Anda di halaman 1dari 101

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI

ALKOHOL PADA REMAJA DI DESA TANDENGAN


KABPUATEN MINAHASA

Skripsi
Diajukan guna memenuhi persyaratan
Untuk meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun oleh :

KEZIA BIANCA TAMPI


NIM : 106011810011

UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS
KEPERAWATAN 2022
Fakultas Keperawaan Universitas Klabat

Airmadidi, Manado 9531 Sulawesi Utara-Indonesia


Phone: +62(431) 891035; 891041; 891842; 892124 Fax: +62(431)

LEMBARAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Kezia Bianca Tampi


NIM 106011810011
Program Studi : Keperawatan, Universitas Klabat
Alamat Kampus : Jln. Arnold Mononutu, Kec. Airmadidi, Kab. Minahasa Utara,
Sulawesi Utara
Alamat Rumah : Tandengan 1 Jaga 1 Kec. Eris

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat dengan judul
“HubunganTingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol Pada Remaja” adalah asil
hasil penulisann saya sendiri ataupun terdapat kutipan yang diambil dari penulisan
orang lain sebagai refrensi yang sudah dicantmkan ke dalam daftar Pustaka dan
skripsi ini belum pernah dipubliskan dimanapun dan dalam bentuk apapun.

Airmadidi,
Yang menyatakan

Kezia Bianca Tampi

i
Fakultas Keperawaan Universitas Klabat

Airmadidi, Manado 9531 Sulawesi Utara-Indonesia


Phone: +62(431) 891035; 891041; 891842; 892124 Fax: +62(431)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, :

Nama : Kezia Bianca Tampi


NIM 106011810011
Program Studi : Keperawatan, Universitas Klabat
Alamat Kampus : Jln. Arnold Mononutu, Kec. Airmadidi, Kab. Minahasa
Utara, Sulawesi Utara
Alamat Rumah : Tandengan 1 Jaga 1 Kec. Eris

Dengan ini menyetujui untuk memberikan izin kepada Pembimbing Skripsi, HAK
BEBAS ROYALTI Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas skripsi
saya yang berjudul: “Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol pada
Remaja di Desa Tandengan” beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak pembimbing skripsi


berhak menyimpan, mengalih mediakan, mengelola dalam pangkalan data (data base),
mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikan untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak


pembimbingskripsi, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak
Cipta dalam skripsi ini.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Airmadidi,
Yang menyatakan

Kezia Bianca Tampi

ii
LEMBAR PNGESAHAN
Skripsi dengan judul :

“HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI ALKOHOL PADA


REMAJA DI DESA TANDENGAN”
Disusun dan diajukan oleh:

Tampi, Kezia Bianca NIM (106011810011)


Telah disetujui dan diterima sebagai persyaratan untuk memenuhi tuntutan gelar
SARJANA KEPERAWATAN (S.Kep)

Ns. Frendy Fernando Pitoy, S.Kep, MSN


Dosen Pembimbing
Telah disetujui oleh Dewan Penguji pada tanggal

DEWAN PENGUJI

Ns. Andreas Rantepadang, S.Kep.,


M.Kep Ketua Penguji

Ns. Jun Lumabaeng, S.Kep


Anggota Penguji

Lovely G. Sepang, BSN,


M.K.M Dekan

iii
DEDICATION

“No test or temptation that comes your way is beyond


the course of what others have had go face”
(1 Corinthians 10:13)

To : Those who are going through a rough patch in life

“Words can inspire, thoughts can provoke, but only


action truly brings you closer to your dreams”

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

tuntunan-Nya sehingga peneliti dapat terselesaikan penulisan skripsi penelitian

dengan judul “Hubungan Tingkat Stress dengan Konsumsi Alkohol pada Remaja di

desa Tandengan”. Dalam penyusunan skripsi peneliti banyak menerima bantuan

berupa bimbingan, masukan, dorongan, kerja sama, kasih sayang, dan doa yang

paling berharga nilainya. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Lovely G. Sepang MSN., M.K.M sebagai Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Klabat yang senantiasa memberikan motivasi yang membangun

berupa dorongan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

2. Ailine Sanger BSN., MSN sebagai Ketua Program Studi Keperawatan

Universitas Klabat, dosen mata kuliah Baby Tesis yang selalu

membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ns. Frendy Fernando Pitoy, S.Kep, MSN sebagai dosen pembimbing yang

telah memberikan waktu dan kesabaran dalam memberikan bimbingan,

serta arahan untuk menyempurnakan skripsi ini.

4. Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep, M.Kes selaku dosen konsultan statistik

yang sangat membantu dalam pembuatan metodologi penelitian, rumus

statistic sangat berguna bagi peneliti dan telah memberikan bimbingan serta

arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ns. Andreas Rantepadang, S.Kep., M.Kep selaku ketua pengguji dalam

penelitian ini yang memberikan arahan yag sangat berarti dalam peneyelesaian

skripsi ini.

v
6. Ns. Jun Lumabaeng, S.Kep sebagai anggota penguji dalam penelitian

dengan memberikan masukan dan tanggapan yang baik dalam pembuatan

skripsi ini.

7. Loury Maringka, AMK., S.Kep selaku sekertaris Fakultas Keperawatan

yang telah membantu dalam pembuatan surat-surat penelitian.

8. Terima kasih banyak kepada seluruh dosen Fakultas Keperawatan

Universitas Klabat serta teman-teman seperjuangan angkatan 2018 atas doa

dan kerjasamanya.

9. Mama Inggerid Gosal dan papa Novri Tampi, serta oma, opa serta keluarga

besar yang selalu memberikan dukungan, motivasi, menopang dan selalu

mendoakan untuk tetap semangat serta membantu dalam finansial sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sehingga tepat pada

waktunya.

10. Teman-teman “Brakoca” yaitu Emanuellla, Virgin, Chela, Bella, Karen, Leidy

yang selalu memberikan dukungan. Dan ma’am Tololiu selalu mendoakan

dan mendukung dengan baik. Juga kepada ka Virgina yang selalu mendengar

keluh kesah peneliti.

11. Serta Tamariska, Pingkan, Charen, Lisa sebagai support system saat tinggal

bersama dalam asrama. Dan kepada eipel selalu menghibur pada saat keadaan

duka maupun suka.

Kiranya skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah

pengetahuan pembaca. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun.

Airmadidi, April 2022


vi
Kezia Bianca Tampi

vi
i
ABSTRAK

Stres dapat memicu remaja untuk melakukan tindakan-tindakan


mengkonsumsi minuman beralkohol. Dengan mengkonsumsi meminuman beralkohol
remaja dapat merasakan dan menghilangkan stres secara sesaat karena sifat dari
alkohol sebagai depresan system saraf pusat. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan
konsumsi alkohol pada remaja di Desa Tandengan Kabupatn Minahasa. Metode
dalam penelitian ini menggunakan metode descriptive correlation dengan pendekatan
cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 86 responden dengan cara
pengembilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa mayoritas tingkat stres pada remaja yaitu berada pada kategori
normal yaitu sebanyak 45 (52.3%) responden, kemudian untuk konsumsi alkohol
dengan mayoritas berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 54 (60.5%) responden.
Analisis bivariat dengan menggunakan spearmen’s rho telah dilakukan dan didapati
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi
alkohol pada remaja yang dibuktikan dengan nilai p= 0.241. Direkomendasikan
remaja dapat mempertahankan diri untuk tidak mengkonsumsi minuman beralkohol,
dan diharapkan juga bagi remaja untuk mencari hal-hal yang positif untuk
menghilangkan stres yang dialami.

Kata kunci : Konsumsi Alkohol, Remaja, Tingkat Stres,

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...........................................


LEMBAR PENGESAHAN................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................
LEMABR DEDIKASI........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ABSTRAK.......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
DAFAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
Latar Belakang Masalah............................................................
Rumusan Masalah.....................................................................
Tujuan Penelitian.......................................................................
Kegunaan Penelitian..................................................................
Manfaat Teoritis............................................................
Manfaat Praktis..............................................................
Cakupan Dan Batasan Penelitian...............................................
Definisi Operasional Dalam Penelitian.....................................
Tingkat Stres...................................................................
Konsumsi Alkohol..........................................................
Remaja............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................


Stress..........................................................................................
Penyebab Stres...............................................................
Jenis Stres.....................................................................
Respon tubuh terhadap stres.........................................
Tingkat Stres.................................................................
Konsumsi Alkohol...................................................................
Aspek Konsumsi Alkohol............................................
Golongan Minuman Beralkohol...................................
Jenis Minuman Beralkohol...........................................
Dampak Konsumsi Alkohol.........................................
Kerangka Konseptual..............................................................
Hipotesis Penelitian.................................................................

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................


Desain Penelitian.....................................................................
Analisis Data...........................................................................
Populasi dan Sampel...............................................................
Instrument Penelitian...............................................................
Uji Validitas dan Reliabiitas Instrument......................
Proses Pengumpulan Data.......................................................
Lokasi dan Tempat Penelitian.................................................
Pertimbangan Etika dalam Penelitian......................................
Hambatan dan Keterbatasan Penelitian...................................

vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…............................................
Tingkat Stres Pada Remaja Desa Tandengan...........................
Konsumsi Alkohol Pada Remaja Desa Tandengan…..............
Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkoho................

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...............................


Kesimpulan.............................................................................
Rekomendasi...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................…..

vi
i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka konseptual............................................................................19

Gambar 2. Hasil Sampel Menggunakan Rumus Slovin…....................................24

Gambar 3. Alur Pengumpulan Data.......................................................................28

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi.................................................................22

Tabel 2. Kisi – kisi Kuesioner Tingkat Stres.........................................................24

Tabel 3. Interpretasi Kuesiner Tingat Stres...........................................................25

Tabel 4. Kisi – kisi Kuesioner Konsumsi Alkohol.................................................25

Tabel 5. Interpretasi Kuesiner Konsumsi Alkohol................................................26

Tabel 6. Gambaran Tingkat stres pada Remaja......................................................32

Tabel 7. Gambaran Konsumsi Alkohol pada Remaja............................................33

Tabel 8. Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol pada Remaja...........35

vi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Instrumen Penelitian.....................................................................44

LAMPIRAN B Lembar Konsultasi........................................................................55

LAMPIRAN C Korespondensi...............................................................................58

LAMPIRAN D Prosedur Pengumpulan Data........................................................61

LAMPIRAN E Master Table/Data Mentah............................................................62

LAMPIRAN F Langkah-langkah Uji Statistik.......................................................71

LAMPIRAN G Biaya.............................................................................................77

LAMPIRAN H Curiculum Vitae............................................................................79

LAMPIRAN I Dokumentasi...................................................................................81

vii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Alkohol adalah minuman keras yang mengandung etanol dan dapat

digolongkan sebagai zat psikoaktif. Zat psikoaktif merupakan zat yang bekerja secara

selektif pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi,

kognitif dan persepsi pada individu (Yusuf, Rizky, & & Hanik, 2015). Individu yang

terkenak zat ini akan mengalami perubahan perasaan menjadi tidak stabil, lebih

sensitif, tidak bisa mengendalikan diri sehingga menimbulkan tindakan kriminal,

melanggar hukum dan kekerasan (Sarwono, 2011).

Alkohol yang mengandung zat psikoaktif juga dapat menimbulkan dampak

sosial bagi penggunanya (Hiramin, 2011). Pada saat terpapar dengan zat ini, tubuh

akan mengalami penurunan kecerdasan, menyebabkan peningkatan berat badan,

tekanan darah, dan ketidaknyamanan dalam tubuh, serta merusak sistem pencernaan

(Kemenkes, 2018).

World Health Organisation (WHO) (2018) menyatakan bahwa pada tahun

2016 terdapat setidaknya lebih dari setengah atau 3,1 miliar orang dari populasi

global yang berusia 15 tahun ke atas telah mengkonsumsi alkohol dalam kurun waktu

12 bulan serta data menunjukan bahwa sekitar 2,3 miliar orang adalah pecandu

alkohol. Alkohol telah dikonsumsi oleh lebih dari setengah populasi berdasarkan

wilayah Amerika, Eropa, dan Pasifik barat.

Riskesdas (2018) menunjukan bahwa pengkonsumsi alkohol di Indonesia

1
berada pada angka yang cukup besar. Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh

1
2

Badan Narkotika Nasioanl (BNN), setiap tahunnya jumlah pengguna minuman

beralkohol di Indonesia bertambah 1 juta orang. Hasil survey tersebut

mengatakan bahwa terdapat proporsi konsumsi minuman beralkohol pada

penduduk remaja yang berumur lebih dari 10 tahun sebesar 3,3%. Selanjutnya

proporsi konsumsi minuman beralkohol pada penduduk diatas 10% berada di

Provinsi Sulawesi utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Gorontalo dan

Maluku (Balitbangkes, 2019), sedangkan dari lima provinsi tersebut sulawesi

utara berada di tangkat pertama tertinggi dengan persentasi sebesar 16% dari

jumlah penduduk (Riskesdas, 2018).

Blumenthal et al. (2020) mengatakan bahwa masa remaja merupakan

masa perkembangan sosial yang mana stress memiliki peran kunci dalam

meningkatkan resiko penyalahgunaan minuman beralkohol. Selaras dengan itu,

Ramadhan, Syarnia dan Mahdalena (2017) juga menambahkan bahwa stress

memiliki korelasi yang positif terhadap tingkat konsumsi minuman keras.

Dengan mengkonsumsi miras, para remaja dapat menghilangkan stress

sementara, maka dari itu remaja dengan stress berat akan juga menjadi pecandu

alkohol berat.

Disamping itu, penelitian juga yang dilakukan oleh Utomo, Saidah, dan

Chabibah (2017) mendapati bahwa ketakutan akan ditolak dari kelompok

pertemanan nya, tekanan yang disebabkan oleh ajakan serta ancaman menjadi

sebab remaja mengkonsumsi miras. Begitupula penelitian dari Maula dan

Yuniastuti (2017) yang menyatakan bahwa kesenangan, kenyamanan,

ketenangan, dan melepaskan beban adalah hal yang dicari remaja saat

mengkonsumsi alkohol.
3

Yulianti (2010) mengatakan bahwa sifat-sifat keremajaan seperti emosi

yang tidak stabil, belum mempunyai kemampuan yang matang untuk

menyelesaikan konflik-konflik yang dihadapi, serta belum mempunyai

pemikiran yang matang merupakan penyebab terjadi stress pada remaja.

Menurut World Health Organzation (WHO), prevalensi kejadian stres

cukup tinggi dimana hampir lebih dari 350 juta penduduk dunia mengalami

stres. Di Amerika sekitar 75% orang dewasa mengalami stres berat dan

jumlahnya cenderung meningkat dalam satu tahun terakhir. Sementara itu di

Indonesia, Sekitar 1,33 juta penduduk diperkiraan mengalami stres dengan

mencapai angka 14% dengan tingkat stress akut (stres berat) yang mencapai 1-

3% (Legiran, 2015).

Beberapa penelitian telah dilakukan sehubungan dengan keterkaitan

antara stress dengan konsumsi alkohol pada remaja. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhan (2017) menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi minuman beralkohol pada

remaja di Kelurahan Landasan Ulin Timur dengan nilai p= 0,000. Hasil

penelitian yang dilakukan Ruspawan (2013) menunjukan bahwa terdapat

hubungan antara tingkat stres dengan penyalahgunaan alkohol pada remaja laki-

laki dengan nilai p=0.000.

Penelitian ini dibuat berdasarkan teori keperawatan Behavioral System

yang ditemukan oleh Dorothy E, Jhonson. Teory tersebut menjelaskan mengenai

pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem yang

selalu ingin mengontrol dan menstabilkan yang dipengaruhi oleh stressor baik

dari dalam maupun luar. Individu memiliki kemampuan untuk mengatur dan

menyesuaikan diri dari pengaruh yang timbul sebagai suatu sistem yang
4

membentuk sistem prilaku (Nur, 2018). Penelitian ini berfokus pada masalah

behavioral yaitu mengkonsumsi alkohol sebagai bentuk penyesuaian individu

dari stressor yang berasal dari lingkungan sekitar yang termasuk masyarakat,

keluarga, dan teman.

Peneliti telah melakukan survey awal untuk memperkuat fakta mengenai

masalah yang diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil survei awal yang di lakukan

peneliti pada remaja di Desa Tandengan, dari 10 remaja terdapat 5 yang

mengeluh stress dan mengkonsumsi alkohol. Mereka mengeluh stress di

karenakan terdapat masalah keluarga, percintaan, dan tuntutan akademik yang

mereka tidak bisa kontrol sehingga mereka memilih untuk mengkonsumsi

alkohol sebagai penghilang stress.

Lebih lanjut data yang ditemukan bahwa mereka mengkonsumsi alkohol 3

sampai 4 kali dalam seminggu.

Berdasarkan latar belakang dan fakta yang telah di uraikan, peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul hubungan tingkat stres dengan

konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan Kabupaten Minahasa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah yang di ambil adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran tingkat stress pada Remaja di desa

Tandengan Kabupaten Minahasa?

2. Bagaimanakah gambaran konsumsi alkohol di desa Tandengan

Kabupaten Minahasa?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan

konsumsi alcohol pada remaja di desa Tandengan Kabupaten Minahasa?


5

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara tingkat stress dengan konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan

Kabupaten Minahasa.

Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini

mempunyai kegunaan yang meliputi aspek teoritis yaitu bagi peneliti, bagi

institusi pendidikan dan aspek praktis yaitu remaja di desa Tandengan dan

masyarakat.

Manfaat Teoritis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah

dijelaskan, diharapkan penelitian ini secara teoritis dapat berguna dan

memberikan kontribusi bagi peneliti selanjutnya dan bagi institusi.

Bagi Peneliti. Melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan pengalaman

pertama dalam melakukan penelitian belajar sehingga peneliti dapat

mengaplikasikan ilmu kepada diri sendiri tentang pentingnya mengetahui

hubungan tingkat stres dengan konsumsi alkohol. Kemudian penelitian ini untuk

memenuhi tuntutan akhir dari matakuliah akhir Fakultas Keperawatan

Universitas Klabat.

Bagi Institusi Pendidikan. Dapat digunakan sebagai bahan dan

refrensi masukan serta sumber bacaan di perpustakaan Universitas Klabat

bagi mahasiswa Fakultas Keperawat an tentang hubungan tingkat stres

dengan konsumsi alkohol.


6

Manfaat Praktis

Melihat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dijelaskan,

diharapkan penelitian ini secara praktis dapat berguna dan memberikan kontribusi

bagi responden dan juga masyarakat.

Remaja. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan

tambahan yang terkait dengan tingkat stres dan mengkonsumsi alkohol serta dapat

mengubah persepsi bagi remaja yang mengkonsumsi alkohol yang dapat merusak

pemikiran dibagian otak karena dalam minuman beralkohol mengandung zat psikoatkif

yang mengubah perilaku menjadi tidak stabil.

Bagi Masyarakat. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu

masyarakat terutama kepada orang tua untuk memahami tingkat stress pada remaja

dan mencegah penyalagunaan alkohol sebagai dampak perubahan prilaku dari

masalah yang dihadapi.

Cakupan Dan Batasan Penelitian

Cakupan pada penelitian ini adalah remaja di Desa Tandengan Kabupaten

Minahasa. Sedangkan batasan dalam penelitian ini adalah remaja di usia 14-24 tahun

yang mengonsumsi alkohol serta bersedia menjadi partisipan dengan menanda tangani

informed consent.

Definisi Operasional Dalam Penelitian

Tingkat Stres

Tingkat stres adalah level stress yang dirasakan oleh setiap individu yang

disebabkan oleh masalah-masalah yang individu alami secara internal maupun secara

eksternal. Tingkat stress dikategorikan menjadi stres normal, ringan, sedang dan berat.
7

Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol adalah suatu prilaku minum alkohol yang tergolong pada

minuman Golongan b dengan kadar alkohol 5% sampai 20%. Klasifikasi konsumsi

alkohol adalah komsumsi primer, sekunder, dan tersier.

Remaja

Usia remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak perubahan, di mana

remaja mengalami transisi yang begitu cepat baik secara fisik maupun emosional.

Pada remaja ada beberapa tahap perekembangan yaitu remaja awal rentang di usia 10-

13 tahun, masa remaja pertengahan 14-17 tahun, dan masa remaja akhir atau dewasa

muda di usia 18-24 tahun, di dalam bab 1 WHO mensurvey usia di 15 tahun ke atas,

maka peneliti beradaptasi dari WHO dan mengambil kelompok masa remaja

pertengahan dan remaja akhir.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang

berhubungan dengan judul penelitian, sintesa berdasarkan teori-teori dan konsep-

konsep yang telah diuraikan, kerangka konseptual dan pernyataan hipotesa.

Stress

Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara

situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis, atau sistem sosial

individu (Wardi & Ifdil, 2016). Stres berkaitan dengan kenyataan yang tidak sesuai

dengan harapan dan situasi yang menekan, kondisi ini mengakibatkan perasaan

cemas, emosi dan frutasi (Priyoto, 2014). Dengan perubahan fisik yang menonjol

dengan perkembangan tanda-tanda sekunder sehingga terjadi pacu tumbuh, serta

perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan lingkungannya. Bamuhair (2015)

menambahkan bahwa stres merupakan suatu keadaan tuntutan lingkungan yang

melebihi kapasitas dari biasanya dan membutuhkan respon yang lebih sehingga dapat

mempengaruhi individu. Stres adalah suatu kondisi pada indvidu yang tidak

menyenangkan dimana dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan

psikologis maupun fisik terutama emosi pada individu (Manurung, 2016).

Meningginya emosi individu sangat tergantung dengan dampak perubahan fisik dan

kehidupan psikologis yang artinya jika semakin banyak terjadi perubahan dan tidak

terkendali oleh individu, maka semakin meninggi emosinya.

8
9

Penyebab Stres

Stres adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan

terjadinya resoin stres. Tribun Manado (2018) menerbitkan bahwa terdapat jenis-jenis

stress dikalangan remaja. Jenis stress yang dialami oleh remaja dapat berupa stres

akademik, stres fisik, masalah keluarga, hubungan dengan lawan jenis, dan bullying.

Stres akademik. Menurut Rahmawati (2012) stres akademik terjadi karena

tuntutan akademik yang tidak sesuai dengan sumber daya aktual yang dimiliki oleh

siswa. Stres akan muncul ketika harpan untuk pencapaian prestasi akademik

meningkat, tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa, mempunyai maslah

dengan teman, ataupun bosan dengan pelajaran.

Stres akademik dapat terjadi diakibatkan karena beberapa faktor penyebab.

Ketakutan untuk gagal, ekspetasi orang tua, dipaksa oleh orang tua atau guru untuk

belajar subjek tertentu, memandang nilai adalah segalanya, ekspetasi yang terlalu

besar, masalah finansial, dan mungkin tekanan dari tetangga serta keluarga terdekat

merupakan faktor penyebab terjadinya stress (Zamir, 2015). Lebih lanjut, CNN

Indonesia (2019) mengemukakan bahwa berprestasi di sekolah dapat menjadi tuntutan

yang kurang realistis, dan bisa menyebabkan stres pada siswa yang tidak mampu

memenuhinya.

Stres fisik. Stres fisik dapat terjadi akibat sifat alami remaja yang sering

membandingkan keadaan fisik mereka dengan orang lain sehingga membuat mereka

semakin tertekan (Tribun Manado, 2018). Siswa juga bisa mengalami gejala stres

secara fisik karena tuntutan akademik seperti sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur,

lelah, sakit punggung dan kehilangan minat untuk belajar (Barseli, ifdil, & Nikmarijal,

2017).
10

Masalah keluarga. Menurut Potter & Perry (2017) menyatakan suatu kondisi

dimana setiap anggota keluarga sibuk sehingga tidak ada waktu bersama, dan

memiliki masalah dalam kondisi perekonomian yang menurun. Inilah yang menjadi

faktor terjadinya stres karena tidak bisa meluangkan waktu untuk bersama sehingga

masalah tidak teratasi dengan baik. Remaja bisa mengalami stres dari masalah

keluarga yang mereka hadapi. Salah satu masalah di dalam keluarga yang membuat

remaja menjadi stres adalah perceraian. Remaja akan merasa marah terhadap orang

tuanya yang bercerai ataupun marah kepada dirinya sendiri karena belum bisa

menerima kenyataan (Lestari, 2014).

Hubungan dengan lawan jenis. Pada masa remaja tidak bisa dielakan lagi

yang namanya hubungan dengan lawan jenis. Frizona (2015) remaja tidak melihat

potensi yang ada dalam diri mereka dan hanya terfokus pada kekasihnya. Kadang

perasaan itu tidak dibalas dan menyebabkan patah hati yang ujungnya remaja

mengalami stres.

Bullying. Tindakan bullying bisa dilakukan siapa saja baik anak-anak

maupun remaja. Karakteristik korban bullying biasanya mengalami kecemasan, rasa

tidak aman, dan kegugupan (Hidayati, 2012).

Jenis Stres

Menurut Li, Cao, dan Li, (2016) Jenis stres terbagi menjadi 2 yaitu

eustress dan distress. Eustress merupakan stres yang berguna bagi tubuh karena

membawa dampak yang positif yang membuat tubuh siap menghadapi tantangan dan

menemukan solusi dari masala yang dihadapi. Sedangkan distress adalah


11

kebalikannya atau bisa dibilang stres yang membawa dampak negatif dan

menimbukan rasa tidak nyaman pada tubuh (Kompas, 2013).

Respon tubuh terhadap stres

Saat terjadi stress, tubuh akan memberikan respon fisiologis dan psikologis.

Secara fisik tubuh dapat merespon stres seperti pernapasan lebih cepat atau otot

menegang reaksi ini di sebut reaksi fisiologis (Veratamala, 2016). Adapun stres

psikologis di mana kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan kondisi psikologis

untuk menyesuaikan diri terhadap masalah yang di hadapi (Widiastuti, 2019). Saat

stress, perilaku individu akan menjadi lebih sensitif dan menjadi mudah untuk

tersinggung (Efendi & Intan, 2011).

Reaksi fisiologis. Pada reaksi fisiologis terjadi peningkatan denyut jantung,

tekanan darah, berkeringat, mulut kering, dan disfungsi sistem pencernaan

(Mertsalova, 2017). Selain itu Ardhiyanti, Pitriani, dan Damayanti (2014)

mengatakan bahwa nafsu makan menurun, gelisah dan kesulitan untuk tidur atau

sering terbangun, dan terjadi ketegangan di leher, punggung serta bahu merupakan

reaksi fisiologis yang ditunjukan oleh individu saat terserang stres.

Reaksi psikologi. Respon emosional yang umum mucul karena stres adalah

kecemasan. Selain kecemasan gejala yang menyangkut emosi adalah seperti takut,

cemas, malu, dan marah (Tahir, 2014). Timbulnya respon emosional berupa merasa

gelisah, dan perubahan suasana hati merupakan respon psikologis dari dampak

mengalami stres (Gamayanti, Mahardianisa, & Syafei, 2018).

Perilaku. Perilaku individu saat stres bisa menjadi sensitif, dan menjadi

agresif serta mudah tersinggung, sampai pada pola tidur yang terganggu, selain
12

perilaku reaksi fisik dari stres adalah perubahan berat badan, dan pada wanita

menyebabkan terjadinya perubahan pada pola menstruasi (Efendi & Intan, 2011).

Tingkat Stres

Stres dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan. Dimulai dari stres

yang normal (Detik Health, 2011), stres ringan, sedang, hingga stres berat

(Perwitasari, Nurbeti, & Armyanti, 2016).

Stres normal. Menurut Detik Health (2011) stres normal adalah ketika tubuh

kita bisa menyesuaikan dengan keadaan serta tidak mengganggu kehidupan kita.

Stres normal masuk dalam kriteria eustress atau stres yang cenderung menguntungkan

atau berdampak positif, misalnya berbicara di depan umum, mengerjakan deadline

tugas, sampai berbicara dengan orang yang kita sukai (Maharrani, 2019).

Stres ringan. Situasi stres ringan berlangsung biasanya hanya berlangsung

beberapa menit atau jam sehingga belum memengaruhi fisik dan mental hanya saja

mulai merasa sedikit tegang (Purniasari, 2018) . Beberapa tanda dari stres ringan

adalah pikiran tidak fokus, lebih gampang emosi karena hal kecil, serta gangguan

pencernaan (Erwima, 2019).

Stres sedang. Stres sedang terjadi lebih lama dari beberapa jam bahkan ada

yang sampai beberapa hari. Ketika berselisih dengan orang lain itu sudah masuk di

dalam stres sedang. Adapun gejala stres sedang yaitu, mudah marah, mudah merasa

letih, sulit untuk beristirahat ataupun susah untuk tidur, mudah tersinggung serta

gelisa (Wahab, 2017). Menurut Yunitasari (2011) menyatakan stres sedang

berlangsung lebih lama dari pada stres ringan yang bisa berlangsung selama beberapa

hari.
13

Stres berat. Stres berat biasanya berlansung secara berkepanjangan

(Detikhealth, 2012). Stres berat bisa menyebabkan insomnia, mudah lelah dan

kekurangan energi, sering sakit kepala, mengalami nyeri ataupun tegang otot (Jawa

Post, 2019). Gejala lain dari stres berat adalah kesulitan mengingat, mudah sedih,

mudah marah, merasa di luar kontrol, kurang percaya diri dan lemah fisik (Tashandra,

2019).

Penilaian Tingkat Stres

Alat ukur tingkat stress adalah kuesioner dengan sistem skoring yang akan

diisi oleh responden dalam suatu penelitian. Ada beberapa kuesioner yang sering

dipakai untuk mengetahui tingkat stres, diantaranya Kessler Psychological Distress

scale, Perceived Stress Scale (PSS-10), Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42).

Semua kuesioner pada dasarnya sama yaitu mengklasifikasikan atau menggolongkan

stres berdasarkan tingkatan keparahan stres. Pada penelitian ini peneliti akan

menggunakan kuesioner DASS-42. Kuesioner DASS-42 merupakan alat ukur yang

dibuat oleh (Lovibond & Lovibond, 1995) yang telah diterjemahkan ke versi

Indonesia oleh (Damanik, 2014) dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Kuesioner digunakan peneliti karena untuk menilai keadaan yang dialami selama satu

minggu terakhir, sejalan dengan penelitian ini yang akan dihubungkan dengan

konsumsi alkohol yang diukur bersamaan dengan penilaian tingkat stres pada waktu

itu juga.

Konsumsi Alkohol

Alkohol adalah senyawa kimia organik. Menurut Rumah dan Djamil (2018)

minuman beralkohol ethanol berasal dari fermentasi berbagai jenis karbohidrat dari

gandum, buah-buahan, atau bunga yang bersifat tidak berwarna atau transparan

dan
14

mudah menguap. Larutan akan menguap apa bila berada pada titik didhnya yaitu pada

78 celcius. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2019)

konsumsi adalah pengguna barang hasil produksi dari bahan pakaian, makanan dan

minuman dalam memenuhi keperluan hidup. Konsumsi yakni pemakai hasil produksi

minuman dalam hal ini yaitu alkohol.

Zat ethanol yang ada dialam alkohol mengandung zat psikoaktif bersifat

adiktif yang bekerja secara selektif, terutama pada otak. Apabila alkohol dikonsumsi

secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani,

rohani mapun bagi kepentingan perilaku dan cara berpikir kejiwaan. Perilaku

penggunaan minuman keras saat ini merupakan kecenderungan yang meningkat dari

tahun ke tahun yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan,

perkelahian, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme (Surya, 2011). Smit et al.,

(2018) mengatakan bahwa alcohol expetancies atau harapan alkohol adalah

keyakinan tertentu pribadi mengenai efek perilaku, emosional, dan kognitif yang akan

dialami diri sendiri saat minum alkohol.

Aspek Konsumsi Alkohol

Alkohol expectancy memiliki empat aspek yang berkaitan dengan jenis

peristiwa atau efek yang diharapkan ketika mengonsumsi alkohol. Aspek-aspek ini

dikategorikan menjadi positif dan negatif. Alkohol expectancy positif dan negatif

tidak dinilai sama pada tiap individu. Aspek tersebut dapat dikatakan sebagai positive

expectancy ketika aspek tersebut meningkatan motivasi individu saat mengonsumsi

alkohol, dan dikatakan sebagai negative expectancy ketika aspek tersebut

menurunkan motivasi saat mengonsumsi alkohol (Nicolai, Moshagen & Demmel,

2018).
15

Social Assertiveness and Positive Affect. Aspek ini berkaitan dengan

harapan bahwa ketika seseorang mengonsumsi alkohol maka kesenangan sosial,

kepercayaan diri dan suasana hati yang positif akan meningkat. Mengkonsumsi

alkohol dengan kepercayaan setiap indvidu bertambah dari yang pemalu menjadi

pemberani, indvidu beranggapan bahwa masalah dapat teratasi dengan meminum

minuman keras (alkohol) namun pada kenyataannya dapat merusak proses berpikir

dan menjadikan seseorang tidak sadarkan diri atau bertindak tidak sesuai

kehendaknya (Rori, 2015).

Tension Reduction. Aspek ini adalah harapan bahwa ketika individu

mengonsumsi alkohol, ketegangan dan tekanan akan menurun sehingga individu akan

menjadi lebih rileks. Minuman keras juga memiliki zat adiktif, yaitu zat yang apabila

dikonsumsi (walau hanya sekali) akan membuat indvidu merasa ingin terus

mengkonsusmsinya (kecanduan) dan akhirnya malah merasa bergantung pada

minuman keras. Kecanduan alkohol membuat individu tidak bisa berhenti minum-

minum, jika individu mengkonsumsi terlalu banyak pada satu waktu atau minum

terlalu sering dalam seminggu. Konsumsi alkohol diukur dalam satuan unit atau satu

unit alkohol terdiri dari 10 ml alkohol murni (Utari, 2020)

Cognitive Impairment and Physical Discomfort. Aspek ini mencerminkan

harapan terkait munculnya gangguan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol. Salah

satu contohnya, yaitu, perasaan pusing maupun perasaan seperti melayang ketika

individu mengonsumsi alkohol. Dalam penelitian Damayanie dan Riadi (Maula &

Yuniastuti, 2017) menyatakan kesenangan, kenyamanan, ketenangan, dan melepaskan

beban adalah hal yang dicari remaja saat mengkosumsi alkohol.


16

Aggresion. Aspek ini menggambarkan agresi verbal dan fisik yang muncul

sebagai efek dari konsumsi alkohol (Cessarea, 2020). Pecandu alkohol sering

dihubungkan dengan masalah kontrol diri yang rendah. Menurut Nurulina, (2013)

dalam Febby (2013) menyatakan seorang pecandu alkohol yang sangat peka terhadap

minuman keras dapat mengalami perubahan tingkah laku yang nyata, yaitu menjadi

agresif dan cenderung melawan orang lain walaupun ia hanya mengkonsumsi dalam

jumlah sedikit. Mengkonsumsi minuman beralkohol bertujuan untuk melupakan

permasalahan yang dihadapi hal ini sesuai yang dikutip Prabowo (2016) dalam Wilis

(2012) menyatakan bahwa frustasi adalah salah satu faktor perilaku agresif yaitu

keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi harapannya, selain itu

mengkonsumsi minuman beralkohol juga termasuk faktor seseorang yang akan

melakukan perilaku agresifnya.

Golongan Minuman Beralkohol

Menteri Perindustrian Republik Indonesia (2012) menyebutkan bahwa

golongan alkohol terbagi menjadi tiga golongan yaitu minuman beralkohol golongan

A, yaitu minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% sampai dengan 5%. Minuman

beralkohol golongan B, yaitu minuman beralkohol dengan kadar etanol lebih dari 5%

sampai dengan 20%. minuman beralkohol golongan C, yaitu minuman beralkohol

dengan kadar etanol lebih dari 20% sampai dengan 55%.

Jenis Minuman Beralkohol

Terdapat beberapa jenis minuman beralkohol yang sering ditemukan beredar

dikalangan masyarakat. Jenis minuman beralkohol yang sering ditemukan yaitu

absinthe, brandy, wine, cocktail, rum, vodka, whisky (Alex, 2017). Adapun Arofani
17

(2019) mengemukakan bahwa salah satu jenis minuman alkohol khas Indonesia yang

di gandrungi oleh masyarakat Sulawesi Utara adalah Cap Tikus.

Absinthe. Absinthe adalah minuman alkohol yang dibuatdari apsintus. Ini

dilakukan proses dilatasi alcohol dengan daun-daunan seperti fennel, apsintus,

ketumbar, hisop, juniper, dan lain-lain. Kadar alkohol dalam absinthe adalah 68%

(Bibal, 2020)

Brandy. Brandy dalam bahasa Belanda adalah brandewjin yang istilah umum

bagi minuman beralkohol namun ternyata setelah di simpan dalam tong kayu

minuman ini menjadi lebih bagus, yang dilakukan fermentasi sari buah serta

memiliki kandungan etil alcohol 40% - 60% (Abdi & Husnult, 2020).

Cocktail. Coktail merupakan campuran dari dua atau lebih bahan minuman.

Bahan campuran yang digunakan adalah vermouth, biltters, anggur, sari buah-

buahan, krim, gula, sirup dan telur dengan kadaralkohol 17,5% sampai 50%. Dan

juga dipakai bahan perasa seperti cordials, mint, cerry (Alex, 2017).

Wine. Wine merupakan anggur yang dibuat dari sari anggur jenis vitis vinifera

yang membuat dari buah lain yang mempunyai kadar alcohol 8% sampai 15%.

Minuman anggur mempunyai banyak jenis yaitu : Red Wine, White Wine, Rose

Wine, Spakling Wine, Sweet Wine, dan Fortifed Wine. Kadar alkohol adalah Fortifed

Wine dengan mengandung 15% - 20,5% (Abdi & Husnukt, 2020)

Rum. Rum adalah minuman alkohol dari hasil proses feremntasi dan dilatasi

dari air tebu yang sebagai produk industri gula dengan kadar alkohol 40% (Abdi &

Husnult, 2020). Selain diminum secara langsng, rum juga dapat digunakan sebagai

campuran dalam berbagai jenis minuman dan makanan.


18

Vodka. Vodka pada bahasa Polandia yaitu Woodka yang merupakan jenis

alcohol bening, berkadar tinggi dan tidak berwarna. Dan dapat diproduksi dari bahan

nabati kayu pati atau gula. Kandungan dalam vodka ialah air dan isi dari etanol sebesar

35%- 60% (Syukro, 2015).

Whisky. Whisky adalah spirit yang diperoleh dari penyulingan cairan

beralkohol (liquor) hasil peragian lutamat serealia atau hasil olahnya dimatangkan

dalam tong kayu selama tidak kurang dari 2 (dua) tahun (Lestari, 2016). Minuman

alkohol yang dari di lakukan proses fermentasi dengan cara dihaluskan, dicampur air

serta dipanaskan, dilakukan proses dilatasi sebelum itu dimatangkan saat disimpan

didalam wadah, dan kadar alkohol ialah 40% (Hasballah, 2014).

Cap tikus. Cap tikus adalah minuman beralkohol yang dihasilkan dari nira

pohon aren yang dlakukan proses dilatasi dan fermentasi, kadar alkohol cap tikus 40-

50% (Lungan, 2017). Semakin bersih saguer semakin manis, maka kadar alkoholnya

tinggi. Kadar alkohol cap tikus rata-rata 35-70 % (Juita, 2014).

Dampak Konsumsi Alkohol

Alkohol akan memiliki dampak secara psikologi, sosial dan fisik (Dermawan

& Tutik, 2010). Hal ini dikuatkan dengan penelitian dari Priangguna (2015)

mengatakan dampak dari alkohol ialah psikologi, sosial dan fisik.

Psikologi. Alkohol tergolong zat psikoaktif depresan. Zat psikoaktif adalah zat

yang bekerja secara selektif pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada

perilaku, emosi, kognitif dan persepsi (Yusuf, Rizky, & Hanik, 2015). Mengkonsumsi

alkohol dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti: gangguan kecemasan,

kehilangan kontrol diri, delirium tremens (kegila-gilaan, mabuk, dan mengigau),

perubahan struktur kepribadian dan bergesernya watak (Anisa, 2015)


19

Sosial. Dampak sosial pada saat menggunakan alkohol adalah dapat merubah

perasaan menjadi tidak stabil, lebih sensitif, tidak bisa mengendalikan diri sehingga

menjadi agresif, dan jika tidak dikontrol dengan baik maka akan menimbulkan

tindakan kriminal, yang melanggar hukum dan kekerasan (Sarwono, 2011).

Mengkonsumsi alkohol bagi kehidupan bersosial antara lain pelanggaran norma,

perilaku kasar, mudah tersinggung, bersikap brutal dan sulit bersosialisasi dengan

orang lain (Peggy, 2015)

Fisik. Dampak alkohol dapat menyebabkan kenaikan berat badan,

menurunkan kecerdasan, meningkatkan tekanan darah dan ketidaknyamanan dalam

tubuh (kemkes, 2018).

Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol pada Remaja

Maula & Yuniastuti (2017) menyatakan bahwa remaja mengkonsumsi alkohol

sebagai salah satu cara yang ditempuh untuk lari dari permasalahan yang dialaminya

dan menjadi tujuan bagi remaja untuk melepaskan beban. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhan (2017) menunjukan ada hubungan positif antara tingkat

stres pada remaja dengan nilai koefisien korelasi p=0,000. Data tersebut menunjukan

remaja yang mengalami tingkat stres sangat berat cenderung menjadi peminum

alkohol berat. Penelitian yang lain dilakukan oleh Kartikasari (2011) menunjukan

hasil yang sama, yaitu terdapat hubungan antara tingkat stres dengan perilaku

konsumsi alkohol, dengan hasil uji korelasi menunjukan p value 0,034. Sebagian

besar responden mengalami stres ringan yaitu sebanyak 60,4 % dan rata-rata perilaku

penyalagunaan alkohol responden berada pada kategori sedang.


20
Kerangka Konseptual

Penelitian ini mempunyai dua variabel penelitian, independen variable yaitu

tingkat stres dan dependent variabel yaitu konsumsi alkohol. Stres adalah reaksi

seseorang baik secara fisik maupun emosional apabila ada perubahan dari lingkungan

yang mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri. Sedangkan konsumsi alkohol

adalah penggunaan hasil minuman alkohol yang mengandung ethanol dan zat

psikoaktif.

Alkohol merupakan media yang digunakan pada saat seseorang menghadapi

stress atau tekanan, ancaman, atau suatu perubahan seperti masalah keluarga,

percintaan, dan tuntutan akademik yang tidak bisa terkontrol. Alkohol diyakini

sebaian orang dapat mengubah keadaan sadar untuk kesenangan dengan mengubah

persepsi, perasaan dan emosi indvidunya tanpa memikirkan hal negative yang dapat

ditimbulkan oleh zat tersebut. Berdasarkan tinjauan dan teori-teori yang telah

diuraikan sebelumnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat stres

dengan konsumsi alkohol seperti yang tergambar pada kerangka konseptual berikut

ini:

Independent Variable Dependent Variable

Tingkat stress Konsumsi alkohol

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana jawaban yang baru diberikan berdasarkan pada teori (Sugiyono,

2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :


21

Ha : ada hubungan yang siginfikan antara tingkat stress dengan konsumsi alkohol

pada remaja di desa tandengan.


BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang metode dari penelitian yaitu desain

penelitian, analisa data, populasi dan sampel, instrumen penelitian, proses

pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, pertimbangan etika dalam penelitian,

dan keterbatasan penelitian.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive

correlation dengan pendekatan cross sectional. Deskriptif korelasi merupakan suatu

jenis penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua variable yaitu variable bebas

dan variable terikat (Notoadmojo, 2012). Sedangkan cross sectional adalah cara

pendekatan observasi atau pengumpulan data pada suatu saat (Siyoto, 2015).

Analisis Data

Analisis data adalah suatu teknik guna menguji, mengganti dan menghasilkan

model data untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk penelitian (Hidayat, 2012).

Untuk menjawab pernyataan masalah pertama dan kedua tentang gambaran tingkat

stress dan konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan Kabupaten Minahasa

telah dianalisa dengan menggunakan rumus frekuensi dan persentase. Untuk

menjawab rumusan masalah ketiga yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan

antara tingkat stress dengan konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan

Kabupaten Minahasa, telah dianalisa dengan menggunakan rumus Sperman Rank/Rho

karena data tidak berdistribusi normal setelah dilakukan uji normalitas menggunakan

22
23

Kolmogorov-Smirnov dengan nilai p > 0,05. Sebagai keterangan, jika nilai p <0,05

artinya ada hubungan yang signifikan maka Ha akan diterima, sedangkan jika nilai p

≥ 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel yang diuji

maka Ha akan ditolak.

Apabila terdapat hubungan yang signifikan, Sarwono & Budiono (2012)

memberikan kriteria interpretasi mengenai derajat hubungan antara dua variabel yang

signifikan seperti yang terterah pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1.

Interpretasi keeratan hubungan variabel

Nilai korelasi Interpretasi


0.00 Tidak ada hubungan
0,01 – 0,20 Korelasi sangat lemah
0, 21 – 0,40 Korelasi lemah
0,41 – 0,60 Korelasi sedang
0,61 – 0, 80 Korelasi kuat
0,81 – 0,99 Korelasi sangat kuat
1,00 Korelasi positif sempurna

Menurut Donsu (2016) menentukan arah hubungan antara variable

independent (X) dan variable dependent (Y) dapat bersifat positif dan negatif. Positif

jika variable independent (X) naik, maka variable dependent (Y) naik, atau sebeliknya

jika variable independent (X) turun, maka variable dependent (Y) akan turun juga.

Adapun jika hubungan dalam bentuk negatif, akan menunjukan arti bahwa jika

variable independent (X) turun, maka variable dependent (Y) akan naik atau

sebaliknya jika variable independent (X) naik, maka variable dependent (Y) akan

turun.
24

Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh komunitas yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan

dalam penelitian yang ditetapkan (Nursalam, 2016). Jumlah populasi yaitu

keseluruhan remaja didesa Tandengan yang berumur 14-24 tahun dan mengkonsumsi

alkohol yaitu sebanyak 92 orang yang didata dari private chat aplikasi Whatsapp.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik menentukan sampel penelitian dengan

beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya

lebih representative. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu 86 orang sesuai

dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini

yaitu remaja laki-laki dan perempuan di Desa Tandengan Kabupaten Minahasa

yang berusia 14-24 tahun dan yang mengkonsumsi alkohol. Sedangkan kriteria

eksklusi pada penelitian ini yaitu yang tidak mengisi data lengkap pada kuesioner

dan yang tidak bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Besar sampel pada penelitian ini adalah minimal 80 orang dengan

menggunakan perhitungan rumus slovin. Perhitungan rumus slovin dapat dilihat

sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

Gambar 2. Rumus Slovin


Keterangan :
n = sampel
N = populasi
e = error margin 0,05

Perhitungannya adalah:

92
𝑛=
1 + 92. 0,052
25

92
𝑛=
1 + 92.0,0025

92
𝑛=
1+
0,15

92
𝑛=
1,15

𝑛 = 80

Gambar 3. Hasil Sampel Menggunakan Rumus Slovin

Instrument Penelitian

Menurut Ridwan (2010), instrumen penelitian menjelaskan semua alat

pengambilan data yang digunakan dalam proses pengumpulan data dan teknik

penentuan kualitas instrument. Instrumen yang telah digunakan pada penelitian ini

yaitu berupa kuesioner. Untuk mengukur stres, telah digunakan Kuesioner DASS-42

merupakan alat ukur yang dibuat oleh Lovibond & Lovibond, (1995) yang telah

diterjemahkan ke versi Indonesia oleh Damanik (2014) dan telah diuji validitas dan

reliabilitasnya. Kuesioner tersebut terdiri dari 42 pertanyaan yang terbagi dalam 3

skala pengukuran yaitu depresi, kecemasan dan stress, setiap skala terdiri atas 14

pertanyaan. Peneliti pada penelitian ini hanya mengambil skala pengkuran yaitu stres.

Untuk menentukan nilai ataupun skor pada suatu pernyataan dengan menggunakan

skala Likert yang terdiri dari 0-3. Pilihan jawaban pada kuesioner ini meliputi hampir

setiap hari (3), sering (2), kadang- kadang (1) dan tidak pernah (0). Kategori tingkat

stres berdasarkan hasil skor dibagi menjadi tidak stres (0-14), stres ringan (15-18),

stres sedang (19-25), stres berat (26-33) dan stres sangat berat (>34).
26

Tabel 2.

Kisi – kisi Tingkat stress

Indicator No item Halaman


Psikologi 1, 4, 5, 12 8
Fisik 6, 8, 9, 11, 13 9
Perilaku 2, 3, 7, 10, 14 11

Untuk menentukan skor akhir dari kuesioner telah ditetapkan skor total dengan

melakukan penjumlahan skor dari setiap item pernyataan dan akan dicocokan dengan

interval klasifikasi tingkat stress.

Tabel 3.

Klasifikasi tingkat stres

Interval Skor Kategori


0 – 14 Stres normal
15 – 18 Stres ringan
19 – 25 Stres sedang
26 – 33 Stres berat
>34 Stres sangat berat

Untuk mengukur variable konsumsi alkohol telah digunakan kuesioner yang di

adopsi dari Suyitno (2013) yang terdiri dari 30 item pertanyaan. Item pertanyaan

berbentuk skala likert dengan skor jawaban unfavorable sangat tidak setuju = 1, tidak

setuju = 2, setuju = 3, sangat setuju = 4. Sedangkan skor jawaban favorable sangat

tidak setuju = 4, tidak setuju = 3, setuju = 2, sangat setuju = 1

Tabel 4

Kisi – kisi konsumsi alkohol

Indicator Favourable Unfavourable Halaman


Frekuensi minum 3 1, 11, 12, 18, 23, 15, 16, 17
24, 27, 29
Kadar minuman keras 9 2, 6, 8, 10, 16, 20, 16, 17
26, 30
Jumlah minuman keras 13 4, 7, 14, 15, 19, 22 16, 17
yang diminum
Cara – cara meminumnya 21 5, 17 , 25, 28 15
27

Total skor didapat dari penjumlahan skor dari masing-masing item

pertanyaan dengan interval poin rendah 30 dan tertinggi tinggi 120. Klasifikasi

konsumsi alkohol dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5.

Klasifikasi kosnusmi alkohol

Rentang skor Klasifikasi


99 – 120 Sangat tinggi
76 – 98 Tinggi
53 – 75 Sedang
30 – 52 Rendah

Uji validitas dan Reliabiitas Instrument

Untuk mengukur stres telah digunakan kuesioner skala DASS 42 yang telah

diuji validitas 14 pertanyaan dan uji reabilitas dengan melihat nilai alpha cronbach

yaitu 0,8806 (Damanik, 2014). Sedangkan untuk mengukur konsumsi alkohol telah

digunakan kuesioner yang diadopsi dari Suyitno (2013) yang menunjukan hasil

reliable dengan alpha Cronbach sebesar 0,971.

Proses Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian, dibutuhkan proses pengumpulan data yang

terencana dan sistematis. Dalam pelaksanaannya, peneliti telah meminta surat

keterangan dari Fakultas bahwa peneliti akan melakukan penlitian di Desa

Tandengan. Setelah memperoleh izin dari pihak Fakultas, peneliti meminta ijin

melakukan penelitihan kepada pihak pemerintah desa Tandengan dan sekaligus

mengkumpulkan data remaja. Setelah data diperoleh peneliti mengampiri partisipan

yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu dengan menjalankan

protokol tetap COVID-19 dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci
28

tangan. Setelah bertemu dengan responden secara langsung peneliti memperkenalkan

diri dan menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian, dilanjutkan dengan

penjelasan form persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian. Pada pertemuan tatap

muka tersebut, telah dilakukan pembagian kuesioner secara langsung. Setelah selesai

mengumpulkan data, peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden yang

sudah berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian ini.

Meminta surat keterangan penelitian dari fakultas

Memperoleh data dari Remaja di Desa Tandengan

Menghampiri responden dengan protokol COVID 19


dengan memakai masker dan menjaga jarak

Memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melakukan


penelitian

Mempersilahkan responden yang bersedia untuk mengisi


kuisioner

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden


yang telah berpartisipasi

Mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh

Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilakukan di Desa Tandengan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi

Utara. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan Desember 2021.


29

Pertimbangan Etika dalam Penelitian

Penelitian ini telah dibuat sesuai dengan petunjuk dan aturan yang telah

ditetapkan serta telah mendapatkan rekomendasi dari Tim Komisi Skripsi Fakultas

Keperawatan, Universitas Klabat. Penelitian ini dilakukan dengan menekankan pada

standar etika seperti autonomy, confidentialy, non maleficient, veracity, fidelity dan

justice.

Otonomi (Autonomy)

Peneliti menghargai setiap keputusan yang di ambil oleh responden yang mana

setiap responden berhak untuk menolak atau menerima menjadi partisipan dalam

penelitian ini.

Keadilan (Justice)

Semua responden telah berikan kuesioner yang sama dan kesempatan yang

sama untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti tidak membeda-

bedakan responden menurut manfaat dan beban dari penelitian ini.

Kebaikan (Beneficence)

Peneliti tidak merugikan responden dengan tidak menuntut bayaran,

melainkan penelitian ini dibuat untuk bermanfaat bagi responden. Penelitian ini dapat

membantu responden untuk tetap menjaga pola pikir agar dapat menghindari

minuman yang beralkohol.

Tidak merugikan (Non Maleficence)

Penelitian ini tidak mengandung unsur-unsur berbahaya yang dapat merugikan

bahkan sampai mengancam nyawa responden. Peneliti tidak menyebar informasi

pribadi responden kepada orang lain.


30
Kerahasiaan (confidentialy)

Peneliti menjaga rahasia responden sehubungan dengan infromasi yang

diberikan. Peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyebarkan data responden tanpa

adanya persetujuhan dari responden. Dan peneliti juga menyatakan bahwa semua data

yang didapatkan hanya dipakai untuk kepentingan penelitian.

Kejujuran (veracity)

Peneliti telah memberikan infromasi dengan benar kepada responden untuk

menciptakan hubungan saling percaya antara peneliti dengan responden, dan juga data

telah dituliskan dengan jujur sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan baik.

Menepati Janji (fidelity)

Peneliti telah melakukan semua prosedur sesuai dengan perjanjian awal dalam

hal ini pembagaian kuesioner dan infromasi data dirahasiakan.

Hambatan dan Keterbatasan Penelitian

Dalam proses pengumpulan data, peneliti tidak menemukan kesulitan yang

berarti. Satu-satunya kesulitan yang ditemukan adalah jarak antara lokasi pembuatan

penelitian dengan kampus Universitas Klabat yang agak jauh sehingga apabila data

tidak lengkap peneliti membutuhkan waktu untuk kembali ke tempat lokasi penelitian.

Sedangkan keterbatasan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang peneliti tidak bisa

kontrol yang berpengaruh pada penelitian ini seperti faktor-faktor penyebab

mengkonsumsi alkohol pada remaja yang sudah menjadi kebiasaan turun-temurun

serta budaya seperti menambah napsu makan dan kepercayaan menghangatkan tubuh.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian dan mambahas hipotesis

dengan menginterpretasikan Analisa data serta menjawab pertanyaan masalah yang

sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Tingkat Stres Remaja di Desa Tandengan

Untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu bagaimanakah gambaran

tingkat stres pada remaja di Desa Tandengan, peneliti telah melakukan analisa dengan

menggunakan rumus frequency dan percentase. Hasilnya seperti yang terdapat pada

tabel 4.

Tabel 4.

Hasil Gambaran Tingkat Stres remaja di desa Tandengan

Tingkat Stres Frekuensi Persen (%)


Normal 45 52.3 %
Rendah 21 24.4 %
Sedang 15 17.4 %
Berat 5 5.8 %
Total 86 100.0

Tabel 4 diatas menunjukan tingkat stres yang terjadi pada remaja di desa

Tandengan. Hasil analisa menunjukan bahwa dari 86 responden yang diteliti,

sebagian besar tingkat stres pada remaja berada pada kategori normal dengan jumlah

responden sebanyak 45 remaja (52.3%). Sisanya berada pada kategori tingkat stres

rendah dengan jumlah responden sebanyak 21 remaja (24.4%), dan kategori tingkat

31
32

stres sedang dengan jumlah responden sebanyak 15 remaja (17.4%) serta kategori

tingkat stres berat dengan jumlah responden sebanyak 5 remaja (5.8%).

Stres adalah suatu kondisi pada indvidu yang tidak menyenangkan dimana dari

hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan psikologis maupun fisik terutama

emosi pada individu (Manurung, 2016). Detik Health (2011) melansir bahwa stres

normal adalah suatu keadaan ketika tubuh bisa menyesuaikan dengan keadaan serta

tidak mengganggu kehidupan. Stres normal masuk dalam kriteria eustress atau stres

yang cenderung menguntungkan atau berdampak positif, misalnya berbicara di depan

umum, mengerjakan deadline tugas, sampai berbicara dengan orang yang kita sukai

(Maharrani, 2019).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh

Khairunnisa (2016) yang menunjukan bahwa tingkat stres pada remaja di Kecamatan

Babakancikao berada pada kategori tingkat stress normal dengan persentase sebesar

41,46%. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati, Rohaedi, dan Sumartini (2019) bahwa sebagian besar remaja di

parongpong berada pada kategori tingkat stres normal dengan jumlah 48 (46,1%).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Phainel, Hendro dan Ferdinand (2014)

menemukan hasil yang sedikit berbeda dimana sebagian besar remaja di manado

berada pada kategori tingkat stres ringan yaitu sebanyak 56 (84,8%) dan kategori

tingkat stres sedang yaitu sebanyak 10 (15,2%).

Dari hasil data menunjukan bahwa remaja di desa Tandengan berada pada

kategori stres normal. Hasil tersebut ditunjang oleh data yang diberikan oleh

responden berdasarkan jawaban pada lembar kuesioner. Ditemukan bahwa pada

ketiga aspek penilaian tingkat stres pada remaja berada pada nilai rata-rata 1.023

untuk aspek psikology, 1.097 untuk aspek fisik, dan 0,097 untuk aspek prilaku. Data
33

tersebut menunjukan bahwa responden merasakan kadang-kadang merasakan stres

psikology dan fisik tapi tidak pernah menunjukan prilaku stres. Manajemen Stress

(2020) mengemukakan bahwa penyangkalan merupakan suatu coping stress normal

yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari stressor yang diterima. Keadaan ini

membuat individu menghindari dan tidak mematuhi emosi sehingga tidak

menimbulkan prilaku yang berlebihan. Lebih lanjut Detik Health (2011) melansir

bahwa stres yang normal adalah suatu keadaan dimana tubuh mampu untuk

menyelesaikan masalah dengan melatih daya tahan mental sehingga menjadi lebih

kuat.

Konsumsi Alkohol Remaja di Desa Tandengan

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua bagaimana gambaran

konsumsi alkohol pada remaja di Desa Tandengan, peneliti menggunakan rumus

frequency dan percentase. Hasilnya seperti yang terdapat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5.

Hasil analisis Gambaran Konsumsi Alkohol

Kategori Frequency Percentase


Sedang 52 60.5 %
Rendah 34 39.5 %
Total 86 100.0

Tabel 5 menunjukan hasil analisa konsumsi alkohol remaja di Desa

Tandengan. Hasil menunjukan bahwa dari 86 responden yang diteliti, mayoritas

konsumsi alkohol remaja di desa tandengan berada pada ketegori sedang dengan

responden sebanyak 52 (60.5%) remaja. Sisanya berada pada kategori konsumsi

alkohol rendah dengan responden sebanyak 34 (39.5%) remaja. Selebihnya tidak


34

ditemukan responden yang tergolong pada kategori konsumsi alkohol tinggi

dan sangat tinggi.

Alkohol bukanlah merupakan minuman utama yang layak untuk dikonsumsi.

Ali (2019) mengemukakan bahwa ukuran standar dan rekomendasi batas minum

alkohol yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republic Indonesia dalam

kategori sedang adalah konsumsi miniman yang mengandung alkohol 5% - 20%.

Menurut peraturan Menteri Perdagangan No. 20 Tahun 2014, Minuman beralkohol

adalah minuman yang mengandung etanol atau etil alkohol (C2H5OH) sehingga tidak

layak untuk dijadikan konsumsi minuman utama. Air yang jernih, tidak berbau, dan

tidak berasa, merupakan jenis minuman yang bisa dijadikan pilihan utama (Santoso,

Hardinsyah, Siregar, & Pardede, 2011).

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amirul Amalia

(2015) yang menunjukan bahwa dari 52 remaja yang terlibat dalam penelitiannya,

lebih dari sebagian remaja yaitu 63% mengonsumsi alkohol pada kategori rendah.

Begitu juga peneitian yang dilakukan oleh Lantyani, Husodo, & Handayani (2020)

menunjukan dari 100 remaja sebagian besar 57% mengkonsumsi alkohol.

Dari hasil data menunjukan bahwa remaja di desa Tandengan dalam

mengkonsumsi alkohol berada pada kategori sedang. Hasil tersebut ditunjang oleh

data yang diberikan oleh responden berdasarkan jawaban pada lembar kuesioner yang

terdiri dari aspek frekuensi minum, kadar minuman keras, jumlah minuman keras

yang di minum, dan cara meminum minuman beralkohol. Pada aspek frekuensi

minum alkohol ditemukan bahwa rata-rata partisipan menjawab tidak setujuh pada

item pertanyaan no 1 kalau mereka tidak bisa menghindari alkohol, dan setujuh pada

item pertanyaan no 3 bahwa hanya minum-minuman beralkohol pada momen tertentu.

Pada aspek tersebut juga rata-rata partisipan setujuh pada item pertanyaan nomor 11
35

dan 12 bahwa mengkonsumsi alkohol hanya kalau memiliki masalah dan saat

bersama dengan teman-teman saja.

Pada aspek kadar minuman keras, berdasarkan item pernyataan nomor 6

partisipan rata-rata tidak menyetujui kalau mereka mengkonsumsi minuman yang

beralkohol lebih dari 50%. Partisipan menyetujui item pernyataan nomor 10 bahwa

mereka mengkonsumsi alkohol yang berkadar sedang seperti Bir, dan tidak

menyetujui item pernyataan nomor 26 yaitu mencapur minuman dengan suplemen

lainya.

Pada aspek jumlah minuman keras yang diminum, pada umumnya partisipan

menyetujui item pernyataan nomor 13 bahwa mereka minum alkohol kurang dari 1

botol dalam sehari. Partisipan juga menyatakan tidak setujuh dengan item pernyataan

nom 4 ,7, 15, 19 dan 22 bahwa tidak akan puas kalau hanya minum sedikit dan tidak

akan menambah minuman keras apabila merasa belum cukup.

Sedangkan pada aspek yang terakhir yaitu cara minum minuman beralkohol,

rata-rata partisipan menyetujui pernyataan pada nomor 17 yaitu mengkonsumsi

alkohol dengan menggunakan sloki, dan tidak menyetujui minum langsung pada botol

seperti pernyataan pada nomor 5 ataupun gelas seperti pada item pernyataan nomor

25. Partisipan juga menyetujui bahwa mereka minum alkohol sedikit demi sedikit.

Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol pada Remaja

Untuk menjawab rumusan masalah ketiga yaitu apakah ada hubungan antara

tingkat stres dengan konsumsi alkohol remaja di desa tandengan menggunakan rumus

spearman’s rho, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut.


37

Tabel 6.

Korelasi Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol Pada Remaja Di Desa Tandengan

Variabel Spearman’s rho

Tingkat Stres Coefficient correlation -0.128


Konsumsi Alkohol Sig. (2-tailed) .241
N 86

Tabel 6 merupakan hasil uji hubungan tingkat stres dengan konsumsi alkohol

pada remaja di desa Tandengan. Hasil menunjukan bahwa terdapat nilai siginifkan p=

0.241 (>0.05) yang memiliki arti bahwa hipotesis Ha ditolok. Hasil ini menunjukan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi

alkohol pada remaja di Desa Tandengan.

Banyak faktor dapat mempengaruhi hasil yang ditemukan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi alcohol pada remaja

di Desa Tandengan. Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa stres bukanlah

masalah utama bagi remaja untuk mengkonsumsi minuman beralkohol. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya, kemungkinan besar responden mengkonsumsi alkohol

dikarenakan pergaulan teman sebaya yang salah. Pada penjelasan mengenai

konsumsi alcohol, ditemukan data bahwa rata-rata responden setujuh pada item

pertanyaan nomor 11 dan 12 bahwa dimana responden mengkonsumsi alkohol hanya

kalau bersama dengan teman-teman saja. Nur’aini (2018) mendukung hal tersebut

dimana dalam penelitianya ditemukan bahwa remaja yang konsumtif minuman

beralkohol diakibatkan oleh faktor pergaulan yaitu teman sebaya. Selain itu, Jatnika

(2015) mengemukakan bahwa study literatur yang dilakukan menemukan bahwa

terdapat pengakuan dari pemerintah mengenai minuman alkohol yang menjadi

komoditas besar diwilayah Minahasa. Hal ini memberikan bukti bahwa faktor

budaya daerah juga ikut berperan dalam tingkat konsumsi alkohol para remaja di

Minahasa.
38
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Winata

(2017) yang menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang siginfikan antara

konsumsi alkohol degan tingkat stres pada remaja dengan nilai p=0.053. Sedangkan

penelitian yang lain yang dilakukan oleh Ruspawan (2013) menemukan hasil yang

bertolak belakang, dimana hasil penelitian tersebut menemukan bahwa ada

hubungan yang siginfikan antara stres dengan penyalahgunaan alkohol pada remaja

dengan nilai p=0.000. Penelitian lain juga yang memiliki hasil bertolak belakang

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan, Syarniah, & Mahdalena (2017)

yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat stres

dengan konsumsi minuman beralkohol pada remaja di kelurahan landasan Ulin

Timur dengan nilai P=0.000.


BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari peneliti

yaitu “Hubungan Tingkat Stres dengan Konsumsi Alkohol pada Remaja Desa

Tandengan”.

Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan tingkat stres dengan

konsumsi alkohol pada remaja di Desa Tandengan, diperolehlah hasil dari penelitian

dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat stres remaja di desa Tandengan sebagian besar berada pada

kategori tingkat stres normal.

2. Konsumsi alkohol pada remaja di desa Tandengan sebagian besar berada

pada kategori sedang.

3. Tidak adanya hubungan yang siginfikan antara tingkat stres dengan

konsumsi alkohol pada remaja Desa Tandengan.

Rekomendasi

Diharapkan remaja dapat mempertahankan diri untuk tidak mengkonsumsi

minuman beralkohol, dan diharapkan juga bagi remaja untuk mencari hal-hal yang

positif seperti hobi, menonton film yang disukai, keluar bersama teman,

berkumpul bersama keluarga serta berdoa kepada Tuhan untuk menghilangkan

stres yang dialami. Anjuran untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan peneltian

faktor-faktor lain yang dapat dipengaruhi stres, serta faktor-faktor yang dapat
38
mempengaruhi konsumsi alkohol seperti pengaruh teman sebaya dan budaya

tempat tinggal.

39
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, &. H. (2020, April 13). 10 Jenis alkohol dalam minuman keras, ketahui
kandungannya. Liputan 6. Diakses
https://hot.liputan6.com/read/4226305/10- jenis-alkohol-dalam-minuma n-
keras-ketahui-kandungannya

Alex, H. (2017, Desember 20). Selain bir, inilah jenis minuman beralkohol. Worto
Matic. Diakses https://www.wortomatic.com/selain-bir-inilah-jenis-minuman-
beralkohol/

Ali, U. H. (2019) Penyuka Minuman Alkohol, Ini Panduan Batas Aman Minum
Alkohol. Guestsehat.com. Diakses dari:
https://www.guesehat.com/batas- aman-minum-alkohol.

Amalia, A. (2015). Peran Orang Tua Terhadap Konsumsi Alkohol Pada Remaja Putra
Di Desa Sidorejo Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2015. Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, 11(2), 126-134. DOI :
https://pdfs.semanticscholar.org/44aa/162bbbc180ef97c41b3749f2f835302274
cb.pdf#page=46

Ardhiyanti, Y., Pitriani, R., & Damayanti, I. (2014). Panduan Lengkap


Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta: Deepublish.

Arofani, P. (2019). 9 Jenis Alkohol Khas Indonesia. Idntimes. Diakses


https://www.idntimes.com/food/dining-guide/amp/prila- arofani/jenis-alkohol-
khas-indonesia

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: Kementerian Kesehatan RI.


(2019) 'Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018'. Badan Litbang. Diakses
https://www.litbang.kemkes.go.id/hasil-utama-riskesdas-2018/

Bamuhair, S. S., Al Farhan, A. I., Althubaiti, A., Agha, S., ur Rahman, S., & Ibrahim,
N. O. (2015). Sources of stress and coping strategies among undergraduate
medical students enrolled in a problem-based learning curriculum.
Depression, 20, 33. DOI https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Bamuhair+201
5+Sources+of+Stress+and+Coping+Strategies+among+Undergraduate+Medic
al.+Journal+of+Biomedical+Education.+1-8.&btnG=

Barseli, M., ifdil, & Nikmarijal, &. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Jurnal
Konseling dan Pendidikan. 143-148. DOI
https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/198

Bibal. (2011, April 11). 0 Brand minuman alkohol yang merajai dunia. Detik Forum.
Diakses https://detikforum.detik.com/10-brand- minuman-alkohol-yang-
merajai-dunia

39
Blumenthal, H. C. (2020). Desire to drink as a function of laboratory-induced social
stress among adolescents. Journal of Behavior Therapy and Experimental
Psychiatry 70. DOI : https://doi.org/10.1016/j.jbtep.2020.101617

CNN, I. (2019). Tuntutan Akademik, Picu Stres Hingga Bunuh Remaja. CNN
Indonesia. Diakses https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20190913104019-255-430148/tuntutan-akademik-picu-stres-
hingga- bunuh-diri-pada-remaja

Damanik, E. D. (2014). Damanik translation Bahasa Indonesia. Damanik translation


Bahasa Indonesia. Diakses :
http://www2.psy.unsw.edu.au/Groups/Dass/Indonesian/Damanik.htm

Dermawan, D. &. (2010). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Detikhealth. (2012). Tanda-tanda orang sedang alami stres kronis. Health Detik.
Diakses https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1809582/tanda-
tanda- orang-sedang-alami-stres-kronis

Detik Health (2011) Kenali Stres Normal dan Stres Gangguan. Detik Health.
Diakses dari:
https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1700456/kenali-stres-
normal-dan-stres-gangguan

Donsu. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Efendi, S., & & Intan, S. (2011). Kenali Stress. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka
(Persero).

Erwima, O. (2019). 6 Tanda Kamu Mulai Alami Stres Ringan. Idntimes. Diakses
https://www.idntimes.com/life/inspiration/olivia-erwima/tanda-stres-
ringan- c1c2/…

Frizona, V. (2015). Okelifestyle:. Life Style. Diakses


https://lifestyle.okezone.com/read/2015/03/23/196/1123085/ini-yang-
membuat-remaja-stres-karena-putus-cinta

Gamayanti, W. M. (2018). Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang
sedang . Jurnal Ilmiah Psikologi , , 115-130. DOI
file:///C:/Users/AVITA/Downloads/2282-7107-1-PB.pdf

Hasballah. (2014, Desember 15). Golongan minuman alkohol berdasarkan kadar.


Jitunews. Diakses
https://www.google.co.id/amp/s/m.jitunews.com/amp/read/6250/3-
golongan- minuman-alkohol

Hidayati, N. (2012). Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi. Jurnal Hasil
Riset. DOI https://www.e-jurnal.com/2014/12/bullying-pada-anak-analisis-

40
dan.html

41
Hiramine, Y., Imamura, Y., Uto, H., Koriyama, C., Horiuchi, M., Oketani, M., ... &
Tsubouchi, H. (2011). Alcohol drinking patterns and the risk of fatty liver in
Japanese men. Journal of gastroenterology, 46(4), 519-528. DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Alcohol+drinki
ng+patterns+and+the+risk+of+fatty+liver+in+Japanese+men&btnG=#d=gs_ci
t&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3As4SfyY8- 1pQJ%3Ascholar.google.com
%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl% 3Did

Irmayanti, A. (2015). Penyalahgunaan Alkohol di Kalangan Mahasiswa (Doctoral


dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=PENYALAHG
UNAAN+ALKOHOL+DI+KALANGAN+MAHASISWA&btnG=

Jatnika. A. (2015) Laporan Captikus. Academia. Diakses dari:


https://www.academia.edu/41718387/Laporan_Cap_Tikus_Manado

Jundillah, Z. N. (2017). Analisis Kejadian Stres Kerja Pada Perawat di Kabupaten


Konawe Kepulauan Tahun 2017. (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat), 2(6). DOI https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Analisis+Kejad
ian+Stres+Pada+Perawat+Di+Kabupaten+Konawe+Kepualuan+Tahun+2017
&btnG=

Juita, L. (2014). Industri kecil kelompok tani cap tikus masyarakat desa Tokin Baru
Kecamatan Motoling Timur Kabupaten Minahasa Selatan. Journal Acta
Diurma. , Vol. 3 No. 4, 1-15. DOI https://core.ac.uk/reader/132127323

Kartikasari, N. (2011). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku


Penyalahgunaan Alkohol Pada Remaja Putra di Desa Pandeyan Kecamatan
Jatinom Kabupaten Klaten (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

K.S, K. M. (2017). Hubungan antara stres akademik dengan perilaku. Skripsi.


Diakses
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13203/1/T1_802013153_Ful
l%20text.pdf

KBBI. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI. Diakses


https://kbbi.web.id/konsumsi.

Kemenkes. (2018). 10 Dampak negatif alkohol bagi kesehatan Jakarta.


Mercusuar. DOI
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stress/10-dampak-
negatif-alkohol-bagi-kesehatan

Kemenkes. (2019). Apa penyebab stres pada remaja. Direktorat Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (kemenkes). Diakses :

41
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stress/apa-penyebab-stres-pada-
remaja

Kompas. (2013). Jenis Stres. Kompas.com26. Diakses


https://lifestyle.kompas.com/read/2013/06/26/1256093/5.Jenis.Stres.yang.Perl
u.Anda.Tahu

Khairunnisa, D., Hidayati, N. O., & Setiawan, S. (2016). Tingkat stres pada remaja
wanita yang menikah dini di kecamatan babakancikao kabupaten purwakarta.
Jurnal Keperawatan BSI, 4(2).

Lantyani, R. C., Husodo, B. T., & Handayani, N. (2020). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Perilaku Remaja Terhadap Konsumsi Alkohol Pada
Siswa Sma Negeri Di Wilayah Kecamatan Boja. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 8(1), 1-8.

Legiran, L., Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor risiko stres dan
perbedaannya pada mahasiswa berbagai angkatan di fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan:
Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2(2), 197-202.
DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor+Resiko
+Stres+dan+perbedaannya+pada+mahasiswa+berbagai+angkatan+di+fakultas
+kedokteran+Universitas+muhamamdiayah+Palembang.+jurnal+kedokteran+
dan+kesehataN&btnG=

Lestari, D. W. (2014). Penerimaan Diri dan Strategi Coping Pada Remaja Korban
Perceraian Orang Tua. Journal Psikologi. 1-13. DOI https://www.e-
jurnal.com/2014/12/penerimaan-diri-dan-strategi-coping.html

Lestari, T. (2016). Menyoal pengaturan konsumsi minuman beralkohol di indonesia.


Aspirasi:Jurnal Masalah-masalah Sosial. DOI
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1285

Li, C.-T., Cao, J., & & Li, T. M. (2016). Eustress or Distress: An Empirical. Semantic
Scholar. DOI:10.1145/2968219.296830S9

Lungan, M. (2017). Kehidupan Pengrajin Cap Tikus di Desa Lobu Atas Kecamatan
Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. HOLISTIK: Journal of Social and
Science, vol.10, no.19. DOI
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/8559/0

Lovibond, S. H., & Lovibond, P. F. (1995). Depression Anxiety Stress Scales


(DASS). Sydney Psychology Foundation, 119-121.

Melinda, P. A. (2017). Hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada


remaja putri di man 1 kota madiun.

42
(Doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia). DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=HUBUNGAN+
TINKAT+STRES+DENGAN+kejadian+dysmenorrhea+PADA+REMAJA+P
UTRI+DI+MAN+1+KOTA+MADIUN&btnG=

Maharrani, A. (2019). Mengenal eustress, stres yang positif. Berita Agar. Diakses
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/mengenal-eustress-stres-yang-
positif

Manurung. 2016. Terapi reminiscence. Jakarta: CV Trans Info Media. Diakses


http://repository.stikes-bhm.ac.id/218/1/54.pdf

Manado, T. (2018). 7 Penyebab Stres pada Remaja, Mulai Hubungan dengan Lawan
Jenis hingga Masalah Keluarga. Manado.tribunnews. Diakses
https://manado.tribunnews.com/2018/09/12/7-penyebab-stres-pada-remaja-
mulai-hubungan-dengan-lawan-jenis-hingga-masalah-keluarga?page=2

Manajemen Stress (2020). Hal-hal Apa Saja Yang Memicu Stress?. Manajemen
Stress. Diakses dari: https://grhasia.jogjaprov.go.id/berita/371/manajemen-
stress.html

Maula, L. &. (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan dan


Adiksi Alkohol pada Remaja di Kabupaten Pati. Public Health Perspective
Journal, 2 (2), 168-174. DOI :
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/phpj/article/view/13587

Mertsalova, I. B. (2017). Stress and Immunity. Canada: Academic Press.

Nicolai, J. M. (2018). A test of expectancy-value theory in predicting alcohol


consumption*. Addiction Research & Theory, 26(2), 133–142. DOI
https://doi.org/10.1080/16066359.2017.1334201

Notoadmojo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


Edisi 4. . Jakarta: : Selemba Medika.

Nur, A. (2018). Teori model keperawatan. Malang: UMM Press.

Nur’aini, S. S. (2018). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perilaku Mengonsumsi


Miras Pada MAHASISWA. Fakultas Psikologi: Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.

Perwitasari, D. T. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Stres


pada Tenaga Kesehatan. Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3, 553-561.
DOI https://www.neliti.com/publications/193373/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-tingkatan-stres-pada-tenaga-kesehatan-di-rumah-s

43
Priangguna, C. (2015). Perilaku Mengkonsumsi Minuman Beralkohol pada
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Jurnal
BK UNESA, 5(1). DOI https://www.neliti.com/publications/251277/perilaku-
mengkonsumsi-minuman-beralkohol-pada-mahasiswa-fakultas-ilmu-
pendidikan

Priyoto. 2014. Konsep Manajemen Stress. Yogyakarta:NuhaMedika.

Purniasari, M. M. (2018). Hubungan Tingkat Stress Dengan Pola Makan Anak Usia
Sekolah (Studi Di SDN Candimulyo 1 Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang) (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang).
DOI http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/id/eprint/748

Rahmawati, D. (2021). Memahami Pengertian Remaja dan Tahap Perekembangannya.


SehatQ. Diakses : https://www.sehatq.com/artikel/memahami-
pengertian- remaja-dan-tahap-perkembangannya

Rahmawati, M. N., Rohaedi, S., & Sumartini, S. (2019). Tingkat Stres Dan Indikator
Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 5(1), 25-33.DOI : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Tingkat+Stres+
dan+Indikator+Stres+pada+Remaja+yang+Melakukan+Pernikahan+Dini&btn
G=

Piyeke, P. J., Bidjuni, H., & Wowiling, F. (2014). Hubungan tingkat stres dengan
durasi waktu bermain game online pada remaja di manado. Jurnal
keperawatan, 2(2). DOI : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=HUBUNGAN+
TINGKAT+STRES+DENGAN+DURASI+WAKTU+BERMAIN+GAME+O
NLINE+PADA+REMAJA+DI+MANADO&btnG=

Rori, P. L. P. (2016). Pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja di


desa Kali kecamatan Pineleng kabupaten Minahasa. HOLISTIK, Journal Of
Social and Culture. DOI https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=PENGARUH+
PENGGUNAAN+MINUMAN+KERAS++PADA+KEHIDUPAN+REMAJA
+DI+DESA+KALI++KECAMATAN+PINELENG+KABUPATEN+MINAH
ASA&btnG=

Potter, P & Perry, A (2017). fundamentals of nursing (Ninth edition). united states of
amerika: Elsevier.

Post, J. (2019, Maret 14). Stress Berat. Jawapos. Diakses


https://www.jawapos.com/lifestyle/14/03/2019/sayangi-diri-waspadai-5-tanda-
anda-terserang-stres-berat/

Rahmawati, D. D. (2012). Pengaruh Self-Efficacy terhadap Stres Akademik pada


Siswa Kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri
1 Medan. Jurnal EDUCATIO DOI :

44
file:///C:/Users/AVITA/Downloads/Hubungan_stres_akademik_siswa_dengan
_hasil_belajar.pdf

Ramadhan, M. S. (2017). Hubungan Tingkat Stres Dengan Konsumsi Minuman


Beralkohol Pada Remaja Di Kelurahan Landasan Ulin Timur. JURNAL
CITRA KEPERAWATAN, 5(1), 26-33. Diakses : http://ejurnal-
citrakeperawatan.com/index.php/JCK/article/view/66

Ridwan. (2010). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.

Riskesdas. (2018). Laporan nasional riskesdas. Badan penelitian dan


pengembangan kesehatan kementerian RI tahun 2018. Litbang.kemkes.
Diakses https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-
riskesdas/

Rori, P. L. P. (2016). Pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja di


desa Kali kecamatan Pineleng kabupaten Minahasa. HOLISTIK, Journal Of
Social and Culture. DOI https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=PENGARUH+
PENGGUNAAN+MINUMAN+KERAS+PADA+KEHIDUPAN+REMAJA+
DI+DESA+KALI+KECAMATAN+PINELENG+KABUPATEN+MINAHAS
A+&btnG=#d=gs_cit&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3AqW9VUmZgL5wJ
%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did

Ruspawan, I., Putra, I. G., & Adnyaswari, I. (2013). Tingkat stres dengan
penyalahgunaan alkohol pada remaja laki-laki. Jurnal Gema Keperawatan,
6(2), 93-101.DOI :
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hubungan+anta
ra+tingkat+stres+dengan+penyalahgunaan+alkohol+pada+remaja+laki-
laki&btnG=

Santoso, B. I., Hardinsyah, Siregar, P., & Pardede, S. O. (2011). Air bagi kesehatan.
Centra Communication. DOI :
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/57004/1/AIR_full%20te
xt.pdf
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3737

Sari, A. E. (2015). Hubungan Stres Dengan Kejadian Serumen Obturans pada


Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta. journal kedokteran. DOI :
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/50043/Hubungan-Antara-Stres-
dengan-Kejadian-Serumen-Obturans-pada-Mahasiswa-Tingkat-Satu-Fakultas-
Kedokteran-Universitas-Sebelas-Maret-Surakarta

Sarwono, J., & & Budiono, H. (2012). Statistik Terapan Aplikasi untuk Riset Skripsi,
Tesis, dan Disertasi menggunakan SPSS, AMOS dan Excel. Jakarta: PT.
Alex Media Komputindo-Kompas Gramedia.

45
Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Rajawali Pers. DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sarwono+2011
+psikologi+remaja&oq=Sarwono+2011+psikologi+

Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2). Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Shahmohammadi, N. (2011). Students’ coping with Stress at high school level


particularly at 11th & 12th grade. Procedia-Social and Behavioral Sciences,
30, 395-401. DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Students%E2%
80%99+coping+with+Stress+at+high+school+level+particularly+at+11th+%2
6+12th+grade&btnG=

Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media


Publishing.

Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: : Alfabeta.

Surya.(2011).seputaran minuman keras. Bandung : Surya cetak

Suyitno. (2013). Pengaruh minum minuman keras terhadap prilaku agresif siswa.
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga. Diakses: https://docplayer.info/110573211-Pengaruh-
minum-minuman-keras-terhadap-perilaku-agresif-siswa-skripsi-oleh-suyitno-
program-studi-bimbingan-dan-konseling.html

Smit, K., Voogt, C., Hiemstra, M., Kleinjan, M., Otten, R., & Kuntsche, E. (2018).
Development of alcohol expectancies and early alcohol use in children and
adolescents: A systematic review. Clinical Psychology Review 60, 136-146.
DOI :https://doi.org/10.1016/j.cpr.2018.02.002

Syukro, R. (2015, Febuari 21). Hanya 10 persen minuman beralkohol yang beredar
legal. Beritasat. Diakses
https://www.google.co.id/amp/s/www.beritasatu.com/amp/feri-awan-
hidayat/ekomomi/250984/hanya-10-persen-minuman-beralkohol-yang-
beredar-legal

Tahir, A. (2014). Psikologi Belajar. In Buku pengantar dalam memahai psikologi


belajar. DOI
http://repository.radenintan.ac.id/845/1/Buku_Psikologi_Belajar_Andi_Thahir
.pdf

Tashandra, N. (2019, November 7). stres berat, kenali tanda-tandanya.


lifestyle.kompas. Diakses
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/07/173057820/stres-berat-
kenali- tanda-tandanya?page=all

46
Utari, d. R. (2020). kecanduan alkoholl. Sehatq. Diakses
https://www.google.co.id/amp/s/www.sehatq.com/penyakit/kecanduan
- alkohol/amp

Utomo, B. S. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Mengkonsumsi


Miras Di Wilayah Wiyung - Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Seri Ke-1, 46-50. Diakses
http://103.38.103.27/lppm/index.php/publikasi_stikes_majapahit/article/view/
222

Veratamala, A. (2016). Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Anda Stres. Hellosehat.
Diakses https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/dampak-stres-
pada- tubuh-anda/

Wardi, R., & Ifdil, &. (2016). Stress Conditions in Students Completing Thesis.
GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling.
190-194. DOI:10.24127/gdn.v6i2.512

Widiastuti. (2019). cara menghadapi stres. Kompasiana. Diakses


http://kompasiana.com/widiastutiwiwi8323/5c5bc0e412ae94713161b303/cara
-menghadapi-stress?page=all

Winata, V. (2017). Hubungan antara Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Gangguan


Ansietas di Poliklinik Psikiatri RSUD. Dr. Pirngadi Medan (Skripsi, Program
Studi Pendidikan Dokter, fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan). Diakses dari
:https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4494/140100202.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

Yulianti, R. (2010). Dampak yang ditimbulkan akibat perkawinan usia dini. Pamator
Journal, 3(1). DOI https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dampak+yang
+Ditimbulkan+Akibat+Perkawinan+Usia+Dini&btnG=

Yunitasari, A. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres Pada Lansia


Pensiunan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pelitakan Kabupaten Polewali
Mandar. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar, Makassar. DOI
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=faktor-
faktor+yang+mempengaruhi+tingkat+stres+pada+lansia+pensiunan+di+wilay
ah+kerha+puskesmas+pelitakan+kabupaten+polewali+mandar&btnG=

Yusuf, A., Rizky, F. P., & & Hanik, E. N. (2015). Buku ajar keperawatan kesehatan
jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

47
Zamir, S. (2015). Academic Stress Management Strategies. Slide Share. Diakses
https://www.slideshare.net/shaziazamir3/academic-stress-management-
strategies-copy

48
LAMPIRAN A

(INSTRUMEN PENELITIAN)

49
Surat Persetujuan
(infromed Consent)

Saya bersedia untuk menjadi paritisipan dalam penelitian yang berjudul


“Hubungan Tingat Stres dengan Konsumsi Alkohol Pada Remaja Di Desa
Tandengan” yang diadakan oleh Kezia Bianca Tampi mahasiswa Fakultas
Keperawatan Tingkat IV Univeristas Klabat, setelah dijelaskan pada saya mengenai :

1. Tujuan dari penelitian tersebut


2. Berapa lama penelitian akan dilakukan
3. Kerahasiaan dari data yang akan diambil

Saya bersedia mengikuti setiap kegiatan yang akan diminta untuk dilakukan
sesuai dengan kemampuan saya sampai penelitian selesai dilakukan.

Hari / Tanggal :
Tanda Tangan

50
Kuesioner Penelitian

Kuesioner Tingkat Stres

0 = Tidak Pernah 1= Kadang-kadang 2 = Sering 3 = Selalu

No Pernyataan 0 1 2 3
1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah
karena hal-hal sepele
2. Saya cenderung bereaksi berlebihan
terhadap suatu situasi
3. Saya merasa sulit untuk bersantai
4. Saya mendapatkan diri saya mudah merasa
kesal
5. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
6. Saya menemukan diri saya menjadi tidak
sabar ketika mengalami penundaan
(misalnya : menunggu sesuatu)
7. Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung
8. Saya merasa sulit untuk beristirahat
9. Saya merasa bahwa saya sangat mudah
marah
10. Saya merasa sulit untuk tenang setelah
sesuatu membuat saya kesal
11. Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi
gangguan terhadap hal yang sedang saya
lakukan
12. Saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa lega jika semua ini berakhir
13. Saya tidak dapat memaklumi hal apapun
yang menghalangi saya untuk
menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan
14. Saya sehari-hari cenderung merasa gelisah

Kuesioner Konsumsi Alkohol

1=Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju=2 Setuju=3 Sangat Setuju=4

No Pertanyaan 1 2 3 4
1 Saya tidak bisa menghindar dari
alkohol dalam sehari
2 Jika kadar alkoholnya tidak terlalu
besar, saya akan mencampunya dengan
minuman alkohol yang berkadar
alkohol lebih tinggi

51
3 Saya hanya minum minuman
beralkohol pada momen momen
tertentu
4 Saya akan membeli tambah jika saya
merasa belum cukup saat saya sedang
minum minuman beralkohol
5 Saya tidak menggunakan gelas atau
sloki untuk minum minuman alcohol,
tetapi langsung dari botolnya
6 Minuman alkohol yang saya minum
adalah yang berkadar alkohol 50%
keatas
7 Saya tidak akan puas jika hanya minum
sedikit saja
8 Saya mencampur minuman alcohol
dengan beberapa merk minuman lain
9 Saya hanya minum minuman alkohol
yang berkadar alkohol rendah
10 Saya hanya minum minuman alkohol
yang berkadar sedang ( bir )
11 Saya akan minum minuman alkohol
saat saya sedang bermasalah
12 Saya akan minum minuman alkohol
saat saya sedang bersama teman-teman
saya.
13 Saya biasanya minum minuman alkohol
kurang dari 1 botol dalam sehari
14 Saya biasanya minum minuman alkohol
1 botol dalam sehari
15 Sekali minum saya bisa menghabiskan
beberapa liter lebih minuman
beralkohol
16 Minuman alkohol yang saya minum
adalah yang berkadar alkohol dibawah
50%
17 Saya menggunakan sloki saat minum
minuman alcohol
18 Saya akan minum minuman alkohol
saat saya sedang sendiri
19 Saya biasanya minum minuman alkohol
bebera botol dalam sehari
20 Apakah kebiasaan minum
mengakibatkan anda ketagihan

52
21 Saya minum minuman ber alkohol
sedikit demi sedikit
22 Saya biasanya minum minuman alkohol
sampai mabuk dan munta-muntah
23 Saya minum minuman ber alkohol
kapanpun dan di mana pun
24 Saya akan minum minuman alkohol
disaat saya melihat minuman tersebut
25 Saya menggunakan gelas saat minum
minuman alkohol
26 Saya minum minuman ber alkolhol
dengan mencampur minuman suplemen
lain
27 Kebiasaan minum saya tidak bisa saya
tingalkan/ saya minum terus menerus
28 Saya menggunakan sedotan untuk
minum minuman alcohol
29 Apakah anda memerlukan minuman
esok pagi sesudah minum semalaman
30 Saya akan merasa puas jika saya
minum minuman yang berkadar alkohol
sangat tinggi

53
LEMBARAN B

KONSULTASI

54
LEMBAR KONSULTASI PEMBMBING SKRIPSI

Nama : Kezia Bianca Tampi


NIM 106011810011
Dosen Pembimbing : Ns. Frendy Fernando Pitoy, S. Kep., MSN
Judul Skripsi : “Hubungan Tingkat Stres Dengan Konsumsi Alkohol
Pada Remaja Di Desa Tandengan Kabupaten Minahasa”
NO TANGGAL POKOK BAHASAN TTD DOSEN
PEMBIMBING
1 22 Juli 2021 Pengumpulan BAB I, II
2 20 Agustus 2021 Pengumpuln revisi 1 BAB 1
3 24 Agustus 2021 Pengumpulan revisi 2 BAB 1
4 26 Agustus 2021 Pengumpulan revisi 3 BAB 1
5 29 Agustus 2021 Pengumpulan revisi 1 BAB 2
6 01 September 2021 Pengumpulan revisi 2 BAB 2
7 06 Sepetmber 2021 Pengumpulan revisi 3 BAB 2
8 15 September 2021 Pengumpulan revisi 4 BAB 2
9 17 September 2021 Pengumpulan revisi 5 BAB 2
10 19 September 2021 Pengumpulan BAB III
11 21 September 2021 Pengumpulan revisi 1 BAB 3
12 23 September 2021 Pengumpulan revisi 2 BAB 3
13 23 September 2021 Pengumpulan revisi 3 BAB 3
14 28 September 2021 Pengumpulan revisi 1 BAB 1-3
15 30 September 2021 Pengumpulan revisi 2 BAB 1-3
16 01 Oktober 2021 Pengumpulan revisi 3 BAB 1-3
17 03 Oktober 2021 Pengumpulan revisi 4 BAB 1-3
18 04 Oktober 2021 Pengumpulan revisi 5 BAB 1-3
19 12 Oktober 2021 Pengumpulan revisi 6 BAB 1-3
20 13 Oktober 2021 Pengumpulan revisi 7 BAB 1-3
21 12 Maret 2022 Pengumpulan revisi 1 BAB 5-6
22 30 Maret 2022 Pengumpulan revisi 2 BAB 5-6
23 04 April 2022 Pengumpulan revisi 3 BAB 5-6
24 07 April 2022 Pengumpulan revisi 4 BAB 5-6

Airmadidi,
Disetujui oleh,
Dosen
Pembimbing

Ns. Frendy Fernando Pitoy, S. Kep., MSN

55
LEMBAR KONSULTASI KONSULTAN STATISTIK

Nama : Kezia Bianca Tampi


NIM 106011810011
Dosen Pembimbing : Ns. Frendy Fernando Pitoy, S. Kep., MSN
Judul Skripsi : “Hubungan Tingkat Stres Dengan Konsumsi Alkohol
Pada Remaja Di Desa Tandengan Kabupaten Minahasa”

NO TANGGAL POKOK BAHASAN TTD DOSEN


PEMBIMBING
1. 3 Oktober 2021 Konsultasi rumus statistik untuk
analisis data penelitian

Airmadidi,

Disetujui oleh,

Konsultan Statistik

Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep.,M.Kep

56
LAMPIRAN C

KORESPONDENSI

57
58
59
LAMPIRAN D
PROSES PENGUMPULAN DATA

60
Meminta surat keterangan penelitian dari fakultas

Memperoleh data dari Remaja diDesa Tandengan

Menghampiri responden dengan protokol COVID 19

Memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melakukan


penelitian

Mempersilahkan responden yang bersedia untuk mengisi


kuisioner

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden


yang telah berpartisipasi

Mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh

Peneliti memeriksa kuesioner dan memasukkan data ke


dalam Microsoft Excel dan mengirim tabulasi data
kepada dosen pembimbing

Meminta persetujuan kepada dosen pembimbing untuk


proses running data

Peneliti melakukan running data

61
LAMPIRAN E
MASTER TABLE/DATA MENTAH

62
63
64
65
66
67
68
69
LAMPIRAN F
LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK

70
LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK

1. Buka aplikasi SPSS

2. Pilih variable view di bagian kiri bawah SPSS, lalu isi variable-variabel yang

akan di uji statistik.

3. Untuk mencari tahu gambaran perilaku merokok dan harga diri, maka klik

Analyze, Descriptive Statistic, Frequencies. Setelah itu masukkan variabel

pengetahuan dan perilaku pada kolom variables kemudian klik OK. Lihat pada

gambar di bawah ini

71
4. Kemudian untuk menentukan uji normalitas klik analyze→Descriptive

Statistics→Explore, setelah itu pindahkan kategori pengetahuan dan perilaku

ke dependent list lalu klik plots dan akan muncul tabel explore: plots lalu

centang factor levels together untuk boxplots, stem-and-leaf untuk descriptive

dan normality plots with tests, kemudian klik continue lalu klik OK.

72
5. Untuk mencari apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang dampak merokok dengan perilaku merokok maka

selanjutnya klik analyze→correlate→bivariate, kemudian setelah muncul

tabel lalu pindahkan kategori pengetahuan dan perilaku ke variables lalu

centang spearmen untuk correlation coefficients, two-tailed untuk test of

significance, dan flag significant correlations lalu klik OK.

73
HASIL UJI STATISTIK

PRESENTASI dan FREKUENSI :

UJI NORMALITAS :

74
75
76
LAMPIRAN
G BIAYA

77
BIAYA
Biaya operasional selama penelitian dilakukan :

No. Keterangan Jumlah


1. Biaya internet Rp. 300.000
2. Biaya print Rp. 200.000
3. Biaya sidang Rp. 3.000.000
Total Rp. 3.500.000

78
LAMPIRAN H
CURICULUM VITAE

79
CURICULUM VITAE

Nama lengkap : Kezia Bianca Tampi


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tandengan, 20 September 2000
Agama : Kristen
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Riwayat Pendidikan
NO Pendidikan Asal Sekolah Tahun

1. TK TK 2004

2. SD SD Impres Tandengan 2005-2012

3. SMP SMP N 1 Tandengan 2012-2015

4. SMA SMA N 1 Tandengan 2015-2018

5. Universitas Universitas Klabat 2018-sekarang

Pelatihan/Seminar
No. Pelatihan/Seminar Tempat Tahun
1. Psychiatric Nurshing Quality Improvement Universitas Klabat 2018
Through Nurshing Quality Case
2. The Current Emergency and Disaster Universitas Klabat 2019
Nurshing Management
3. Nurshing Ethics: Do what is right not what Universitas Klabat 2019
easy & research as easy
4. Emergency care for orthopaedics injury Universitas Klabat 2020
5. International Conference on Nurshing Universitas Klabat 2020
Health sciences and Technology
6. The Role of Nursing in Nutrition Universitas Klabat 2021
Education
7. Love and Protect Your Lungs Universitas Klabat 2021
8. Penyaring Automatik yang Super Ajaib Universitas Klabat 2021

80
LAMPIRAN I
DOKUMENTASI

81
82
83
84

Anda mungkin juga menyukai