Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

H USIA 5 TAHUN DENGAN PNEUMONIA DI


RUANG IRNA C RSUD KOTA DUMAI TAHUN 2020

1. PENGERTIAN PNEUMONIA
Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi
yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak
dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi, begitupun dengan
aliran darah disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal.
Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang
sakit (Somantri, 2012).
Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut
yang mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut
Alveoli, yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.Ketika
seorang individu memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang
membuat berbafas asupan oksigen yang menyakitkan dan terbatas.

2. ETIOLOGI PNEUMONIA
Menurut Amin dan Hardhi (2015), penyebaran infeksi terjadi
melalui droplet dan sering disebabkan oleh streptoccuspneumonia, melalui
selang infus oleh staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian
ventilator oleh peruginosa dan enterobacter, dan masa kini terjadi karena perubahan
keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis,
polusi lingkungan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Setelah
masuk keparu-paru organisme bermultiplikasi dan jika telah berhasil
mengalahkan mekanisme pertahan paru, terjadi pneumonia.
Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai
penggolongannya (Asih & Effendy, 2014) yaitu:
1. Bakteri
Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus,
Streptokoccusaureus, Hemaphilus Influenza, Mycobacterum
Tuberkolosis, Bacillus Fre
2. Virus
Respiratory Syncytial virus, Adeno virus, V.Sitomegalitik, V. Influenza.
3. Mycoplasma Pneumonia
4. Jamur
HistoplasmaCapsulatum, Cryptococcus Neuroformans, Blastomyces
Dermatitisdes, Coccidosdies Immitis, Aspergilus Species, Candida
Albicans.
5. Aspirasi
Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), Cairan Amnion, Benda
Asing.
6. Pneumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffer.

3. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia
adalah sebagai berikut:
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling
sering terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai
39,5°C – 40,5°C bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan
peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari normal,
beberapa anak bicara dengan kecepatan tidak biasa.
2. Meningitis, yaitu tanda – tanda meningeal tanpa infeksi meninges.
Terjadi dengan awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala,
nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan
brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit
masa kanak- kanak. Sering kali merupakan bukti awal dari penyakit.
Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui
tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ke tahap
pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung
singkat, tetapi dapat menetap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat.
Sering menyetai infeksi pernafasan, khususnya karena virus,
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa
dibedakan dari nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, lubang hidung dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan
dan menyusui pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer
dan sedikit lendir kental dan purulen, bergantung pada tipe dan tahap
infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan.
10. Bunyi pernafasan, seperti mengi, mengorok, dan krekels.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak
yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum
dan makan peroral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum,
atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar,
sianosis, distress pernapasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernapas, terdapat napas cepat
a. Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan > 50kali/menit
b. Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun > 40kali/menit.

4. PATOFISIOLOGI PNEUMONIA
Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara,
mikroorganisme dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang
lain.
2. Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari peralatan
terapi pernapasan yang terkontaminasi.
3. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal
orofaring dapat menjadi patogenik.
4. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui
sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang
terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru
dikeluarkan atau tertahan dalam pipi melalui mekanisme pertahanan diri
seperti reflek batuk, klirens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag
alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk kedalam tubuh
memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan
menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya
mempunyai efek samping merusak. Reaksi antigen-antibodi dan
endotoksin yang melepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak
membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapilar inflamasi dan
edema menyebabkan sel-sel acini dan brokhioventilasi perfusi (Asih &
Effendy, 2014).
5. WOC
6. PENATALAKSAAN
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa
diberikan antibiotik per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang
lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung
atau penyakit paru lainnya, harus dirawat antibiotik diberikan melalui
infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan
alat bantu nafas mekanik. Selanjutnya menurut Amin dan Hardhi (2015), kebanyakan
penderita akan
memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam
waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
1. Oksigen 1-2 L/menit.
2. IVFD dekstosen 10%: NaCI 0,9%=3:1, + KCI 10 mEq/500 mI cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastric dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
Penetalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,
antibiotic diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based:
1. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

7. PENGOBATAN/PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang
pneumonia adalah:
1. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi structural (missal: lobar,
bronchial dapa juga menyatakan abses)
2. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat mengindentifikasi
semua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnose
organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu, menetapkan
luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang aspirasi
7. Bronkoskop : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda
Asing.

8. ASKEP
Seorang anak berusia 5 tahun dibawa kerumah sakit karena mengalami sesak nafas,
ibunya mengatakan sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sesak nafas, batuk berdahak
dan pilek.
Setelah di lakukan pemeriksaan klien terlihat sesak napas, klien terlihat gelisah dan pucat,
dan terdapat adanya secret. Nadi : 104/menit, pernapasan 46x/menit, ronki (+) SpO2 :
92%.

ANALISA DATA :

No. Data Penyebab masalah


1. DS: Penumpukan Ketidakefektifan
- ibu klien mengatakan sekret bersihan jalan
anaknya batuk disertai napas
dahak.
DO :
- klien terlihat sesak napas
- adanya secret
- nadi : 104/menit
- pernapasan : 46x/menit
- Ronki (+)
2. DS: Gangguan Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan pertukaran gas di pertukaran gas
anaknya sesak napas aveoli
DO :
- Klien terlihat sesak napas
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat pucat
- Nadi : 104/menit
- Pernapasan : 46x/menit
- SpO2 : 92%

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret
2. Ketidakefektifan pertukaran gas berhubungan gangguan pertukaran gas
di alveoli.

Anda mungkin juga menyukai