Skripsi
Disusun Oleh :
Skripsi
Disusun Oleh :
DEDICATION
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat tuntutan gelar sarjana
keperawatan Universitas Klabat (S.Kep). Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis
Klabat.
Klabat.
3. Ns. Elisa Anderson, M.Kep selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan kritik dan saran maupun arahan yang sangat berguna bagi penulis
4. Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep., M.Kes selaku dosen konsultan statistician yang
5. Ns. Reagen Mandias, S.Kep., MM., MSN selaku ketua penguji dalam penelitian ini
yang telah memberikan kontribusi yang berarti dan masukkan yang berguna dalam
6. Ns. Ellen Padaunan, S.Kep., M.Kep selaku dosen dan juga sebagai penguji dalam
penelitian ini yang telah memberikan koreksi dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
7. Ns. Royce Mononutu, S.Kep sebagai dosen yang telah memberikan motivasi, dan
8. Teristimewa kepada orang tua penulis Angelica Lintjewas dan Huishan Chandra
mendoakan, memberikan motivasi dan pengorbanan baik dari segi moril dan
9. Terima kasih kepada Enru Presky, Yanri Lomo dan Firza Pina Miranti yang telah
skripsi ini.
10. Terima kasih kepada Chiara, Ica, dan Intan yang sudah membantu dalam
11. Terima kasih kepada TMS Kahty Mangare, Ariel Ben Gerry, Gerry Keni, Kevvin
Pinatik, dan Ivon Gerungan yang selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi
12. Terima kasih kepada sahabat alumni Ganesha Operation kelas 3ipa61 Anissa Amir,
Dwi Alwiah, Faisal Baba, Zulfiqar Hamid, Nonie Olivia, Gea, dan Celine Walelang
13. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan
keperawatan.
ABSTRAK
Terapi musik klasik adalah intervensi yang membuat seseorang menjadi rileks,
tenang, dan menurunkan depresi. Pasien hemodialisa mengalami ketergantungan terhadap
hemodialisis seumur hidupnya, yang menimbulkan masalah secara fisik, sosial, ekonomi
bahkan psikologis. Depresi kondisi emosional yang berkepanjangan mengganggu seluruh
proses berpikir, berperasaan, dan berperilaku seseorang, karena perasaan tidak berdaya dan
kehilangan harapan. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh pemberian terapi musik
klasik terhadap depresi pasien hemodialisa di Rumah Sakit Advent Manado. Metode yang
digunakan, quasi experimental, dengan pendekatan pre dan post-test design with control
group design, memberikan suatu perlakuan kepada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol tidak diberikan intervensi. Teknik pengambilan sampel consecutive sampling.
Menggunakan rule of thumb n = 59 yang dibagi menjadi 44 responden kelompok intervensi
dan 15 responden kelompok kontrol. Hasil uji mean didapati sebelum perlakuan kelompok
intervensi berada pada tingkat depresi sedang mean = 12,30 dan kelompok kontrol berada
pada tingkat depresi sedang mean = 12,93. Setelah diberi perlakuan kelompok intervensi
berada pada tingkat depresi ringan mean = 10,73, kelompok kontrol berada pada tingkat
depresi berat mean = 14,00. Hasil uji independent t-test didapati p-value = 0,000 < 0,005
adanya pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap depresi pasien hemodialisa di
Rumah Sakit Advent Manado. Rekomendasi terapi musik klasik bermanfaat untuk
dijadikan sebagai tindakan mandiri perawat dalam upaya menurunkan depresi pasien
hemodialisa dengan mendengarkan musik klasik selama 15 menit di handphone
menggunakan headshet.
DAFTAR ISI
DEDICATION.......................................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
Pernyataan Masalah Penelitian.....................................................................................4
Tujuan Penelitian..........................................................................................................4
Kegunaan Penelitian.....................................................................................................4
Cakupan dan Batasan...................................................................................................5
Definisi Istilah Yang Digunakan Dalam Penelitian.....................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................33
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
LAMPIRAN A.....................................................................................................................37
LAMPIRAN B.....................................................................................................................40
LAMPIRAN C.....................................................................................................................45
LAMPIRAN D.....................................................................................................................48
LAMPIRAN E.....................................................................................................................58
LAMPIRAN F......................................................................................................................63
LAMPIRAN G.....................................................................................................................66
LAMPIRAN H.....................................................................................................................70
LAMPIRAN I.......................................................................................................................72
LAMPIRAN J......................................................................................................................75
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
YLAMPIRAN A (Korespondesi)…..…………………………………………………..15
YLAMPIRAN J (Dokumentasi)………………..…………………………………..…..76
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 1
BAB I
PENDAHULUAN
global ada lebih dari 500 juta jiwa yang mengalami cronic kidneys disease (CKD).
Sekitar 1,5 juta jiwa bergantung pada hemodialisis. Data Indonesian Renal Registry
(IRR) tahun 2016, di Indonesia sebanyak 78,281 jiwa yang menjalani terapi hemodialisa
(HD), dan di Sulawesi Utara sekitar 0,4%. Terapi hemodialisa di Indonesia semakin
ditingkatkan, dikarenakan populasi penderita gagal ginjal kronik yang cukup besar.
Namun hemodialisis tidak dapat menyembuhkan penyakit gagal ginjal. Oleh sebab
itu, pasien yang menderita penyakit gagal ginjal harus menjalani perawatan hemodialisis
sepanjang hidupnya [ CITATION Sme09 \l 1033 ]. Keluhan yang sering dikatakan oleh pasien
yang menjalani hemodialisis terutama pada masalah psikologis yang banyak terjadi pada
pasien End Stage Renal Disease (ESRD) yang menjalani hemodialisis adalah depresi
Hasil penelitian dari Amalia, dkk (2015) menyebutkan bahwa penyakit gagal ginjal
memiliki dampak yang signifikan bagi psikologis kehidupan pasien. Salah satu efek
samping dari pengobatan, yaitu ketidakmampuan untuk bekerja, disfungsi seksual, takut
mati dan ketergantungan pada mesin hemodialisa yang menyebabkan terjadinya depresi.
Depresi adalah gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 2
cemas, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau harga diri rendah, susah
tidur atau nafsu makan berkurang, kelelahan dan kurang konsentrasi[CITATION WHO12 \l
1033 ].
Menurut data terbaru dari WHO, lebih dari 300 juta orang kini hidup dengan
depresi, meningkat sekitar 18% antara tahun 2005 dan 2015 [CITATION WHO17 \l 1033 ].
Rustina (2012), dalam penelitiannya mendapatkan 35.8% klien GGK yang menjalani
hemodialisa mengalami depresi. Andrade dan Sesso (2012) mengatakan 41.6% klien
GGK yang menjalani hemodialisa mengalami depresi. Penelitian lain menyatakan rata-
rata prevalensi depresi 5%-58% [CITATION Vas12 \l 1033 ], klien GGK Stage V mengalami
Depresi 39.3% dan Klien Stage I-V mengalami depresi 26.5%[ CITATION Pal13 \l 1033 ].
Masalah depresi muncul akibat penderita merasa bersalah pada keluarga karena
menyebabkan masalah finansial, selain itu takut akan masa depan, merasa tidak berguna,
dan terjebak dalam rutinitas terapi membuat penderita merasa frustasi dan depresi.
Depresi dapat mempengaruhi fungsi imonologi, nutrisi, dan faktor - faktor yang
mempengaruhi terapi dan kepatuhan dialisis, seperti selalu khawatir dengan kondisinya,
tidak mau bercerita dengan orang lain dan sering putus asa untuk melakukan pengobatan [
CITATION Arm14 \l 1033 ]. Efek dari depresi pada pasien dialisis dapat memperkuat dampak
dari penyakit kronik, dan meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan dan kecacatan
fungsional. Selain itu keadaan depresi dapat mengurangi kualitas hidup dan memiliki
dampak klinis negatif terhadap para penderita penyakit kronis, termasuk End Stage Renal
masalah depresi pada pasien adalah teknik relaksasi dan distraksi [ CITATION Per102 \l
1033 ]. Jenis teknik distraksi yang bisa digunakan untuk mengurangi depresi adalah
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 3
dengan pemberian terapi musik, karena teknik distraksi adalah tindakan pengalihan
perhatian, dan terapi musik merupakan terapi kesehatan yang bertujuan mengalihkan
perhatian dengan meningkatkan kondisi fisik, emosi dan kognitif dari semua kalangan
usia. Jenis musik yang didengarkan adalah musik yang memiliki tempo yang lambat
yaitu, musik klasik. Musik klasik memiliki nada–nada bervariasi terkadang lambat ke
cepat dan kadang sebaliknya, sehingga baik menjadi anjuran dalam tindakan atau
Penelitian yang dilakukan oleh Dong Soo Kim, (2011), selama 2x seminggu dalam
sebulan di Rumah Sakit Gangnam kepada 18 responden post stroke yang mengalami
depresi dibagi dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol, setelah dilakukan
intervensi didapati p = 0,048 terapi musik klasik efektif diberikan pada pasien yang
mengalami depresi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Murtisari, Ismonah, dan
Supriyadi, (2014), kepada 33 responden stroke non hemoragik di RSUD Salatiga diawali
dengan pengamatan sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi terapi
musik klasik, ada pengaruh penggunaan terapi musik klasik bagi pasien yang mengalami
depresi dengan nilai p = 0,000. Penelitian yang dilakukan oleh Nova dan Edwyn (2008),
selama 1x seminggu dalam dua bulan kepada 100 pasien yang berkunjung untuk
perawatan gigi di Balai Pengobatan BKM Pondok Pesantren Krapyak setelah dilakukan
intervensi musik klasik hasilnya nilai p = 0,000 ada pengaruh pemberian terapi musik
klasik Mozart instrument sonata in d Major for two pianos (K. 448) terhadap kecemasan
pasien.
seminggu di ruang Mawar RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri terapi musik
klasik Mozart instrument Canon in d Major Pachelbe memberikan pengaruh bagi pasien
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 4
yang mengalami nyeri saat wound care post op dengan nilai p = 0,017. Penelitian yang
lain juga menjelaskan ada pengaruh dalam pemberian terapi musik klasik terhadap
penurunan depresi pada lansia di Panti Werdha Dharma Bhakti kepada 10 responden
yang mengalami depresi yang dilakukan selama 2x seminggu dalam sebulan dengan
durasi terapi musik klasik 30 menit dengan nilai p = 0,042 [CITATION PEN15 \l 1033 ].
Karena sifat musik klasik yang menenangkan, membuat rileks, membuat nyaman dan
terapi musik klasik merupakan intervensi terapi alami yang dapat diterapkan secara
sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi dan juga terapi musik klasik
sangat mudah diterima oleh organ pendengaran kita [CITATION Pra14 \l 1033 ].
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti tertarik untuk
membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka perumusan masalah yang dapat
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan pemberian terapi musik klasik terhadap
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian terapi musik klasik
Kegunaan Penelitian
Bagi Pasien
Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi pasien hemodialisa mengenai cara
mengatasi depresi menggunakan musik klasik. Sehingga pasien dapat melakukan upaya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan bagi
perkembangan ilmu kesehatan, serta dapat memberikan penjelasan kepada pasien yang
belum mengetahui manfaat pemberian terapi musik klasik terhadap depresi pasien
hemodialisa.
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dalam informasi kesehatan,
pengetahuan dan bahan masukan dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa serta pembaca
pemberian terapi musik klasik terhadap depresi pasien hemodialisis di Rumah Sakit
Advent Manado.
Bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan dengan maksud agar dapat menambah pengalaman belajar
dan ilmu untuk diterapkan dalam kehidupan peneliti sendiri, menambah wawasan peneliti
dan memahami dengan jelas agar lebih luas lagi dalam pekerjaan dan tugasnya dibidang
Cakupan pada penelitian ini adalah semua pasien laki-laki dan perempuan yang
datang melakukan hemodialisa di Rumah Sakit Advent Manado, pasien yang melakukan
HD selama 4 jam dan pasien yang depresi ringan, sedang dan berat.
Batasan dalam penelitian ini adalah pasien gangguan pendengaran (tuli, tinnitus dan
penyakit indra pendengaran lainnya), dan yang tidak bersedia untuk ikut dalam penelitian
Terapi Musik
Terapi musik dalam penelitian ini merupakan terapi musik klasik instrument
responden dan volume suaranya akan disesuaikan dengan kenyamanan dari responden.
Judul lagu yang digunakan adalah musik klasik “Mozart Instument Canon in D Major
Pachelbe & Sonata in D Major for two pianos (K. 448). Durasi pemberian terapi musik
Depresi
emosional berkepanjangan yang mengganggu seluruh proses mental atau alam perasaan.
Erat kaitannya dengan gangguan mood, dan suasana hati, perasaan sedih dan cemas
ditandai dengan perubahan nafsu makan dan perubahan pola tidur, konsetrasi berkurang,
kelelahan, rasa putus asa, kehilangan, dan tidak berdaya serta bunuh diri.
Pasien Hemodialisa
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 7
kondisi sakit akut ataupun kronik yang menjalani terapi yang biasa kita sebut dengan cuci
darah menggunakan mesin atau ginjal buatan sebagai proses pembuangan zat–zat sisa
metabolisme atau zat racun lainnya melalui membran semipermiabel yang memisah antara
Ruang Hemodialisa
Merupakan ruang perawatan yang mayoritas ruangan untuk pasien yang menjalani
Merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta di Sulawesi Utara khususnya di Kota
Manado yang bergerak dalam instutisi Gereja Advent Masehi Hari Ketujuh.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti membahas teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan
dengan judul penelitian pengaruh pemberian terapi musik klasik dengan depresi pasien
hemodialisis baik dari berbagai buku-buku, artikel-artikel, jurnal-jurnal, baik media cetak
Hemodialisa
menggunakan alat yang dinamakan dializer yang memiliki fungsi sebagai penyaring sisa
metabolisme seperti kreatinin dan ureum yang tidak dapat dikeluarkan dengan urin
dikarenakan ketidakefektifan fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal. Hemodialisa salah satu
terapi utama selain transplantasi ginjal pada penderita penyakit gagal ginjal kronik, dalam
pelaksanaannya akan terjadi penurunan fungsi ginjal dalam proses eritropoisis yang dapat
Rah13 \l 1033 ]. Tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain untuk memulihkan
lingkungan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang merupakan karakteristik fungsi ginjal,
menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme
dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain dan menggantikan
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 9
fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin
sekaligus merubah pola hidup pasien. Perubahan yang akan terjadi mencakup diet pasien,
tidur dan istirahat, penggunaan obat-obatan, dan aktivitas sehari-hari. Pasien yang
menjalani hemodialisa juga rentan terhadap masalah emosional seperti stress berkaitan
dengan pembatasan diet dan cairan, keterbatasan fisik, penyakit, efek samping obat, serta
Ketergantungan tersebut akan berdampak luas dan menimbulkan masalah baik secara fisik,
psikologis, sosial, maupun secara ekonomi, kecuali pasien yang manjalani transplantasi
ginjal [ CITATION Mar14 \l 1033 ]. Hemodialisa menyebabkan beberapa komplikasi dan efek
samping antara lain hipotensi, hipertensi, emboli udara, pruritus, gangguan keseimbangan
cairan, kram otot, nyeri dada, aritmia, hipoksemia dan hipokalmia, nyeri kepala, mual dan
muntah, kelainan fungsi seksual, kelainan neurologis, anemia dan pada laki-laki dapat
Depresi
Mood yang secara dominan muncul karena perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, serta berkurangnya
energi yang menuju pada keadaan mudah lelah sesudah bekerja atau melakukan aktivitas
Berdasarkan penelitian Natsir dan Muhith (2011) depresi suatu keadaan emosional
yang ditandai dengan kesedihan, perasaan bersalah dan tidak berharga, menarik diri dari
orang lain, kehilangan minat untuk tidur, juga hal-hal yang menyenangkan lainnya. Depresi
salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman
subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap
dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu [ CITATION
Kap10 \l 1033 ].
Sedangkan menurut Maurer, (2012) pasien dengan depresi hadir dengan gejala
psikologis seperti mood tertekan, kehilangan minat dalam aktivitas dan tidur, gangguan
konsentrasi, perasaan tidak berharga atau bersalah, dan adanya keinginan untuk bunuh diri,
karena berkurangnya serotonin (5-HT) atau adrenalin di saraf-saraf otak . Menurut Santoso,
dkk (2009), menyebutkan depresi terkait dengan penyakit yang berkepanjangan. Depresi
tidak memiliki penyebab tunggal. Sebaliknya, disebabkan oleh faktor genetik, biologi,
Gejala-gejala dari gangguan depresi sangat bervariasi seperti merasa sedih dan
bersalah, merasa cemas dan kosong, merasa tidak ada harapan, merasa tidak berguna dan
gelisah, merasa mudah tersinggung, merasa tidak ada yang perduli. Selain gejala-gejala
diatas, gejala-gejala lain yang dikeluhkan adalah hilangnya ketertarikan terhadap sesuatu
atau aktivitas yang dijalani, kekurangan energi dan adanya pikiran untuk bunuh diri,
tidak dapat tidur atau tidur terlalu sering, kehilangan nafsu makan atau makan terlalu
banyak, nyeri kepala, sakit kepala, keram perut, dan gangguan pencernaan [CITATION
Nat10 \l 1033 ].
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 11
Depresi terbagi dari beberapa tingkatan, pertama depresi ringan yang bersifat
sementara, alamiah, ada rasa pedih, terjadi perubahan cara pikir, dan muncul rasa tidak
nyaman. Kedua depresi sedang ditandai dengan keadaan murung, cemas, kesal, marah dan
menangis. Cara pikir dan pola komunikasi berubah menjadi sempit, lambat, kurangnya
komunikasi verbal. Partisipasi sosial berubah, lebih menarik diri, tidak mau melakukan
kegiatan, dan mudah terganggu. Kemudian terakhir depresi berat ditandai dengan
pandangan kosong, perasaan hampa, murung inisiatif berkurang, gangguan cara berpikir,
sensasi somatik dan aktivitas motorik seperti, diam dalam waktu lama, tiba-tiba jadi
hiperaktif, kurang merawat diri, tidak mau makan ataupun minum, menarik diri, dan tidak
Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk menilai tingkat depresi pada
pasien hemodialisa. Namun dalam penelitian ini alat ukur yang peneliti gunakan untuk
mengukur depresi adalah The Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), kuesioner
HADS digunakan untuk mengukur tingkat depresi yang dihubungkan dengan penyakit
kronik. Pertama kali dikembangkan oleh Zigmond & Snaith pada 1983 yang terdiri dari 14
item pernyataan terbagi menjadi dua, 7 item pernyataan untuk kecemasan (1,3,5,7,9,11,13)
dan 7 item selanjutnya untuk depresi (2,4,6,8,10,12,14). Zigmond & Snaith menciptakan
ukuran hasil khusus untuk menghindari ketergantungan pada aspek gejala somatic maupun
gejala penyakit seperti kelelahan, dan insomnia atau hypersomnia. Masing-masing item
pernyataan dinilai menggunakan skala Likert 0-3 (0 = tidak depresi, 1 = depresi ringan, 2 =
depresi sedang, dan 3 = depresi berat), nilai yang lebih tinggi mengindikasikan adanya
masalah. Jawaban dari responden dijumlahkan secara terpisah, yaitu untuk penilaian
kecemasan dan depresi, dengan jumlah minimum dan maksimum adalah 0 dan 21 untuk
masing-masing skala. Titik potong yang direkomendasikan adalah >16 yang menyatakan
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 12
kasus berat, titik potong 11-15 merupakan kasus sedang, titik potong 8-10 merupakan
kasus ringan, dan <7 bukan merupakan kasus status kecemasan atau depresi.
Musik Klasik
Musik klasik adalah musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825,
dibuat dan ditampilkan oleh orang yang terlatih secara professional melalui pendidikan.
Ditulis dalam bentuk notasi musik, kemudian ditampilkan dengan notasi yang ditulis.
Musik klasik manfaatnya untuk membuat seseorang menjadi rileks, rasa aman dan
sejahtera, rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan, rasa sakit, stress dan
Terapi musik klasik merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan nada atau suara yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang
merupakan suatu karya sastra zaman kuno yang bernilai tinggi yang terdiri dari melodi,
ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta musik
yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Irama pada musik klasik memiliki
nada-nada yang bervariasi, terkadang dari lambat ke cepat dan kadang sebaliknya. Musik
klasik juga mempunyai kategori frekuensi alfa dan theta 5000-8000 Hz. Frekuensi tersebut
dapat merangsang tubuh dan pikiran menjadi rileks sehingga merangsang otak
menghasilkan hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan tubuh menjadi rileks dan
membuat detak jantung menjadi stabil. Hal inilah yang mendukung otak dapat
Terapi musik terbagi musik instrumental dan musik klasik. Musik instrumental
adalah musik tanpa vokal dan hanya instrument atau alat musik yang melantun.
Bermanfaat untuk menjadikan badan, pikiran, dan mental menjadi sehat. Musik klasik
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 13
bermanfaat untuk membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan
sejahtera, rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan dan rasa sakit dan
menurunkan depresi [CITATION Dew09 \l 1033 ] dan [CITATION Rah12 \l 1033 ]. Manfaat terapi
menyegarkan, motivasi, sebagai terapi kanker, stroke, dimensia, penyakit jantung, nyeri,
Terapi musik klasik sangat efektif dalam membantu banyak orang yang memiliki
masalah emosional seperti gelisah, stress dan depresi, membuat perubahan positif,
menciptakan suasana hati yang damai, membantu memecahkan masalah dan memperbaiki
konflik internal, serta mengatasi insomnia [CITATION Aiz111 \l 1033 ]. Mekanisme kerja
musik klasik untuk rileksasi rangsangan atau unsur irama dan nada masuk ke canalis
auditorius di hantar sampai ke thalamus sehingga memori di sistem limbic aktif secara
hipofisis dan muncul respon terhadap emosional melalui feedback ke kelenjar adrenal
untuk menekan pengeluaran hormon stress, depresi sehingga seseorang dapat menjadi
untuk menghilangkan keadaan stress dan depresi, serta membuat seseorang menjadi lebih
tenang [CITATION FFa12 \l 1033 ]. Musik yang didengarkan adalah karya dari Mozart,
“Sonata in D Major for two pianos (K. 448)” [ CITATION Nov08 \l 1033 ], dan “Canon
diberikan pada pasien disaat menjalani hemodialisa dengan durasi 15 menit, selama 2x
seminggu dengan intensitas volume yang digunakan 50% dari handphone dan disesuaikan
juga dengan kenyamanan dari pasien sendiri. Manfaat yang didapatkan membuat suasana
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 14
hati lebih tenang dan senang, menjadi rileks, serta dapat mengurangi depresi [CITATION
Din17 \l 1033 ].
Sintesis
Sintesa dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman teori yang membahas
mengenai pengaruh terapi musik klasik dengan dpresi pasien hemodialisa di Rumah Sakit
Advent Manado.
Teori Roy dalam Phibie (2010) menjelaskan tentang peran perawat dalam
klien beradaptas. Didasari oleh adaptasi fisiologis, psikologis/mental, dan sosiologis serta
ketergantungan dan kemandirian agar merasakan keamanan dan keselamatan. Teori ini
dihubungkan dengan tingkat depresi yang dipenuhi oleh kebutuhan akan kesejahteraan
hidup. Depresi suatu kondisi, keadaan dari gangguan mood atau emosional seseorang yang
dalam waktu cukup lama, membuat seseorang kehilangan minat atau gairah dalam
hidupnya. Merasa tidak berharga, rendah diri bahkan dapat membuat seseorang untuk
bunuh diri.
Teori dari Peplau dalam Poter dan Perry (2010) mengatakan bahwa praktek
keperawatan adalah suatu hal yang berhubungan dengan individu berfoukus pada proses
interaktif dan perawat, yang menghasilkan hubungan antara perawat dan pasien.
Berdasarkan teori ini pasien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dimana perawat memiliki peran yang cukup penting dalam
terapi musik klasik. Terapi musik klasik adalah sebuah terapi kesehatan untuk
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT 15
memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan
Dengan begitu segala pikiran yang mengganggu entah itu rasa sedih, bersalah,
marah, gelisah, benci, stress bahkan depresi sekalipun yang berkepanjangan dapat
berangsur-angsur berkurang. Terapi musik klasik dapat menjadi salah satu terapi yang
dianjurkan dalam mengatasi depresi seseorang karena alunan lembut musiknya yang
dihasilkan dari musik klasik dapat memberikan perasaan tenang dan merilekskan pikiran
orang yang mendengarnya. Penelitian dimulai saat peneliti memberikan intervensi kepada
kelompok perlakuan berupa terapi musik klasik instrument “Mozart instrument Canon in
D Major Pachelbe & Sonata in D Major for two pianos (K. 448)” dengan durasi 15 menit
selama 2x seminggu dengan volume suara yang disesuaikan dengan kenyamanan dari
Kerangka Konseptual
atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah.
1. Variabel dependent ialah variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini, yaitu
2. Variabel independent ialah variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini, yaitu
terapi musik klasik [ CITATION Set13 \l 1033 ]. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 2.1: