Dosen Pembimbing:
Mahasiswa :
WAHYU SUSILOWATI
2302032325
2023
LEMBAR KONSULTASI DAN PENGESAHAN
Mahasiswa,
(Wahyu Susilowati)
1. KONSEP BBLSR
A. DEFINISI
BBLSR Bayi baru lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1500 gr tanpa melihat usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir . BBLSR dapat terjadi pada bayi kurang dari 37
minggu atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction /IUGR). Bayi lahir
dengan presentase berat badan dibawah dari 10% pada kurva intrauterine bayi tersebut
dapat lahir dalam keadaan preterm, aterm atau postterm, (Sudarti & Fauziah, 2013).
Bayi berat lahir sangat rendah adalah bayi (neonatus) yang lahir dengan
memiliki berat badan antara 1000 gram sampai 1500 gram (Alimul, 2015).
B. Etiologi
Umumnya BBLR dan BBLSR disebabkan oleh faktor yang sama hanya saja
dibedakan dari berat badan bayi saat lahir. Penyebabnya dapat terjadi karena persalinan
kurang bulan atau bayi lahir kecil masa kehamilan karena adanya hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan atau kombinasi keduanya, (Kemenkes, 2011).
1. Factor Ibu: Penyebab lainnya berat ibu yang rendah, usia ibu remaja, kehamilan
ganda, riwayat kelahiran premature, perdarahan antepartum, penyakit sistemik akut.
Ibu kekurangan gizi, hipertensi, toksemia, anemia, penyakit kronik dan merokok
1. Bayi tampak lebih kecil dibanding dengan berat bayi yang lahir normal
Tanda dan gejala bayi premature menurut surasmi 2003 dalam handriana 2016 :
9. Tulang rawan daun telinga seperti tidak teraba karena pertumbuhannya yang
belum sempurna
10. Tumit tampak mengkilap dan telapak kaki teraba halus
11. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang,
testis belum turun kedalam skrotum, untuk perempuan klitoris menonjol, libia
minora tertutup oleh libia mayora
12. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
13. Fungsi syaraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan refleks hisap atau
menelan kurang
Terjadinya BBLR/ BBLSR dapat di pengaruhi faktor ibu, faktor janin, faktor
plasenta, plasenta, dan faktor lingkungan. lingkungan. Sehingga Sehingga dapat
menyebabkan menyebabkan sindrom sindrom aspirasi aspirasi mekonium yaitu bayi
bisa mengalami asfiksi intra uterin, janin gasping dalam uterus, cairan amnion
bercampur dengan mekonium masuk dan lengket di paru janin. Maka janin dapat
beresiko gangguan pertukaran gas dan resiko tidak efektifnya jalan nafas. Dapat terjadi
juga imaturitas hepar gangguan transportasi albumin dan defesiensi albumin gangguan
pengambilan bilirubin.
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia
ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat
perlu untuk merangsang merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi
“Primary gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan. Bila terdapat
gangguan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan terjadi
asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila
tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat
reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi
dimulai dengan suatu periode apnu (Primary apnea) disertai dengan penurunan
frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang
kemudian bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pern diikuti oleh pernafasan
teratur. Pada penderita asfiksia berat, berat, usaha bernafas bernafas ini tidak tampak
dan bayi selanjutnya selanjutnya berada dalam periode periode apnu kedua (Secondary
apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping
adanya perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme dan pemeriksaan
keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas
mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan berlanjut dalam tubuh
bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh,
sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung jantung dan hati akan berkurang.asam
berkurang.asam organik organik terjadi terjadi akibat metabolisme metabolisme ini akan
menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi
perubahan kardiovaskuler perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa
keadaan diantaranya keadaan diantaranya hilangnya hilangnya sumber glikogen dalam
jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan
mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan
kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan
menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi
darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan
gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak.
Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan
bayi selanjutnya.
Berat lahir bayi didefinisikan
oleh WHO sebagai berat
badan yang pertama
kali ditimbang dalam
waktu satu jam pertama
setelah bayi lahir, sebelum
terjadinya pengurangan berat
badan yang mungkin terjadi
pada masa berikutnya.
Berat lahir rendah
diklasifikasikan menjadi bayi
berat lahir rendah (BBLR)
bila
berat lahir 1500–2499
gram, bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR)
bila berat
lahir 1000-1499 gram, dan
bayi berat lahir amat sangat
rendah (BBLASR) bila
berat lahir < 1000 gram
(WHO, 2004).
Bayi berat lahir rendah harus
dilakukan penilaian usia
kehamilan. Penentuan
usia kehamilan pada BBLR
memiliki implikasi klinis dan
terapi. Penilaian usia
kehamilan dapat dinilai pada
masa prenatal dengan cara
menghitung hari pertama
tanggal menstruasi terakhir,
laporan mengenai gerakan
pertama janin (muncul
pada usia kehamilan 16-18
minggu), menilai detak
jantung janin yang
terdengar
pertama kali (usia
kehamilan 10-12 minggu
dengan ultrasonografi
Doppler).
Pemeriksaan usia
kehamilan postnatal pada
BBLR dilakukan dengan
melakukan
penilaian maturasi dengan
menggunakan New Ballard
Score (NBS), yang terdiri
dari penilaian maturasi
neuromuskular dan
maturasi fisik. Perkiraan
usia
kehamilan yang didapatkan
kemudian digunakan sebagai
acuan penggunaan kurva
Lubchenco. Lubchenco
membagi BBLR menjadi
besar masa kehamilan
(BMK)
apabila berat lahir menurut
usia kehamilan berada di atas
persentil 90; sesuai masa
kehamilan (SMK) apabila
berat lahir menurut usia
kehamilan berada di antara
persentil 10 dan 90, dan kecil
masa kehamilan (KMK)
apabila berat lahir menurut
usia kehamilan berada di
bawah persentil 10 (Gomella
dkk., 2009
E. Klasifikasi
Berat lahir bayi didefinisikan oleh WHO sebagai berat badan yang pertama kali
ditimbang dalam waktu satu jam pertama setelah bayi lahir, sebelum terjadinya
pengurangan berat badan yang mungkin terjadi pada masa berikutnya. Berat lahir
rendah diklasifikasikan menjadi bayi berat lahir rendah (BBLR) bila berat lahir 1500-
2499 gram, bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) bila berat lahir 1000-1499 gram,
dan bayi berat lahir amt sangat rendah (BBLASR) bila berat lahir kurang dari 1000
gram (WHO, 2018)
Berat bayi lahir rendah harus dilakukan penilaian usia kehamilan. Pennetuan
usia kehamilan pada BBLR memiliki implikasi klinis dan terapi. Penilaian usia
kehamilan dapat dinilai pada masa prenatal dengan cara menghitung hari pertama
tanggal menstruasi terakhir, laporan mengenai gerakan pertama janin (muncul pada usia
kehamilan 16-18 minggu), menilai detak jantung janin yang terdengar pertama kali (usia
kehamilan 10-12 minggu dengan ultrasonografi doppler). Pemeriksaan kehamilan
postnatal BBLR dilaukan dengan melakukan penilaian maturasi dengan menggunakan
New Ballard Score(NBS), yang terdiri dari penilaian maturasi neuromuskular dan
maturasi fisik. Perkiraan uisa kehamilan yang didapatkan kemudian digunakan sebagai
acuan penggunaan kurva Lubchenco. Lubchenco membagi BBLR menjadi besar masa
kehamilan (BMK) apabila berat lahir menurut usia kehamilan berada di atas persentil
90, sesuai masa kehamilan (SMK) apabila berat lahir menurut usia kehamilan berada
diantara persentil 10 dan 90, dan kecil masa kehamilan (KMK) apabila persentil kurang
dari 10.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterine serta untuk menemukan gangguan
pertumbuhan
2. Memeriksa kadar gula darah (true glucose) dengan dextrostik atau labopratorium
dan jika hipoglikemi perlu diatasi
5. Melakukan tracheal – washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernafasan dan bila frekwensi lebih dari
60x/menit dibuat foto thorax, (Rahardjo dan Marmi, 2012).
G. Penatalaksanaan
1. Suhu badan bayi prematuritas/BBLSR akan cepat kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermi, hal ini diakibatkan fungsi pusat pengaturan panas badan bayi
belum bekerja dengan baik, rendahnya metabolisme dan luasnya relative
permukaan badan. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badan mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki
inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain kemudian di
sampingnya diletakkan botol yang berisi air panas, sehingga panas badan bayi
dapat dipertahankan
Menurut Hurahap 2017, bayi dengan berat lahir sangat rendah mmepunyai
penatalaksanaan yakni dengam inkubator dan metode kanguru. Metode kontak
langsung diantara kulit bayi dengan kulit ibu dengan metode meletakkan bayi di
dada ibu ataupun biasa disebut dengan metode kanguru. Bayi dengan berat lahir
rendah memerlukan upaya suhu lingkungan yang netral, pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan cairan, pencegahan infeksi, penghematan energi agar bayi dapat
menggunakan energinya untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi tersebut,
perawatan kulit untuk mencegah integritas kulit menjadi rusak karena kondisi
kulit yang belum normal atau matang, dan memberikan obat serta diperlukan
pemantauan serta diperlukan data fisologis ( Nurhidayati, 2017)
2. Reflek menelan BBLSR belum sempurna, oleh karen aitu harus dilakukan
pengawasan nutrisi, cermatilah ketika memberikan nutrisi
3. Penimbangan berat badab dilakkukan secara rutin , perubahan berat badan bayi
mencerminkan kondisi bayi terdapat juga kaitannya dengan daya tahan tubuh,
oleh karena itu monititlah tiap perubhan berat badan bayi
4. Pemberian tutup kepala/ topi pada bayi dan berikan oksigen bila perlu
H. Komplikasi
1. Hipotermia
c) Malas minum
e) Frekuensi jantung
2. Hipoglikemia
BBLSR denga hiperbilirubin terjadi sebab belum maturnya fungsi hepar pada
bayi prematur, bilamana tidak cepat diatasi dapat mengakibatkan kerusakan otak
pada bayi yang akan menimbulkan tanda- tanda sisa yang konstan.
Hiperbilirubin ditandai pada:
a) Sklra, puncak hidung, sekitar mulut, dad, perut dan ekstremitas berwarna
kuning
c) Kejang
f) Letargi
5. Infeksi
BBLSR dapat berlangsung bilamana terdapat ibu demam sebelum dan selama
pesalinan, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan, terjadinya asfiksia
saat lahir. Ciri terjadinya infeksi pada BBLSR yaitu:
a) Terdapat lekositosis atau lekositopenia dan trombositopenia
e) Letargi
f) Kulit ikterus
g) Kejang
6. Gangguan Pernapasan
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan data awal atau dasar bagi pasien yang komperehensif
yang meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostic dan
laboratorium serta informasi dari keluarga pasien dan tim kesehatan, Pada saat kelahiran
bayi baru harus menjalani pengkajian cepat namun seksama untuk menentukan setiap
masalah yang muncul dan mengidentifikasi masalah yang menuntut perhatian yang
cepat. Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk mengevaluasi kardiopulmonal dan
neurologis. Pengkajian meliputi penyusunan nilai APGAR dan evaluasi setiap anomaly
congenital yang jelas atau adanya tanda gawat neonatus (Wong, 2009). Pengkajian
tersebut meliputi:
1. Biodata Identitas pasien atau bidata yang terdiri dari, Terdiri dari nama,
umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa, jumlah saudara dan
identitas orang tua. Yang lebih ditekankan pada umur bayi karena berkaitan dengan
diagnosa bayi BBLR
2. Keluhan utama Pada pasien BBLR yang tampak yaitu BBL > dari 2500 gram
3. Riwayat kesehatan sekarang Apa yang dirasakan pasien hingga dirawat di Rumah
Sakit atau perjalanan penyakit pasien
5. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum, pada umumnya pasien dengan BBLR dalam keadaan lemah,
bayi terlihat kecil, pergerakan masih kurang dan lemah, BB <2500 dan tangisan
lemah
C. Rencana Keperawatan
Marmi, & Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sudarti dan Fauziah Arofah. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatua Risiko Tinggi Dan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Depkes RI, 2018, Modul (Buku Acuan) Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)