Disusun Oleh :
Iis Putri Rambu Padu Leba
Nim : 2114314901053
PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK
Dalam penyusunan tugas ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga saya mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Tidak
lupa saya mengucapkan terima kasih kepada:
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2.1 Definisi
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 1500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat
bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLSR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth
restriction/IUGR) (IDAI, 2014)
Bayi berat lahir sangat rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
1500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).
BBLSR (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah ) merupakan bayi (neonates) yang
lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 1500 gram atau sampai dengan 1499
gram.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bayi berat lahir rendah (BBLSR) adalah
bayi baru lahir yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir memiliki berat badan
< 1500 gram tanpa memandang usia gestasi.
2.2 Etiologi
Pada umumnya BBLSR disebabkan persalinan kurang bulan (umur
kehamilan antara kurang dari 37 minggu) atau bayi yang beratnya kurang dari
berat semestinya menurut masa kehamilan (KMK) karena adanya hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat/intra uterine growth
retardation) atau kombinasi keduanya. Kematangan fungsi organ tergantung pada
usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil. Semakin muda umur kehamilan,
fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang
baik.
Penyebab lahirnya bayi kurang bulan antara lain berat ibu yang rendah,
usia ibu remaja, kehamilan ganda, riwayat kelahiran prematur, perdarahan
antepartum, penyakit sistemik akut. Penyebab kelahiran bayi kecil masa
kehamilan antara lain ibu kurang gizi, hipertensi, toksemia, anemia, kehamilan
ganda, penyakit kronik, dan merokok. Retardasi pertumbuhan intrauterin dan
efek mereka terhadap janin bervariasi tergantung dari cara dan lama terpapar
serta tahap pertumbuhan janin saat gangguan tersebut terjadi (Kiess N, 2013).
2.3 Klasifikasi
Menurut masa gestasinya:
1. Prematuritas Murni
Prematuritas Murni adalah bayi yang lahir dengan kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan masa kehamilan
atau biasa disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilannya (NKB-
SMK) dengan gambaran klinis (karakteristik) yang dijumpai :
Berat lahir ≤ 2.500 gram, panjang badan ≤ 45cm, lingkaran
dada < 30 cm, lingkaran kepala < 33 cm
Kulit tipis, transparan, tampak mengkilat dan licin
Lanugonya banyak terutama pada dahi, pelipis telinga dan lengan
Lemak subkutan kurang sehingga suhu tubuh mudah menjadi hipotermi
Ubun-ubun dan sutura lebar
Genitalia belum sempurna, labio mayora belum menutupi labio minora
(pada perempuan), dan pada laki-laki testis belum turun
Pembuluh darah kulit banyak terlihat sehingga peristaltic usus dapat terlihat
Rambut tipis, halus dan teranyam
Tulang rawan dan daun telinga immature (elastisitas daun telinga masih
kurang sempurna)
Puting susu belum terbentuk dengan baik
Pergerakan kurang dan lemah
Banyak tidur, tangis lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering
timbul apneu
Otot-otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha
abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki dalam keadaan fleksi atau lurus dan
kepala mengarah ke satu sisi
Refleks tonick neck lemah
Refleks menghisap dan menelan serta refleks batuk belum sempurna
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK). Dismaturitas dapat terjadi dalam preterm, aterm, dan
posterm dengan gambaran klinik/ karakteristik yang dijumpai :
Pre-aterm sama dengan bayi prematuritas murni
Aterm dan Post aterm
Kulit berselubung verniks caeseosa tipis/tidak ada
Kulit pucat/bernodamekonium, kering, keriput, tipis
Jaringan lemak di bawah kulit tipis
Bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Tali pusat berwarna kuning kehijauan
Menurut penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500-2499 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:
1. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah
persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.
2. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara
persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.
3. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas
persentil ke-90 pada kurvapertumbuhan janin. (Varney Hellen, 2002)
2.4 Patofisiologi
Terjadinya BBLR/ BBLSR dapat di pengaruhi faktor ibu, faktor janin, faktor
plasenta, dan faktor lingkungan. Sehingga dapat menyebabkan sindrom aspirasi
mekonium yaitu bayi bisa mengalami asfiksi intra uterin, janin gasping dalam
uterus, cairan amnion bercampur dengan mekonium masuk dan lengket di paru
janin. Maka janin dapat beresiko gangguan pertukaran gas dan resiko tidak
efektifnya jalan nafas. Dapat terjadi juga imaturitas hepar gangguan transportasi
albumin dan defesiensi albumin gangguan pengambilan bilirubin.
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu
menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia
transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor
pusat pernafasan agar lerjadi “Primary gasping” yang kemudian akan berlanjut
dengan pernafasan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas/pengangkutan O2
selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini
akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung
kepada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primary
apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan
teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi
selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini
ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping adanya perubahan
klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan
asam basa pada tubuh bayi.
Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan
asidosis respiratorik, bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen
tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Asam organik terjadi akibat
metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat
selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh
beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan
mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan
menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan
jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan
akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru
dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan.
Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh
berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan
kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya (Medicine and
linux.com).
2.6 Komplikasi
1. Hipotermi
Tanda terjadinya hipotermi pada BBLR adalah suhu tubuh bayi kurang dari
36,50C, Kurang aktif dan tangis lemah, malas minum, bayi teraba dingin,
frekuensi jantung < 100 x/menit, nafas pelan dan dalam
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan :
1. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl
2. Kejang, tremor, letargi/kurang aktif
3. Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3
4. Riwayat ibu dengan diabetes
5. Keringat dingin
6. Hipotermia, sianosis, apneu intermitten
3. Ikterus/hiperbilirubin
Hiperbilirubin pada BBLSR terjadi karena belum maturnya fungsi hepar pada
bayi prematur,bila tidak segera diatasi dapat menyebabkan kern ikterus yang akan
menimbulkan gejala sisa yang permanen. Hiperbilirubin di tandai dengan :
Sclera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut dan ekstermitas berwama
kuning
Konjungtiva berwama kuning pucat
Kejang
Kemampuan menghisap menurun
Letargi
Kadar bilirubin pada bayi premature lebih dari l0 mg/dl
4. Masalah pemberian minum.
Hal ini ditandai dengan :
Kenaikan berat badan bayi < 20 g/hr selama 3 hari
Ibu tidak dapat/tidak berhasil menyusui
5. Infeksi/sepsis
Infeksi pada BBLR dapat terjadi bila ada riwayat ibu demam sebelum dan
selama persalinan, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan, terjadinya
asfiksia saat lahir, dll. Tanda terjadinya infeksi pada BBLR antara lain :
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekositosis atau lekositopenia dan
trombositopenia
Bayi malas minum
Suhu tubuh bayi hipertermi ataupun hipotermi
Terdapat gangguan nafas
Letargi
Kulit ikterus, sklerema
Kejang
6. Gangguan permafasan :
Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke sindrom gawat nafas/RDS
Resiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya reflek batuk, reflek menghisap
dan reflek menelan
Thoraks yang lunak dan otot respirasi yang lemah
Pernafasan tidak teratur
2.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
b. Makanan bayi prematur/BBLR
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3
sampai 5gr/kgBB dan kalori 110 kal/kgBB badan, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam
setelah lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung. Reflek
mengisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit
demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah
yang paling dahulu diberikan. Bila faktor mengisapnya kurang maka
ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan
atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 50 sampai 60 cc/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai
mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari.
2. Penatalaksanaan Medis
1) Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas.
Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga
panas badannya mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi
prematuritas dapat dilakukan Kangaroo Mother Care (KMC) dengan ibunya.
2) Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif
sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan
prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
3) Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien
sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar
hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan
kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat
4) Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernapasan selalu ada, dalam 4 jam bayi harus
dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator, dada abdomen harus
dipaparkan untuk mengobservasi usaha pernapasan
5) Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur
2.9 Pathway
Terlampir
Tanda Fisiologis
Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak
menangis bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.
Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi penyebabnya adalah: pusat
pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna, kurangnya lemak pada
jaringan subcutan akibatnya mempercepat terjadinya perubahan suhu dan
kurangnya mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.
B. Diagnosa Keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
a. S : data sujektif
c. A : analisa
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Terlampir
4 Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang muncul pada pasien dengan bayi berat lahir rendah
adalah sebagai berikut:
2 27/09/22 15.00 Ketidakefektifan Memonitor suhu bayi baru lahir Setelah dilakukan asuhan
termoregulasi b/d usia paling tidak setiap 2 jam sesuai keperawatan selama 1x24 jam :
yang ekstrem kebutuhan (28 September 2022)
Memonitor suhu dan warna S=-
O=
kulit bayi
KU Lemah
Meningkatkan intake cairan Suhu = 36,60C
dan nutrisi yang adekuat Lemak subkutan tampak tipis
Menempatkan bayi baru lahir Akral teraba hangat
dibawah penghangat, jika A = Masalah teratasi sebagian
diperlukan P = Lanjutkan intervensi
Mempertahankan kelembaban
pada 50% atau lebih besar
dalam inkubator untuk
mencegah hilangnya panas
Menyesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan bayi
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Latief, Abdul. Dkk, 1991, Kuliah Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Bagian
Ilmu Kesehatan Anak: Jakarta
Kallo, dkk. (2015). Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Demam Typoid
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tumaratas ejournal Keperawatan (e- Kp) Volume 3.
Nomor 2.