S dengan Cephalgia
Di Rs. Universitas Tanjungpura Pontianak
Oleh:
NIM. SRP21318008
Judul Karya Ilmiah Akhir : Asuhan keperawatan nyeri akut Pada Ny. S dengan
Cephalgia Di Rs. Universitas Tanjungpura
Pontianak
NIM : SRP21318008
Menyetujui,
Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH AKHIR (KIA)
Oleh:
Pembimbing Penguji
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners
ii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir ini adalah benar-benar
hasil pekerjaan saya. Adapun kutipan atau karangan hanya sebatas referensi semata
dan apabila dikemudian hari karya ilmiah akhir yang saya buat ini terbukti meniru
atau menjiplak karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun
sanksi pidana dari lembaga yang berwenang.
iii
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK PROGRAM STUDI NERS
KEPERAWATAN Karya Ilmiah Akhir, 11 Juli 2022
ABSTRAK
Latar Belakang: Cephalgia atau nyeri kepala adalah rasa tidak nyaman, rasa sakit
yang terjadi pada seluruh daerah kepala atau bagian atas dari kepala dan terkadang
menyebar ke wajah, gigi, rahang, mata, leher, hidung dan telinga. Prevalensi sakit
kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45 juta orang menderita
sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut merupakan wanita,dan 75 %
dari jumlah di atas adalah tipe tension headache yang berdampak pada menurunnya
konsentrasi belajar dan bekerja sebanyak (62,7 %).
Tujuan : Memberikan gambaran kegiatan pelaksanaan praktek klinik profesi stase
keperawatan medikal bedah yang berfokus pada penerapan asuhan keperawatan
dengan masalah Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(Cephalgia) pada Ny.S di Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Kota
Pontianak.
Metode : Penulisan karya ilmiah akhir (KIA) ini menggunakan metode deskriptif
dalam bentuk analisa masalah dengan pendekatan asuhan keperawatan yang
komprehensif.
Kesimpulan : Berdasarkan data subjektif dan objektif penulis mendapatkan
masalah keperawatan nyeri akut, kemudian penulis melakukan intervensi serta
implementasi, dan setelah itu penulis melakukan evaluasi masalah keperawatan
pada Ny.S masalah teratasi sebagian.
Kata Kunci : Nyeri Kepala (Cephalgia), dan Nyeri Akut.
iv
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK PROGRAM STUDI NERS
KEPERAWATAN Karya Ilmiah Akhir, 11 Juli 2022
Acute Pain Nursing Care for Mrs. S with Cephalgia at the Hospital.
Tanjungpura University, Pontianak.
Iii + 55 Pages + 2 tables
ABSTRACT
Background: Cephalgia or headache is discomfort, pain that occurs in the entire
head area or the top of the head and sometimes radiates to the face, teeth, jaw, eyes,
neck, nose and ears. The prevalence of headaches in the USA shows that 1 in 6
people (16.54%) or 45 million people suffer from chronic headaches and 20 million
of 45 million are women, and 75% of the number above are tension headaches
which have an impact on decreased concentration. study and work as much as
(62.7%).
Destination : Provide an overview of the implementation of clinical practice
activities for medical-surgical nursing professions that focus on the application of
nursing care with the problem of acute pain associated with physiological injury
agents (Cephalgia) to Mrs. S in the Syafir Room, Tanjungpura University Hospital,
Pontianak City.
Method : The writing of this final scientific paper (STORY) uses a descriptive
method in the form of problem analysis with a comprehensive nursing care
approach.
Conclusion : Based on subjective and objective data, the writer got the acute pain
nursing problem, then the writer intervened and implemented it, and after that the
writer evaluated the nursing problem in Ny.S, the problem was partially resolved.
Keywords: Headache (Cephalgia), and Acute Pain.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
seluruh rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih
diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menjalankan kehidupan ini
menjadi lebih baik dengan penuh kasih sayang-Nya. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan, terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan dan kebodohan ke
zaman yang terang benderang seperti sekarang ini serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah akhir dengan judul “Asuhan keperawatan Nyeri Akut Pada Ny. S
dengan Cephalgia Di Rs. Universitas Tanjungpura Pontianak”.
Selama penyusunan Karya Ilmiah Akhir, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Haryanto, S.Kep, Ns, MSN, Ph. D. Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak.
2. Ibu Ns. Indah Dwi Rahayu,M.Kep. Selaku Ketua Prodi Sekolah Tinggi
Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak.
3. Ibu Ns. Dinarwulan Dari, M.Kep., Selaku Dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, motivasi dan masukan sehingga dapat
menyelesaikan karya ilmiah akhir pada waktunya.
4. Dosen dan seluruh civitas akademik STIK Muhammadiyah Pontianak
yang telah banyak membantu baik dalam ilmu yang diberikan maupun
hal lain yang membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah
akhir.
5. Kepada kedua orang tua tercinta yang telah menyemangati serta
memberikan dukungan kepada penulis baik bateri, psikologi serta moral
dan selalu mendoakan penulis setiap wujudnya dalam penyelesaian
karya ilmiah akhir.
vii
6. Rekan-rekan satu bimbingan dan seperjuangan mahasiswa/i Prodi S1
Reguler Angkatan 2017 STIK Muhammadiyah Pontianak yang selalu
bekerja sama dengan baik dan saling memberikan motivasi dalam
proses penyelesaian karya ilmiah akhir
7. Keluarga dan sahabat yang selalu memberikan saya support dan
motivasi untuk selalu tetap optimis dalam penyelesaian karya ilmiah
akhir.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala
bantuan, perhatian, motivasi dan kerja sama kepada penulis.
Penulis telah berusaha seoptimal mungkin untuk dapat
menyelesaikan penyusunan karya ilmiah akhir, namun penulis menyadari
masih terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi perbaikan karya ilmiah akhir. Akhir kata penulis berharap
semoga karya ilmiah akhir ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................. 11
A. Latar Belakang ............................................................................................ 11
B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ........................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 2
C. Sistematika penulisan ................................................................................... 3
BAB II
LANDASAN TEORITIS ........................................................................................ 4
A. Konsep Masalah Utama : Nyeri ................................................................... 4
1. Definisi Nyeri ........................................................................................... 4
2. Etiologi Nyeri ........................................................................................... 4
3. Manifestasi Klinis ..................................................................................... 4
4. Kondisi Klinis Terkait .............................................................................. 6
5. Fisiologi Nyeri .......................................................................................... 7
6. Skala Nyeri ............................................................................................... 8
B. Konsep Umum Cephalgia ............................................................................. 9
1. Pengertian Cephalgia ................................................................................ 9
2. Klasifikasi Cephalgia .............................................................................. 10
3. Etiologi.................................................................................................... 11
4. Manifestasi Klinis ................................................................................... 12
5. Patofisiologi ............................................................................................ 12
6. Pathway ................................................................................................... 14
ix
C. Konsep Umum Asuhan Keperawatan......................................................... 15
1. Pengkajian ............................................................................................... 15
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 16
3. Perencanaan Keperawatan ...................................................................... 17
4. Implementasi Keperawatan ..................................................................... 22
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................. 23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................... 24
A. Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 24
B. Data Penunjang ........................................................................................... 28
C. Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi Dan Evaluasi
Keperawatan ...................................................................................................... 29
1. Analisa Data ............................................................................................ 29
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 30
BAB IV .................................................................................................................. 37
PEMBAHASAN.................................................................................................... 37
A. Pembahasan Proses Asuhan Keperawatan (Pengkajian, Diagnosis
Keperawatan, Perencanaan, Implementasi Dan Evaluasi) ................................. 37
1. Pengkajian ............................................................................................... 37
2. Diagnosa ................................................................................................. 38
3. Rencana Keperawatan ............................................................................. 39
4. Implementasi Keperawatan.................................................................... 40
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................. 40
B. Pembahasan Proses Praktik Profesi Dalam Pencapaian Target.................. 41
BAB V
PENUTUP ............................................................................................................. 43
A. Kesimpulan ................................................................................................. 43
C. Sarana ......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. xi
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan ini merupakan bagian dari praktik profesional Ners stase
Keperawatan Medikal Bedah yang telah dilaksanakan selama 1 minggu dengan
rentang waktu 3 hari pada tanggal 7 November – 9 November 2021 di Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak. Setelah proses praktek profesional
Ners stase Keperawatan Medikal Bedah dijalani, maka akan dilakukan analisis
terhadap kegiatan asuhan keperawatan pada klien dengan Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Cephalgia).
Kasus utama yang dijadikan subjek dalam penerapan asuhan keperawatan
pada stase keperawatan medikal bedah adalah klien dengan cephalgia atau
nyeri kepala.
Cephalgia atau nyeri kepala adalah rasa tidak nyaman, rasa sakit yang
terjadi pada seluruh daerah kepala atau bagian atas dari kepala dan terkadang
menyebar ke wajah, gigi, rahang, mata, leher, hidung dan telinga. Nyeri kepala
menjadi hal yang paling sering dikeluhkan setelah nyeri punggung dan
biasanya merupakan alasan yang membawa seseorang kepada dokter. Nyeri
kepala dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu nyeri kepala primer dan nyeri
kepala sekunder. Sebanyak 90% dari keseluruhan keluhan nyeri kepala adalah
nyeri kepala primer dan 10% sisanya merupakan nyeri kepala sekunder. Nyeri
kepala dikategorikan primer jika tidak ditemukan adanya kerusakan struktural
maupun metabolik yang mendasari nyeri kepala. Dikategorikan sekunder
apabila nyeri kepala disertai dengan gangguan saraf seperti kejang-kejang,
mata juling, penglihatan ganda, dan kelemahan di salah satu alat gerak. Nyeri
kepala primer meliputi tension-type headache, migrain, dan cluster headache
(hidayati, 2016).
Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau
45 juta orang menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut
merupakan wanita,dan 75 % dari jumlah di atas adalah tipe tension headache
1
2
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan karya ilmiah akhir ini adalah memberikan
gambaran kegiatan pelaksanaan praktek klinik profesi stase keperawatan
medikal bedah yang berfokus pada penerapan asuhan keperawatan dengan
masalah Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(Cephalgia) pada Ny.S di Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura Kota Pontianak.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pengkajian ini adalah :
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S dengan masalah
keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(Cephalgia) di Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Kota
Pontianak.
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S
dengan masalah keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (Cephalgia) di Ruang Syafir Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura Kota Pontianak.
3
c. Mampu menyusun intervensi yang tepat pada pada Ny. S dengan masalah
keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(Cephalgia) di Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Kota
Pontianak.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan yang dibuat pada Ny. S dengan masalah keperawatan Nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Cephalgia) di
Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Kota Pontianak.
e. Mampu melakukan evaluasi hasil keperawatan pada Ny. S dengan
masalah keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis (Cephalgia) di Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura Kota Pontianak.
f. Mampu melakukan proses praktik profesi dalam pencapaian target
kompetensi asuhan keperawatan pada Ny. S dengan masalah
keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(Cephalgia) di Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Kota
Pontianak.
C. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ilmiah ini adalah untuk memudahkan
pembaca memahami isi penulisan makalah ilmiah maka penulis
mencantumkan sistematika penulis yang terdiri dari lima bab, antara lain
sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Tujuan
penulisan dan sistematika penulisan, BAB II Landasan Teoritis yang terdiri
dari Konsep Dasar yang mencakup masalah keperawatan utama, konsep teori,
BAB III Pembahasan kasus yang terdiri dari pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Rencana Asuhan Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi,
BAB IV Pembahasan kasus yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Rencana Asuhan Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi,
BAB V Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Bab ini penulis akan membahas tentang tinjauan teori gangguan rasa nyaman :
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Cephalgia) di
Ruang Syafir Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Kota Pontianak. Serta
konsep teori asuhan keperawatan pada klien meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, pelaksanaan serta evaluasi keperawatan secara teori yang
didapatkan dari sumber atau referensi yang berkaitan serta mendukung
penulisan kasus.
A. Konsep Masalah Utama : Nyeri
1. Definisi Nyeri
Definisi nyeri sendiri banyak versi menurut berbagai sumber namun
secara umum sama saja pengertian dan makna yang disampaikan setiap
sumber. Namun, disini penulis memaparkan definisi menurut buku PPNI
(Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dengan definisi dan indikator
diagnostik yaitu (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
2. Etiologi Nyeri
Penyebab yang berasal dari nyeri ini bisa dikategorikan 3 (tiga) yaitu
menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) yaitu:
a. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma).
b. Agen pencemaran kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan).
c. Agen cedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari nyeri ini menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017) dibagi menjadi gejala dan tanda yaitu mayor dan minor. Dari masing
masing gejala dan tanda mayor dan minor memiliki sub bagian yaitu dibagi
subjektif dan objektif, diantaranya adalah :
4
6
a. Mayor
1) Subjektif :
a) Mengeluh nyeri
2) Objektif:
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis: waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
b. Minor
1) Subjektif:
a) (Tidak tersedia)
2) Objektif:
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola nafas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaforesis
4. Kondisi Klinis Terkait
Kondisi klinis yang terkait ataupun yang berhubungan dengan nyeri
ini dapat ditimbulkan atau dijumpai pada kasus penyakit atau masalah
kesehatan menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) adalah sebagai
berikut:
a. Kondisi pembedahan
b. Cedera traumatis
c. Infeksi
d. Sindrom koroner akut
e. Glaukoma
7
5. Fisiologi Nyeri
Menurut Kozier & Snyder (2011) terdapat 5 fisiologi nyeri yaitu :
a. Nosisepsi
Sistem saraf tepi meliputi saraf sensorik primer yang khusus
mendeteksi kerusakan jaringan dan menimbulkan sensasi sentuhan,
panas, dingin, nyeri dan tekanan. Reseptor yang menyalurkan
sensasi nyeri disebut nosiseptor. Reseptor nyeri atau nosiseptor ini
dapat dieksitasi oleh stimulus mekanis, suhu, kimia proses fisiologi
yang berhubungan dengan persepsi nyeri digambarkan sebagai
nosisepsi. Empat proses terlibat dalam nosisepsi: transduksi,
transmisi, persepsi, modulasi (Paice 2002 dalam Kozier 2011).
b. Tranduksi
Selama fase transduksi, stimulus berbahaya (cedera jaringan)
memicu pelepasan mediator biokimia (misalnya prostaglandin,
bradykinin, serotonin, histamin, zat P) yang mensensitisasi
nosiseptor. Stimulasi menyakitkan atau berbahaya juga
menyebabkan pergerakan ion-ion menembus membran sel,
yang membangkitkan nosiseptor. Obat nyeri dapat bekerja selama
fase ini dengan menghambat produksi prostaglandin atau dengan
menurunkan pergerakan ion-ion menembus membran sel misalnya,
anastesi lokal (Kozier 2011).
c. Transmisi
Proses nosisepsi kedua, transmisi nyeri, meliputi tiga segmen
(McCaffery & Pasero 1999). Selama segmen pertama, impuls nyeri
berjalan dari serabut saraf tepi ke medula spinalis. Zat P bertindak
sebagai sebuah neurotransmiter, yang meningkatkan pergerakan
impuls menyeberangi sinaps saraf dari neuron aferen primer ke
neuron ordo ke dua di kornu dorsalis medula spinalis dua tipe serabut
nosiseptif menyebabkan transmisi ini ke kornu dorsalis medula
spinalis : serabut C yang menstimulasi nyeri tumpul
yang berkepanjangan dan serabut A-delta yang mentransmisikan
8
nyeri tajam dan lokal. Segmen kedua adalah transmisi dari medula
spinalis dan asendens melalui traktus spinotalamikus ke batang otak
dan talamus. Segmen ketiga melibatkan transmisi sinyal antara
talamus ke korteks sensorik somatik tempat terjadinya persepsi nyeri
(Kozier 2011).
d. Persepsi
Proses ketiga, persepsi adalah saat klien menyadari rasa nyeri yaitu
diyakini bahwa persepsi nyeri terjadi dalam struktur kortikal, yang
memungkinkan strategi kognitif-perilaku yang berbeda dipakai
untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri (McCaffery
& Pasero, 1999) misalnya, intervensi non farmakologi seperti
distraksi, imajinasi terbimbing, dan musik dapat mengalihkan
perhatian klien ke nyeri (Kozier 2011).
e. Modulasi
Seringkali digambarkan sebagai “sistem desendens” proses keempat
ini terjadi saat neuron di batang otak mengirimkan sinyal menuruni
kornu dorsalis medula spinalis (Paice, 2002, hal. 75). Serabut
desendens ini melepaskan zat seperti opioid endogen, serotonin, dan
norepinefrin, yang dapat menghambat naiknya impuls berbahaya
(menyakitkan) di kornu dorsalis. Namun, neurotransmiter ini
diambil kembali oleh tubuh, yang membatasi kegunaan analgetiknya
(McCaffery & Pasero, 1999). Klien yang mengalami nyeri kronik
dapat diberi resep antidepresan trisiklik, yang menghambat kembali
norepinefrin dan serotonin. Tindakan ini meningkatkan fase
modulasi yang membantu menghambat naiknya stimulus yang
menyakitkan (Kozier 2011).
6. Skala Nyeri
Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan
terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien
digunakan untuk menilai derajat nyeri. intensitas nyeri harus dimulai
sedini mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukan
9
6. Pathway
Beban
Tumpul Tajam
Stress
Ekstrakarnial Intrakranial
Hormon
Jaringan Otak Rusak kortisol ↑
Terputusnya
(Kontusio Laserasi)
kontuinitas jaringan
kulit otot dan vaskuler
Faso kontriksi
Perubahan pemulih darah
Gangguan Suplai autoregulasi otak
Perdarahan
darah Odem serebral
Hematoma
Kejang
Gang. Pola
Penekanan Tidur
Perubahan
sirkulasi CSS jaringan otak
Ketidak
adekuatan
Peningkatan Hipoksia suplai darah
O2 ke otak
TIK
Girus medialis Mual muntah Risiko perfusi
lobus papilodema. serebra tidak efektif
temporalis Pandangan kabur.
tergeser Penurunan fungsi
Nekrosis
jaringan otak
Nyeri Kepala Resiko defisit
(Cephalgia)
Mesesenfal nutrisi
o
Disfungsi bagian Kerusakan saraf
Gang. Fungsi motorik
otak
otak
Gang.
Kesadaran
Resiko Jatuh
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon Pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa keperawatan dalam penelitian ini yaitu
diagnosa aktual. Diagnosa aktual terdiri dari tiga komponen yaitu masalah
(problem), penyebab (etiologi), tanda (sign), dan gejala (symptom) (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Masalah (problem) merupakan label
diagnosa yang menggambarkan inti dari respons pasien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri dari
deskriptor atau penjelas dan fokus diagnostik. Nyeri merupakan
deskriptor, sedangkan akut merupakan fokus diagnostik.
Penyebab (etiologi) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan status kesehatan. Etiologi dapat mencangkup empat kategori
yaitu fisiologis, biologis atau psikologis, efek terapi/tindakan,
situasional(lingkungan atau personal), dan maturasional. Etiologi dari
nyeri akut terdiri dari agen pencedera fisiologis, agen pencemaran
kimiawi, agen cedera fisik(prosedur operasi). Tanda(sign) dan gejala (sign
and symptom). Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik,
sedangkan gejala merupakan data subjektif yang diperoleh dari hasil
anamnesis. Tanda dan gejala dikelompokkan menjadi dua yaitu mayor dan
minor. Tanda dan gejala pada nyeri akut terdiri dari tanda mayor yaitu
17
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan fase ketika perawat mengimplementasikan
rencana keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi. Penatalaksanaan
nyeri adalah pengurangan nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang
dapat diterima pasien. Penatalaksanaan tersebut terdiri dari dua tipe dasar
tindakan keperawatan yaitu farmakologi dan nonfarmakologi (Kozier et
al., 2010). Tindakan- tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas
23
observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018). Implementasi ini akan mengacu pada SIKI yang telah dibuat pada
rencana keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai
keberhasilan rencana tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila hasil yang
diharapkan belum tercapai, intervensi yang sudah ditetapkan dapat
dimodifikasi. Evaluasi dapat berupa struktur, proses dan hasil evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama
program berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan
keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam bentuk
SOAP (subjektif, objektif, assessment, planning) (Achjar, 2012).
Format yang digunakan dalam tahap evaluasi menurut Alimul (2012),
yaitu format SOAP yang terdiri dari :
a. Subjective, yaitu informasi berupa ungkapan yang didapat dari pasien
setelah tindakan yang diberikan. Pada pasien cephalgia dengan nyeri
akut diharapkan keluhan nyeri berkurang.
b. Objective, yaitu informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan.
c. Analysis, yaitu membandingkan antara informasi subjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil. Kemudian ditarik
kesimpulan dari tiga kemungkinan simpulan, yaitu :
1) Tujuan tercapai, yaitu respon pasien yang menunjukan perubahan
dan kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian, yaitu respon pasien yang menunjukan
masih dalam kondisi terdapat masalah.
3) Tujuan tidak tercapai, yaitu respon pasien tidak menunjukan
adanya perubahan kearah kemajuan.
d. Planning, yaitu rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisis.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Bab ini menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien Ny.S
dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri akut berhubungan agen cedera biologis.
Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian diagnosa, rencana keperawatan,
catatan keperawatan (implementasi) dan catatan perkembangan (evaluasi) yang
diberikan selama 3 hari mulai dari tanggal 7 – 9 November 2021.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata Klien
Klein bernama Ny.S, umur 45 tahun, berjenis kelamin perempuan,
beragama islam dan suku jawa, beralamat di dusun mulyorejo, suaminya
bernama Tn. S, pekerjaan suami swasta, dirujuk masuk rumah sakit yaitu
dengan keluhan nyeri kepala, terdapat mual dan muntah.
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri kepala, seperti berdenyut-denyut, dalam waktu
kurang lama 3 menit, terdapat mual muntah dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan kurang lebih 1 minggu klien mengalami nyeri di bagian
kepala, nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut, lokasi nyeri
merambat ke seluruh bagian kepala, skala nyeri yang dirasakan dari 1-10
berada di 5 (sedang), dan terdapat rasa mual dan ingin muntah.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan dulu pernah rawat inap di rumah sakit lain dengan
keluhan terdapat gumpalan darah pada kepala.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti Dm, Hipertensi, Jantung, Dll.
24
25
Genogram :
Keterangan :
6. Riwayat Lingkungan
Lingkungan rumah klien masih terdapat pohon-pohon, terdapat polusi
udara terutama pada musim panas dn sering terjadi kebakaran hutan.
7. Riwayat Psikososial
a. Bahasa
Klien menggunakan bahasa jawa saat bersama keluarga, dan saat di
lingkungan umum menggunakan bahasa melayu.
b. Sumber dukungan
Klien berharap agar bisa segera pulih dan dapat beraktivitas kembali,
suami, anak dan keluarganya selalu mendukung dan menemani.
c. Suasana hati
Klien mengatakan suasana hatinya tidak karuan karena rasa sakit
kepala yang berat.
d. Tingkat perkembangan
Klien tampak lebih banyak berbaring karena saat klien duduk, klein
merasa pusing.
26
8. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Ttv :
Td : 118/70 mmHg Hr : 73 x/mnt
Rr : 20 x/mnt S : 37 °C
b. Kepala
Setelah dilakukan pemeriksaan kepala klien tidak terdapat benjolan,
rambut klien panjang, warna putih bercampur hitam, berantakan, tidak
terdapat nyeri tekan.
c. Mata
Setelah dilakukan pemeriksaan klien konjungtiva tidak anemis,
terdapat raccoon eye, tidak menggunakan alat bantuan penglihatan,
reflek kedip baik, tidak terdapat lesi dan katarak.
d. Hidung
Setelah dilakukan pemeriksaan bentuk hidung klien simetris, tidak
terdapat lesi atau pembengkakan, penciuman baik, tidak ada nyeri
tekan.
e. Mulut
Setelah dilakukan pemeriksaan kebersihan mulut klien baik, klien
mengatakan dia gosok gigi saat pagi.
f. Telinga
Setelah dilakukan pemeriksaan kedua daun telinga simetris. Tidak ada
lesi, pendengaran baik, tidak terdapat nyeri tekan.
g. Leher
Tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kesulitan menelan.
h. Paru-paru
Gerak dada simetris, tidak ada pembengkakan di area dada, tidak ada
jejas di area dada, dan RR: 20x/menit.
27
i. Jantung
Pergerakan dada simetris, Tidak terdapat pembesaran pada jantung,
tidak terdapat nyeri tekan, RR: 20x/menit.
j. Abdomen
Tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembesaran pada bagian abdomen,
bising usus 10 x/menit.
k. Ekstremitas
Atas:
Klien terpasang infus aserin pada sebelah kanan, pergerakan tangan
lemah.
Bawah:
Pada bagian kaki klien dapat digerakkan dengan normal.
Tonus Otot:
5 4
5 4
l. Kulit
Warna kulit klien sawo matang, tampak bersih, terpasang infus aserin
di sebelah tangan kanan.
9. Pola Nutrisi
a. Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan, obat dan
cuaca.
b. Imunisasi
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah lupa pernah mendapatkan
imunisasi atau tidak.
c. Kebiasaan
Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun minum
alkohol.
d. Pola latihan
Sebelum masuk rumah sakit: tidak terjadi
28
B. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 10-november 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
2. MSCT Kepala
Tanggal pemeriksaan : 10 November 2021
Tidak terlampir
3. Pengobatan
Jenis-jenis obat Dosis pemberian Jalur Pemberian
Infuse Aserin IV
Inf.PCT 3 x 1 gr IV
Keterolac 2 x 50 gr IV
4) Implementasi:
a) Implementasi hari pertama 7 november 2021. Pada pukul
14.00 wib mengkaji keluhan klien, mengidentifikasi makanan
yang disukai klien, mengidentifikasi alergi, menganjurkan
klien untuk tetap makan sedikit demi sedikit dan berhenti
sejenak ketika klien merasakan mual, menganjurkan klien
makan dengan posisi setengah duduk sambil menyandarkan
kepala.
b) Implementasi hari kedua 8 november 2021. Pada pukul 08.00
wib mengkaji keluhan klien, menganjurkan klien untuk tetap
makan sedikit demi sedikit dan berhenti sejenak ketika klien
merasakan mual, menganjurkan klien makan dengan posisi
setengah duduk sambil menyandarkan kepala.
c) Implementasi hari ketiga 9 november 2021. Pada pukul 08.00
wib mengkaji keluhan klien, menganjurkan klien untuk tetap
makan sedikit demi sedikit dan berhenti sejenak ketika klien
merasakan mual, menganjurkan klien mengkonsumsi buah-
buahan segar, menganjurkan klien makan dengan posisi
setengah duduk sambil menyandarkan kepala.
5) Evaluasi:
a) Evaluasi hari pertama 7 november 2021. Data Subjektif:
klien mengatakan merasa mual ketika makan, klien
mengatakan hanya mampu makan 2 suapan, klien mengatakan
pusing ketika makan dengan posisi duduk, Suami klien
mengatakan setiap makan selalu terdapat reflek muntah. Data
Objektif: klien tampak lemah, klien hanya terbaring di tempat
tidur. Analisa: masalah belum teratasi. Perencanaan:
lanjutkan intervensi.
b) Evaluasi hari kedua 8 november 2021. Data Subjektif: klien
mengatakan nafsu makan sudah sedikit membaik, klien
mengatakan memakan buah sedikit demi sedikit. Data
35
37
38
manusia, tetapi lebih sebagai suatu etiologi atau faktor penunjang yang
dapat menambah suatu variasi respon ( PPNI, 2016).
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh penulis, terdapat
perbedaan antara diagnosa teori dan kasus: Diagnosa keperawatan yang
ditegakkan penulis pada kasus Ny.S ada 3 diagnosa keperawatan yang
muncul yaitu: Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis, Resiko defisit
nutrisi b/d faktor psikologis dan Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar
informasi. Sedangkan teori terdapat 5 diagnosa keperawatan yang
muncul, diagnosa keperawatan berdasarkan teori yaitu Nyeri akut b/d
agen pencedera fisiologis, Resiko defisit nutrisi b/d faktor psikologis
(mis. Stres, keengganan untuk makan), Defisit pengetahuan b/d kurang
terpapar informasi, Resiko perfusi serebral tidak efektif d/d cedera
kepala, dan Resiko jatuh d/d kejang.
Dapat disimpulkan diagnosa yang ada pada kasus dan teori dalam
penulisan karya ilmiah akhir ini terdapat perbedaan, dimana diagnosa
yang diangkat pada kasus dilapangan menyesuikan dengan keluhan yang
dirasakan oleh klien selama pengkajian keperawatan dirumah sakit.
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah fase proses keperawatan yang penuh
pertimbangan dan sistematis dan mencangkup pembuatan keputusan dan
penyelesaian masalah, setiap tindakan berdasarkan penilaian klinis dan
pengetahuan, yang perawat lakukan untuk meningkatkan hasil pada
pasien (Kozier et al, 2010).
Pada intervensi atau rencana keperawatan merupakan tahap proses
keperawatan setelah data terkumpul, analisa data dan ditentukan rencana
keperawatan yang tepat. Tahap perencanaan meliputi menentukan
prioritas masalah, menuliskan tujuan dan kriteria hasil tujuan dan
memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan. Penulis
melakukan intervensi atau rencana keperawatan yang pelaksanaanya
disesuaikan dengan kasus dan kebutuhan klien. SIKI (Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia) digunakan sebagai referensi dalam merumuskan
40
43
44
mengarah pada tujuan yang akan dicapai dan melibatkan kerjasama yang
baik dengan klien, keluarga.
4. Melakukan asuhan keperawatan pada Ny. S penulis dapat mengetahui
faktor pendukung dan faktor penghambat yang dirasakan selama
melakukan asuhan keperawatan pada Ny. S. Adapun faktor pendukung
yang dirasakan oleh penulis adalah sikap klien dan keluarga yang sangat
kooperatif dalam memberikan informasi sehingga penulis dapat lebih
mudah melakukan penilaian untuk merumuskan pengkajian, diagnose,
intervensi, implementasi, dan evaluasi. Sedangkan faktor penghambat yang
dirasakan oleh penulis adalah terbatasnya waktu yang diberikan untuk
melakukan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi).
C. Sarana
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan
beberapa saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan khususnya pada klien dengan Cephalgia, yaitu:
1. Untuk Keluarga
Diharapkan sebagai keluarga, mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami nyeri khususnya pada pasien cephalgia dengan menggunakan
teknik alternatif dengan relaksasi nafas dalam dan massage.
2. Untuk Mahasiswa/i
Penulisan karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat dijadikan referensi
tambahan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien cephalgia
dan selalu inovatif untuk mengembangkan tindakan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan evidence based.
DAFTAR PUSTAKA
xi
McCaffery M. (1999). Nursing practice theories related to cognition, bodily pain,
and man-environment interactions. Diunduh tanggal 14
Maret 2021 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Pain.
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika.
Nurhikmah, N. EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM/HIJAMAH DALAM
MENURUNKAN NYERI KEPALA (CEPHALGIA).
Nyeri Kepala: Kenali dan Cegah. (2018). (n.p.): SamuelKarta.com.
Papdi, E. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal
medicine).
Satyanegara. (2011). CERITA LUCU DARI PROFESOR BEDAH SYARAF.
JAKARTA: PT. GRAMEDIA PUSTEKA UTAMA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indoensia
Edisi I. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawata
Nasional Indonesia.
xii