”S”
RS HERMINA JATINEGARA
DI SUSUN OLEH:
YANTI NURSCANTI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yg berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada BY.NY. S dengan BBLASR
Di Ruangan Nicu RS Hermina Jatinegara”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari hambatan serta kesulitan. Namun, atas
bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
Penulis menyadari makalah ini memiliki keterbatasan dalam penyusunan dan bahasa. Maka dari
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Amin
Halaman
.KATA PENGANTAR i
.DAFTAR ISI ii
.BAB I PENDAHULUAN 1
B. Tujuan Penulisan 2
A. MEDIS 3
1. Pengertian 3
2. Etiologi 5
4. Pemeriksaan Penunjang 7
5. Patofisiologi 9
6. Penatalaksanaan Medis 10
B. Keperawatan 10
1. Pengkajian 10
1. Pengkajian 21
2. Data Fokus 33
3. Analisa data 34
5. Implementasi 42
6. Evaluasi 45
BAB 1V PEMBAHASAN 50
1. Pengkajian 50
3. Perencanaan 51
4. Pelaksanaan 51
5. Evaluasi 52
.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53
A. Kesimpulan 53
B. Saran 53
.DAFTAR PUSTAKA 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan pada masa neonatus sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar
bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Peralihan kehidupan dari intrauerin ke
ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Banyak masalah pada bayi baru
lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang
disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik dan lngkungan yang kurang baik dalam
kandungan , baik dalam proses persainan maupun sesudah lahir.
Bayi yang dilahirkan dalam keadaan berat badan lahir sangat amat rendah (BBLASR)
merupakan hal yang tidak menyulitkan bila kelahirannya sesuai dengan masa gestasi karena
memiliki struktur anatomik dan fungsi tubuh yang sama dengan bayi yang dilahirkan dengan
berat badan yang normal tetapi mereka tetap memiliki kerentanan terhadap infeksi jauh lebih
rendah daripada bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang normal.
Penyebab utama kematian bayi baru lahir di dunia antara lain bayi lahir premature 29%, sepsis
dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan asfiksia dan trauma. Dalam laporan
WHO yg dikutip dari stte of the world’s mother dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus
disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR). Dari hasil studi morbilitas
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukan bahwa proporsi penyebab kematian
neonatal umur 0-7 hari tertinggi adalah premature dan BBLASR (35%), kemudian Asfiksia
(33,6%). Penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 8-28 hr tertinggi adalah infeksi
sebesar 57,1% ( termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, diare), kemudian problem feeding
(14,3%).
Kasus BBLASR pada neonatus di ruang NICU Rumah Sakit Umum Hermina Jatinegara jarang
ditemukan. Pada tahun 2019, jumlah bayi dengan BBLASR sebanyak 1 kasus. Sedangkan
periode Januari – Maret 2019 jumlah bayi dengan BBLASR sebanyak 1 kasus. Apabila tidak
diberikan penanganan yang cepat dan serius akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi selanjutnya.
Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada
bayi dengan judul. “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.S DENGAN BBLASR DI
RUANG NICU RUMAH SAKIT UMUM HERMINA JATINEGARA.”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penyusunan karya tulis ini adalah agar penuis
dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR di Rumah Sakit
Umum Hermina Jatinegara dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penuls dalam melakukan asuhan keperawatan
pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR adalah agar penulis dapat:
a. Melakukan Pengkajian pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR di ruang NICU Rumah
Sakit Umum Hermina Jatinegara
b. Membuat diagnosa keperawatan pada By. Ny. S dengan BBLASR.
c. Membuat perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada By. Ny. S lahir dengan
BBLASR.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada BY. Ny. S lahir dengan BBLASR.
e. Melakukan evaluasi pada By. Ny. S lahir dengan BBLASR.
BAB II
KONSEP DASAR
I. MEDIS
A. DEFINISI
Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan berat badan
lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah normal
(kurang dari 1000 gr). (Nic-Noc, 2015)
Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan berat badan
lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi lahir hidup dengan berat badan < 1000 gr.
(Muslimatun, 2010)
BBLR adalah berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa usia gestai.
(Buku ajar perinatology, 2008)
Kejadian BBLASR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa
kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang
Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu (Merenstein, 2002):
Masa gestasi < 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu,
atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). Tanda-
tanda bayi premature adalah sebagai berikut:
a. BB kurang dari 1500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm, lingkar dada kurang 30 cm.
b. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.
c. Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
d. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
e. Kepala mengarah ke satu sisi.
f. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering
tampak peristaltik usus.
g. Tulang rawan dan daun telinga imatur.
h. Puting susu belum terbentuk dengan baik.
i. Pergerakan kurang dan lemah.
j. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
k. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
l. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua
paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.
m. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
(pada wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya
tersebut (KMK).
Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra
uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin
Usher dan Mc. Lean). Adapun tanda-tanda bayi dismature adalah sebagai berikut:
6. Mekonium kering.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
B. ETIOLOGI
1. Faktor ibu
a. Penyakit
b. Ibu
1) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun.
2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
4) Keadaan sosial ekonomi
c. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella
bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
d. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi
bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
e. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta
terpapar zat beracun.
1. Bayi kecil
4. BB <1000 gr
1. Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat
dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks pada bayi dengan penyakit membran hyalin
karena kekurangan surfaktan berupa terdapatnya retikulogranular pada parenkim dan
bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya tampak gambaran white lung (Masjoer, dkk, 2007).
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari
untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial dengan memvisualisasi
ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel anterior yang terbuka (Merenstein,
2002).
2. Laboratorium
2) (-) : Bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan artinya paru-paru
belum matang/tidak ada surfaktan.
c. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus
otot dan reflek)
d. Pemeriksaan fungsi paru sesuai indikasi
e. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler : echo
f. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
g. Pemantauan elektrolit : pemeriksaan lab elektrolit
h. Perhitungan balard score : pada bayi BBLASR skore 5 pada usia kehamilan 26 mgg (kulit
licin, merah muda,vena membanyang, lanugo banyak, garis telapak kaki merah tipis,
payudara aerola datar, recoil lambat, kelopak terbuka, genetalia testis kanal bagian atas,
rugae jarang)
F . PENATALAKSANAAN
1. Termoregulasi
c. Pastikan inkubator hangat. Sampai sekitar 29,4 0C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2
0C untuk bayi yang lebih kecil.
4. Bila kemampuan menghisap dan menelan belum terkoordinasi berikan asupan melalui sonde
atau nutrisi parenteral.
II. KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
- Pemeriksaan fisik
- Keluhan utama
Menangis lemah, reflek hisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah
- Riwayat penyakit sekarang
Lahir spontan, SC, umur kehamilan antara 24 sampai 37 minggu, berat badan kurang dari 1000
gr, apgar pada 1 – 5 menit, 0 – 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 – 6 kegawatan sedang, 7
– 10 normal
- Riwayat penyakit dahulu
Ibu memiliki riwayat kelahiran premature/BBLASR, kehamilan ganda, hidramnion
- Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM, TB paru, tumor kandungan,
kista, hipertensi
b. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah lengkap hb, ht, leukosit, trombosit, GDS, AGD, bilirubin
- Foto thorax
- Pemeriksaan kultur
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak matangan paru karena kurang
produksi surfaktan
2. Resiko tinggi hipothermi atau hyperthermia b.d lemak permukaan tubuh lebih luas
dibanding dengan masa tubuh, thermoregulasi belum sempurna
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d dengan reflek menelan lemah akibat prematuritas
4. Resti / gangguan pertukaran gas b.d kurangnya ventilasi ( ekspansi paru ), lemahnya otot
– otot pernafasan
5. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d fungsi ginjal yang belum matur
6. Resiko tinggi infeksi b.d peningkatan kerentaan bayi terhadap sistem imun yang menurun
7. Resiko ggn integritas kulit b.d lapisan subcutan sedikit
8. Cemas pada OT b.d kondisi kesehatan bayi
LAPORAN KASUS
1. Pengkajian.
1. Identitas pasien :
a. Nama bayi : By. Ny S
b. Umur / Tanggal lahir : 20 hari
c. No CM : A464798
d. Suku Bangsa : Betawi
e. Alamat : jln.kayu manis 1 lama no 19 rt 08/08
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.firman
b. Umur : 26 tahun
c. Pekerjaan : swasta
d. SukuBangsa : betawi
e. Alamat : jln kayu manis1 lama no 19 rt 08/08
3. Tiba di ruangan tanggal: (di NICU)11-03-2019 Pukul: 10.00
Pengkajian diperoleh dari: tn firman
Tgl/Jam pengkajian:
Cara masukRMenggunakan isolet transport ‡Couve ‡Infant Warmer Digendong 0 Box bayi
4. Asal masuk :‡IGD 0Poliklinik ‡Rujukan dr spesial/RS Luar/bidan/klinikROK
‡VK
5. Penanggung jawab : tn firman
6. Usia :26 tahun
7. Pekerjaan : swasta
8. Suku bangsa : betawi
9. Keluhan utama : sesak
10. Riwayat obstetrik : P2AoUsia gestasi : 26 minggu > 5 hr
11. Pernah di rawat : R Ya 0 Tidak
Status gizi ibu : RBaik ‡Buruk
12. Obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan:‡Tidak adaRAda, jenis vitamin
13. Kebiasaan ibu : ‡Merokok ‡Minum Jamu ‡Minuman beralkohol RTidak ada
14. Riwayat persalinan :RSC 0Spontan Kepala /Bokong ‡VE ‡FORCEP R
presentasi kepala.
Ketuban:0Jernih ‡Hijau encer/kental ‡Meconium ‡Darah ‡Putih keruh Roligo berat.ketuban
habis
Volume :0Normal ROligohidramnion‡Poligohidramnion, APGAR SCORE:7/8 Antropometri
BBL : BB:980 gr, PB:26 cm, LK:21 cm, LD: 20cm, LP:19 cm
15. Riwayat penyakit keluarga:0Tidak ada RAda:‡Diabetes ‡Kanker ‡Asthm‡Jantung R
__ibu oprasi mamae.__________
16. Riwayat tranfusi darah : RTidak ‡Ya, kapan Timbul reaksi ‡Tidak/Ya __
17. Riwayat imunisasi : RTidak 0Ya, sebutkan
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :‡Tampak Tidak Sakit ‡Sakit Ringan RSakit Sedang ‡Sakit Berat
2. Kesadaran :RCompos Mentis 0Apatis ‡Somnolen‡Sopor ‡Sopor Coma ‡Coma
3. GCS :E4M4V2
4. Tanda Vital:Sh:38 °C, Nadi: RR: x/mnt48, Retraksi : Ringan SpO 2: 96% ,TD : 83/41
map 54. Down Score: 1
5. Berat badan : BB:980 gr, PB:26 cm, LK:21 cm, LD:20 cm, LP:19cm
6. Gol darah/Rh (Bayi) :RA 0B 0O ‡AB Rh: RPositif ‡Negatif
Gol darah/Rh (Ibu) :RA 0B ‡O 0AB Rh: ‡Positif ‡Negatif
Gol darah/Rh (Ayah) RA 0B 0O ‡AB Rh: ‡Positif ‡Negatif
Pengkajian Persistem :
B. Spiritual
Agama :RIslam ‡Protestan ‡Katolik ‡Hindu ‡Budha ‡Konghucu ‡Lain-lain____________
Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap:
0Tidak RYa, sebutkan alasannya: trauma karena kedua anaknya meninggal
pola nafas
Rileks 0
Pola nafas lengan Perubahan pola nafas 1 1
Tertahan 0 0
Lengan tungkai Flexi/ekstensi 1
Tertahan/rileks 0 0
Tungkai keadaan Flexi/ekstensi 1
terangsang Tidur/bangun 0 0
Kedaan Rewel 1
terangsang
Total skor 1
*keterangan skor : 0 bebas nyeri, 1-2 nyeri ringan s/d sedang, 3-4 nyeri sedang, >4 nyeri
berat
Bila terdapat nyeri ,lakukan observasi lanjutan dengan menggunakan formulir
G. Pemeriksaan Penunjang
Keterangan : gambar rontgen ke- 1 tgl 18/02/19 dan gambar ke-2 tgl 25/02/19
Total score
Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang perencanaa pulang ? ‡Tidak RYa
DATA FOKUS
Ds: DO:
ANALISA DATA
Ku sedang
Terpasang ventilator mode P-
SIMV.Setting PEEP 5. PC 12. Rate
40x/mnt.
TTV : HR 140-170x/mnt. Suhu 37-
380C. RR 48x/mnt. TD 87/52 map
67.Spo2 90-95%.
NCH hilang timbul
Retraksi ringan
Grunting tidak ada.
Hsl AGD tgl 5-3-19 :
Ph 7,39.Pco2 34,9mmhg.
Po2 44 mmhg.
Hco3 21,3mmol/L.
BE -3,8mmol/L.
O2Saturasi 79,8%
DS:- Resti ketidakseimbangan Lemahnya refleks
pemenuhan kebutuhan hisap dan refleks
nutrisi menelan
DO:
Terpasang OGT
Refleks hisap dan menelan kurang
Terpasang lipid dan aminosteril
Minum Asi 12x2 cc
Kembung tidak ada
BB=1140 gram
Hsl Hb 10,8 gr/dl tgl 05-03-19.
Terpasang ETT
Terpasang longline
Usia gestasi 29 minggu
Bb 1140 gram
Antibiotik cepefime 2x50 mg
CRP <0,6 mg/dl
IT-Ratio 0,06
Do:
PRIORITAS MASALAH
NO TGL PERENCANAAN
7. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian 7. Untuk
therapi mengevaluasi
antibiotik pemberian
antibiotic.
Respon: Ot mengerti
Dx I,II
Kolaborasi dengan dokter untuk weaning venti
13.30
EVALUASI
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
R/Ukur TTV
12/03/19 S:- Yanti/ Siti
P : Intervensi dilanjutkan
Jam 14.00 O : Minum via ogt 12x2 cc, residu 0, muntah tidak, reflek
hisap belum ada, Bu ada.
Dx V
A: Dx V Resti ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan
nutrisi tidak terjadi
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
Jam 14.00 O : suhu 36,8-370C, akral hangat., s uhu incubator 31, klinis
an anemis, cutis marmorata tidak ada.
Dx III
A: Dx III Resti ketidakseimbangan temperatur tubuh tidak
terjadi
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas dan membandingkan mengenai kesenjangan antrara teori
dengan kasus yang ditemukan dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada By. Ny. S dengan
BBLASR di Rumah Sakit Hermina Jatinegara yang terdiri dari pengkajian keperawatan,
diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan data kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian antara lain wawancara,
pemeriksaan fifik, observasi dan mempelajari rekam medis ( kasus pasien ). Pengkajian
dilakukan oleh enulis secara komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial, cultural, dan
spiritual. Dengan demikian melalui pengkajian diharapkan penulis dapat mengenal permaslahan
yang dihadapi pasien dan mempermudah penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus BBLASR.
Berikut penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan kasus pada pengkajian
keperawatan yang meliputi riwayat kesehatan, pengkajian fisik ( etiologi, manifestasi klinis ),
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis maupun keperawatan. Pengkajian yang
dilakukan pada By. Ny. S sudah cukup sesuai dengan pengkajian berdasarkan teoritis tetapi ada
sedikit kesenjangan di teori terdapat pemeriksaan penunjang ballard score sedangkan pada kasus
tidak ada.
Faktor pendukung pada proses pengkajian adalah keluarga kooperatif serta adanya kerjasama
dari perawat ruangan, sedangkan faktor penghambat yaitu pendokumentasian yang kurang
lengkap, beberapa tulisan yang sulit dibaca seperti instruksi dokter, hasil konsultasi dokter, serta
data lainnya yang lebih lengkap. Alternative pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah
menanyakan maksud tulisan kepada perawat ruangan, mencatat data – data yang ada pada status
pasien, dan melakukan klarifikasi data ke perawat ruangan.
B. Diagnosa Keparawatan
Pada kasus BBLASR antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan, penulis menegakkan
diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas yang ada. Pada teori diagnose keperawatan yang
muncul pada BBLASR ada 8 diagnosa. Sedangkan pada kasus By. Ny. S saat itu ditemukan 6
diagnosa yaitu : tidak efektif pola nafas, gangguan pertukaran gas, gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi, resti infeksi, ketidakseimbangan thermoregulasi, dan cemas OT. Faktor
pendukung yang penulis dapatkan, yaitu adanya beberapa referensi perbandingan di dalam
menentukan perencanaan keperawatan pada kasus BBLASR. Faktor penghambat tidak
ditemukan dalam tahap ini.
C. Perencanaan
Pada tahap ini untuk melakukan intervensi berdasarkan masalah, didalam menyusun rencana
tindakan keperawatan tidak mengalami kesulitan. Intervensi yang disusun sesuai dengan prioritas
masalah pada pasien By. Ny. S
D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan rencana tindakan
yang telah disusun. Pelaksana keperawatan dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi serta
dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, perencanaan dan pendokumentasian. Semua
pelaksana tindakan keperawatan tersebut didokumentasikan dalam catatan keperawatan dan tidak
semua dikerjakan penulis akan tetapi bibantu oleh perawat ruangan yang bertugas. Tindakan
keperawatan dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan juga aspek –
aspek preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Implementasi untuk ketiga diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
intervensi keperawatan yang ada. Faktor pendukung yaitu semua rencana tindakan dilakukan,
walaupun ada beberapa rencana keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh penulis selama 24
jam melainkan rencana keperawatan dilakukan oleh perawat ruangan seperti pengkajian tanda –
tanda vital per 24 jam, monitor intake output per 24 jam, memberikan terapi obat dinas sore dan
malam dan menghitung balanca cairan per 24 jam. Faktor penghambat yaitu kurang lengkapnya
data – data pada ruangan tentang tindakan apa saja yang sudah dilakukan. Alternatif pemecahan
yang penulis lakukan yaitu melakukan komunikasi dengan perawat ruangan tentang
penatalaksaan yang perawat ruangan lakukan.
E. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi formatif karena dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan
keperawatan yang dilakukan setiap shift.
Evaluasi merupakan umpan balik untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan dalam perencanaan. Setiap melakukan
tindakan keperawatan penulis selalu mencatat respon pasien setelah diberikan tindakan
keperawatan, sebagai evaluasi akhir dan untuk menilai apakah tujuan sudah tercapai atau belum.
Evaluasi meliputi dua komponen yaitu evaluasi formatif yang merupakan hasil atau respon
pasien saat setelah tindakan keperawatan dan evaluasi sumatif yaitu pasien yang diharapkan
sesuai tujuan yang meliputi subjektif, objektif, analisa dan perencanaan.
Hasil evaluasi dari enam diagnosa yang telah penulis angkat semua diagnosa baru teratasi
sebagian.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bayi bisa terlahir BBLASR karena ada sebabnya, dan sebab itu sangat beragam. Sebab-sebab
tersebut ada yang datang dari sang ibu ada juga yang datang dari sang bayi. Kelahiran
BBLASR juga mempunyai akibat tersendiri terhadap si bayi. Salah satu akibatnya adalah
sang bayi akan mengalami masalah kesehatan pada minggu-minggu awal kehidupannya. Bayi
yang lahir BBLASR juga membutuhkan perawatan incubator saat setelah lahir hingga bayi
bisa dibawa pulang. Gunanya untuk menyamakan suhu udara saat bayi masih dalam
kandungan dengan setelah ia lahir.
B. SARAN
Dalam upaya menurunkan nilai morbiditas dan mortalitas kelahiran BBLASR ada beberapa
saran dari penulis yang dapat di ikuti, diantaranya:
Bagi ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya secara teratur agar mengetahui keadaan
janinnya.
Bagi petugas kesehatan diharapkan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang faktor-
faktor kelahiran BBLASR untuk menurukan angka morbiditas dan mortilitas pada ibu dan
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Nic-Noc jilid 3.2015. Panduan penyusunan askep professional.Mediaction publishing:
LEMBAR PENGESAHAN