Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An. H DENGAN PNEUMONIA

Disusun Oleh : Kelompok 6


1. Hamzah Talipi
2. Rifky Mokoginta
3. Nur Khasanah Dwi Susanto
4. Jeanet Ivana Angelina Humiang
5. Fatrawati Bahuwa
6. Frisilia Widya Mudul
7. Selly Rosita Ansik
8. Mustika Reni
9. Wahdaniyah Ismail
10. Thieny H.I Mumekh
11. Serni Untu
12. Lisda Adinan
13. Chafana Tongkali

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO


PRODI S1 KEPERAWATAN T.A 2020/2021
Laporan Pendahuluan
PNEUMONIA

A. Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan
pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang
mengalami konsolidasi, begitupun dengan aliran darah disekitar alveoli, menjadi terhambat dan
tidak berfungsi maksimal. Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan paru-
paru yang sakit (Somantri, 2012). Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi
pernapasan akut yang mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut
Alveoli, yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.Ketika seorang individu
memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat berbafas asupan oksigen
yang menyakitkan dan terbatas.

B. Etiologi Pneumonia

Menurut Amin dan Hardhi (2015), penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering
disebabkan oleh streptoccuspneumonia, melalui selang infus oleh staphylococcus aureus
sedangkan pada pemakaian ventilator oleh peruginosa dan enterobacter, dan masa kini terjadi
karena 9 perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi
lingkungan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Setelah masuk keparu-paru organisme
bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahan paru, terjadi
pneumonia. Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya (Asih &
Effendy, 2014) yaitu:

1. Bakteri Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus,


Streptokoccusaureus, Hemaphilus Influenza, Mycobacterum Tuberkolosis, Bacillus Fre
2. Virus Respiratory Syncytial virus, Adeno virus, V.Sitomegalitik, V. Influenza.
3. Mycoplasma Pneumonia
4. Jamur HistoplasmaCapsulatum, Cryptococcus Neuroformans, Blastomyces
Dermatitisdes, Coccidosdies Immitis, Aspergilus Species, Candida Albicans.
5. Aspirasi Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), Cairan Amnion, Benda Asing.
6. Pneumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffer.

C. Patofisiologi Pneumonia

Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:

1. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme dilepaskan
ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain.
2. Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari peralatan terapi pernapasan
yang terkontaminasi.
3. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat
menjadi patogenik.
4. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari infeksi
sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.

Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau tertahan dalam
pipi melalui mekanisme pertahanan diri seperti reflek batuk, klirens mukosiliaris, dan fagositosis
oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk kedalam tubuh
memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi
dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping merusak. Reaksi antigen-antibodi
dan endotoksin yang melepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak membrane mukosa
bronchial dan membrane alveolokapilar inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan
brokhioventilasi perfusi (Asih & Effendy, 2014).

D. Manifestasi Klinis

Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah sebagai berikut:

1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5°C – 40,5°C bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan tidak biasa.
2. Meningitis, yaitu tanda – tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan
awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada
punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat suhu
turun.
3. Anoreksia merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak- kanak.
Sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar
atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ke
tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk
untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyetai
infeksi pernafasan, khususnya karena virus,
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri
apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, lubang hidung dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa
dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusui pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit lendir
kental dan purulen, bergantung pada tipe dan tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan.
10. Bunyi pernafasan, seperti mengi, mengorok, dan krekels.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar.
Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan peroral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum, atau memuntahkan
semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress pernapasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernapas, terdapat napas cepat
a) Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan > 50kali/menit
b) Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun > 40kali/menit
E. Penatalaksanaan

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per oral
dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau
dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat antibiotik diberikan melalui
infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik. 15 Selanjutnya menurut Amin dan Hardhi (2015), kebanyakan penderita akan
memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:

1. Oksigen 1-2 L/menit.


2. IVFD dekstosen 10%: NaCI 0,9%=3:1, + KCI 10 mEq/500 mI cairan. Jumlah cairan
sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastric dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.

Penetalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic diberikan sesuai hasil
kultur. Untuk kasus pneumonia community based:

1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian


2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital based:

1. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian


2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
F. Komplikasi

Menurut Suzanne dan Brenda (2013), komplikasi pneumonia menyebabkan hipotensi dan syok,
gagal pernapasan, atelektasis, efusi pleura, delirium, superinfeksi dan adhesi. Beberapa
kelompok orang yang lebih beresiko mengalami komplikasi, seperti lansia dan balita. Sejumlah
komplikasi pneumonia yang dapat terjadi adalah:

1. Infeksi aliran darah. Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya bakteri
yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infesi ke organ-organ lain.
2. Abses paru atau paru bernanah. Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik, namun
terkadang juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang nanahnya.
3. Efusi Pleura. Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti paru-paru.

G. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang pneumonia adalah:

1. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi structural (missal: lobar, bronchial dapa juga


menyatakan abses)
2. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat mengindentifikasi semua organisme
yang ada
4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnose organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu, menetapkan luas berat penyakit
dan membantu diagnosis keadaan
6. Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang aspirasi
7. Bronkoskop : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
Asuhan Keperawatan

Pengkajian

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. H
2. Tempat tanggal lahir/usia : Dumai, 21 Januari 2017
3. Jenis kelamin : Laki – Laki
4. Umur : 5 Tahun
5. A g a m a : Islam
6. Pendidikan : Belum Sekolah
7. A l a m a t : Jl. Pattimura No. 3
8. Tanggal masuk : 28 Agustus 2021
9. Tangal pengkajian : 31 Agustus 2021
10. Diagnosa Medik : Pneumonia

B. Identitas Orang Tua


1. Ayah
I. Nama : Tn. S
II. Usia : 29 Tahun
III. Pendidikan : Sarjana
IV. Pekerjaan : PNS
V. Agama : Islam
VI. Alamat : Jl. Pattimura No. 3
2. Ibu
I. Nama : Ny. M
II. Usia : 27 Tahun
III. Pendidikan : Sarjana
IV. Pekerjaan : Honorer
V. Agama : Islam
VI. Alamat : Jl. Pattimura No. 3

C. Identitas Saudara Kandung

NO NAMA USIA HUBUNGAN KETERANGAN

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk RS


Klien mengalami sesak nafas yang dialami sejak 2 hari yang lalu, batuk berdahak, dan
demam........................................................................................................................

III. Riwayat Sekarang


A. Riwayat Kesehatan Sekarang

Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sesak nafas, batuk berdahak dan pilek oleh
keluarga klien di bawa ke RSUD Kota Dumai. Pada saat pengkajian ibu juga mengatakan
takut dengan kondisi anaknya yang mengeluh batuk berdahak disertai sesak nafas dan
demam.
B. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Pre Natal Care
I. Pemeriksaan Kehamilan : 09 kali
II. Keluhan ibu selama hamil :
Perdarahan : -
PHS : -
Infeksi : -

Ngidam : -

muntah-muntah : -

deman : -

III. Riwayat : terkena sinar .........................; terapi obat : tidak ada


IV. Kenaikan BB selama hamil : 9 Kg
V. Imunisasi TT : 2 kali
VI. Golongan darah ibu O ; Golongan darah ayah : b+

2. Natal
I. Tempat melahirkan : Klinik : Klinik bidan
II. Lama dan jenis persalinan : Spontan
III. Penolong persalinan : Bidan
IV. Cara untuk memudahkan persalinan : obat perangsang
V. Komplikasi waktu lahir : robek perineum

3. Post Natal
I. Kondisi bayi : BB lahir 2600 gram, PB 48 cm
II. Apakah anak mengalami : penyakit kuning Tidak, kebiruan Tidak
kemerahan ( √ ) ; Probel menyusui : ( ); BB tidak stabil ( )

(Untuk semua usia)

- Penyakit yang pernah dialami : Batuk ( √ ), deman ( ), diare ( ), kejang


( ) ; lain-lain : ( )
- Kecelakaan yang dialami : jatuh ........ tenggelam........ lalu lintas...........
Keracunan ...........

- Pernah : makanan. ...........obat-obatan ( ) ; zat/substansi kimia ( ); textil ( )


- Konsumsi obat-obatan bebas
- Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : Lambat ( ), sama ( ), cepat
( )
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Penyakit anggota keluarga : alergi ( ) asma ( ) TBC ( ) Hipertensi ( √ )

Penyakit jantung ( ) stroke ( ) anemia ( ) Hernofillia ( ) arthritis ( √ ) migrant ( ) DM


Kanker ( ) jiwa ( )

- Genogram

Keterangan :

= laki-laki = Perempuan = Hub perkawinan

= klien

IV.Riwayat Imunisasi
Reaksi setelah
No Jenis Imunisasi Usia Pemberian
Pemberian
1. BCG 1 bulan -
2. DPT (I, II, III) 2 – 4 bulan Bengkak
3. Polio (I, II, III, IV) 1 – 4 bulan -
4. Campak 9 bulan Demam
5. Hepatisi >7 hr – 4 bulan -
Lain-lain
V. Riwayat Tumbuh Kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 18 kg
2. Tinggi badan : 110 cm

B. Perkembangan Tiap Tahap


Usia anak saat : (3 bulan)

1. Berguling : 4 bulan
2. Duduk : 9 bulan
3. Merangkak : 9 bulan
4. Berdiri : 12 bulan
5. Berjalan : 12 bulan
6. Senyum kepada orang lain : 3 bulan
7. Bicara pertama kali : 4 bulan
8. Berpakaian tanpa bantuan : 18 bulan

VI.Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : 3 Minggu
2. Cara pemberian : setiap kali menangis ( ) terjadwal ( √ )
3. Lama pemberian : Sampai 1 tahun

B. Pemberian Susu
1. Alasan pemberian : untuk konsumsi dan nutrisi anak
2. Jumlah pemberian :-
3. Cara pemberian : dengan dot

C. Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahapan Usia Sampai Nutrisi Saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian


0 – 3 Bulan ASI 3 bulan
VII. 3 bulan Psikososial
Riwayat Susu Formula s/d sekarang

- 7 bulan
Apakah Bubur
anak tinggal 5 bulansendiri, ( ) kontrak
di : ( ) apartemen, ( √ ) rumah
- 1 tahun beradaNasi
Lingkungan di : ( √ ) kota, ( ) setengahs/dkota,
sekarang
( ) desa
- Hubungan antar anggota keluarga : ( √ ) harmonis, ( ) berjauhan
- Pengasuh anak : ( √ ) orang tua, ( ) baby siter, ( ) pembantu, ( √ ) nenek/kakek

VIII. Riwayat Spiritual


- Support system dalam keluarga : Seluruh anggota keluarga
- Kegiatan keagamaan : Pembeatan, Khitanan

IX. Reaksi Hospotalisasi


A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : Ibu Mengatakan tidak tau tentang
penyakit anaknya jadi dibawa ke RS
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ada
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : ( √ ) cemas, ( √ ) takut, ( √ ) khawatir, ( )
biasa

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap


- Mengapa keluarga/orang tua membawa kamu ke RS : -
- Menurutmu apa penyebab kami sakit : -
- Apakah dokter menceritakan keadaanmu : -
- Bagaimana rasanya di rawat di RS : ( √ ) Bosan, ( √ ) takut, ( ) senang
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
No. KONDISI SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT
1. Selera Makan Nafsu Makan Baik Nafsu Makan Baik
2. Menu Makan Nasi+Lauk+Buah+Sayur Nasi+Lauk+Buah+Sayur
3. Frekuensi Makan 3 kali sehari dan Makan 2 kali sehari dan
menghabiskan porsi makan menghabiskan porsi makan
4. Makanan Pantangan Tidak ada Makanan Berminyak
5. Pola Eliminasi BAK : BAK :
Sebelum sakit 4 – 5 kali sehari, Selama Sakit 3 – 4 kali sehari,
bauk has, warna jernih warna kuning, bauk has
BAB : BAB :
2 kali sehari, konsistensi lunak, 1 kali sehari, konsistensi padat,
bauk has, warna kuning bau khas, warna Kuning
6. Pola Istirahat Sebelum sakit An. H tidur ± 8 Selama Sakit An. H tidur ± 6
jam /hari jam /hari
7. Pola Personal hygiene Sebelum sakit An.H mandi 2 kali Selama sakit An.H mandi 2 kali
sehari sehari namun hanya di lap saja
8. Pola Aktivitas Sebelum sakit An.H biasa bermain Selama sakit An.H banyak diam

XI. Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan Umum klien
I. Tanda-tanda vital :
- Suhu : 39 oC
- Nadi : 104 x/menit
- Respirasi : 46 x/menit
- Tekanan Darah : -
- SpO2 : 92%

II. Antropometri :
- Tinggi badan : 110 cm
- Berat badan : 18 kg
- Lingkar lengan atas : 22 cm
- Lingkar kepala : 49 cm
- Lingkar dada : 75 cm
- Lingkar perut : 68 cm

III. Sistem Pernafasan


1. Hidung : ( √ ) Simetris, ( ) pernafasan cuping hidung, ( √ ) sekret, ( ) Polip,
( ) epistaksis
2. Leher : pembesaran kelenjar ( ), tumor ( )
3. Dada :
- Bentuk dada normal ( √ ), barrel ( ), pigeon chest ( )
- Gerakan dada : simetris ( √ ), terdapat retraksi ( ), alat bantu pernapasan ( )
- Suara napas : VF ( ), Ronchi ( √ ), Wheezing ( ), Stridor ( ), Rales ( )
4. Apakah ada clubbing finger

IV. Sistem Cardio Vaskuler


1. Conjungtiva anemia : ( √ ), bibir pucat/cyanosis ( √ ), arteri carotis : Kuat,
Tekanan vena jugularis : tidak
2. Ukuran jantung : Normal ( √ ), membesar ( ), IC/apex ( )
3. Suara jantung : S 1 ………….; S 2 ……………...
4. Capillary refilling time : 2 Detik
V. Sistem Pencernaan
1. Sklera : Ikterus ( √ ), Bibir : kering, labia skizis ( )
2. Mulut : stomatis ( √ ), palato skizis ( ), jumlah gigi Lengkap, kemampuan
menelan : baik, lain-lain -
3. Gaster ; kembung ( )
4. Anus : lecet :-
Hemaroid : _

VI. Sistem Indra


1. Mata
- Kelopak mata : normal
- Visusu (Gunakan snellen chard) : -
- Lapang pandang :
2. Hidung
- Penciuman ( ), perih di hidung ( ), trauma ( ), mimisan ( )
- Sekret yang menghalangi penciuman
3. Telinga
- Keadaan daun telinga :Simetris, kanal alditoris : bersih ( √ ), serumen ( )
- Fungsi pendengaran : Normal

VII. Sistem Indra


1. Fungsi Cerebral
a. Status mental : orientasi : Baik daya ingat : Kuat, perhatian & perhitungan ;
- Bahasa : Indonesia
b. Kesadaran : eyes 4 : motorik : 6 verbal : 5 dengan GCS Composmentis

I. Sistem Muskoloskeletal
 Kepala : Bentuk kepala : Simetris
 Vertebrae : Scoliosis ( √ ), Lordosis ( ), gerakan ( ), ROM ( √ ), fungsi gerak Normal
 Pelvis : Gaya/jalan: Normal , Gerakan: – ROM: - Trendelberg test: -
 Lutut : Bengkak ( ), kaku ( ), gerakan ( ), MC Murray Test ( ), Ballotement test ( ).
 Kaki bengkak ( )
 Tangan : bengkak ( ), Gerakan: Normal, ROM: aktif
J. Sistem Intugen
 Rambut : warna : hitam, mudah tercabut: tidak
 Kulit ; warana : Langsat, temperature : Hangat, kelembaban : Lembab. bulu kulit : -
erupsi: - tahi lalat: - ruam : - teksture
 Kuku : warna : Putih, permukaan kuku : Bersih mudah patah ( ), kebersihan : bersih
K. Sistem Endokrin :
1. Kelenjar thyroid : -
2. Ekskresi urine berlebihan : - poldipsi : - Poliphagi: -
3. Suhu tubuh yang tidak seimbang : - keringat berlebihan: -
4. Riwayat urine dikelilingi semut : tidak ada
L. Sistem Perkemihan:
 Oedema palpebra : ( ), moon fase ( ), oedema anasarka ( )
 Keadaan kandung kemih : Kosong
 Nocturia ( ), dysuria ( ), kencing batu ( )
M. Sistem Reproduksi :
1. Wanita
- Payudara : putting…………aerola mammae…………cesar …………
- Labia mayora & minora bersih ( ), sekret ( ), bau ( )
2. Laki-laki
- Keadaan glans penis : kebersihan : bersih
- Testis sudah turun : sedikit
- Pertumbuhan rambut : kumis : - janggut: - ketiak: -
- Pertumbuhan jakun : - perubahan suara

N. Sistem Imun
- Alergi (cuaca ( ), debu ( ), bulu binatang ( ), zat kimia : -
XII. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
A. 0 - 6 tahun
Dengan menggunakan DDST

1. Motorik kasar: berdiri 1 kaki 6 detik


2. Motorik halus: memilih garis yang lebih panjang
3. Bahasa : mengartikan 7 kata
4. Personal social : Menggosok gigi, mandi, berganti pakaian tanpa bantuan
B. 6 tahun keatas
1. Perkembangan kognitif
2. Perkembangan psikoseksual
3. Perkembangan psikososial
XIII. Test Diagnostik :
 Laboratorium
1. Hb : 12.8 g/dl (10-14 g/dl)
2. Lekosit : 14.900 ul (4-11 rb rb/ul
3. Hematokrit : 36.2 % (37-48 %)
4. Eritrosit : 4.900.00 ul (4.5 – 5.6 jt/ul)
5. Trombosit : 250.000 ul (150 – 35- rb/ul)
 Foto Rontgen
Hasil bacaan pneumonia
XIV.Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
1. IUFD RL 24 tetes/menit

2. Osigenasi 1 – 2 liter/menit nasal prongs

3. Injeksi Amikacin 125 mg/8jam/IV

4. Inhalasi Ventolis 1 respule/8jam

5. Paracetamol sirup 4 x 5 ml

Data Fokus

A. Data Subjektif

1. Ibu pasien mengatakan anaknya sesak


2. Ibu pasien mengatakan anaknya batuk disertai dahak
3. Ibu pasien mengatakan anaknya demam dan panas tinggi
4. Ibu pasien mengatakan takut dengan kondisi anaknya

B. Data Objektif

1. Pasien terlihat pucat


2. Suara Nafas Ronchi
3. TTV
N : 104 x/menit
S : 39 oC
R : 46 x/menit
SpO2 : 92 %
4. Pasien Terlihat Lemah
5. Pasien terlhat sesak nafas, batuk berdahak, ada penukmpukan secret
6. Ibu pasien terlihat gelisah dan cemas
7. Ibu pasien sering bertanya soal penyakit anaknya

Analisa Data

No. Data Etiologi Problem


1. DS: Penumpukan Sekret Bersihan jalan nafas tidak
- Ibu Pasien efektif
mengatakan anaknya batuk
disertai dahak

DO:
- Pasien terlihat sesak
- Ada secret
- TTV
N : 104 x/menit
R : 46 x/menit
SpO2 : 92 %
- Suara Nafas Ronchi
2. DS: Proses Inflamasi Penyakit Hipertermi
- Ibu pasien
mengatakan anaknya demam dan
panas tinggi

DO:
- Suhu : 39 oC
- Kulit teraba panas
3. DS: Kurangnya pengetahuan orang Ansietas
- Ibu Pasien tua tentang perawatan anak
mengatakan takut dengan
kondisi anaknya

DO:
- Ibu Pasien terlihat
gelisah dan cemas
- Ibu pasien sering
bertanya soal penyakit anaknya

Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d ronchi, sianosis dan pola
nafas berubah (D.0001)
2. Hipertemia b.d Proses penyakit d.d suhu diatas nilai normal dan kulit terasa hangat
(D.0130)
3. Ansietas b.d krisis situasional d.d merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi (D.0080)

Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan Managemen Jalan Napas
efektif b.d sekresi yang selama 2x24 jam maka Bersihan jalan (I.01011)
tertahan d.d ronchi, sianosis nafas (L.01001) membaik dengan kriteria Observasi
dan pola nafas berubah hasil : 1. Monitor Pola Napas
(D.0001) 1. Batuk Efektif 5 (meningkat) 2. Monitor bunyi napas
2. Produksi Sputum 5 (menurun) tambahan
3. Sianosi 5 (menurun)
4. Frekuensi Napas 5 (membaik) Terapeutik
5. Pola Napas 5 (membaik) 1. Posisikan semi fowler –
fowler
2. Berikan minum hangat
3. Lakukan penghisap lendir
kurang dari 15 detik
4. berikan oksigen

Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
2. Anjurkan teknik batuk
efektif

Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
brokodilator, ekspetoran,
mukolitik
2. Hipertemia b.d Proses Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipertemia
penyakit d.d suhu diatas nilai selama 2x24 jam maka Termoregulasi (I.15506)
normal dan kulit terasa (L.14134) membaik dengan kriteria hasil: Observasi
hangat (D.0130) 1. Kulit Merah 5 (meningkat) 1. Monitor Suhu Tubuh
2. Pucat 1 (menurun) 2. Monitor komplikasi akibat
3. Suhu Tubuh 5 (membaik) hipertermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang
dingin
2. Berikan oksigen

Edukasi
1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
1. Kolaboran pemberian cairan
dan elektrolit intravena
3. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan intervensi keperawatan Reduksi Ansietas (I.09314)
situasional d.d merasa selama 2x24 jam maka Tingkat Ansietas Observasi:
khawatir dengan akibat dari (L.09093) membaik dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi saat tingkat
kondisi yang dihadapi 1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi ansietas berubah
(D.0080) yang dihadapi 5 (menurun)
2. Perilaku gelisah 5 (menurun) Terapeutik
3. Perilaku Tegang 5 (menurun) 1. Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
2. temani pasien untuk
mengurangi ansietas
3. pahami situasi yang
membuat ansietas
4. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan

Edukasi
1. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
2. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.pkr.ac.id/1171/1/SLAMET-KTI.pdf
Agustyana. 2019. Hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di
daerah perkotaan.Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 7, Nomor 1, Januari 2019. diakses
melalui http://ejournal3.undip.ac.id/indeks.php//jkm pada tanggal 28 januari 2020

Anwar, A. & Dharmayanti, I. 2014. ‘’Pneumonian pada Anak Balita di Indonesia’’ jurnal
kesehatan masyarakat Nasional vol.8, hal 359- 360

Dinas Kesehatan Kota Dumai. 2019. Profil kesehatan kota dumai.

Anda mungkin juga menyukai