Skripsi
Diajukan guna memenuhi persyaratan
Untuk meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Disusun oleh :
UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS
KEPERAWATAN 2022
Fakultas Keperawaan Universitas Klabat
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat dengan judul
“HubunganTingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol Pada Remaja” adalah asil
hasil penulisann saya sendiri ataupun terdapat kutipan yang diambil dari penulisan
orang lain sebagai refrensi yang sudah dicantmkan ke dalam daftar Pustaka dan
skripsi ini belum pernah dipubliskan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Airmadidi,
Yang menyatakan
i
Fakultas Keperawaan Universitas Klabat
Dengan ini menyetujui untuk memberikan izin kepada Pembimbing Skripsi, HAK
BEBAS ROYALTI Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas skripsi
saya yang berjudul: “Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol pada
Remaja di Desa Tandengan” beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).
Airmadidi,
Yang menyatakan
ii
LEMBAR PNGESAHAN
Skripsi dengan judul :
DEWAN PENGUJI
iii
DEDICATION
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
dengan judul “Hubungan Tingkat Stress dengan Konsumsi Alkohol pada Remaja di
berupa bimbingan, masukan, dorongan, kerja sama, kasih sayang, dan doa yang
paling berharga nilainya. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
3. Ns. Frendy Fernando Pitoy, S.Kep, MSN sebagai dosen pembimbing yang
statistic sangat berguna bagi peneliti dan telah memberikan bimbingan serta
penelitian ini yang memberikan arahan yag sangat berarti dalam peneyelesaian
skripsi ini.
v
6. Ns. Jun Lumabaeng, S.Kep sebagai anggota penguji dalam penelitian
skripsi ini.
dan kerjasamanya.
9. Mama Inggerid Gosal dan papa Novri Tampi, serta oma, opa serta keluarga
waktunya.
10. Teman-teman “Brakoca” yaitu Emanuellla, Virgin, Chela, Bella, Karen, Leidy
dan mendukung dengan baik. Juga kepada ka Virgina yang selalu mendengar
11. Serta Tamariska, Pingkan, Charen, Lisa sebagai support system saat tinggal
bersama dalam asrama. Dan kepada eipel selalu menghibur pada saat keadaan
Kiranya skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah
pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan
vi
i
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
Latar Belakang Masalah............................................................
Rumusan Masalah.....................................................................
Tujuan Penelitian.......................................................................
Kegunaan Penelitian..................................................................
Manfaat Teoritis............................................................
Manfaat Praktis..............................................................
Cakupan Dan Batasan Penelitian...............................................
Definisi Operasional Dalam Penelitian.....................................
Tingkat Stres...................................................................
Konsumsi Alkohol..........................................................
Remaja............................................................................
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…............................................
Tingkat Stres Pada Remaja Desa Tandengan...........................
Konsumsi Alkohol Pada Remaja Desa Tandengan…..............
Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkoho................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................…..
vi
i
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN C Korespondensi...............................................................................58
LAMPIRAN G Biaya.............................................................................................77
LAMPIRAN I Dokumentasi...................................................................................81
vii
BAB I
PENDAHULUAN
digolongkan sebagai zat psikoaktif. Zat psikoaktif merupakan zat yang bekerja secara
selektif pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi,
kognitif dan persepsi pada individu (Yusuf, Rizky, & & Hanik, 2015). Individu yang
terkenak zat ini akan mengalami perubahan perasaan menjadi tidak stabil, lebih
sosial bagi penggunanya (Hiramin, 2011). Pada saat terpapar dengan zat ini, tubuh
tekanan darah, dan ketidaknyamanan dalam tubuh, serta merusak sistem pencernaan
(Kemenkes, 2018).
2016 terdapat setidaknya lebih dari setengah atau 3,1 miliar orang dari populasi
global yang berusia 15 tahun ke atas telah mengkonsumsi alkohol dalam kurun waktu
12 bulan serta data menunjukan bahwa sekitar 2,3 miliar orang adalah pecandu
alkohol. Alkohol telah dikonsumsi oleh lebih dari setengah populasi berdasarkan
1
berada pada angka yang cukup besar. Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh
1
2
penduduk remaja yang berumur lebih dari 10 tahun sebesar 3,3%. Selanjutnya
Provinsi Sulawesi utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Gorontalo dan
utara berada di tangkat pertama tertinggi dengan persentasi sebesar 16% dari
masa perkembangan sosial yang mana stress memiliki peran kunci dalam
sementara, maka dari itu remaja dengan stress berat akan juga menjadi pecandu
alkohol berat.
Disamping itu, penelitian juga yang dilakukan oleh Utomo, Saidah, dan
pertemanan nya, tekanan yang disebabkan oleh ajakan serta ancaman menjadi
ketenangan, dan melepaskan beban adalah hal yang dicari remaja saat
mengkonsumsi alkohol.
3
cukup tinggi dimana hampir lebih dari 350 juta penduduk dunia mengalami
stres. Di Amerika sekitar 75% orang dewasa mengalami stres berat dan
mencapai angka 14% dengan tingkat stress akut (stres berat) yang mencapai 1-
3% (Legiran, 2015).
antara stress dengan konsumsi alkohol pada remaja. Hasil penelitian yang
hubungan antara tingkat stres dengan penyalahgunaan alkohol pada remaja laki-
selalu ingin mengontrol dan menstabilkan yang dipengaruhi oleh stressor baik
dari dalam maupun luar. Individu memiliki kemampuan untuk mengatur dan
menyesuaikan diri dari pengaruh yang timbul sebagai suatu sistem yang
4
membentuk sistem prilaku (Nur, 2018). Penelitian ini berfokus pada masalah
dari stressor yang berasal dari lingkungan sekitar yang termasuk masyarakat,
masalah yang diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil survei awal yang di lakukan
Rumusan Masalah
Kabupaten Minahasa?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara tingkat stress dengan konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan
Kabupaten Minahasa.
Kegunaan Penelitian
mempunyai kegunaan yang meliputi aspek teoritis yaitu bagi peneliti, bagi
institusi pendidikan dan aspek praktis yaitu remaja di desa Tandengan dan
masyarakat.
Manfaat Teoritis
hubungan tingkat stres dengan konsumsi alkohol. Kemudian penelitian ini untuk
Universitas Klabat.
Manfaat Praktis
diharapkan penelitian ini secara praktis dapat berguna dan memberikan kontribusi
tambahan yang terkait dengan tingkat stres dan mengkonsumsi alkohol serta dapat
mengubah persepsi bagi remaja yang mengkonsumsi alkohol yang dapat merusak
pemikiran dibagian otak karena dalam minuman beralkohol mengandung zat psikoatkif
masyarakat terutama kepada orang tua untuk memahami tingkat stress pada remaja
Minahasa. Sedangkan batasan dalam penelitian ini adalah remaja di usia 14-24 tahun
yang mengonsumsi alkohol serta bersedia menjadi partisipan dengan menanda tangani
informed consent.
Tingkat Stres
Tingkat stres adalah level stress yang dirasakan oleh setiap individu yang
disebabkan oleh masalah-masalah yang individu alami secara internal maupun secara
eksternal. Tingkat stress dikategorikan menjadi stres normal, ringan, sedang dan berat.
7
Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol adalah suatu prilaku minum alkohol yang tergolong pada
Remaja
Usia remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak perubahan, di mana
remaja mengalami transisi yang begitu cepat baik secara fisik maupun emosional.
Pada remaja ada beberapa tahap perekembangan yaitu remaja awal rentang di usia 10-
13 tahun, masa remaja pertengahan 14-17 tahun, dan masa remaja akhir atau dewasa
muda di usia 18-24 tahun, di dalam bab 1 WHO mensurvey usia di 15 tahun ke atas,
maka peneliti beradaptasi dari WHO dan mengambil kelompok masa remaja
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang
Stress
situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis, atau sistem sosial
individu (Wardi & Ifdil, 2016). Stres berkaitan dengan kenyataan yang tidak sesuai
dengan harapan dan situasi yang menekan, kondisi ini mengakibatkan perasaan
cemas, emosi dan frutasi (Priyoto, 2014). Dengan perubahan fisik yang menonjol
melebihi kapasitas dari biasanya dan membutuhkan respon yang lebih sehingga dapat
mempengaruhi individu. Stres adalah suatu kondisi pada indvidu yang tidak
Meningginya emosi individu sangat tergantung dengan dampak perubahan fisik dan
kehidupan psikologis yang artinya jika semakin banyak terjadi perubahan dan tidak
8
9
Penyebab Stres
terjadinya resoin stres. Tribun Manado (2018) menerbitkan bahwa terdapat jenis-jenis
stress dikalangan remaja. Jenis stress yang dialami oleh remaja dapat berupa stres
akademik, stres fisik, masalah keluarga, hubungan dengan lawan jenis, dan bullying.
tuntutan akademik yang tidak sesuai dengan sumber daya aktual yang dimiliki oleh
siswa. Stres akan muncul ketika harpan untuk pencapaian prestasi akademik
meningkat, tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa, mempunyai maslah
Ketakutan untuk gagal, ekspetasi orang tua, dipaksa oleh orang tua atau guru untuk
belajar subjek tertentu, memandang nilai adalah segalanya, ekspetasi yang terlalu
besar, masalah finansial, dan mungkin tekanan dari tetangga serta keluarga terdekat
merupakan faktor penyebab terjadinya stress (Zamir, 2015). Lebih lanjut, CNN
yang kurang realistis, dan bisa menyebabkan stres pada siswa yang tidak mampu
memenuhinya.
Stres fisik. Stres fisik dapat terjadi akibat sifat alami remaja yang sering
membandingkan keadaan fisik mereka dengan orang lain sehingga membuat mereka
semakin tertekan (Tribun Manado, 2018). Siswa juga bisa mengalami gejala stres
secara fisik karena tuntutan akademik seperti sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur,
lelah, sakit punggung dan kehilangan minat untuk belajar (Barseli, ifdil, & Nikmarijal,
2017).
10
Masalah keluarga. Menurut Potter & Perry (2017) menyatakan suatu kondisi
dimana setiap anggota keluarga sibuk sehingga tidak ada waktu bersama, dan
memiliki masalah dalam kondisi perekonomian yang menurun. Inilah yang menjadi
faktor terjadinya stres karena tidak bisa meluangkan waktu untuk bersama sehingga
masalah tidak teratasi dengan baik. Remaja bisa mengalami stres dari masalah
keluarga yang mereka hadapi. Salah satu masalah di dalam keluarga yang membuat
remaja menjadi stres adalah perceraian. Remaja akan merasa marah terhadap orang
tuanya yang bercerai ataupun marah kepada dirinya sendiri karena belum bisa
Hubungan dengan lawan jenis. Pada masa remaja tidak bisa dielakan lagi
yang namanya hubungan dengan lawan jenis. Frizona (2015) remaja tidak melihat
potensi yang ada dalam diri mereka dan hanya terfokus pada kekasihnya. Kadang
perasaan itu tidak dibalas dan menyebabkan patah hati yang ujungnya remaja
mengalami stres.
Jenis Stres
Menurut Li, Cao, dan Li, (2016) Jenis stres terbagi menjadi 2 yaitu
eustress dan distress. Eustress merupakan stres yang berguna bagi tubuh karena
membawa dampak yang positif yang membuat tubuh siap menghadapi tantangan dan
kebalikannya atau bisa dibilang stres yang membawa dampak negatif dan
Saat terjadi stress, tubuh akan memberikan respon fisiologis dan psikologis.
Secara fisik tubuh dapat merespon stres seperti pernapasan lebih cepat atau otot
menegang reaksi ini di sebut reaksi fisiologis (Veratamala, 2016). Adapun stres
untuk menyesuaikan diri terhadap masalah yang di hadapi (Widiastuti, 2019). Saat
stress, perilaku individu akan menjadi lebih sensitif dan menjadi mudah untuk
mengatakan bahwa nafsu makan menurun, gelisah dan kesulitan untuk tidur atau
sering terbangun, dan terjadi ketegangan di leher, punggung serta bahu merupakan
Reaksi psikologi. Respon emosional yang umum mucul karena stres adalah
kecemasan. Selain kecemasan gejala yang menyangkut emosi adalah seperti takut,
cemas, malu, dan marah (Tahir, 2014). Timbulnya respon emosional berupa merasa
gelisah, dan perubahan suasana hati merupakan respon psikologis dari dampak
Perilaku. Perilaku individu saat stres bisa menjadi sensitif, dan menjadi
agresif serta mudah tersinggung, sampai pada pola tidur yang terganggu, selain
12
perilaku reaksi fisik dari stres adalah perubahan berat badan, dan pada wanita
menyebabkan terjadinya perubahan pada pola menstruasi (Efendi & Intan, 2011).
Tingkat Stres
yang normal (Detik Health, 2011), stres ringan, sedang, hingga stres berat
Stres normal. Menurut Detik Health (2011) stres normal adalah ketika tubuh
kita bisa menyesuaikan dengan keadaan serta tidak mengganggu kehidupan kita.
Stres normal masuk dalam kriteria eustress atau stres yang cenderung menguntungkan
tugas, sampai berbicara dengan orang yang kita sukai (Maharrani, 2019).
beberapa menit atau jam sehingga belum memengaruhi fisik dan mental hanya saja
mulai merasa sedikit tegang (Purniasari, 2018) . Beberapa tanda dari stres ringan
adalah pikiran tidak fokus, lebih gampang emosi karena hal kecil, serta gangguan
Stres sedang. Stres sedang terjadi lebih lama dari beberapa jam bahkan ada
yang sampai beberapa hari. Ketika berselisih dengan orang lain itu sudah masuk di
dalam stres sedang. Adapun gejala stres sedang yaitu, mudah marah, mudah merasa
letih, sulit untuk beristirahat ataupun susah untuk tidur, mudah tersinggung serta
berlangsung lebih lama dari pada stres ringan yang bisa berlangsung selama beberapa
hari.
13
(Detikhealth, 2012). Stres berat bisa menyebabkan insomnia, mudah lelah dan
kekurangan energi, sering sakit kepala, mengalami nyeri ataupun tegang otot (Jawa
Post, 2019). Gejala lain dari stres berat adalah kesulitan mengingat, mudah sedih,
mudah marah, merasa di luar kontrol, kurang percaya diri dan lemah fisik (Tashandra,
2019).
Alat ukur tingkat stress adalah kuesioner dengan sistem skoring yang akan
diisi oleh responden dalam suatu penelitian. Ada beberapa kuesioner yang sering
scale, Perceived Stress Scale (PSS-10), Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42).
stres berdasarkan tingkatan keparahan stres. Pada penelitian ini peneliti akan
dibuat oleh (Lovibond & Lovibond, 1995) yang telah diterjemahkan ke versi
Indonesia oleh (Damanik, 2014) dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Kuesioner digunakan peneliti karena untuk menilai keadaan yang dialami selama satu
minggu terakhir, sejalan dengan penelitian ini yang akan dihubungkan dengan
konsumsi alkohol yang diukur bersamaan dengan penilaian tingkat stres pada waktu
itu juga.
Konsumsi Alkohol
Alkohol adalah senyawa kimia organik. Menurut Rumah dan Djamil (2018)
minuman beralkohol ethanol berasal dari fermentasi berbagai jenis karbohidrat dari
gandum, buah-buahan, atau bunga yang bersifat tidak berwarna atau transparan
dan
14
mudah menguap. Larutan akan menguap apa bila berada pada titik didhnya yaitu pada
konsumsi adalah pengguna barang hasil produksi dari bahan pakaian, makanan dan
minuman dalam memenuhi keperluan hidup. Konsumsi yakni pemakai hasil produksi
Zat ethanol yang ada dialam alkohol mengandung zat psikoaktif bersifat
adiktif yang bekerja secara selektif, terutama pada otak. Apabila alkohol dikonsumsi
rohani mapun bagi kepentingan perilaku dan cara berpikir kejiwaan. Perilaku
penggunaan minuman keras saat ini merupakan kecenderungan yang meningkat dari
perkelahian, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme (Surya, 2011). Smit et al.,
keyakinan tertentu pribadi mengenai efek perilaku, emosional, dan kognitif yang akan
peristiwa atau efek yang diharapkan ketika mengonsumsi alkohol. Aspek-aspek ini
dikategorikan menjadi positif dan negatif. Alkohol expectancy positif dan negatif
tidak dinilai sama pada tiap individu. Aspek tersebut dapat dikatakan sebagai positive
2018).
15
kepercayaan diri dan suasana hati yang positif akan meningkat. Mengkonsumsi
alkohol dengan kepercayaan setiap indvidu bertambah dari yang pemalu menjadi
minuman keras (alkohol) namun pada kenyataannya dapat merusak proses berpikir
dan menjadikan seseorang tidak sadarkan diri atau bertindak tidak sesuai
mengonsumsi alkohol, ketegangan dan tekanan akan menurun sehingga individu akan
menjadi lebih rileks. Minuman keras juga memiliki zat adiktif, yaitu zat yang apabila
dikonsumsi (walau hanya sekali) akan membuat indvidu merasa ingin terus
minuman keras. Kecanduan alkohol membuat individu tidak bisa berhenti minum-
minum, jika individu mengkonsumsi terlalu banyak pada satu waktu atau minum
terlalu sering dalam seminggu. Konsumsi alkohol diukur dalam satuan unit atau satu
harapan terkait munculnya gangguan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol. Salah
satu contohnya, yaitu, perasaan pusing maupun perasaan seperti melayang ketika
individu mengonsumsi alkohol. Dalam penelitian Damayanie dan Riadi (Maula &
Aggresion. Aspek ini menggambarkan agresi verbal dan fisik yang muncul
sebagai efek dari konsumsi alkohol (Cessarea, 2020). Pecandu alkohol sering
dihubungkan dengan masalah kontrol diri yang rendah. Menurut Nurulina, (2013)
dalam Febby (2013) menyatakan seorang pecandu alkohol yang sangat peka terhadap
minuman keras dapat mengalami perubahan tingkah laku yang nyata, yaitu menjadi
agresif dan cenderung melawan orang lain walaupun ia hanya mengkonsumsi dalam
permasalahan yang dihadapi hal ini sesuai yang dikutip Prabowo (2016) dalam Wilis
(2012) menyatakan bahwa frustasi adalah salah satu faktor perilaku agresif yaitu
keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi harapannya, selain itu
golongan alkohol terbagi menjadi tiga golongan yaitu minuman beralkohol golongan
A, yaitu minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% sampai dengan 5%. Minuman
beralkohol golongan B, yaitu minuman beralkohol dengan kadar etanol lebih dari 5%
absinthe, brandy, wine, cocktail, rum, vodka, whisky (Alex, 2017). Adapun Arofani
17
(2019) mengemukakan bahwa salah satu jenis minuman alkohol khas Indonesia yang
ketumbar, hisop, juniper, dan lain-lain. Kadar alkohol dalam absinthe adalah 68%
(Bibal, 2020)
Brandy. Brandy dalam bahasa Belanda adalah brandewjin yang istilah umum
bagi minuman beralkohol namun ternyata setelah di simpan dalam tong kayu
minuman ini menjadi lebih bagus, yang dilakukan fermentasi sari buah serta
memiliki kandungan etil alcohol 40% - 60% (Abdi & Husnult, 2020).
Cocktail. Coktail merupakan campuran dari dua atau lebih bahan minuman.
Bahan campuran yang digunakan adalah vermouth, biltters, anggur, sari buah-
buahan, krim, gula, sirup dan telur dengan kadaralkohol 17,5% sampai 50%. Dan
juga dipakai bahan perasa seperti cordials, mint, cerry (Alex, 2017).
Wine. Wine merupakan anggur yang dibuat dari sari anggur jenis vitis vinifera
yang membuat dari buah lain yang mempunyai kadar alcohol 8% sampai 15%.
Minuman anggur mempunyai banyak jenis yaitu : Red Wine, White Wine, Rose
Wine, Spakling Wine, Sweet Wine, dan Fortifed Wine. Kadar alkohol adalah Fortifed
Rum. Rum adalah minuman alkohol dari hasil proses feremntasi dan dilatasi
dari air tebu yang sebagai produk industri gula dengan kadar alkohol 40% (Abdi &
Husnult, 2020). Selain diminum secara langsng, rum juga dapat digunakan sebagai
Vodka. Vodka pada bahasa Polandia yaitu Woodka yang merupakan jenis
alcohol bening, berkadar tinggi dan tidak berwarna. Dan dapat diproduksi dari bahan
nabati kayu pati atau gula. Kandungan dalam vodka ialah air dan isi dari etanol sebesar
beralkohol (liquor) hasil peragian lutamat serealia atau hasil olahnya dimatangkan
dalam tong kayu selama tidak kurang dari 2 (dua) tahun (Lestari, 2016). Minuman
alkohol yang dari di lakukan proses fermentasi dengan cara dihaluskan, dicampur air
serta dipanaskan, dilakukan proses dilatasi sebelum itu dimatangkan saat disimpan
Cap tikus. Cap tikus adalah minuman beralkohol yang dihasilkan dari nira
pohon aren yang dlakukan proses dilatasi dan fermentasi, kadar alkohol cap tikus 40-
50% (Lungan, 2017). Semakin bersih saguer semakin manis, maka kadar alkoholnya
Alkohol akan memiliki dampak secara psikologi, sosial dan fisik (Dermawan
& Tutik, 2010). Hal ini dikuatkan dengan penelitian dari Priangguna (2015)
Psikologi. Alkohol tergolong zat psikoaktif depresan. Zat psikoaktif adalah zat
yang bekerja secara selektif pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada
perilaku, emosi, kognitif dan persepsi (Yusuf, Rizky, & Hanik, 2015). Mengkonsumsi
Sosial. Dampak sosial pada saat menggunakan alkohol adalah dapat merubah
perasaan menjadi tidak stabil, lebih sensitif, tidak bisa mengendalikan diri sehingga
menjadi agresif, dan jika tidak dikontrol dengan baik maka akan menimbulkan
perilaku kasar, mudah tersinggung, bersikap brutal dan sulit bersosialisasi dengan
sebagai salah satu cara yang ditempuh untuk lari dari permasalahan yang dialaminya
dan menjadi tujuan bagi remaja untuk melepaskan beban. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ramadhan (2017) menunjukan ada hubungan positif antara tingkat
stres pada remaja dengan nilai koefisien korelasi p=0,000. Data tersebut menunjukan
remaja yang mengalami tingkat stres sangat berat cenderung menjadi peminum
alkohol berat. Penelitian yang lain dilakukan oleh Kartikasari (2011) menunjukan
hasil yang sama, yaitu terdapat hubungan antara tingkat stres dengan perilaku
konsumsi alkohol, dengan hasil uji korelasi menunjukan p value 0,034. Sebagian
besar responden mengalami stres ringan yaitu sebanyak 60,4 % dan rata-rata perilaku
tingkat stres dan dependent variabel yaitu konsumsi alkohol. Stres adalah reaksi
seseorang baik secara fisik maupun emosional apabila ada perubahan dari lingkungan
adalah penggunaan hasil minuman alkohol yang mengandung ethanol dan zat
psikoaktif.
stress atau tekanan, ancaman, atau suatu perubahan seperti masalah keluarga,
percintaan, dan tuntutan akademik yang tidak bisa terkontrol. Alkohol diyakini
sebaian orang dapat mengubah keadaan sadar untuk kesenangan dengan mengubah
persepsi, perasaan dan emosi indvidunya tanpa memikirkan hal negative yang dapat
ditimbulkan oleh zat tersebut. Berdasarkan tinjauan dan teori-teori yang telah
dengan konsumsi alkohol seperti yang tergambar pada kerangka konseptual berikut
ini:
Hipotesis Penelitian
penelitian, dimana jawaban yang baru diberikan berdasarkan pada teori (Sugiyono,
Ha : ada hubungan yang siginfikan antara tingkat stress dengan konsumsi alkohol
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang metode dari penelitian yaitu desain
pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, pertimbangan etika dalam penelitian,
Desain Penelitian
jenis penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua variable yaitu variable bebas
dan variable terikat (Notoadmojo, 2012). Sedangkan cross sectional adalah cara
pendekatan observasi atau pengumpulan data pada suatu saat (Siyoto, 2015).
Analisis Data
Analisis data adalah suatu teknik guna menguji, mengganti dan menghasilkan
model data untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk penelitian (Hidayat, 2012).
Untuk menjawab pernyataan masalah pertama dan kedua tentang gambaran tingkat
stress dan konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan Kabupaten Minahasa
menjawab rumusan masalah ketiga yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat stress dengan konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan
karena data tidak berdistribusi normal setelah dilakukan uji normalitas menggunakan
22
23
Kolmogorov-Smirnov dengan nilai p > 0,05. Sebagai keterangan, jika nilai p <0,05
artinya ada hubungan yang signifikan maka Ha akan diterima, sedangkan jika nilai p
≥ 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel yang diuji
memberikan kriteria interpretasi mengenai derajat hubungan antara dua variabel yang
Tabel 1.
independent (X) dan variable dependent (Y) dapat bersifat positif dan negatif. Positif
jika variable independent (X) naik, maka variable dependent (Y) naik, atau sebeliknya
jika variable independent (X) turun, maka variable dependent (Y) akan turun juga.
Adapun jika hubungan dalam bentuk negatif, akan menunjukan arti bahwa jika
variable independent (X) turun, maka variable dependent (Y) akan naik atau
sebaliknya jika variable independent (X) naik, maka variable dependent (Y) akan
turun.
24
keseluruhan remaja didesa Tandengan yang berumur 14-24 tahun dan mengkonsumsi
alkohol yaitu sebanyak 92 orang yang didata dari private chat aplikasi Whatsapp.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya
lebih representative. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu 86 orang sesuai
dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
yang berusia 14-24 tahun dan yang mengkonsumsi alkohol. Sedangkan kriteria
eksklusi pada penelitian ini yaitu yang tidak mengisi data lengkap pada kuesioner
sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Perhitungannya adalah:
92
𝑛=
1 + 92. 0,052
25
92
𝑛=
1 + 92.0,0025
92
𝑛=
1+
0,15
92
𝑛=
1,15
𝑛 = 80
Instrument Penelitian
pengambilan data yang digunakan dalam proses pengumpulan data dan teknik
penentuan kualitas instrument. Instrumen yang telah digunakan pada penelitian ini
yaitu berupa kuesioner. Untuk mengukur stres, telah digunakan Kuesioner DASS-42
merupakan alat ukur yang dibuat oleh Lovibond & Lovibond, (1995) yang telah
diterjemahkan ke versi Indonesia oleh Damanik (2014) dan telah diuji validitas dan
skala pengukuran yaitu depresi, kecemasan dan stress, setiap skala terdiri atas 14
pertanyaan. Peneliti pada penelitian ini hanya mengambil skala pengkuran yaitu stres.
Untuk menentukan nilai ataupun skor pada suatu pernyataan dengan menggunakan
skala Likert yang terdiri dari 0-3. Pilihan jawaban pada kuesioner ini meliputi hampir
setiap hari (3), sering (2), kadang- kadang (1) dan tidak pernah (0). Kategori tingkat
stres berdasarkan hasil skor dibagi menjadi tidak stres (0-14), stres ringan (15-18),
stres sedang (19-25), stres berat (26-33) dan stres sangat berat (>34).
26
Tabel 2.
Untuk menentukan skor akhir dari kuesioner telah ditetapkan skor total dengan
melakukan penjumlahan skor dari setiap item pernyataan dan akan dicocokan dengan
Tabel 3.
adopsi dari Suyitno (2013) yang terdiri dari 30 item pertanyaan. Item pertanyaan
berbentuk skala likert dengan skor jawaban unfavorable sangat tidak setuju = 1, tidak
Tabel 4
pertanyaan dengan interval poin rendah 30 dan tertinggi tinggi 120. Klasifikasi
Tabel 5.
Untuk mengukur stres telah digunakan kuesioner skala DASS 42 yang telah
diuji validitas 14 pertanyaan dan uji reabilitas dengan melihat nilai alpha cronbach
yaitu 0,8806 (Damanik, 2014). Sedangkan untuk mengukur konsumsi alkohol telah
digunakan kuesioner yang diadopsi dari Suyitno (2013) yang menunjukan hasil
Tandengan. Setelah memperoleh izin dari pihak Fakultas, peneliti meminta ijin
yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu dengan menjalankan
protokol tetap COVID-19 dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci
28
diri dan menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian, dilanjutkan dengan
penjelasan form persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian. Pada pertemuan tatap
muka tersebut, telah dilakukan pembagian kuesioner secara langsung. Setelah selesai
Penelitian ini telah dibuat sesuai dengan petunjuk dan aturan yang telah
ditetapkan serta telah mendapatkan rekomendasi dari Tim Komisi Skripsi Fakultas
standar etika seperti autonomy, confidentialy, non maleficient, veracity, fidelity dan
justice.
Otonomi (Autonomy)
Peneliti menghargai setiap keputusan yang di ambil oleh responden yang mana
setiap responden berhak untuk menolak atau menerima menjadi partisipan dalam
penelitian ini.
Keadilan (Justice)
Semua responden telah berikan kuesioner yang sama dan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti tidak membeda-
Kebaikan (Beneficence)
melainkan penelitian ini dibuat untuk bermanfaat bagi responden. Penelitian ini dapat
membantu responden untuk tetap menjaga pola pikir agar dapat menghindari
diberikan. Peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyebarkan data responden tanpa
adanya persetujuhan dari responden. Dan peneliti juga menyatakan bahwa semua data
Kejujuran (veracity)
menciptakan hubungan saling percaya antara peneliti dengan responden, dan juga data
telah dituliskan dengan jujur sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan baik.
Peneliti telah melakukan semua prosedur sesuai dengan perjanjian awal dalam
berarti. Satu-satunya kesulitan yang ditemukan adalah jarak antara lokasi pembuatan
penelitian dengan kampus Universitas Klabat yang agak jauh sehingga apabila data
tidak lengkap peneliti membutuhkan waktu untuk kembali ke tempat lokasi penelitian.
Sedangkan keterbatasan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang peneliti tidak bisa
serta budaya seperti menambah napsu makan dan kepercayaan menghangatkan tubuh.
BAB IV
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian dan mambahas hipotesis
tingkat stres pada remaja di Desa Tandengan, peneliti telah melakukan analisa dengan
menggunakan rumus frequency dan percentase. Hasilnya seperti yang terdapat pada
tabel 4.
Tabel 4.
Tabel 4 diatas menunjukan tingkat stres yang terjadi pada remaja di desa
sebagian besar tingkat stres pada remaja berada pada kategori normal dengan jumlah
responden sebanyak 45 remaja (52.3%). Sisanya berada pada kategori tingkat stres
rendah dengan jumlah responden sebanyak 21 remaja (24.4%), dan kategori tingkat
31
32
stres sedang dengan jumlah responden sebanyak 15 remaja (17.4%) serta kategori
Stres adalah suatu kondisi pada indvidu yang tidak menyenangkan dimana dari
hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan psikologis maupun fisik terutama
emosi pada individu (Manurung, 2016). Detik Health (2011) melansir bahwa stres
normal adalah suatu keadaan ketika tubuh bisa menyesuaikan dengan keadaan serta
tidak mengganggu kehidupan. Stres normal masuk dalam kriteria eustress atau stres
umum, mengerjakan deadline tugas, sampai berbicara dengan orang yang kita sukai
(Maharrani, 2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
Khairunnisa (2016) yang menunjukan bahwa tingkat stres pada remaja di Kecamatan
Babakancikao berada pada kategori tingkat stress normal dengan persentase sebesar
41,46%. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh
parongpong berada pada kategori tingkat stres normal dengan jumlah 48 (46,1%).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Phainel, Hendro dan Ferdinand (2014)
menemukan hasil yang sedikit berbeda dimana sebagian besar remaja di manado
berada pada kategori tingkat stres ringan yaitu sebanyak 56 (84,8%) dan kategori
Dari hasil data menunjukan bahwa remaja di desa Tandengan berada pada
kategori stres normal. Hasil tersebut ditunjang oleh data yang diberikan oleh
ketiga aspek penilaian tingkat stres pada remaja berada pada nilai rata-rata 1.023
untuk aspek psikology, 1.097 untuk aspek fisik, dan 0,097 untuk aspek prilaku. Data
33
psikology dan fisik tapi tidak pernah menunjukan prilaku stres. Manajemen Stress
yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari stressor yang diterima. Keadaan ini
menimbulkan prilaku yang berlebihan. Lebih lanjut Detik Health (2011) melansir
bahwa stres yang normal adalah suatu keadaan dimana tubuh mampu untuk
menyelesaikan masalah dengan melatih daya tahan mental sehingga menjadi lebih
kuat.
frequency dan percentase. Hasilnya seperti yang terdapat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5.
konsumsi alkohol remaja di desa tandengan berada pada ketegori sedang dengan
Ali (2019) mengemukakan bahwa ukuran standar dan rekomendasi batas minum
adalah minuman yang mengandung etanol atau etil alkohol (C2H5OH) sehingga tidak
layak untuk dijadikan konsumsi minuman utama. Air yang jernih, tidak berbau, dan
tidak berasa, merupakan jenis minuman yang bisa dijadikan pilihan utama (Santoso,
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amirul Amalia
(2015) yang menunjukan bahwa dari 52 remaja yang terlibat dalam penelitiannya,
lebih dari sebagian remaja yaitu 63% mengonsumsi alkohol pada kategori rendah.
Begitu juga peneitian yang dilakukan oleh Lantyani, Husodo, & Handayani (2020)
mengkonsumsi alkohol berada pada kategori sedang. Hasil tersebut ditunjang oleh
data yang diberikan oleh responden berdasarkan jawaban pada lembar kuesioner yang
terdiri dari aspek frekuensi minum, kadar minuman keras, jumlah minuman keras
yang di minum, dan cara meminum minuman beralkohol. Pada aspek frekuensi
minum alkohol ditemukan bahwa rata-rata partisipan menjawab tidak setujuh pada
item pertanyaan no 1 kalau mereka tidak bisa menghindari alkohol, dan setujuh pada
Pada aspek tersebut juga rata-rata partisipan setujuh pada item pertanyaan nomor 11
35
dan 12 bahwa mengkonsumsi alkohol hanya kalau memiliki masalah dan saat
beralkohol lebih dari 50%. Partisipan menyetujui item pernyataan nomor 10 bahwa
mereka mengkonsumsi alkohol yang berkadar sedang seperti Bir, dan tidak
lainya.
Pada aspek jumlah minuman keras yang diminum, pada umumnya partisipan
menyetujui item pernyataan nomor 13 bahwa mereka minum alkohol kurang dari 1
botol dalam sehari. Partisipan juga menyatakan tidak setujuh dengan item pernyataan
nom 4 ,7, 15, 19 dan 22 bahwa tidak akan puas kalau hanya minum sedikit dan tidak
Sedangkan pada aspek yang terakhir yaitu cara minum minuman beralkohol,
alkohol dengan menggunakan sloki, dan tidak menyetujui minum langsung pada botol
seperti pernyataan pada nomor 5 ataupun gelas seperti pada item pernyataan nomor
25. Partisipan juga menyetujui bahwa mereka minum alkohol sedikit demi sedikit.
Untuk menjawab rumusan masalah ketiga yaitu apakah ada hubungan antara
tingkat stres dengan konsumsi alkohol remaja di desa tandengan menggunakan rumus
Tabel 6.
Korelasi Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol Pada Remaja Di Desa Tandengan
Tabel 6 merupakan hasil uji hubungan tingkat stres dengan konsumsi alkohol
pada remaja di desa Tandengan. Hasil menunjukan bahwa terdapat nilai siginifkan p=
0.241 (>0.05) yang memiliki arti bahwa hipotesis Ha ditolok. Hasil ini menunjukan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi
Banyak faktor dapat mempengaruhi hasil yang ditemukan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi alcohol pada remaja
di Desa Tandengan. Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa stres bukanlah
masalah utama bagi remaja untuk mengkonsumsi minuman beralkohol. Seperti yang
konsumsi alcohol, ditemukan data bahwa rata-rata responden setujuh pada item
kalau bersama dengan teman-teman saja. Nur’aini (2018) mendukung hal tersebut
beralkohol diakibatkan oleh faktor pergaulan yaitu teman sebaya. Selain itu, Jatnika
komoditas besar diwilayah Minahasa. Hal ini memberikan bukti bahwa faktor
budaya daerah juga ikut berperan dalam tingkat konsumsi alkohol para remaja di
Minahasa.
38
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Winata
(2017) yang menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang siginfikan antara
konsumsi alkohol degan tingkat stres pada remaja dengan nilai p=0.053. Sedangkan
penelitian yang lain yang dilakukan oleh Ruspawan (2013) menemukan hasil yang
hubungan yang siginfikan antara stres dengan penyalahgunaan alkohol pada remaja
dengan nilai p=0.000. Penelitian lain juga yang memiliki hasil bertolak belakang
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan, Syarniah, & Mahdalena (2017)
yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat stres
Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari peneliti
yaitu “Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol pada Remaja Desa
Tandengan”.
Kesimpulan
konsumsi alkohol pada remaja di Desa Tandengan, diperolehlah hasil dari penelitian
Rekomendasi
minuman beralkohol, dan diharapkan juga bagi remaja untuk mencari hal-hal yang
positif seperti hobi, menonton film yang disukai, keluar bersama teman,
stres yang dialami. Anjuran untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan peneltian
faktor-faktor lain yang dapat dipengaruhi stres, serta faktor-faktor yang dapat
38
mempengaruhi konsumsi alkohol seperti pengaruh teman sebaya dan budaya
tempat tinggal.
39
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, &. H. (2020, April 13). 10 Jenis alkohol dalam minuman keras, ketahui
kandungannya. Liputan 6. Diakses
https://hot.liputan6.com/read/4226305/10- jenis-alkohol-dalam-minuma n-
keras-ketahui-kandungannya
Alex, H. (2017, Desember 20). Selain bir, inilah jenis minuman beralkohol. Worto
Matic. Diakses https://www.wortomatic.com/selain-bir-inilah-jenis-minuman-
beralkohol/
Ali, U. H. (2019) Penyuka Minuman Alkohol, Ini Panduan Batas Aman Minum
Alkohol. Guestsehat.com. Diakses dari:
https://www.guesehat.com/batas- aman-minum-alkohol.
Amalia, A. (2015). Peran Orang Tua Terhadap Konsumsi Alkohol Pada Remaja Putra
Di Desa Sidorejo Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2015. Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, 11(2), 126-134. DOI :
https://pdfs.semanticscholar.org/44aa/162bbbc180ef97c41b3749f2f835302274
cb.pdf#page=46
Bamuhair, S. S., Al Farhan, A. I., Althubaiti, A., Agha, S., ur Rahman, S., & Ibrahim,
N. O. (2015). Sources of stress and coping strategies among undergraduate
medical students enrolled in a problem-based learning curriculum.
Depression, 20, 33. DOI https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Bamuhair+201
5+Sources+of+Stress+and+Coping+Strategies+among+Undergraduate+Medic
al.+Journal+of+Biomedical+Education.+1-8.&btnG=
Barseli, M., ifdil, & Nikmarijal, &. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Jurnal
Konseling dan Pendidikan. 143-148. DOI
https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/198
Bibal. (2011, April 11). 0 Brand minuman alkohol yang merajai dunia. Detik Forum.
Diakses https://detikforum.detik.com/10-brand- minuman-alkohol-yang-
merajai-dunia
39
Blumenthal, H. C. (2020). Desire to drink as a function of laboratory-induced social
stress among adolescents. Journal of Behavior Therapy and Experimental
Psychiatry 70. DOI : https://doi.org/10.1016/j.jbtep.2020.101617
CNN, I. (2019). Tuntutan Akademik, Picu Stres Hingga Bunuh Remaja. CNN
Indonesia. Diakses https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20190913104019-255-430148/tuntutan-akademik-picu-stres-
hingga- bunuh-diri-pada-remaja
Detikhealth. (2012). Tanda-tanda orang sedang alami stres kronis. Health Detik.
Diakses https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1809582/tanda-
tanda- orang-sedang-alami-stres-kronis
Detik Health (2011) Kenali Stres Normal dan Stres Gangguan. Detik Health.
Diakses dari:
https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1700456/kenali-stres-
normal-dan-stres-gangguan
Efendi, S., & & Intan, S. (2011). Kenali Stress. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka
(Persero).
Erwima, O. (2019). 6 Tanda Kamu Mulai Alami Stres Ringan. Idntimes. Diakses
https://www.idntimes.com/life/inspiration/olivia-erwima/tanda-stres-
ringan- c1c2/…
Gamayanti, W. M. (2018). Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang
sedang . Jurnal Ilmiah Psikologi , , 115-130. DOI
file:///C:/Users/AVITA/Downloads/2282-7107-1-PB.pdf
Hidayati, N. (2012). Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi. Jurnal Hasil
Riset. DOI https://www.e-jurnal.com/2014/12/bullying-pada-anak-analisis-
40
dan.html
41
Hiramine, Y., Imamura, Y., Uto, H., Koriyama, C., Horiuchi, M., Oketani, M., ... &
Tsubouchi, H. (2011). Alcohol drinking patterns and the risk of fatty liver in
Japanese men. Journal of gastroenterology, 46(4), 519-528. DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Alcohol+drinki
ng+patterns+and+the+risk+of+fatty+liver+in+Japanese+men&btnG=#d=gs_ci
t&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3As4SfyY8- 1pQJ%3Ascholar.google.com
%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl% 3Did
Juita, L. (2014). Industri kecil kelompok tani cap tikus masyarakat desa Tokin Baru
Kecamatan Motoling Timur Kabupaten Minahasa Selatan. Journal Acta
Diurma. , Vol. 3 No. 4, 1-15. DOI https://core.ac.uk/reader/132127323
Kemenkes. (2019). Apa penyebab stres pada remaja. Direktorat Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (kemenkes). Diakses :
41
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stress/apa-penyebab-stres-pada-
remaja
Khairunnisa, D., Hidayati, N. O., & Setiawan, S. (2016). Tingkat stres pada remaja
wanita yang menikah dini di kecamatan babakancikao kabupaten purwakarta.
Jurnal Keperawatan BSI, 4(2).
Legiran, L., Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor risiko stres dan
perbedaannya pada mahasiswa berbagai angkatan di fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan:
Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2(2), 197-202.
DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor+Resiko
+Stres+dan+perbedaannya+pada+mahasiswa+berbagai+angkatan+di+fakultas
+kedokteran+Universitas+muhamamdiayah+Palembang.+jurnal+kedokteran+
dan+kesehataN&btnG=
Lestari, D. W. (2014). Penerimaan Diri dan Strategi Coping Pada Remaja Korban
Perceraian Orang Tua. Journal Psikologi. 1-13. DOI https://www.e-
jurnal.com/2014/12/penerimaan-diri-dan-strategi-coping.html
Li, C.-T., Cao, J., & & Li, T. M. (2016). Eustress or Distress: An Empirical. Semantic
Scholar. DOI:10.1145/2968219.296830S9
Lungan, M. (2017). Kehidupan Pengrajin Cap Tikus di Desa Lobu Atas Kecamatan
Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. HOLISTIK: Journal of Social and
Science, vol.10, no.19. DOI
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/8559/0
42
(Doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia). DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=HUBUNGAN+
TINKAT+STRES+DENGAN+kejadian+dysmenorrhea+PADA+REMAJA+P
UTRI+DI+MAN+1+KOTA+MADIUN&btnG=
Maharrani, A. (2019). Mengenal eustress, stres yang positif. Berita Agar. Diakses
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/mengenal-eustress-stres-yang-
positif
Manado, T. (2018). 7 Penyebab Stres pada Remaja, Mulai Hubungan dengan Lawan
Jenis hingga Masalah Keluarga. Manado.tribunnews. Diakses
https://manado.tribunnews.com/2018/09/12/7-penyebab-stres-pada-remaja-
mulai-hubungan-dengan-lawan-jenis-hingga-masalah-keluarga?page=2
Manajemen Stress (2020). Hal-hal Apa Saja Yang Memicu Stress?. Manajemen
Stress. Diakses dari: https://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/371/manajemen-
stress.html
Notoadmojo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
43
Priangguna, C. (2015). Perilaku Mengkonsumsi Minuman Beralkohol pada
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Jurnal
BK UNESA, 5(1). DOI https://www.neliti.com/publications/251277/perilaku-
mengkonsumsi-minuman-beralkohol-pada-mahasiswa-fakultas-ilmu-
pendidikan
Purniasari, M. M. (2018). Hubungan Tingkat Stress Dengan Pola Makan Anak Usia
Sekolah (Studi Di SDN Candimulyo 1 Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang) (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang).
DOI http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/id/eprint/748
Rahmawati, M. N., Rohaedi, S., & Sumartini, S. (2019). Tingkat Stres Dan Indikator
Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 5(1), 25-33.DOI : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Tingkat+Stres+
dan+Indikator+Stres+pada+Remaja+yang+Melakukan+Pernikahan+Dini&btn
G=
Piyeke, P. J., Bidjuni, H., & Wowiling, F. (2014). Hubungan tingkat stres dengan
durasi waktu bermain game online pada remaja di manado. Jurnal
keperawatan, 2(2). DOI : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=HUBUNGAN+
TINGKAT+STRES+DENGAN+DURASI+WAKTU+BERMAIN+GAME+O
NLINE+PADA+REMAJA+DI+MANADO&btnG=
Potter, P & Perry, A (2017). fundamentals of nursing (Ninth edition). united states of
amerika: Elsevier.
44
file:///C:/Users/AVITA/Downloads/Hubungan_stres_akademik_siswa_dengan
_hasil_belajar.pdf
Ruspawan, I., Putra, I. G., & Adnyaswari, I. (2013). Tingkat stres dengan
penyalahgunaan alkohol pada remaja laki-laki. Jurnal Gema Keperawatan,
6(2), 93-101.DOI :
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hubungan+anta
ra+tingkat+stres+dengan+penyalahgunaan+alkohol+pada+remaja+laki-
laki&btnG=
Santoso, B. I., Hardinsyah, Siregar, P., & Pardede, S. O. (2011). Air bagi kesehatan.
Centra Communication. DOI :
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/57004/1/AIR_full%20te
xt.pdf
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3737
Sarwono, J., & & Budiono, H. (2012). Statistik Terapan Aplikasi untuk Riset Skripsi,
Tesis, dan Disertasi menggunakan SPSS, AMOS dan Excel. Jakarta: PT.
Alex Media Komputindo-Kompas Gramedia.
45
Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Rajawali Pers. DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sarwono+2011
+psikologi+remaja&oq=Sarwono+2011+psikologi+
Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suyitno. (2013). Pengaruh minum minuman keras terhadap prilaku agresif siswa.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga. Diakses: https://docplayer.info/110573211-Pengaruh-
minum-minuman-keras-terhadap-perilaku-agresif-siswa-skripsi-oleh-suyitno-
program-studi-bimbingan-dan-konseling.html
Smit, K., Voogt, C., Hiemstra, M., Kleinjan, M., Otten, R., & Kuntsche, E. (2018).
Development of alcohol expectancies and early alcohol use in children and
adolescents: A systematic review. Clinical Psychology Review 60, 136-146.
DOI :https://doi.org/10.1016/j.cpr.2018.02.002
Syukro, R. (2015, Febuari 21). Hanya 10 persen minuman beralkohol yang beredar
legal. Beritasat. Diakses
https://www.google.co.id/amp/s/www.beritasatu.com/amp/feri-awan-
hidayat/ekomomi/250984/hanya-10-persen-minuman-beralkohol-yang-
beredar-legal
46
Utari, d. R. (2020). kecanduan alkoholl. Sehatq. Diakses
https://www.google.co.id/amp/s/www.sehatq.com/penyakit/kecanduan
- alkohol/amp
Veratamala, A. (2016). Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Anda Stres. Hellosehat.
Diakses https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/dampak-stres-
pada- tubuh-anda/
Wardi, R., & Ifdil, &. (2016). Stress Conditions in Students Completing Thesis.
GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling.
190-194. DOI:10.24127/gdn.v6i2.512
Yulianti, R. (2010). Dampak yang ditimbulkan akibat perkawinan usia dini. Pamator
Journal, 3(1). DOI https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dampak+yang
+Ditimbulkan+Akibat+Perkawinan+Usia+Dini&btnG=
Yusuf, A., Rizky, F. P., & & Hanik, E. N. (2015). Buku ajar keperawatan kesehatan
jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
47
Zamir, S. (2015). Academic Stress Management Strategies. Slide Share. Diakses
https://www.slideshare.net/shaziazamir3/academic-stress-management-
strategies-copy
48
LAMPIRAN A
(INSTRUMEN PENELITIAN)
49
Surat Persetujuan
(infromed Consent)
Saya bersedia mengikuti setiap kegiatan yang akan diminta untuk dilakukan
sesuai dengan kemampuan saya sampai penelitian selesai dilakukan.
Hari / Tanggal :
Tanda Tangan
50
Kuesioner Penelitian
No Pernyataan 0 1 2 3
1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah
karena hal-hal sepele
2. Saya cenderung bereaksi berlebihan
terhadap suatu situasi
3. Saya merasa sulit untuk bersantai
4. Saya mendapatkan diri saya mudah merasa
kesal
5. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
6. Saya menemukan diri saya menjadi tidak
sabar ketika mengalami penundaan
(misalnya : menunggu sesuatu)
7. Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung
8. Saya merasa sulit untuk beristirahat
9. Saya merasa bahwa saya sangat mudah
marah
10. Saya merasa sulit untuk tenang setelah
sesuatu membuat saya kesal
11. Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi
gangguan terhadap hal yang sedang saya
lakukan
12. Saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa lega jika semua ini berakhir
13. Saya tidak dapat memaklumi hal apapun
yang menghalangi saya untuk
menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan
14. Saya sehari-hari cenderung merasa gelisah
No Pertanyaan 1 2 3 4
1 Saya tidak bisa menghindar dari
alkohol dalam sehari
2 Jika kadar alkoholnya tidak terlalu
besar, saya akan mencampunya dengan
minuman alkohol yang berkadar
alkohol lebih tinggi
51
3 Saya hanya minum minuman
beralkohol pada momen momen
tertentu
4 Saya akan membeli tambah jika saya
merasa belum cukup saat saya sedang
minum minuman beralkohol
5 Saya tidak menggunakan gelas atau
sloki untuk minum minuman alcohol,
tetapi langsung dari botolnya
6 Minuman alkohol yang saya minum
adalah yang berkadar alkohol 50%
keatas
7 Saya tidak akan puas jika hanya minum
sedikit saja
8 Saya mencampur minuman alcohol
dengan beberapa merk minuman lain
9 Saya hanya minum minuman alkohol
yang berkadar alkohol rendah
10 Saya hanya minum minuman alkohol
yang berkadar sedang ( bir )
11 Saya akan minum minuman alkohol
saat saya sedang bermasalah
12 Saya akan minum minuman alkohol
saat saya sedang bersama teman-teman
saya.
13 Saya biasanya minum minuman alkohol
kurang dari 1 botol dalam sehari
14 Saya biasanya minum minuman alkohol
1 botol dalam sehari
15 Sekali minum saya bisa menghabiskan
beberapa liter lebih minuman
beralkohol
16 Minuman alkohol yang saya minum
adalah yang berkadar alkohol dibawah
50%
17 Saya menggunakan sloki saat minum
minuman alcohol
18 Saya akan minum minuman alkohol
saat saya sedang sendiri
19 Saya biasanya minum minuman alkohol
bebera botol dalam sehari
20 Apakah kebiasaan minum
mengakibatkan anda ketagihan
52
21 Saya minum minuman ber alkohol
sedikit demi sedikit
22 Saya biasanya minum minuman alkohol
sampai mabuk dan munta-muntah
23 Saya minum minuman ber alkohol
kapanpun dan di mana pun
24 Saya akan minum minuman alkohol
disaat saya melihat minuman tersebut
25 Saya menggunakan gelas saat minum
minuman alkohol
26 Saya minum minuman ber alkolhol
dengan mencampur minuman suplemen
lain
27 Kebiasaan minum saya tidak bisa saya
tingalkan/ saya minum terus menerus
28 Saya menggunakan sedotan untuk
minum minuman alcohol
29 Apakah anda memerlukan minuman
esok pagi sesudah minum semalaman
30 Saya akan merasa puas jika saya
minum minuman yang berkadar alkohol
sangat tinggi
53
LEMBARAN B
KONSULTASI
54
LEMBAR KONSULTASI PEMBMBING SKRIPSI
Airmadidi,
Disetujui oleh,
Dosen
Pembimbing
55
LEMBAR KONSULTASI KONSULTAN STATISTIK
Airmadidi,
Disetujui oleh,
Konsultan Statistik
56
LAMPIRAN C
KORESPONDENSI
57
58
59
LAMPIRAN D
PROSES PENGUMPULAN DATA
60
Meminta surat keterangan penelitian dari fakultas
61
LAMPIRAN E
MASTER TABLE/DATA MENTAH
62
63
64
65
66
67
68
69
LAMPIRAN F
LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK
70
LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK
2. Pilih variable view di bagian kiri bawah SPSS, lalu isi variable-variabel yang
3. Untuk mencari tahu gambaran perilaku merokok dan harga diri, maka klik
pengetahuan dan perilaku pada kolom variables kemudian klik OK. Lihat pada
71
4. Kemudian untuk menentukan uji normalitas klik analyze→Descriptive
ke dependent list lalu klik plots dan akan muncul tabel explore: plots lalu
dan normality plots with tests, kemudian klik continue lalu klik OK.
72
5. Untuk mencari apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat
73
HASIL UJI STATISTIK
UJI NORMALITAS :
74
75
76
LAMPIRAN
G BIAYA
77
BIAYA
Biaya operasional selama penelitian dilakukan :
78
LAMPIRAN H
CURICULUM VITAE
79
CURICULUM VITAE
1. TK TK 2004
Pelatihan/Seminar
No. Pelatihan/Seminar Tempat Tahun
1. Psychiatric Nurshing Quality Improvement Universitas Klabat 2018
Through Nurshing Quality Case
2. The Current Emergency and Disaster Universitas Klabat 2019
Nurshing Management
3. Nurshing Ethics: Do what is right not what Universitas Klabat 2019
easy & research as easy
4. Emergency care for orthopaedics injury Universitas Klabat 2020
5. International Conference on Nurshing Universitas Klabat 2020
Health sciences and Technology
6. The Role of Nursing in Nutrition Universitas Klabat 2021
Education
7. Love and Protect Your Lungs Universitas Klabat 2021
8. Penyaring Automatik yang Super Ajaib Universitas Klabat 2021
80
LAMPIRAN I
DOKUMENTASI
81
82
83
84