Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN W

DENGAN KASUS PNEUMONIA

DI RUANGAN MAHONI RSUD TORABELO SIGI

NAMA : PUTRI CLARA PERDANI

Nim : 201801033

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

TAHUN.2021/2022
1. KONSEO TEORITIS

A. Definisi
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan
adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.(Axton
& Fugate, 1993). Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal
dari suatu infeksi, disebut pneumonia. (Sylvia)
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya
invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu
tahanan saluran.
Trakhabrnkialis, adalah beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme
pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun,
umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian
flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernapasan.
( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997)
B. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
1. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus
aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza,
eneterobacter. Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan
manusia sehat, setelah system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua,
atau malnutrisi, bakteri tersebut segera memperbanyak diri dan
menyebabkan kerusakan.
2. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini
menyerang saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat
memicu pneumonia, terutama pada anak-anak.
3. Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis
ini berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia
yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering
disebut pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang
segala jenis usia.
4. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albican

C. Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif
seperti menghirup bibit penyakit di uadara.Ada beberapa mekanisme yang
pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.Partikel infeksius
difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan
epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai
paruparu, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler,
dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Setelah
mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut
yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan
eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto
toraks.Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan
dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan
interstisial.Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran
napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis

D. Manifestasi klinis
1.Menggigil
2.demam
3.Nyeri dada
4.Takipneu
5.Bibir dan kuku
6.sianosis
7.Sesak nafas
8.Batuk
9.Kelelahan
E. Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural
(misal: lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

F. Penatalaksanaan
Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia biasanya berupa pemberian
antibiotik yang efektif terhadap organisme tertentu, terapi O2 untuk
menanggulangi hipoksemia.
Beberapa contoh pemberian antibiotic seperti : Penicillin G: untuk infeksi
pneumonia staphylococcus.
a. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
b. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia
c. mikroplasme

2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data dasar pengkajian pasien
2. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
3. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
4. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia (malnutrisi)
5. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia,
artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
7. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda : sputum:merah muda, berkarat perpusi: pekak datar area yang
konsolidasi premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan
konsolidasi 10 Bunyi nafas menurun Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
8. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
9. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari Rencana
pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pneumonia
adalah :
1. resiko kekurangan cairan
2. intoleransi aktivitas
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian
dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah
atau untuk memenuhi kebutuhan pasien (Febi and Panggabean 2012).
D. Implementasi
Implementasi keperawatan yang merupakan komponen proses
keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi mencakup
melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan
sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staff, dan
mencatat serta melakukan pertukaran informa si yang relevan
dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien (Alimul, A. 2012).
E. Evaluasi
Dokumentasi evaluasi adalah merupakan catatan tentang indikasi
kemajuan pasien terhadap tujuan yang dicapai. Evaluasi bertujuan untuk
menilai keefektifan parawatan dan untuk mengkomunikasikan status
pasien dari hasil tindakan keperawatan (Alimul, A. 2012)
DAFTAR PUSTAKA

ttp://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-

efusipleura.html http://askepasuhankeperawatan.blogspot.com/2009/07/askep-

efusipleura.html

Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC , Jakarta

Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,

EGC, Jakarta

Doengoes, Marilyn (1989), Nursing Care Plans Second Edition, FA Davis Company,

Philadelphia

Long, Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan Padjadjaran, Bandung

Luckmann’s Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, WB Saunders,

Philadelphia

Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta

Baughman C Diane.2000, Keperawatan medical bedah, EGC, Jakrta

Doenges E Mailyn.1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

perencanaandan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta

Hudak,Carolyn M.1997,Keperawatan kritis : pendekatan holistic. Vol.1,

EGC,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai