Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY.

”S”

DENGAN BBLASR DI RUANG NICU

RS HERMINA JATINEGARA

DI SUSUN OLEH:

YANTI NURSCANTI

RUMAH SAKIT HERMINA JATINEGARA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yg berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada BY.NY. S dengan BBLASR
Di Ruangan Nicu RS Hermina Jatinegara”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari hambatan serta kesulitan. Namun, atas
bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:

1. Sr. Tini S.Kep.Ners


2. Orang tua, suami, dan anak yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih sayang
yang tak terhingga.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yg membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini memiliki keterbatasan dalam penyusunan dan bahasa. Maka dari
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Amin

Jatinegara, 11-16 Maret 2019


.DAFTAR ISI

Halaman

.KATA PENGANTAR i

.DAFTAR ISI ii

.BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan 2

.BAB II KONSEP DASAR 3

A. MEDIS 3

1. Pengertian 3

2. Etiologi 5

3. Tanda dan gejala/ gejala klinis 6

4. Pemeriksaan Penunjang 7

5. Patofisiologi 9

6. Penatalaksanaan Medis 10

B. Keperawatan 10
1. Pengkajian 10

2. Masalah / Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Patoflow Teori 11

3. Rencana tindakan dan Rasional 12

.BAB III LAPORAN KASUS 21

.A. Tinjauan Kasus 21

1. Pengkajian 21

2. Data Fokus 33

3. Analisa data 34

4. Rencana tindakan dan rasional 37

5. Implementasi 42

6. Evaluasi 45

BAB 1V PEMBAHASAN 50

1. Pengkajian 50

2. Diagnosa Keperawatan berdasarkan patoflow kasus 51

3. Perencanaan 51

4. Pelaksanaan 51

5. Evaluasi 52
.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

A. Kesimpulan 53

B. Saran 53

.DAFTAR PUSTAKA 54
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan pada masa neonatus sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar
bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Peralihan kehidupan dari intrauerin ke
ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Banyak masalah pada bayi baru
lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang
disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik dan lngkungan yang kurang baik dalam
kandungan , baik dalam proses persainan maupun sesudah lahir.
Bayi yang dilahirkan dalam keadaan berat badan lahir sangat amat rendah (BBLASR)
merupakan hal yang tidak menyulitkan bila kelahirannya sesuai dengan masa gestasi karena
memiliki struktur anatomik dan fungsi tubuh yang sama dengan bayi yang dilahirkan dengan
berat badan yang normal tetapi mereka tetap memiliki kerentanan terhadap infeksi jauh lebih
rendah daripada bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang normal.
Penyebab utama kematian bayi baru lahir di dunia antara lain bayi lahir premature 29%, sepsis
dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan asfiksia dan trauma. Dalam laporan
WHO yg dikutip dari stte of the world’s mother dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus
disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR). Dari hasil studi morbilitas
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukan bahwa proporsi penyebab kematian
neonatal umur 0-7 hari tertinggi adalah premature dan BBLASR (35%), kemudian Asfiksia
(33,6%). Penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 8-28 hr tertinggi adalah infeksi
sebesar 57,1% ( termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, diare), kemudian problem feeding
(14,3%).
Kasus BBLASR pada neonatus di ruang NICU Rumah Sakit Umum Hermina Jatinegara jarang
ditemukan. Pada tahun 2019, jumlah bayi dengan BBLASR sebanyak 1 kasus. Sedangkan
periode Januari – Maret 2019 jumlah bayi dengan BBLASR sebanyak 1 kasus. Apabila tidak
diberikan penanganan yang cepat dan serius akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi selanjutnya.
Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada
bayi dengan judul. “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.S DENGAN BBLASR DI
RUANG NICU RUMAH SAKIT UMUM HERMINA JATINEGARA.”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penyusunan karya tulis ini adalah agar penuis
dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR di Rumah Sakit
Umum Hermina Jatinegara dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penuls dalam melakukan asuhan keperawatan
pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR adalah agar penulis dapat:
a. Melakukan Pengkajian pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR di ruang NICU Rumah
Sakit Umum Hermina Jatinegara
b. Membuat diagnosa keperawatan pada By. Ny. S dengan BBLASR.
c. Membuat perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada By. Ny. S lahir dengan
BBLASR.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada BY. Ny. S lahir dengan BBLASR.
e. Melakukan evaluasi pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR.
BAB II

KONSEP DASAR

I. MEDIS

A. DEFINISI

Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan berat badan
lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah normal
(kurang dari 1000 gr). (Nic-Noc, 2015)

Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan berat badan
lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi lahir hidup dengan berat badan < 1000 gr.
(Muslimatun, 2010)

BBLR adalah berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa usia gestai.
(Buku ajar perinatology, 2008)

Kejadian BBLASR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa
kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang

Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu (Merenstein, 2002):

1. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan

Masa gestasi < 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu,
atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). Tanda-
tanda bayi premature adalah sebagai berikut:

a. BB kurang dari 1500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm, lingkar dada kurang 30 cm.
b. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.
c. Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
d. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
e. Kepala mengarah ke satu sisi.
f. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering
tampak peristaltik usus.
g. Tulang rawan dan daun telinga imatur.
h. Puting susu belum terbentuk dengan baik.
i. Pergerakan kurang dan lemah.
j. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
k. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
l. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua
paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.
m. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
(pada wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).

2. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya
tersebut (KMK).

Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra
uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin
Usher dan Mc. Lean). Adapun tanda-tanda bayi dismature adalah sebagai berikut:

a. Preterm sama dengan bayi premature

b. Term dan post term :

1. Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.

2. Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.

3. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.

4. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.

5. Tali pusat kuning kehijauan.

6. Mekonium kering.

7. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB.

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.

2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

B. ETIOLOGI

BBLASR disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor ibu

a. Penyakit

1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi


berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS,
TORCH, penyakit jantung.
3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

b. Ibu

1) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun.
2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
4) Keadaan sosial ekonomi

c. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella
bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

d. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi
bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

e. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta
terpapar zat beracun.

C. TANDA DAN GEJALA


a. Fisik

1. Bayi kecil

2. Pergerakan kurang dan masih lemah

3. Kepala lebih besar daripada badan

4. BB <1000 gr

b. Kulit dan Kelamin

1. Kulit tipis dan transparan

2. Rambut halus dan tipis

3. Genitalia belum sempurna

c. Sistem saraf: Reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/ PENUNJANG

1. Radiologi

a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat
dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks pada bayi dengan penyakit membran hyalin
karena kekurangan surfaktan berupa terdapatnya retikulogranular pada parenkim dan
bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya tampak gambaran white lung (Masjoer, dkk, 2007).

b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari
untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial dengan memvisualisasi
ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel anterior yang terbuka (Merenstein,
2002).

2. Laboratorium

a. Darah rutin : HRI, GDS, CRP, IT-Ratio, Elektrolit, AGD

b.Tes kocok/shake test


Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan mengambil cairan amnion yang
tertelan di lambung dan bayi belum diberikan makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam
faal 0,5 c, kemudian ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur dalam tabung kemudian dikocok 15
detik, setelah itu didiamkan 15 menit dengan tabung tetap berdiri. Interpretasi hasil:

1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan


terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.

2) (-) : Bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan artinya paru-paru
belum matang/tidak ada surfaktan.

3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

Jika hasil menunjukkan ragu maka tes harus diulang.

c. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus
otot dan reflek)
d. Pemeriksaan fungsi paru sesuai indikasi
e. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler : echo
f. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
g. Pemantauan elektrolit : pemeriksaan lab elektrolit
h. Perhitungan balard score : pada bayi BBLASR skore 5 pada usia kehamilan 26 mgg (kulit
licin, merah muda,vena membanyang, lanugo banyak, garis telapak kaki merah tipis,
payudara aerola datar, recoil lambat, kelopak terbuka, genetalia testis kanal bagian atas,
rugae jarang)
F . PENATALAKSANAAN

1. Termoregulasi

a. Suhu lingkungan harus hangat 26-28° C.

b. Pastikan alas tidur dan selimut bayi hangat.

c. Pastikan inkubator hangat. Sampai sekitar 29,4 0C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2
0C untuk bayi yang lebih kecil.

d. Saat melakukan tindakan pastikan bayi hangat.

e. Pintu inkubator jangan sering di buka

f. Bila sudah stabil lakukan perawatan metode kangguru.

2. Jaga patensi jalan nafas.

3. Monitor tanda-tanda vital.

4. Bila kemampuan menghisap dan menelan belum terkoordinasi berikan asupan melalui sonde
atau nutrisi parenteral.

5. Pencegahan infeksi, perhatikan teknik aseptic dalam melakukan setian tindakan,


meminimalkan tindakan invasive.

6. Pemberian vit K untuk mencegah pendarahaan

II. KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Biodata
- Pemeriksaan fisik
- Keluhan utama
Menangis lemah, reflek hisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah
- Riwayat penyakit sekarang
Lahir spontan, SC, umur kehamilan antara 24 sampai 37 minggu, berat badan kurang dari 1000
gr, apgar pada 1 – 5 menit, 0 – 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 – 6 kegawatan sedang, 7
– 10 normal
- Riwayat penyakit dahulu
Ibu memiliki riwayat kelahiran premature/BBLASR, kehamilan ganda, hidramnion
- Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM, TB paru, tumor kandungan,
kista, hipertensi
b. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah lengkap hb, ht, leukosit, trombosit, GDS, AGD, bilirubin
- Foto thorax
- Pemeriksaan kultur

2. Masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan patoflow teori

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak matangan paru karena kurang
produksi surfaktan
2. Resiko tinggi hipothermi atau hyperthermia b.d lemak permukaan tubuh lebih luas
dibanding dengan masa tubuh, thermoregulasi belum sempurna
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d dengan reflek menelan lemah akibat prematuritas
4. Resti / gangguan pertukaran gas b.d kurangnya ventilasi ( ekspansi paru ), lemahnya otot
– otot pernafasan
5. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d fungsi ginjal yang belum matur
6. Resiko tinggi infeksi b.d peningkatan kerentaan bayi terhadap sistem imun yang menurun
7. Resiko ggn integritas kulit b.d lapisan subcutan sedikit
8. Cemas pada OT b.d kondisi kesehatan bayi

3. Rencana tindakan dan rasional

NO Diagnose Tujuan dan Tindakan Rasional


keperawatan kiteria hasil
1 Pola nafas tidak Pola nafas 1. Observasi KU 1. Perubahan KU
efektif b.d kembali efektif dan TTV bayi dan TTV
ketidakmatangan setelah 2. Atur posisi memerlukan
paru karena kurang dilakukan kepala bayi tindakan yang
produksi surfactant tindakan semi ekstensi berbeda
Ditandai dengan : keperawatan 3. Kaji adanya 2. Untuk
- Sesak selama 3x24 jam tanda-tanda mempertahank
- RR Kriteria hasil: distress nafas anjalan nafas
- HR - Seak seperti sesak, tetap terbuka,
- Sianosis .. tidak ada sianosis, menurunkan
- Retraksi - RR 40- retraksi, NCH episode apnea
- NCH.. 60x/mnt 4. Berikan ksigen 3. Adanya NCH
- HR 110 sesuai program mekanisme
- Merintih
– 5. Kolaborasi kompensasi
- Spo2..
160x/mnt dengan dokter untuk
- Down score
- Nafas untuk menambah
spontan pemberian diameter
- Sianosis therapy hidung dan
tidak oksigen meningkatkan
- Retraksi 6. Libatkan dan masukkan
tidak beri edukasi oksigen
- NCH orang tua 4. Memenuhi
tidak dalam kebutuhan
mengakaji oksigen
- Merintih
tanda distress adekuat
tidak
nafas 5. Terapi oksigen
- Spo2 88-
7. Beri penkes sesuai
92%
pada OT kebutuhan
- Down
tentang tanda bayi
score 0
gangguan nafas 6. Agar orang tua
dapat
mendeteksi
tanda
kegawatan
pada bayi
7. Orang tua
dapat
mengetahui
tanda
gangguan
nafas

2 Resko tinggi Hipotermi atau 1. Jaga 1. Ruangan


hipothermi atau hipertermi tidak temperature terlalu panas
hiperthermi b.d terjadi setelah suhu ruangan menyebabkan
lemak subkutan tipis, dilakukan 2. Ukur TTV perpindahan
thermoregulasi tindakan 3. Kaji adanya infeksi
belum sempurna keperawatan tanda-tanda 2. Deteksi dini
Ditandai dengan: selama 3x24 jam hipotermi dalam
- Suhu akral Kriteria hasil: seperti akral menentukan
dingin - Suhu dingin, sianosis tindakan
- Cutis 36,5 – perifer selanjutnya
mamorata 37,5 4. Atur suhu 3. Mencegah
- Kulit dingin - Akral incubator pengeluaran
saat disentuh hangat sesuai masa suhu lewat
- Klinis pucat - Cutis gestas evaporasi
- Sianosis mamorat 5. Libatkan OT 4. Agar suhu bayi
perifer a tidak untuk dapat terjaga
ada menghangatka kehangatannya
- Kulit n tangan 5. OT dapat
hangat sebelum terlibat dan
saat memegang mengerti
disentuh bayi pentingnya
- Klinis 6. Beri penkes kehangatan
bayi pada OT bayi
merah tentang 6. Ot dapat
- Sianosis pentingnya mengetahui
perifer menjaga pentingnya
tidak kehangatan kehangatan
- 7. Kolaborasi bayi
dengan dokter 7. Setelah bayi
untuk program stabil untuk
kangguru kangguru
adalah suatu
program untuk
menaikkan BB

3 Gangguan Gangguan 1. Kaji adanya 1. Sebagai dasar


pemenuhan pemenuhan intoleransi pemenuhan
kebutuhan nutrisi b.d kebutuhan terhadap nutrisi kebutuhan
reflek menelan nutrisi teratasi seperti distensi nutrisi dan
lemah akibat setelah abdomen, cairan
prematuritas dilakukan menurunnya 2. Berat badan
Ditandai dengan: tindakan reflek hisap, naik atau stabil
- Reflek hisap keperawatan residu cairan mengidentifika
lemah lambung sikan
- Penuruna BB selama 3x24 jam 2. Timbang BB cukupnya
10% Kriteria hasil: tiap hari nutrisi
- Kembung - Reflek 3. Auskultasi 3. Adanya bising
- BU.. hisap bising usus usus
- Residu kuat sebelum mengidentifika
lambung - BB turun pemberian sikan usus
tidak minum mampu untuk
>10% dilakukan mencerna
- Abdome 4. Kolaborasi makanan
n supel dengan dokter 4. Kebutuhan
- BU untuk nutrisi
dalam pemberian parenteral
batas nutrisi terpenuhi
normal parenteral 5. Agar OT ampu
5. Libatkan OT memberikan
dalam minum
pemberian sehingga
nutrisi mandiri
6. Beri penkes 6. Agar
OT mengenai kebuuhan
kebutuhan nutrisi
nutrisi terpantau

4 Resiko tinggi Infeksi tidak 1. Kaji tanda – 1. Mengidentifik


terjadinya terjadi setalah tanda vital asi perubahan
penyebaran infeksi dilakukan 2. Kaji adanya kondisi pasien
b.d peningkatan tindakan anda – tanda 2. Bermanfaat
kerentaa bayi keperawatan infeksi dalam
terhadap sitem imun selama 3x 24 3. Lakukan mendiagnosis
yang belum matang jam tindakan cuci infeksi
Ditandai dengan: Kriteria hasil: tangan sesuai 3. Mencegah
- K/U.. - Suhu SPO penularan
- Suhu … 36,5 – 4. Edukasi ke OT infeksi
- HR .. 37,5 untuk 4. Menurunkan
- RR .. - HR 110- membatasi stress dan
- Terpasang 160x/mnt pengunjung rangsangan
alat infasif - RR 40- 5. Libatkan OT berlebih
- Reflek hisap 60x/mnt untuk cuci 5. Dapat
lemah - Reflek tangan mencegah
hisap 6. Beri penkes penularan
- Bayi lethargi/
kuat paada OT infeksi
kuning - CRP <6 tentang 6. OT dapat
- CRP.. - It Ratio pentingnya memahami
- It Ratio.. <0,2 cuci tangan pentingnya
- 7. Kolaborasi cuci tangan
dengan dokter 7. Dapat
untuk mengetahui
pemeriksaan adanya infeksi
lab

5 Resiko ggn integritas Ggn integritas 1. Lakukan 1. Menget


kulit b.d lapisan kulit tidak perawatan tali ahui
subcutan sedikit terjadi setelah pusat. kondisi
dilakukan 2. Observasi pasien.
keperawatan tanda-tanda 2. Meman
selama 3x24 jam vital. tau
3. Kolaborasi hasil
Kriteria hasil : pemeriksaan pemeri
darah rutin. ksaan
- Tidak 4. Kolaborasi laborat
ada pemberian orium.
iritasi antibiotika. 3. Obat-
- Tidak 5. Kaji kulit bayi obatan
ada ras dari tanda- sangat
tanda penting
kemerahan, dalam
iritasi, rash, proses
lesi dan lecet penye
pada daerah mbuha
yang tertekan. n.
6. Gunakan 4. Meman
plester non tau
alergi dan adanya
seminimal kemera
mungkin han,
7. Ubah posisi iritasi,
bayi dan rash,
pemasangan lesi dan
elektrode atau lecet.
sensor. 5. Menur
unkan
terjadin
ya
ganggu
an
integrit
as
kulit.
6. Menur
ukan
terjadin
ya
hipoksi
a
jaringa
n

6 Gangguan Gangguan 1. Ukur TTV 1. Mengetahui


pertukaran gas b.d pertukaran gas 2. Kajia adanya status
kurangnya ventilasi ( teratasi setalah tanda – tanda hemodinamik
ekspansi paru ), dilakukan gangguan nafas 2. Mengetahui
lemahnya otot – otot keperawatan seperti sesak, tanda
pernafasan selama 3x24 jam sianosis, kegawatan
Ditandai dengan: Kriteria hasil: retaksi, NCH pada bayi
- RR - RR 40- 3. Monitor spo2 3. Melihat
- Sesak 60x/mnt bayi pencapaian
- Sianosis - Sesak 4. Lakukan saturasi dalam
- NCH tidak ada penilaian darah bayi
- Retraksi - Sianosis gangguan nafas 4. Penilaian
- Down score tidak ada dengan metode sejauh mana
- Nch down score beratnya tanda
- Spo2..
tidak ada 5. Lakukan gangguan
- Hasil AGD..
- Retraksi penghisapan nafas
tidak ada lendir 5. Agar
- Down 6. Libatkan OT pernafasan
score 0 dalam tidak
- Sop2 88- perawatan tersumbat oleh
92% bayinya slem
7. Beri penkes 6. OT dapat
- Hasil
pada OT mendeteksi
AGD
tentang tanda - kegawatan
dalam
tanda nafas bayi
batas
gangguan nafas 7. OT dapat
normal 8. Kolaborasi mengerti
dengan dokter kondisi
untuk bayinya
pemeriksaan 8. Mendapat
AGD terapi oleh
dokter

7 Gangguan Gangguan 1. Kaji tanda – 1. Mengetahui


keseimbangan cairan keseimbangan tanda status hidrasi
elektrolit b.d fungsi cairan dan gangguan pasien
ginjal yang belum elektrolit teratasi keseimbangan 2. Sebagai
matur setelah dilakukan cairan dan indicator
Ditandai dengan: tindakan elektrolit pengeluaran
- Turgor kulit keperawatan seperti ubun – cairan berlebih
tidak elaastis selama 3x24 jam ubun cekung, 3. Monitor
- UUB cekung Kriteria hasil: turgor tidak keseimbangan
- Mata cekung - Turgor elastis, mata pemasukkan
- Mukosa kulit sembab dan pengeluaran
mulut kering elastis 2. Ukur dieresis 4. OT dapat
- Dieresis - UUB pasien memahami
- Hasil datar 3. Ukur dan catat tentang kondisi
elektrolit - Mata intake dan bayi
tidak output 5. Pemberian
cekung 4. Beri penkes therapi
- Mukosa pada OT tanda
lembab – tanda
- Dieresis gangguan
normal keseimbangan
- Hasil cairan dan
elektrolit elektrolit
dalam 5. Kolaborasi
batas dengan dokter
normal pemeriksaan
elektrolit

Cemas pada OT b.d Cemas teratasi 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui


kondisi kesehatan setalah dilakukan kecemasan OT sejauh mana OT
bayi pertemuan tentenag mengetahui
- Kurang selama 3 x 24 perawatan dan kondisi anaknya
informasi penyakit 2. Agar tercipta
- Salah jam anaknya rasa percaya
menafsirkan Kriteria hasil: 2. Bina hubungan 3. Agar OT
informasi - OT saling percaya mampu
Ditandai dengan: mengatak dengan OT merawat
- OT an 3. Libatkan anaknya
menanyakan mengerti keluarga dalam 4. Agar keluarga
kondisi tentang perawatan mengerti
anaknya perawata anaknya perawatan bayi
- Ekspresi n 4. Beri penkes ke 5. OT dapat
wajah OT anaknya OT mengenai mengetahui
cemas - Ekspresi perawatan bayi kondisi
wajah OT 5. Kolaborasi penyakitnya
tidak dengan dokter
terlihat untuk
cemas memberikan
penjelasan
tentang proses
penyakit
BAB III

LAPORAN KASUS

1. Pengkajian.
1. Identitas pasien :
a. Nama bayi : By. Ny S
b. Umur / Tanggal lahir : 20 hari
c. No CM : A464798
d. Suku Bangsa : Betawi
e. Alamat : jln.kayu manis 1 lama no 19 rt 08/08
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.firman
b. Umur : 26 tahun
c. Pekerjaan : swasta
d. SukuBangsa : betawi
e. Alamat : jln kayu manis1 lama no 19 rt 08/08
3. Tiba di ruangan tanggal: (di NICU)11-03-2019 Pukul: 10.00
Pengkajian diperoleh dari: tn firman
Tgl/Jam pengkajian:
Cara masukRMenggunakan isolet transport ‡Couve ‡Infant Warmer Digendong 0 Box bayi
4. Asal masuk :‡IGD 0Poliklinik ‡Rujukan dr spesial/RS Luar/bidan/klinikROK
‡VK
5. Penanggung jawab : tn firman
6. Usia :26 tahun
7. Pekerjaan : swasta
8. Suku bangsa : betawi
9. Keluhan utama : sesak
10. Riwayat obstetrik : P2AoUsia gestasi : 26 minggu > 5 hr
11. Pernah di rawat : R Ya 0 Tidak
Status gizi ibu : RBaik ‡Buruk
12. Obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan:‡Tidak adaRAda, jenis vitamin
13. Kebiasaan ibu : ‡Merokok ‡Minum Jamu ‡Minuman beralkohol RTidak ada
14. Riwayat persalinan :RSC 0Spontan Kepala /Bokong ‡VE ‡FORCEP R
presentasi kepala.
Ketuban:0Jernih ‡Hijau encer/kental ‡Meconium ‡Darah ‡Putih keruh Roligo berat.ketuban
habis
Volume :0Normal ROligohidramnion‡Poligohidramnion, APGAR SCORE:7/8 Antropometri
BBL : BB:980 gr, PB:26 cm, LK:21 cm, LD: 20cm, LP:19 cm
15. Riwayat penyakit keluarga:0Tidak ada RAda:‡Diabetes ‡Kanker ‡Asthm‡Jantung R
__ibu oprasi mamae.__________
16. Riwayat tranfusi darah : RTidak ‡Ya, kapan Timbul reaksi ‡Tidak/Ya __
17. Riwayat imunisasi : RTidak 0Ya, sebutkan

A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :‡Tampak Tidak Sakit ‡Sakit Ringan RSakit Sedang ‡Sakit Berat
2. Kesadaran :RCompos Mentis 0Apatis ‡Somnolen‡Sopor ‡Sopor Coma ‡Coma
3. GCS :E4M4V2
4. Tanda Vital:Sh:38 °C, Nadi: RR: x/mnt48, Retraksi : Ringan SpO 2: 96% ,TD : 83/41
map 54. Down Score: 1
5. Berat badan : BB:980 gr, PB:26 cm, LK:21 cm, LD:20 cm, LP:19cm
6. Gol darah/Rh (Bayi) :RA 0B 0O ‡AB Rh: RPositif ‡Negatif
Gol darah/Rh (Ibu) :RA 0B ‡O 0AB Rh: ‡Positif ‡Negatif
Gol darah/Rh (Ayah) RA 0B 0O ‡AB Rh: ‡Positif ‡Negatif
Pengkajian Persistem :

Sistem Susunan Gerak bayi: RCukup Aktif 0Kurang Aktif


Syaraf Pusat UUB : RDatar ‡Cekung ‡Tegang ‡Menonjol ‡Lain
Kejang : RTidak Ada ‡Ada kejang
Reflek : RMoro RMenelan:kurang RHisap: Kurang
kuatRBabinski RRooting ‡Lain-lain
Tangis bayi: RKuat ‡Melengking ‡Lain-lain
Sistem Penglihatan Posisi mata: RSimetris ‡Asimetris
Besar Pupil: RIsokor ‡Anisokor
Kelopak mata: RTAK ‡Edema ‡Cekung ‡Lain-lain
Konjungtiva: RTAK ‡Anemis ‡Konjungtivitis ‡Lain-lain
Sklera : RTAK 0Ikterik ‡Perdarahan ‡Lain-lain
Sistem Pendengaran RTAK ‡Asimetris ‡Serumen ‡Keluar Cairan ‡Tidak ada
Lubang Drum ‡Lain-lain
Sistem Penciuman RTAK ‡Asimetris ‡Pengeluaran Cairan ‡Lain-lain
Sistem Warna Kulit: RKemerahan ‡Sianosis ‡Pucat ‡Lain-Lain
Cardiovaskuler Denyut Nadi: RTeratur ‡Tidak Teratur RFrekuensi 170 X/Mnt
Sirkulasi : RAkral Hangat ‡Akral Dingin RCRT: <3 Detik
Pulsasi : RKuat ‡Lemah ‡Mur-Mur ‡Lain-Lain
Sistem Pernafasan Pola nafas:RNormal:48x/mnt ‡Bradipneu:x/menit 0Takipneu
Jenis pernafasan: ‡Pernafasan Dada RPernafasan Perut
RAlat bantu nafas:setingan venti p-simv
Irama Nafas: RTeratur ‡Tidak Teratur
Retraksi : 0Tidak Ada RRingan ‡Sedang ‡Berat
Air Entri : RUdara masuk ‡Penurunan udara masuk ‡Tidak
ada udara masuk
Merintih : RTidak ada ‡Terdengar dengan stetoskop
‡Terdengar tanpa stetoskop
Suara Nafas: RVesikuler ‡Wheezing ‡Ronchi ‡Stridor
Sistem Pencernaan Mulut : RTidak ada kelainan ‡Simetris ‡Asimetris ‡Mucosa
mulut kering ‡Bibir pucat RLain-lain :Tidak ada
Lidah : RTidak ada kelainan ‡Kotor ‡Gerakan asimetris ‡Lain-
lain
Oesofagus: RTidak ada kelainan ‡Lain-lain
Abdomen : RSupel ‡Asites ‡Tegang RBising usus: 8-10 x/mnt
BAB : RNormal ‡Konstipasi ‡Melena ‡Colostomy ‡Diare,
frekuensi: 2x/24jam RMeco pertama, tgl/jam:18/02/19 jam
14.00 wib
Warna : ‡Kuning ‡Dempul ‡Coklat ‡Hijau RLain-lain meco
Sistem BAK : RNormal,5-6x/hari‡Urin menetes ‡Sakit Ya/Tidak
Genitourinaria ‡Oliguri RBAK pertama, tgl/jam: 18/02/19 jam 19.00
Warna : RJernih ‡Kuning ‡Kuning pekat ‡Lain-lain
Sistem Reproduksi Laki-laki : RNormal ‡Hipospadia ‡Epispadia ‡Fimosis
‡Hidrokel ‡Lain-lain:
Jenis Kelamin: Perempuan
: 0Normal ‡Keputihan ‡Vagina skintag RLain-lain: BBL
Sistem Integument Vernic kaseosa: 0Ada 0Tidak ada ‡Lain-lain
Lanugo : 0Tidak ada 0Banyak RTipis ‡Bercak-bercak tanpa
lanugo ‡Sebagian besar tanpa lanugo
Warna : ‡Pucat 0Ikterik kr.I ‡Sianosis RNormal ‡Lain-lain
Turgor : RBaik ‡Sedang ‡Buruk
Kulit : RNormal ‡Rash/kemerahan ‡Lesi ‡Luka ‡Memar
‡Ptechie ‡Bula‡kering
Kriteria Resiko dekubitus: ‡Jaringan/elastisitas kulit kurang
‡Immobilisasi RDirawat di NICU
(Bila satu/lebih kriteria di atas, lakukan pengkajian dengan
menggunakan formulir pengkajian resiko dekubitus)

Sistem Lengan: ‡Fleksi ‡Ekstensi RPergerakan aktif 0Pergerakan


Muskuloskeletal kurang aktif ‡Lain-lain________
Tungkai: ‡Fleksi ‡Ekstensi RPergerakan aktif 0Pergerakan
kurang aktif ‡Lain-lain________
Rekoil telinga: ‡Rekoil lambat RRekoil cepat ‡Rekoil segera
Garis telapak kaki: 0Tipis ‡Garis transversal anterior RGaris 2/3
anterior 0Seluruh telapak kaki

B. Spiritual
Agama :RIslam ‡Protestan ‡Katolik ‡Hindu ‡Budha ‡Konghucu ‡Lain-lain____________
Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap:
0Tidak RYa, sebutkan alasannya: trauma karena kedua anaknya meninggal

Konflik antara kepercayaan spiritual dengan ketentuan system kesehatan

‡Bimbingan rohani ‡Lain-lain ___________________________________

C. Status psikologi (orangtua)


0Tenang RCemas ‡Sedih ‡Depresi ‡Marah ‡Hiperaktif ‡Mengganggu sekitar ‡Lain-lain __

D. Kenyamanan /pengkajian nyeri (asesmen nyeri) pada usia 0-1bulan(NIPS)


Nyeri : tidak ada

Indikator kategori Skor Hasil skor


Ekpresi wajah Santai 0 0
meringis 1
Menangis Tidak menangis 0 0
Merengek 1
Menangis keras 2

pola nafas
Rileks 0
Pola nafas lengan Perubahan pola nafas 1 1
Tertahan 0 0
Lengan tungkai Flexi/ekstensi 1
Tertahan/rileks 0 0
Tungkai keadaan Flexi/ekstensi 1
terangsang Tidur/bangun 0 0
Kedaan Rewel 1
terangsang
Total skor 1

*keterangan skor : 0 bebas nyeri, 1-2 nyeri ringan s/d sedang, 3-4 nyeri sedang, >4 nyeri
berat
Bila terdapat nyeri ,lakukan observasi lanjutan dengan menggunakan formulir

E. Kebutuhan komunikasi /pendidikan dan pengajaran orangtua


1. Bicara : RNormal ‡Tidak gangguan
2. Bahasa sehari-hari : Indonesia
3. Penterjemah : RTidak ‡Ya, sebutkan _____________RBahasa isyarat : ‡Ya RTidak
4. Masalah penglihatan : RTidak ‡Ya, sebutkan
5. Pendidikan penanggung jawab : ‡SD ‡SMP RSLTA 0Akademi/PT ‡Pasca sarjana ‡Lain-
lain
6. Pasien/keluarga menginginkan informasi tentang : RProses penyakit RGizi/nutrisi
‡Terapi/obat RPeralatan medis RTindakan/pemeriksaan ‡Lain-lain
F. Kebutuhan privasi orangtua : RTidak ‡Ya
‡Keinginan waktu/tempat wawancara dan tindakan
‡Pengobatan
‡Kondisi penyakit
‡Transportasi, ‡Lain-lain__

G. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal & Jam Hasil laboratorium Hasil radiologi


18-02-2019 Jam Hemoglobin 16,8 g/dl Hasil rontgen:sugetif HMD grade II-
15:40 Hematokrit 48,8 % III
Leukosit 24,82/mm3
Trombosit 236.000/ mm3
GDS 277 gr/dl
Natrium 147 mEq/l
Kalium 3,62 mEq/l
Clorida 107,4 mEq/l
Calcium 6,32 mg/dl
Hasil AGD
Ph 7,365
Pco2 37,2 mmhg
Po2 45 mmhg
Hco3 21,3 mmol/L
BE -4,3 mmol/L
O2 Saturasi 79,3%
19-02-19 jam Hasil AGD
14.00 WIB Ph 7,428
Pco2 43,3 mmhg
Po2 71 mmhg
Hco3 28,6 mmol/L
BE -4,1 mmol/L
O2 Saturasi 94,4%
22-02-19 jm Hemoglobin 10,6 g/dl
02.30 WIB
Hematokrit 30,3 %
Leukosit 21,53/mm3
Trombosit 184.000/ mm3
GDS 128 gr/dl
Natrium 154,20 mEq/l
Kalium 3,32 mEq/l
Clorida 121,70 mEq/l
Calcium 1,24mg/dl
albumin 2,80 g/dl
bil total 8,10 mg/dl
Hasil AGD
Ph 7,237
Pco2 38 mmhg
Po2 158 mmhg
Hco3 16,32 mmol/L
BE -11,5 mmol/L
O2 Saturasi 99,1%
CRP < 6 mg/dl
25-02-19 - Hsl rontgen:Sugestif HMD gr 11
26-02-19 - Hasil echo:tidak ada PJB
02-03-19 - Hasil USG kepala: IVH grade 111
05-03-19 Hemoglobin 10,8g/dl
Hematokrit 30,1 %
Leukosit 21,08/mm3
Trombosit 154.000/ mm3
GDS 77 gr/dl
Natrium 155,30 mEq/l
Kalium 1,33 mEq/l
Clorida 135,40 mEq/l
albumin 2.00g/dl
bil total 10,10mg/dl
Hasil AGD
Ph 7,393
Pco2 34,9 mmhg
Po2 44 mmhg
Hco3 21,3 mmol/L
BE -3,8 mmol/L
O2 Saturasi 79,8%
08-03-19 AGD Hsl rontgen:Sugestif pneumonia
neonatus

PH 7,187 mmHg, PCO2 50 mmHg,


PO2 60 mmHg, HCO3 13, 8
mmol/L, TCO2 14,9mmol/L BE -14
mmol/L SaO2 78%

Keterangan : gambar rontgen ke- 1 tgl 18/02/19 dan gambar ke-2 tgl 25/02/19

Keterangan : gambar rontgen tgl 08/03/19


ASESMEN GIZI/SKRINING GIZI OLEH PERAWAT
1. Minum : RASI 0PASI RFrekuensi 12x2 cc 0Masalah : 0Ada scoring RTidak ada scoring
(0)
2. Penurunan BB : 0≤10% dari BBL (0) 0≥10% dari BBL (1)
3. Penyakit yang menyertai jika ada scoringnya 2
‡Sepsis ‡Jantung RBBLR ‡Hipoglikemi ‡Diarhoe RLain-lain Tidak ada

Total score

Jika <2 :diet yang diberikan RASI ‡PASI RPER OGT

Jika >2 :‡Lapor DPJP ‡Asesmen lanjut oleh ahli gizi

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

‡Nyeri RSuhu tubuh hipotermi RPola nafas tidak efektif

RNutrisi ‡Eliminasi RIntegritas kulit

‡Mobilitas/aktivitas RKeseimbangan cairan dan RJalan nafas/pertukaran gas


elektrolit
‡Pengetahuan/komunikasi ‡Lain-lain
‡Peningkatan kadar
RInfeksi bilirubin

‡Keselamatan pasien ‡Perfusi jaringan


H. Rencana Keperawatan

1. Observasi KU dan TTV


2. Atur posisi bayi semi ekstensi
3. Observasi tanda distress nafas
4. Monitor saturasi oksigen
5. Libatkan OT dalam perawatan bayinya
6. Beri penkes tentang perawatan minimal handling
7. Kolaborasi pemberian oksigen
I. Perencanaan Perawatan Interdisiplin/Referal
1. Diet dan nutrisi : RTidak ‡Ya
2. Rehabilitasi medik : RTidak ‡Ya
3. Farmasi : RTidak ‡Ya
4. Perawatan luka : RTidak ‡Ya
5. Manajemen nyeri : RTidak ‡Ya
6. Lain-lain : RTidak ‡Ya

PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)

Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang perencanaa pulang ? ‡Tidak RYa

1. Lama perawatan rata-rata : 30 hari


2. Tanggal perencanaan pulang : 18-03-2019
3. Perawatan lanjutan yang diberikan di rumah:

‡Hygiene (mandi, BAB/BAK)


‡Perawatan luka
RPerawatan bayi
‡Pemberian obat
‡Lain-lain_______________________
‡Pemberian minum NGT/Sendok/Dot bayi
RNutrisi
‡Latihan gerak/Exercise
‡Pemeriksaan laboratorium lanjut
‡Penyakit/diagnosa______________

4. Bayi tinggal bersama : ROT Kandung ‡Keluarga


5. Transportasi yang digunakan : RKendaraan Pribadi (mobil, beroda dua dll)
‡Kendaraan Umum ‡Mobil ambulance ‡Lain-lain _____

Diisi oleh tenaga keperawatan yang melakukan Tanda tangan


pengkajian
Tanggal : 11/03/19
Waktu selesai : Sr..Siti & Sr. Yanti

DATA FOKUS

Ds: DO:

- OT - Terpasang ventilator mode P SIMV PEEP 5 PC 12 RR 40x/mnt


menanyaka Fi02 25%
n kondisi
bayinya saat - TTV : Hr 140-170 x/mntSuhu 37-38 0C RR 48 x/mnt TD 87/52
ini Map 67 mmhg Sa02 90-95%
- NCH hilang timbul, retraksi ringan
- Slym ada sedikit
- Hasil AGD tgl 05/03/19 : PH 7,399 PCO2 34,9 mmhg PO2 44
mmhg HCO2 1,3 mmol/L BE -3,8 mmol/L O2Saturasi 79,8%
- Hasil rontgen 08/03/19 : pneumoni neonatus
- BB 1140 gram.usia gestasi 29 minggu
- Terpasang OGT tertutup.residu tidak ada.minum ASI 12x2 cc.
- Refleks hisap dan menelan masih lemah
- Hasil Lab tgl 5/03/19 Hb 10,8 g/dl Albumin 2,00 g/dl
- Bayi dapat therapi antibiotik cefepime 2x50 mg. Amikin 1x7,5
mg.
- Hasil lab tgl 26/03/19: Hemoglobin 10,8g/dl Hematokrit 30,1 %
Leukosit 21,08/mm3 Trombosit 154.000/ mm3 GDS 77
gr/dl Albumin 2,20 g/dl Bil total 7,60 mg/dl CRP ,6 mg/dl.
- Terpasang iufd N5D10+KCL 10 meq/kolf Aminosteril 1 gr/hari
Lipid 2 gr/hari
- Suhu inkubator 330C
- OT tampak cemas dan bertanya tentang kondisi bayinya.

ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI


DS:- Pola nafas tidak efektif Imaturitas organ
pernafasan
DO:

 Ku sedang
 Terpasang ventilator mode P-
SIMV.Setting PEEP 5. PC 12. Rate
40x/mnt.
 TTV : HR 140-170x/mnt. Suhu 37-
380C. RR 48x/mnt. TD 87/52 map
67.Spo2 90-95%.
 NCH hilang timbul
 Retraksi ringan
 Grunting tidak ada.
 Hsl AGD tgl 5-3-19 :
Ph 7,39.Pco2 34,9mmhg.
Po2 44 mmhg.
Hco3 21,3mmol/L.
BE -3,8mmol/L.
O2Saturasi 79,8%
DS:- Resti ketidakseimbangan Lemahnya refleks
pemenuhan kebutuhan hisap dan refleks
nutrisi menelan
DO:

 Terpasang OGT
 Refleks hisap dan menelan kurang
 Terpasang lipid dan aminosteril
 Minum Asi 12x2 cc
 Kembung tidak ada
 BB=1140 gram
 Hsl Hb 10,8 gr/dl tgl 05-03-19.

DS: Resti infeksi Immaturitas struktur


kulit
DO:

 Terpasang ETT
 Terpasang longline
 Usia gestasi 29 minggu
 Bb 1140 gram
 Antibiotik cepefime 2x50 mg
 CRP <0,6 mg/dl
 IT-Ratio 0,06

Ds: Resti ketidakseimbangan imaturitas sistem


temperatur tubuh thermoregulasi
DO:

 Usia gestasi 29 minggu


 BB 1140
 Suhu: 380C
 Setingan suhu inkubator 330C
 Kulit tipis

DS: Gangguan pertukaran gas Imaturitas otot otot


pernafasan
DO:

 Terpasang vetilator setingan P-SIMV


 Hsl AGD tgl 5-3-19 :
Ph 7,39.Pco2 34,9mmhg.
Po2 44 mmhg.
Hco3 21,3mmol/L.
BE -3,8mmol/L.
O2Saturasi 79,8%
 TTV : HR 140-170x/mnt. Suhu 37-
380C. RR 48x/mnt. TD 87/52 map
67.Spo2 90-95%.
 Retraksi minimal

Ds: Gangguan rasa aman:cemas Hospitalisasi anak


Ot bertanya perkembangan bayinya,apakah
sudah ada kemajuan atau tidak,untuk kadar
oksigen sudah menurun ataw belum dan
minumnya sudah berapa cc.

Do:

 Ot tampak cemas dengan kodisi


bayinya
 Ayah bayi bertanya tentang kondisi
bayinya

PRIORITAS MASALAH

1. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan


2. Gangguan pertukaran gas b/d imaturitas otot otot pernafasan
3. Resti ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d pusat pengaturan suhu dihipotalamus
immature
4. Resti infeksi b/d imaturitas struktur kulit
5. Resti ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d lemahnya refleks hisap dan
reflek menelan
6. Cemas OT b/d hospitalisasi anak
RENCANA TINDAKAN & RASIONAL

NO TGL PERENCANAAN

DIAGNOSA DITEG RASIONAL


AKKA TUJUAN KRITERIA RENCANA
DX N HASIL TINDAKAN
I Pola nafas tidak 11/03/1 Pola napas R Bayi 1. Ukur tanda 1. Perubahan ku
efektif b/d 9 efektif bernapas – tanda dan ttv
imaturitas organ spontan vital 2- 3 memerlukan
pernafasan J: R Terat tanpa jam sekali tindakan
DS:- 10.00 asi ventilator atau sesuai yang berbeda.
DO: kebutuhan
- Terpasang Sr Y/  Tida R TTV 2. Observasi 2. Dengan
ventilator sr S k dalam adanya mengetahui
mode P- terja batas tanda – adanya
SIMV.Settin di normal tanda distress
g PEEP 5. distres nafas,akan
PC 12. Rate Setelah HR : 120-160 napas semakin
40x/mnt. dilakukan x/mnt seperti mudah
- TTV : HR tindakan sesak, menentukan
140-170x/mn keperawatan RR : 40-60 x/mnt NCH, tindakan
t. Suhu 37- selama Retraksi, keperawatan.
380C. RR 14x24 jam Suhu : 36,5- Sianosis, 3. Untuk
37,50C
48x/mnt. TD grunting menjaga
87/52 map 3. Berikan patensi jalan
R Tidak ada
67.Spo2 90- posisi semi nafas
tanda –
95%. ekstensi 4. Agar
tanda
- NCH hilang 4. Berikan oksigenasi
distres
timbul oksigen terpenuhi
napas
- Retraksi sesuai
(sesak,
ringan program 5. Mengetahui
retraksi,
- Grunting 5. Monitor pemenuhan
sianosis,
tidak ada. SpO2 suplai
grunting,
oksigen.
nch )
Hsl AGD tgl 5-3-19 6. OT dapat
R Hasil
: 6. Berikan mengetahui
AGD
penkes tanda tanda
- Ph 7,39.Pco2 normal
pada gangguan
- PCo2 tentang nafas
34,9mmhg. tanda –
- Po2 44
mmhg. PH : 7,37-7,45 tanda
- Hco3 distres 7. Ot dapat
21,3mmol/L. PCo2 : 33- napas mendeteksi
- BE - 44mmHg 7. Libatkan kegawatan
3,8mmol/L. orangtua pada bayi
- O2Saturasi P02 : 71-104 dalam
mmHg Perawatan
79,8% minimal 8. Therapy
HCO3 : 22-27 handling oksigen
mmol/L 8. Kolaborasi sesuai
dengan kebutuhan
TCO2 : 23-27
dokter bayi.
mmol/L
untuk
weaning
BE: (-2)- 3
setingan
mmol/L
ventilator
Spo2: 94-98%
II Gangguan 11/03/1 Ganguan R Bayi 1. Observasi 1. Untuk
pertukaran gas b/d 9 pertukaran bernapas pola napas mengetahui
imaturitas otot otot gas spontan dan perubahan
pernafasan J 10.00 tanpa karakteristi kondisi.
DS: ventilator k
DO: Sr S / R Hasil pernapasan
- Terpasang Sr Y R Terat AGD , suara
ventilator asi normal napas.
seting P- 2. Monitor
SIMV  Tida PH : 7,37-7,45 pengemba
- Hsl AGD tgl k ngan dada
terja PCo2 : 33- 2. Untuk
5-3-19 : pasien
di 44mmHg memastikan
 Ph
selang ETT
7,39.
P02 : 71-104 yg terpasang
Pco2
mmHg 3. Pertahanka di posisi yang
Setelah n posisi benar.
34,9
dilakukan HCO3 : 22-27 semi 3. Menjaga
mmh
tindakan mmol/L ekstensi patensi jalan
g.
keperawatan 4. Berikan nafas
 Po2
selama 3x TCO2 : 23-27 penkes
44
24 jam mmol/L pada
mmh
tentang
g. pentingnya
 Hco3 BE: (-2)- 3 Ventilasi 4. Ot
mmol/L yang mengetahui
21,3 adekuat pentingnya
mmol Spo2: 94-98% 5. Libatkan pemberian
/L. orangtua oksigen yg
R TTV dalam tepat.
 BE -
dalam mengenali
3,8m
batas tanda
mol/L
normal distress
.
 O2Sat napas
HR : 120-160
urasi 6. Kolaborasi
x/mnt 5. OT
dengan
mengetahui
79,8 dokter
RR : 40-60 x/mnt tanda
% untuk
kegawatan
- TTV : HR pemeriksa
Suhu : 36,5- nafas pada
140-170x/mn an AGD
37,50C bayi.
t. Suhu 37-
380C. RR R Tanda-
48x/mnt. TD tanda
87/52 map distres 6. Untuk
67.Spo2 90- napas mengatur
95%. seperti, seting
- Retraksi sesak, ventilator
minimal NCH, selanjutnya.
retraksi,
sianosis,
grunting
tidak ada

III Resti 11/03/1 Termoregul R Suhu 36.5 1. Observasi 1. Untuk


ketidakseimbangan 9 asi tidak – 37.5 adanya mendeteksi
temperatur tubuh b/d efektif R HR 120 – tanda- dini dalam
imaturitas sistem J 10.00 160 x/mnt tanda menentukan
thermoregulasi R Akral hipotermi ( tindakan
Sr S / hangat akral
Ds: Sr Y  Terat R Kutis dingin,
asi marmorata kutis
DO: tidak marmorata
RTidak R Letargi , sianosis
- Usia gestasi tidak 2. Mencegah
R Klinis perifer)
29 minggu terjadi merah 2. Rawat terjadinya
- BB 1140 R Sianosis bayi dalam hipotermi
- Suhu: 380C tidak ada lingkungan
- Setingan thermal
suhu Setelah neutral
inkubator dilakukan 3. Atur suhu
330C tindakan inkubator
- Kulit tipis keperawatan 3. Agar bayi
sesuai
selama 3x tetap hangat
dengan
24 jam masa
gestasi
bayi
4. Mencegah
4. Lakukan
terjadinya
perawatan
pengeluaran
minimal
lewat
handling
evaporasi
5. Berikan
5. Ot
penkes
mengetahui
tentang
pentinggnya
tanda –
menjaga
tanda
kehangatan.
hipotermi
6. Libatkan
ot untuk
menghang 6. Ot mengerti
atkan cara
tangan menghangatk
sebelum an tangan.
memegang
bayi
7. Kolaborasi
dengan
dokter
untuk 7. Untuk
metode menaikan BB
kangguru dan status
psikologi
bayi.

IV Resti infeksi b/d 11/03/1 Infeksi R Tidak ada 1. Kaji 1. Untuk


imaturitas struktur 9 tanda – adanya memudahkan
kulit tanda tanda – pemberian
J 10.00 infeksi tanda therapy.
DS: lokal : infeksi
Sr S /  Terat tidak ada lokal atau
DO: Sr Y asi plebitis sistemik
R Tanda- seperti
- Terpasang RTidak tanda klinis
ETT H ke 3 terjadi infeksi kuning,
- Terpasang sistemik tangisan
longline H ke seperti melengkin
4 tidak ada : g, Letargi,
- Usia gestasi Setelah 2. Untuk
letargi, peningkata
29 minggu dilakukan mencegah
klinis n suhu
- Bb 1140 tindakan penularan
kuning, tubuh.
gram keperawatan infeksi
tangisan 2. Cuci
- Antibiotik selama 3x24 melengkin tangan
cepefime jam g sebelum
2x50 mg R TTV dan 3. Untuk
- Suhu 380C dalam sesudah mengurangi
- It-Ratio 0,06 batas memegang tingkat stress
- CRP <6 normal bayi pada bayi.
mg/dl 3. Lakukan
HR : 120-160 perawatan
x/mnt minimal
handling 4. Untuk
RR : 40-60 x/mnt 4. Lakukan mencegah
tindakan infeksi
Suhu : 36,5- septik dan nasokomial
37,50C aseptik
dalam
R Hasil IT-Ratio
melakukan
dan CRP normal
tindakan
invasif
It-Ratio < 0,13 5. Agar OT
5. Berikan
penkes mengetahui
CPR < 6 mg/dl
tentang tanda tanda
tanda – infeksi.
tanda
infeksi
6. Libatkan
keluarga
dalam 6. Mencegah
mencuci penularan
tangan infeksi
sebelum
dan
sesudah
memegang
bayi

7. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian 7. Untuk
therapi mengevaluasi
antibiotik pemberian
antibiotic.

V Resti pemenuhan 11/03/1 Ganguan R Reflek 1. Kaji reflek 1. Untuk


kebutuhan nutrisi b/d 9 nutrisi hisap baik hisap bayi mengetahui
lemahnya refleks kurang dari R Bising kemampuan
hisap dan reflek J 10.00 kebutuhan usus 2. Observasi oral motoric
menelan normal Adanya bayi.
Sr S / R Muntah intoleransi 2. Untuk
DS:- Sr Y tidak ada nutrisi mengetahui
 Terat R Residu bayi kemampuan
DO: asi tidak ada ( muntah, usus bayi
R BB turun residu, mencerna
- Keadaan RTidak tidak lebih kembung, makanan.
umum lemah terjadi dari 10 % bising usus
- Terpasang lemah, )
OGT hari ke 3. Ukur dan
1 catat
- Refleks hisap Setelah
intake dan
dan menelan dilakukan 3. Untuk
output
kurang tindakan mengukur
4. Timbang
- Terpasang keperawatan kebutuhan
BB setiap
lipid dan selama 3x nutrisi bayi.
hari
aminosteril 24 jam 4. Untuk
- Minum Asi mengevaluasi
12x2 cc nutrisi dan
- Bb…. kebutuhan
- Kembung 5. Berikan cairan yg
tidak ada penkes ke sudah
- BB=1140 keluarga diberikan.
gram tentang 5. Ot mengerti
- Hsl Hb 10,8 tanda – pentingnya
gr/dl tgl 05- tanda nutrisi.
03-19 intoleransi
nutrisi
6. Libatkan
keluarga
dalam
pemenuha 6. OT
n nutrisi mengetahui
pasien kebutuhan
(menyusi minum bayi
atau per hari.
memompa
asi )
7. Kolaborasi
dengan
dokter
untuk
pemberian
7. Agar nutrisi
nutrisi
bayi
enteral
terpenuhi.
atau
parenteral
8. Kolaborasi
dengan
petugas
terapi 8. Supaya reflex
wicara hisap dan
untuk oral menelan baik.
motorik

VI Cemas OT b/d 11/03/1 Cemas R Ekpresi 1. Kaji 1. Mengetahui


hospitalisasi anak 9 teratasi wajah OT tingkat tingkat
setalah tidak kecemasan kecemasan
dilakukan cemas OT OT.
Ds: J 10.00 keperawatan R OT tentang
selama 3 x mengataka perawatan
Ot bertanya Sr S / 24 jam n dan
perkembangan Sr Y cemasnya penyakit 2. Agar terjalin
bayinya,apakah berkurang anaknya trust.
sudah ada kemajuan 2. Bina
atau tidak,untuk hubungan
kadar oksigen sudah saling
menurun ataw belum percaya
dan minumnya dengan OT
sudah berapa cc. 3. Agar
3. Libatkan
kecemasan
keluarga OT
Do: dalam berkurang
perawatan
- Ekspresi
anaknya
wajah ot
4. Beri
tampak
penkes ke 4. Agar
cemas keluarga
OT
dengan mengerti
mengenai
kodisi perawatan
perawatan
bayinya bayi
bayi
- Ayah bayi
5. Kolaborasi
bertanya 5. OT dapat
dengan
tentang mengetahui
dokter
kondisi kondisi
untuk
bayinya penyakitnya
memberika
n
penjelasan
tentang
proses
penyakit

Implementasi dan Respon


Tanggal No Tindakan dan Respon Nama&TTD
dan jam perawat
Dx
11/03/19 Dx I, Mengkaji tanda tanda vital Sr Y /Sr S
II
10.00 Keadaan umum sedang, kesadaran compos
mentis,terpasang Ventilator mode P-SIMV PEEP 5 PC
12.fio2 25% .Rate 40x/mnt.

TTV : HR 140-170x/mnt. Suhu 37-380C. RR 48x/mnt. TD


87/52 map 67.Spo2 90-95%.

Memberikan minum via OGT ASI sebanyak 2 cc

Dx V Respon:residu tidak ada,muntah tidak ada.kembung tidak


10.05 ada.sesak dan cyanosis tidak ada.

Mengatur posisi pasien


Dx I,
II Respon: pasien tampak nyaman dengan posisi miring ke
kanan.

Memberikan penkes tentang perawatan bayi


Dx VI
Respon : Ot kooperatif

Melakukan suction dan menjaga patensi jalan nafas


11.00 Dx II
Respon: slem ada sedikit,warna putih,suara paru sama di
kedua lapang paru,ronhi tidak ada.

Dx I, Mengkaji tanda tanda distres nafas dan melakukan TTV


II
12.00 Respon : HR 150 x/mnt RR 50 x/mnt Suhu 370C Sao2
95% retraksi minimal, cyanosis dan kejang tidak ada

Dx III, Merawat bayi inkubator


13.00 IV
Respon : bayi nyaman suhu bayi 370C di suhu inkubator
310C
13.30

12/03/19 Dx I, Mengkaji ku bayi Sr Y /Sr S


II
08.00 Respon : ku bayi sedang, kec cm, terpasang Ventilator
mode P-SIMV PEEP 5 PC 10 Fio2 21% Rate 40x/mnt

TTV : HR 140- 150 x/mnt Suhu 36,80C RR 48x/mnt TD


84/41 map 54 Spo2 90-95% retraksi tidak ada, cyanosis
hilang dengan oksigen

Memberikan minum via OGT ASI sebanyak 2 cc


10.00
Dx V Respon:residu tidak ada,muntah tidak ada.kembung tidak
ada.sesak dan cyanosis tidak ada.

11.00 Mengatur suhu incubator

Respon: suhu incubator 31 suhu bayi 370C


Dx III
Memberikan therapy injeksi antibiotik via longline

Respon : cefepim 50 mg iv sudah diberikan infus lancar,


Dx IV tanda plebitis tidak ada.

Melibatkan Ot cuci tangan sebelum kontak dengan bayi

Dx VI Respon : Ot sudah bisa cuci tangan sesuai prosedur


12.00
Melakukan kolaborasi dgn dpjp untuk weaning ventilator

Dx I, Respon : settingan masih tetap sama


II
Melakukan TTV dan menghitung balance cairan
13.00
Respon : TTV : HR 144 x/mnt Suhu 36,80C RR 44x/mnt
Dx V
TD 86/45 map 56 Spo2 90-95%
13/03/19 Dx I,II Mengkaji ku bayi

07.30 Respon : ku bayi sedang, kec cm, terpasang Ventilator


mode P-SIMV PEEP 5 PC 10 Fio2 21% Rate 40x/mnt

TTV : HR 150 x/mnt Suhu 36,80C RR 58x/mnt TD 89/40


map 56 Spo2 90-95% retraksi tidak ada, cyanosis hilang
dengan oksigen.

Mengatur posisi bayi semi ekstensi


Dx I,
II Respon: posisi bayi tampak nyaman,posisi semi ekstensi
10.00
Dx VI Melibatkan orangtua pasien dalam perawatan bayinya.

Respon:OT mulai mengerti tentang cara perawatan


11.00 anaknya,selama dirawat di nicu.
Dx IV
Memberikan penkes tentang pentingnya minimal handling

Respon: Ot mengerti
Dx I,II
Kolaborasi dengan dokter untuk weaning venti

Respon: mode masih P-SIMV PEEP 5 PC 10


Dx III RR=30x/mnt dari 40 x/mnt.

Mengkaji adanya tanda-tanda hipo atau hipertermi


13.00
Respon : suhu 370C tidak ada peningkatan WOB

13.30
EVALUASI

Tanggal / Evaluasi Nama


Jam Perawat
11/03/19 S:- Yanti/ Siti
Jam 14.00
O : Keadaan umum sedang, kesadaran compos
Dx I mentis,terpasang Ventilator mode P-SIMV PEEP 5 PC
12.fio2 25% .Rate 40x/mnt.

TTV : HR 140-170x/mnt. Suhu 37-380C. RR 48x/mnt. TD


87/52 map 67.Spo2 90-95%.

A: Dx I : Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ Obs tanda-tanda vital dan tanda distress nafas


11/03/19 S:- Yanti/ Siti
Jam 14.00
O : : Keadaan umum sedang, kesadaran compos
Dx II mentis,terpasang Ventilator mode P-SIMV PEEP 5 PC
12.fio2 25% .Rate 40x/mnt.

TTV : HR 140-170x/mnt. Suhu 37-380C. RR 48x/mnt. TD


87/52 map 67.Spo2 90-95%. Slem sedikit

A: Dx II Gangguan pertukaran gas teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ : posisikan kepala semi ekstensi dan lakukan suction bila


perlu
11/03/19 S:- Yanti/ Siti
Jam 14.00
O : Suhu bayi 370C di suhu inkubator 310C, akral hangat,
Dx III klinis merah

A: Dx III Resti ketidakseimbangan temperatur tubuh tidak


terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ atur suhu ruangan dan suhu ruangan sesuai masa gestasi


11/03/19 S:- Yanti/ Siti
Jam 14.00
O : Terpasang alat infasive Suhu 37 C HR 150x/mnt RR 48
Dx IV x/mnt CRP <6 IT Ratio < 0,06

A: Dx IV Resti infeksi tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ Ganti alat-alat invasive sesuai waktunya


11/03/19 S:- Yanti/ Siti
Jam 14.00
O : Terpasang OGT tertutup.Minum asi 12x2 cc.residu tidak
Dx V ada,muntah dan kembung tidak ada.Bu ada.

A: Dx V Resti ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan


nutrisi tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ Obs residu dan kembung


11/03/19 S : Ot os mengatakan sudah mengetaui cara perawatan bayi Yanti/ Siti
Jam 14.00 kecil

Dx VI O : expresi wajah ot sedikit berkurang kecemasannya

A: Dx VI Cemas OT teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ Berikan penkes tentang perawatan bayi selanjutnya.


12/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : Terpasang Ventilator mode P-SIMV PEEP 5 PC 10


Fio2 21% Rate 40x/mnt
Dx I
TTV : HR 140- 150 x/mnt Suhu 36,80C RR 48x/mnt TD
84/41 map 54 Spo2 90-95% retraksi tidak ada.

A: Dx I : Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ Kaji adanya tanda tanda distress nafas dan berikan


oksigen sesuai dengan kebutuhan bayi

12/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : Terpasang Ventilator mode P-SIMV PEEP 5 PC 10


Fio2 21% Rate 40x/mnt
Dx II
TTV : HR 140- 150 x/mnt Suhu 36,80C RR 48x/mnt TD
84/41 map 54 Spo2 90-95% retraksi tidak ada.Suction
dilakukan.slym masih ada.

A: Dx II Gangguan pertukaran gas teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ Monitor spo2 dan lakukan penghisapan lender jika


diperlukan.
12/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : suhu 36,8-370C.akral hangat.suhu incubator 31.klinis


baik.
Dx III
A: Dx III Resti ketidakseimbangan temperatur tubuh tidak
terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/Ukur TTV
12/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : Terpasang longline, OGT, ETT, suhu 36,8-370C


Dx IV pemberian antibiotic sesuai dengan jadwal

A: Dx IV Resti infeksi tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ observasi tanda-tanda infeksi local atau sistemik


12/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : Minum via ogt 12x2 cc, residu 0, muntah tidak, reflek
hisap belum ada, Bu ada.
Dx V
A: Dx V Resti ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan
nutrisi tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ kolaborasi dpjp untuk menaikan kebutuhan nutrisi pasien


12/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : ekspresi wajah OT masih tampak cemas, ot bertanya


terus tentang perkembangan bayi nya
DxVI
A: Dx VI Cemas OT teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ kolaborasi dengan dokter untuk menjelskan tentang


kondisi pasien saat ini
13/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : ku bayi sedang, kec cm, terpasang Ventilator mode P-


SIMV PEEP 5 PC 10 Fio2 21% Rate 40x/mnt
Dx I
TTV : HR 150 x/mnt Suhu 36,80C RR 58x/mnt TD 89/40
map 56 Spo2 90-95% retraksi tidak ada, cyanosis hilang
dengan oksigen.

A: Dx I : Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan

R/ kolaborasi dengan dokter untuk weaning ventilator


13/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : ku bayi sedang, kec cm, terpasang Ventilator mode P-


SIMV PEEP 5 PC 10 Fio2 21% Rate 40x/mnt
Dx II
TTV : HR 150 x/mnt Suhu 36,80C RR 58x/mnt TD 89/40
map 56 Spo2 90-95% retraksi tidak ada, cyanosis hilang
dengan oksigen. Slem tidak ada, retraksi tidak ada, cyanosis
tidak.

A: Dx II Gangguan pertukaran gas teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan AGD


13/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : suhu 36,8-370C, akral hangat., s uhu incubator 31, klinis
an anemis, cutis marmorata tidak ada.
Dx III
A: Dx III Resti ketidakseimbangan temperatur tubuh tidak
terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ libatkan ot untuk menghangatkan tangan sebelum kontak


dengan bayi
13/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : Suhu 36,8-370C HR 140-150 x/mnt RR: 40x/mnt bayi


cukup aktif
Dx IV
A: Dx IV Resti infeksi tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ kolaborasi pemeriksaan lab ulang


13/03/19 S:- Yanti/ Siti
Jam 14.00 O : Minum asi 12x3cc, residu 0, kembung ada, muntah
tidak, BB 1140 gram
Dx V
A: Dx V Resti ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan
nutrisi tidak terjadi

P : Intervensi dilanjutkan

R/ Timbang BB/ hari


13/03/19 S:- Yanti/ Siti

Jam 14.00 O : Kecemasan OT berkurang, OT tidak banyak bertanya


mengenai kondisi anaknya saat ini
Dx VI
A: Dx VI Cemas OT teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

R/ bina hubungan saling percaya dengan OT

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas dan membandingkan mengenai kesenjangan antrara teori
dengan kasus yang ditemukan dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada By. Ny. S dengan
BBLASR di Rumah Sakit Hermina Jatinegara yang terdiri dari pengkajian keperawatan,
diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan data kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian antara lain wawancara,
pemeriksaan fifik, observasi dan mempelajari rekam medis ( kasus pasien ). Pengkajian
dilakukan oleh enulis secara komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial, cultural, dan
spiritual. Dengan demikian melalui pengkajian diharapkan penulis dapat mengenal permaslahan
yang dihadapi pasien dan mempermudah penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus BBLASR.
Berikut penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan kasus pada pengkajian
keperawatan yang meliputi riwayat kesehatan, pengkajian fisik ( etiologi, manifestasi klinis ),
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis maupun keperawatan. Pengkajian yang
dilakukan pada By. Ny. S sudah cukup sesuai dengan pengkajian berdasarkan teoritis tetapi ada
sedikit kesenjangan di teori terdapat pemeriksaan penunjang ballard score sedangkan pada kasus
tidak ada.
Faktor pendukung pada proses pengkajian adalah keluarga kooperatif serta adanya kerjasama
dari perawat ruangan, sedangkan faktor penghambat yaitu pendokumentasian yang kurang
lengkap, beberapa tulisan yang sulit dibaca seperti instruksi dokter, hasil konsultasi dokter, serta
data lainnya yang lebih lengkap. Alternative pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah
menanyakan maksud tulisan kepada perawat ruangan, mencatat data – data yang ada pada status
pasien, dan melakukan klarifikasi data ke perawat ruangan.
B. Diagnosa Keparawatan
Pada kasus BBLASR antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan, penulis menegakkan
diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas yang ada. Pada teori diagnose keperawatan yang
muncul pada BBLASR ada 8 diagnosa. Sedangkan pada kasus By. Ny. S saat itu ditemukan 6
diagnosa yaitu : tidak efektif pola nafas, gangguan pertukaran gas, gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi, resti infeksi, ketidakseimbangan thermoregulasi, dan cemas OT. Faktor
pendukung yang penulis dapatkan, yaitu adanya beberapa referensi perbandingan di dalam
menentukan perencanaan keperawatan pada kasus BBLASR. Faktor penghambat tidak
ditemukan dalam tahap ini.

C. Perencanaan
Pada tahap ini untuk melakukan intervensi berdasarkan masalah, didalam menyusun rencana
tindakan keperawatan tidak mengalami kesulitan. Intervensi yang disusun sesuai dengan prioritas
masalah pada pasien By. Ny. S

D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan rencana tindakan
yang telah disusun. Pelaksana keperawatan dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi serta
dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, perencanaan dan pendokumentasian. Semua
pelaksana tindakan keperawatan tersebut didokumentasikan dalam catatan keperawatan dan tidak
semua dikerjakan penulis akan tetapi bibantu oleh perawat ruangan yang bertugas. Tindakan
keperawatan dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan juga aspek –
aspek preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Implementasi untuk ketiga diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
intervensi keperawatan yang ada. Faktor pendukung yaitu semua rencana tindakan dilakukan,
walaupun ada beberapa rencana keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh penulis selama 24
jam melainkan rencana keperawatan dilakukan oleh perawat ruangan seperti pengkajian tanda –
tanda vital per 24 jam, monitor intake output per 24 jam, memberikan terapi obat dinas sore dan
malam dan menghitung balanca cairan per 24 jam. Faktor penghambat yaitu kurang lengkapnya
data – data pada ruangan tentang tindakan apa saja yang sudah dilakukan. Alternatif pemecahan
yang penulis lakukan yaitu melakukan komunikasi dengan perawat ruangan tentang
penatalaksaan yang perawat ruangan lakukan.

E. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi formatif karena dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan
keperawatan yang dilakukan setiap shift.
Evaluasi merupakan umpan balik untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan dalam perencanaan. Setiap melakukan
tindakan keperawatan penulis selalu mencatat respon pasien setelah diberikan tindakan
keperawatan, sebagai evaluasi akhir dan untuk menilai apakah tujuan sudah tercapai atau belum.
Evaluasi meliputi dua komponen yaitu evaluasi formatif yang merupakan hasil atau respon
pasien saat setelah tindakan keperawatan dan evaluasi sumatif yaitu pasien yang diharapkan
sesuai tujuan yang meliputi subjektif, objektif, analisa dan perencanaan.
Hasil evaluasi dari enam diagnosa yang telah penulis angkat semua diagnosa baru teratasi
sebagian.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bayi bisa terlahir BBLASR karena ada sebabnya, dan sebab itu sangat beragam. Sebab-sebab
tersebut ada yang datang dari sang ibu ada juga yang datang dari sang bayi. Kelahiran
BBLASR juga mempunyai akibat tersendiri terhadap si bayi. Salah satu akibatnya adalah
sang bayi akan mengalami masalah kesehatan pada minggu-minggu awal kehidupannya. Bayi
yang lahir BBLASR juga membutuhkan perawatan incubator saat setelah lahir hingga bayi
bisa dibawa pulang. Gunanya untuk menyamakan suhu udara saat bayi masih dalam
kandungan dengan setelah ia lahir.

B. SARAN

Dalam upaya menurunkan nilai morbiditas dan mortalitas kelahiran BBLASR ada beberapa
saran dari penulis yang dapat di ikuti, diantaranya:
Bagi ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya secara teratur agar mengetahui keadaan
janinnya.
Bagi petugas kesehatan diharapkan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang faktor-
faktor kelahiran BBLASR untuk menurukan angka morbiditas dan mortilitas pada ibu dan
anak.

DAFTAR PUSTAKA
Nic-Noc jilid 3.2015. Panduan penyusunan askep professional.Mediaction publishing:

Marley Edoungus. Buku maternal/neonatal. EGC : Jakarta

Sholeh,M.2009. Buku Ajar Neonatologi.EGC:Jakarta.

Mansjoer,A.2007. Kapital Selekta Kedokteran. Jakarta : Media.

Lestari, Titik.2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

World Health Organization (who).januari 2007.development of a stategy toward promoting


optimal fetal growth.

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY.S DENGAN BBLASR DI RUANG LEVEL


III
DI RS HERMINA JATINEGARA

Anda mungkin juga menyukai