Anda di halaman 1dari 70

NYERI AKUT PADA TN.

G DENGAN GASTRITIS DI RUANG


SAMBILOTO RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA

KARYA ILMIAH AKHIR


ILMU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :
ROSTINA
SRP 21318085

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN REGULER A


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN
SIDANG KARYA ILMIAH AKHIR

Judul Karya Ilmiah Akhir : Nyeri Akut Pada Tn. G dengan Gastritis Di Ruang
Sambiloto Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada

Nama : ROSTINA
NIM : SRP21318085
Program Studi : Profesi Ners Keperawatan Kelas Reguler A

Menyetujui,
Pembimbing

Ns. Syahid Amrullah, M. Kep


NIDN. 1110048702

ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH AKHIR

Disusun Oleh:
ROSTINA
SRP21318085
Telah dipertahankan dihadapan dewan Penguji Karya Ilmiah Akhir,
Program Studi Ners Kelas Reguler A
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Tanggal : 13 Juli 2022

Disetujui,
Pembimbing I Penguji

Ns. Syahid Amrullah, M. Kep DR. Suriadi, MSN., AWCS


NIDN. 1110048702 NIDN. 1103076601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners

Ns. Indah Dwi Rahayu, M.Kep


NIDN. 1124058601

iii
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
Karya Ilmiah Akhir, Juli 2021

ROSTINA

Nyeri Akut Pada Tn. G Dengan Gastritis Di Ruang Sambiloto Rumah Sakit Tingkat
II Kartika Husada
Vii + 56 halaman + 2 tabel + 2 skema

ABSTRAK

Latar Belakang: World Health Organization (WHO) gastritis di dunia, yaitu


Amerika 47%, India 43%, Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35%, Perancis 29,5%, dan Indonesia 40,8%. Kementerian Kesehatan RI tahun 2018
angka gastritis di kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6 % yaitu di Kota
Medan, sedangkan Pontianak 31,1 %. Menurut data penderita gastritis di Rumah
Sakit Tingkat II Kartika Husada bahwa terjadi peningkatan angka penderita
Gastritis pada tahun 2020 yaitu 287 penderita, menjadi tahun 2021 yaitu sebanyak
329 penderita. Tujuan: Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini untuk
mendeskripsikan hasil proses asuhan keperawatan pada pasien Gastritis di ruang
Sambiloto Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada. Metode: Metode penyelesaian
masalah pada karya ilmiah akhir ini adalah menggunakan strategi pelaksanaan
asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi. Hasil: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang didapatkan 3 diagnosa
keperawatan. Setelah dilakukan implementasi selama 20-22 Desember 2021 tiga
diagnosa sudah teratasi.

Kata Kunci: Nyeri Akut, Gastritis, Asuhan Keperawatan


Daftar Pustaka: 22 (2012 – 2022)

iv
MUHAMMADIYAH STIK PONTIANAK
NURSING NURSING STUDY PROGRAM
Final Scientific Work, July 2021

ROSTINA

Acute Pain In Mr. G with Gastritis in the Sambiloto Room at Kartika Husada
Hospital Level II
vii + 56 pages + 2 tables + 2 schemas

ABSTRACT

Background: World Health Organization (WHO) gastritis in the world, namely


America 47%, India 43%, England 22%, China 31%, Japan 14.5%, Canada 35%,
France 29.5%, and Indonesia 40, 8%. The Ministry of Health of the Republic of
Indonesia in 2018 had a high gastritis rate in cities in Indonesia, reaching 91.6%,
namely in Medan City, while Pontianak was 31.1%. According to data on gastritis
sufferers at Kartika Husada Level II Hospital, there was an increase in the number
of Gastritis sufferers in 2020, which was 287 patients, to 2021, which was 329
patients. Purpose: The purpose of writing this final scientific paper is to describe
the results of the nursing care process for Gastritis patients in the Sambiloto Room
at Kartika Husada Hospital Level II. Method: The method of solving the problem
in this final scientific paper is to use a strategy for implementing nursing care
including assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation.
Results: Based on subjective and objective data obtained 3 nursing diagnoses. After
implementation for 20-22 December 2021, three diagnoses have been resolved.

Keywords: Acute Pain, Gastritis, Nursing Care


Bibliography: 22 (2012 – 2022)

v
vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini dengan judul “Nyeri Akut Pada Tn. G

dengan Gastritis Di Ruang Sambiloto Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada”

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan di kampus STIK

Muhammadiyah Pontianak.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sebagai

tauladan kita semua. Teiring ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua

orang tua yang telah memberikan bantuan, dukungan serta kritik dan saran kepada

peneliti. Semoga Allah SWT, senantiasa membimbing kita dalam usaha serta niat

dalam rangka menjadi hamba yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Terima kasih

penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Ns. Haryanto, MSN., Ph.D selaku Ketua STIK Muhammadiyah

Pontianak.

2. Ibu Ns. Indah Dwi Rahayu, M.Kep selaku Plt. Ketua Prodi S1 Keperawatan

STIK Muhammadiyah Pontianak.

3. Bapak Ns. Syahid Amrullah, M. Kep selaku Pembimbing yang dalam

kesibukannya telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran kepada Karya

Ilmiah Akhir ini.

vi
vii

4. Orang tua saya yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil dan

selalu mendoakan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir

ini.

5. Direktur Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada yang telah mengizinkan saya

untuk melakukan penelitian dan membantu dalam melengkapi data-data yang

diperlukan sehingga Karya Ilmiah Akhir ini bisa diselesaikan.

6. Dosen dan seluruh Civitas Akademik STIK Muhammadiyah Pontianak yang

telah banyak membantu baik dalam ilmu yang diberikan maupun hal lain yang

membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini.

7. Rekan-rekan satu angkatan Prodi Ners STIK Muhammadiyah Pontianak yang

saling memberikan motivasi dan semangat dalam proses menyelesaikan Karya

Ilmiah Akhir ini.

Peneliti menyadari, bahwa Karya Ilmiah Akhir ini bukanlah merupakan proses

akhir dari sebuah penulisan, tapi merupakan langkah awal yang masih banyak

memerlukan perbaikan-perbaikan. Semoga Karya Ilmiah Akhir ini dapat memberi

kontribusi terbaik bagi perkembangan ilmu keperawatan ke depan. Aamiin.

Pontianak, 13 Juli 2022

Penulis

ROSTINA
SRP21318085

vii
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 5
1. Tujuan Umum ................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ................................................................... 5
C. Sistematika Penulisan................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Dan Konsep Masalah Utama yang diangkat ................ 8
B. Pengkajian ................................................................................. 18
C. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 19
D. Intervensi Keperawatan............................................................. 20
E. Implementasi Keperawatan ....................................................... 25
F. Evaluasi ..................................................................................... 26
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ................................................................................ 7
B. Analisa Data ............................................................................. 36
C. Diagnosa Keperawatan ............................................................ 37
D. Intervensi Keperawatan ............................................................ 37
E. Implementasi Keperawatan ....................................................... 39
F. Evaluasi .................................................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan proses asuhan keperawatan yang diberikan dari
pengkajian s/d evaluasi............................................................... 47
B. Pembahasan praktik profesi keperawatan dalam pencapaian target
kompetensi ................................................................................. 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Indonesia telah menghadapi masalah dengan semakin

modernnya zaman mengakibatkan semakin banyak penyakit yang muncul dari

perubahan gaya hidup manusia. Disamping itu peningkatan usia harapan hidup

sejalan dengan perbaikan sosio-ekonomi dan pelayanan kesehatan, juga ikut

berperan melalui peningkatan pravelensi penyakit degenerative. Gastritis

merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering

terjadi (Gustin, 2012). Gastritis atau sering disebut penyakit maag adalah

penyakit yang sangat mengganggu aktifitas sehari-hari jika tidak ditangani akan

bersifat fatal. Biasanya penyakit gastritis bisa terjadi pada orang-orang yang

memiliki pola makan yang tidak teratur dan sering memakan makanan yang

memproduksi asam lambung. Gejala-gejala sakit gastritis selain nyeri di daerah

ulu hati adalah mual, muntah kembung dan terasa sesak nafas, nafsu makan

menjadi menurun, wajah terlihat pucat, suhu badan meningkat, keluar keringat

dingin, pusing dan selalu bersendawa, pada kondisi yang lebih parah bisa

terjadi muntah darah (Wijoyo, 2012).

Badan penelitian kesehatan World Health Organization (WHO)

mengadakan tinjauan terhadap 8 negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil

persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, dimulai dari negara yang angka

1
2

kejadian penyakit gastritis paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase

mencapai 47%, kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43%, lalu

beberapa negara lainnya seperti Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,

Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan Indonesia 40,8% (WHO, 2015). Data angka

kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi, dari penelitian yang dilakukan oleh

Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 angka kejadian gastritis di beberapa kota

di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6 % yaitu di Kota Medan, lalu di

beberapa kota lainnya seperti Jakarta 50,0 %, Denpasar 46,0 %, Palembang 35,5

%, Bandung 32,5 %, Aceh 31,7 %, Surabaya 31,2 % dan Pontianak 31,1 %

(Kemenkes. RI, 2018). Menurut data penderita gastritis di Rumah Sakit

Tingkat II Kartika Husada menunjukan bahwa terjadi peningkatan angka

penderita Gastritis pada tahun 2020 dengan jumlah total dari bulan Januari-

Oktober sebanyak 287 penderita, jumlah ini meningkat pada tahun 2021 yaitu

dengan jumlah total dari bulan Januari-Oktober sebanyak 329 penderita pada

semua usia 30-40 tahun (Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat II Kartika

Husada, 2021).

Penyebab Gastritis reaksi imonologik dengan terbentuknya antibodi

terhadap sel parietal, gastritis akut menjadi kronik. Faktor lingkungan, kebiasaan

mengonsumsi alcohol, merokok, serta pemakaian OAINS (obat anti inflamasi

non steroid) secara kronik diduga berperan sebagai penyebab. Tanda dan gejala

dari gastritis adalah nyeri ulu hati, mual, muntah, rasa asam di mulut, dan

anoreksia (Rahayuningsih, 2012). Sedangkan menurut Price dan Wilson (2012)

penyebab gastritis akut adalah stres fisik dan makanan, minuman. Hal ini
3

disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada saluran pencernaan

sehingga menyebabkan gangguan pada produksi mukus dan fungsi sel epitel

lambung.

Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada penderita

gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak nyaman yang

sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat menjelaskan dan

mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarak et al., 2015). Nyeri di bagi menjadi

dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik

atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,

dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari tiga bulan (SDKI, 2016). Nyeri pada gastritis timbul

karena pengikisan mukosa yang dapat menyebabkan kenaikan mediator kimia

seperti prostaglandin dan histamine pada lambung yang ikut berperan dalam

merangsang reseptor nyeri (Sukarmin, 2012).

Memperhatikan efek yang ditimbulkan dari nyeri yang dirasakan maka

terapi untuk menurunkan nyeri merupakan kebutuhan pasien. Penatalaksanaan

nyeri dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu secara farmakologis dan non

farmakologis. Penatalaksanaan dengan farmakologis dengan pemberian obat

penghilang rasa nyeri, sedangkan secara non farmakologis merupakan tindakan

tertentu tanpa menggunakan obat (Potter & Perry, 2012). Salah satu terapi non-

farmakologi yang dapat diberikan pada penderita yang mengalami nyeri pada

gastritis adalah terapi komplementer (Indayani 2018). Beberapa tindakan

mandiri yang dapat di laksanakan perawat untuk membantu Pasien yaitu dengan
4

menggunakan manajemen nyeri untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri

dan meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri pasien yaitu dengan menggunakan relaksasi

genggam jari, teknik distraksi, relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat

efflurage, guided imaginary, kompres air hangat, teknik relaksasi otot progresif.

Teknik relaksasi adalah upaya untuk meningkatkan kontrol dan

kepercayaan diri dan mengurangi stres yang dirasakan (Parellangi, ddk 2019).

Perawat dapat melakukan tindakan komplementer keperawatan secara mandiri

yang dibagi menjadi beberapa kategori terapi salah satunya adalah terapi

genggam jari. Teknik genggam jari disebut juga finger hold (Fang et al. 2017)

menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat

mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman

jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi pada meredian

(energi channel) yang terletak pada jari tangan kita (Rogayah, 2017). Pinandita

(2012), dengan hasil ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap

penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di RS PKU

Muhammadiyah Gombong. Selanjutnya Salah satu teknik relaksasi yang

digunakan adalah teknik relaksasi genggam jari. Relaksasi dengan tangan dapat

mengendalikan dan memulihkan emosi yang akan membuat tubuh rileks. Dalam

keadaan santai secara alami akan memicu pelepasan hormon endorphin, hormon

ini berfungsi untuk menimbulkan perasaan senang dan menghilangkan stres

(Parellangi, ddk 2019).


5

Timbulnya nyeri terkadang dapat mempengaruhi aktivitas seseorang,

seseorang yang tidak dapat mengontrol nyeri yang ia rasakan terkadang

cenderung bingung untuk bergerak dan lebih pasif untuk mengurangi tingkat

nyeri. Hal ini menjadi perhatian perawat untuk membantu seseorang mengurangi

rasa nyeri yang dirasakan, baik secara mandiri maupun kolaborasi. Berdasarkan

latar belakang tersebut, maka penulis tertarik menyusun Karya Ilmiah Akhir

(KIA) dengan judul “Nyeri Akut Pada Tn. G dengan Gastritis Di Ruang

Sambiloto Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada”.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan pada karya ilmiah akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan umum

Tujuan dalam penulisan desain studi kasus ini adalah mengetahui asuhan

keperawatan pada Tn. G dengan nyeri akut pada diagnosa medis Gastritis

di Ruang Sambiloto Rumah Sakit TK II Kartika Husada.

2. Tujuan khusus

a. Memberikan gambaran pengkajian pada Tn. G dengan nyeri akut pada

diagnosa medis Gastritis di Ruang Sambiloto Rumah Sakit TK II

Kartika Husada.

b. Merumuskan diagnosis keperawatan pada Tn. G dengan nyeri akut

pada diagnosa medis Gastritis di Ruang Sambiloto Rumah Sakit TK II

Kartika Husada.
6

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada Tn. G dengan nyeri akut

pada diagnosa medis Gastritis di Ruang Sambiloto Rumah Sakit TK II

Kartika Husada.

d. Melaksanakan intervensi keperawatan pada Tn. G dengan nyeri akut

pada diagnosa medis Gastritis di Ruang Sambiloto Rumah Sakit TK II

Kartika Husada.

e. Mengevaluasi tindakan yang diberikan pada Tn. G dengan nyeri akut

pada diagnosa medis Gastritis di Ruang Sambiloto Rumah Sakit TK II

Kartika Husada.

f. Mengidentifikasi Proses Praktik Profesi dalam Pencapaian Target

C. Sistematika

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika

penulisan, antara lain:

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang, tujuan penulisan, dan

sistematika penulisan. BAB II Landasan teori, yang menjelaskan teori sesuai

dengan studi pelaksanaan terdiri dari: landasan toeri yang membahas tentang

gastritis, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis serta asuhan keperawatan

yang berisi tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, inetrvensi, implementasi

dan evaluasi. BAB III Asuhan keperawatan yang menjelaskan tetntang kasus

terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan

evaluasi. BAB IV Pembahasan yang menjelaskan tentang perbandingan teori

dan hasil studi kasus dilapangan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan
7

perencanaan, implementasi, dan evaluasi dan membahas tentang proses pratek

profesi dalam pencapaian target. BAB V Penutup tang terdiri dari kesimpulan

dan saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Konsep Masalah Utama

1. Konsep Dasar Nyeri Akut

Nyeri merupakan suatu penilaian subjektif yang hanya dapat

dirasakan oleh penderita itu sendiri, tidak dapat diukur pasti secara objektif

oleh praktisi kesehatan namun dapat menggunaakan skala yang ditetapkan

(Rosdahl dan Kowalski, 2017). Penilaian subjektif terhadap nyeri yang

dirasakan pasien selalu berbeda dengan individu lainnya, perasaan akan

nyeri tersebut tidak dapat digeneralisir. Pentingnya penggunaan skala yang

telah ada menjadi patokan perawat menentukan tingkat nyeri yang dialami

pasien.

Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional

yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan

onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, 2018). Seseorang yang mengalami

nyeri akut biasanya berlangsung kurang dari 3 bulan, namun hal tersebut

dipengaruhi dengan proses penanganan nyeri tersebut. Nyeri sendiri dapat

hilang apabila penyebab terjadinya nyeri dapat teridentifikasi dan mendapat

terapi dengan baik (Rosdahl dan Kowalski, 2017).

8
9

a. Fisiologis nyeri

Bahrudin (2017) mengemukakan mekanisme timbulnya nyeri melalui

proses multiple yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip,

sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan

penurunan inhibisi. Terdapat empat proses yang terjadi antara stimulus

cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri diantaranya:

1) Transduksi

Transduksi adalah proses terjadinya akhiran saraf eferen

menerjemahkan stimulus (misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls

nosiseptif. Terdapat tiga jenis tipe serabut saraf yang membantu

proses transduksi yakni serabut A-beta, A-delta, dan C. Serabut yang

berespon secara maksimal terhadap stimulasi non noksius

digolongkan sebagai serabut penghantar nyeri, atau nosiseptor.

Serabut termasuk kelompok ini adalah A-delta dan C. Silent

nocieptor, memiliki peran proses transduksi, yakni serabut daraf

aferen yang tidak berespon terhadap stimulasi ekternal tanpa adanya

mediator inflamasi.

2) Transmisi

Transmisi adalah proses impuls dihantarkan menuju kornu dorsalis

medulla spinalis, selanjutnya sepanjang traktus sensorik menuju

otak. Pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi

dibawa oleh Neufron aferen primer. Kemudian aksonnya berakhir di


10

kornu dorsalis medulla spinalis dan berhubungan dengan banyak

neuron spinal.

3) Modulasi

Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain

related neural signals). Proses ini terjadi di kornu dorsalis medual

spinalis, dan dapat saja terjadi pada level selanjutnya. Serangkaian

reseptor opioid seperti mu, kappa dan delta dapat ditemukan di

kornu dorsalis. Sistem nosiseptif memiliki jalur desending berasal

dar korteks frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya menuju

otak tengah (midbrain) dan medulla oblongata, selanjutnya menuju

medulla spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah

penguatan, atau bahkan penghambatan (blok) sinyal nosiseptif di

kornu dorsalis.

4) Persepsi

Persepsi nyeri ada proses seseorang sadar akan pengalaman nyeri.

Terjadinya persepsi hasil dari interaksi proses transduksi, transmisi,

modulasi, aspek psikologis, dan karakteristik individu lainnya.

Reseptor nyeri adalah adalah organ tubuh yang memiliki fungsi

menerima rangsang nyeri. Organ tubuh tersebut ialah ujung syaraf

bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang

berpotensi merusak. Reseptor nyeri juga disebut nociseptor. Secara

anatomis, nociseptor ada yang bermiyelin dan tidak bermiyelin dari

syaraf aferen.
11

b. Penyebab nyeri

Penyebab nyeri menurut SDKI (2018) sebagai berikut:

1) Agen pencedera fisiologis (misalnnya: inflamasi, iskemia,

neoplasma)

2) Agen pencendera kimia (misalnya: terbakar, bahan kimia, iritan)

3) Agen pencedera fisik (misalnya: abses, amputasi, terbakar,

terpotong)

c. Tanda dan gejala

1) Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif : mengeluh nyeri

b) Objektif : tampak meringis, bersikap protektif, gelisah,

frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.

2) Gejala dan tanda minor

a) Subjektif : -

b) Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu

makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri,

berfokus pada diri sendiri, diaforesis.

2. Konsep Dasar Gastritis

a. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut, kronis dan difus (local). Dua jenis

gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan

gastritis atropik kronis (Hardi & Huda, 2015). Gastritis adalah suatu
12

keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat

akut, kronis, dan lokal (Price & Wilson, 2012).

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa

lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi

dan infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya

infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2014).

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan

bahwa penyakit gastritis atau maag adalah suatu penyakit berupa

peradangan atau perdarahan mukosa oleh faktor iritasi dan infeksi

dibuktikannya dengan adanya tanda peradangan didaerah mukosa

lambung.

b. Klasifikasi Gastritis

Menurut Muttaqin (2012), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1) Gastritis akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang akut dengan kerusakan erosi (pengikisan) pada

bagian superficial (permukaan).

2) Gastritis kronik

Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan

dengan tiga perbedaan yaitu gastritis superficial (permukaan),

gastritis atrofi (pengecilan sel) dan gastritis hipertrofi (pembesaran

sel).
13

c. Etiologi

Menurut Rendy & Margareth (2015) sebagai berikut :

1) Obat analgetik-antiinflamasi terutama aspirin.

Hal tersebut menyebabkan peradangan pada lambung dengan

cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi

dinding lambung.

2) Merokok

Merokok dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding

lambung

3) Alkohol

Minuman alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada

dinding lambung

4) Stres

Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada

saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada produksi

mukus dan fungsi sel epitel lambung

5) Refluks usus lambung

Refluks usus lambung membuat dinding lambung lebih rentan

terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal sehingga,

dapat menyebabkan perdarahan.

d. Patofisiologi

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori,

virus, atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor


14

gastritis akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari

kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.

Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin

dan ibuprofen. Obat lain juga terlibat, misalnya anti inflamasi nonsteroid

(NSAID: misalnya indomestasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamida,

steroid, dan digitalis. Asam empedu, enzim pankreas, dan etanol juga

diketahui mengganggu sawar mukosa lambung (Dewit, Stromberg &

Dallred, 2016).

Respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.

Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi), kafein,

alkohol, dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. Infeksi H.

pylori lebih sering dianggap sebagai penyebab gastritis. Organisme

tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan

mukosa pelindung, meninggalkan daerah epitel yang gundul

mengakibatkan timbulnya rasa nyeri pada bagian lambung seseorang

yang mengalami gastritis karena terjadi inflamasi atau peradangan pada

mukosa lambung (Price and Wilson, 2012).


15

e. Pathway

Gambar 2.1 Pathway Penyakit Gastritis


Sumber : Dewit, Stromberg & Dallred (2016) dan Price and Wilson, 2012
16

f. Manifestasi Klinik

Menurut Dirksen, Lewis, Heitkemper, Bucher (2011), gejala

gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan perut penuh.

Gastritis akut, gambaran klinis adalah sebagai berikut:

a. Dapat terjadi ulserasi diagnostik dan dapat menimbulkan

hemoragik.

b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan,

mual, dan anoreksia. Disertai muntah dan cegukan.

c. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak

dimuntahkan.

g. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan farmakologi pada pasien dengan masalah gastritis

(Finkel, 2012) :

1) Antasida

Antasida adalah basa lemah yang bereaksi dengan asam

hidroklorik, membentuk garam dan air untuk mengurangi

keasaman lambung. Enzim pepsin tidak aktif pada pH lebih

tinggi dari empat, maka penggunaan antasida juga dapat

mengurangkan aktivitas pepsin. Obat ini juga memiliki efek

pengurangan kolonisasi H. pylori dan merangsang sintesis

prostaglandin.
17

2) H2 Bloker

Meskipun antagonis histamin reseptor H2 menghambat

histamin pada semua reseptor H2 namun penggunaan klinis

utamanya ialah sebagai penghambat sekresi asam lambung.

Penggunaan obat antagonis reseptor H2 digunakan untuk

menghambat sekresi asam lambung yang dikatakan efektif

bagi menghambat sekresi asam nokturnal

3) Proton Pump Inhibitor

Mekanisme kerja PPI adalah memblokir kerja enzim

K+H+ATPase (pompa proton) yang akan memecah

K+H+ATP menghasilkan energi yang digunakan untuk

mengeluarkan asam HCl dari kanalikuli sel parietal ke dalam

lumen lambung. PPI mencegah pengeluaran asam lambung

dari sel kanalikuli, menyebabkan pengurangan rasa sakit

pasien tukak, mengurangi aktifitas faktor agresif pepsin

dengan pH >4 serta meningkatkan efek eradikasi oleh regimen

triple drugsPada dosis standar baik lansoprazol atau

omeprazol menghambat sekresi asam lambung basal dan

sekresi karena rangsangan lebih dari 90%.

b. Penatalaksanaan nonfarmakologi pada pasien dengan masalah

gastritis :

1) Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu

terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu,


18

makan sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan

yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti

kopi, teh, makanan pedas dan kol.

2) Konseling dan edukasi pasien serta keluarga mengenai

faktor risiko terjadinya gastritis.

h. Komplikasi

Komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan

gastritis kronik. Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan

saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena.

Komplikasi ini dapat berakhir syok hemoragik. Gastritis kronik

komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,

perforasi dan anemia (Mansjoer, 2012).

B. Pengkajian

Menurut Rendy & Margareth (2015) asuhan keperawatan pada gastritis

sebagai berikut :

1. Pengkajian

a. Apakah pasien mengeluh nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual, muntah

b. Kapan terjadinya gejala, apakah sebelum makan, setelah makan, setelah

mencerna makanan pedas, obat-obatan, tertentu atau alkohol

c. Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan,

minum, terlalu banyak atau makan terlalu cepat

d. Bagaimana gejalanya berkurang atau hilang.

e. Apakah ada riwayat penyakit , lambung sebelumnya


19

f. Apakah pasien ada muntah darah atau tidak

g. Adakah nyeri tekan/ abdomen

h. Dehidrasi atau perubahan turgor kulit atau membran mukosa kering.

2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dignostik menurut Rendy & Margareth (2015) sebagai

berikut :

a. Endoscopy : Pemeriksaan ini dilakukan gastroscopy ditemukan muksa

yang hiperemik.

b. Pemeriksaan Histopatologi : Pemeriksaan ini akan mengasilkan

penampakan pada kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah

melewati mukosa muskularis.

c. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan ini untuk mengetahui kadar

asam hidroklorida.

d. Analisa Gaster : Pemeriksaan ini untuk mengetahui tingkat sekresi hcl,

biasanya sekresi hcl menurun.

e. Gastrocopy : Pemeriksaan ini untuk mengetahui permukaan mukosa

(perubahan), mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil

jaringan untuk biopsi.

f. Radiology : Pemeriksaan ini menggunakan sinar x gastrointestinal

bagian atas.

C. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons

Pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya


20

baik berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan

untuk mengidentifikasi respons Pasien individu, keluarga dan komunitas

terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. diagnosa keperawatan yang

sering muncul pada kasus gastritis yaitu (SDKI DPP PPNI 2017) :

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan

pasien mengeluh nyeri (D. 0077).

2 Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk

makan) (D. 0019.

3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D. 0056).

4 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.

0111).

D. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjekan oleh

perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk

mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (SIKI DPP PPNI 2018) (SLKI

DPP PPNI 2019).

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :

1) Keluhan nyeri menurun

2) Meringis menurun

3) Gelisah menurun

4) Pola napas membaik


21

Intervensi:

Observasi

a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

nyeri

b) Identifikasi skala nyeri

c) Identifikasi respons nyeri non verbal

d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri pada kualitas

hidup

g) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

h) Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.

TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,

aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompret hangat/dingin,

terapi bermain)

b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan)

c) Fasilitasi istirahat dan tidur

d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri
22

Edukasi

a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

b) Jelaskan strategi meredakan nyeri

c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk

makan) Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil :

1) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat

2) Frekuensi makan membaik

3) Nafsu makan membaik

Intervensi :

Observasi

a) Identifikasi status nutrisi

b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

c) Identifikasi makanan yang disukai

d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

f) Monitor asupan makanan

g) Monitor berat badan


23

h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)

c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

f) Berikan suplemen makanan, jika perlu

g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral

dapat ditoleransi

Edukasi

a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu

b) Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri

antiemetik), jika perlu

b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis

nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil :

1) Frekuensi nadi meningkat

2) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat


24

3) Frekuensi napas membaik

Intervensi:

Observasi

a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan

b) Monitor kelelahan fisik dan emosional

c) Monitor pola dan jam tidur

d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

a) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,

kunjungan)

b) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif

c) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan

d) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau

berjalan

Edukasi

a) Anjurkan tirah baring

b) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

c) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak

berkurang

d) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan


25

d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keparawatan

diharapkan tingkat pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil :

1) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat

2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat

3) Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

Intervensi:

Observasi

a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan

motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

c) Berikan Kesempatan untuk bertanya

Edukasi

a) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat

E. Impelementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah fase ketika perawat

mengimplementasikan intervensi keperawatan. implementasi merupakan


26

langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat

untuk dikerjakan dalam rangka membantu Pasien untuk mencegah, mengurangi

dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah

keperawatan dan kesehatan (Nursalam, 2014). Catatan keperawatan biasanya

menggunakan format yang sudah tersturktur. Biasanya menggunakan DAR:

D: Informasi subjektif dan objektif

A: Tindakan segera dan atau selanjutnya

R: Respons Pasien terhadap tindakan

F. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses keperawatan yang bertujuan untuk mengetahui

keberhasilan tindakan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi terbagi

menjadi dua (Nursalam, 2014) yaitu :

1. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif berfokus pada tinfakan keperawatan dan hasil tindakan

keperawatan. Evaluasi formatif menggunakan rumusan SOAP yaitu

subjektif (data berupa keluhan Pasien), objektif (data hasil pemeriksaan atau

observasi), analisa data (perbandingan data dan teori), dan perencanaan.

2. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan

keperawatan yang diberikan kepada Pasien.


BAB III

ASUHAN KEPEREWATAN

Bab ini menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada Pasien

Tn G, Nyeri Akut dengan gatritis di Ruang Sambiloto Rumah Sakit TK II Kartika

Husada. Asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari mulai dari tanggal 20

Desember 2021 sampai dengan 22 Desember 2021.

A. Pengkajian Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Pasien berinisial Tn. G berumur 52 tahun beragama Islam dan berasal

dari suku Melayu, dengan tingkat pendidikan SD, bekerja sebagai kepala

keluarga, Pasien sudah menikah, tinggal di Jalan Sungai Raya Dalam.

Dirawat sejak 19 Desember 2021, jam masuk 12.10 WIB, dengan

diagnosis gastritis dengan nomor rekam medis 557121.

b. Riwayat penyakit sekarang

Tanggal Masuk : 19 Desember 2021 jam 12.20 WIB

Tanggal Pengambilan data : 20 Desember 2021 jam 08.00 WIB

Diagnosa Medis Waktu Masuk : Gastritis

Cara Masuk : Via IGD

Masuk ditemani oleh : Istri

Keadaan Waktu Masuk :

Kesadaran : Compos mentis

TTV : TD = 120/85mmHg

27
28

N = 80 x/menit

S = 36,5 C

RR = 20x/menit

SPO 2 = 100%

Keluhan yang dirasakan sekarang : Pasien mengatakan nyeri ulu hati

sejak 2 hari yang lalu, Pasien mengatakan lemas dan tampak lemah.

Pasien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati. karakteristik nyeri : P :

saat bergerak, Q : di tusuk-tusuk, R : ulu hati, S : 5 (sedang), dan T :

Intermiten (hilang datang). Pasien tampak meringis. Terdapat nyeri ulu

hati.

Pasien mengatakan susah tidur malam. Pasien mengatakan tidur kurang

lebih 3-4 jam pada malam hari. Pasien tampak lelah. Pasien memiliki

kantong mata warna hitam. Pasien menguap,

Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya . Pasien

dan keluarga sering bertanya-tanya tentang penyakit. Pasien tampak

binggung.

c. Riwayat kesehatan yang lalu

1) Penyakit

a) Hospitalisasi

Pasien mengatakan belum pernah dirawat sebelumnya.

b) Operasi

Pasien mengatakan tidak pernah dioperasi.

c) Penyakit yang paling sering diderita


29

Keluarga Pasien mengatakan Pasien paling sering mengalami

hanya demam batuk pilek.

2) Alergi

a) Tipe

Pasien mengatakan bahwa ia tidak ada alergi terhadap obat.

b) Reaksi

Pasien mengatakan bahwa tidak ada alergi.

c) Pengobatan

Pasien mengatakan tidak permah minum obat alergi.

3) Imunisasi

Pasien mengatakakn ia sudah lupa dulu saat kecil telah mendapat

imunisasi

4) Kebiasaan

a) Alkohol

Pasien mengatakan tidak pernah mengonsumsi minuman

keras

b) Merokok

Pasien mengatakan ia tidak merokok.

5) Pola tidur

Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya istirahat tidur ± 7-8 jam.

Pasien mengatakan jarang istirahat tidur siang. Pasien mengatakan

ketika tidurnya terasa nyenyak. Saat tidur dirumah sakit, Pasien

mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam per hari. Pasien tampak
30

lelah, Pasien menguap, serta Pasien memiliki kantong mata warna

hitam dan Pasien tampak menguap.

6) Pola latihan

Pasien mengatakan tidak ada latihan yang ia lakukan dalam

keseharian

7) Pola nutrisi

Pasien mengatakan tidak ada pantangan atau makanan yang tidak

disukai. Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya makan 2x

sehari dengan porsi 1 piring dan air minum biasanya mampu

menghabiskan ± 1 liter. Pasien mengatakan saat sakit Pasien

mampu menghabiskan setiap jatah makan yang didapat, dan

menghabiskan air minum ± 500 ml saat dirawat.

d. Riwayat keluarga

1) Genogram

Skema 3. 1
Keterangan :

: laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Serumah

X : Meninggal
31

Tn. G memiliki 1 saudara perempuan, dia anak pertama dari dua


bersaudara. Tn. G memiliki 2 putra dan saat ini mereka tinggal
serumah.
2) Faktor resiko penyakit dalam keluarga

Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit

keturunan.

e. Riwayat lingkungan

1) Kebersihan

Pasien mengatakan lingkungan disekitar rumah masih bersih

karena berada di dalam gang yang agak jauh dari jalan raya.

2) Bahaya kesehatan

Pasien mengatakan tidak ada faktor yang mempengaruhi bahaya

kesehatan di sekitar lingkungan.

3) Polutan

Pasien mengatakan tidak ada sumber polutan sehari-hari, hanya

saja saat kabut asap daerah lingkungan rumah terkena kabut asap.

f. Riwayat psikososial

1) Bahasa yang digunakan

Pasien mengatakan bahasa yang digunakan sehari-hari adalah

bahasa melayu.

2) Organisasi di masyarakat

Pasien mengatakan tidak mengikuti organisasi di masyarakat.

3) Sumber dukungan di masyarakat

Pasien mengatakan selama ia sakit tidak ada dukungan dari

masyarakat, hanya keluarganya saja.


32

4) Suasana hati

Pasien mengatakan perasaannya biasa saja ketika mengalami hal

ini, karena pernah mengalami hospitalisasi dan tindakan operasi di

masa lalunya.

5) Tingkat perkembangan

Pasien mengatakan ia masih memiliki tanggung jawab sebagai

suami.

g. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Inspeksi : Tampak simteris, distribusi rambut mulai jarang atau

tidak lebat, rambut hitam, sebagian berwarna hitam, kulit

bersih

Palpasi : Tidak ada massa atau nodul, tidak ada nyeri tekan

2) Mata

Inspeksi : Bentuk mata simetris dan terlihat kantong mata warna

hitam.

Palpasi : Tidak ada massa atau nodul, tidak ada nyeri tekan

3) Hidung

Inspeksi : Bentuk hidung simertis, kebersihan hidung baik

Palpasi : Tidak ada massa atau nodul, tidak ada nyeri tekan

4) Telinga

Inspeksi : Bentuk telinga simetris, kebersihan /sirument telinga

bersih, tidak ada massa atau nodul.

Palpasi : Tidak ada massa atau nodul, tidak ada nyeri tekan.
33

5) Mulut dan tenggorokan

Inspeksi mulut : Kebersihan mulut baik, terdapat gigi berlubang,

gigi tampak bersih.

Inspeksi tenggorokan: Tidak ada massa atau nodul

6) Leher

Inspeksi: Leher simetris, tidak ada massa atau nodul

Palpasi: Tidak ada massa atau nodul, tidak ada nyeri tekan, tidak

ada pembengkakan kelenjar tiroid

7) Kelenjar limfe

Inspeksi : Tidak ada massa atau nodul.

Palpasi : Tidak ada pembengkakan, tidak keras, tidak ada nyeri

tekan.

8) Paru-paru

Inspeksi : Paru-paru simetris, tidak ada pernapasan dengan

bantuan otot dada, tidak ada massa atau nodul.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa atau nodul

Perkusi : Terdengar suara sonor pada daerah atas paru-paru

Auskultasi: Bunyi paru-paru vesikuler, tidak ada bunyi tambahan

9) Jantung

Inspeksi : Tidak ada massa atau nodul

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa atau nodul

Perkusi : Terdengar batas-batas jantung dan paru-paru

Auskultasi: Terdengar suara lup dup (S1 dan S2).


34

10) Abdomen

Inspeksi : Perut simetris, tidak ada bekas trauma, tidak ada massa

atau nodul.

Palpasi : Ada nyeri tekan pada area gastritis, Tidak ada massa atau

nodul, dan tidak ada pembesaran atau pembengkakan

organ

Auskultasi: Bising usus terdengar samar. Bising usus terdengar

17x/menit

Elminasi : Sebelum sakit Pasien BAK 4-5 x/hari dan BAB setiap

1x/hari. Saat sakit Pasien BAK 2-3 dan BAB 1x/ hari.

11) Ekstremitas Hasil pemerikasaan kekuatkan otot :

a) Ektremitas atas

Inspeksi : Terpasang infus RL 20 Tpm, tampak simetris, tidak

ada tampak penyakit kult, tidak tampak deformitas,

jari lengkap.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa atau nodul,

tidak ada kelainan bentuk dan deformitas

b) Ekstremitas bawah

Inspeksi : Tampak simetris, tidak ada tampak penyakit kult,

tidak tampak deformitas, jari lengkap.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa atau nodul,

tidak ada kelainan bentuk dan deformitas

5555 5555

5555 5555
35

12) Kulit

Inspeksi : Kulit tampak bersih, kulit berwarna sawo matang, tidak

ada edema

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, nodul atau massa, CRT 3 detik

13) Genitalia atau reproduksi

Inspeksi : Tidak terkaji.

Palpasi : Tidak terkaji.

h. Pengetahuan Tentang penyakit

Pengetahuan tentang penyakit kurang tentang penyakit dan

perawatannya dibuktikan dengan tampak bingung saat ditanya tentang

penyakit dan perawatannya. Pasien mengatakan tidak tahu tentang

penyakit yang di deritanya. Pasien dan keluarga sering bertanya -tanya

tentang penyakit.

i. Data spiritual :

Pasien beragama Islam mengerjakan sholat di 5 waktu di rumah tepat

saat mendengarkan panggilan Adzan berkumandang. Saat sakit tetap

sholat di tempat tidur dibantu keluarga.

j. Data penunjang

1) Laboratorium

Hasil laboratorium pada tanggal 20 Desember 2021, pukul 08.00

WIB sebagai berikut:


36

Parameter Satuan Normal ranges


WBC = 5,5 10 9/l 3,5 - 10,0
RBC = 4,20 10 12/l 3,50 - 5,50
HGB =12,4 g/dl 11,5 -16,5
HCT = 46,0 % 35,0 - 55,0
PLT = 216 10 9/l 150 – 400
PCT = 0,17 % 0,01 - 9,99
MPV = L 7,4 Fl 8,0 - 11,0
PDW = 9,9 Fl 0,1 - 99,9
MCV = 94,7 Fl 75,0 - 100,0
Tabel 3. 1 Pemeriksaan Penunjang
2) Rapid test

Tanggal 20 Desember 2021 Hasil : Non reactive.

3) Terapi pengobatan

Terapi pengobatan tanggal 20 Desember 2021

1) Terapi cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit .

2) Terapi obat

Nama Dosis Hari/ waktu pemberian


obat 20-12-2021 21-12-2021 22-12-2021
Sucralfat 2 x 20 mg 10.00 22.00 10.00 22.00 10.00 22.00
(2 sendok)
Antasida 2 x 20 mg 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 10.00
(2 sendok)
Ranitidin 2 x 50 mg 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 10.00
Tabel 3. 2 Terapi Obat

B. Analisa Data

Setelah melakukan pengkajian pada Tn. G tanggal 20 Desember 2021, maka

selanjutnya dilakukan analisa data sebagai berikut:

1. Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati.

karakteristik nyeri : P : saat bergerak, Q : di tusuk-tusuk, R : ulu hati, S : 5


37

(sedang), dan T : Intermiten (hilang datang). Data Objektif : Pasien tampak

meringis. Terdapat nyeri ulu hati, dan TTV : TD: 120/85 mmHg, N: 80

X /menit R: 20 X / menit S : 36,5oC, Masalah Keperawatan adalah : Nyeri

Akut.

2. Data Subjektif : Pasien mengatakan susah tidur malam hari. Pasien

mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam pada malam hari. Data Objektif :

Pasien tampak lelah. Pasien memiliki kantong mata warna hitam. Pasien

menguap, Masalah keperawatan adalah : Gangguan Pola Tidur

3. Data Subjektif : Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang

dideritanya . Data Objektif : Pasien dan keluarga sering bertanya-tanya

tentang penyakit. Pasien tampak binggung. Masalah Keperawatan adalah :

Defisit Pengetahuan.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

D. Rencana Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan tingkat nyeri menurun Dengan kriteria hasil sebagai berikut:

keluhan nyeri menurun (5). Rencana keperawatan yang diberikan ialah


38

Observasi : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi. Frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri. Identifikasi respon nyeri verbal.

Terapeutik : Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(mis. Genggam jari). Edukasi : Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri dengan cara genggam jari. Rasional Mengetahui

karakteristik nyeri, Meningkatkan rasa rileksasi, Mengurangi nyeri Pasien.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan

Tujuan : Setelah dilakukan rencana keperawatan selama 3x24 jam maka

Pola Tidur membaik dengan kriteria hasil : Keluhan sulit tidur menurun.

Keluhan sering terjaga menurun. Keluhan tidak puas tidur menurun.

Keluhan pola tidur berubah menurun. Rencana Tindakan keperawatan:

Observasi : Identifikasi pola aktivitas dan tidur. Identifikasi factor

pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis). Identifikasi makanan dan

minuman yang mengganggu tidur (mis kopi,the,alcohol,makan mendekati

waktu tidur ,minum banyak air waktu tidur). Terapeutik : Modifikasi

Lingkungan (misnya pencahayaan kebisingan suhu,matras dantempat

tidur). Batasi waktu tidur siang,jika perlu. Sesuaikan jadwal pemberian obat

dana tau tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga. Edukasi : Anjurkan

menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur seperti kopi.

Rasional Mengetahui tanda gangguan pola tidur. Meningkatkan rasa rilek

Pasien. Mencegah pola tidur terganggu.

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam tingkat

pengetahuan meningkat dilihat dari kemampuan menjelaskan pengetahuan


39

tentang suatu topik meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan

meningkat, pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun. Adapun

Rencana tindakan keperawatan : Observasi Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi. Identifikasi faktor-faktor yang

meningkatkan dan motivasi perilaku. Terapeutik : Jadwalkan Pendidikan

kesehatan sesuai kesepakatan. Berikan kesempatan untuk bertanya.

Edukasi : Jelaskan tentang penyakit gastritis dan faktor resiko yang

mempengaruhi kesehatan. Rasional Mengetahui tingkat pengetahuan

Pasien, Meningkatkan pengetahuan Pasien, Mencegah terjadinya penyakit

berulang.

E. Implementasi Keperawatan

1. Implementasi pada hari Senin tanggal20 Desember 2021 pukul 08.00. Data

Data Subjektif: Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang, P: Saat

bergerak, Q: Seperti ditusuk-tusukan, R: Dibagian ulu hati. S: Skala 5, T:

intermiten. Data Objektif: Pasien tampak meringis. Terdapat nyeri ulu hati.

Pasien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam, TTV yakni TD:

120/185 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5˚ C. Action:

Manajemen nyeri: mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi

faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, monitor efek samping

analgetik, memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.

Respon : Lokasi nyeri pada ulu hati, nyeri seperti ditusuk-tusuk, waktu

hilang timbul 5-7 menit, skala nyeri 5, saat proses berlangsung pasien

kooperatif dan mengikuti intruksi relaksasi nafas dalam.


40

Implementasi pada hari Selasa tanggal 21 Desember 2021 pukul 08.20.

Data : Data Subjektif: Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang, P: Saat

bergerak, Q: Seperti ditusukan, R: Dibagian ulu hati. S: Skala 4, T:

intermiten (hilang datang). Data Objektif: Pasien tampak meringis.

Terdapat nyeri ulu hati. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi napas

dalam, TTV yakni TD: 120/90 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S:

36,5˚ C. Action : Manajemen nyeri: mengidentifikasi lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri,

mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, monitor

efek samping analgetik, memberikan teknik nonfarmakologi untuk

mengurangi rasa nyeri. Respon : Lokasi nyeri pada ulu hati, nyeri seperti

ditusuk-tusuk, waktu hilang timbul 2-3 menit, skala nyeri 4, saat proses

berlangsung pasien kooperatif dan mengikuti intruksi relaksasi nafas dalam.

Implementasi pada hari rabu tanggal 22 Desember 2021 pukul 08.40. Data

Data Subjektif: Pasien mengatakan nyeri pada area ulu hatitidak ada lagi.

Data Objektif : Pasien tidak meringis lagi. Tidak ada nyeri ulu hati. Pasien

dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam, TTV yakni TD: 120/80

mmHg, N: 78x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,2˚ C. Action : Manajemen

nyeri: mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi faktor yang

memperberat dan memperingan nyeri, monitor efek samping analgetik,

memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri, Respon :

Nyeri pada ulu hati sudah tidak ada lagi serta pasien kooperatif dan

mengikuti intruksi relaksasi nafas dalam.


41

2. Implementasi pada hari Senin tanggal 20 Desember 2021 pukul 14.00 Data

Subjektif : Pasien mengatakan susah tidur. Pasien mengatakan tidur kurang

lebih 3-4 jam per hari. Data Objektif : Pasien tampak lelah. Pasien memiliki

kantong mata warna hitam. Pasien menguap. Action : Mengintifikasi

makanan dan minuman yang mengganggu tidur : kopi dan makan mendekati

waktu tidur. Modifikasi Lingkungan: dengan mengganti dengan lampu tidur.

Mengjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur seperti

kopi. Respon : Pasien sudah tampak mau tidur, biasa minum kopi sebelum

tidur, tampak mengganti lampu tidur serta pasien kooperatif.

Implementasi pada hari Selasa tanggal 21 Desember 2021 pukul 14.20 Data

Subjektif : Pasien mengatakan sudah mulai bisa tidur. Pasien mengatakan

tidur kurang lebih 4-5 jam per hari. Data Objektif : Pasien tampak Lelah

berkurang. Pasien memiliki kantong mata mulai berkurang warna hitam.

Pasien sesekali masih menguap. Action : Mengintifikasi makanan dan

minuman yang mengganggu tidur : kopi, teh, dan makan mendekati waktu

tidur. Modifikasi Lingkungan dengan mengganti dengan lampu tidur.

Mengjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur seperti

kopi. Respon : Pasien sudah tampak mau tidur kurang lebih 4-5 jam/hari,

biasa minum kopi sebelum tidur, tampak mengganti lampu tidur serta pasien

kooperatif.

Implementasi pada hari Rabu tanggal 22 Desember 2021 pukul 14.40 Data

Subjektif : Pasien mengatakan sudah bisa tidur. Pasien mengatakan tidur

kurang lebih 5-7 jam per hari. Data Objektif : Pasien tampak rileks.. Pasien

memiliki kantong mata tidak ada lagi.. Pasien tidak menguap, Action :
42

Mengintifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur : kopi, teh,

dan makan mendekati waktu tidur. Modifikasi Lingkungan: dengan

mengganti dengan lampu tidur. Mengjurkan menghindari makanan/minuman

yang mengganggu tidur seperti kopi. Respon : Pasien sudah tampak mau tidur

kurang lebih 5-7 jam/hari, biasa minum kopi sebelum tidur, tampak

mengganti lampu tidur serta pasien.tampak rileks.

3. Implementasi pada hari Senin tanggal 20 Desember 2021 pukul 14.00 Data

Subjektif : Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya.

Data Objektif : Pasien dan keluarga sering bertanya-tanya tentang penyakit.

Pasien tampak binggung. Action : Mengidentifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi. Mengidentifikasi faktor-faktor yang

meningkatkan dan motivasi perilaku. Membuat jadwalkan Pendidikan

kesehatan sesuai kesepakatan yaitu jam 10.00 pagi Selasa, tanggal 21

Desember 2021. Memberikan kesempatan untuk bertanya. Menjelaskan

tentang penyakit gastritis dan faktor resiko yang mempengaruhi kesehatan.

Respon: Pasien setuju akan kesepakatan yaitu jam 10.00 pagi Selasa untuk

diberikan pendidikan kesehatan pada tanggal 21 Desember 2021, serta pasien

bertanya tentang penyakit gastritis seperti penyebabnya.

Implementasi pada hari Selasa tanggal 21 Desember 2021 pukul 09.50 Data

Subjektif : Pasien mengatakan sudah tahu tentang penyakit yang

dideritanya. Data Objektif : Pasien dan keluarga sering bertanya-tanya

tentang penyakit. Pasien tampak tidak binggung lagi. Pasien dann keluarganya

dapat menjelaskan Kembali terkait penyakit dan cara mencegah gastritis

berulang. Action : Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima


43

informasi. Mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan dan motivasi

perilaku. Memberikan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan pukul 09.00

hari ini. Memberikan kesempatan untuk bertanya. Menjelaskan tentang

penyakit gastritis dan faktor resiko yang mempengaruhi Kesehatan. Respon:

Pasien kooperatif, mengikuti pembelajaran serta pasien dapat menjelaskan

seperti tentang penyebab penyakit, pencegahan penyakit gastritis berulang.

F. Evaluasi

1. Nyeri Akut

Evaluasi pada hari Senin tanggal 20 Desember 2021 pukul 14.30

Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang, P: Saat

digerakan, Q: Seperti ditusuk-tusuk, R: Dibagian ulu hati. S: Skala 5, T:

intermiten. Data Objektif : Pasien tampak meringis. Terdapat nyeri ulu

hati. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam, TTV yakni TD:

120/85 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5˚ C. Action : Masalah

teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi : Manajemen nyeri:

mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi faktor yang

memperberat dan memperingan nyeri, monitor efek samping analgetik,

memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.

Evaluasi pada hari Selasa tanggal 21 Desember 2021 pukul 14.30. Data

Subjektif: Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang, P: Saat bergerak, Q:

Seperti ditusukan, R: Dibagian ulu hati. S: Skala 4, T: intermiten (hilang

datang). Data Objektif: Pasien tampak meringis. Terdapat nyeri ulu hati.

Pasien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam, TTV yakni TD:
44

120/90 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5˚ C. Action : Masalah

teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi : Manajemen nyeri:

mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi faktor yang

memperberat dan memperingan nyeri, monitor efek samping analgetik,

memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.

Evaluasi pada hari Rabu tanggal 22 Desember 2021 pukul 14.30. Data

Subjektif: Pasien mengatakan nyeri pada area ulu hatitidak ada lagi. Data

Objektif: Pasien tidak meringis lagi. Tidak ada nyeri ulu hati. Pasien dapat

melakukan teknik relaksasi napas dalam, TTV yakni TD: 130/80 mmHg,

N: 78x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,2˚ C. Action : Masalah teratasi. P:

Hentikan intervensi.

2. Gangguan Pola Tidur

Evaluasi pada hari Senin tanggal 20 Desember 2021 pukul 14.30

Data Subjektif : Pasien mengatakan susah tidur malam. Pasien

mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam pada malam hari. Data Objektif :

Pasien tampak Lelah. Pasien memiliki kantong mata warna hitam. Pasien

menguap. Action : Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi :

Mengintifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur : kopi,the,

dan makan mendekati waktu tidur. Modifikasi Lingkungan: dengan

mengganti dengan lampu tidur. Mengjurkan menghindari

makanan/minuman yang mengganggu tidur seperti kopi.

Evaluasi pada hari Selasa tanggal 19 Desember 2021 pukul 14.30. Data

Subjektif : Pasien mengatakan sudah mulai bisa tidur malam. Pasien


45

mengatakan tidur kurang lebih 4-5 jam pada malam hari. Data Objektif :

Pasien tampak Lelah berkurang. Pasien memiliki kantong mata mulai

berkurang warna hitam. Pasien sesekali masih menguap, Action : Masalah

teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi : Mengintifikasi makanan dan

minuman yang mengganggu tidur : kopi,the, dan makan mendekati waktu

tidur. Modifikasi Lingkungan: dengan mengganti dengan lampu tidur.

Mengjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur

seperti kopi.

Evaluasi pada hari Rabu tanggal 22 Desember 2021 pukul 14.30. Data

Subjektif : Pasien mengatakan sudah bisa tidur malam. Pasien mengatakan

tidur kurang lebih 5-7 jam pada malam hari. Data Objektif : Pasien tampak

rileks. Pasien memiliki kantong mata tidak ada lagi. Pasien tidak menguap,

Action : Masalah teratasi. P: Hentikan intervensi.

3. Defisit Pengetahuan

Evaluasi pada hari Senin tanggal 20 Desember 2021 pukul 14.30

Data Subjektif : Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang

dideritanya. Data Objektif : Pasien dan keluarga sering bertanya-tanya

tentang penyakit. Pasien tampak binggung. Action : Masalah teratasi

sebagian. P: Lanjutkan intervensi : Mengidentifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi. Mengidentifikasi faktor-faktor

yang meningkatkan dan motivasi perilaku. Membuat jadwalkan

Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan yaitu jam 19.00 pagi Selasa,

tanggal 19 Desember 2021. Memberikan kesempatan untuk bertanya.


46

Menjelaskan tentang penyakit gastritis dan faktor resiko yang

mempengaruhi Kesehatan.

Evaluasi pada hari Selasa tanggal 21 Desember 2021 pukul 14.30. Data

Subjektif : Pasien mengatakan sudah tahu tentang penyakit yang

dideritanya. Data Objektif : Pasien dan keluarga sering bertanya-tanya

tentang penyakit. Pasien tampak tidak binggung lagi. Pasien dann

keluarganya dapat menjelaskan Kembali terkait penyakit dan cara

mencegah gastritis berulang. . Action : Masalah teratasi sebagian. P:

Hentikan intervensi :
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini memberikan ulasan dan bahasan mengenai asuhan keperawatan yang

diberikan kepada Tn. G ditinjau dari sudut pandang konsep dan teori. Pembahasan

difokuskan pada aspek pengkajian dan diagnosis keperawatan, perencanaan,

implementasi, serta evaluasi.

A. Pembahasan Proses Asuhan Keperawatan (Pengkajian, Diagnosis

Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 Desember 2021 jam 08.30

didapatkan hasil data pada Tn. G juga mengalami masalah nyeri dengan

keluhan nyeri skala 5, masalah gangguan pola tidur dengan tanda gejala

Pasien mengeluh hanya bisa tidur 3-4 jam pada malam hari, dan mata

terdapat lingkaran hitam. Masalah pada Tn. G pengetahuan dengan keluhan

Pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakiut yang di deritanya dan

Pasien sering bertanya tentang penyakitnya dan tampak bingung saat dikaji.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum dan tanda-tanda vital : adanya

peningkatan tekanan darah, pusing, sakit ulu hati berat bagian tengkuk

(Muttaqin, 2012). Sesuai dengan pendapat Nurarif dan Kusuma (2016) yang

menjelaskan bahwa pengkajian keperawatan pada pasien dengan masalah

gastritis memiliki keluhan sebagai berikut nyeri, masalah pola tidur,

47
48

masalah cemas pada penyakitnya dan pengetahuan yang kurang. Sedangkan

menurut PPNI (2016) masalah yang muncul berupa defisit pengetahuan.

Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial

atau yang digambarkan sebagai kerusakan; awitan yang tiba-tiba atau

lambat dengan intensitas dari ringan hingga berat, terjadi konstan atau

berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung

kurang dari 3 bulan (Nanda, 2015). Menurut penulis nyeri akut adalah nyeri

yang terjadi setelah cidera akut, penyakit, atau tindakan bedah dan memiliki

awitan cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan

berlangsung kurang dari 3 bulan. Sedangkan penyebab nyeri pada Tn. G

karena proses penyakit yaitu gastritis.

Faktor pendukung yang penulis dapatkan dalam melakukan asuhan

keperawatan ini adalah Pasien dan keluarga Pasien sangat kooperatif pada

saat dilakukan pengkajian, Pasien menjelaskan semua keluhan yang

dirasakan sehingga penulis dapat data dengan cukup lengkap berdasarkan

ungkapan Pasien dan keluarga. Sedangkan faktor penghambat yang

dirasakan penulis adalah penulis kurangnya kemampuan penulis dalam

memodifikasi pada saat pengkajian serta waktu yang cukup terbatas pada

saat pelaksanaan pengkajian terhadap Tn. G.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang didapat dari Analisa data pada tanggal 20

Desember 2022 terhadap Tn. G sebagai berikut: Nyeri akut berhubungan

dengan Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma).


49

Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan. Defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang

penyakit gastritis. Sedangkan diagnosa intoleransi aktivitas tidak muncul

karena memang tidak ada tanda dan gejala yang mendukung untuk

diangkat sebagai diagnosa, selanjutnya diagnosa yang muncul diagnosa

gangguan pola tidur muncul karena menjadi keluahan pada saat Tn. G dikaji.

Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan pustaka ada beberapa,

yaitu nyeri akut, defisit nutrisi, defisit pengetahuan (Black, Hawk, 2014).

Penulis mengangkat diagnosa keperawatan utama yaitu Nyeri akut yang

ditandai dengan Data Subjektif: Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang,

P: Saat bergerak, Q: Seperti ditusuk-tusukan, R: Dibagian ulu hati. S: Skala

5, T: intermiten. Data Objektif: Pasien tampak meringis. Terdapat nyeri ulu

hati. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam, TTV yakni TD:

120/85 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5˚ C.

Menurut Abraham Maslow, dalam teorinya terdapat lima tingkatan

kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Tingkatan kebutuhan

tersebut diawali oleh kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisiologi manusia,

kebutuhan rasa aman, kebutuhan merasakan kasih sayang, kebutuhan

mendapatkan pencapaian, dan tingkat paling atas adalah kebutuhan

mengaktualisasikan diri. Nyeri termasuk dalam kebutuhan tingkat dasar

yang kedua yaitu kebutuhan untuk senantiasa merasa aman (Maslow, 2012).

Sesuai dengan pendapat Nursalam (2015) diagnosa keperawatan

adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensial Pasien

dalam masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan kompetensi


50

untuk mengatasinya. Penulis menegakkan diagnosa tersebut berdasarkan

data-data yang diperoleh pada keadaan di lahan praktek. Penulis

memprioritaskan nyeri akut sebagai diagnosa utama karena apabila tidak

ditangani dengan segera akan menimbulkan ancaman.

Tidak semua diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka muncul pada

tinjauan kasus atau pada kasus nyata, karena diagnosa keperawatan pada

tinjauan pustaka merupakan diagnosa keperawatan pada Pasien dengan

diagnosa Gastritis secara umum sedangkan pada kasus nyata diagnosa

keperawatan dise suaikan dengan kondisi Pasien secara langsung.

3. Intervensi (Perencanaan)

Intervensi keperawatan adalah segala treatment atau tindakan yang

dikerjakan oleh perawat yang di dasarkan pada pengetahuan dan penilaian

klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (SIKI, 2020).

Dalam merencanakan tindakan yang tepat diperlukan terlebih dahulu adalah

menyesuaikan rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa yang telah

ditetapkan dan menentukan capaian luaran yang diharapkan.

Dalam pemilihan intervensi keperawatan, penulis memilih tindakan

yang sesuai dengan penatalaksanaan yang sering dilakukan di rumah sakit.

Intervensi yang diberikan pada Tn. G sebagian besar memiliki persamaan

dengan intervensi dalam asuhan keperawatan teori. Penentuan intervensi

keperawatan juga harus mempertimbangkan beberapa hal di antaranya

kemampuan pelaksanaan intervensi, kemampuan perawat, ketersediaan

fasilitas, serta kondisi Pasien serta efektivitas dan efisiensi terapi yang

diberikan.
51

Sebelum menentukan perencanaan keperawatan, perawat terlebih

dahulu menetapkan tujuan. Dalam hal ini tujuan yang diharapkan pada

Pasien dengan nyeri akut yaitu: Tidak mengeluh nyeri, tidak meringis, tidak

bersikap protektif, tidak gelisah, tidak mengalami kesulitan tidur, frekuensi

nadi membaik, melaporkan nyeri terkontrol, kemampuan mengenali onset

nyeri meningkat, kemampuan mengenali penyebab nyeri meningkat, dan

kemampuan menggunakan teknik non-farmakologis. Setelah menetapkan

tujuan dilanjutkan dengan perencanaan keperawatan. Rencana keperawatan

pada Pasien dengan nyeri akut antara lain: pemberian analgesik dan

manajemen nyeri : genggam jari.

Perencanaan keperawatan yang disusun oleh penulis untuk mengatasi

diagnosa utama adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun, dengan kriteria hasil : Keluhan

nyeri menurun, tampak meringis menurun, sikap protektif Pasien menurun,

gelisah menurun: Manajemen nyeri : Observasi : (1) Identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, (2) Identifikasi

skala nyeri, (3) Identifikasi respon nyeri non verbal. Terapeutik : (1) Berikan

teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya TENS,

hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback , relaksasi genggam jari,

terapi pijat, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi

bermain), (2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan), (3) Fasilitasi istirahat dan tidur,

Edukasi : (1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, (2) Ajarkan

teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, Kolaborasi :


52

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu. Penetapan intervensi

keperawatan dalam asuhan keperawatan pada Tn. G ini menggunakan

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI) sehingga tidak

diragukan lagi keabsahannya.

Faktor pendukung yang penulis dapatkan saat menentukan diagnosa

keperawatan adalah kelengkapan data yang didapatkan oleh penulis

sehingga mempermudah penulis untuk menegakkan diagnosa keperawatan.

Sedangkan faktor penghambat yang penulis dapatkan adalah kurangnya

informasi yang diperoleh dari data rekam medis Pasien.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang

dikerjakan oleh perawat untuk mengimplemtasikan intervensi keperawatan

(SIKI, 2020). Diharapkan setelah tindakan keperawatan telah dilaksanakan

permasalahan Pasien dapat berkurang atau selesai.

Tindakan non farmakologis yang diberikan pada Tn. G pada tanggal 20

Desember 2021 untuk mengurang nyeri adalah mengajarkan tehnik

genggam jari. Sesuai dengan pendapat Fang et al (2017) yang menjelaskan

bahwa relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi yang sangat

sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan

dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita. Teknik

relaksasi genggam jari bertujuan mengendalikan dan mengembalikan

emosi yang akan membuat tubuh menjadi rileks. (Pinandita, 2012).

Dari implementasi yang telah dilakukan, maka penulis melakukan

evaluasi data Data Subjektif: Pasien mengatakan nyeri pada area ulu
53

hatitidak ada lagi. Data Objektif: Pasien tidak meringis lagi. Tidak ada nyeri

ulu hati. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam, TTV yakni

TD: 120/80 mmHg, N: 78x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,2˚ C.

Faktor pendukung yang penulis dapatkan pada saat implementasi

adalah pasien dan keluarga sangat kooperatif sehingga memudahkan penulis

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada Pasien. Intervensi dapat

dilaksanakan semua sesuai dengan rencana yang sudah disusun oleh

penulis. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya sarana dan

prasarana dari rumah sakit untuk mendukung proses implementasi

keperawatan yang diberikan.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir proses keperawatan, dimana perawat

mengkaji ulang keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan.

Penilaian evaluasi memudahkan perawat melihat hasil capaian yang sudah

dilakukan untuk mengetahui keberhasilan terapi yang diberikan. Tahap

evaluasi merupakan waktu tepat bagi perawat untuk memonitor yang terjadi

selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi

intervensi (Nursalam, 2014).

Sedangkan evaluasi asuhan keperawatan menurut Dinarti, dkk (2013),

menjelaskan bahwa didokumentasikan dalam bentuk SOAP (Subjektif)

dimana perawat menemui keluhan Pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan, O (Objektif) adalah data yang berdasarkan

hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung pada Pasien dan

yang dirasakan Pasien setelah tindakan keperawatan, A (Assesment) yaitu


54

interpretasi makna data subjektif dan objektif untuk menilai sejauh mana

tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan tercapai. Dapat

dikatakan tujuan tercapai apabila Pasien mampu menunjukkan perilaku

sesuai kondisi yang ditetapkan pada tujuan, sebagian tercapai apabila

perilaku Pasien tidak seluruhnya tercapai sesuai dengan tujuan, sedangkan

tidak tercapai apabila Pasien tidak mampu menunjukkan perilaku yang

diharapkan sesuai dengan tujuan, dan yang terakhir adalah planning (P)

merupakan rencana tindakan berdasarkan analisis. Jika tujuan telah dicapai,

maka perawat akan menghentikan rencana dan apabila belum tercapai,

perawat akan melakukan modifikasi rencana untuk melanjutkan rencana

keperawatan Pasien. Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses.

Implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana asuhan

Evaluasi pada Tn. G pukul 16.00 pada tanggal 20 Desember 2021. Respon

Subjektif: Pasien mengatakan nyeri pada area ulu hatitidak ada lagi. Respon

Objektif: Pasien tidak meringis lagi. Tidak ada nyeri ulu hati. Pasien dapat

melakukan teknik relaksasi genggam jari. Titik-titik refleksi pada tangan

akan memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada saat

genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang

kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan

diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh

yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan dijalur energi menjadi

lancar (Wijayanti & Dirdjo, 2015). Kemudian penulis memberi pujian atas

keberhasilan yang sudah dilakukan oleh Pasien dan keluarga selama

pemberian proses asuhan keperawatan ini.


55

Penulis mengangkat tiga masalah keperawatan, antara lain nyeri akut,

gangguan pola tidur, dan defisit pengetahuan. Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama tiga hari penulis melakukan evaluasi keperawatan dan

didapatkan hasil bahwa dari ketiga masalah semua yaitu nyeri akut,

gangguan pola tidur, dan defisit pengetahuan. Masalah keperawatan terasi

semua karena kondisi Pasien itu tidak membutuhkan waktu mengatasinya.

B. Pembahasan Proses Praktik Profesi dalam Pencapaian Target Kompetensi

1. Kesempatan Praktik Profesi Pada Bidang Keperawatan. Pencapaian yang

didapatkan dari pemberian asuhan keperawatan pada Tn. G ialah penulis dan

menjalankan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan

memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui

proses keperawatan sehingga dapat menyimpulkan diagnosa keperawatan

agar dapat merencanakan tindakan keperawatan untuk diimplementasikan,

kemudian dapat di evaluasi tingkat perkembangannya.

2. Peran perawat professional dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

dilakukan dari hal yang sederhana sampai dengan kompleks. Penulis juga

menjalankan peran sebagai edukasi. Peran edukasi dilakukan dengan

mengajarkan Pasien melakukan relaksasi napas dalam untuk mengurangi

rasa nyeri, kemudian mengajarkan keluarga membantu melakukan

perawatan diri mandi untuk menjaga kebersihan diri Pasien.

3. Target kompetensi yang didapatkan penulis sesuai dengan tujuan awal

dilakukan penulisan karya ilmiah akhir adalah memperoleh pengalaman

dengan menerapkan asuhan keperawatan pada Pasien dengan gastritis


56

melalui tahapan pengkajian dan diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi serta evaluasi kesehatan. Pemberian asuhan keperawatan

dalam karya ilmiah akhir ini, penulis dapat melakukan dengan baik dan tanpa

hambatan yang begitu sulit karena didukung dengan proses keperawatan

yang sesuai dengan konsep yang didapat.


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan yang ditulis merujuk pada masalah dan tujuan penulisan.

Bagaimana teori diterapkan dalam situasi yang nyata serta hasil yang diperoleh,

hambatan atau kemudahan yang dialami. Saran adalah usulan operasional yang

diajukan untuk mengatasi atau mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada

saat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. G sesuai dengan apa saja yang

dijelaskan dalam kesimpulan.

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan dalam menyusun karya

ilmiah akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya :

1. Hasil pengkajian ditemukan Tn. G mengeluh nyeri pada daerah ulu hati.

karakteristik nyeri : P : saat bergerak, Q : di tusuk-tusuk, R : ulu hati, S :

5 (sedang), dan T : Intermiten (hilang datang). Pasien tampak meringis.

Terdapat nyeri ulu hati. Pasien juga mengatakan susah tidur pada malam

hari. Pasien mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam pada malam hari.

Pasien tampak lelah. Pasien memiliki kantong mata warna hitam. Pasien

menguap, selanjutnya pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang

dideritanya. Pasien dan keluarga sering bertanya-tanya tentang penyakit.

Pasien tampak binggung.

2. Diagnosis keperawatan pada Tn. G yang penulis dapatkan pada asuhan

keperawatan pada Tn. G dengan gastritsi penulis menegakkan 3 diagnosa

keperawatan yaitu nyeri akut, gangguan pola tidur, dan defisit pengetahuan.

57
58

3. Perencanaan keperawatan pada Tn. G dengan nyeri akut adalah Manajemen

nyeri : Observasi : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri, Identifikasi respon nyeri

non verbal. Terapeutik : Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi

rasa nyeri: relaksasi genggam jari, Kontrol lingkungan yang memperberat

rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan), Fasilitasi istirahat

dan tidur, Edukasi : Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, Ajarkan

teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

4. Melaksanakan intervensi keperawatan pada Tn. G dengan nyeri akut adalah

Manajemen nyeri: mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi

faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, monitor efek samping

analgetik, memberikan teknik nonfarmakologi : mengajarkan tehnik

genggam jari untuk mengurangi rasa nyeri.

5. Hasil Evaluasi keperawatan pada tahap akhir tanggal 22 Desember 2021,

didapatkan ketiga diagnosa keperawatan yang diangkat pada Tn. G setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama proses keperawatan 3 hari

menunjukkan bahwa teratasi semua yaitu Nyeri akut berhubungan dengan

Agen pencedera fisiologis, Gangguan pola tidur berhubungan dengan

hambatan lingkungan, dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang

terpapar informasi.

6. Proses praktik profesi dalam pencapaian target pelaksanaan tindakan

keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pada asuhan


59

keperawatan, kondisi pasien serta sarana prasarana yang ada di rumah sakit

dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu mengarah pada tujuan yang

akan dicapai dan melibatkan kerjasama yang baik dengan pasien dan

keluarga. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. G tidak ditemukan

faktor penghambat dikarenakan kerjasama yang terjalin antara perawat, tim

kesehatan lainnya, Pasien dan keluarga yang memegang peranan penting

sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan lancar dan optimal.

B. Saran

1. Bagi Profesi

Hasil studi kasus ini bagi profesi perawat dapat meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan terutama dalam menerapkan asuhan keperawatan

penyakit Gastritis.

2. Bagi Penulis

Hasil studi kasus ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu pengetahuan

yang di dapat di bangku kuliah yaitu penerapan teknik gengggam jari untuk

menurunkan nyeri pada penderita gastritis. Tindakan ini mudah dan efektif

menurunkan nyeri secara mandiri dapat dilakukan di rumah atau di lahan

praktek.

3. Bagi Pasien dan keluarga

Hasil studi kasus ini bagi keluarga pasien diharapkan dapat merawat
anggota keluarga yang menderita penyakit gastritis, dengan menerapkan
tindakan relaksasi genganm jari sehingga nyeri yang dirasakan dapat
berkurang. Tindakan ini mudah dan efektif menurunkan nyeri dan dapat
dilakukan secara mandiri di rumah dengan sendiri atau dampingi oleh
keluarga.
60

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M., Hawks, Jane Hokanson. (2014). Keperawatan Medikal Bedah.
Singapura: Elsevier.
Dewit, Susan C, Stromberg, Holly, Dallred, Carol. ( 2016). Medical Surgical
Nursing : Concept and Practice. Philadelphia : Elsevier.
Dirksen, Lewis, Sharon L. Bucher, Linda. Heikemper, Margaret M., Shannon
Ruff.(2011). Clinical Companion to Medical-Surgical Nursing. Missouri :
Elsevier Mosby.
Fang, Wen-Jie et. al. (2017). Chinese Herbal Decoction As A Complementary
Therapy For Atrophic Gastritis : A Systematic Review And Meta-Analysis.
Diakses Juli 2022.
Finkel R. ( 2012). Lippincott’s Illustrated Review Pharmacology. Pliladelphia:
Williams & Wilkins.
Gustin, RK. (2012). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis
pada Pasien Berobat Jalan dipuskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi
2012. Bukit tinggi. Diakses Juli 2020.
Hirlan. (2014). Gastritis Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Indayani. (2018). Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya ( Carica Papaya )
Terhadap Tingkat Nyeri Kronis Pada Penderita Gastritis Di Wilayah
Puskesmas Mungkid. STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Diakses Juli
2022.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: Riskesdas.
Diakses Juli 2022.
Mansjoer, Arief. (2012), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media
Aesculapius.
Mubarak, I.W., et al., (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar (Buku 1).
Salemba Medika : Jakarta.
Muttaqin, Arif. (2012). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta : Salemba Medika.
NANDA. (2015). Buku Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan.
Diagnosa dan Nanda NIC NOC Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction.
Nursalam. (2014). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
61

Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. (2012). Pengauh teknik relaksasi genggam
jari terhadap penurunan intensits nyeri pada pasien pot operasi laparatomi.
Jurnal ilmiah kesehatan keperawatan. Diakses Juli 2020.
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2012). Fundamentals of
nursing.St. Louis. Missouri: Elsevier Mosby.
Price SA, Wilson LM. (2012). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit,
edisi ke-6. Jakarta: EGC.
Rahayuningsih, T. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Rendy, M. C dan Margareth. (2015). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit dalam, Yogyakarta : Nuha Medika.
Rogayah. (2017). Pengaruh Tehnik Relaksasi Otogenik Dan Distraksi
Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Pada Penyakit Gastritis Di Rs . Sukmul
Sisma Medika Dan Rs. Harum Sisma Medika Jakarta. Diakses Juli 2022.
Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada. (2021). Data Rekam Medis .Angka
Kejadian Gastritis 2021. Diakses Juli 2021.
Sukarmin. (2012). Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1. Jakarta: PersatuanPerawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1. Jakarta: PersatuanPerawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1. Jakarta: PersatuanPerawat Indonesia.
WHO. (2015). WHO Gastritis. Diakses Juni 2022.
Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis Praktik Klinik Keperawatan
Pada Pasien Gastritis Dengan Pemberian Relaksasi Nafas Dalam Dan
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Akut Akibat Gastritis Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2015. Diakses Juli 2022.
Wijoyo, A. S. (2012). Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Dewasa Teori
dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.
62

Lampiran 1
RIWAYAT HIDUP

4x6

Nama lengkap : Rostina


Nama Panggilan : Ros
Tempat/ tanggal lahir : Nanga Lidi, 1 Oktober 1997
Agama : Islam
Alamat : Jln. Parit Haji Mukksin 2, Villa Anugrah Resident
Hobbi : Olah raga
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Status Dalam Keluarga : Anak ketiga dari empat saudara
Nama Ayah : H. Abdul Hamid
Nama Ibu : Nur Baiti
Email : rostina 927@gmail.com
Facebook : Ros
Motto : Percayalah, semua akan wisuda pada waktunya
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 15 Gurung Ulak ( lulusan 2011 )
2. SMPN 03 Hulu Gurung ( lulusan 2014 )
3. SMAN 01 Hulu Gurung ( lulusan 2017 )
4. S1 Keperawatan STIK M uammadiyah Pontianak ( sekarang ).

Anda mungkin juga menyukai