak terjadi insiden yang merugikan
Pelatihan Keselaman dan Kesehatan Kerja
3. Prioritas risiko yang akan dikendalikan
Menggunakan sarung tangan saat tindakan keperawatan
4. Nilai risiko yang diperoleh dari hasil analisis
dibandingkan dengan criteria yang ditetapkan tentang
batasan risiko yang bisa ditolerir
Tidak menggunakan sarung tangan pada saat meracik obat
puyer menurut analisa kami tindakan ini masih dapat ditolerir
karena obat yang baru dibuka masih dalam keadaan steril.

8
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada kasus di bab 3 dapat disimpulkan bahwa perawat kurang
memperhatikan risiko dan hazard yang terjadi saat melakukan tindakan
keperawatan. Risiko dan hazard yang dilakukan akan memberikan efek besar
bagi perawat yang melakukan. Keselamatan dan kesehatan kerja pada
perawat ruangan di Rumah sakit merupakan hal yang harus diprioritaskan
dalam melakukan tindakan keperawatan.
4.2 Saran
Perawat tersebut perlu diberikan pelatihan Keselamatan Kesehatan Kerja
di Rumah Sakit dan meningkatkan pengetahuan perawat tentang APD
maupun SOP Tindakan Keperawatan, sehingga dapat meminimalisir insiden
yang akan terjadi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2008, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety). Bakti Husada: Jakarta

John, Ridley. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Erlangga.

Listyani, Gustanti, dkk. 2014. Kajian Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di puskesmas Mekarmukti Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.
Bekasi: Fakultas kesehatan Masyarakat , Universitas Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai